BAB II PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN II.1 Pengertian
A.Etika Dari asal usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani ‘Ethos’ yang berarti adat istiadat/kebiasaan yang baik. Secara etimologi, etika dapat disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin ‘mos’ yang berarti adat kebiasaan. Moral lebih kepada rasa dan karsa manusia dalam melakukan segala hal kehidupannya. Jadi moral lebih kepada dorongan untuk mentaati etika. Factor yang mempengaruhi pelanggaran etika adalah kebiasaan yang terakumulasi tak terkoreksi, pengaruh dari komunitas dan efek primordialisme yang kebablasan. Sanksi bagi pelanggar etika ada dua yaitu sanksi social dengan di kucilkan dan sanksi hukum dengan hukum pidana. Etika jika di kaitkan dengan teknologi memiliki beberapa hal yang berdampak social dan individu bagi dirinya. Kehadiran teknologi membuat manusia “kehilangan” sense of human yang alami, membawa perubahan signifikan dalam sapaan/tutur kata dan emosi yang semakin tumpul karena jarak dan waktu semakin bias dalam teknologi informasi.
B.Profesi Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah profesi. Profesi merupakan pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang tidak di dapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengembangan profesi tersebut untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi. Mengutip dari pemikiran Bapak H.Cecep Nurul Alam ST MT yang berbunyi “yang terpenting adalah kita harus mencintai dunianya sebab kalo gak enjoy akan merasa tersiksa”. Pemikiran tersebut bersifat universal dan tidak mengenal batasan pekerjaan. Pemikiran tersebut bisa di terapkan kepada setiap insan yang berjiwa ulet, sabar dan berpikiran untuk maju. Di luar dari orang-orang yang memiliki sifat tersebut, pemikiran itu hanya angan-angan yang tidak akan pernah tercapai. Profesi 5 Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
adalah sebuah implementasi dari pemikiran tersebut, dengan kita mencintai profesi kita maka semua pencapaian yang ingin kita capai akan tergapai. Seorang pelaku profesi juga harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut : -
Menguasai ilmu secara mendalam dibidangnya
-
Mampu mengkonversi ilmu menjadi keterampilan
-
Menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
Seperti pesan dari pemikiran Pak Cecep, seorang pelaku profesi harus menjalankan profesinya secara professional. Sifat-sifat yang diatas juga akan mengantar seorang pelaku profesi kegerbang profesionalisme. Profesional sendiri bermakna orang yang menjalankan profesinya secara benar menurut nilai-nilai moral.
II.2 Profesi di bidang Teknologi Informasi Sebelum kita melihat lebih jauh di bidang teknologi informasi, pertanyaan pertama yang harus di jawab adalah apakah pekerjaan di bidang teknologi informasi tersebut dapat dikatakan sebagai suatu profesi?. Sebelum menjawab pertanyaan di atas alangkah baiknya kita melihat gambaran beberapa pekerjaan di bidang teknologi informasi. Secara umum pekerjaan dibidang teknologi informasi terbagi atas 3 kelompok sesuai bidangnya. 1. Kelompok pertama adalah mereka yang bergelut di perangkat lunak (software) 2. Kelompok kedua adalah mereka yang bergelut di perangkat keras (hardware) 3. Kelompok ketiga adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional system informasi. Ketiga bidang tersebut dapat di bagi kembali sesuai dengan pekerjaan-pekerjaannya dengan spesifik keahlian. Mempertanyakan pekerjaan dibidang IT termasuk kedalam profesi atau tidak kita harus menguji criteria pekerjaan tersebut. Sebagai contoh pekerjaan sebagai staf operator computer (sekedar mengoperasikan), tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf operator tidak membutuhkan latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman tertentu. Adapun seorang software enginer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena seorang yang bekerja sebagai software enginer haruslah berpengetahuan dan memiliki pengalaman kerja dibidangnya. Julius Hermawan (2003), mencatat dua karakteristik yang di miliki software enginer sehingga pekerjaan tersebut layak disebut sebuah profesi, yaitu : 6 Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
1. Kompetensi Kompetensi yang di maksud adalah sifat yang selalu menuntut professional software enginer untuk memperdalam dan memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai tuntutan profesi. 2. Tanggung Jawab Pribadi Yang dimaksud yaitu kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya sebagai tanggung jawab pribadi. Agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara benar, software enginer perlu terus mengembangkan bidang ilmu dalam pengembangan perangkat lunak, seperti : a. Bidang ilmu metodologi pengembangan perangkat lunak b. Manajemen sumber daya c. Mengelola kelompok kerja d. Komunikasi.
II.3 Pentingnya Etika Dalam IT Telah sedikit dibahas di atas bahwa seorang ahli IT haruslah memiliki etika untuk membentengi dirinya dari kejahatan dirinya sendiri. Dalam bidang IT apa lagi dalam internet (interconnection networking) setiap penggunanya haruslah memiliki etika agar saling harmonis dalam pergaulan di dunia maya. Karakteristik dunia maya menurut (Dysson : 1994) adalah sebagai berikut : a. Beroperasi secara virtual atau maya b. Dunia cyber bisa berubah sangat cepat c. Dunia maya tidak mengenal batas-batas territorial d. Orang-orang yang hidup dalam dunia maya tersebut dapat melakukan aktivitas tanpa harus menunjukkan identitas e. Informasi didalamnya bersifat public. Hadirnya internet dalam kehidupan manusia telah membentuk komunitas masyarakat tersendiri. Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam dunia maya adalah sebagai berikut : 1. Pengguna internet berasal dari berbagai Negara yang mungkin memiliki kebudayaan, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda. 2. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymous, yang tidak harus menyatakan identitas asli dalam berinteraksi. 7 Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
3. Berbagai macam fasilitas dalam internet memungkinkan seseorang bertindak etis ada juga penghuni yang bertindak iseng dengan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. 4. Harus di perhatikan juga bahwa pengguna internet akan bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru di dunia maya tersebut.
Setelah tadi membahas etika dalam berinternet yang sangkutannya dengan etika profesi ahli IT sangat besar. Karena setiap ahli IT akan terjun bebas dalam internet untuk informasi, komunikasi maupun kejahatan. Maka itu dirasa penting untuk mendahulukan etika berinternet dari pada etika dalam e-commerce. Sebenarnya etika dalam e-commerce tidak begitu jauh dari etika dalam internet karena ecommerce berjalan di dalam internet. Masalah etika bisnis atau etika usaha akhir-akhir ini semakin banyak di bicarakan. Hal ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya dunia usaha di berbagai bidang. Richard T. de georde (1986), dalam buku Bussines Ethics memberikan empat macam kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai cakupan etika bisnis, yaitu : a. Penerapan perinsip-perinsip etika umum pada praktik-praktik khusus dalam bisnis. b. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip etika pada kegiatan bisnis, tetapi merupakan “meta-etika” yang juga menyoroti apakah prilaku yang dinilai etis atau tidak secara individu dapat diterapkan pada organisasi atau perusahaan bisnis. c. Bidang penelaahan etika bisnis menyangkut asumsi mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis juga menyoroti moralitas system ekonomi pada umumnya serta system ekonomi Negara pada umumnya. d. Etika bisnis juga menyangkut bidang yang biasanya sudah meluas lebih dari sekedar etika, seperti misalnya ekonomi dan teori organisasi.
Sony keraf (1991) dalam buku etika bisnis : membangun citra bisnis sebagai profesi luhur, mencatat beberapa hal yang menjadi prinsip dari etika bisnis. Prinsipprinsip tersebut adalah : 1. Prinsip otonomi 2. Prinsip kejujuran 3. Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat 8 Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
4. Prinsip keadilan 5. Prinsip hormat pada diri sendiri.
Bisnis dibidang teknologi informasi memiliki tujuan dan format yang sama dengan bisnis-bisnis di bidang lainnya. Sesuai dengan objek bisnisnya, yaitu teknologi informasi. Sesuai dengan kegiatan dalam dunia teknologi informasi maka bisnis dibidang ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut : -
Bisnis di bidang industri perangkat keras
-
Bisnis di bidang rekayasa perangkat lunak
-
Bisnis di bidang distribusi dan penjualan barang
-
Bisnis di bidang pendidikan teknologi informasi
-
Bisnis di bidang pemeliharaan teknologi informasi.
Mari kita sekarang bergeser kepada binis di dalam intenet atau biasa di sebut e-commerce. Teknologi informasi melahirkan internet dan perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat telah melahirkan sebuah model perdagangan elektronik yang di sebut electronic commerce (e-commerce). Secara umum e-commerce adalah system perdagangan yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet. Perkembangan e-commerce begitu pesat hingga sampai saat ini belum ada definisi tunggal tentang system ini. Kesulitan menentukan definisi tersebut terjadi karena hampir setiap saat muncul bentuk-bentuk baru dari e-commerce yang tidak hanya pada jual beli on-line tetapi juga semua jenis teransaksi komersial. Dalam pelaksanaan e-commerce memunculkan beberapa isu tentang aspek hukum perdagangan berkaitan dengan penggunaan system yang terbentuk secara online networking management tersebut. Beberapa masalah tersebut adalah : 1. Prinsip yuridiksi dalam transaksi 2. Kontrak dalam transaksi elektronik 3. Perlindungan konsumen 4. Permasalahan pajak 5. Pemalsuan tanda tangan digital. Benar apa yang dikatakan seorang ahli hacker yang bernama samaran S’to yang bekerja di provider keamanan terbesar Indonesia yaitu Jasakom. S’to berkata bahwa
9 Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
transaksi di internet memerlukan kepercayaan dan saling percaya antara konsumen dan pentransaksi.
∩⊇∇⊇∪ zƒÎÅ£÷‚ßϑø9$# zÏΒ (#θçΡθä3s? Ÿωuρ Ÿ≅ø‹s3ø9$# (#θèù÷ρr& * 181.
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang yang
merugikan; (Asy Syu’araa’ ayat 181).
Salah satu acuan internasional yang banyak di gunakan adalah Unicitral Model Law on Electronic Commerce 1996. Beberapa poin penting dalam Unicitral Model Law on Electronic Commerce tersebut antara lain adalah : a. Pengakuan secara yuridis terhadap suatu data messages b. Pengakuan tanda tangan digital c. Adanya pengakuan atas orisinilitas data messages d. Data
messages
dapat
memenuhi
syarat
pembuktian
hukum
(admissibility and evidential weight) e. Pengakuan atas dokumentasi dalam data messages Pelanggaran hak cipta juga salah satu dari pengkhianatan kepada etika profesi seorang ahli IT. Microsoft Coorporation sebagai sebuah perusahaan perangkat lunak raksasa dunia mengelompokkan 5 macam bentuk pembajakan perangkat lunak seperti dibawah ini : 1. Memasukkan perangkat lunak illegal ke harddisk 2. Softlifting 3. Penjualan CD Room illegal 4. Penyewaan perangkat lunak illegal 5. Downloading illegal Tahun 2001 Indonesia menempati peringkat ke-3 setelah Cina dan Vietnam dalam hal pembajakan dengan tingkat pembajakan sebesar 89 %. Beberapa alasan yang menyebabkan maraknya tingkat pelanggaran terhadap hak cipta perangkat lunak di Indonesia antara lain adalah berikut : -
Perangkat lunak bajakan dirasa lebih murah dari pada membeli lisensi
-
Data-data yang dimuat dalam format digital, memudahkan pemakainya dalam penyalinan data-data dari satu media ke media lainnya. 10
Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
-
Adanya manusia selalu mencoba hal yang baru (downloading illegal)
-
Belum adanya perangkat undang-undang yang menindak secara tegas para pelanggar
-
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menghargai hasil ciptaan orang lain.
Dengan banyak bukti yang menegaskan bahwa etika profesi di bidang IT sangatlah penting untuk menunjang kemajuan dalam teknologi informasi. Pelanggaran etika profesi sendiri pun dapat membuat malu diri kita khususnya dan umumnya masyarakat kita yang tidak banyak tau akan hal itu. Hal ini juga akan menghambat kemandirian suatu bangsa dan memperburuk mental masyarakatnya.
II.4 Cyber Crime Cyber crime merupakan bentuk-bentuk kejahatan yang di timbulkan karena pemanfaatan teknologi internet. Cyber crime dapat di definisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi computer dan telekomunikasi. Jenis-jenis cyber crime di kelompokkan berdasarkan beberapa motif, diantaranya : 1. Berdasarkan jenis aktifitasnya a. Unauthorized Access b. Illegal Contents c. Penyebaran virus secara sengaja d. Data Forgery e. Cyber Espionage, sabotage and extortion f. Cyber stalking g. Carding h. Hacking and Cracking i. Cyber squatting and typo squatting j. Hijacking k. Cyber Terorism 2. Berdasarkan Motif kegiatannya a. Cyber Crime sebagai tindakan murni criminal b. Cyber crime sebagai kejahatan “abu-abu” c. Cyber crime yang menyerang individu -
Pornografi 11
Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
-
Cyber stalking
-
Cyber-Trespass
d. Cyber crime menyerang hak milik (against property) e. Cyber menyerang pemerintah (against government) Kemampuan mendefinisikan cyber crime kami hanya sebatas ini, mungkin di luar dari ini masih lebih banyak lagi dan lebih berfariasi lagi.
II.5 Wawancara Dalam hal ini kami meminta pendapat beberapa pelaku di bidang IT dengan beberapa pertanyaan yang menjurus kepada spesifik pemikiran beliau tentang etika profesi ahli IT. 1. Penuturan Wisnu Uriawan ST M.Kom 1. Menurut Bapak apa saja etika profesi bagi seorang ahli IT? -
Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap kompetensi yang di milkinya
-
Memiliki kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat dengan menerapkan norma-
norma keilmuan -
Mampu meghasilkan karya-karya yang tidak bertentangan dengan norma-norma
kehidupan dan agama
2. Etika profesi yang Bapa kemukakan, apakah ada kendalanya untuk di terapkan.Mohon penjelasannya? -
Kurangnya dukungan dari pemerintah atau masyarakat
-
Karya yang dihasilkan belum dibutuhkan oleh masyarakat
-
Hasil penelitian tidak dapat diterapkan seutuhnya
12 Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
3. Etika profesi yang Bapa kemukakan,bisa diterapkan kepada orang yang berkarakter seperti apa?
-
Memiliki sifat leadership yang kuat
-
Memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat
-
Hasill karyanya sudah banyak dan terbukti di masyarkat
4. Apakah etika profesi ini dapat di terapkan kepada seluruh ahli dari cabang ilmu IT? -
Sangat Bisa
5. Dan konsekuensi apa saja yang dapat diterima jika tidak menerapkan etika itu,dan juga jika menerapkannya? -
Konsekuensinya yakni dunia IT akan berkembang dengan pesat, jika tidak,
perkembangannya relatif lambat
6. Etika profesi yang Bapa kemukakan lebih bagus diterapkan pada cabang IT yang mana,kenapa? - Pada semuanya
2. Penuturan H Cecep Nurul Alam ST MT Kami memberi pertanyaan yang sama dengan apa yang di tanyakan kepada Pak Wisnu.
13 Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
Menurut saya (saya disini adalah Pak Cecep), etika erat berhubungan dengan tingkah laku pada seseorang, karena yang dimaksud pada sesorang IT Profesional, jadi
1)
tingkah
lakunya
Seorang
ahli
harus
IT
seolah-olah
akan
terikat
menjadi
dengan
IT
Profesional.
pekerjaanya
(pada
perusahaan/bos/client/diriny-nya). a. Tidak memberitahukan password/apa pun pd orang yg tdk berkepentingan meskipun
kita
tahu
isinya
(berhubungan
dengan
perusahaan/client)
b. Tidak membajak software/sistem untuk dikomersilkan (berhubungan pada diri sendiri) c.
Selalu
memberikan
d.
Tepat
e.
Disiplin
f.
Mempermudah
solusi
waktu tinggi
sistem
(pada
perusahaan/bos/client-nya)
(pada
perusahaan/bos/client/diriny-nya)
(pada
perusahaan/bos/client/diriny-nya)
pekerjaan
(pada
perusahaan/bos/client/diriny-nya)
2) Hal tersebut dapat dilakukan tergantung dari individu masing-masing, kendala yang
dihadapi
biasanya
karena
faktor
kebiasaan
dan
hal-hal teknik yang belum dikuasai. misalnya: untuk mengatasi masalah keamanan jaringan
harus
tahu
TCP/IP,
router
dan
firewall.
kalau masalah teknis sudah dikuasai biasanya solusi-solusi yang ditawarkan bisa beragam
dan
inovatif.
3) Tentu saja hal tersebut bisa diterapkan pada orang-orang yang mempunyai kemauan
yang
tinggi
untuk
maju,
ulet,
sabar,
dan yang penting adalah mencintai dunianya (dunia IT) sebab kalo enggak enjoy akan menjadi
semacam
4)
Iya
5)
Konsekuensi baik:
-
Dipercaya
bos
-
Dipake terus
sama perusahaan
-
Dipercaya
client
-
Percaya
diri
sendiri 14
Kelompok 11
siksaan
BAB II PEMBAHASAN
Konsekuensi buruk: -
Dapat teguran
dari
-
Tidak dipercaya
bos
-
Ditinggalkan client
-
Susah cari relasi
bos
3. Penuturan Gitarja Sandi ST Berbicara etika profesi di Indonesia belum ada standar baku yang mengatur tentang etika TI, jawaban yang saya kasih, saya ambil referensinya dari beberapa sumber. 1. a. Bertanggung jawab terhadap pengambilan suatu keputusan b. Menghindari konflik interes yang nyata atau yang terpikirkan sedapat mungkin antar pelaku TI c. Selalu jujur dan realistis terhadap data yang ada di lapangan d. Menolak suap, dalam bentuk apapun e. Mengembangkan pemahaman terhadap teknologi f. Menjaga dan mengembangkan kompetensi teknis, dan hanya mengerjakan sesuatu sesuai dengan kompetensi g. Menerima kritik h. Memperlakukan orang secara adil, tanpa melihat ras, agama, gender, keterbatasan fisik, kebangsaan i. Berupaya menghindari kecelakaan kerja j. Membatu untuk mengembangkan kemampuan kepada rekan kerja
2. Relatif, tergantung di lapangan, kebanyakan bisa diterapkan, kecuali point b dan c, agak susah klo client nya punya kepentingan lain terhadap pekerjaan
3. Yang pasti dia harus mampu berkomitmen terhadap aturan, dan mencintai profesinya
15 Kelompok 11
BAB II PEMBAHASAN
4. Bisa, tinggal diperkuat di sisi regulasi nya
5. Relatif, tergantung point mana yang dilanggar. Klo point i berarti terkena kecelakaan kerja, klo point e berarti pemahaman terhadap teknologi akan tertinggal
6. Saya kira bisa diterapkan di semuanya, karena etika ini berpengaruh terhadap hasil pekerjaan
-sandi-
Dari ke tiga pemikiran tersebut, memang jika di lihat sekilas berbeda pemikiran akan tetapi dalam makna dan artinya terdapat ke samaan pemikiran. Beliau-beliau memusatkan pemikirannya kepada penerapan etika untuk seluruh profesi di bidang IT. Dan memiliki pemikiran yang memberikan keuntungan terhadap pelaku IT yang menerapkan etika tersebut.
16 Kelompok 11