BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mutu CPO Pada Tangki Penimbunan Analisa Minyak dari tangki penimbunan sangat penting dilakukan mengingat minyak sawit yang menpunyai rantai karbon yang panjang, maka akan mudah terjadi Hidrolisa. Untuk penentuan Kualitas minyak yang disimpan dan akan dipasarkan maka dilakukan dengan pengambilan sampel, yang diambil sebanyak 200 ml dari tangki minyak dilakukan setiap pagi sebelum dimulai proses produksi selanjutnya.pengambilan sampel dilakukan dengan mempergunakan alat pengambilan sampel dan satu sampel harus diambil dari kedalam 1 Meter dari atas, satu dari tengah dan satu lagi diambil pada 1 Meter dari dasar tangki. Semua sampel harus dicampur benar – benar untuk membentuk satu sampel dari setiap tangki. Bahan reaksi yang diperlukan untun menentukan Free Fatty Acid ( FFA ) adalah : Larutan Penolpthalein AR 1% diperoleh dengan cara menimbang 1gr Penopthalein kemudian dilarutan dalam 100 ml Ethanol. Sodium Hidroxide ( NaOH ) AR 0,1 N dan Denaturated Iso – Propanol ( IPA ). Iso Propanol digunakan sebagai bahan pelarut. Dari penuntun Laboratorium diperoleh metode pelaksanaannya dilakukan dengan cara : 1. Timbang 5gr minyak sampai 0,0001 gr terdekat ( untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat ) dalam labu erlenmeyer. 2. Diukur 50 ml IPA dan dimasukkan kedalam erlenmeyer kapasitas 250 ml, ditambahkan 4 tetes Penolpthalein dan dicampur dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Ditambahkan / titrasi dengan 0.1 N NaOH sampai menjadi warna Jingga pucat. 4. Kemudian dipindahkan Alkohol yang telah dinetralisir kedalam labu erlenmeyer yang berisi minyak. 5. Letakkan Labu dan isinya pada hot plate dan biarkan campuran tersebut panas perlahan – lahan. Sementara itu goyang secukupnya agar minyak terdispersi menjadi bagian – bagian kecil. 6. Titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH, goyang terus – menerus, sehingga timbul warna jingga yang akan nampak selama30 menit. Tabel 2.1. Standar Mutu minyak kelapa sawit, minyak inti sawit dan inti sawit. Karakteristik
Minyak sawit
Inti Sawit
Minyak Inti
Keterangan
Sawit Kadar Asam Lemak bebas Kadar kotoran Kadar Zat menguap Bilangan peroksida Bilangan iodine Kadar logam ( Fe – Cu ) Lovibond Kadar minyak Kontaminasi Kadar pecah
5%
3,5 %
3,5%
Maksimal
0,5 % 0,5 % 6 meq 44 – 58 mg/g 10 ppm
0,02 % 7,5 % -
0,02 % 0,2 % 2,2 meq 10,5 – 18,5 mg/g -
Maksimal Maksimal Maksimal -
3–4R -
47 % 6% 15 %
-
Maksimal Maksimal Maksimal
( Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 1989 ) Kadar air didalam minyak/lemak sangat mempengaruhi pembentukan asam lemak bebas ( Free fatty Acid ). Semakin tinggi kadar air yang terdapat didalam minyak maka kemungkinan terbentuknya asam lemak bebas juga akan semakin cepat dan dapat juga mengakibatkan terjadinya korosi pada dinding Storage Tank. Analisa kadar air dilakukan terlebih dahulu terhadap minyak sawit dengan pemanasan pada suhu 55 – 60 oC yang telah Homogen.
Universitas Sumatera Utara
Analisa terhadap kadar air dilakukan dengan metode sebagai berikut : 1. Letakkan cawan bersih dalam oven selama 15 menit pada 105 oC. 2. Biarkan menjadi dingin dalam desicator selama ½ jam. 3. Timbang cawan yang kering ini sampai 0,0001 gr terdekat ( W1 ). 4. Timbang kira – kira 20 gr + 0,1 gr dari minyak cair pada cawan. 5. Timbang cawan dan isinya sampai 0.001 gr terdekay ( W2 ). 6. Keringkan minyak dalam oven selama 6 jam pada temperatur 105oC. 7. Angkat cawan dan biarkan menjadi dingin dalam desicator selama ½ jam sebelum ditimbang kembali ( W3 ). Minyak sawit merupakan asam lemak yang sangat mudah terjadi Hidrolisis sehingga batas dibawah 10%. Dengan adanya asam lemak bebas akan menurunkan mutu minyak. Kadar air telah ditetapkan 0,2%, bila kadar air tinggi maka dilakukan pemanasan agar air dalam minyak dapat menguap. Kadar kotoran menpengaruhi mutu CPO yang berdampak pada saat pemasaran hasil produksi, yaitu kotoran > 0,02% maka harga jual CPO menjadi lebih rendah, konsumen akan mengalami kesulitan dalam pengolahan lebih lanjut dan menambah kerja konsumen dan memakan waktu lebih lama. Sebelum memasuki Storage Tank minyak melalui proses klarifikasi yang telah meminimalkan kadar kotoran yang berupa solid dan kadar air. Didalam Storage Tank juga telah dilengkapi Steamer yang akan menpengaruhi Sg ( Spesific Gravity ) minyak. Suhu didalam Storage Tank dijaga sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya oksidasi, hidrolisa enzimatik maupun non enzimatik, kekentalan minyak juga semakin rendah sehingga kemungkinan kotoran untuk mengendap didalam Storage Tank lebih mudah.
Universitas Sumatera Utara
Kadar kotoran dapat ditentukan dengan cara : 1. Contoh minyak di cairkan pada suhu 55 – 60 oC dan homogenkan sebelum dijadikan sub sampel. 2. Diletakkan disaringan Fibre glass pada sebuah krusibel gooch dan guci kira – kira 10 ml hexane. 3. Keringkan kertas saringan berikut krusibel pada 105oC selama 30 menit. 4. Didinginkan dalam Desicator selama ½ jam dan timbang sampai 0,0001 gr terdekat ( W2 ). 5. Timbang kira – kira 20 gr minyak kedalam Erlenmeyer ( W3 ). 6. Ditambah 100ml larutan panas dan goyang agar di peroleh homogenitas yang sempurna. 7. Dibiarkan selama 5 menit sampai semua larutan terlarut dapat terpisah kebawah. 8. Dituang secara hati – hati larutan tadi pada krusibel Gooch dengan mnggunakan vakum. 9. Pergunakan larutan baru untuk memimdahkan semua minyak dan benda yang tidak larut pada ktusibel Gooch dan guci dengan beberapa bagian dari 10 ml larutan sampai seluruh minyak yang telah ada terangkut keluar. 10. Bila semua larutan pencuci telah melewati saringan, lepaskan kembali vakum. 11. Keringkan dalam Oven selama ½ jam pada 105oC. 12. Didinginkan dalan Desicator dan ditimbang krusibel Gooch dengan isinya ( W4 ).
Universitas Sumatera Utara
2.2. Jenis – Jenis Tangki Terdapat beberapa jenis tangki penyimpanan bertekanan rendah yang lazim digunakan dalam industri. 1. Tangki Tutup Konis Tetap ( Fixed Cone Roof Tank ) Terdapat 2 jenis tangki tutup konis tetap didasarkan atas konstruksinya, yakni : a. Self supporting rafter Tangki ini bertipe tutup konis tetap ( fixed cone roof tank ) dengan penyangga tutup rafter yang mandiri. Tangki ini jenis Atmosferis, diperguankan untuk menimbun menyimpan berbagai jenis fluida dengan tekanan uap amat rendah ( mendeteksi atmosferis ), oleh sebab itu disebut tangki atmosferis. Fluida ini dapat bersifat mudah terbakar atau yang tidak berbahaya namun bernilai ekonomis cukup mahal atau kedua – duanya. Tangki
jenis
ini
dilengkapi
dengan
beberapa
kelengkapan
(appurtenances). Tekanan uap didalam tangki tidak boleh melebihi berat tutup. b. Column Supported Jenis tangki atmosferis tipe column supported
ini kegunaannya sama
dengan tipe terdahulu. Bedanya anya pada bentuk pendukung atapnya yang terbuat dari pipa. Pipa penyangga ini harus diukur ketebalannya dari waktu kewaktu untuk mengetahui penipisan akibat serangan karat sebelah dalam.
Universitas Sumatera Utara
2.Tangki Umbrella Jenis tangki atmosferis tipe umbrella ini kegunaanya mirip dengan kedua tipe diatas. Bedanya adalah tutupnya yang merupakan segmen – segmen melengkung dengan titik pusat meridian di puncak tangki.
Gambar 2.1. Tangki Umbrella 3. Tangki Tutup Cembung Tetap ( dome roof ) Jenis tangki atmosferis nin lazim disebut dome roof tank karena bentuk tutupnya yang cembung dan self supporting ( mandiri ). Kegunaannya tangki tipe ini sama dengan tangki tutup konos tetap. Jenis tipe ini sering digunakan untuk tangki dua dinding, dimana tangki sebelah dalamnya merupakan terbuat dari pelat stainless steel dan digunakan untuk penyimpanan gas alam cair ( suhu cryogenic sekitar – 190oC).
Gambar 2.2. Tangki Tutup Cembung Tetap ( dome roof )
Universitas Sumatera Utara
4. Tangki Horizontal Tangki ini jenis yang bertekanan rendah, dimana tekanan uap tidak melebihi 5 Psi. Digunakan untuk penyimpanan bahan kimia, penyimpanan air minum dan lain – lain. 5. Tangki Tipe Plain Hemispheroid Tangki ini jenis bertekanan rendah dan silindris, digunakan untuk meyimpan fluida ( minyak ) yang bertekanan uap ( rvp ) sedikit dibawah 5 psi.
Gambar 2.3. Tangki Tipe Plain Hemispheroid 6. Tangki Tipe Noded Hemispheroid Tangki nini njenis bertekanan rendah dengan fungsi penimbun fluida ( light naphtha pentane ) dengan tekanan uap tidak lebih dari 5 psi. 7. Tangkin Plain Spheroid Tangki ini bertekanan rendah dengan kapasitas 20.000 barel. 8. Tangki tipe Nided Spheroid Tangki ini kegunaannya mirip dengan tipe plain spheroid, hanya ukurannya lebih besar ( 40.000 barel ), dengan sebuah tie dan 2 buah truss.
Universitas Sumatera Utara
9. Tangki Noded Spheroid Tangki berukuran 80.000 barel dengan dua buah ties dan dan 3 buah truss. 10. Presuree Tank Tangki jenis ini bertekanan uap (rvp) lebih dari 11,1 psi. Fluida yang disimpan biasanya produk minyak bumi seperti LPG, LNG. Terdapat beberapa jenis tangki penyimpanan jenis pressure tank yang lazim digunakan dalam industri. 1. Tangki Peluru ( bullet tank ) Tangki bullet sebenarnya lebih sebagai pressure vessel bentuk horizontal, dengan volumemaksimum 2.000barel. kegunaanya untuk menyimpan LPG. 2. Tangki Bola ( spherical tank ) Tangki bola juga sebenarnya merupakan pressure vessel, mengingata tekanan internalnya melebihi 11,1 psi. Gunanya untuk menyimpan gas yang dicairkan seperti : LPG, O 2 , N 2 , Acertylene dan lain – lain. Agar tidak merupkan produk yang diinginkan ( refrigerated ), produk gas cair tersebut disimpan dengan tekanan hingga mencapai 75 psi. Karena merupakan bejana tekanan maka alat penggunaannya juga lengkap seperti tingkat keamanan, manometer dan lain – lain. Tangki bola hampir tidak pernah terletak di permukaan tanah, pada umumnya diatas kepala ( over headelevated ), menggunakan tiang – tiang penyangga dari pipa. Tiang – tiang ini termasuk tangki bolanya, dari waktu kewaktu diperiksa ketebalannya untuk mengetahui serangan karat dari dalam. Volume tangki dapat mencapai 50.000 barel. Ketebalan tangki bola biasanya 1,5 inci atau lebih, sehingga sambungan lasnya diradiografi100% dan di
Universitas Sumatera Utara
PWHT ( Stress Reliefed / bebas teganagan internal ). Untuk menyimpan LNG dengan suhu cryogenic ( -190oC), tangki bola dibuat berdinding rangkap, dimana antaradua dinding diisi dengan isolasi dingin ( polyurethane foam), dan dinding sebelah dalam terbuat dari stainless steel. 11. Tangki Tutup Terapung Tangki jenis ini terdapat tiga tipe yakni : 1. Tangki tutup terapung eksternal ( external floating roof ) 2. Tangki tutup terapung internal ( internal floating roof ) 3. Tangki terapung Tutup terapung dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi maupun safety / keselamatan. Dengan tutup terapung( dapat bergerak naik turun sesuai dengan tinggi rendah permukaan fluida / minyak bumi didalamnya), maka evaporasi dalamruang uap (vapor space ) dapat dihilangkan. Tutup terapung dapat mengurangi terjadinya ledakan dari fluida yang memiliki potensi mengandung listrik static, seperti JP-4 atau kerosine. Dengan tidak adanya
vapor space, maka kemungkinan terbentuknya
kelembaban (moisture), mengurangi kemungkinan serangan karat sebelah dalam pada tutup tangki jika fluida banyak mengandung belerang. Namun demikian terjadinya vapor loses / kehilngan minyak akibat penguapan tetap terjadi karen adanya celah antara dinding dan tutup tangki, serta menguapnya lapisan minyak pada dinding yang baru saja terbuka karen turunnya tuup. Namun demikian jika dibandingkan dengan tangki jenis tutup tetap, maka kehilangan ini relatif kecil. Tangki tutup terapung digunakan untuk menyimpan dengan tekanan uap antara 1,5 hingga 11 psi, atau produk minyak yang memerlukan perlakuan khusus.
Universitas Sumatera Utara
Jenis – jenis minyak yang disimpan pada tangki tipe ini adalah minyak mentah ringan (light crude oil), komponen gasoline (gasoline blending stock), naphtha ringan, pentane, dan beberapa bahan kimia yang mudah menguap (volatile). Untuk tangki timbun bahan didinginkan (refrigerated) hingga -60oF, digunakan ketentuan dalam API 620 Apendix R. Sedangkan untuk gas cair dengan suhu cryogenic (tidak lebih rendah dari 270oF), digunakan ketentuan dalam API 620 Appendix Q. Tangki terapung digunakan untuk menimbun gas kota (metan, atau campuran gas metan dan hidro karbon lainnya). Gas ini digunakan untuk industri dan rumah tangga di perkotaan. 1. Tangki Tutup Terapung Eksternal Terdapat tiga jenis, yakni : A. Tangki Tutup Terapung Eksternal Tipe Nampan Tutup terapung tangki ini berbentuk nampan yang doperkuat dengan trust rod (batang penguat), melintang tutup dan dipertahankan
kekencangannya
dengan
menggunakan
alat
pengrncang (turn buckle). Di tengah – tengah nampan terdapat emnber pengumpul air hujan (drain sump) yang dilengkapi dengan saringan. Air hujan disalurkan melalui sistem cerat yang fleksibel dengan menggunakan kopling Chicksan. B. Tangki Tutup Terapung Eksternal Tipe Pontan Disekeliling pinggir tutup dilengkapi dengan ponton berbentuk cincin. Bagian lainnya dari tutup berupa pelat tunggal atau dek. Ditengah tutup dipasang pengumpul air hujan dan pipa cerat. Dek tutup dilengkapi dengan lebih banyak batang penyangga (roof
Universitas Sumatera Utara
support). Pada tipe air hujan dibiarkan masuk kedalam fluida didalam tangki. Hal ini mudah dilakukan mengingat minyak selalu terpisah dengan air hujan. Namun kondisi ini memungkinkan terjadinya serangan karatsebelah dalam pada bagian air apa bila minyaknya banyak mengandung Chloride atau belerang. C. Tangki Tutup Terapung Eksternal Tipe Dek ganda Tutup tangki ini terdiri dari dua pelat dekyang tersusun dengan ronga diantaranya. Karenanya tutup ini berfungsi sebagai pelampung ukuran besar. Disini air hujan tidak disalurkan sewaktu meninggalkan tangki, namun dibiarkan masuk kedalam tangki. Penceratan air hujan relatif gampang mengingat air selalu disebelah bawah minyak. Kondisi ini memungkinkan terjadinya serangan karat sebelah dalam tangki jika minyak bumi yang simpan di sini banyak mengandung Chlorine atau belerang. Agar tingkat kerugian akibat penguapan kandungan tangki tutup terapung tipe eksternal, minimal pada celah antara dinding dengan tutup terapung dipasang penyumbat (seal) diupayakan selalu menempel pada dinding yang menggunakan per daun (leaf spring), pegas (coil spring) ataupun pemberat (counter weight). 2. Tangki Tutup Terapung Internal Terdapat beberapa tipe tangki tutup terapung internal, yakni tipe nampam (pan). Tipe sandwich metal , tipe sandwich plastik, tipe bulkhead, tipe ponton,
Universitas Sumatera Utara
tipe dek ganda, dan tipe tutup diatas pelampung (roof on float). Semua tipe tersebut berhubungan langsung dengan cairan kecuali tipe tutup atas pelampung. Tangki ini digunakan untuk menimbun fluida yang hampir tidak boleh bocor / keluar keudara luar sama sekali, dikarenakan harganya yang sangat mahal, atau menyebabkan polusi udara (beracun),atau sangat mudah terbakar. 3. Tangki Terapung Tangki ini termasuk yang tertua dari jenisnya dan telah digunakan di Indonesia sebagai penimbun gas kota untuk kepentingan industri dan rumah tangga di perkotaan. Gas yang dikonsumsi biasanya gas metan dan campuran gas hidro karbon lainnya. Karena sifat yang mengapung, maka tipe ini sangat efisien karena tidak ada kebocoran gas sama sekali. 12. Tangki Dinding Ganda ( double wall tank) Tangki ini khusus untik gas cair yang bersuhu cryogenic (hingga190oC). tangki sebelah dalam terbuat dari pelat stainless steel yang tahan suhu sangat dingin, sedangkan tangki sebelah luar lebih berfungsi sebagai penguat dan sekaligus pelindung isolasi dingin.
Gambar 2.4. Tangki Dinding Ganda
Universitas Sumatera Utara
13. Tangki Bentuk Lain 1. Tangki tanpa tutup (open roof tank) Tangki ini biasanya digunakan untuk menyimpan air tawar atau air pendingin. 2. Tangki Kobra Tangki kobra sebenarnya adalah tangki yang ditinggikan posisinya agar dapat digunakan untuk mendistribusikan air minum menggunakan gaya gravitasi ke tempat – tempat pengguna. 3. Tangki BawahTanah Tangki ini banyak digunakan oleh SPBU untuk menjual BBM. Lokasi dibawah tanah dimaksudkan untuk keselamatan umum (meminimalkan risiko kebakaran / peledakan).
Gambar 2.5. Tangki BawahTanah
2.3. Aspek Pemeliharaan Pemeliharaan tangki meliputi langkah – langkah pemantaun kondisi tangki dan lingkungannya termasuk semua pautan dan perpipaan yang terkait dengannya. Ada beberapa langkah pemeliharaan tangki adalah sebagi berikut :
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Pemantauan tangki Selama pengoperasiannya, tangki penyimpanan dipantau kondisi fisik dan lingkungan termasuk seluruh pautan dan perpipaan yang terkait dengannya. Gejala – gejala pengkaratan dinding,tutup dan pautan. Disamping kelengkapan tangki harus memiliki identifikasi seperti warna dindingnya untuk jenis produk yang disimpan didalamnya, dan nomor urut. Mengingat bahwa tangki merupakan salah satu sarana pokok di bidang perminyakan,
maka
pemeliharaan
yang
baik
dan
teratur
agar
dapat
memperpanjang umur pemakaian sehingga menjamin kelancaran operasi. Untuk menghindari timbulnya karat pada tangki maka perlu dilakukan pengecatan yang tujuannya adalah untuk : Melindungi metal dan memperpanjang umur tangki. Menyerap atau memantulkan panas matahari untuk keperluan pemanas isi tangki. Syarat estetika mengikuti standard dalam dunia perminyakan. Jangka waktu untuk pengecatan tangki umunya 3 tahun sekali tetapi ini pun masih tergantung pada keadaan yang dilihat secara visual karena cat sangat dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya. 2.3.2. Pemeliharaan rutin peralatan tangki. Pemeliharaan ini meliputi seluruh peralatan tangki yang telah dijadwalkan pelaksanaannya agar semua peralatan tersebut tetap dalam kondisi baik dan dapat beroperasi dengan lancar. Sebelum pekerjaan pembersihan tangki dilaksanankan maka terlebih dahulu perlu diadakan pembebasan gas yang tujuannya adalah untuk melindungi
Universitas Sumatera Utara
pekerja dari pengaruh racun dan uap hidrokarbon didalam tangki. Pembebasan gas ini dapat dilakukan dengan beberapa macam cara antara lain : o Menguapkan secara alami (natural Ventilation), yaitu dengan tiupan angin. o Menguapkan secara mekanik (mechanical Ventilation), yaitu dengan menggunakan blower atau kompressor udara. o Dengan uap air panas (steaming). Disamping jangka waktu tersebut pembersihan tangki dapat juga dilaksanakan pada keadaan mendesak seperti : o Tangki yang ada diperbaiki karena kebocoran. o Penggantian jenis isi tangki yang ditimbun, karena kualitasnya yang tidak memenuhi syarat atau karena hal lain. 2.3.3. Perbaikan tangki Manakala terbukti suatu tangki mengalami hal – hal sebagai berikut, maka tangki tersebut diupayakan agar segera dapat ditanggulangi, yakni : Pelat dasar, dinding atau atap bocor sehingga produk yang disimpan didalamnya mengalir keluar dan mencemari lingkungan sekitarnya. Pelat dinding menggembung atau melesak secara berlebihan. Tangki tenggelam atau miring melebihi batas maksimum yang dibolehkan Kehilangan volume produk kandungan tangki akibat evaporasi berlebihan Penyimpangan yang berlebihan antara penunjukan piranti
ukur isi
produk kandungan tangki pada tangki penimbun, dengan penunjukan piranti ukur.
Universitas Sumatera Utara
Tangki terbakar atau meledak Tangki kempot Tangki tersambar petir Tangki berkarat berlebihan ( sebelah dalam dan luar ) Drain pipe pada tangki tutup terapung bocor Kandungan sludge atau air terlalu banyak
2.3.3.1. Plat Dinding Bocor Perbaikan sementara ( tangki penimbun produk tidak beracun ) Perbaikan sementara dilaksanakan untuk mencegah kebocoran yang lebih parah, perbaikan dilaksanakan dengan terlebih dahulu menarik tangki dari operasi kemudian menurunkan permukaan produk didalam tangki hingga sekitar 12 inci di bawah bagian yang bocor. Bekas
bocoran
dibersihkan
dengan
ditergent
kemudian
dikeringkan. Retak kebocoran disumbat dengan steel cement atau epoxy dan dibiarkan mengeras. Selanjutnya diadakan pengujian kandungangas disekitar bocoran terutama apabila produk yang ditimbun mudah terbakar. Selamjutnya bagian yang bocorditambal pelat yang ukurannya cukup melingkupi bagian yang diperkirakan berpotensi bocor. Pengelasan dilaksanakan cukup dengan teknik stringer.
Universitas Sumatera Utara
Perbaikan sementara ( tangki penimbun produk beracun ) Pelaksanaan
perbaikannya
sama
dengan
diatas,
hanya
sebelum
pelaksanaan perbaikan personildi sekitar lokasi harus di evakuasi hingga berada pada jarak yang aman dari tangki yang bocor tersebut dan pelaksanaan perbaikanharus mengguakan peralatan keselamatan lengkap sebagaimana diutarakan diatas. Perbaikan tetap ( permanen ) Perbaikan permanen menggunakan teknik window cut (pemotongan jendela) dengan menggunakan kerangka penguat (reinforcing frame). Pelat yang mengandung bocoran dipotong dan diganti
pelat baru dengan
ketebalan dan jenis material yang sama. Pelat pengganti harus dirol dengan lengkungan sesuai tangki aslinya. Pengelasan baru dilaksanakan oleh tukang las harus lulus WPQT ( welder performance qualification test ) dan harustersedia welding material yang tepat dan penyetelan telah memuaskan welding inspektor.
2.3.3.2. Plat dasar bocor Pelat dasar bocor yang diketahui melalui pencemaran tanah sekitar tangki oleh produk yang dikandung tangki. Perbaikan kebocoran pelat dasar tangki dapat dilaksanakan dalam beberapa cara : Perbaikan pelat dasar dengan menambal Pertama – tama tangkio ditarik dari operasi kemudian dikosongkan setelah itu dibersihkan dari sludge dan kotoran lainnya, dasar tangki diuji dengan udara bertekanan dan air sabun. Dari sini akan tampak bagian – bagian
Universitas Sumatera Utara
yang bocor berdasarkan indikasi buih air sabun yang terjadi. Bagian yang bocorditandai dengan cat yang berwarna mencolok dalam kegelapan. Bagian yang bocor dibersihkan dengan ditergent dan dikeringkan, kemudian kebocoran yang berupa pitting. Metal attack atau retak, disumbat dengan plastic steel atau epoxy resin. Kemudian dibiarkan kering dengan sendirinya. Penambalan dapat dilaksanakan dengan memasang potonganpelat dasar baru yang spesifikasi dan ukurannya sama dengan yang lama diatas bagian yang bocor dan mengelasnya. Sambungan las kemudian diuji dengan vakum box atau udara bertekanan atau dengan flourescent test dan black light. Dengan cara ini sangat tepat untuk pengujian ditempat gelap dan sangat akurat untuk mengungkap jenis – jenis cacat permukaanyang sangat halus. Penggantian pelat dasar yang bocor Pelat yang bocor dipotong untuk kemudian diganti dengan pelat dasar baru dengan tebal dan material yang sama dengan yang lama. Pemotongan pertama kali dilaksanakan dengan menggunakan piranti pemotong yang tidak menggunakan api. Tapi dengan menggunakan bor listrik yang explosion proof untuk mengetahui kandungangas di bawah pelat dasar tangki. Setelah pelat yang bocor terlepas, bagian tanah yang tercemar tepat pada lubang bekas pemotongan pelat yangbocor dikeruk dan diganti dengan bahan grout dan menbiarkan hingga menbeku. Selanjutnya diadakan pengujian kandungan gas sisa.
Universitas Sumatera Utara
Penggantian seluruh pelat dasar. Apabila penipisan pelat dasar bersifat menyeluruh maka penambalan secara individual tidak efisien dan sebaiknya seluruh pelat diganti. Penggantian dapat dilaksanakan dengan memotong danmengganti seluruh pelat dasar. Namun jika tanah dibawah pelat dasar telah terkontaminasi dengan produk yang mudah terbakar, maka pemotongan menjadi sangat sulit dan cukup mahal, karena ruang antara tanah dengan pelat dasar harus dimurnikan
dengan
argon
atau
CO 2
selama
pemotongan
pelat
menggunakan brander potong untuk mencegah peledakan / kebakaran, atau menbanjiri celah tersebut dengan air untuk mengusir gas hidrokarbon didalamnya. Pemasangan double bottom Pemasangan double bottom dianggap perlu manakala penggantian pelat lama dianggap kurang efisien dan double bottom tidak terlalu mengurangi kapasitas tangki ( berkurangnya kapasitas tangki dapat diterima oleh pihak operasi. Jika kondisi pondasi tangki kuat dan tidak sagging (turun), pelat dinding sebalah bawah masih baik, maka di atas pelat dasar langsung dituangkan hot mix dan dibentuk kembali dengan serongan 1:120 kearah titik tengah. Apabila kondisi bagian bawah pelat dunding, pelat annular serta keseluruhan pelat dasar telah tipis diserang karat merata, maka double decking dilaksankan dengan menggunakan kerangka landasan yang terbuat dari baja struktur setelah bagian bawah pelat dinding dan pelat annular ditambal. Penggantian baru pelat dinding dan pelat annular mahal.
Universitas Sumatera Utara
Agar penyanggaan terlaksan dengan merata, maka diantara kerangka baja struktur tersebut diisi dengan hot mix yang tebalnya rata dengan ketinggian kerangka landasan. Metode ini praktis hanya untuk tangki timbun ukuran kecil dan sedang dengan diameter ≤ 40 m.
2.3.3.3. Perbaikan pelat atap yang bocor Apabila kebocoran berupa satu atau dua buah perforasi, maka perbaiakan berupa penambalan individual dengan terlebih dahulu menyumbat atap yang bocor dengan epoxy atau plastic steel, kemudian menambal pelat yang menderita kebocoran tersebut. Jika ketebalannya masih memungkinkan, maka pengelasan dapat dilaksanakan setelah diuji kandungan gas menyatakan kondisi pengelasan aman, namun jika ketebalannyasudahsangat tipis,maka penambalan tidak akan dilaksankan, melainkan mengganti seluruh pelat atap. Untuk tangki harus dipersiapkan dengan baik sebagaimana telah diuraikan sebelumnya seperti menarik dari operasi, mengosongkan dan lian – lain.
2.4. Kalibrasi Kalibrasi
pada
tangki
timbun
dilaksanakan
setiap
selesai
pembersihan/perbaikan, dengan jangka waktu umumnya 6 tahun sekali. Gunanya adalah untuk mengetahui kapasitas tangki secara terinci, hal ini sangat perlu sesuai dengan persyaratan untuk komersialisasi dari Departemen Perdagangan. Peralatan untuk kalibrasi dinding tangki antara lain : pita ukur lengkap dengan penggantungannya, pegas penarik pita dan peralatan lainnya. Perhitungan
Universitas Sumatera Utara
kapsitas pada kalibrasi ini menggunakan faktor koefisien muai dari dinding tangki. Kalibrasi angki dilaksanakan oleh Direktorat Meterologi Bandung dari Departemen Perdagangan, disyahkan oleh Direktorat Teknik Migas dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
2.5. Instrumentasi Instrumentasi adalah sistem peralatan yang berfungsi untuk mengukur dan mencatat atau mengendalikan variabel-variabel dalam suatu proses. Penggunaan instrumentasi (alat-alat kontrol) dalam suatu tangki timbun merupakan suatu hal yang penting, karena instrumentasi mengontrol dan memantau kondisi operasi dalam suatu tangki timbun agar tetap berada dalam kondisi yang optimum, hingga target operasi dapat dicapai. Alat-alat kontrol juga berfungsi sebagai alat pengaman, hingga mampu memberikan indikasi dini terhadap kerusakankerusakan yang terjadi dalam tangki timbun. Alat-lat instrumentasi Didalam tangki penyimpanan perlu diukur dan dikendalikan oleh alat instrumentasi antara lain adalah : •
Variabel Utama yaitu : temperatur, tekanan dan level permukaan cair.
•
Variabel tambahan yaitu : densitas, viscositas, kelembapan, dan lainnya.
Secara garis besar jenis alat instrumentasi yang diaplikasikan adalah : 1. Jenis instrumen pengukur temperatur, yaitu alat untuk mengetahui temperatur aliran atau temperatur operasi suatu alat sekaligus dapat mengendalikan temperatur operasi sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Temperatur suatu bahan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Termometer Termometer ini terbuat dari gelas, berbentuk tabung yang diisi dengan air raksa digunakan untuk mengukur temperatur pada alat proses. Air raksa merupakan cairan yang sering digunakan untuk temperatur dari kurang dari titik beku sampai kira-kira 500oC. Batas bawah sampai -38,9oC titik beku air raksa. Dengan mencampurkan talium dengan air raksa menurunkan batas bawah ini sampai sekitar – 56oC. Umumnya ada dua jenis termometer : o jenis terendam total o jenis teendam sebagian Termometer terendam total dikalibrasikan untuk membaca dengan benar kalau kolom cairan sama sekali terendam dalam fluida yang diukur. Komfigurasi inimungkin kabur dalam pembacaannya. Termometer sebagian dikalibrasikan untuk manbaca dengan tepat kalau direndamkan dalam jm;ah tertentu dengan bagian tidak terendam pada temperatur tertentu. Termometer ini tidak terhindarkan dari kurangtelitian dibandingkan dengan jenis terendam penuh. 2. Jenis instrumen pengukur tekanan ( PIC ) Manometer Manometer adalah alat untuk mengetahui tekanan suatu aliran dan tekanan operasi suatu alat sekaligus sebagai alat untuk mengendaliakan tekanan sesuai dengan tekanan yang diinginkan. Alat yang digunakan dalam mengukur tekanan didalam tangki timbun CPO.
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis instrumen pengukur level cairan ( LIC ) Yaitu alat untuk mengendalikan tinggi cairan dalam suatu alat sehingga tidak melebihi batas yang diinginkan. Sistem kerja alat pengukur level cairan. Sistem dengan pemasangan pelampung diperlukan alat yang dihubungkan kebagian penunjuk, pencatat dan pengontrol. Metode umun yang digunakan untuk melaksanakan pengukuran ini termasuk teknik langsung dan teknik tak langsung. Pengukuran langsung tinggi permukaan cairan Penggunaan gelas penglihat atau gelas ukur biasa dalam bejana dianggap merupakan metode yang paling sederhana untuk mengukur tinggi permukaan cairan. Metode ini sangat efektif. Metode yang digunakan untuk langsung mengukur permukaan adalah pelampung sederhana, yang dapat dihubungkan dengan transduser gerakan yang sesuai untuk menghasilkan sinyal listrik yang sebanding dengan permukaan cairan. Pengukuran Metode tidak langsung Pada metode ini meliputi pengukuran permukaan, tekanan, pengukuran kerapatan (densitas), pengukuran tinggi permukaan dengan pemberat, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara