BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996:4) mendefinisikan komunikasi “A process by which a source transmits a message to a receiver through some channel” (komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran). Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (1949) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. 1 Dalam sumber lain, komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
1
Wiryanto,op.cit., 6-7
9
10
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala. Bentuk komunikasi seperti ini dapat disebut menggunakan bahasa non verbal.
2.1.2. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi secara umum adalah tercapainya kesamaan pengertian terhadap pesan yang disampaikan.Menurut Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu 2. Mempengaruhi perilaku seseorang 3. Mengungkapkan perasaan 4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain 5. Berhubungan dengan orang lain 6. Menyelesaian sebuah masalah 7. Mencapai sebuah tujuan 8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik 9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain2
2
Arni Muhammad.Komunikasi Organisasi.Bumi Aksara.Jakarta.2008.hal 4-5
11
2.1.3. Fungsi Komunikasi
Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah:
1. Informasi, yaitu pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini serta komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi
(pemasyarakatan),
yaitu
penyediaan
sumber
ilmu
pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif dalam masyarakat. 3. Motivasi, yaitu menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,
mendorong
kegiatan
individu
dan
kelompok
berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan Diskusi, yaitu menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan buktibukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar
12
masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal. 5. Pendidikan, yaitu pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan
intelektual,
pembentuk
watak
dan
pendidikan
keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan kebudayaan, yaitu penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang, membangunkan imajinasi serta mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya. 7. Hiburan, yaitu penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan image dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olah raga, permainan, dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok, dan individu. 8. Integrasi, yaitu menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain. 3
2.1.4. Proses Komunikasi Menurut Arun Monappa dan Mirza S. Saiyadain, komunikasi berarti menjelaskan ide-ide dan informasi kepada orang lain. Agar komunikasi itu lain yang dapat berlangsung, komunikasi itu harus mulai dari seorang individu dan disampaikan kepada orang yang menerimanya 3
Ibid.
13
dan menjawabnya. Dengan mengirimkan atau menyampaikan pesan saja tidak melengkapi proses komunikasi. Pengirim dapat menggunakan bahasa, isyarat-isyarat atau tindakan-tindakan untuk menyampaikan suatu pesan. Penerima dapat menerimanya dengan mendengarkan, mengadakan reaksi atau hanya mengamati. Bagaimana pun juga proses komunikasi mengandung tiga hal, Komunikator (pengirim), Komunikan (penerima) dan Pesan. 4
2.2. Strategi Komunikasi dalam Pendidikan Salah satu definisi mengenai strategi muncul dari seseorang penulis Yunani
kuno
bernama
Xenophon
menyatakan
strategi
sebagai
pengetahuan tentang urusan yang hendak dilaksanakan. Definisi tersebut menegaskan bahwa strategi membutuhkan pengetahuan tentang urusan atau masalah tertentu, tujuan yang ingin dicapai di masa depan dan orientasi tentang aksi. Berdasarkan definisi tersebut, strategi menitik beratkan pada hubungan antara kepemimpinan dan pembuat strategi. 5
Mac Millan dan Tampoe selanjutnya mendefinisikan strategi sebagai ide-ide atau tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan di masa datang.Pengertian tersebut menggaris bawahi pentingnya strategi untuk
4 5
Moekijat. Teori Komunikasi. Penerbit Mandar Maju/1993/Bandung.hal 182 Hug Macmillan dan Mahen Tampoe.Strategic Management.New York Oxford Univ.Press 2001. Hal 13
14
masa depan organisasi serta pentingnya tindakan yang efektif untuk memperoleh pengertian tentang tujuan organisasi tersebut. 6
Cutlip, Center dan Broom mendefinisikan strategi sebagai penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang suatu organisasi, pengambilan rangkaian tindakan dan pengalokasian sumber daya yang perlu untuk melaksanakan rencana perusahaan. 7
Rowe et al memberikan pernyataan sebagai berikut, mengenai manajemen strategis yang menyiratkan, bahwa manajemen strategis merupakan usaha organisasi untuk menyesuaikan diri dengan likngkungan. Sedangkan Iriantara menyebutkan, manajemen strategis adalah proses untuk menyelaraskan kemampun internal organisasi dengan peluang dan ancaman yang dihadapi dalam lingkugan. 8
Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, stratēgos. Adapun stratēgos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer' pada jaman demokrasi Athena.Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah "kemenangan". Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali 6
Ibid.14 Cutlip,Scott M, Allen H Center dan Glen M. Broom. Effective Public Relations:Meerancang dan melaksanakan Kegiatan Humas dengan sukses. Edisi 8 Penterjemah ch. Renata Pohan. Jakarta PT.Indeks Kelp. Gramed 2005. Hal 292 8 Iriantara Yosal.Manajemen Strategis Public Relations.Jakarta.Ghalia Indonesia.2004.hal 12 7
15
mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".
Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll.
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan secara efektif yang terbaik. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi,yaitu: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang terbaik. 9
Di dalam dunia komunikasi, strategi berarti rencana menyeluruh dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi. Perencanaan mencetuskan operasionalisasi dari kegiatan yang sedang berlangsung. Masalah strategi banyak dikaitkan dengan istilah metode, teknik dan taktik. Ketiga istilah ini sebenarnya masih dalam lingkungan strategi hanya saja lebih memiliki arti lebih praktis, sempit dan rinci. 10
9
Iman Mulyana.Mengupas Konsep Strategi.Jakarta.2007 Pawit M. Yusup.Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional.PT. Remaja Rosdakarya.Bandung.1990. hal 74-75 10
16
Menyusun sebuah strategi komunikasi adalah suatu seni, bukan sesuatu yang ilmiah, dan ada banyak cara pendekatan yang berbeda untuk melakukan tugas ini. Strategi komunikasi juga dapatditerapkan untuk proyek terpisah dalam rencana kwartalan atau bulanan, atau dapat menunjuk ke strategi komunikasi di luar rencana periodik tersebut atau di bawah strategi organisasi yang menyeluruh. 11
Berdasarkan
pengertian
dari
strategi
diatas,
tujuan-tujuan
komunikasi dalam hal ini bisa bermacam-macam, bergantung pada medan komunikasi yang disentuhnya. 12 Pada umumnya, tujuan dari strategi adalah tindakan untuk mencapai tujuan berdasarkan sasaran yang telah dibuat atau direncanakan. Agar selaras antara perencanaan dan pelaksanaan perlu mempertimbangkan pula kemampuan dengan peluang dan ancaman yang dapat menggagalkan rencana.
Dalam komunikasi, strategi berarti rencana menyeluruh dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi. Sedangkan strategi komunikasi adalah perencanaan yang menyeluruh tentang kegiatan komunikasi. Strategi banyak dikaitkan dengan istilah metode, teknik dan taktik. Istilah tersebut mempunyai arti lebih praktis, sempit dan rinci. Sedangkan dalam pendidikan lebih dikenal dengan strategi instruksional yaitu pendekatan menyeluruh atas proses belajar dan mengajar dalam sistem instruksional. 13 Pada sekolah menengah dan dasar, metode yang digunakan lebih 11
http://www.mediatrust.org/training-events/training-resources/online-guide Pawit M. Yusup,op.cit.,74 13 Ibid.91-92 12
17
sederhana, seperti mendengarkan penjelasan dari pengajar, tanya jawab, diskusi dan presentasi. 14
2.2.1 Metode dalam Strategi Instruksional Dalam pendidikan formal, proses belajar mengajar sebagian besar terjadi karena proses komunikasi, baik komunikasi secara intrapersonal yaitu dengan proses berpikir,mengingat dan mengindera serta secara antarpersona yaitu adanya idea tau gagasan informasi seseorang kepada orang lain. Metode yang digunakan dalam strategi instruksional oleh komunikator
berbeda-beda tergantung pada
tingkatan pendidikan.
Misalnya untuk tingkatan pendidikan perkuliahan, metode yang digunakan lebih banyak adalah berdiskusi, mendengarkan ceramah, seminar, simulasi dan kuliah lapangan. Sementara pada tingkatan pendidikan Kegunaan tujuan instruksional memungkinkan pengajar tahu secara tepat tingkah laku siswa terhadap materi yang akan disampaikannya, sehingga pengajar dapat menentukan metode mengajar yang tepat untuk keberhasilan siswanya.
Tujuan
instruksional
juga
membantu
pengajar
dalam
mengevaluasi, seperti membuat pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian Long dan Huck (1982) membuktikan bahwa jika pengajar pada awalnya memberitahukan kepada siswa tujuan mata pelajaran yang diberikan, siswa
14
Ibid. 93
18
akan menghabiskan waktu untuk memusatkan perhatian pada hasil yang diharapkan. 15
2.2.2 Satuan Acara Pelajaran (SAP) sebagai Acuan Mengajar Menurut Slameto (1995: 29) mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Adapun defenisi lain di negara-negara modern yang sudah maju mengatakan bahwa mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Definisi ini menunjukkan bahwa yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa. Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada siswa. Mengajar didefinisikan oleh Sudjana (2000: 37) sebagai alat yang direncanakan
melalui
pengaturan
dan
penyediaan
kondisi
yang
memungkinkan siswa melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin.
Pasaribu
(1983:
7)
mengajar
adalah
suatu
kegiatan
mengorganisir (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak
15
Sri Esti Wuryani Djiwandono. Psikologi Pendidikan.Grasindo, Jakarta, 2006 hal 207
19
didik, agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang optimal. 16 Mengetahui tujuan mengajar sama dengan tujuan dari komunikasi pendidikan, yaitu dapat terlihat dari seberapa efektif kah komunikasi yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan pendidikan adalah khusus atau khas, yakni meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya sampai dapat merubah cara pandang
dan pikir
siswa.
Perubahan tersebut
adalah perubahan
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang bersifat menetap.17 Proses belajar mengajar akan terjadi bila terdapat unsur pengajar (komunikator), ilmu / informasi yang di sampaikan (pesan), siswa (komunikan) penerima pesan, media yang digunakan baik media sederhana berupa gambar sampai media elektronik dan adanya feed back atau tanggapan dari hasil proses penyampaian informasi tersebut.18 Berdasarkan penjelasan diatas, sasaran mengajar adalah pada siswa (komunikan). Dalam pelaksanaan mengajar, setiap pengajar harus memiliki acuan atau yang disebut dengan Satuan Acara Pelajaran (SAP). Tujuan dari pembuatan SAP adalah sebagai pedoman bagi seorang komunikator (pengajar) dalam melakukan kegiatannya mengkomunikasikan ide atau gagasannya kepada sasaran. Pola SAP ini dibuat untuk satu paket program 16
Syair79wordpress200803.mengajar.pdf. hal.1. Effendy, op.cit. 101 18 Ibid 17
20
lengkap selama beberapa kali waktu pertemuan ataupun hanya untuk sekali penampilan dalam satu semester.19 Dalam Satuan Acara Pelajaran terdapat mata pelajaran yang akan diajarkan oleh pengajar kepada siswanya. Pelajaran dalam tingkat pendidikan sekolah dasar yang utama adalah Bahasa, Sains dan Matematika. Ketiga mata pelajaran tersebut memiliki metode pengajaran yang sangat berbeda. Berikut contoh table acuan SAP. Kolom- kolom yang tersedia dapat disesuaikan dengan kebijakan dari sekolah masing-masing.
Bidang ilmu:
Sasaran:
Subbidang ilmu:
Penulis: Tabel 1. Satuan Acara Pelajaran
No
Pokok
Tujuan
Tujuan
Pokok-
Media
bahasan
Instruksion
Instruk
pokok
yang
al umum
-sional
materi
digunakan
Waktu
Evaluasi
Sumber bacaan
khusus
Metode dan konsep yang digunakan dalam mengajar disesuaikan dengan tingkat pengajaran. Pada prinsipnya, setiap pengajar memiliki cara yang berbeda-beda berdasarkan pengalaman mengajar yang telah mereka lewati. Umumnya, metode mengajar yang digunakan untuk siswa kelas 1
19
Pawit,op.cit., 93-94
21
adalah belajar dan bermain. Proses pemahaman materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Kemampuan memahami setiap individu berbeda-beda. Pada dasarnya individu akan belajar lebih cepat memahami sesuatu melalui penglihatan sebesar 83%, mengingat informasi sebesar 90% melalui perilaku serta apa yang kita katakan pada saat yang bersamaan, sementara untuk mengingat instruksi individu lebih mengingatnya dalam jangka waktu 3 jam kemudian sebesar 85% dan dalam jangka waktu 3 hari kemudian sebesar 65% dengan cara memberi tahu informasi tersebut dan memperlihatkan secara nyata dan jelas.20 Berdasarkan data tersebut, siswa akan lebih mudah mengingat informasi dengan apa yang ia lihat dan ia ucapkan. Dengan demikian metode yang diterapkan di dalam kelas melalui penjelasan mengenai materi yang akan disampaikan, kemudian untuk pemahaman berikutnya pengajar memberikan permainan yang berkaitan dengan materi sehingga siswa benar-benar mengerti dan memahami materi yang diberikan di dalam kelas. Setelah pengayaan dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas, siswa akan mulai mengevaluasi kemampuan mereka melalui lembar evaluasi, tanya jawab yang telah disiapkan oleh pengajar. Konsep pembelajaran active learning di kelas 1 dapat diterapkan. Pengajar berperan sebagai fasilitator, membimbing, menunjukkan jalan
20
Giblin, Les. Skill with People.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2002 hal A-C
22
dengan memperhitungkan kepribadian siswa. Sementara kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada siswa.
Teknik mengajar yang kita gunakan dalam suatu kondisi berbedabeda.Kebanyakan dari pengajar masih menggunakan metode pengajaran yang terpusat pada guru, biasanya berasal dari turun temurun (metode lama) atau karena kurangnya informasi/pengetahuan tentang psikologi perkembangan pendidikan. Sementara ada pengajar yang menggunakan metode pengajaran yang terpusat pada siswa. Pengajaran dengan menggunakan metode ini dapat diterapkan di Amerika Utara atau Eropa, sementara bila metode ini digunakan di Asia masih terlalu dini 21.
Ketika mengamati kelas, pengajar berusaha menciptakan suasana mengajar yang nyaman dan bersahabat kepada siswanya.Sangat normal bahwa setiap pendekatan yang dilakukan memiliki nilai untung dan rugi karena
sangat
bergantung
dari
situasi
dan
kondisi
lingkungan
mengajar.Dengan demikian kita perlu menggambar ide-ide dari beberapa standar pendekatan yang ada dan menambah ide-ide yang berasal dari pengalaman mengajar yang dimiliki oleh pengajar.Oleh karena itu, metodemetode yang dipilih harus dapat dikombinasikan22.
Berdasarkan metode yang ada pada buku Techniques and Principles in Language Teaching, terdapat empat metode yang dapat diterapkan di
21 22
Paul David, Teaching English to Children in Asia, Longman Asia ELT,2003,Prakata ii Ibid. 2
23
Asia, yaitu Content-based, Task based Instruction, Cooperative Learning and Multiple intelligences. Setiap metode memiliki kemampuan dalam menyampaikan informasi secara berbeda,dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari tempat mengajar, ruang kelas, jumlah siswa, sarana dan prasarana yang ada pada sekolah dan kebudayaan yang terdapat pada lingkungan sekitar. Pada dasarnya, pengajar harus memiliki kemampuan dan pengalaman dalam menganalisa situasi, sehingga seorang pengajar dapat dengan cepat dan tanggap menerapkan teknik atau metode mengajar yang sesuai dengan kondisi tersebut 23
Seorang pengajar memiliki penilaian tentang subjek pelajarannya, apa itu pelajaran, apa itu kebudayaan dan siswa-siswa anda di kelas, siapa mereka, dan bagaimana cara mereka belajar.Anda juga memiliki penilaian mengenai cara mengajar dan dengan cara apa anda dapat membantu siswa untuk memperoleh pembelajaran yang tepat24.
Content-based and Task-based Instruction pada teknik mengajar dengan menggunakan metode ini, siswa di harapkan dapat berperan aktif dalam mencari informasi. Penjelasan yang diberikan oleh pengajar merupakan bagian awal atau introduction atau key words untuk siswa dalam menganalisa informasi yang diserap selama proses belajar berlangsung. Setelah kegiatan menjelaskan secara general, siswa mengolah informasi tersebut dalam sebuah kelompok kecil dan mulai melakukan 23
Larsen Diane-Freeman, Techniques and Principles in Language Teaching. Second edition, Oxford University press, hal 1 24 Ibid 2
24
role play. Tujuan dari role play ini agar siswa dapat mengulang materi/informasi yang telah mereka olah untuk membuat pertanyaan dan kemudian membuat menjadi suatu kesimpulan yang lebih mudah untuk dipahami sesuai dengan bahasa serta kosakata yang dimiliki oleh siswa. 25
Task Based Instruction adalah salah satu teknik yang dapat membantu dalam proses belajar bagi sekolah yang menggunakan dua bahasa, pengajar memulai aktivitas setelah introduction dengan latihan dan observasi pada aktivitas kelas.Communicative Learning Teaching dibuat untuk melatih siswa untuk dapat membuat prediksi, bagaimana berkomunikasi secara efektif dalam mengungkapkan informasi yang mereka miliki dari text yang telah mereka baca dan pelajari26.
Dalam strategi mengajar akan melibatkan adanya pengetahuan, ketrampilan dan pengertian(pemahaman) dan berdasarkan hal tersebut ada tiga strategi dalam mengajar, yaitu Informing, Reinforcing, and Supporting Learning.27 Penjelasan lebih lanjut seperti dalam buku What Makes a Good Primary School Teacher? Expert Classroom Strategies, dari ketiga strategi pengajaran di kelas tersebut masing-masing strategi memiliki pendekatan yang berbeda-beda yang dapat disesuaikan dengan pelajaran yang sedang berlangsung di kelas.28
25
Ibid. 141 Ibid. 146 27 Gipps, Caroline, Bet McCallum and Eleanore Hargreaves, What Makes a Good Primary School Teacher? Expert Classroom Strategies, Routledge Falmer, Taylor & Francis Group, London and New York, 2000 hal 38 28 Ibid 39 26
25
2.2.3 Konsep Bilingual dalam Pelajaran Matematika dan Sains
Istilah kedwibahasaan.
bilingualisme Dari
istilah
dalam
bahasa
harafiahnya
sudah
indonesia dapat
disebut dipahami,
bilingualisme adalah penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Menurut Mackey 1962:12, Fishman 1957:73 secara sosiolinguistik, bilingualisme adalah penggunaan dua bahasa oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian. Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa itu.29
Materi Matematika dan Sains yang diterapkan tiap levelnya berbeda-beda, begitu juga dengan metode pengajarannya. Pada dasarnya untuk mata pelajaran matematika dan sains, siswa di tuntun untuk lebih memperhatikan materi, sehingga pada saat materi selesai di diskusikan, siswa dapat memahami secara jelas runutan konsep yang telah disampaikan dan dapat menunjukkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar di atas, dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan proses perubahan, sedangkan belajar merupakan proses pengaturan agar perubahan itu terjadi. Proses belajar
29
Abdul,op.cit., 84-85
26
mengajar untuk mata pelajaran matematika harus memperhatikan karakteristik matematika.
Sumarmo (2002: 2) mengemukakan beberapa karakteristik matematika yaitu : materi matematika menekankan penalaran yang bersifat deduktif materi matematika bersifat hirarkis dan terstruktur dan dalam mempelajari matematika dibutuhkan ketekunan, keuletan, serta rasa cinta terhadap matematika. Karena materi matematika bersifat hirarkis dan terstruktur maka dalam belajar matematika, tidak boleh terputus-putus dan urutan materi harus diperhatikan. Artinya, perlu mendahulukan belajar tentang konsep matematika yang mempunyai daya bantu terhadap konsep matematika yang lain. 30
Sedangkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains adalah program
untuk
menanamkan
dan
mengembangkan
pengetahuan
keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan pembelajaran sains secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di laboratorium, dengan demikian
30
Syair,op.cit.,3
27
Sains tidak saja sebagai produk tetapi juga sebagai proses. 31 Sains adalah penyerderhanaan dari kata Ilmu Pengetahuan Alam. Pada hakikatnya penamaan tidaklah mempengaruhi materi yang ada dalam buku panduan mengajar. Sedangkan Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang berhitung dari cara sederhana sampai cara yang memerlukan keahlian berhitung cepat.
Dalam proses belajar mengajar untuk mata pelajaran sains dapat menggunakan metode belajar interaktif. Dengan menerapkan kegiatan kerja kelompok (teamwork/grouping) sebagai salah satu upaya penyamaan informasi yang diterima oleh siswa dikelas bersama teman yang berada di dalam kelompok tersebut. Kurikulum berbasis kompetensi yang mulai diberlakukan di sekolah dasar dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran Sains. Disamping itu kurikulum berbasis kompetensi memberi kemudahan kepada pengajar dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar dengan melakukan (learning to do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be). 31
http://www.teknologipendidikan.net
28
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen, 1992). Meskipun siswa mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur sehingga kurang terfokus. Pengajar perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pelajaran sains yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen, 1992:48-50) salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya
sendiri
dengan
melakukan
kegiatan
observasi
(penyelidikan). Dengan cara tersebut akan melatih siswa menjadi kritis dan aktif belajar.