BAB I Resensi Film Dalam Hannibal Rising kisah dibuka lewat Hannibal yang masih berusia 8 tahun bersama Mischa adiknya bermain di pinggiran danau kecil dekat kastil milik orang tua Hannibal. Namun keceriaan Hannibal bersama Mischa tertutupi oleh orang tua Hannibal yang sibuk untuk mengungsi. Maklum saat itu, merupakan akhir perang dunia ke 2, dimana tentara Soviet terus memukul pasukan Nazi Jerman yang terdesak. situasi tidak menyenangkan tersebut terjadi di Lithuania yang merupakan asal dari keluarga Hannibal. Melihat situasi peperangan yang sudah berada di depan mata, orang tua Hannibal memilih untuk mengungsi ke rumah yang mereka miliki di pinggiran hutan agar jauh dari peperangan. Naas, justru tanpa diduga pasukan tank Soviet dan pesawat tempur Nazi Jerman saling berhadapan dan membuat orang tua Hannibal terbunuh.
Hannibal kecil tidak tahu harus berbuat apa melihat kondisi tersebut. Ia beserta Mischa menempati rumah tersebut. Namun secara tak terduga, milisi Lithuania yang pro SS Nazi Jerman datang menempati rumah yang ditempati oleh Hannibal dan Mischa. Musim dingin yang mencekam membuat para milisi tersebut kesulitan mencari makanan, namun ternyata saat itu mata para milisi itu tertuju pada Hanibal dan Mischa. Dan tanpa belas kasihan akhirnya mereka memilih Mischa sebagai korban bagi para milisi untuk mengatasi rasa lapar. Dan hanibal hanya bias diam dan melihat tanpa berdaya melakukan apa-apa. Kerena kejadian tersebut, Hannibal selalu mengalami mimpi buruk tentang kejadian pembunuhan itu sampai Ia beranjak dewasa. Malam demi malam mimpi buruk kematian Mischa menghampiri hidupnya. Di masa remaja Hanibal juga sudah terlihat menunjukan perilaku yang mudah tersinggung dan pemarah. Hal ini tampak ketika hanibal diledek oleh temannya dan kemudian ia menusukkan garpu ke tangan temannya. Hannibal ketika kejadian itu digambarkan ketika ia sudah beranjak ke remaja akhir dan tinggal di asrama pemuda komunis. Kemudian akhirnya berhasil menemukan alamat salah satu kerabat
keluarganya yaitu Lady Murazaki yang merupakan istri pamannya yang tinggal di Paris. Paman Hannibal sendiri telah meninggal. Dan ia pergi kesana untuk menemui bibi dan sekaligus kekasihnya (nantinya.red) dengan membawa dendam Mischa. Tanpa berpikir panjang Hannibal melarikan diri melewati beberapa Negara yang tergabung dalam Blok timur menuju Prancis. Setelah berhasil menemukan sang bibi, Hannibal memulai hidupnya bersama Lady Murazaki. Hannibal yang memang tergolong cerdas berhasil masuk dalam sekolah kedokteran plus ditambah bimbingan sang bibi yang mengajarkan ilmu bela diri Jepang serta beberapa pelajaran hidup. Namun, trauma terhadap pembantaian yang dilakukan milisi Lithuania terhadap Mischa tidak bisa dilupakannya. Hannibal menjadi seorang yang kejam, tidak mengenal belas kasihan, serta mempunyai keinginan membalaskan dendam terhadap para pelaku yang merenggut nyawa Mischa. Awal kekejaman Hannibal dimulai ketika seorang pria rasis melecehkan Lady Murazaki di pasar saat berbelanja, tanpa mengenal ampun, Hannibal memulai petualangannya sebagai psikopat yang haus darah. Ia menemui pria itu lalu dengan keahlian beladirinya ia bertarung dengan pria itu. Karena Hanibal adalah seorang yang ahli beladiri tentunya pria itu bukan tandingannya. Namun, walaupun pria itu kalah tetap saja Hanibal menyiksanya dengan sayatan pedangnya di sekujur tubuhnya. Dan dengan tanpa ampun ia memenggal pria itu. Setelah memenggal pria itu tidak tampak penyesalan sama sekali, bahkan ia terlihat tersenyum puas dengan yang ia lakukan. Hannibal yang cerdas tanpa sengaja juga berhasil menemukan komplotan yang membunuh adiknya. Sehingga satu-persatu komplotan pembunuh Mischa dihabisi oleh Hannibal dengan cara yang kejam. Satu persatu dibunuh dengan cara tidak manusiawi, dan dengan melakukan penyiksaan terlebih dahulu. Bahkan ada salah satu korbannya yg sebenarnya ia tahu bahwa sang korban ini adalah seorang ayah. Namun tetap saja ia bunuh dengan menusuk sebuah pedang kecil dari bawah rahang hingga menembus ke kepala. Dan ia lakukan itu semua untuk adiknya, Mischa. Dan akhirnya semua korbannya
mati oleh Hanibal. Meskipun korban terakhir atau salah satu orang milisi Lithuania yang pro SS Nazi itu berada di Kanada. Namun tetap hanibal pergi kesana dan akhirnya menemukan dia lalu membunuhnya.
BAB II Teori 1. Gangguan Kepribadian Antisosial dan Psikopati Kriteria gangguan kepribadian antisocial dalam DSM-IV-TR : Pola pervasive dalam hal tidak menghargai hak orang lain sejak berusia 15 tahun dan sekurang-kurangnya 3 karakteristik antara 1 hingga 7 ditambah 8 sampai 10 : 1. Berulang kali melanggar hukum. 2. Menipu, berbohong. 3. Impulsivitas. 4. Mudah tersinggung dan agresif. 5. Tidak memedulikan keselamatan orang lain dan diri sendiri. 6. Tidak bertanggung jawab seperti yang terlihat dalam riwayat pekerjaan yang tidak reliable atau tidak memenuhu tanggung jawab keuangan. 7. Kurang memiliki rasa penyesalan. 8. Berusia minimal 18 tahun. 9. Terdapat bukti mengenai gangguan tingkah laku sebelum berusia 15 tahun. 10. Perilaku social yang tidak terjadi secara eksklusif dalam episode skizofrenia atau mania. Namun persyaratan bahwa GKA berawal pada masa kanak-kanak mungkin bukan bagian diagnosis DSM yang dapat dijustifikasi karena, belum tentu orang dewasa yang mengalami GKA berawal dari ketika masa kecil yang mengalami gangguan tingkah laku.
Karakteristik Psikopati menurut Hervey Cleckley : 1. Kemiskinan emosi baik positif maupun negative, tidak mempunyai rasa malu, perasaan positif yang mereka tampakkan kepada orang lain hanyalah sebuah kepura-puraan untuk mendapat keuntungan pribadi dari orang tersebut. 2. Kadar kecemasan yang rendah, membuat psikopat tidak mungkin belajar dari kesalahannya. 3. Kurangnya emosi positif memndorong mereka berperilaku tidak bertanggung jawab dan sering sekali kejam kepada orang lain. 4. Perilaku antisocial pada psikopat dilakukan secara impulsive, yang memberikan kesenangan baginya seperti suatu keuntungan financial. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan skozofrenia karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut “orang gila tanpa gangguan mental”. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau dirumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan. Kasus kriminal seperti pembunuhan, pemerkosaan, bunuh diri, penipu, pelaku kekerasan, hanya terjadi pada sekitar 15-20 persen dari semua penderita psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan. Istilah Psikopat, yang sejak 1952 diganti dengan Sosiopat dan dalam DSM II 1968 resmi dinamakan Sosiopat (Ramsland, tanpa tahun) itu, justru tidak bisa ditemukan dalam DSM IV. Yang ada dalam manual baku yang digunakan oleh para psikitaer di seluruh Amerika Serikat (dan diacu juga oleh para psikolog klinis dan psikiater dan psikolog di Indonesia) itu adalah 10 jenis Gangguan Kepribadian (Personality Disorders). Beberapa ahli mengkategorikan satu jenis gangguan kepribadian menjadi ciri Psikopat, yaitu Anti social personality disorder. Ada pula ahli lain yang menambahkan jenis-jenis seperti Borderline,
Histrionic, dan Narcistic Personality Disorders sebagai ciri Psikopat.
Menurut Hare seorang Psikopat bukan sekedar berbohong atau hipokrit (munafik), tetapi ada sesuatu yang lebih serius di balik itu, yaitu ada kelainan di otaknya (Hare, 1999). Peneliti-peneliti lain melaporkan adanya hubungan antara gejala Psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural, dan kelainan fungsional otak.
Menurut penelitian Kirkman (2002), mereka yang berkepribadian Psikopat mempunyai latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. Anak-anak yang tidak dididik dan diasuh sedemikian rupa sehingga emosinya berkembang dengan baik, akan tumbuh menjadi orang-orang yang tidak bisa berempati dan tidak mempunyai kata hati (consceince). Dengan perkataan lain, mereka akan menjadi orang dengan kepribadian Psikopat.
Berdasarkan penelitian psikopati lebih banyak terjadi pada kaum laki-laki dari pada kaum perempuan (Salekin, Rogers & Sewell, 1997 dalam Psikologi Abnormal edisi 9) Di axis I sering kali didiagnosis bahwa psikopati seringkali komorbid dengan penyalahgunaan alkhohol dan obat-obatan lain (Smith & Newman, 1990 ibid). Gangguan kepribadian antisocial dan psikopati saling berhubungan, namun sama sekali tida identik. Etiologi Peran Keluarga, berdasarkan suatu kajian literature, bahwa kurangnya afeksi dan penolakan berat oleh orang tua, tidak konsistennya orang tua dalam mendisiplinkan atau bahkan tidak mendisiplinkan anak-anaknyadan dalam mengajarkan tanggung jawab terhadap orang lain, penyiksaan fisik dan kehilangan orang tua merupakan penyebab utama perilaku psikopatik. Namun factor social bukan merupakan factor tunggal penyebab terjadinya gangguan psikopatik. Korelasi genetic GKA- Gangguan Kepribadia Antisosial, penelitian menunjukkan bahwa kriminalitas dan gangguan kepribadian antisocial memiliki komponen keturunan, namun
belum dilakukan penelitian perilaku-genetik mengenai konsep psikopati yang dikembangkan oleh Clekley & Hare. Ada juga studi adopsi dan orang kembar, termasuk kembar yang dibesarkan secara terpisah, mmengindikasikan bahwa factor-faktor genetic memainkan peran penting berkaitan dengan kemungkinan seseorang akan melakukan tindakan criminal. Dalam kasus adopsi, factor lingkungan orang tua asuh dan penggunaan zat juga berpengaruh. Emosi dan Psikopati, psikopat tidak pernah dapat disosialisasikan dengan baik karena mereka tidak responsive terhadap hukuman atas antisocial mereka. Mereka diasumsikan tidak memiliki respon-respon rasa takut yang dikondisikan normalnya akan berfungsi untuk mencegah perilaku antisocial. Mereka sangat ahli dalam mengabaikan stimuli tertentu, bahkan memfokuskan perhatian pada hal-hal yang menarik mereka.
2. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) Gambaran penting dari Posttraumatic Stress Disorder adalah perkembangan gejala-gejala karakteristik berdasarkan ledakan stressor traumatic yang ekstrem yang melibatkan pengalaman pribadi langsung atas satu event yang melibatkan kematian yang tragis maupun luka yang serius, atau bahaya yang mengancam fisik seseorang, atau belajar dari pengalaman kematian yang tragis atau tidak diharapkan, luka yang serius, atau ancaman kematian atau luka yang dialami oleh anggota keluarga atau kerabat dekat lainnya. Kriteria Diagnosis untuk Posttraumatic Stress Disorder: A Seseorang mengalami kejadian traumatis, dimana terdapat hal-hal berikut: 1) Seseorang telah mengalami, menjadi saksi mata, atau terlibat dengan satu atau lebih kejadian, yang melibatkan kematian yang tragis atau luka yang serius, atau bahaya yang mengancam fisik dirinya sendiri maupun orang lain. 2) Respons seseorang melibatkan ketakutan yang intens, ketidakberdayaan, atau ketakutan. Catatan: pada anak-anak, hal ini mungkin diekspresikan dengan tingkah laku yang tidak terorganisasi atau rasa gelisah.
B Kejadian traumatis dialami kembali terus menerus pada (satu atau lebih) cara-cara berikut: 1) Mengumpulkan kembali hal-hal yang membuat distress, seperti gambaran, fikiran, maupun persepsi-persepsi. Catatan; pada anak muda, permainan yang berulang dapat terjadi pada tema atau aspek dimana trauma itu diekspresikan. 2) Mimpi menakutkan yang berulang-ulang tentang kejadian. Catatan: pada anak-anak, mungkin terdapat mimpi menakutkan tanpa isi yang dapat dikenali. 3) Berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali (termasuk perasaan penghidupan kembali pengalaman, ilusi, halusinasi, dan episode kilas balik disosiatif, termasuk yang terjadi selama terbangun atau saat terintoksikasi). Catatan: pada anak kecil, dapat terjadi penghidupan kembali yang spesifik dengan trauma. 4) Penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik. 5) Reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik. C Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma dan kaku karena responsivitas umum (tidak ditemukan sebelum trauma), seperti yang ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) berikut ini: 1) Usaha untuk menghindari pikiran, perasaan, atau percakapan yang berhubungan dengan trauma 2) Usaha untuk menghindari aktivitas, tempat, atau orang yang menyadarkan kembali pada trauma 3) Tidak mampu untuk mengingat aspek penting dari trauma 4) Hilangnya minat atau peran serta yang jelas dalam aktivitas yang bermakna
5) Perasaan terlepas atau asing dari orang lain 6) Rentang afek yang terbatas (misalnya, tidak mampu untuk memiliki perasaan cinta) 7) Perasaan bahwa masa depan menjadi pendek (misalnya, tidak berharap memiliki karir, menikah, anak-anak, atau sepanjang kehidupan yang normal). D Gejala menetap adanya peningkatan kesadaran (tidak ditemukan sebelum trauma), seperti yang ditunjukkan oleh dua (atau lebih) berikut: 1) Kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur 2) Iritabilitas atau ledakan kemarahan 3) Sulit berkonsentrasi 4) Kewaspadaan berlebihan 5) Respon kejut yang berlebihan E Lama gangguan (gejala dalam kriteria B, C, dan D) adalah lebih dari satu bulan. F Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. Sebutkan jika: Akut: jika lama gejala adalah kurang dari 3 bulan Kronis: jika lama gejala adalah 3 bulan atau lebih Sebutkan jika: Dengan onset lambat: onset gejala sekurangnya enam bulan setelah stressor.
BAB III Analisis
Dalam film Hanibal Rising, sang tokoh utama yang bernama Hanibal Lecture memiliki pengalaman dimasa kecil yang sangat berkesan yang menimbulkan trauma, yaitu sang adik dibunuh didepan matanya dan kemudian di santap oleh beberapa orang untuk bertahan hidup di musim dingin. Dari sana lah petaka itu berasal, kemudian tetap membekas hingga ia masuk ke masa perkembangan dewasa awal yang mana menjadi seorang yang pembunuh yang kejam walaupun ia membunuh berdasarkan rasa dendam. Sepanjang rentang hidup terdapat perilaku mengigau. Dan mengigaunya menggambarkan mimpi adiknya yg terbunuh.itu adalah gambaran dari Posttraumatic Stress Disorder yaitu perkembangan gejala-gejala karakteristik yang berdasarkan ledakan stressor traumatic yang ekstrem yang melibatkan pengalaman pribadi langsung atas satu event yang melibatkan kematian yang tragis maupun luka yang serius, atau bahaya yang mengancam fisik seseorang, atau belajar dari pengalaman kematian yang tragis atau tidak diharapkan, luka yang serius, atau ancaman kematian atau luka yang dialami oleh anggota keluarga atau kerabat dekat lainnya. Kemudian perilaku kejam yaitu membunuh orang-orang yang telah membunuh adiknya atau orang yang telah menggoda kekasihnya dan bertindak rasis, dengan menyiksanya terlebih dahulu tanpa ada rasa kasihan dan bersalah. Dan tanpa diakhiri dengan penyesalan. Hal termasuk gejala psikopat. Psikopat tak sama dengan skozofrenia karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut “orang gila tanpa gangguan mental”. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran
daripada yang mendekam di penjara atau dirumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan. Gambaran dari karakter pelaku adalah seorang yang cerdas. Ia menguasai ilmu kedokteran dan dia adalah seorang ahli beladiri jepang yaitu kempo dan samurai. Namun di balik karakternya yang jenius tadi, ternyata ia masih meyimpan rasa dendam dan trauma masa lalu yang membawanya menjadi seorang psikopat. Yang tampak dia seperti seorang psikopat adalah ia membunuh orang dengan di siksa terlebih dahulu kemudian diakhiri dengan pemenggalan kepala korban. Kemudian ada juga bagian pipi dari korban yang ia congkel kemudian ia makan. Sebagai catatan ia melakukan hal itu tanpa merasa bersalah dan kasihan (terlihat ada salah satu korbannya yang telah memiliki anak dan istri, namun tetap saja ia bunuh). Bahkan ia terlihat puas dan tersenyum saat korban telah meninggal. Selebihnya aktor utama digambarkan sebagai pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan. Selain itu ada juga tanda-tanda lain dan yang sesuai dengan ciri-ciri pengidap psikopat, yaitu Pola pervasive dalam hal tidak menghargai hak orang lain sejak berusia 15 tahun dan sekurang-kurangnya 3 karakteristik antara 1 hingga 7 ditambah 8 sampai 10 : 1. Berulang kali melanggar hukum. 2. Menipu, berbohong. 3. Impulsivitas. 4. Mudah tersinggung dan agresif. 5. Tidak memedulikan keselamatan orang lain dan diri sendiri. 6. Tidak bertanggung jawab seperti yang terlihat dalam riwayat pekerjaan yang tidak reliable atau tidak memenuhu tanggung jawab keuangan. 7. Kurang memiliki rasa penyesalan. 8. Berusia minimal 18 tahun. 9. Terdapat bukti mengenai gangguan tingkah laku sebelum berusia 15
tahun. 10. Perilaku social yang tidak terjadi secara eksklusif dalam episode skizofrenia atau mania. Kemudian, ada persyaratan bahwa psikopat berawal pada masa kanak-kanak yang mungkin bukan bagian diagnosis DSM yang dapat dijustifikasi karena, belum tentu orang dewasa yang mengalami psikopat berawal dari ketika masa kecil yang mengalami gangguan tingkah laku. Karakteristik Psikopati menurut Hervey Cleckley : 1. Kemiskinan emosi baik positif maupun negative, tidak mempunyai rasa malu, perasaan positif yang mereka tampakkan kepada orang lain hanyalah sebuah kepura-puraan untuk mendapat keuntungan pribadi dari orang tersebut. 2. Kadar kecemasan yang rendah, membuat psikopat tidak mungkin belajar dari kesalahannya. 3. Kurangnya emosi positif memndorong mereka berperilaku tidak bertanggung jawab dan sering sekali kejam kepada orang lain. 4. Perilaku antisocial pada psikopat dilakukan secara impulsive, yang memberikan kesenangan baginya seperti suatu keuntungan financial. Hal hal yang diatas juga tergambar pada diri aktor utama yang mengidap psikopat.
Bab IV Diagnosis Dan Evaluasi Multiaksial (Aksis) Aksis 1 : Gangguan klinis, kondisi lainnya yan dapat merupakan fokus perhatian klinis No kode diagnosis F90-F98
Nama diagnosis ------------------
Gangguan perilaku dan
emosional onset biasanya pada masa kanakkanak dan remaja. F80-F89
--------------------
Gangguan perkembangan psikologis
F62-F69
---------------------
Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa kecuali gangguan kepribadian khas, campuran & lainnya.
F40-F48
----------------------
Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang berkaitan dengan stress
Aksis 2:
Gangguan kepribadian retardasi mental Z03.2 F60
---------------------------------------
Tak ada diagnosis Gangguan kepribadian campuran khas
F61
---------------------
Gangguan kepribadian campuran dan lainnya
Aksis 3: Kondisi medis umum Tak ada diagnostik
Aksis 4: Problem Psikososial Dan Lingkungan Problem berkaitan dengan lingkungan
Aksis 5: GAF à 60
------------- Anti sosial / tidak bersosialisasi
DAFTAR PUSTAKA Davidson, Gerald C. et all. 2004. Abnormal psychology. United States of America: John Willey & Sons. Kaplan, Harold I. et all. 1997. Sinopsis psikiatri. Edisi 7. Jakarta: Bina Rupa Aksara. DSM-IV-TR. Diagnostic and statistical mental disorders. Fourth edition. American Psychiatric Assosiation. www.kaskus.us