BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government Organization (NGO) Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government Organization yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Organisasi Non Pemerintah atau lebih dikenal dengan sebutan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). NGO adalah suatu kelompok atau asosiasi nirlaba yang beraktifitas di luar struktur politik yang terinstitusionalisasi. Pencapaian hal-hal yang menjadi minat atau tujuan anggotanya diupayakan melalui lobi, persuasi, atau aksi langsung.
NGO biasanya memperoleh sebagian pendanaannya dari sumber-sumber swasta. Sampai seberapa besarkah dana yang dapat diperoleh oleh sebuah NGO? semakin baik kinerja dan produktifitas yang dihasilkan oleh sebuah NGO sehingga manfaat yang dirasakan oleh masyarakat semakin besar, maka dana yang akan mengalir ke NGO tersebut tentunya akan semakin besar pula. Hal itu menunjukkan bahwa kepercayaan dari pihak-pihak donatur untuk mendanai sebuah NGO tentu saja semakin besar. Jadi, bukanlah suatu masalah atau hal yang tidak realistis bagi mereka untuk memberikan dana yang relatif besar sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan jumlah yang diajukan oleh sebuah NGO yang punya kualitas dan kredibilitas yang cukup baik serta manfaat yang cukup besar bagi kemaslahatan masyarakat. Bahkan bukan hal yang tidak mungkin jika lebih besar dari jumlah yang pernah diberikan sebelumnya, asalkan track record NGO yang bersangkutan cukup baik dan berpotensi untuk lebih baik lagi di masa berikutnya.
Istilah “NGO” mulai akrab di telinga masyarakat sejak datangnya bantuan yang terus mengalir dari berbagai penjuru dunia bagi korban bencana alam dahsyat gempa bumi tektonik dan gelombang Tsunami yang melanda bumi Nanggroe Aceh Darussalam, pada tanggal 26 Desember 2004. Sejak saat itulah, NGO bertaburan di Aceh baik yang bertaraf lokal, nasional, maupun Internasional atau asing. Malah banyak NGO lokal/nasional/internasional lebih dikenal dan terexpose ke masyarakat setelah musibah gempa dan tsunami tersebut terjadi. C. Pengertian Pengendalian Intern Organisasi berskala internasional seperti Heifer International Indonesia, tidak mungkin melakukan pengendalian intern secara langsung terhadap jalannya aktivitas operasional sehari-hari. Oleh karena itu manajemen membutuhkan alat bantu untuk mengurangi kemungkinan kesalahan ataupun kecurangan atas laporan keuangan maupun laporan aktivitas program sehingga terjamin akuntabilitas organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian
intern merupakan bagian dari manajemen resiko yang harus
dilaksanakan oleh setiap lembaga untuk mencapai tujuan lembaga. Demikian perlunya pengendalian intern dalam sebuah lembaga sehingga hal ini harus dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin kesinambungan dan kepercayaan pihak donor maupun masyarakat. Sebuah organisasi
nirlaba independen yang mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan melalui etika dan pengendalian intern yang efektif yang disebut dengan Committee Of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO), dibentuk pada tahun 1985.
Komisi ini
disponsori oleh 5 organisasi besar di Amerika Serikat yaitu: a. The Ammerican Accounting Association (AAA) b. The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) c. Financial Executive Institute (FEI) d. The Institute Of Internal Auditors (IIA) e. The Institute Of Management Accountants (IMA) Pengertian Pengendalian Intern-Kerangka kerja terpadu menurut COSO dalam Beyond COSO “Internal Control to enhance corporate governance” oleh Steven J. Root (1998 :118) sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Internal control is a process, affected by an entity’s board of directors, management and other personnel, design to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: effectiveness and efficiency of operations; reliability of financial reporting, and compliance with laws and regulations
Boynton dkk (2003 : 371) mendefenisikan pengendalian intern sebagai berikut : Pengendalian intern adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan berikut ini yaitu: a. Keandalan pelaporan keuangan, b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, c. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Pengertian Pengendalian Intern menurut Alvin A.Arens-James K.Loebbecke (1994:289) adalah seperti kutipan berikut. Sistem pengendalian intern tersebut adalah terdiri dari beberapa kebijaksanaan dan prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang wajar bahwa sasaran dan tujuan penting bagi perusahaan untuk dipenuhi. Kebijaksanaan dan prosedur ini sering kali disebut pengendalian dan secara kolektif disebut pengendalian internal perusahaan.
Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan proses kebijaksanaan atau prosedur yang dijalankan dewan direksi,
Universitas Sumatera Utara
manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi serta untuk menjaga aktiva perusahaan. D. Tujuan Pengendalian Intern Hall (2001-150) menyebutkan tujuan utama dari pengendalian intern adalah : a. Untuk menjaga aktiva perusahaan b. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi c. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan d. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Boynton dkk (2003:171) mengungkapkan pentingnya pengendalian intern adalah sebagai berikut: a. lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif, b. pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan. c. Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonoki tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien
Universitas Sumatera Utara
Tujuan pengendalian intern Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyadi (2002:180) “tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan: (1) keandalan informasi keuangan, (2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, (3) efektifitas dan efisiensi operasi” E. Komponen Pengendalian Intern Menurut IAI (2001 :319) “pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan”, yakni : a. Lingkungan pengendalian b. Penaksiran Resiko c. Aktivitas pengendalian d. Informasi dan komunikasi e. Pemantauan Komponen di atas dapat diuraikan seperti di bawah ini : 1. Lingkungan Pengendalian Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas atau lembaga yaitu: a. Nilai integritas dan etika Pengendalian intern yang memadai desainnya, namun dijalankan oleh orang-orang yang tidak menjunjung tinggi integritas dan tidak memiliki etika akan mengakibatkan tidak terwujudnya tujuan pengendalian intern.
Universitas Sumatera Utara
b. Komitmen terhadap kompetensi Personel di setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.
c. Filosofi dan gaya operasi manajemen Filosofi merupakan seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi
perusahaan
dan
karyawannya.
Sedangkan
gaya
operasi
mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan. d. Struktur organisasi Struktur
organisasi
pelaksanaan,
memberikan
pengendalian
dan
rerangka
untuk
pemantauan
aktivitas
perencanaan, mencakup
pembagian wewenang dan pembebanan tanggungjawab dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. e. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuan organisasi, sekaligus memudahkan pertanggungjawaban konsumsi sumber daya organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Karena pentingnya perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur agar tercipta lingkungan pengendalian yang baik, maka perusahaan perlu
memiliki
metode
yang
baik
dalam
menerima
karyawan,
mengembangkan kompetensi mereka, menilai prestasi dan memberikan kompensasi atas prestasi mereka. g. Kesadaran Pengendalian Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian, jika manajemen segera melakukan tindakan koreksi atas temuan kelemahan pengendalian hal ini merupakan petunjuk adanya komitmen manajemen terhadap penciptaan lingkungan pengendalian yang baik. 2. Penaksiran Resiko Penaksiran resiko merupakan identifikasi dan analisa terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuanya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. 3. Aktivitas pengendalian
Universitas Sumatera Utara
Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas 4. Informasi dan komunikasi Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat,
mengolah,
meringkas
dan
melaporkan
transaksi
entitas.
Komunikasi meliputi luasnya pemahaman personil tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain. 5. Pemantauan Pemantauan merupakan proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini dilaksanakan melalui aktivitas pemantauan terus menerus, evaluasi secara terpisah atau kombinasi diantara keduanya. Tidak jauh berbeda dengan uraian di atas, Messier (2005:251) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern mempunya lima komponen yaitu : a. Lingkungan pengendalian,
Universitas Sumatera Utara
b. Proses penentuan resiko, c. Sistem informasi entitas dan proses bisnis terkait yang relevan terhadap pelaporan keuangan dan komunikasi, d. Prosedur pengendalian e. Pemantauan pengendalian.
F. Keterbatasan Bawaan Pengendalian Intern “Sekalipun pengendalian intern cukup memadai bukan berarti laporan keuangan dan aktivitas bebas dari kesalahan maupun kekeliruan” seperti yang diungkapkan oleh IAI (2001:319.16) Kemungkinan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern.
Hal ini mencakup keyakinan bahwa
pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu, pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi diantara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian intern. Selanjutnya menurut IAI (2001:319.17) : “faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut”
Universitas Sumatera Utara
Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern adalah sebagai berikut: 1. Kesalahan dalam pertimbangan Manajemen maupun personel lain dapat melakukan kesalahan dalam mempertimbangkan keputusan atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu maupun tekanan lain 2. Gangguan Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan bisa saja terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, kurang perhatian, atau kelelahan.
Perubahan yang bersifat
sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.
3. Kolusi Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk
melindungi
kekayaan
entitas
dan
juga
tidak
terungkapnya
ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengabaian oleh manajemen Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan untuk pribadi manager, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu. 5. Biaya lawan manfaat Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.
Universitas Sumatera Utara
G. Kerangka Konseptual
HEIFER INTERNATIONAL MEDAN
PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN
KEPATUHAN TERHADAP HUKUM DAN PERATURAN YANG BERLAKU
KEANDALAN PELAPORAN KEUANGAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI OPERASI
MENJAGA AKTIVA PERUSAHAAN
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Heifer International Indonesia Heifer International Indonesia selaku Non Government Organization yang merupakan lembaga donor yang mengelola dana yang sangat besar untuk tujuan
Universitas Sumatera Utara
pengembangan masyarakat dengan main program (program utama) di bidang pertanian dan peternakan, ditambah dengan isu-isu kemanusiaan yang lain yang berhubungan dengan ending hunger and caring for the earth.
Mobilitas yang tinggi, jumlah kekayaan tidak sedikit, jenis transaksi yang tidak umum, tidak adanya tujuan mencari laba, menjadi hal-hal yang tentunya memerlukan pengendalian intern untuk menjaga aktiva perusahaan, keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang berlaku, sehingga kredibilitas lembaga tetap terjaga di mata donors/grantor/contributor dan masyarakat.
Semakin baik kinerja dan produktifitas yang dihasilkan oleh sebuah NGO, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat semakin besar, maka dana yang akan mengalir ke NGO tersebut tentunya akan semakin besar pula. Hal itu menunjukkan bahwa kepercayaan dari pihak-pihak donatur untuk mendanai sebuah NGO tentu saja semakin besar. Jadi, bukanlah suatu masalah atau hal yang tidak realistis bagi mereka untuk memberikan dana yang relatif besar sesuai dengan jumlah yang diajukan oleh sebuah NGO yang punya kualitas dan kredibilitas yang cukup baik serta manfaat yang cukup besar bagi kemaslahatan masyarakat. Bahkan bukan hal yang tidak mungkin jika lebih besar dari jumlah
Universitas Sumatera Utara
yang pernah diberikan sebelumnya, asalkan track record NGO yang bersangkutan cukup baik dan berpotensi untuk lebih baik lagi di masa berikutnya. Penerapan pengendalian intern yang memadai di Heifer International Indonesia akan memberikan keyakinan yang memadai atas keandalan laporan keuangan serta menentukan
tingkat
kepercayaan
para
stakeholders,
seperti
grantor/donors/contributor/, kelompok masyarakat, Head Quarter (HQ) dan stakeholder lainnya terhadap organisasi tersebut. Dengan pengendalian intern yang memadai tujuan dari organisasi dapat tercapai dengan optimal.
Universitas Sumatera Utara