8/11
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1.
Landasan Teori 2.1.1. Profitabilitas 2.1.1.1. Pengertian Profitabilitas Secara umum pengertian profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih atau laba yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Kinerja perusahaan seringkali dilihat melalui laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Dimana ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerja perusahaannya baik, dan begitu juga sebaliknya. Setiap perusahaan selalu menginginkan profitabilitas yang tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Niresh dan Velnampy (2014:57) “Profitabilitas adalah sejumlah uang perusahaan yang dapat dihasilkan dari sumberdaya apapun yang dimiliki perusahaan. Karena tujuan akhir dari setiap perusahaan adalah memaksimalkan profitabilitas”. Definisi lain yang dikemukakan oleh Fahmi (2012:68) bahwa “rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka akan semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan”. Pengertian profitabilitas menurut Kasmir (2010:196) adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan
9 Universitas Sumatera Utara
8/11
menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Harahap (2007:304) “Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Perkembangan profitabilitas mempunyai peran penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam waktu jangka panjang, sebab profitabilitas menunjukkan apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik atau tidak di masa yang akan datang. Setiap perusahaan diharapkan mempunyai profitabilitas yang selalu meningkat, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Para investor di pasar modal juga sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam melakukan jual beli saham. Karena setiap investor selalu menginginkan dana yang diinvestasikannya itu berada dalam keadaan aman dan terus berkembang. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen karena dapat menggambarkan posisi laba perusahaan. Perusahaan dituntut untuk dapat mengelola aset atau sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan
10 Universitas Sumatera Utara
8/11
laba yang tinggi. Melalui rasio profitabilitas, perusahaan dapat mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba melalui pengelolaan aset yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio profitabilitas suatu perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik. Berdasarkan
penjelasan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, aset dan modal saham tertentu untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang terpenting dari rasio profitabilitas yang ada. Dalam penelitian ini profitabilitas perusahaan diukur menggunakan Return On Assets (ROA) dengan rumus sebagai berikut:
𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹𝑹 = ROA
merupakan
𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋 𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁 𝐱𝐱 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏% 𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓 𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀
penilaian
profitabilitas
yang
mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih (sesudah pajak) berdasarkan tingkat aset yang tertentu dengan cara membandingkan laba bersih sesudah pajak dengan total aset. ROA memberikan suatu dasar yang berguna untuk menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset baik dari modal sendiri
11 Universitas Sumatera Utara
8/11
maupun dari modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola aset. 2.1.1.2. Manfaat Profitabilitas Rasio profitabilitas memiliki beberapa manfaat bagi pihak-pihak yang memiliki hubungan dan kepentingan dengan perusahaan. Menurut Kasmir (2010:198) manfaat yang diperoleh dari penggunaan rasio profitabilitas adalah untuk: 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6. Manfaat lainnya. 2.1.2. Ukuran Perusahaan 2.1.2.1. Pengertian Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Menurut Riyanto (2008:313) “ukuran perusahan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva”. Menurut Niresh (2014:57) “ukuran perusahaan adalah faktor utama untuk menentukan profitabilitas dari suatu perusahaan dengan konsep
12 Universitas Sumatera Utara
8/11
yang biasa dikenal dengan skala ekonomi”. Maksudnya skala ekonomi menunjuk kepada keuntungan biaya rendah yang didapat oleh perusahaan besar karena dapat menghasilkan produk dengan harga per unit yang rendah. Perusahaan dengan ukuran besar membeli bahan baku (input produksi) dalam jumlah yang besar sehingga perusahaan akan mendapat potongan harga (quantity discount) lebih banyak dari pemasok. Menurut Setiawan (2009) dilihat dari sisi kemampuan memperoleh dana untuk ekspansi bisnis, perusahaan besar mempunyai akses yang besar ke sumber-sumber dana baik ke pasar modal maupun perbankan, untuk membiayai investasinya dalam rangka meningkatkan labanya. Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber sehingga untuk mendapatkan pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Adapun perhitungan ukuran perusahaan menurut Abiodun (2013) dan Niresh (2014) diukur dengan menggunakan dua rumus yaitu: 1)
Ukuran perusahaan = Ln Total Aset Aset adalah harta kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008:31) komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aset dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: •
Aset lancar yaitu aset-aset yang relatif mudah untuk dikonversi menjadi uang, dijual atau digunakan dalam jangka waktu satu tahun. Aset lancar meliputi; kas, piutang, persediaan, biaya dibayar dimuka.
13 Universitas Sumatera Utara
8/11
•
Aset tetap adalah harta kekayaan milik perusahaan yang dapat diukur dengan jelas (tangible) dan yang bersifat permanen. Aset tetap dibeli dengan tujuan dipakai sendiri oleh perusahaan dan tidak dijual kembali. Aset tetap dapat dibagi menjadi 2 yaitu: aset tetap berwujud (gedung, tanah, mesin, peralatan, dan kendaraan) dan aset tetap tidak berwujud (goodwill, hak cipta, hak paten, franchise dan merek dagang) Aset lainnya adalah aset yang tidak termasuk dalam aset lancar dan aset tetap yang tidak bisa dikelompokan ke dalam kriteria di atas.
•
Semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka perusahaan dapat melakukan investasi baik untuk aset lancar maupun aset tetap dan juga memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa pasar yang akan dicapai yang kemudian akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. 2)
Ukuran perusahaan = Ln Total Penjualan Penjualan adalah salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting
bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Kasmir (2008:305) “penjualan adalah omzet barang atau jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun dalam rupiah”. Menurut Reeve, dkk (2009:280) “penjualan adalah total jumlah yang dibebankan pada pelanggan atas barang terjual, baik penjualan kas maupun kredit”. Dalam sebuah perusahaan diharapkan mempunyai penjualan yang terus meningkat, karena ketika penjualan semakin meningkat perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses produksi. Dengan begitu, laba perusahaan akan meningkat yang selanjutnya juga akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
14 Universitas Sumatera Utara
8/11
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan Logaritma Natural (Ln) dari total aset dan total penjualan. Hal ini dikarenakan besarnya total aset dan total penjualan masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aset dan total penjualan perlu di Ln kan. 2.1.2.2. Klasifikasi Ukuran Perusahaan Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Menurut
UU
No.
20
Tahun
2008
ukuran
perusahaan
diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Pengklasifikasian ukuran perusahaan tersebut didasarkan pada total aset yang dimiliki dan total penjualan tahunan perusahaan tersebut. Adapun kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam UU No.20 tahun 2008 Pasal 6 adalah sebagai berikut:
15 Universitas Sumatera Utara
8/11
Tabel 2.1. Kriteria Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan
Kriteria
Usaha Mikro
Aset (tidak termasuk Penjualan Tahunan tanah dan bangunan tempat usaha) Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
Usaha Kecil
> 50 juta – 500 juta
> 300 juta – 2,5 M
Usaha Menengah
> 10 juta – 10 M
2,5 M – 10 M
Usaha Besar
> 10 M
> 50 M
Sumber: UU No.20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah 2.1.3. Variabel Kontrol Menurut Jogiyanto (2004:157) “variabel kontrol atau dikenal sebagai variabel pelengkap merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi atau mengkontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol bukanlah variabel utama yang diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang mempunyai efek pengaruh”. Penelitian ini berfokus untuk meneliti pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas, namun aspek yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan tidak hanya ukuran perusahaan karena itu dimunculkan variabelvariabel yang diduga ikut mempengaruhi profitabilitas diperlakukan sebagai variabel kontrol. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah leverage,
inventory to total asset, dan likuiditas. 2.1.3.1. Leverage Secara umum pengertian leverage adalah jumlah utang yang diperoleh dari kreditur dengan tujuan membiayai aset perusahaan. Perusahaan, sebagai debitur berkepentingan untuk menjaga kepercayaan kreditur dalam hal kemampuan membayar utang.
16 Universitas Sumatera Utara
8/11
Menurut Weston dan Brigham (dalam Jumingan, 2006:122) rasio leverage bertujuan untuk mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan debt to asset ratio.
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑡𝑡𝑡𝑡 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 x 100% 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
Debt to assets ratio adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abiodun (2013) dan
Doğan (2013) ditunjukkan bahwa debt to assets ratio
mempunyai hubungan yang negatif dengan profitabilitas. 2.1.3.2. Inventory to total assets ratio Inventory to total assets ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur persediaan sebagai persentase dari total aset yang digunakan untuk memantau tingkat persediaan. Inventory to total assets ratio dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 x 100% 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
17 Universitas Sumatera Utara
8/11
Jika inventory to total assets ratio meningkat menunjukkan tingkat persediaan meningkat, yang mungkin merupakan tanda bahwa permintaan rendah dan lebih banyak pasokan aset diinventarisasi. Sebaliknya, jika rasio menurun, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan permintaan yang dapat meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adebayo (2013) menunjukkan bahwa inventory to total assets ratio mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas. 2.1.3.3. Likuiditas Likuiditas adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya ketika jatuh tempo. Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿
Current ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mendapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan
18 Universitas Sumatera Utara
8/11
pada tanggal yang sudah ditentukan. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Menurt Fraser (2008:223) Current ratio menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Kewajiban lancar digunakan sebagai penyebut rasio karena dianggap menggambarkan hutang yang paling mendesak, harus dilunasi dalam satu tahun atau satu siklus operasi. Dengan kata lain dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Doğan (2013) menunjukkan bahwa current ratio mempunyai hubungan yang positif terhadap profitabilitas. 2.2.
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas
telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu ini akan dijadikan bahan acuan agar dapat membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitianpenelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
19 Universitas Sumatera Utara
8/11
NO 1.
Peneliti dan Tahun Abiodun (2013)
Tabel 2.2. Penelitian terdahulu Judul Penelitian Variabel The Effect of Firm Size on Firms Profitability in Nigeria
Variabel Independen: Ukuran perusahaan (Total aset dan total penjualan)
Hasil Penelitian Total aset dan total penjualan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Variabel Dependen: Profitabilitas (ROA)
2.
Niresh dan Velnampy (2014)
Firm Size and Profitability: A Study of Listed Manufacturing Firms in Sri Lanka
Variabel Kontrol: leverage, inventory to total assets ratio, likuiditas Variabel Independen: Ukuran perusahaan (Total aset dan total penjualan)
Tidak ada hubungan antara ukuran perusahaan dan profitabilitas.
Variabel Dependen: Profitabilitas (ROA)
3.
John dan Adebayo (2013)
Effect of Firm Size on Profitability: Evidence from Nigerian Manufacturing Sector
Variabel Kontrol: Asset turnover Variabel Independen: Ukuran perusahaan (Total aset dan total penjualan)
Total aset dan total penjualan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Variabel Dependen: Profitabilitas (ROA)
4.
Jonsson (2007)
Does the size matter? The relationship between size and profitability of
Variabel Kontrol: leverage, inventory to total assets ratio, likuiditas Variabel Independen: Ukuran perusahaan Variabel Dependen:
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
20 Universitas Sumatera Utara
8/11
5.
6.
Doğan (2013)
Setiawan (2009)
Icelandic firms
Profitabilitas
Does Firm Size Affect The Firm Profitability? Evidence from Turkey
Variabel Independen: Ukuran perusahaan
Pengaruh Growth Opportunity dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Manufaktur di Indonesia
Variabel Independen: Growth opportunity, ukuran perusahaan
Variabel Dependen: Profitabilitas
Variabel Dependen: Profitabilitas
terhadap profitabilitas perusahaan Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Sumber : Data yang diolah penulis, 2015 2.3.
Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dirancang untuk memberikan gambaran penelitian
yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Berikut kerangka konseptual penelitian dilihat pada gambar 2.1.
21 Universitas Sumatera Utara
8/11
Variabel Independen
Variabel Dependen
Ukuran Perusahaan Ln Total Assets (X1)
H1 ROA (Y)
Ln Total Sales (X2)
H2
Variabel Kontrol Debt to assets ratio Inventory to total assets ratio
Current ratio
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Sumber : Data yang diolah penulis, 2015 Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka perusahaan dapat melakukan investasi untuk ekspansi bisnis baik untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa pasar yang akan dicapai yang kemudian akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Begitu juga dengan penjualan, ketika penjualan semakin meningkat, perusahaan dapat menutup biaya yang keluar pada saat proses produksi. Jadi, semakin besar
total penjualan maka laba perusahaan akan meningkat yang
selanjutnya juga akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
22 Universitas Sumatera Utara
8/11
2.4.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teori dan hasil penelitian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1= Ukuran perusahaan (total aset) berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. H2= Ukuran perusahaan (total penjualan) berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
23 Universitas Sumatera Utara