BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Sebelumnya Melalui penelusuran terhadap penelitian sebelumnya, penulis menemukan penelitian yang terkait mengenai pengelolaan sarana, oleh: Ida Elysya, NIM 062 111 0752 dengan judul skripsi: “pengelolaan administrasi sarana dan prasarana pada MTs. Muslimat NU Palangka Raya”. Adapun hasil Penelitiannya yaitu: Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan di perlukan fasilitas pendukung yang sesuai dengan tujuan kurikulum. Dalam mengelola fasilitas agar mempunyai manfaat yang tinggi di perlukan aturan yang jelas, serta pengetahuan dan keterampilan personil madrasah dalam sarana prasarana tersebut. Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan keseluruhan proses yang meliputi perencanan, pengadaan, pengaturan, pemakaian, pencatatan/penginventarisasian, pemeliharaan, penghapusan, dan pertanggung jawaban. untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pada MTs. Muslimat NU Palangka Raya, telah di gali dan dikumpulkan berbagai macam data yang berkenaan subjek penelitian yang di ambil 4 sumber, yaitu : kepala Mts. wakamad Sarana Prasarana, seorang tata usaha dan seorang guru, dengan metode penelitian wawncara, observasi dan dokumentasi pada MTs. Muslimat NU Palangka Raya. 1 Hasil Penelitian di atas dapat diketahui bahwa penelitiannya mengarah pada administrasi sarana prasarana, yaitu dengan mengelola administrasi sarana prasarana di sekolah, melalui perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan/pemakaian, pencatatan/inventaris, pemeliharaan, penghapusan, dan pertanggung jawaban sarana prasarana. Sedangkan dalam
1
Ida Elysya, NIM 062 111 0752 dengan judul skripsi: “pengelolaan administrasi sarana dan prasarana pada Mts. Muslimat NU Palangka Raya” Skripsi Sarjana Palangka Raya: STAIN Palangka Raya , 2008 h.69, t.d
11
12
penelitian yang saya teliti adalah lebih mengarah pada pengelolaan sarana madrasah Tsanawiyah Darussalam (MTs. Darussalam), lebih tepatnya mengenai pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun, terdapat kesamaan antara penelitian penulis dengan sebelumnya yaitu sama-sama meneliti tentang pengelolaan sarana. Jadi penelitian sebelumnya lebih mengarah pada pengelolaan administrasi sarana prasarana saja, sedangkan penelitian saya mengarah pada pengelolaan sarana Madrasah Tsanawiyah. B. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Pengelolaan Untuk mencapai tujuan tersebut.2 Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa pengelolaan adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. 3 Sedangkan menurut Rita Mariayan dan kawan-kawan dalam bukunya mengatakan sebagai berikut: Pengelolaan merupakan terjemah dari kata management, berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan, dan memperlakukan. namun kata management sendiri sudah diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kata manajemen yang berarti sama dengan istilah “pengelolaan”, yakni sebagai suatu proses mengoordinasi dan mengintegrasi kegiatan-kegiatan kerja agar dapat diselesaikan secara efisien dan efektif,4
2
Mamduh M. Hanafi, Manajemen,Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003, h. 6. 3 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ,artikel:Manajeman.Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h.708. 4 Rita Mariyana, dkk, Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: Kencana, 2010, h. 16
13
Definisi lain menerangkan bahwa pengelolaan/manajeman adalah proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi. Kegiatan tersebut mencakup beberapa pengertian yaitu: a) Proses yang merupakan kegiatan yang direncanakan. b) Kegiatan merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan c) Mengendalikan yang disebut fungsi manajeman. d) Tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui aktifitas tersebut. e) Sumber daya organisasi yan digunakan. 2. Proses Pengelolaan Manajemen organisasi pada dasarnya mempunyai empat kerangka yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Semua kegiatan tersebut dinamakan sebagai proses manajemen. a. Perencanaan (Planning) Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang berarti menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari beberapa
alternatif
yang ada.
Perencanaan diperlukan untuk
mengarahkan kegiatan organisasi. Beberapa manfaat perencanaan adalah:
14
1) Mengarahkan kegiatan organisasi meliputi penggunaan sumber daya dan penggunaannya untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Memantapakn konsistensi kegiatan anggota organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi. 3) Memonitor kemajuan organisasi.5 b. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) Istilah organisasi mempunayi dua pengertian umum. Pertama organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, mislanya sebuh perusahaan, sebeuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan
pemerintahan.
Kedua,
merujuk
pada
proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.6 Sedangkan pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan mengkoordinir sumber daya, tugas, dan otoritas diantara anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan cara efisien dan efektif. Struktur organisasi disusun sesuai dengan tujuan dan sumberdaya organisasi. Menyesuaikan struktur organisasi dengan tujuan dan sumber daya organisasi dinamakan sebagai kegiatan mendesain organisasi (organizational design).
5 Mamduh M. Hanafi, Manajemen,Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003, h. 9 6 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Rosdakarya, 2009, h. 71
15
c. Pengarahan (Leading) Setelah struktur organisasi ditetapkan, orang-orangnya ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat bagaimana orangorang tersebut bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Pengarahan meliputi kegiatan memberi pengarahan (directing), mempengaruhi orang lain (influencing), dan memotivasi orang untuk bekerja (motivating). Pengarahan biasanya dikatakan sebagai kegiatan manajemen yang paling menantang dan paling penting karena langsung berhadapan dengan manusia. d. Pengendalian (Controlling) Elemen terakhir proses manajemen adalah pengendalian. Pengendalian bertujuan untuk melihat apakah kegiatan organisasi sesuai dengan rencana. Fungsi pengendalian meliputi empat kegiatan yaitu: 1) Menentukan standar prestasi. 2) Mengukur prestasi yang telah dicapai selama ini. 3) Membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan standar prestasi. 4) Melakukan perbaikan jika ada penyimpangan dari standar prestasi yang telah ditentukan. 7
7
Mamduh M. Hanafi, Manajemen…, h. 12
16
3. Sarana Menurut H.M. Daryanto dalam Keputusan menteri P dan K No. 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu: a.
Bangunan dan perabutan sekolah.
b. Alat pelajaran yang terdiri, pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium. c. Media
pendidikan
yang
dapat dikelompokkan menjadi
audiovisual yang menggunakan alat penampilan dan media yang tidak menggunakan alat penampil. Daryanto dalam bukunya Administrasi pendidikan mengemukan bahwa: Sarana adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, labotarium, dan sebagainya. 8 Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat menunjang pendidikan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, baik itu berupa benda bergerak ataupun tidak bergerak. 4. Pengelolaan/Manajemen Sarana Pendidikan Ditinjau dari fungsi atau peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar, maka sara pendidikan (sarana material) dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
8
M. Daryanto, Admininistrasi Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, h. 51
17
a. Alat pelajaran b. Alat peraga, dan c. media pengajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah bangunan sekolah dan perabotan sekolah. Prasana pendidikan ini juga berperan dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung. 9 Pada garis besarnya manajemen sarana dan prasarana meliputi 5 hal yakni: 1) Penentuan kebutuhan Sebelum mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas yang lain lebih dahulu harus melalui prosedur penelitian yaitu melihar kembali kekayaan yang telah ada. dengan demikian baru bisa ditentukan sarana apa yang diperlukan berdasarkan kepentingan pendidikan di sekolah itu. 2) Proses pengadaan Pengadaan sarana pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisah ditempuh: a) Pembelian dengan biaya pemerintah. b) pembelian dengan biaya dari SPP. c) Bantuan dari BP3, dan d) Bantuan dari masyarakat lainnya.
9
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, h. 114
18
3) Pemakaian Dari segi pemakaian (pengguanaan) terutama sarana alat perlengkaan dapat dibedakan atas: a) Barang habis dipakai. b) Barang tidak habis dipakai. Pengguanaan barang habis dipakai harus secara maksimal dan pertangggungjawabkan pada tiap triwulan sekali. sedangkan pengggunaan barang tetap dipertanggungjawabkan satu tahun sekali, maka perlu pemeliharaan dan barang-barang itu disebut barang inventaris. 4) Pengurusan dan pencatatan Untuk
keperluan
pengurusan
dan
pencatatan
ini
disediakan instrument administrasi berupa antara lain: a) Buku inventaris. b) Buku pembelian. c) Buku penghapusan. d) Kartu barang. 5) Pertanggungjawaban Penggunaan barang-barang inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan
dengan
jalan
membuat
laporan
penggunaan barang-barang tersebut yang ditujukan kepada instansi atasan (Kanwil) Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 10
10
Ibid, h. 115-116
19
5. Klasifikasi Sarana Pendidikan Gunawan menyebut fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis atau sifatnya. a. Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM 1) Prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana penddikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah. Jaringan jalan air, listrik, telepon, serta perabot/mebiler. 2) Sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya
sangat
menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan. b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik. 1) Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau di bendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tuls, computer, perabot, alat peraga model, media, dan sebagainya. 2) Fasilitas nonfisik yaitu sesuatu yang bukan benda mat, atau kurang dapat di sebut benda atau di bendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.
20
c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat di bedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak yang semuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas, yaitu: 1) Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan, dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tak hssabis pakai. 2) Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya
atau
tidak
bisa
di
pindahkan,
seperti
tanah,
bangunan/gedung, sumur, menara, air, dan sebagainya. 11 6. Pembelajaran Kata pembelajaran adalah terjemahan dari “Instruction”.12 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.13 UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa: “pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan.”14 Selain itu juga pembelajaran dapat diartikan “sebagai proses pengaturan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki
11
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, h. 115-116 12 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2006, cet. 2, h.78 13 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h.14 14 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pada Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (20)
21
siswa.”15 Dalam istilah pembelajaran, guru tetap harus berperan secara optimal. Dari beberapa pendapat definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah semua kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu anak didik dalam mempelajari suatu proses yang sistematis melalui tahapan-tahapan. 7. Madrasah Tsanawiyah Madrasah adalah
sekolah atau
perguran (biasanya
yang
berdasarkan agama Islam). sedangkan Sanawiyah adalah sekolah agama (Islam) tingkatan pertama.16 Madrasah/sekolah sebagai suatu lembaga/institusi mempunyai satu tujuan atau lebih. Dalam rangka mencapai tujan tersebut, perlu disusun rencana strategis dan bagaimana mencapai tjuan tersebut. cara pencapainannya dilakukan melalui berbagai perencanaan dan program kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah/ Madrasah (RKS/M). RSK/M adalah rencana kerja yang disusun bersama oleh madrasah dan komite madrasah. Kebutuhan madrasah dan aspirasi masyarakat menjadi dasar utama penyusunan RKS/M. Dengan kata lain, RKS/M bertujuan untuk mengemukakan apa yang diperlukan madrasah serta harapan masyarakat di sekitar madrasah. Dengan demikian rencana
15 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi,…, h.77-78 16 DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga), Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h.694
22
kerja untuk pengembangan madrasah berdasarkan dua jenis masukan, yaitu: (1) keterangan lengkap mengenai keadaan madrasah atau ‘gambaran keadaan sekolah/madrasah’: (2) pandangan atau aspirasi masyarakat dan pengggunaan jasa madrasah atau ‘pandanagan dan harapan pihak-pihak yang berkepentingan’. Dengan adanya RKS/M
yang jelas, semua pihak yang
berkepentingan orang tua, guru, pegawai sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah sendiri akan mengetahui:
apa
yang
dibuthkan
sekolah/madrasah, apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki keadaan sekolah/madrasah, maksud dan tujuan kegiatan yang dilakukan selama beberapa tahun yang akan datang. Adapun beberpa hal yang terkait dengan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) sebagai berikut. a. Karakteristik RKS/M 1) Terintergrasi; 2) Multi Tahun; 3) Setiap tahun diperbarui; 4) Multisumber; 5) Partisipatif; dan 6) Dimonitor.
23
b. Tujuan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah disusun dengan tujuan untuk: 1) Menjamin
agar
perubahan/tujuan
madrasah/sekolah
yang
dieepakan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan risiko yang kecil. 2) Mendukung koordinasi antarpelaku madrasah/sekolah. 3) Menjamin terciptanya intergrasi, sinkronisai, dan sinergi baik antar pelaku sekolah/madrasah atau antara madrasah dengan Departemen Agama dan/atau antara sekolah dan Dinas Pendidikan. 4) Menjamin
keterkaitan antara
perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan. 5) Mengoptimalkan
partisipasi
warga
madrasah/sekolah
dan
masyarakat. 6) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. c. Manfaat RKS/M Rencana
Kerja
Sekolah/Madrasah
bermanfaat
untuk
dijadikan sebagai: 1) Pedoman
kerja
(kerangka
acuan)
dalam
pengembangan
sekolah/madrasah; 2) Sarana untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah/madrasah.
24
3) Bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya pendidikan yang diperlukan. d. Landasan Hukum Penyusunan RKS/M memiliki landasan hokum yang kuat, anatara lain: 1) UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 (pengelolaan dana pendidikan berdasar pada prinsip keadilan, sefiensi, tansparansi, dan akntabilitas publik). 2) Undang-ndang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 3) PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 53 (Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran perinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 tahun). 4) Permendiknas 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Madrsah/sekolah membuat rencana kerja jangka menengah (RKJM) tahun, Recana Keja Tahunan (RKT) dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAS/M) dilaksanakan berdasarkan RKJM. RKJM/T disetujui rapat dewan pendidikan setelah memerhatikan pertimbangan dari Komite Madrasah dan disahkan berlaknya oleh Dinas Pendidikan Kab/kota.
25
e. Tahap penyusunan RKS/M Proses penyusunan RKS/M melalui tiga jenjang, yaitu 1) Persiapan, yaitu melakukan pembentukan TPRKS/M (Tim Penyusun Rencana Kerja Sekolah/Madrasah) dan pembekalan (Orientasi) TPRKS/M, 2) Permusan, yaitu melakukan indentifikasi tantangan, analisis pemecahan tantangan, rencana strategis, perumusan program, perumusan rencana biaya dan pendanaan, 3) Pengesahan,
yaitu
pengesahan
RKS/M
oleh
Kepala
Madrsah/Sekolah, komite madrasah dan kepala Depertemen Agama/Diknas, dan sosialisasi RKS/M. f. Analisis strategis kondisi sekolah/madrasah Dalam analisis kondisi strategis sekolah/madrasah, hal-hal yang
perlu
diperhatikan
oleh
penyusunan
Rencana
Kerja
Sekolah/Madrsah (RKS/M) adalah: 1) Tantangan dunia pendidikan di Indonesia, sehingga penyusunan RKS/M merupakan salah satu upaya untuk ikut serta menjawab berbagai tantangan tersebut; 2) Analisis strategis lingkungan sekolah/madrasah, yang melipti analisis lingkngan geografis, lingkungan demografis,lingkungan
26
sosial ekonomi, lingkungan budaya, dan apresiasi masyarakat terhadapat pendidikan, serta regulasi pemerintah daerah.17 8. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah a. Visi Madrasah Madrasah memiliki visi yaitu terwjudnya lulusan madrsah yang beriman, berilmu dan beramal saleh, serta memiliki daya saing dalam bidang IPTEKS, olahraga, dan berwawasan lingkungan. b. Misi madrasah Bertolak dari visi tersebut diatas, maka misi madrasah adalah sebagai berikut: 1) Menumbuhkan sikap, perilaku, dan amaliah keagamaan Islam di madrasah. 2) Menumbuhkan semangat belajar ilmu keagamaan Islam. 3) Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga setiap siswa dapat berkembangan secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 4) Menumbhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing dalam prestasi akedemik mapun non-akademik. 5) Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih, dan indah. 6) Mendorong, membantu dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan, bakat, dan minatnya, sehingga dapt dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang tinggi. 7) Mengembangkan life-skills dalam setiap aktivitas pendidikan. 8) Mengembangkan sikap kepekaan terhadap lingkungan. 9) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah, komite, madrasah dan stakeholders (pihak-pihak yang berkepentingan) dalam pengambilan keputusan. 10) Mewujudkan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
17
Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan (Aplikasi dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrsah), Jakarta: Kencana, 2011, h.185-205
27
c. Tujuan madrasah Bertolak dari visi dan misi tersebut diatas, maka tujuan madrasah adalah: 1) Tahap I (tahun 2008-2010) madrasah berusaha untuk mencapai tujuan a) Meningkatkan pengamalan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) pada seluruh warga madrasah. b) Meningkatkan pengamalan shalat berjamaah zuhur di madrasah. c) Meningkatkan nilai rata-rata UNAS secara berkelanjutan. d) Mewujudkan tim olahraga dan kesenian yang mampu bersaing ditingkat provinsi dan nasional. e) Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima pada sekolah/madrasah atau PT yang favorit. f) Meningkatkan kepedulian warga sekolah/madrasah terhadap kesehatan, kebersihan dan keindahan lingkungan. 2) Tahap II a) Mewujudkan tim Olimpiade matematika, IPA, dan KIR yang mampu bersaing di tingkat nasional. b) Meningkatkan jumlah sarana/prasarana serta pemberdayaan yang mendukung peningkatan prestasi akademik dan nonakademik c) Meningkatkan jumlah peserta didik yang menguasai bahasa Arab dan Inggris secara aktif. d) Mewujudkan sekolah/madrasah sebagai lembaga pendidikan yang diperhitungkan oleh masyarakat kota/kabupaten khususnya dan Jawa Timur pada umumnya. e) Mewujudkan sekolah/madrasah sebagai madrasah rujukan.18 9. Sarana Madrasah Menurut peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) mengatakan bahwa sarana dan
18
Ibid, h. 232-234
28
prasarana pada tingkat SMP/MTs sekurang-kurangnya memiliki sarana prasarana sebagai berikut: 1. Ruang kelas, 2. Ruang perpustakaan, 3. Ruang laboratorium biologi, 4. Ruang laboratorium fisika, 5. Ruang laboratorium kimia, 6. Ruang laboratorium komputer, 7. Ruang laboratorium bahasa, 8. Ruang pimpinan, 9. Ruang guru, 10. Ruang tata usaha, 11. Tempat beribadah, 12. Ruang konseling, 13. Ruang UKS, 14. Ruang organisasi kesiswaan, 15. Jamban, 16. Gudang, 17. Ruang sirkulasi, 18. Tempat bermain/berolahraga.19 Untuk mencapai pendidikan yang baik, diperlukan pengelolaan sarana prasarana yang baik pula. sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu unsur atau alat yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang telah di rumuskan. sarana dan prasarana pendidikan tersebut dapat membantu mengoptimalkan proses pembelajaran . oleh karena itu perlu adanya pengelolaan sarana dan prasaran yang baik, yang harus ada pemimpin yang bertanggung jawab dalam mengkordinir jajaran agar dapat menjalan tugas yang telah ditetapkan dalam suatu sekolah tersebut.
19
Peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), h. 24
29
10. Rancangan Biaya dan Pendanaan Madrasah Anggaran adalah yang diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu (periode), serta alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian aktivitas. anggaran memilki peran penting di dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi aktivitas yang dilakukan oleh madrasah.
Untuk itu,
setiap
penanggung
jawab
program
harus
menjalankan aktivitas sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan. Karena anggaran memilki kedudukan penting, Seorang penanggung jawab program harus mencatat anggaran serta melaporkan realisasinya sehingga dapat diperbandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksnaan serta melakukan tindak lanjut untuk perbaikan. Ada tiga bagian penyusunan rancangan suatu unit atau lembaga yaitu: 1. Target penerimaan 2. Rencana pengeluaran 3. Sumber dana lainnya, yaitu sisa dana priode sebelumnya yang menjadi saldo awal periode berjalan. 20 11. Monitoring dan Evaluasi Madrasah Monitoring dan evaluasi (MONEV) pada dasarnya terdiri atas aspek kegiatan, yaitu/monitoring dan evaluasi. meskipun kedua istilah tersebut seringkali dipandang memilki satu pengertian, sesungguhnya masing-masing memilki makna dan focus yang agak berbeda. Monitoring
20
Ibid, h. 357
30
merupakan suatu kegiatan yang dilakukanuntuk mengawasi atau memantau proses dan perkembangan sekolah/madrasah. Fokus monitoring adalah
untuk
mendapatkan
informasi
mengenai
program
sekolah/madrasah, bukan pada hasilnya. Lebih spesifiknya focus monitoring adalah pada komponen proses pelaksanaan program, baik menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar/ madrasah. Sedangkan evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterprestasikan informasi untuk mengetahui tingkat penghasilan pelaksanaan program sekolah/madrasah dengan kriteria tentu untuk keperluan pembuatan keputusan. Informasi hasil evaluasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan dengan program. Apabila hasilnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan berarti program tersebur efektif. Jika sebaliknya, maka program tersebut dianggap tidak efektif (gagal) 21. C. Kerangka pikir dan Pertanyaan Penelitian a. Kerangka pikir Sebuah pengelolaan sarana pendidikan dapat terlaksana apabila di terapkan dan di kelola sesuai dengan konsep-konsep yang telah di tentukan. Dalam melaksanakan konsep-konsep pengelolaan sarana tersebut perlu adanya sebuah perencanaan, mengorganisir,
21
Ibid, h. 373
31
mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Tujuan penelitian yang akan di lakukan untuk memberikan gambaran bagaimana pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan melalui bagan-bagan dibawah ini. Pengelolaan Sarana Pembelajaran
Penentuan kebutuhan
Proses pengadaan
Pemakaian
Pencatatan/ Pengurusan
Pertanggung jawaban
MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur Bagan 1.1 kerangka berpikir b. Pertanyaan Penelitian Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana
Pengelolaan
sarana
pembelajaran
pada
MTs
Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur? b. Apa saja sarana pembelajaran yang terdapat di MTs Darussalam Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur.
32
c. Bagaimana pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam mengenai penentuan kebutuhan. d. Bagaimana pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam mengenai proses pengadaan. e. Bagaimana pengelolaan sarana pembelajaran di MTs Darussalam mengenai pemakaian. f. Bagaimana pengelolaan sarana pembelajaran MTs Darussalam mengenai pengurusan dan pencatatan. g. Bagaimana pengelolaan sarana MTs Darussalam mengenai pertanggungjawaban.