BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Pada tinjauan penelitian sebelumnya oleh Noval Novianti (2010) dengan judul: “Strategi Public Relation dalam mempertahankan eksistensi corporate image melalui opini publik”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh Public Relations PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mempertahankan eksistensi corporate image. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data utama penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer di dapat melalui kuesioner dan wawancara serta observasi pada saat pelaksanaaan kegiatan kerja penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen perusahaan maupun analisis dokumen dari instansi yang terkait dan pihak yang mendukung kelengkapan informasi yang dibutuhkan. Sumber data yaitu data kuantitatif yang diperoleh dengan melakukan sebaran kuesioner serta diperkuat dengan data kualitatif yaitu dengan wawancara kepada responden dan informan. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi public relations yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi citranya melalui serangkaian kegiatan internal, kegiatan eksternal, komunikasi dua arah yang dijalankan, serta strategi edukatif informatif yaitu dengan memberikan informasi kepada publik dengan fakta dan opini yang berada di pihak internal maupun eksternal. Pada hasil penelitian opini publik internal maupun ekternal, terlihat bahwa opini yang berkembang di kalangan internal dan eksternal adalah positif. Hal ini dikarenakan menurut responden internal PR
1
Indocement telah melakukan fungsi dan tugasnya dengan baik sehingga PR Indocement dapat mempertahankan posisinya di mata publik. Penelitian lainnya mengenai strategi public relation dilakukan oleh Dwitasari Diyanti (2012) dengan judul: “Strategi Marketing Public Relation Dalam Proses Rebranding”. Skripsi ini membahas strategi marketing public relation dalam Proses Rebranding pada perubahan apartemen Menara Salemba Batavia menjadi Menteng Square. Maksimalisasi kebutuhan baik untuk pengembang ataupun target pasar merupakan hal yang paling besar dalam melatarbelakangi proses Rebranding ini. Rebranding memberikan identitas baru yang dapat mengubah dan meningkatkan citra apartemen. Untuk mencapai tujuan tersebut Bahama Group menggunakan strategi marketing public relation dalam
proses
rebranding.
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
mengidentifikasi proses rebranding melalui strategi marketing public relation serta mengetahui sikap perusahaan dalam mengelola respon target pasar terhadap strategi tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data deskriptif kata-kata tertulis dan lisan, sehingga menghasilkan uraian mendalam mengenai strategi marketing public relation dalam rangka rebranding. Hasil penelitian menunjukan bahwa, strategi rebranding Menara Salemba Batavia berhasil dalam tingkat produk, akan tetapi kurang optimal dalam tingkat hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan pelanggan. Berdasarkan kedua penelitian tersebut, persamaan dengan penelitian ini adalah membahas tentang pentingnya strategi public relation dalam menjaga sebuah brand image yang baik suatu perusahaan dimata publik. Perbedaan
2
penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini lebih terfokus terhadap strategi dari public relations dalam membangun suatu brand image yang positif pada sebuah hotel ke masyarakat luas.
1.2 Tinjauan Konsep 1.2.1 Konsep Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai"the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.
Menurut
Morrisey
(1995),
Strategi
adalah proses
untuk
menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa depan. Dalam
menjalankan aktifitas
operasional setiap hari di perusahaan, para pemimpin dan manajer puncak selalu merasa bingung dalam memilih dan menentukan strategi yang tepat karena keadaan yang terus menerus berubah.
Anthony dan Govindarajan (1995) juga menambahkan bahwa strategi merupakan suatu proses manajemen yang sistematis yang didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan atas program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan sumber daya yang akan di alokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun mendatang (dalam Prasetyo dan Gomies, 2004). Hasil keluaran dari proses tersebut adalah rencana atau keputusan strategi.
3
Sedangkan menurut pendapat Stoner, Freeman dan Gilbert (2001) menjelaskan bahwa, “Konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan perspektif yang berbeda, yaitu:
1. dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intend to do), 2. dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does)”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu pemikiran/perencanaan yang akan dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang ingin di capai oleh suatu organisasi.
1.2.2 Konsep Public Relation Menurut Dr. Rex Harlow dalam Ruslan (2010) Public Relations (PR) adalah
fungsi
manajemen
yang
khas
dan
mendukung
pembinaan,
pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen
dalam
menghadapi
persoalan/permasalahan,
membantu
manajemen dalam mengikuti dan memenfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Menurut Seitel dalam Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2008) yang mengatakan bahwa public relations merupakan fungsi management yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu menajemen. PR
4
membantu management dalam menyampaikan informasi dan tanggapan terhadap opini publik. PR secara efektif membantu management memantau berbagai perubahan. Menurut Seitel PR sebagai fungsi management, mempunyai peran dalam membangun komunikasi yang efektif yaitu memberikan pengertian kepada publik agar mendapat dukungan positif sehingga terjalin kerjasama yang harmonis dan menguntungkan antara organisasi dengan publiknya. Dalam menangani masalah organisasi, PR berusaha menanggapi berbagai opini publik dengan menyampaikan informasi yang akurat untuk meyakinkan publik. Disamping itu PR secara efektif memantau berbagai perubahan yang terjadi disekitar organisasi. Hal ini dilakukan agar dapat melihat apakah perubahan tersebut berdampak positif atau negatif, apabila perubahan tersebut menunjukan hal positif seperti munculnya ide untuk memberi inovasi demi kemajuan organisasi maka perlu mendapat apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak. Namun, apabila perubahan tersebut menyimpang dari perencanaan sebelumnya dan berakibat negatif bagi organisasi sebaiknya diadakan koreksi untuk mencari solusi terbaik demi kemajuan organisasi. Cutlip, Center dan Brown (2008) mengungkapkan bahwa, “Public Relations adalah fungsi management secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan publiknya”. Cutlip, Center dan Brown menilai PR sebagai suatu fungsi management dimana definisi ini menekankan cara membangun hubungan kerjasama yang menguntungkan antara organisasi dengan publiknya. Jadi dalam PR itu terdapat suatu aktivitas untuk
5
mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan atau organisasi dengan
publiknya,
usaha
untuk
mengkomunikasikan
kesan
yang
menyenangkan, sehingga timbul opini publik yang positif terhadap perusahaan tersebut. Berikut adalah Fungsi Aktivitas PR yang dikemukakan oleh Rosady Ruslan (2005) dalam Suparmo (2011) : 1). Communicator Kemampuan sebagai communicator adalah segala kemampuan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan media cetak, elektronik, tatap muka, lisan dan lainnya. Selain itu juga kemampuan untuk bertindak sebagai mediator dan persuader. 2). Relationship Kemampuan di bidang relationship adalah kemampuan PR membangun hubungan
yang
positif
antara
organisasi/perusahaan/instansi
yang
diwakilinya dengan publik internal dan publik eksternal. PR juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan kerja sama dan toleransi di antara kedua belah pihak tersebut. 3). Back-up Management Kemampuan sebagai back-up management adalah kemampuan untuk melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional dan personalia. 4). Good Image Maker Kemampuan sebagai good image maker adalah kemampuan menciptakan citra atau publikasi yang positif. Kemampuan ini merupakan prestasi,
6
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama manajemen kehumasan organisasi/perusahaan/instansi. 5). Creator Kemampuan sebagai creator adalah kemampuan yang terkait dengan kewajiban
PR
menciptakan
berbagai
macam
program
organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan tujuan dan sasarannya. 6). Conceptor Kemampuan sebagai conceptor adalah kemampuan yang terkait dengan tugas PR menyusun dan menuliskan berbagai macam naskah yang diperlukan organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan writing skill-nya 7). Problem Solver Kemampuan sebagai problem solver adalah kemampuan PR sebagai bagian dari tatanan dan jajaran di dalam organisasi/perusahaan/instansi serta turut bertanggung jawab memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Public Relation adalah sebuah manajemen/departemen yang memegang peran penting dalam sebuah industri
sebagai jembatan komunikasi dengan
masyarakat untuk membina hubungan kerjasama yang baik agar tercipta citra yang baik pula pada perusahaan itu sendiri.
7
1.2.3 Konsep Strategi Public Relations Pada prakteknya public relations bertujuan untuk menegakkan citra positif yang menguntungkan bagi organisasi perusahaan dan mendorong
stakeholdernya
memberikan
kepercayaan,
kerjasama,
penghargaan, hubungan yang harmonis dalam bentuk dukungan terhadap organisasi atau perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan strategi kegiatan PR yang diarahkan pada upaya membentuk persepsi para stakeholder-nya. Karena strategi berkaitan dengan arah tujuan dan kegiatan jangka panjang suatu organisasi perusahaan. Strategi juga terkait dalam menentukan bagaimana suatu organisasi perusahaan menempatkan dirinya dengan mempertimbangkan keadaan sekeliling terutama terhadap para pesaingnya. Strategi merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan karena pada hakekatnya strategi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Perencanan strategis harus didasarkan pada pemahaman yang tepat terhadap persoalan kehumasan yang dihadapi oleh sebuah organisasi. Strategi public relations menurut Ahmad S. Adnanputra, seperti dikutip oleh Rosady Ruslan(2010) mengatakan pengertian strategi public relations adalah alternatif yang optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations. Sebagaimana diketahui sebelumnya, public relations/Humas bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu “citra yang menguntungkan” (favorable image) bagi organisasi/ perusahaan, atau produk barang dan jasa terhadap para stakehodersnya sasaran yang terkait
8
yaitu publik internal dan publik eksternal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka strategi kegiatan Humas/PR semestinya diarahkan pada upaya mengarap persepsi para stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka. Dengan demikian peran public relations dalam membangun citra tidaklah lengkap tanpa adanya sebuah perencanaan strategi public relations. Menurut Wasesa (2005) sebuah strategi publik relations yang tidak ditindak lanjuti dengan aktivitas riil dilapangan juga tidak akan membuahkan hasil, bahkan yang muncul adalah citra negatif terhadap pembuat program tersebut dan ini akan menurunkan kredibilitas kepercayaan publik. Menurut Firsan Novan (2011) Strategi Public Relation atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relation, adalah sebagai berikut. 1) Publications (publikasi), cara public relations dalam menyebarkan informasi, gagasan atau ide kepada khlayaknya melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh public. 2) Event
(acara),
Merancang
sebuah
event
yang
bertujuan
untuk
memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengharui opini publik. Berikut beberapa jenis event; a) Calendar events, meliputi kegiatan rutin yang diselenggarakan pada waktu tertentu, seperti menyambut hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun baru serta hari ulang tahun dan sebagainya.
9
b) Spesial events, event atau acara ajang yang sifatnya khusus dana dilaksanakan pada moment tertentu diluar acara rutin dari program kerja PR, seperti peluncuran produk baru, pembukaan kantor, pabrik baru, jalan baru, gedung baru, dan sebagainya. c) Momment event: event atau acara yang bersifat momentum atau lebih khusus lagi, misalnya menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga menghadapi millennium. 3) News (pesan/ berita), sebuah informasi
yang disampaikan kepada
khalayak melalui press release, news letter, bulletin dan lain-lain. Untuk itulah seorang PR harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas. 4) Corporate identity (citra perusahaan) adalah cara pandang khayalak kepada suatu perusahaan terhadap segala aktifitas yang dilakukannya. 5) Community Involvement (hubungan dengan khalayak) adalah sebuah relasi yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, share holder, media, masyarakat di sekita perusahaan, dll). Bertujuan untuk menciptakan citra yang positif bagi perusahaan. 6) Lobbying and negotiation (teknik lobi dan negosiasi), sebuah rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat public relations dalam rangka penyusunan budget yang dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadapan kelangsungan bisnis perusahaan. 7) Social Responsibility/ Corporate Social Responsibility (CSR) adalah wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Hal ini
10
akan meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Saat ini banyak perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktifitas yang harus dilakukan. Bentukanya beragam seperti peduli banjir, memberikan beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan lainnya. Berdasarkan berbagai definisi diatas dapat disimpulkan strategi public relations merupakan alternatif optimal yang dipilih untuk mencapai kemajuan perusahaan, dalam merumuskan dan menjalankan suatu strategi, public relations dituntut untuk mampu berkreasi dan berinovasi dalam membuat program-program yang mampu untuk membangun citra perusahaan, karena kemajuan perusahaan adalah tujuan yang harus dicapai public relations.
1.2.4 Konsep Brand Image Pengertian dari brand image adalah: ‘an impression created by brand messages and experiences and assimilated into a perception or impression og the brand” (Duncan, 2004) yang artinya suatu kesan yang diciptakan oleh pesan brand dan pengalaman yang diasimilasi ke sebuah persepsi atau kesan dari brand itu sendiri. Image suatu produk dikelola oleh sebuah perusahaan tidak terlepas dari pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung. Image yang bagus dapat memperkokoh brand suatu perusahaan begitupula image yang buruk akan berakibat fatal bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.
11
Brand image mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Menurut Kottler (2003) “image is the of beliefs, ideas, and impresssions that a person holds of an object”. Image adalah sekelompok kepercayaan–kepercayaan,
gagasan-gagasan
dan
kesan-kesan
yang
diperoleh seseorang terhadap suatuvobyek sehingga image sangat berpengaruh dalam pemasaran terhadap suatu produk atau jasa dimana kepercayaan, ide dan kesan konsumen terhadap suatu objek tersebut akan membuat konsumen tertarik dan mau membuat tindakan atas obyek yang berkesan bagi konsumen tersebut. Produk atau jasa harus memiliki image yang kuat sehingga memberikan kepercayaan, gagasan dan kesan yang baik pada konsumen. Menurut Kottler (1993) ada 3 faktor pembentuk brand image, yaitu: 1). Favorability of brand association adalah asosiasi merek dimana konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh merek akan dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka sehingga mereka membentuk sikap positif terhadap merek. 2). Strength of brand association adalah kekuatan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra merek. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang consumen secara aktif
12
menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen. Pentingnya asosiasi merek pada ingatan konsumen tergantung pada bagaimana suatu merek tersebut dipertimbangkan. 3). uniqueness of brand association adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu. Pengertian dalam (Rangkuti, 2002) Brand Image atau Brand Personality adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diketahui bahwa brand image merupakan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu. Manfaat Brand Image: Brand Image yang efektif akan mencerminkan tiga hal (Rangkuti, 2002) yaitu: 1.
Membangun karakter produk dan memberikan value proposition
2.
Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dari pesaing.
3.
Memberikan kekuatan emosional lebih dari kekuatan rasional. Ketika Brand Image mampu membangun karakter produk dan memberikan value proposition, kemudian menyampaikan karakter produk kepada konsumennya secara unik. Berarti Brand tersebut telah memberi kekuatan emosional lebih dari kekuatan rasional yang dimiliki oleh produk tersebut. Hal ini akan membuat
13
konsumen mengasosiasikan serangkaian hal yang positif dalam pikirannya ketika mereka memikirkan Brand tertentu. Jenis Image (Citra): Menurut Frank Jefkins (1992) ada beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas public relations, dan dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai berikut: 1) Citra cermin (mirror image) Pengertian di sini bahwa citra yang diyakini oleh perusahaan yang bersangkutan selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bisa terjadi justru mencerminkan “citra” negatifnya yang muncul. 2) Citra kini (current image) Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan atau organisasi atau hal lain yang berkenaan dengan produknya. Berdasarkan pengalaman dan informasi kurang baik yang penerimaannya, sehingga dalam posisi tersebut pihak PR akan menghadapi resiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk dan hingga muncul kesalahpahaman yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif yang diperolehnya. 3) Citra keinginan (wish image) Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen
terhadap lembaga atau perusahaan atau produk yang
14
ditampilkan lebih dikenal (good awareness), menyenagkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan oleh publikya atau masyarakat umum. 4) Citra perusahaan (coporate image) Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang positif, lebih dikenal publiknya. Dalam hal ini PR berupaya atau bahkan ikut bertanggungjawab untuk mempertahankan citra perusahaan agar mampu mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi untuk berkompetisi di pasar bursa saham. 5) Citra serbaneka (multiply image) Citra ini mrupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas, misalnya bagaimana PR-nya akan menampilkan pengenalan terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand’s name, seragam para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan penampilan para profesionalnya. Semua itu kemudian diidentikkan ke dalam suatu citra serbaneka (multiply image) yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image). 6) Citra penampilan (performance image) Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan para professional pada perusahaan bersangkutan. Misalnya dengan memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanan, menyambut
telepon,
tamu,
pelanggan
serta
manyenangkan serta memberikan kesan yang baik.
15
publiknya
harus
2.2.5 Konsep Hotel Hotel berasal
dari
kata hostel,
konon
diambil
dari bahasa
Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. Dalam keputusan Menteri SK 241 /H/70 Thn/1970 hotel merupakan perusahaan yang memberikan pelayanan jasa berupa penginapan atau akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum yang memenuhi syarat-syarat comfort,privacy dan bertujuan komersional. Menurut Nyoman S. Pendit (1996), Hotel adalah sebuah gedung bangunan yang menyediakan penginapan, makanan dan pelayanan terhadap orang yang berkepentingan dengan penginapan dan makanan bagi orang yang mengadakan perjalanan. Berdasarkan pengertian diatas bahwa hotel adalah tempat yang tidak hanya menjual produk-produk seperti kamar, makanan dan minuman tetapi juga menyuguhkan jasa dalam bentuk pelayanan. Sedangkan menurut R.S Damardjati (1991) hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan serta fasilitas lain yang memenuhi syarat-syarat kenyamanan dan bertujuan komersial. Soenanrno (1982) juga mendefinisikan hotel sebagai suatu bentuk usaha yang mneyediakan atau menyewakan jasa akomodasi, konsumsi dan rekreasi yang dikelola secara profesional. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hotel merupakan salah satu komponen penting di bidang pariwisata yang
16
keberadaannya memang ditujukan untuk memberi pelayanan bagi wisatawan yang memerlukan sarana untuk menginap, makan dan minum serta fasilitas lain yang diperlukan wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata.
Jenis Hotel Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri
atau sifat khas yang dimiliki oleh wisatawan (Tarmoezi, 2000). Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dapat dikelompokkan menjadi; 1). City Hotel Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut. 2). Residential Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga. 3). Resort Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel
17
seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.Dunia kepariwisataan di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini ditunjukan dengan pembangunan hotel-hotel yang kian bertambah jumlahnya. Bukan hanya di perkotaan, untuk daerah Bali pada khususnya, Hotel telah menjamur hingga ke pelosok-pelosok desa.
Fungsi dan Peranan Hotel Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi, seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya semacam itu yang tentunya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap. Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan memiliki peran antara lain : 1.
Meningkatkan industri rakyat Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri rakyat, seperti meubel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain sebagainya.
2.
Menciptakan lapangan kerja
18
3.
Membantu usaha pendidikan dan latihan
4.
Meningkatkan pendapatan daerah dan negara
5.
Meningkatkan devisa negara
6.
Meningkatkan hubungan antar bangsa. Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial
berfungsi bukan hanya menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat melangsungkan berbagai macam kegiatan. Serta berperan penting dalam meningkatkan perekonomian dan menunjang pembangunan suatu negara
19