BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Getaran 2.1.1 Pengertian getaran Getaran (vibrasi) adalah gerakan bolak balik linear(atas – bawah),majumundur,kanan- kiri) yang berlangsung dengan cepat dari suatu objek terhadap suatu titik.Getaran dapat terjadi karena adanya efek dinamis berupa gesekan antar bagian mesin atau putaran mesin. Sumber pemaparan biasanya berasal dari peralatan kerja, mesin kendaraan(forklift), mesin gergaji, mesin bor, gerinda dan lain-lain. Getaran yang ditimbulkan oleh peralatan dan dapat memapari tubuh
mesin yang bergetar
tenaga kerja. Getaran ini akan menjalar pada bagian
tubuh yang terpapar, sehingga bagian tubuh yang terpapar getaran dapat ikut bergetar. Menurut T Matoba (1982) lamanya waktu pemajanan perhari dapat meningkatkan keparahan gejala yang diderita pekerja akibat terpapar getaran. 2.1.2 Baku Tingkat Getaran Getaran BerdasarkanKeputusan
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
No.49/KEP/1996Baku tingkat getaran adalah batas maksimal tingkat getaran yang
diperbolehkan,
sehingga
tidak
menimbulkan
gangguan
terhadap
kenyamanan dan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.Baku Tingkat Getaran Untuk Kenyamanan dan Kesehatan Frekuensi Nilai Tingkat Getaran, dalam micron (10-6 meter ) (Hz)
Tidak
Mengganggu
Tidak Nyaman
Menyakitkan
Mengganggu 4
<100
100-500
>500-1000
>1000
5
<80
80-350
>350-1000
>1000
6,3
<70
70-275
>275-1000
>1000
8
<50
50-160
>160-500
>500
10
<37
37-120
>120-300
>300
12,5
<32
32-90
>90-220
>220
16
<25
25-60
>60-120
>120
20
<20
20-40
>40-85
>85
25
<17
17-30
>30-50
>50
31,5
<12
12-20
>20-30
>30
40
<9
9-15
>15-20
>20
50
<8
8-12
>12-15
>15
Universitas Sumatera Utara
63
<6
6-9
>9-12
>12
2.1.3 Parameter Getaran Pada getaran ada 4 parameter utama,yaitu:frekuensi, akselerasi atau percepatan(accelaration),kecepatan(velocity), dan simpangan(displacement). a. Frekuensi adalah jumlah satuan getaran yang dihasilkan perdetik. b. Simpangan (displacement) diukur dalam satuan m(meter). c. Kecepatan(velocity) adalah laju perubahan displacement dalam satuan waktu. Satuan kecepatan adalah(m/detik). d. Akselarasi
(percepatan
adalah
laju
perubahan
velocity
dalam
satuan
waktu.Satuan akselarasi adalah ( m/det2). Parameter yang menyebabkan gangguan kesehatan tubuh akibat terpapar getaran adalah sebagai berikut: a. lamanya waktu pemaparan Bila tubuh tenaga kerja terpapar oleh getaran dalam waktu lama, maka gangguan kesehatan yang ditimbulkan akan semakin parah. b. Frekuensi getaran, satuannya hertz(Hz). Efek
vibrasiterhadap
tubuh
akan berbeda pada frekuensi yang
berbeda.Umumnya frekuensi yang sering dijumpai ditempat kerja adalah 1 Hz5000 atau 10.000 Hz. c. Amplitudo getaran
Universitas Sumatera Utara
Diukur dalam kecepatan (m/det) atau percepatan(m/det2). 2.1.4 Getaran mekanis Proses industrialisasi dan modernisasi teknologi selalu disertai mesin mesin atau – alat mekanis lain yang dijalankan dengan suatu motor. Sebagian dari kekuatan mekanis ini disalurkan kepada tubuh pekerja atau lainnya,maka perlu diketahui lebih lanjut tentang efek buruk dan batas – batas getaran yang aman bagi tenaga kerja. Sebab – sebab dari gejala akibat getaran adalah: a. Efek mekanis kepada jaringan. b. Rangsangan reseptor syaraf di dalam jaringan. 2.1.5 Jenis – Jenis Getaran Ada 2 jenis getaran yang dapat memapari tenaga kerja di tempat kerja yaitu: a. Hand Arm Vibration Alat manual yang pada waktu bekerjanya bergetar dan mengakibatkan getaran mekanis pada tangan dan lengan banyak terdapat dan digunakan di perusahaan. Selama pekerjaan dengan
alat manual demikian sifatnya hanya
sekali atau kadang – kadang saja atau jarang, sedangkan getarannya tidak seberapa, peralatan seperti
itu dapat dikatakan tidak akan mendatangkan
gangguan kesehatan atau kecelakaan. Hand Arm Vibration atau getaran vibrasi segmental. Getaran jenis
lengan tangan, sering disebut juga
ini dapat
memapari tubuh pekerja karena
adanya perambatan getaran dari mesin atau peralatan kerja yang bergetar ke
Universitas Sumatera Utara
tangan pekerja. Bagian tubuh yang terpapar adalah lengan dan tangan. Biasanya
getaran
jenis
ini
dapat
menyebabkan
Hand
Arm
Vibration
Syndrome(HAVS) pada frekuensi 5 Hz-1500 Hz,dan sering juga terjadi pada frekuensi 125 – 300 Hz. Peralatan yang
dapat menimbulkan terjadinya Hand
Arm Vibrationyaitu:mesin gergaji, mesin bor atau martil pneumatik dan lain – lain. Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir kelainan akibat getaran tangan – lengan masih memungkinkan yang bersangkutan bekerja dengan mesin atau alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal,kelainan yang disebabkan getara tangan – lengan keadaannya memburuk sekali, sehingga kapasitas kerja sama sekali terganggu dan tenaga kerja harus berhenti dari pekerjaannya. Dari sudut kecacatan akibat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding dengan hilangnya perasaan tangan dan tangan yang sebagai mestinya. Hal ini terutama benar bagi
tidak dapat digunakan
tenaga kerja yang bekerja
dengan tangan kanan dan memerlukan ketelitian terutama dengan menggunakan alat kecil yang berputar.Otot – otot menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking,otot – otot interossea (antar tulang) dan fleksor dari jari-jari. Parameter besarnya resiko bahaya getaran mekanis berfrekuensi rendah adalah tenaga yang disalurkan kepada tangan dan terbesar adalah dari frekuensi 30 Hz.
Maka
terdapat
kesulitan,
oleh
karena
untuk
pencegahan
dan
perlindungan terhadap fenomin Raynaud disyaratkan peredam dengan frekuensi yang rendah, sedangkan untuk mencegah efek buruk kepada
persendian dan
Universitas Sumatera Utara
tulang dianjurkan frekuensi yang lebih tinggi.Maka dari sudut energi getaran(E = a2w2), dapat ditinggikan frekuensi dengan dikurangi amplitudo.Tetapi peralatan sering
memberikan suatu amplitudo minimum, agar kualitas kerja dan hasil
kerja tetap pada kondisi yang sebaik-baiknya. Nilai Ambang Batas getaran mekanis untuk pemaparan tangan –lengan dengan parameter percepatan pada sumbu yang dominan adalah 4 meter/detik 2 atau 0,40 gravitasi (SNI 16-7063-2004). Dalam hal intensitas getaran mekanis tangan – lengan melebihi NAB-nya, dapat dilakukan upaya pengendalian dengan mengurangi waktu pemaparan yang diatur menurut nilai percepatan getaran mekanis pada lengan tangan. Alat untuk mengukur percepatan getaran mekanis pada tangan-lengan yang dikarenakan oleh pekerjaan yang menggunakan mesin atau peralatan yang bergetar adalah akselerometer atau transducer yaitu sensor untuk mengukur percepatan yang disebabkan oleh getaran. Bekerjanya alat pengukur adalah merubah energi percepatan getaran menjadi energi listrik. Kemudian energi listrik dalam bentuk arus menggerakan jarum skala atau alat digital dan dengan demikian perubahan angka yang ditunjukkan jarum dapat langsung dibaca. Sebelum
digunakan
akseleramator
harus
dikalibrasi.
Frekuensi
yang
alat
tersebut peka untuk mengukurnya adalah 5 -1500 Hz.Akseleramator dipasang pada pegangan tangan atau alat. Pengukuran percepatan dilakukan pada 2 atau 3 sumbu koordinat. Arah percepatan getaran mekanis tangan – lengan diukur dengan menggunakan 1 dari 2 sistem koordinat yaitu sistem biodinamis dan
Universitas Sumatera Utara
basisentris. Sistem basisentris menunjukkan arah percepatan pada pegangan alat atau mesin, sedangkan sistem biodinamis menunjukkan arah percepatan pada tangan. b.Whole Body Vibration Getaran seluruh tubuh dapat terjadi bila seluruh tubuh dirambati oleh getaran. Getaran akan merambat tubuh pada posisi duduk di kursi, saat berdiri atau pada posisi terlentang di lantai/ tempat yang bergetar. Pada umumnya getaran seluruh tubuh mempunyai frekuensi 1-80 Hz. Pajanan
vibrasi
pada
seluruh
tubuh
atau
peralatan
mesinindustri/konstruksi,pertanian,
umumnya
disebabkan
transportasi,
dapat
oleh dibagi
menjadi: a. Vibrasi frekuensi rendah, misalnya peralatan transportasi darat(bus,truk,kereta api). tinggi,
misalnya
berat(forklift,traktor,traktor roda
gigi,derek,
b.Vibrasi
frekuensi
mesin skop
industri,alat-alat elektrik,
motor
gandeng,bulldozer), peralatan transportasi udara/laut(helikopter, kapal laut). c.Syok,
peralatan
transportasi
darat
yang
berjalan di jalanan yang tidak
rata/berlubang. Menurut BS (1987) dan ISO(1985) , digunakan
standar nilai ambang
batas pajanan vibrasi pada seluruh tubuh yang ditransmisikan dari permukaan penyokong benda padat ke tubuh manusia dengan rentang frekuensi 1-80 Hz. Bila vibrasi terjadi pada lebih dari satu sumbu/arah secara serentak, dampaknya
Universitas Sumatera Utara
akan lebih besar maka resultan akselerasinya merupakan hasil penjumlahan vektor ketiga sumbu gerak(ax,ay,az). Dari eksperimen yang dilakukan, diperoleh fakta efek getaran seluruh tubuh dapat terjadi pada frekeuensi di bawah 20 Hz dan pada frekuensi 100 Hz, tergantung pada faktor amplitudo,akselerasi, durasi dan arah (vertical atau lateral) dari getaran. Sumber yang menyebabkan terjadinya getaran seluruh tubuh adalah kendaraan bermotor seperti forklift,traktor, high dum truck atau berada di sekitar mesin yang bergetar dan lain-lain.
2.1.6 Efek getaran terhadap kesehatan a. Getaran lengan dan tangan (Hand Arm Vibration) Tenaga kerja normal yaitu yang tidak mengalami
gangguan getaran
pada tangannya memperlihatkan sedikit saja penurunan suhu kulit tangan tepat sesudah bekerja mengalami getaran dan suhu kulit tangannya akan naik 1- 2 derajat sesudah terpapar getaran selama 5 menit. Bila tenaga kerja terpapar oleh
getaran lengan tangan,efek dalam
jangka waktu pendek yang akan timbul adalah kelelahan dan ketidaknyamanan saat bekerja serta turunnya produktivitas kerja. Pemaparan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya carpal tunnelsyndrome(CTS). Gejala yang
timbul akibat hand arm vibration syndrome adalah: mati
rasa yang sifatnya sementara pada ujung jari tetapi tidak mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
aktivitas kerja. Selanjutnya ujung
jari memutih, ada rasa sakit
jika aliran
darah kembali normal. Para teknisi banyak memberikan perhatian terhadap frekuensi getaran yang menyebabkan fenomin Raynaud.Frekuensi sekitar 30-40 Hz adalah penyebab terjadinya gejala. Fenomin Raynaud tidak timbul pada frekuensi kurang dari 35 Hz. Frekuensi diatas 160 Hz mengakibatkan bukan gejala demikian, melainkan gejala iritasi saraf. Vibrasi dapat menyebabkan perubahan
dalam tendon,otot, tulang dan
sendi, dan dapat mempengaruhi sistem saraf. Secara kolektif, efek
vibrasi
tangan lengan dikenal denganhand arm vibration syndrome(HAVS). Tenaga kerja yang mengalami HAVS akan mengalami: a. Serangan pemutihan(blancing) satu jari atau lebih bila juga terpapar dingin. b. Rangsangan nyeri seperti disengat (tingling) dan kehilangan rasa di jari. c. Kehilangan rasa rabaan lembut. d. Sensasi nyeri dan dingin diantara serangan jari menjadi putih(white finger). e. Kehilangan kekuatan menggemgam. f. Struktur tulang membentuk kista di jari dan pergelangan tangan. Perkembangan dari HAVS bersifat bertahan dan keparahan semakin lama semakin meningkat. HAVS mungkin menjadi dapat
diamati secara klinis
setelah beberapa bulan atau beberapa tahun. Pada pemaparanhand armvibration, maka aliran darah(efek vaskular) akan terkena dan menyebabkan kehilangan sensasi raba
(efek neurologis)
pada jari.
Menurunnya
aliran
darah dapat
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkanwhite finger dalam lingkungan dingin. Keparahan dari sindrom hand arm vibration tergantung dari beberapa faktor seperti karakteristik dari pemaparan vibrasi, pelaksanaan kerja, riwayat perorangan, dan kebiasaan. Sindrom getaran tangan lengan juga dikenal dengan fenomena raynaud akibat kerja.
Fenomena raynaud
disebabkan
oleh kondisi aliran darah ke
ekstremitas terganggu.Faktor lingkungan kerja berperan dalam terjadinya fenomena tersebut, dimana hal ini biasanya berarti terjadinya konstriksi saluran darah di tangan yang mengarah ke gejala seperti nyeri, nyeri seperti disengat, serta pemucatan jari dan ibu jari. b.Getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration) Suma’mur (1996) menyatakan bahwa efek dari paparan whole body vibrationberbeda – beda tergantung pada tingkatan akselerasi,frekuensi, dan cara pemaparannya keseluruh tubuh. Secara umum,whole body vibration dapat menyebabkan nyeri, penglihatan
kabur dan gemetaran (shakeness) kerusakan
organ bagian dalam serta nyeri tulang belakang. Ada beberapa efek getaran seluruh tubuh terhadap kesehatan,seperti: a. Getaran seluruh tubuh dapat menyebabkan kelelahan, sulit tidur, sakit kepala dan “gemetar” secara singkat setelah atau selama pemaparan. Gejala yang sama terhadap kesehatan tersebut kebanyakan orang setelah mengalami perjalanan panjang dengan mobil atau kapal. Setelah seharian
mengalami pemaparan
dalam hitungan tahun, getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi tubuh bagian dalam dan hasilnya pada kerusakan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
b. Orang – orang dibawah usia 20 tahun khususnya rentan terhadap pengaruhpengaruh getaran.Efek – efek getaran yang merugikan dipertinggi dengan adanya disfungsi otonom, penyakit pembuluh dan syaraf perifer. c. Efek vibrasi dalam tubuh tergantung dari jaringan. Hal ini didapatkan sebesar–besarnya pada frekuensi alami yang menyebabkan resonansi.Leher dan kepala, pinggul dan perineum, serta kesatuan otot – otot dan tulang terdiri dari jaringan lemah dengan bagian keras bersama, dan beresonansi baik terhadap 10 Hz. Pharynx beresonansi terhadap 13-15 Hz.Getaran – getaran kuat menyebabkan perasaan sakit yang luar biasa. d. Sistim peredaran darah dipengaruhi hanya oleh getaran – getaran dengan intensitas tinggi. Tekanan darah,denyut jantung, pemakaian oksigen dan volume perdenyut berubah sedikit pada intensitas 0,6 g tetapi berubah banyak pada 1,2 g dengan frekuensi 6-10 Hz. Dari semua alat badan, mata paling banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis . Pada frekuensi sampai dengan 4 Hz, mata masih dapat mengikuti getaran – getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk frekuensi selanjutnya, tidak dapat lagi mata mengikutinya. Pada frekuensi tinggi, Penglihatan juga terganggu, manakala amplitudo lebih besar dari jarak dua kali retina. Pengaruh getaran dibawah 16 Hz kepada cochlea belum diketahui secara pasti dan masih dalam penelitian. e. Saat seluruh pekerjaan terpapar, sensitifitas setiap individu beraneka macam terhadap orang per orang. 2.2 Pengendalian Paparan Getaran
Universitas Sumatera Utara
Mengenal dan memahami berbagai aspek penyakit akibat kerja sebagai salah satu aspek
resiko akibat pekerjaan atau lingkungan kerja, merupakan
langkah awal guna meminimalisasi akibat yang tidak dikehendaki. Sikap menunggu atau
membiarkan seorang pekerja menderita penyakit akibat kerja,
jelas merupakan tindakan yang sangat merugikan (Budiono,2003). Habsari (2003) Pengendalian yang perlu dilakukan untuk mengurangi paparan getaran mekanis dengan cara pengendalian teknis seperti: a. Memelihara mesin angkutan kota dengan baik, selalu mengganti bagian bagian mesin yang rusak dan pemberian pelumas yang teratur. b. Perlu juga diperhatikan
kondisi angkutan kota seperti ban harus dipompa
dengan baik. c. Menggunakan alat penahan goncangan shock, suspensi yang standar sehingga dapat mengurangi getaran mekanis angkutan kota. d. Sedangkan bentukpenyediaan Alat PelindungDiri berupa modifikasi bentuk tempat
duduk
supir
yang
berfungsi
juga
untuk
mengurangi
paparan
getarandirasa sangat dibutuhkan akan tetapi untuk memenuhinya memerlukan biaya yang sangat besar karena harusmendesain ulang bentuk tempat duduk dan menggunakan peredam berupa bantalan yang tebal. e. Membuat kartu pemeriksaan atau laporan rutin tentang kondisi angkutankota tiap bulan sehingga dapat dipakai untuk pemeliharaan angkutan kota secara berkala. Hal tersebut dapat dihindari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Universitas Sumatera Utara
serta meningkatkan produktivitas kerja sehingga pekerja dapat melakukan aktivitasnya dalam keadaan selamat dan sehat. 2.3 Saraf 2.3.1 Pengertian Saraf Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang dan antar bagian sistem saraf dengan lainnya. Neuron kadang disebut sebagai sel-sel saraf meski istilah ini sebenarnya kurang tepat karena banyak sekali neuron yang tidak membentuk saraf. Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelenjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf. 2.3.2 Sistem Saraf Sistem saraf adalah sistem yang terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, dan jaringan kompleks neuron. Sistem ini bertanggungjawab untuk mengirim, menerima, dan menafsirkan informasi dari semua bagian tubuh. Sistem saraf memonitor dan mengkoordinasikan fungsi organ internal dan merespon perubahan dalam lingkungan eksternal. Sistem ini dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke (sel saraf sensorik) dan dari (sel saraf
Universitas Sumatera Utara
motorik) ke sistem saraf pusat. Sel-sel sistem saraf sensorik mengirim informasi ke sistem saraf pusat dari organ-organ internal atau dari rangsangan eksternal. Sel-sel sistem saraf motorik membawa informasi dari sistem saraf pusat ke organ, otot, dan kelenjar. Saraf perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang, dan saraf otonom yang mengatur otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah, dan kelenjar. Sistem saraf pusat adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem ini adalah salah satu dari dua bagian utama sistem saraf, yang lainnya adalah sistem saraf perifer yang berada diluar otak dan sumsum tulang belakang. 2.4Saraf Perifer Saraf perifer terdiri dari saraf kranial dan spinal yang menghubungkan otak dan medula spinalis ke jaringan tepi. Medula spinalis terdiri dari 31 pasang saraf spinal yang mengandung campuran serabut-serabut sensorik dan motorik. Dalam saraf tepi, serabut disusun dalam berkas terpisah yang dikenal dengan fascikel. Kurang dari setengah saraf dilapisi oleh lapisan myelin. Serabut-serabut yang tak bermyelin berjalan sepanjang permukaan sel-sel schwann.
Tiap
sel
schwann
dikelilingi
jaringan
serabut-serabut
kolagen
retikuler, yaitu endoneurium. Sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonomik. Saraf-saraf tersebut mengandung serabut saraf aferen dan eferen. Pada umumnya serabut eferen terlibat dalam fungsi motorik, seperti
Universitas Sumatera Utara
kontraksi
otot
atau
sekresi
kelenjar
sedangkan
serabut
aferen
biasanya
menghantarkan rangsang sensorik dari kulit, selaput lendir dan struktur yang lebih dalam (Groot,1997). Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf tepi yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf sensoris dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatik sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sistem saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar sebasea (Ganong, 2003). 2.5 Gangguan Neurologis Akibat Kerja Agen – agen yang menyebabkan gangguan neurologis akibat kerja dapat mengenai sistem saraf perifer. Salah satu gangguan neurologis akibat kerja adalah Neuropati perifer yang salah satu penyebabnya adalah getaran.Paparan jangka panjang atau menengah yang tidak terkendali terhadap getaran dapat mengakibatkan gangguan saraf perifer.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu gangguan neurologis adalah cedera saraf tepi. Cedera saraf tepi biasanya sebagai akibat dari kecelakaan kendaraan bermotor, laserasi oleh benda tajam, penetrasi trauma, trauma peregangan, fraktur dan luka tembak. Cedera saraf sebagian besar terjadi pada ekstremitas atas dan sebagian besar mengenai saraf ulnar, radial, dan digital. Kerusakan saraf akibat trauma tergantung pada jenis, letak serta besarnya cedera pada saraf yang bersangkutan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya cedera saraf tepi, namun tiga penyebab paling sering yang menimbulkan cedera adalah luka terbuka, traksi, patah tulang, serta cedera sendi. Studi pada 938 pasien di turki dengan cedera saraf dan distribusi cedera saraf menunjukkan bahwa cedera saraf tepi sebesar 1165, cedera Pleksusus Brakhialis sebesar 76, dan cedera Pleksus lumbalis sebesar 7. Cedera saraf yang paling sering adalah cedera saraf ulnar pada ekstremitas atas dan cedera saraf iskhiadikus pada ekstremitas bawah (Eser dkk, 2009). 2.6Neuropati Perifer 2.6.1 Pengertian Neuropati Perifer Neuropati
periferdidefinisikan
sebagai
kerusakan
dari
sistem
saraf
perifer,jaringan saraf tepi yang mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) ke setiap bagian tubuh lainnya dan sebaliknya. Kerusakan sistem
saraf perifer akan mengganggu koneksi yangvital tersebut.
Insiden neuropati perifer pada penduduk Amerika diperkirakan diatas 20 juta.
Universitas Sumatera Utara
Kerusakan saraf perifer ini terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering pada orang tua. Sebuah survey menemukan bahwa 8 – 9 % penderita yang berobat ke fasilitas kesehatan di
Amerika memiliki neuropati perifer baik sebagai
diagnosis primer maupun sekunder. Neuropati perifer dapat diturunkan (herediter) ataupun didapat(acquired). Penyebab
dari
neuropati
periferyang didapat termasuk didalamnya cedera
fisik(trauma) pada saraf. 2.6.2 Jenis – jenis Neuropati Perifer a. Pembagian menurut berat ringannya: 1.Ringan
: Jika hanya ada keluhan sensorik subjektif saja.
2.Sedang: Jika ada keluhan sensorik, motorik dan penurunan refleks. 3.Berat
: Jika ada keluhan sensorik,motorik, refleks dan atrofi otot
b. Pembagian menurut jumlah saraf yang terlibat: 1.Mononeuropati Gangguan pada satu saraf perifer, dapat terjadi karena adanya gangguan kompressi, lipatan atau tarikan dari jaringan sekitarnya terhadap individu saraf tepi yang bersangkutan, terutama jika ia melalui aluran yang sempit. Penyebab dari neuropati perifer untuk jenis mononeuropati adalah getaran. Contoh mononeuropati yang paling sering terjadi adalah sindrom terowongan karpal. 2.Polineuropati Yaitu gangguan beberapa saraf tepi yang simetris dan serentak pada waktu bersamaan dan biasanya predominan daerah distal.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 Gejala Neuropati Perifer a. Gangguan Sensorik Keterlibatan serabut saraf sensorik menyebabkan rasa kaku ,dingin,pedas, gatal dan kebas-kebas, nyeri seperti ditusuk jarum, rasa terbakar, rasa berjalan diatas kapas, rasa tersandung waktu berjalan dan tidak stabil pada kaki.Perasaan – perasaan tersebut pertama kali terasa pada daerah ujung tangan dan kaki. b. Gangguan Motorik Kelemahan bersifat lower motor neuron.Mula – mula gejala awal pasien kesulitan untuk memutar pintu kunci, membuka kancing baju, memutar tutup botol dan gerakan tangkas lainnya. 2.6.4 Nyeri Neuropati Nyeri didefinisikan oleh Internasional Association for Study of Pain (IASP),
adalah
suatu
pengalaman
sensorik
dan
emosional
yang
tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Nyeri terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen sensorik (fisik) dan komponen emosional (psikogenik). Nyeri bisa bervariasi berdasarkan: waktu dan lamanya berlangsung (transien, intermitten, persisten), intensitas (ringan, sedang, berat), kualitas (tajam, tumpul, dan terbakar), penjalarannya (superfisial, dalam, lokal, atau difus). Disamping itu, nyeri pada umumnya memiliki komponen kognitif dan emosional yang digambarkan sebagai penderitaan. Nyeri neuropati dapat bersifat idiopatik atau juga dapat muncul dari lokasi yang tertentu atau umum pada jejas saraf. Nyeri neuropatidapat
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan disetesia, ketidaknyamanan, dan sensasi yang berbeda dari sensasi nyeri biasa. Jenis nyeri disetesia ini kadang dideskripsikan sebagai sensasi terbakar, kesemutan, rasa kebal/tak dapat merasakan apapun, sensasi seperti ditekan, diperas, dan gatal-gatal dan sering dinyatakan sebagai sensasi yang sangat tidak enak atau bahkan tidak tertahankan. Nyeri neuropati dapat bersifat konstan dan menetap. Selain nyeri yang terus menerus, juga dapat terjadi nyeri yang tumpang tindih, hilang-muncul (intemiten), nyeri seperti syok, yang seringkali dicirikan dengan sensasi nyeri yang tajam, seperti tersengat listrik/elektrik, mengejutkan, seperti disobek/robek, atau kejang. Pasien dengan nyeri neuropati juga dapat menunjukkan hilangnya sensasi, nyeri yang dipicu, disfungsi simpatis atau motorik, dan abnormalitas refleks. Pasien dengan nyeri yang dipicu kembali (evoked pain) menunjukkan perubahan ambang batas nyeri dan mungkin mengalami hiperalgesia, allodinia, hiperestesia (yaitu peningkatan sensitivitas terhadap stimulasi), dan hiperpatia (misalnya sindroma nyeri yang sangat, ditandai dengan peningkatan reaksi, seringkali eksplosif, terhadap stimulus). 2.7 Kerangka Konsep LAMA KERJA
NEUROPATI PERIFER
MASA KERJA
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Universitas Sumatera Utara
2.8 Definisi Operasional 2.8.1 Lama kerja Lama
kerja
adalah
lamanya
seseorang
bekerja
secara
baik
pada
umumnya 6 – 8 jamsehari.Sisanya(16-18 jam)dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat,istirahat, tidur dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya tidak disertai efisiensi yang
tinggi,
bahkan
kecenderungan
biasanya
timbulnya
terlihat
kelelahan,
penurunan
penyakit
produktivitas
dan
serta
kecelakaan.Dalam
seminggu,seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40 – 50 jam. Lebih dari itu, terlihat kecenderungan tumbuhnya hal – hal yang negatif. Makin lama kerja seseorang, makin besar kemungkinan terjadinya hal – hal yang tak diingini(Suma’mur, 1996). 2.8.2 Masa kerja Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Menurut M.A. Tulus (1992:121)
Masa kerja dikategorikan menjadi 3
(tiga) : 1. Masa kerja baru
: < 6 tahun
Universitas Sumatera Utara
2. Masa kerja sedang
: 6-10 tahun
3. Masa kerja lama
: > 10 tahun
Semakin lama masa kerja seseorang maka semakin sering terpapar getaran dan paparan getaran yang dialami oleh pekerja akan berakumulasi setiap harinya yang akan berdampak buruk terhadap kesehatannya. 2.8.3Neuropati Perifer Neuropati perifer didefinisikan sebagai kerusakan dari sistem saraf perifer, jaringan saraf tepi yang mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) ke setiap bagian tubuh
lainnya dan
sebaliknya. Gejala yang umum ditimbulkan oleh neuropati perifer seperti rasa kaku ,dingin,pedas, gatal dan kebas-kebas, nyeri seperti ditusuk jarum,rasa terbakar, rasa berjalan diatas kapas, rasa tersandung waktu berjalan dan tidak stabil pada kaki.Perasaan – perasaan tersebut pertama kali terasa pada daerah ujung tangan dan kaki.
Universitas Sumatera Utara