BAB II Tinjauan Pustaka dan Metode Penelitian A. Tinjauan Pustaka a. Sistem 1. Pengertian Sistem Berbagai pendapat telah dikemukakaan oleh para ahli tentang pengertian sistem, setiap ahli memberikan pengertian yang beragam berdasarkan ilmu yang mereka pelajari disertai dengan asumsi dan persepsi yang digambarkan dalam pendapatnya masing-masing. Menurut Tata Sutarbi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2005: 8), menyatakan bahwa : “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Menurut wahyudi dan subando dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2001: 8), pengertian sistem adalah : “sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu”. Gordon B. Davis dalam bukunya yang berjudul Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (2002: 67), menyebutkan bahwa : “Sistem dapat berupa abstrak maupun fisik. Sistem abstrak adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sistem fisik adalah kumpulan dari elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran”. Badri Munir Sukoco
dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Administrasi Perkantoran Modern (2007: 31), menyebutkan bahwa “Sistem merupakan kumpulan dari subsistem yang berhubungan dengan prosedur yang membantu dalam pencapaian tujuan”. Menurut teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan dan menjabarkan yang dimaksud dengan sistem adalah kumpulan dari
8
9
beberapa bagian yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut. Maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam ruang lingkup yang sempit. 2. Karakteristik Sistem Tata Sutarbi dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2005: 11) menjelaskan bahwa karakteristik sistem antara lain adalah sebagai berikut : -
Komponen Sistem (Components) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem.
-
Batasan sistem (Boundary) Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
-
Lingkungan luar sistem (Environtment) Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat
merugikan sistem
tersebut. Dengan demikian,
lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut. -
Penghubung sistem (Interface) Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain.bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadimasukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
10
-
Masukan sistem (Input) Energi yang dimasukan kedalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).
-
Keluaran sistem (Output) Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi satu subsistem yang lain.
-
Pengolahan sistem (Proses) Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
-
Sasaran sistem (Objective) Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
3. Unsur Sistem Menurut Laudon dan Odgers yang dikutip oleh Badri Munir Sukoco (2007: 32) mengatakan bahwa sebuah sistem yang ideal memiliki unsur sebagai berikut : 1. Input Aliran sistem dimulai oleh input dari beberapa jenis sumber daya. Di dalam area kerja, jenis input yang biasa dijumpai adalah data, informasi, dan material yang diperoleh baik dari dalam maupun luar organisasi. Tentunya kelancaran aliran input ini akan ditunjang oleh ketrampilan dan pengetahuan karyawan, serta peralatan kantor yang memadai guna menjalankan metode dan prosedur daam sistem. Dalam beberapa instansi, output dari satu sistem menjadi input untuk sistem yang lain. 2. Processing
11
Perubahan dari input menjadi output yang diinginkan dilakukan pada saat pemrosesan yang melibatkan metode dan prosedur dalam sistem.
Biasanya,
aktivitas
ini
akan
secara
otomatis
mengklasifikasikan, mengonversikan, menganalisis, serta memperoleh kembali data atau informasi yang dibutuhkan. 3. Output Setelah melalui pemprosesan, input akan menjadi output, berupa informasi pada sebuah kertas atau dokumen yang tersimpan secara elektronik. Output ini akan didistribusikan kepada bagian atau pegawai yang membutuhkan. Untuk itu, kualitas outputmempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja bagian yang berkaitan, karena bisa jadi output pada suatu subsistem (depaetemen atau bagian) tertentu merupakan input dari sistem (departemen atau bagian) yang lain. 4. Feedback Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal itu akan membantu organisasi untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada sekarang maka pengendalian masingmasing proses perlu untuk ditingkatkan. Umpan-balik akan membuat sistem dapat mengevaluasi efektivitas output yang dihasilkan agar lebih bernilai tambah bagi organisasi. Tentunya kuantitas maupun kualitas umpan balik yang dibutuhkan berbeda dari satu sistem (departemen atau bagian) ke sistem yang lain. Semakin vital keberadaan sistem tersebut bagi organisasi, semakin penting pula umpan-balik tersebut dilakukan. 5. Pengawasan Seperti halnya elemen sistem yang lain, pengawasan juga memiliki dimensi sistem yang harus ditaati. Dimensi eksternal tersebut adalah kebijakan perusahaan dan prosedur sistem yang harus ditaati. Dimensi eksternal melibatkan negara, peraturan pemerintah, dan regulasi yang berdampak pada kebijakan sistem begitu juga etika, dan pertimbangan moral.
12
b. Informasi 1. Pengertian Informasi Informasi atau dalam bahasa inggris information, berasal dari kata informacion bahasa prancis. Kata tersebut diambil dari bahasa latin, yaitu informationem artinya “konsep, ide, garis besar”. “Informasi adalah suatu data yang sudah diolah atau diproses sehingga menjadi suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima informasi yang memiliki nilai bermanfaat”. Rusdiana & Moch Irfan (2014: 74). Menurut Badri Munir Sukoco (2007: 31), “Informasi merupakan data yang telah diubah kedalam form yang dapat dipahami dan berguna bagi organisasi”. Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2005: 23), menyatakan bahwa “informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterprestasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”. Dadan Umar Daihani (2001: 8) menyatakan bahwa “Informasi adalah agregasi dari berbagai fakta (data) yang memiliki arti tertentu yang memiliki makna”. “Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakannya untuk membuat keputusan”. Wahyudi & Subando (2001: 11). Menurut Gordon B. Davis (2002: 28), ”informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”. Dari teori para ahli mengenai pengertian informasi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa informasi adalah suatu data atau objek yang diproses terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga dapat tersusun dan terklasifikasi dengan baik sehingga memiliki arti bagi penerimanya yang selanjutnya menjadi pengetahuan bagi penerima tentang suatu hal tertentu yang membantu pengambilan keputusan secara tepat.
13
2. Ciri-ciri Informasi Dalam proses pemenuhan kebutuhan informasi, ada beberapa cir-ciri yang harus dimiliki oleh informasi. Menurut Gordon B. Davis (1991: 29) yang dikutip oleh Rusdiana & Moch Irfan dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen (2014: 85), ciri-ciri informasi diantaranya : 1. Benar
atau
salah,
baru,
tambahan,
artinya
informasi
dapat
memperbarui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada. 2. Korektif, artinya informasi digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah. 3. Penegas, artinya dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat. 4. Benar
atau
salah,
baru,
tambahan,
artinya
informasi
dapat
memperbarui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada. 5. Korektif, artinya informasi digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah. 6. Penegas, artinya dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat. 3. Manfaat Informasi “Informasi perlu dikelola dengan baik agar dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam mengelola bisnis pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Efektivitas perusahaan tidak akan tercapai tanpa planning yang baik, yang merupakan syarat untuk dapat melakukan organizing, actualing, dan controling. Planing, organizing, actualing dan controling yang baik hanya dapat tercapai dengan pengelolaan informasi yang baik pula”. Ida Nuraida (2014: 35). Menurut Ida nuraida dalam bukunya Manajemen Admnistrasi Perkantoran (2014: 35) PT. Kanisius Yogyakarta menyatakan bahwa informasi bermanfaat untuk hal-hal berikut :
14
-
Perencanaan. Misalnya untuk menentukan profit yang ingin dicapai pada tahun ini beserta anggaran produksinya, kita membutuhkan informasi, rencana dan realisasi profit beserta anggaran dan realisasi biaya pada tahun sebelumnya. Dengan demikian, bisa dinilai apakah efektivitas tercapai atau tidak. Informasi dibutuhkan karena berisi data yang disertai dengan tolok banding untuk bahan masukan.
-
Pengorganisasian. Misalnya, dalam menjalankan suatu proyek, job description tiap posisi pada struktur organisasi yang sudah dibuat sebelumnya perlu diisi denganorang-orang yang tepat (sesuai job spesification) sehingga dibutuhkan informasi mengenai orang-orang terlibat dalam proyek tersebut. Selanjutnya, orang-orang tersebut perlu didukung dengan alat/mesin yang tepat yang dapat mendukung kerjaannya.
-
Pelaksanaan. Misalnya, kita akan melakukan ekspansi pasar dengan mengirimkan produk ke daerah tertentu. Ditengah perjalanan tiba-tiba ada informasi dari radio bahwa telah terjadi longsor dijalan yang akan kita lalui. Akhirnya mengurungkan niat melewati jalan tersebut dan menjari informasi alternatif jalan lain.
-
Pengendalian. Misalnya, kita ingin melihat apakah pelaksanaan suatu pameran yang sedang berjalan sesuai dengan rencana semuala, maka harus mengawasi realisasinya apakah ada kemajuan yang telah dicapai sekaligus membandingkanya dengan rencana semula, apakah sama atau tidak. Inilah informasi yang dibutuhkan.
c. Sistem Informasi 1. Pengertian sistem informasi “Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan/atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan data olahan, baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan”. Rusdiana & Moch (2014: 200).
15
Menurut Tata Sutarbi (2005: 42), “sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan”. Menurut Dadan Umar Daihani (2001: 2) mengemukakan bahwa “sistem Informasi adalah satu kesatuan unsur (manusia dan peralatan) yang bekerja secara bersama-sama untuk melaksanakan pengolahan informasi dari mulai pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, sampai pendistribusiannya”. Menurut rommey (1983) yang dikutip oleh Rusdiana & Moch (2014: 201), menyatakan bahwa “sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah, dan menyimpan data serta cara-cara organisasi untuk menyimpan, mengelola mengendalikan dan melaporkan informasi sehingga sebuah organisasi dapat mebcapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi
adalah
suatu
sistem
dalam
suatu
organisasi
yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi, serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 2. Fungsi Sistem Informasi Adapun beberapa fungsi dari sistem Informasi yang dikemukakan oleh Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini pada bukunya sistem informasi akutansi (2011: 34) adalah sebagai berikut: -
Fungsi pengumpulan data (data collection)
-
Fungsi pemprosesan data (data processing)
-
Fungsi manajemen data (data managemen)
-
Fungsi pengendalian dan keamanan data (entry barrier)
-
Fungsi penyedia informasi (reporting)
16
3. Komponen sistem Informasi Menurut Jogiyanto (2005: 43-52) mengemukakan bahwa sistem informasi mempunyai 6 buah komponen antara lain: -
Komponen input (Masukan) Input merupakan data yang masuk ke dalam informasi. Komponen input perlu ada karena merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. Input yang masuk ke dalam sistem informasi dapat langsung diolah menjadi sebuah informasi. Data dari sistem informasi dapat berasal dari luar organisasi, makan data untuk sistem informasi perlu ditangkap dan dicatat di dokumen dasar. Dokumen dasar (source document) merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap (capute) dari data yang terjadi. Dokumen dasar dapat membantu dalam penanganan arus data sistem informasi yaitu: Dapat menunjukan macam dari data yang harus dikumpulkan dan ditangkap. Data dapat dicatat dengan jelas, konsisten dan akurat Dapat mendorong lengkapnya data akuntansi, disebabkan data yang dibutuhkan disebutkan satu persatu didalam dokumen dasarnya. Bertindak sebagai pendistribusi data, karena sejumlah tembusan dari formulir-formulir tersebut dapat diberikan kepada individuindividu atau departemen-departemen yang membutuhkannya. Dokumen dasar dapat digunakan sebagai cadangan atau pelindung dari file-file data komputer.
-
Komponen basis data Basis data (data base) adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan untuk memanipulasinya. Terdapat tiga hal yang berhubungan dengan basis data yaitu sebagai berikut: Data itu sendiri yang dioranisasikan dalam bentuk basis data (database).
17
Simpanan permanen untuk menyimpan basis data tersebut. Simpanan ini merupakan bagian dari teknologi perangkat keras yang digunakan berupa hard disk. Perangkat lunak untuk memanipulasi basis datanya. Perangkat lunak ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahasa pemprograman komputer atau dibeli dalam bentuk suatu paket. -
Komponen process (proses) Komponen proses merupakan pemindahan, manipulasi data, analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Setelah data diproses oleh komponen input (masukan),komponen pemprosesan megelola kualitas data yang disimpan. Komponen memperbaharui, menambah data baru dan menghilangkan data yang sudah tidak diperlukan pada data base.
-
Komponen output (keluaran) Produk dari sistem informasi adalah output berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya. Output merupakan distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana output tersebut akan digunakan. Fungsi komponen outputyaitu komponen memproduksi
keluaran
perusahaan.
Kemajuan
komunikasi
ini
sesuai
dengan
kebutuhan-kebutuhan
dan
kecanggihan
teknologi
pada
membawa
konsekuensi
dilakukannya
era
proses
pengolahan data dilakukannya pengolahan data secara cepat dan efisien dengan kemungkinan menampilkan output informasi yang sangat bervariasi. -
Komponen teknologi Teknologi
merupakan
komponen
penting
dalam
sistem
informasi, tanpa addanya teknologi yang mendukung sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang tepat waktunya. Komponen teknologi mempercepat sistem informasi dalam pengolahan datanya. Komponen teknologi dapat dikelompokkan ke dalam dua macam kategori yaitu:
18
Teknologi sistem komputer yang terdiri dari: Perangkat keras Perangkat keras (hardware) sebagai sub-sistem dari sistem komputer mempunyai komponen yaitu: Komponen alat masukan Komponen alat keluaran Komponen alat simpanan luar (storage) Perangkat Lunak Perangkat lunak dapat diklasifikasinkan ke dalam dua bagian besar yaitu : Perangkat perangkat
lunak lunak
sistem yang
((system
software)
mengoperasikan
yaitu sistem
komputernya. Perangkat lunak aplikasi (application software) yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu. -
Teknologi sistem telekomunikasi
Komponen kontrol Komponen kontrol digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat. Komponen kontrol akan menspesifikasi bagaimana sesuatu yang dapat dikontrol. Dalam sistem komputer sejumlah kontrol harus diletakkan di tempat yang mendapatkan keamanan, ketepatan dan privasi data. Kegiatan sistem yang paling penting adalah kontrol dari kinerjanya.
d. Aplikasi JL-Indo JL-Indo adalah aplikasi polis asuransi yang dimiliki oleh perusahaan Asuransi Jiwasraya (Persero). Aplikasi ini digunakan untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan polis, premi, nasabah, serta agen
19
asuransi. Melalui aplikasi inilah kegiatan operasional dimulai dari tingkat yang paling bawah. JL-indo merupakan aplikasi khusus untuk pegawai PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) disemua cabang. Kegiatan yang dapat dilakukan menggunakan sistem aplikasi JL-Indo mengenai polis antara lain: pencetakan polis, pengecekan masa polis, pemeliharaan polis sampai pengajuan dan pembayaran klaim. Berikut adalah spesifikasi utama aplikasi JL-Indo : -
Database terpusat (centralized database) : data seluruh kantor cabang PT. Asuransi Jiwasraya tersimpan dalam satu database dengan server data center yang berada di kantor pusat.
-
Seluruh kantor cabang mengakses data secara online ke server data center di kantor pusat
-
Online antar kantor: memudahkan dalam mencari data nasabah di seluruh Indonesia pada semua kantor cabang PT. Asuransi Jiwasraya.
-
Menggunakan jaringan LAN.
( http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/10030/, diakses pada 13.52 tanggal 2 Maret 2016 ) e. Pengajuan dan pembayaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 132) Pengajuan berarti “proses” atau “cara” atau “perbuatan mengajukan” atau “pengusulan” atau “pengedepanan”. Pembayaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1989: 89) berarti “proses” atau “cara membayar” atau “perbuatan”. Pembayaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai langsung menggunakan uang, sedangkan non tunai dapat dengan debit card, credit card, transfer.
20
f. Klaim Ekspirasi 1. Pengertian klaim ekspirasi Klaim adalah permohonan atau tuntutan seorang pemilik polis terhadap perusahaan asuransi untuk pembayaran santunan sesuai dengan pasal-pasal dari sebuah polis (Hasymi dkk, 1996:55). Menurut Abbas Salim pada bukunya yang berjudul dasar-dasar asuransi (2000: 30), dijelaskan bahwa klaim adalah tuntutan ganti rugi oleh tertanggung kepada penanggung akibat kerugian yang dialaminya. Dari Dari teori para ahli mengenai pengertian klaim, penulis menyimpulkan bahwa klaim adalah permohonan ganti rugi oleh tertanggung kepada pihak penanggung (perusahaan asuransi) terhadap kerugian yang telah dialami sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dalam polis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2005: 272), ekspirasi berarti penghembusan nafas keluar atau penghabisan atau masa jatuh tempo. Menurut pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa klaim ekspirasi/ jatuh tempo adalah permohonan pemilik polis terhadap perusahaan asuransi untuk membayar sejumlah uang sesuai perjanjian yang telah disepakati dikarenakan masa polis telah berakhir (SUP PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) pasal 19 ayat 1). Perhitungan nominal klaim ekspirasi ditentukan oleh PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) yang telah disetujui oleh pemegang polis pada saat menandatangani perjanjian. 2. Penetapan klaim Menurut Herman Darmawi (2000: 46), menyatakan bahwa terdapat dua tindakan dasar yang terbuka bagi perusahaan asuransi jika dikonfrotasikan dengan suatu klaim, yaitu membayar atau menolaknya. Hal tersebut juga berlaku untuk klaim ekspirasi, dimana pihak perusahaan berhak menolak atau membayar klaim ekspirasi yang diajukan.
21
Terdapat dua hal yang mendasari perusahaan menolak pembayaran klaim ekspirasi, yaitu : -
Terjadi permasalahan dalam proses pembayaran premi
-
Jatuh tempo polis sudah terlalu lama (maksimal pengajuan klaim ekspirasi 3 tahun setelah masa polis berakhir) Dalam penentuan apakah harus membayar atau menolak suatu
klaim ekspirasi, penilai mengikuti prosedur penyelesaian dengan empat langkah pokok, yaitu : -
Pemberitahun masa jatuh tempo
-
Penyelidikan kebenaran pengajuan
-
Bukti klaim ekspirasi
-
Pembayaran atau menolak pengajuan itu.
g. Asuransi Jiwa 1. Pengertian Asuransi Asuransi merupakan pemindahan resiko yang telah menyebabkan salah satu pihak atas dasar pertimbangan-pertimbangan tertentu, bersepakat untuk mengganti kerugian yang dialami pihak lain bila sesuatu yang telah direncanakan dan tidak diharapkan terjadi (Hasymi dkk, 1996:161). Sedangkan menurut Herman Darmawi (2000: 2), menyatakan bahwa pengertian “asuransi mempunyai berbagai sudut pandang yaitu dari sudut pandang ekonomi, sosial, bisnis. Dalam pandangan ekonomi asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (financial)”. Menurut pandangan bisnis, asuransi merupakan perusahaan yang usaha utamanya adalah menerima dan menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain dan memperoleh keuntungan dengan berbagi resiko diantara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransijuga menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan). Dari sudut pandang sosial,
22
asuransi didefinisikan
sebagai
organisasi
sosial
yang menerima
pemindahan resiko dan mengumpulkan dana dari para anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada setiap anggota. Pengertian asuransi menurut Undang-Undnag RI Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian pasal 1 Ketentuan Umum adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbu dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Dari beberapa teori diatas, penuis dapat menyimpulkan dan menjabarkan bahwa asuransi adalah sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Walaupun banyak metode untuk menangani resiko, namun asuransi merupakan metode yang paling banyak dipakai. Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap resiko yang dihadapi perorangan maupun resiko yang dihadapi perusahaan (herman darmawi, 2000: 1). 2. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Abbas Salim dalam bukunya yang berjudul Asuransi dan Manajemen Resiko (2000: 25) menyatakan bahwa Asuransi Jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Menurut PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta yang dikutip di AAMI Dasar-dasar Asuransi, menyatakan bahwa asuransi jiwa adalah suatu pengalihan atau pelimpahan resiko (risk sifthing) atas
23
kerugian
keuangan
(financial
loss)
oleh
tertanggung
kepada
penangggung. Resiko yang dilimpahkan kepada penanggung bukanlah resiko hilangnya jiwa seseorang, melainkan kerugian keuangan akibat hilangnya jiwa seseorang atau karena mencapai usia lanjut sehingga tidak produktif lagi. Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis dapat menyimpulkan dan menjabarkan yang dimaksud asuransi jiwa adalah pelimpahan resiko kepada penanggung akibat kerugian yang disebabkan karena meninngal terlalu cepat atau meninnggal terlalu lama sehingga tidak produktif lagi. 3. Bentuk-bentuk Asuransi Menurut Abbas Salim (2000: 1) menyatakan bahwa bentuk-bentuk asuransi dapat digolongkan sebagai berikut : -
Asuransi Kerugian (Asuransi Umum), yaitumengenai hak milik, kebakaran, dan lain-lain.
-
Asuransi Varia (marine insurance, asuransi kecelakaan, asuransi mobil dan pencurian)
-
Asuransi Jiwa (life insurance) yaitu yang menyangkut kematian, sakit, cacat, dan lain-lain.
h. Sistem
Informasi
Aplikasi
JL-Indo
dalam
Pengajuan
dan
Pembayaran Klaim Ekspirasi Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi Aplikasi JL-Indo dalam pengajuan dan pembayaran klaim ekspirasi adalah serangkaian kegiatan, tatacara, metode atau urutan langkah-langkah yang saling berhubungan yang dirumuskan dan diwajibkan dalam pengurusan pengajuan klaim ekspirasi. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program tersebut, maka perlu adanya sistem informasi berupa aplikasi JL-Indo sehingga pengolahan data dalam proses pengajuan dan pembmayaran klaim ekspirasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
24
Data yang dibutuhkan dapat diolah dengan cepat secara digital daripada manual. Aplikasi JL-Indo di PT. Asuransi Jiwasraya cabang Surakarta mulai di gunakan pada tahun 2008, sebelumnya penanganan klaim ekspirasi masih menggunakan sistem manual dengan bantuan pensil dan Ms. Excel. Dengan kemajuan teknologi, PT. Asuransi Jiwasraya dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi agar pelayanan yang terbaik dapat diberikan kepada nasabah sehingga nasabah puas dengan pelayanan yang diberikan. Dengan adanya aplikasi JL-Indo, pengolahan data sesuai dengan prosedur yang benar. Data-data dari nasabah dapat disimpan dalam database, sehingga apabila dibutuhkan sewaktu-waktu dapat dicari dengan mudah. Kemampuan untuk memperoleh, mengumpulkan, menyimpan dan mendapatkan kembali informasi yang dibutuhkan lebih cepat sehingga dharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mempercepat proses pengajuan dan pembayaran klaim ekspirasi di PT. Asuransi Jiwasraya cabang Surakarta. B. Metode Pengamatan 1. Lokasi Pengamatan Lokasi
pengamatan
yang
berkaitan
dengan
sasaran
atau
permasalahan pengamatan merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan. (H.B. Sutopo,2002 : 52) Lokasi pengamatan digunakan untuk mendapatkan data, informasi, keterangan dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan pengamatan sekaligus
sebagai
tempat
dilaksanakannya
pengamatan.
Penulis
mengambil lokasi pengamatan di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan karena PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta merupakan salah satu perusahaan asuransi milik negara ( BUMN ) di Indonesia. Perusahaan ini
25
bergerak di bidang jasa yaitu jasa asuransi jiwa yang salah tugasnya mengurus tentang polis dan pembayaran klaim. 2. Jenis Pengamatan Jenis pengamatan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu pengamatan, karena turut menunjang proses penyelesaian pengamatan. Jenis pengamatan ini merupakan pengamatan deskriptif kualitatif yaitu, pengamatan tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam berbagai jenis, bisa berupa orang peristiwa dan tempat atau lokasi, benda serta dokumen atau arsip, kata-kata disusun dalam kalimat misalnya kalimat hasil wawancara antara pengamat dengan informan. Pengamatan deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subjek dan objek pengamatan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang terlihat dan sebagaimana adanya. Jenis pengamatan yang dilakukan penulis adalah pengamatan deskriptif kualitatif, karena data yang penulis kumpulkan adalah dalam bentuk kata-kata, kalimat pencatatan dokumen maupun arsip yang mempunyai arti lebih. 3. Sumber Data Menurut HB. Sutopo (2002:49-54) bahwa : “Dalam pengamatan kualitatif sumber datanya dapat berupa informan, peristiwa atau aktifitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, rekaman, dokumen dan arsip. Berdasarkan uraian diatas sumber data yang diguakan penulis dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut: a. Informan Informan adalah sumber data yang berupa manusia yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan diamati dan mengetahui mendalam tentang data-data yang diperlukan. Sumber data berupa manusia dalam pengamatan kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada responden. Karena responden posisinya hanya sekedar memerikan tanggapan (respond) pada apa yang diminta atau
26
ditentukan oleh penelitinya. Adapun informan dalam pengamatan ini adalah: -
Kepala seksi Pertanggungan di PT. Asuransi Jiwasraya Surakarta ( Bapak Rodiq Rovian Altriyanto, S.Si).
-
Pegawai Administrasi seksi pertanggungan ( Ibu Izzatun Nisa, S.Si)
-
Pegawai administrasi keuangan (Bapak Arif Iswanto, SE)
b. Peristiwa atau aktivitas Peristiwa atau aktivitas merupakan pengamatan terhadap proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Dalam pengamatan ini peristiwa atau aktivaitas yang dilakukan penulis dalam pelaksanaan kuliah kerja magang pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Surakarta adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pengajuan dan pembayaran klaim ekspirasi. c. Gambar Beragam gambar yang ada dan berkaitan dengan aktivitas dan kondisinya bisa juga dimanfaatkan sebagai sumber data. Gambar tersebut bisa berupa gambar apa saja yang memang berkaitan dengan masalah yang dikaji, misalnya gambar peta, potret, dan jugar gambar buatan tangan lainnya. d. Dokumen dan Arsip Dokumen adalah bahan tertulis yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam mengkaji dokumen tidak hanya mencatat apa yang tertulis tetapi juga berusaha menggali dan menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut. Pada deskripsi ini penulis menyajikan beberapa dokumen yang dirasa perlu untuk disajikan.
27
4. Teknik Pengumpulan Data Seperti yang dijelaskan diawal bahwa sumber data dalam pengamatan kualitatif sendiri dari beragam jenis, bisa berupa informan, peristiwa atau aktivitas, gambar dan dokumen. Beragam sumber data tersebut menuntut dilakukannya cara untuk teknik pengumpulan data tertentu yang sesuai guna mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahannya. Untuk memperoleh dan menyusun data pengamatan, penulis menggunakan teknik observasi, wawancara dan analisis dokumen. a. Wawancara Menurut H.B. Sutopo (2002 : 56-57) “wawancara merupakan sumber data yang paling penting dalam pengamatan kualitatif berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan” . Teknik pengumpulan data ini, dilakukan untuk mendapatkan keterangan-keterangan secara lisan melalui komunikasi langsung dan berhadapan langsung dengan informan. Wawancara di dalam pengamatan kualitatif dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut sebagai teknik wawancara mendalam. b. Observasi Menurut HB Sutopo (2002: 64) “Observasi adalah menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar”. Observasi yang dilakukan penulis dengan cara melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan. Melalui teknik ini diharapkan mendapat gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai objek yang diamati. Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana sistem informasi JL-Indo yang dgunakan dalam pembayaran klaim Ekspirasi di PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) cabang Surakarta. c. Analisi Dokumen dan Arsip Teknik analisis dokumen merupakan salah
satu metode
pengamatan data yang dilakukan dengan melihat dokumen yang telah
28
terkumpul kemudian menganalisisnya. Sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. H.B. Sutopo (2002: 69). Dalam pengamatan ini, penulis mengambil dokumen berupa file, arsip dan gambar yang dijadikan lampiran dalam laporan karya ilmiah ini. 5. Teknik Analisis Data Dalam pengamatan ini, analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif, yang terdiri dari tiga komponen analisis data yaitu sebagai beikut : a. Reduksi data Adalah proses seleksi, pemfokusan penyederhanaan dan abstraksi data yang ada dalam fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang
pelaksanaan
riset
yang
dimulai
bahkan
sebelum
pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sejak pengamat mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, pernyataan-pernyataan yang diajukan, dan tetang cara pengumpulan data yang dipakai. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data berupa membuat singkatan, coding, memusatkan tema, membuat batas permasalahan, dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai pengamatan berakhir. b. Sajian data Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, pengamat akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengamatan tersebut. Susunan penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak menolong pengamat sendiri.
29
c. Penarikan kesimpulan Pada awal pengumpulan data, pengamat harus sudah mengerti apa arti dan hal-hal yang pengamat temui dalam melakukan pencatatan peraturan, pokok pernyataan konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat, dan proposi-proposisi. Aktivitas diantara ketiga komponen tersebut,
dilaksanakan
dalam
bentuk
interaktif
dalam
proses
pengumpulan data pada suatu proses siklus. Kemudian pengamat bergerak diantara 3 (tiga) komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi sebagai sesuatu yang saling berhubungan pada sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Untuk lebih jelasnya, proses analisis data dengan model interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Analisis Interaktif Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan simpulan/ Verifikasi
Sumber : H.B Sutopo, 2002:96