BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Mutu Pendidikan Edward Sallis mengemukakan bahwa “mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam mengahdapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.”1 Menurut Jerome Arcaro mutu adalah” sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan2. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa mutu adalah proses terstruktur yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan mendefinisikan bahwa “Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan sistem pendidikan nasional. Mutu dalam pendidikan merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan. Sehingga, mutu merupakan masalah pokok yang akan menjamin perkembangan sekolah dalam meraih status di tengahtengah persaingan di dunia pendidikan”3 Untuk membangun sistem penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, dibutuhkan juga suatu sistem penjamninan mutu pendidikan. Sistem penjaminan 1
Sallis, Edward. Ibid, hal 25 Arcaro, Jerome.2007. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,, hal 9. 3 Indonesia.. Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 dalam Mulyasana Deddy. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: remaja Rosdakara, hal 129. 2
11
12
mutu penddikan di Indonesia tertuang dalam Permendiknas nomor 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Penddikan. “Penjamin mutu pendidikan merupakan kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara atau satuan atau program pendidikan, pemerintah daearah, pemerintah pusat dan masyarakat untuk menaikan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melaui pendidikan”4. Agar sistem penjaminan mutu pendidikan berkembang secara efektif dibutuhkan suatu lembaga yaitu lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP). Lembaga lain yang juga mendukung terselenggaranya sistem penjamin mutu pendiidkan adalah Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP) anatara lain harus memuat hal-hal sebagai berikut: “a. Terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/informal. b. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu pendidikan pada satuann atau program pendidikan, penyelenggara atau program pendidikan, pemerintah. c. Ditetapkan secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/ atau nonformal. d. Terpetaknya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten, dan kota oleh satuan atau program pendidikan. e. Terbangunnya sisitem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang handal, terpadu dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan”5. Secara umum, penjaminan mutu pendidikan meliputi: 4
Mulyasana Dedy. Ibid, hal 129.. . Ibid, hal 131.
5
13
“a. penjaminan mtuu pendiidikan formal; b. penjaminan mutu pendidikan nonformal; c. penjaminan mutu pendidikan informal”6. Didasari oleh ketentuan bahwa penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal dilaksanakan oleh satuan atau program pendidikan, penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu standar pelayanan minimal (SPM), standar nasional pendidikan (SNP), dan standar mutu pendidikan di atas SNP yang dipilih satuan atau program pendidikana formal. 1.
“Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, adalah “Standar pelayanan minimal pendidikan dasar selanjutnya disebut SPM pendidikan adalah tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal yang diselenggarakan daerah kabupaten/kota”7.
2.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) menurut Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 20105 adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan meliputi, sebagai berikut: (1) “Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan; (2) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetnsi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu;
6
Mulyasana Dedy . Ibid, hal 132. Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal, Pasal 1. http://sdm.data.kemdikbud.go.id/ diunduh tanggal 15 Agustus 2015. 7
14
(3) Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai satandar kompentensi lulusan; (4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabartan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. (5) Standar sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustaakaan, laboratorium, benkel kerja, tempat bermain, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi. (6) Standar pengelolaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan kegiatan pendidikan. (7) Standar pembiayaan standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.\ (8) Standar penilaian yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik”8 3. Standar Mutu Pendidikan di atas SNP berupa: (1) “Standar mutu di atas SNP yang berbasis keuanggulan lokal; (2) Standar mutu di atas SNP yang mengadopsi dan/ atau mengadaptasi standar internasional tertentu. (3) Standar mutu di atas SNP dipilih oleh satuan atau program pendidikan sesuai prinsip otonomi satuan pendidikan”9. Beberapa pandangan Juran tentang mutu yaitu: “1. Meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir. 1. Perbaikan mutu merupakan proses yang berkesinambungan, bukan program sekali jalan. 2. Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan administrator. 3. Pelatihan massal merupakan persyaratan mutu. 4. Setiap orang di sekolah pasti mendapatkan pelatihan.”10
8
Mulyasana Dedy. Op.Cit, hal 146-147 Ibid, hal 136 10 Juran, Joseph. dalam Arcaro, Jerome. Op. Cit, hal 9. 9
15
2.2.Konsep Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: kepemimpinan dalam ketentaraan. Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut Chandler “strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.”11 Menurut Porter “strategi adalah alat yang sangat penting dalam mencapai keunggulan bersaing.”12 Sagala berpendapat bahwa “Strategi adalah sebuah rencana yang komprehensif mengintegrasikan segala resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi.”13 Strategi dibedakan oleh pendekatan holistik terhadap manajemen dan skala atau jangka waktu yang panjang. Strategi juga dupayakan untuk menjadi nilai-nilai yang diarahkan dan dikaitkan dengan visi dan misi. Berdasarkan definisi tersebut strategi adalah alat yang penting untuk yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam organisasi untuk mencapai keunggulan bersaing. Gaffar berpendapat bahwa “Strategi merupakan instrument manajemen yang ampuh dan tidak dapat dihindari, tidak hanya untuk survival dan memenangkan persaingan tetapi juga untuk tumbuh dan berkembang”
11
14
. Cadwell dan Spinks
Chandler., dalam, Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hal .3. 12 Porter, dalam, Rangkuti, Freddy. Ibid, hal .4. 13 Sagala, Syaiful. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:Alfabeta, hal 137 14 Gaffar dalam Sagala, Syaiful.. Ibid. hal 140.
16
menjelaskan, bahwa strategi adalah komponen utama dari kepala sekolah, yang diwujudkan dengan: “(1). Menselaraskan dengan kecenderungan dan isu-isu ancaman dan peluang; (2). Memlilah megatrend; (3). Memberi pengetahuan; (4). Menciptakan struktur dan proses yang mampu menyusun prioritas dan formulasi strategi; (5). Memfokuskan perhatian komunitas sekolah pada pentingnya strategi; (6). memonitor implementasi strategi seperti memunculkan isu-isu strategis; memfasilitasi proses pemantauan yang terus menerus”15.
2.3.Manajemen Strategis “Manajemen stategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manejerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang”16. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan
ancaman lingkungan
dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Proses manajemen strategik meliputi empat elemen dasar ( 1) Pengamatan lingkungan, (2) perumusaan strategi, (3) implementasi strategi, (4) evaluasi dan pengendalian. Manajemen strategis menurut Blocher dan Lin adalah “The development of a sustainable competitive posisition in which the firm’s competitive provide continued sucsses”
17
. Dunia pendidikan menggunakan konsep stategik untuk lebih
mengefektifkan pengalokasian sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan pendidikan.
15
Manajemen strategik dalam manajemen sekolah adalah suatu
Cadwell dan Spinks dalam Bush, Tony dan Coleman, Marianne. 2012. Manajemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD, hal 51. 16 Hunger, David dan Wheleen, Thomas. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi, hal. 4 & 9. 17 Blocher dan Lin dalam Sagala, Ibid., hal 128.
17
pendekatan yang sistematis dalam penyelenggaraan programnya untuk mencapai tujuan sekolah. Menurut Boseman, at al ada tujuh tahap proses manajemen strategik, yaitu: “(1) Melakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat; (2) Melakukan formulasi tentang misi organisasi; (3) Melakukan formulasi tentang filosofi dan kebijakan organisasi; (4) Menetapkan sasaran strategis organisasi; (5) Menetapkan strategi organisasi; (6) Melaksanakan strategi organisasi; (7) Melakukan control stategi organisasi.”18 Komponen-komponen dan struktur manajemen strategis mencakup pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut.
Pengamatan Lingkungan
Perumusan Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi dan Pengendalian
Gambar 2.1. Elemen-elemen dasar dari proses manajemen strategis Penyusunan manajemen strategi dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: diagnosis, perencanaan, dan penyusunan dokumen rencana. “1. Tahap diagnosis dimulai dengan pengumpulan berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian. 2. Tahap perencanaan dimulai dengan menetapkan visi dan misi. 3. Penyusunan dokumen rencana strategis”19.
18
Boseman, dalam Sagala, Syaiful. Ibid, hal 140. Tim SP4 UGM dalam Mulyasa. 2012. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 19
18
2.4. Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Pemahaman atas mutu proses pendidikan perlu dibantu oleh pengertian konsep proses yang merujuk kepada kegiatan penanganan transformasi, masukanmasukan melalui subsistem pemrosesan menadi keluaran serta hasil-hasil yang berasal dari masukan dan tindakan berikutnya melalui umpan balik dan evaluasi keluaran. Konsep tersebut didasarkan atas asumsi bahwa pendidikan sebagai sistem terbuka mengandung sub-sub sistem masukan, keluaran, dan umpan balik secara eksternal. Strategi peningkatan mutu sekolah dalam implementasinya tidak lepas dari manajemen peningkatan mutu sekolah. “Berkaitan dengan hal ini, Usman menyatakan bahwa manjemen peningkatan mutu memiliki prinsip (1) peningkatan mutu harus dijalankan disekolah, (2) peningkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik, (3) peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif, (4) peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah, (5) peningkatan mutu memilki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan kepuasan kepada peserta didik”20. Strategi peningkatan mutu pendidikan merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk memastikan bahwa tujuan dapat dicapai melaui tindakan yang tepat. “Danim menyatakan bahwa untuk dapat mempertahankan mutu sekolah maka perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus karena tidak ada capaian yang bersifat sempurna dan permanen,
20
Usman dalam Sujoko, Edi. 2014. Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di SMP Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang. (Tesis tidak diterbitkan). Salatiga: UKSW.
19
upaya peningkatam berkesinambungan”21. Upaya
perbaikan
mutu
kualitas
harus
secara
dilakukan
berkesinambungan
secara
menggunakan
pendekatan secara terbuka. ”“Manajemen Mutu Terpadu (Total QualityManagement) adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan masa yang akan datang”22
2.6. Penelitian Terdahulu Berbagai peneitian tentang strategi peningkatan mutu sekolah telah dilakukan sebelumnya. Tabel 2.1 menunjukkan ringkasan penelitian berkaitan dengan strategi peningkatan mutu sekolah.
21
Danim dalam Suhartini. 2014. Alternatif Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di SDN Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. (Tesis tidak diterbitkan). Salatiga: UKSW. 22 Sallis, Edward. Op.cit. hal 73.
20
Tabel 2.1 Penelitian Analisis SWOT Sebelumnya Tahun 2014
No.
1.
Peneliti
R.Suhartini (2014)23
23
Judul
Tujuan
Alternatif Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di SDN 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung
(1) Mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka peningkatan mutu. (2) Mengetahui faktor apa saja yang menjadi kekuatan kelemahan peluang dan ancaman dalam meningkatkan mutu SDN 1 Ngadirejo. (3) Menyusun alternatif straegi yang perlu dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu SDN 1 Ngadirejo.
Suhartini. 2014. Ibid
Teknik Pengumpulan Data Wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Hasil Penelitian Menemukan bahwa rencana strategis yang dibuat meliputi aspek input, proses, dan output diantaranya adalah mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan memberdayakan guru untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar, dan membangun mage positif melalui output yang dihasilkan.
21
No.
2.
Peneliti
Edi Sujoko (2014)24
Judul
Tujuan
Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di SMP Negeri 1 Bawen Kabupaten Semarang
(1) Mendeskrips ikan faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peuang dan ancaman dalam meningkatkan mutu di SMPN 1 Bawen. (2) Menyusun strateg yang perlu dilakukan untuk menigkatkan mutu SMPN 1 Bawen berdasarkan analisis SWOT.
Teknik Pengumpulan Data Wawancara, observasi dan studi dokumen.
Hasil Penelitian Menemukan rencana strategis yang dibuat meliputi rencana strategis aspek input, proses dan output, draft rencana strategis aspek input, proses, dan output diantaranya adalah: mengembangkan lingkungan sekolah yang ideal, melalui program 7 K (kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, keamanan, kenyamanan, dan kekeluargaan), optimalisasi program pengembangan profesi guru, dan meningkatkan prestasi akademk dan non akademis seoptimal mungkin.
2.5. Kerangka Penelitian Perubahan dan ketidakpastian di lingkungan pendiidkan seringkali membuat sekolah untuk merencanakan dan merumuskan strategi agar mampu menjaga kestabilan sekolah, dengan cara memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal. SMP Negeri 2 Tuntang perlu melakukan analisis SWOT Strenghs, Weaknesses, Opportunities dan Threats) dalam menetukan strategi peningktan mutu sekolah. Analisis ini terdiri dari dua analisis, yaitu IFAS (Internal Factor Summary) yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, dan analisis EFAS (External Factor Summary)
24
Sujoko, Edi. 2014. Op.cit.
22
yang terdiri dari peluang dan ancaman. Secara skematis, kerangka dasar penelitian ini adalah: Gambar 2.2 Kerangka Dasar Penelitian IFAS
EFAS OPPORTUNITIES (O) Tentukan eksternal
faktor
peluang
TREATHS (T) Tentukan eksternal
faktor
ancaman
STRENGTH (S)
WEAKNESSES (W)
Tentukan faktor-faktor kelemahan internal
Tentukan kekuatan internal
STRATEGI SO
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang menggunkan keukatan
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi anacaman
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman