BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi massa Komunikasi
sangat
berperan
penting
dimana
seorang
individu
membutuhkan suatu informasi dari individu lainnya dan komunikasilah yang melengkapi itu semua agar pesan yang diinginkan tersampaikan dengan baik. Komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian pesan atau suatu informasi dari individu ke individu lainnya menggunakan suatu media dan diterima dengan baik oleh komunikan atau si penerimanya.6 Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikeal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”, seperti orang-orang yang sedang mengerumuni penjual obat atau yang sedang bersama-sama berhenti menanti dibukanya pintu lintasan kereta api. Massa disini bukan sekedar orang banyak disuatu lokas yang sama. Massa kita diartikan sebagai “meliputi orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi 6
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung : 2001, hal 41
10
massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran”. (Berlo dalam Wiryanto, 2000). Massa mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka tidak harus berada disuatu lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Massa juga dapat kita lihat sebagai “meliputi semua lapisan masyarakat” atau “khalayak ramai” dalam berbagai tingkat pendidikan, keyakinan, status sosial yang tentu saja terjangkau oleh media massa.7 Defleur dan Dennis McQuail, mendefinisikan bahwa Komunikasi Massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayakkhalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.8 Penyerapan pesan melalu media massa dilakukan secara berkala , tidak bersifat temporer. Isi pesan yang disampaikan media massa dapat mencangkup berbagai aspek kehidupan manusia, baik bersifat informatif, edukatif dan hiburan. Masyarakat akan membaca dan menikmati media massa jika media massa unsure pokok yaitu :9 1. Novelty ( sesuatu yang baru ) 7
Denis Mcquail, Teori Komunikasi ( suatu pengantar) , Edisi Kedua , Erlangga, Jakarta : 1996. Hal 72 8 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. hal : 103 9 Sasa Djuarsa sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta 1999, hal 169
11
Sesuatu yang “ baru ” merupakan unsure terpenting dalam suatu pesan berita khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program televise, mendengarkan radio dan membaca surat kabar/majalah apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru akan belum diketahui. 2. Jarak (dekat atau jauh ) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan sempat dipublikasikannya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kepentingan, kehidupan dan lingkungan. 3. Popularitas Peliputan Tokoh Penting, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang paling penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan menjadi berita besar dan menarik perhatian khalayak bila terjadi dirumah seorang mentri. Khalayak akan mencari berita tentang perkembangan mengenai kasus selebriti 4. Pertentangan Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkup perbedaan pendapat dan nilai biasanya disukai khalayak. Sebagai contoh perbedaan pendapat
12
pendapat tentang perlunya pemilihan presiden secara langsung akan lebih menarik perhatian banyak khalayak. 5. Humor Manusia pada umumnya tertarik dengan hal-hal yang lucu yang menyenangkan, oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor disenangi khalayak. 6. Seks dan keindahan Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsure seks dan keindahan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal dan menarik perhatian khalayak, maka media massa sering kali menonjolkan kedua unsur ini. 7. Emosi Hal-hal yang berkaitan menyentuh kebutuhan dasar manusia, sering kali menimbulkan emosi simpatik khalayak, kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik ( sandang, pangan dan papan ) rasa aman, sosial, harga diri dan aktualitas diri. Peristiwaperistiwa yang menyentuh kebutuhan dasar
tersebut akan
menimbulkan emosi sekaligus simpati khalayak, seperti bencana banjir, korban perang dan sebagainya. 8. Nostalgia
13
Pengertian nostalgia disini adalah menunjukan pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman dimasa lalu. Misalnya orang-orang lahir 1940-an akan menyukai lagu-lagu pada tahun 1960-an. 9. Human interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambar kehidupan orang ini dapat dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi dan berbagai bentuk secara deskriptifnya. 2.1.1
Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa secara umum menurut Effendy Sebagai berikut:10 1. Fungsi Informasi Fungsi ini diartikan bahwa media mssa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibuthkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya medidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah 10
Onong Uchjana Effendy. Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Bandar Maju. 1993. Hal 18-19
14
melalui pengajaran nilai, etika serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. 3. Fungsi mempengaruhi Fungsi memperngaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk atau editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi maupun surat kabar. Menurut dominic fungsi komunikasi massa yakni sebagai berikut:11 A. Pengawasan (Surveillance) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: 1. Pengawsan peringatan (warning of beware surveilience) Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memperihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Sebuah stasisun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan atau menayangkan dalam jangka panjang. 2. Pengawasan instrumental (instrumental survelience)
11
Ibid. Hal. 14-17.
15
2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa di definisikan sebagai pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan melalui suatu media agar komunikan dapat menangkap pesan yang diberikan kepada komunikator secara baik. Adapun karakeristik komunikasi massa sebagai berikut.12 1. Komunikasi terlembaga a. Ciri
komunikasi
yang
pertama
adalah
komunikatornya
terlembagakan. Sebagaimana sudah diketahui sesuai dengan definisi yang dikemukakan di atas, bahawa komunikasi massa itu pasti menggunakan media massa, baik cetak atau elektronik. 2. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis dan kultural. Khalayak yang anonim artinya bahwa diantara pembaca Koran, pendengar radio, atau pemirsa televisi, terpisah dan tidak mengenal satu sama lain 3. Bentuk kegiatan melalui media massa yang bersifat umum, dalam arti perseorangan atau pribadi. Isi pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan orang perorangan atau pribadi. 4. Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun kultural. 12
Riswandi, opcit., hal : 106
16
5. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik dari khalayak berlangsung secara tertunda. 6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. Komunikator pada media massa bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawakan bukan semata-mata identitas pribadi, tetapi justru yang ditonjolkan adalah organisasi dan kelompok. 7. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala. Artinya pesan-pesan media massa itu disebarkan kepada khalayak tidak bersifat kontemporer atau sewaktu waktu, melainkan secara tetap, misalnya tiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan dan sebagainya. 8. Isi pesan disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, social budaya dan keamanan, baik yang bersifat informative, edukatif, maupun hiburan. 9. Media massa mengutamakan unsur isi daripada hubungan. Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan. Dalam komunikasi anatar pribadi, unsur hubungan memainkan peranan penting. 10. Media massa menimbulkan keserempakan. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah komunikasi/khalayak yang menjadi sasaran pesan yang heterogen, luas dan anonym tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan menerima pesan yang sama pula. 17
11. Kemampuan respon alat indera terbatas. Dalam hal ini komunikator dan komunikan dapat melihat, mendengar, bahklan mungkin mencium dan merasakan secara langsung. Sebaliknya dalam konteks komunikasi massa kemampuan respon alat indera bergantung pada jenis media massa yang ada atau tersedia. 2.1.3
Media Komunikasi Massa Sesuai dengan definsinya, komunikasi massa membutuhkan media massa
dalam penyampaian pesannya. Media massa dalam cakupan komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Perihal peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat dirumuskan secara singkat antara lain :13 1. Media massa juga dikenal sebagai media hiburan. 2. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia. 3. Media massa membantu kita untuk menyusun agenda, menyusun jadwal kehidupan sehari-hari. 4. Media massa berfungsi membantu untuk berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat lain di luar masyarakat kita. 5. Media massa memberikan informasi dan membantu kita untuk
mengetahui secara jelas segala ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam ingatan kita. 13
Alo Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991.
18
6. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya. Hiburan yang diinginkan oleh masyarakat akan terpenuhi dengan adanya kehadiran media massa sebagai alat penyampaian pesan yang semakin beragam dan berkembang. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling berkembang di dunia karena wujudnya yang berupa audio visual. Oleh karena
itu
di
pembahasan
selanjutnya,
peneliti
akan
mengkhususkan
pembahasannya pada media televisi. 2.2
Pengertian Televisi Televisi Merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bias
bersifat politis bias pula informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsure tersebut. televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesenjangan untuk menyaksikan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.14 Sama halnya seperti media massa lain, televisi juga memeliki beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi pragmatis yaitu: (1) menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas. (2)
14
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta, 1996. Hal
6
19
Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. (3) Memiliki tokoh berwatak. Televisi sebagai media dianggap mampu menyiarkan informasi kepada masyarakat secara memuaskan, ini disebabkan oleh dua faktor yang terdapat pada media massa tersebut, yakni : 1. Immediacy menyangkut pengertian langsung dan dekat, yakni peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa berlangsung. 2. Realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya audio visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. Penyelenggara siaran televisi harus memberikan sajin program-program menarik yang sesuai dengan etika, norma, ideologi yang berlaku di lingkungan masyarakat. Selain itu selera masyarakat sebagai konsumen harus lebih di perhatikan karena masyarakatlah yang menentukan untuk menonton program tersebut atau tidak. Masyarakat tidak dapat dipaksa karena mereka berhak untuk menonton program yang diinginkan yang sesuai dengan selera mereka sendiri. Televisi
bukan
sekedar
merupakan
hiburan
belaka,
melainkan
mengandung informasi yang mengkondisikan pemirsa untuk menjadi konsumtif, materialistis dan cenderung menyederhanakan masalah yang merupakan realitas
20
sehari-hari yang sebenarnya sulit untuk dipecahkan tanpa usaha yang sungguhsungguh. Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersil, fungsi media massa (televisi) sedikitnya digolongkan ke dalam 6 aspek, yaitu diantaranya. 1. Menyampaikan Fakta (the fact) Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim (iklan, propaganda, dll) dan disatu sisi lain kebutuhan dan harapan penerima (berita, laporan, dll) 2. Menyajikan Opini dan Analisis (opinion and analysis) Pada laporan berita, reporter melakukan opini orang-orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redaktur khusus(kolom, editorial, dll) 3. Melakukan investigasi Fungsi ini adalah yang paling sulit dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan kecanggihan dan satf berpengalaman serta memiliki intensif dengan par ahli dan ilmuan yang membutuhkan waktu tahunan. 4. Hiburan Sajian pers dan media massa (televisi) kadang kadang berfungsi sekaligus menghibur, medidik, dan memberikan informasi. 5. Kontrol
21
Fungsi ini dapat dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga sebaliknya. 6. Analisis dan Kebijakan (policy analysis) Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk mneyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah, kemudian dianalisis oleh media tersebut dengan memberi solusi alternatif. Televisi
telah
menjadi
salah
satu
fenomena
yang
mengiringi
perkembangan peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu abad. Kehadirannya malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban kehidupan manusia saat ini dan dimasa yang akan datang. Dengan perkembangannya teknologi komunikasi, dunia kali ini drasakan semakin sempit, karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan dengan yang lain, walaupun kita di belahan bumi yang berbeda sehingga rasanya kita berada didalam suatu tempat di dunia, suatu masyarakat dunia. Dari paparan diatas terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil bagi individu di masyarakat. Dari media orang bisa mendapatkan beragam informasi yang dibutuhkan. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komoditi yang amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Masyarakat di era ini tidakk bisa hidup tanpa informasi.15
15
Alvin Toffler. Gelombang ketiga (bagian kedua). Cet 2. Terjemahan Dra. Sri Koesdiyatinah SB. PT Panjta Simpati Jakarta 1992.
22
2.3
Program TV Kata “program“ berasal dari bahasa inggris Programme yang berarti acara
atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara melainkan “siaran“ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “Program“ lebih sering digunakan dalam dunia siaran di Indonesia daripada kata “siaran“ untuk mengacu kepada pengertian untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Dalam dunia televisi program acara terdiri dari: 16 1. Talk Show Talk show adalah program acara televisi mengenai perbincangan, percakapan orang perorang atau beberapa orang tentang suatu masalah yang hangat dan menarik perhatian khalayak. Contoh : Talk Show Kakek Kakek Narsis yang selalu mendatangkan wanita cantik dan seksi. 2. Variety Music Variety Music berisi berbagai ragam jenis lagu dipandu oleh satu atau dua orang presenter. Dalam program ini disisipi lelucon, sulap atau cara lain non musik, agar tidak membosankan dan acara tersebut berlangsung di panggung (stage) atau studio. 16
R.M. Soenarto. Manajemen Penyiaran Televisi. Institut Kesenian Jakarta. Jakarta 2002
23
Contoh : Dahsyat di RCTI , acara ini menyajikan pertunjukan musik dipandu 3 orang presenter dengan menyajikan berbabagi lelucon. 3. Reportase Reportase adalah suatu program acara televisi yang menyajikan berita aktual Contoh : Seputar Indonesia di RCTI, yang menyajikan berita – berita teraktual atau peristiwa yang terjadi pada saat itu dan disiarkan melalui televisi dengan didukung suara serta gambar yang singkron. 4. Feature Feature adalah program acara televisi yang khas dalam penyajian baik dari segi narasi, suara, latar maupun pengambilan gambar Contoh : Wisata Malam di Trans7 yang merupakan sajian khas , dimana narasinya mempergunakan gaya bahasa tanpa mengurangi fakta yang ada serta didukung dengan pengambilan gambar berbeda dan diiringi suara musik, sehingga singkron dengan penyajiannya. 5. Sinetron drama Sinetron darama berisikan cerita fiksi atau non fiksi. Menurut istilah Festival Film Indonesia jenis sinetron terbagi atas : A. Sinetron Seri
24
Sinetron drama seri adalah sinetron yang terdiri dari beberapa episode, episode satu dan lainnya berdiri sendiri, tetapi memunculkan pemain – pemain tetap. Contoh : Para Pencari Tuhan di SCTV yang ceritanya berbeda setiap tayang. B. Drama lepas Drama lepas adalah serial drama yang terdiri satu episode dan panjang durasi 90 menit Contoh : FTV di SCTV dan RCTI yang menayangakan hanya satu episode sekali tayang seleasi atau habis. C. Drama serial Drama serial adalah drama yang terdiri atas beberapa episode, dimana satu episode dengan episode lainnya berhubungan atau bersambung. Dalam drama ini penonton diajak untuk menyaksikan secara kontinu sampai selesai agar penonton mengetahui jalan cerita. Contoh : cinta salshabila yang ditayangkan SCTV setiap hari. D. Sinetron komedi Sinetron komedi adalah program televisi mengenai cerita dramatik berkarakter dan berisi humor. Adegan – adegan nya menyenagkan dan happy ending. 6. Video klip
25
Video klip adalah format acara mengenai lagu-lagu yang diperdengarkan kepada audience dan tujuannya untuk mempromosikan lagu tersebut. 7. Stage Play Stage play adalah program televisi yang aktivitasnya berlangsung di panggung dan pemain hanya berada disekitar panggung. Tetapi dekorasi bisa berganti – ganti sesuai situasi 8. Dokumenter Program
dokumenter
tersusun
seperti
membuat
dokumentasi.
Pembuatannya direncanakan terlebih dahulu, disiapkan naskah, dilakukan pengumpulan data, survey, mencari referensi dan topik mengenai peristiwa kehidupan, sejarah, maupun perilaku muncul di masyarakat. 9. Dokudrama Dokudrama adalah program dokumenter yang didramatisir, diberi peran ada dialog, dibuat set sesuai denagn adegan tertentu. 10. Olah raga Program ini berisikan pertandingan olah raga biak langsung maupun tunda. Dan selain itu, televisi memiliki program acara siaran rohani atau keagamaan, infotainment dan iklan. Acara keagamaan dapat dilihat pada manajemen Qalbu yang merupakan tayangan pagi hari. 11. Infotainment
26
Infotainment merupakan program acara yang berisikan materi – meteri ringan mengenai orang – orang popular atau terkenal. Acara tersebut membahas keseharian atau kehidupan pribadi mereka. Contoh : Insert di TRANS TV. Semakin berkembangnya pertelevisian Indonesia, genre tayangan pun bertambah diantaranya :17 1. Reality Show Reality show adalah salah satu jenis dari program TV yang menampilkan situasi dramatis, humoris, dokumentasi kejadian yang aktual dan juga feature tentang orang – orang biasa ( ordinary people ) yang dipresentasikan atau dipandu oleh aktris profesional. 2. Quiz and Games Show Games show melibatkan peserta masyarakat dan selebritis, kadang dilakukan keluarga untuk bermain dan ada unsur menjawab pertanyaan untuk mendapatkan hadiah. Sedangkan Quiz Show merupakan bentuk paling sederhana dimana orang – orang berkompetisi melawan satu sama lain dengan menjawab pertanyaan atau menyeleksi persoalan atau gambar.
2.4
Komodifikasi Komodifikasi merupakan istilah yang baru diperkenalkan, sebelumnya
dikenal dengan komoditi. Komoditas dan komodifikasi merupakan dua hal yang 17
Naratama. Menjadi Sutradara Televisi. PT Grasindo. Jakarta. 2004 hal 64
27
saling berhubungan yaitu sebagai objek dan proses dalam indikator kapitalisme yang terjadi. Komodifikasi merupakan cara kapitalisme melancarkan tujuannya dengan cara transformasi nilai guna menjadi nilai tukar. Menurut Grame Burton18 menyatakan komodifikasi merupakan sesuatu dimana televisi telah disokong. Karena televisi merupakan cerminan dari masyarakat matrealistis. Segala sesuatu bisa dikomodifikasikan oleh industri televisi dalam rangka mendukung dan menjaga eksitensnya. Menurut
Vincent
Mosco,
komodifikasi
mengacu
pada
proses
mentransformasi nilai guna (use values) yakni nilai yang didasarkan pada kemampuan memenuhi kebutuhan menjadi nilai tukar ( exchange value) yakni nilai yang didasarkan pasar. Minimal terjadi dua bentuk komodifikasi dalam proses resonansi perang media massa sekarang ini.19 Pertama komodifikasi ini, sebagai proses mengubah pesan dari sekumpulan data ke dalam sistem makna sehingga menjadi produk – produk yang dapat dipasarkan. Kedua komodifikasi khalayak, artinya media massa menggasilkan proses dimana perusahan media memproduksi khalayak dan menyerahkan pada pengiklan, Dalam hal ini, program atau ulasan media massa digunakan untuk menarik khalayak. Pemasang iklan membayar perusahaan media untuk mengakses khalayak. Oleh karenanya, khalayak “diserahkan paada perusahaan pengiklan. Semakin 18
Junaedi,Fajar.komodifikasi Budaya dalam Media Massa , Surakata Sebelas Maret University Press.2005 hal 23. 19 Vincent Mosco komodifikasi, thepolitical economy of communication, London : sage publication ltd, 1996
28
acara diminati khalayak, maka dengan sendirinya akan memompa penghasilan media yang bersangkutan. Kita harus menyadari media massa saat ini berada dalam era industrialisasi. Seringkali faktor-faktor ekonomi-politik mendeterminasi keseluruhan proses produksi, distribusi dan konsumsi sumber daya media dengan tidak mengindahkan tata nilai kemanusiaan. Mosco mengembangkan kerangka acuan dari ekonomi politik kedalam suatu proses komunikasi dengan tiga proses, dimulai dari komodifikasi ( commodification ) yaitu proses transformasi dari nilai guna menjadi nilai tukar, dalammedia massa selalu apabila masing – masing diantaranya mempunyai kepentingan kemudian dilanjutkan dengan spesialisasi yaitu proses perpanjangan intituisme media, (mosco 1996; 10-25).20 Strukturasi berkaitan dengan hubungan antara gagasan agensi, proses sosial dan praktek sosial dalam analisis struktur, strukturasi merupakan interaksi interpedansi antara agen dengan struktur sosial yang melengkapinya. (mosco, 1996: 212-214).21 Dalam penelitian ini , kapitalisme merupakan segala bentuk hasil produksi dan reproduksi dijadikan komoditi, untuk dipasarkan denagn tujuan mencari keuntungan. Kekuatan produksi dibentuk dalam kaitan bukan untuk menggali nilai guna ( use value ), proses komodifikasi, yaitu menjadikan objek – objek sebagai suatu yang memiliki nilai.
20 21
Ibid, hal 10-25 Ibid, hal 212-214
29
Mosco mengembangkan keranhka acuan dari politik ekonomi kedalam suatu proses komunikasi dengan tida proses, dimulai dari komodifikasi (commodification), yaitu proses mengubah nilai pakai menjadi nilai tukar. Kemudian dilanjutkan dengan spatilization, yaitu perubahan tempat dengan waktu atau proses perluasan. Institusional dan strukturasi (structurction), prose dimana struktur melalui agen sosial, ketiga proses entry poin,22 dari ketiga entry point yang pertama yaitu komodifikasi ( commodification), karena sesuai dengan fokus kajian dalam penelitian ini. Komodifikasi atau commodification mengacu pada proses ini kemudian diperluas kedalam bidang sosial dari produk komunikasi audiens dan tenaga kerja yang selama ini mendapat sedikit perhatian. Menurut Marx komodifikasi secara luar berarti kumpulan yang besar dari komoditas dimana kapitalisme mewakili dirinya sendiri sebagai perwujudan yang biasa (it is largely through, the imnense collection of commodities). That capitalisme present it self, its most common embodiment. Namun akhirnya Marx merasa perlu adanya kesesuaian dalam keseimbangan konseptual dan analisis politik ekonomi dan komunikasi. Karena bagaimanapun juga, politik ekonomi memberikan pemikiran yang lebih luas kepada institusi bisnis dan struktur yang memproduksi dan mendistribusikan komoditas serta kepada badan pemerintahan yang mengatur proses ini.23 Komodifikasi dibagi tiga unsur komodifikasi : 1.
Komodifikasi isi media
22 23
Ibid, hal 138-139 Ibid, hal 91
30
Ketika para politikus ekonomi berfikir mengenai bentuk komoditas dalam komunikasi mereka umumnya memulai dari media. Content secara spesifik, menurut sudut pandang ini, proses komodifikasi pada komunikasi, melibatkan perubahan pesan-pesan , dari sumber data sampai sistem penelitian dan menjadi produk yang dapat dipasarkan, misalnya ; wartawan yang tugasnya memproduksi cerita yang dapat berguna bagi pembaca, dalam penelitian komunikasi banyak terfokus pada isi media sebagai komoditas dan untuk mengidentifikasinya hubungan antara, status komoditas dan isi dan maknanya. Sebagai hasil, komodifikasi dianggap istimewa dan komoditas yang berharga karena disamping kemampuan untuk bisa memproduksi nilai lebih, komunikasi mengandung simbol dan citra yang maknanya dapat membentuk kesadaran . beberapa penelitian dalam pendekatan ini mengumpulkan bahwa media massa dalam masyarakat kapitalis telah memproses produksi komoditas yaitu memproduksi pesan yang mewakili kepentingan, jadi pesan itu diproduksi untuk kepentingan modal, Graham dan Smythe menjelaskan alternatif formulasi lain. Mereka melihat kecenderungan pada penekanan makna atau dimensi ideologis dari produksi makna disamping kepentingan modal.24 2.
Komoditas audiens Garnham memberikan dua dimensi prinsip dari komoditas media :
produksi langsung dari produk media dan kegunaan media iklan untuk menyempurnakan proses komodifikasi dalam ekonomi keseluruhan (smythe 24
Ibid hal 96
31
1997), mengambil ide-ide ini dengan pandangan yang berbeda menekankan pada audiens itu adalah komoditas utama dari media massa menurut Smythe. Media massa terbentuk dari sebuah prosses dimana di dalamnya perusahaan media memproduksi audiens dan mengenai mereka pada pengiklan. Program media massa dengan demikian digunakan untuk mengkonstruksikan audiens pengiklan membayar institusi media untuk mencapai audiens dinilai dibawa pengiklannya. 3.
Komodifikasi pekerja Ada dua proses yang berhubungan dengan komdodifikasi pekerja yang
sesuai dengan studi komunikasi, pertama mengacu pada penggunaan sistem komunikasi dan teknologi, untuk memperluas komodifikasi semua proses kerja termasuk dalam industri komunikasi dengan meningkatkan kemampuan pengawasan dari fleksibel pekerja, kedua politik ekonomi dan komunikasi menggambarkan suatu proses ganda dengan makna pekerja komodifikasinya, dalam proses produksi komoditas barang dan jasa, dalam studi komunikasi, kajian akan lebih di fokuskan pada konsumsi media yaitu relasi antara audiens dengan teks, hal ini disebabkan didalam institusi media ada kecenderungan untuk lebih menekankan pada kreativitas individu-individu pekerja, dalam proses produksi distribusi dan sebagainya hal inilah yang membedakan dengan industri pada sektor lain.25
25
Ibid hal 97
32
2.5 Semiotika 2.5.1 Pengertian Semiotika Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat di anggap mewakili suatu yang lain. Sedangkan secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.26 Pada dasarnya, analisis semiotika merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu di pertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau narasi/ wacana tertentu. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan symbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk non verbal, teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda disusun. Secara umum, studi tentang tanda merujuk kepada semiotika. Sebuah tanda atau representamen menurut Charles Sander Peirce adalah sesuatu yang dibagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu oleh Peirce disebut interpretant dinamakan sebagai interpretan dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan mengacu pada Objek tertentu. Dengan demikian menurut 26
Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2011, hal 5
33
Peirce, sebuah tanda atau representamen memiliki relasi “triadic” langsung dengan interpretan dan objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses “semiosis” merupakan suatu proses yang memadukan entitas (berupa representamen) dengan entitas lain yang disebut sebagai objek. Proses ini oleh Peirce disebut sebagai signifikasi. Ketiga istilah Peirce tersebut, menunjukan panah dua arah yang menekankan bahwa masing-masing istilah dapat dipahami hanya dalam relasinya dengan yang lain. Sebuah tanda mengacu kepada sesuatu diluar dirinya sendiri objek, dan ini dipahami oleh seseorang serta ini memiliki efek dibenak penggunanya interpretant.27 Menurut Peirce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Pertama, dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika kita menyebut tanda sebuah indeks. Ketiga, kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diinterpretasikan sebagai objek denotatif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika kita menyebut tanda sebuah simbol.28
Tanda dalam hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang antara tanda dengan acuannya ada hubungan kemiripan dan biasa disebut 27 28
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Media Pressindo, 2006, hal 115. Alex Sobur, Ibid, hal 35.
34
metafora. Contoh ikon adalah potret. Bila ada hubungan kedekatan eksistensi, tanda demikian disebut indeks.Tanda seperti ini disebut metomini. Contoh indeks adalah tanda panah petunjuk arah bahwa di sekitar tempat itu ada bangunan tertentu. Langit berawan tanda hari akan hujan. Simbol adalah tanda yang diakui keberadaannya berdasarkan hukum konvensi. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan.29 Menurut
Preminger,
meskipun
refleksi
tentang
tanda
itu
mempunyai sejarah filsafat yang patut dihargai, namun semiotik atau semiologi dalam arti modern berangkat dari seorang ahli bahasa Swiss, Ferdinand de Saussure yang mengemukakan pandangan bahwa linguistic hendaknya nebjadi bagian suatu ilmu pengetahuan umum tentang tanda, yang disebutnya semiologi. Orang yang sejaman dengannya adalah seorang filsuf Amerika, Charles Sander Peirce secara mandiri telah mengerjakan sebuah tipologi tentang tanda-tanda yang maju dan sebuah meta bahasa untuk membicarakannya, tetapi semiotinya dipahami sebagai perluasan logika dan karena sebagian kerjanya dalam semiotic memandang linguistic melebihi kecanggihan logika sebagai model, Saussure telah menjadi tokoh yang sangat berpengaruh.30 Kajian semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Yang 29 30
Yasraf A. Piliang, Semiotika Komunikasi Visual, Jalasutra, Yogyakarta, 2008, hal 14. Alex Sobur, Analisis Teks Media, PT Remaja Rosdakarya, 2009, hal 96.
35
pertama menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan , saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). Yang kedua memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Pada yang kedua, tidak dipersoalkan adanya tujuan berkomunikasi. Sebaliknya, yang diutamakan adalah jenis pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerima tanda lebih diperhatikan dari pada proses komunikasinya.31 Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something in some respect or capacity.”Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground.Konsekuensinya, tanda (sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadic, yakni ground, object, dan interpretant.Atas dasar hubungan ini, Peirce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi actual benda atau peristiwa yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda,
31
Alex Sobur, Semiotika Komunkasi, hal 15.
36
misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.32 Tanda-tanda (sign) adalah baris atau dasar dari seluruh komunikasi kata pakar komunikasi Little John yang terkenal dengan bukunya “Theories on Human Behaviour” (1996). Menurut Little John manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dan banyak hal yang bisa dikomunikasikan di dunia ini.33 Lebih jauh hubungan antara sign, object, dan interpretant dapat digambarkan sebagai berikut : Sign
Interpretant
Object Gambar 3.1
Klasifikasi tanda utama Peirce (Triangle Meaning):34
1. Sign (tanda) adalah bagian tanda yang merujuk pada sesuatu menurut cara atau berdasarkan kapasitas tertentu. 2. Object (objek) adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Biasanya objek merupakan sesuatu yang lain dari tanda itu sendiri atau objek dan tanda bisa jadi merupakan entitas yang sama. 32
Alex Sobur, Ibid, hal 41. Indiwan Seto, Ibid, hal 6. 34 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Jalasutra, Yogyakarta, 2008 hal 14. 33
37
Ada beberapa macam objek dalam teori semiotika yang dikemukakan Pierce, yaitu: a. Objek Representasi (objek sebagaimana direpresentasikan oleh tanda) b. Objek Dinamik (objek yang tidak bergantung pada tanda, objek inilah yang merangsang penciptaan tanda) 3. Interpretant merupakan efek yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa juga interpretant adalah tanda sebagaimana diserap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita dengan tanda itu sendiri. Tanda dalam semiotika dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu ikon, indeks, simbol dapat digambarkan sebagai berikut :
ikon
Indeks
Simbol Gambar 3.2
Kategori Tipe Tanda dari Peirce35
Melihat uraian di atas, tanda menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif; tanda mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan. Untuk menganalisis teks dan kode visual, metode semiotik bersifat kualitatif.
35
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007, hal 168.
38
Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pembagian tanda oleh Peirce : Icon adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya (terlihat pada gambar atau lukisan). Index adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya. Symbol adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim digunakan dalam masyarakat. Lebih dalam, pembagian tanda oleh Peirce dapat dijelaskan dalam tabel dibawah ini yang dikutip oleh Marcel Danesi dalam bukunya, sebagai berikut : Tabel 3.2 Pembagian Tanda Oleh Peirce36 Hubungan antara Tanda Jenis Tanda
Contoh dan Sumber Acuannya
Ikon
Tanda dirancang untuk Segala macam gambar (bagan, diagram, dan
merepresentasikan sumber
acuan
melalui lain-lain), photo, kata-
simulasi atau persamaan kata onomatopoeia, dan (artinya, sumber acuan seterusnya. dapat dilihat, didengar, dan
seterusnya,
dalam
36
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi, Jalasutra, Yogyakarta, 2010, hal 39.
39
ikon). Indeks
Tanda dirancang untuk Jari
yang
menunjuk,
mengindikasikan sumber kata keterangan seperti acuan atau saling atau di sini, di sana, kata saling
menghubungkan ganti seperti aku, kau,
sumber acuan. Simbol
ia, dan seterusnya.
Tanda dirancang untuk Simbol
sosial
menyandikan
sumber kerumunan,
acuan
melalui matematika,
kesepakatan persetujuan.
atau dalam
simbol time
tangan
menempel
seperti
di yang dan
seterusnya.
Dari model segitiga makna Peirce diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan tanda mengacu pada sesuatu diluar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik), indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab akibat, dan simbol (tanda yang muncul berdasarkan konvensi sosial). Sedangkan acuan tanda disebut juga objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari sesuatu yang dirujuk tanda, biasanya berdasarkan field of experience
40
dan frame of reference dari pengguna tanda itu sendiri. Interpretant merupakan hasil pemaknaan dari pengguna tanda mengenai objek yang dirujuk oleh sebuah tanda. Apabila dikaitkan dengan penelitian penulis, maka segitiga makna yang didapat sebagai berikut: SIGN Gambar dalam tayangan mata lelaki
OBJECT
INTERPRETANT
Tentang Perempuan dan trend yang terjadi di kehidupan khalayak
Sebuah persepsi khalayak banyak tentang trend terbaru
Gambar 3.3 Segitiga Makna Chasles Sander Peirce
2.6 Pornografi Pornografi berasal dari kata yunani yang terdiri dari kata porne artinya ‘wanita jalang’ dan graphos artinya gambar atau tulisan. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, pornografi didefinisikan sebagai “ (1) penggambaran tingakah laku secara erotis dengan lukisan
41
atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi; (2) bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks. Dalam undang-undang republic Indonesia no 44 tahun 2008 menyatakan pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar sketsa ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitakan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. Dalam penelitian ini saya menggunakan undang-undang pepublik Indonesia no 44 tahun 2008 tentang pornografi sebagai acuan saya dalam melakukan penelitian ini di karenakan seluruh warga Negara Indonesia diwajibkan untuk mentaatinya. Dalam pasal 4 undang-undang no.44 tahun 2008 disebutkan bahwa
setiap
orang
dilarang
memproduksi,
membuat,
memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor,
mengekspor,
menawarkan,
memperjualbelikan,
menyewakan, atau menyediakan pornografi yang memuat: a. Persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; b. Kekerasan seksual c. Masturbasi atau onani
42
d. Ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; atau e. Alat kelamin (2) Setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang; a. menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; b. menyediakan secara eksplisit alat kelamin c. mengeksploitasi atau memamerkan aktivitas seksual; atau d. menawarkan atau mengiklankan baik langsung maupun tidak langsung layanan seksual.
43