KOMISI A
PETUNJUK PELAKSANAAN ADMINISTRASI DAN RENCANA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN A. Umum 1. Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya 1261-1262 Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya yang beranggotakan Pramuka Pandega Putra dan Putri, Bersifat kolektif dan kolegial. Oleh karena itu dukungan administrasi atau tata usaha perlu dilaksanakan secara tertata dan tertib namun sederhana. 2. Pada dasarnya administrasi Dewan Pandega Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima mengacu pada Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 041 Tahun 1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Satuan Pramuka. Akan tetapi perlu diterbitkan petunjuk pelaksanaan yang lebih teknis guna kepentingan intern Dewan Pandega. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Petunjuk Pelaksanaan Administrasi dan Rencana Kerja Dewan Racana Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima ini adalah untuk memberikan pedoman dan arahan teknis bagi Dewan Pandega dalam menjalankan tugasnya mengelola satuan sekaligus melatih dasar-dasar tata usaha kepada anggotanya. 2. Tujuannya adalah untuk mendorong, mengatur dan menertibkan tata usaha Dewan Pandega. C. Dasar 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka 2. Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka 3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramukatahun 2009. 4. Pokok-pokok Sistem Administrasi Umum Gerakan Pramuka. 5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 24 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Satuan Pramuka. 6. Keputusan Kwartir Nasional No. 162.A tahun 2011 tentang sistim mekanisme Kwartir dalam satuan pramuka 7. Keputusan Musyawarah Pandega tahun 2012. D. Ruang Lingkup Petunjuk penyelenggaraan ini diatur dengan tata urut sebagai berikut: 1. Pendahuluan 2. Pengertian dan Fungsi 3. Administrasi Dewan Pandega 4. Administrasi surat-menyurat 5. Penyusunan Laporan 6. Rencana Kerja Dewan Pandega 7. Analisis Kepengurusan Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 1
KOMISI A
8. Penutup BAB II PENGERTIAN DAN FUNGSI A. Pengertian Administrasi Dewan Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima selanjutnya disingkat “Mindera” mencakup dua pengertian administrasi, yaitu: 1. Administrasi dalam arti luas yaitu pengelolaan satuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan kepramukaan di Racana. 2. Administrasi dalam arti sempit adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses tulis menulis/ ketatausahaan. B. Fungsi Mindera berfungsi sebagai: 1. Tolakukur pembinaan dan pengawasan kegiatan tulis-menulis surat (korespondensi) di dalam Racana. 2. Pedoman pelaksanaan keadministrasian yang bersifat teknis. 3. Acuan dan pendorong kreativitas anggota dalam tata cara tulis-menulis surat. BAB III ADMINISTRASI DEWAN PANDEGA A. Administrasi Dewan Pandega meliputi: 1. Daftar Induk Anggota 2. Program Kerja Tahunan 3. Program latihan mingguan 4. Buku latihan mingguan 5. Buku latihan anggota 6. Buku Log (catatanharian) 7. Tabungan 8. Daftar hadir latihan 9. Daftar hadir rapat 10. Catatan pribadi anggota pramuka 11. Buku Notula Rapat 12. Buku agenda surat masuk 13. Buku agenda surat keluar 14. Buku Tamu 15. Buku inventaris 16. Buku ekspedisi 17. Buku klaper 18. Data mabi/ Pembina
Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 2
KOMISI A
BAB IV ADMINISTRASI SURAT-MENYURAT A. Bentuk Surat 1. Bentuk surat adalah pola atau patron sebuah surat yang ditentukan oleh letak (layout) bagian-bagian surat. 2. Bentuk yang digunakan dalam penulisan surat Dewan Racana Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima adalah Bentuk Resmi Indonesia Baru (New Official Style) Contoh bentuk surat dalam lampiran II B. Jenis Kertas Jenis kertas yang digunakan dalam pembuatan surat adalah kertas HVS (houtvrij schrift) 70-80 gram. Kecuali surat-surat khusus seperti ucapan selamat, sertifikat dan lain-lain. C. Warna kertas, tinta dan font 1. Warna kertas yang digunakan adalah putih. Kecuali surat-surat khusus seperti ucapan selamat, sertifikat dan lain-lain. 2. Warna tinta yang digunakan untuk penulisan adalah hitam. 3. Font surata dalah times new roman ukuran 12 spasi 1. D. Amplop dan Lipatan Surat 1. Amplop yang digunakan sebenarnya disesuaikan dengan keperluan. Yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: Sampul Rekat Silang Tutup (opened), Sampul Surat Bisnis (commercial). 2. Lipatan yang biasa digunakan adalah: Lipatan Ganda Sejajar (parallel Double Fold) dan Lipatan Tunggal (Single Fold) E. Ukuran kertas Ukuran kertas yang dipakai adalah: 1. Kertas folio/ F4 (21 x 33 cm) 2. Kertas Quarto (21 x 28 cm atau 29,7 cm = A4) 3. Untuk menulis memo dan nota digunakan kertas setengah folio atau setengah Quarto (21 x 16 cm atau 21 x 14 cm) F. Bagian Surat Setiap surat terdiri atas bagian-bagian surat. Dari gabungan-gabungan itulah terbentuk sebuah surat. Penempatan bagian-bagian surat pada posisi tertentu akan membentuk model (style) yang tertentu pula. Bagian-bagian tersebut adalah: 1. Kepala surat (Kop) a. Pada kepala surat terdapat hal-hal yang merupakan identitas organisasi, yaitu: 1) Nama organisasi 2) Alamat sanggar 3) Nomor telepon 4) Nomor faksimili 5) Nomor kode pos 6) Alamat e-mail/ website 7) Lambang (logo) Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 3
KOMISI A
b. Kop tersebut terdiri dari: Kop Gugusdepan, Kop Racana dan Kop reka Kerja Kegiatan. c. Kop reka kerja disesuaikan dengan nama kegiatannya. d. Kop tersebut diatas dibuat untuk mempermudah pengarsipan surat keluar. Contoh kop terdapat pada lampiran III 2.
Nomor Surat Cara penomoran surat yang digunakan dalam inter Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima adalah sebagai berikut: Nomor : 03/OPK/13.37.24-1261-1262/B/III/2014 Keterangan kode nomor adalah sebagai berikut: 03 : Nomor urut OPK : Kode kegiatan 13.37.24.1261-1262 : Kode Kwarda Jatim, Kwarcab Surabaya, Kwarran Wonocolo dan Gudep UIN Sunan Ampel Surabaya A/W/B : Gugusdepan, Dewan Pandega dan Reka Kerja III : Bulan pembuatan surat 2014 : Tahun pembuatan surat Nama kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan Pengukuhan Anggota Racana Permohonan Dana Latihan Rutin Donor Darah Pelantikan Dewan Racana Pandega Diklat Pertolongan Pertama Hari Ulang Tahun Gugusdepan Malam Racana Pelantikan Pandega Rapat Kerja Kursus Mahir Dasar Musyawarah Pandega Training Of Trainer Latihan Pengembangan Kepemimpinan Penerimaan Tamu Racana Kursus Pengelolahan Dewan Racana
Singkatan OPK PAR PD Latrut DD PDP DPP HUT MR DEGA RK KMD Musdega TOT LPK PTR KPDR
Catatan: a. Nama kegiatan lain yang tidak diatur bisa di buat oleh Sangga Kerja. b. Apabila surat menggunakan kop GUDEP dan Racana maka kode surat sesuai dengan perihal. c. Apabila surat menggunakan kop Reka Kerja maka Kode surat sesuai dengan nama kegiatan. 3.
Tanggal a. Penulisan tanggal, bulan dan tahun tidak boleh disingkat dan berada diatas penulisan Nomor surat (Margin Kanan) b. Penulisan tanggal tidak wajib diawali oleh nama kota (Surabaya) Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 4
KOMISI A
c. Nama bulan tidak boleh diganti dengan angka. Contoh alamat kop surat
30 Nopember 2014 No Lampiran Perihal
: 13/PAR/13.37.24-1261-1262/A/XI/2014 : 2 Lembar : Undangan
4.
Lampiran a. Di atas disebutkan di dalam notasi lampiran, lampiran juga harus disebutkan dalam isi surat. b. Penulisan satuan dapat dinyatakan dengan: lembar, eksemplar atau bendel c. Penulisan lampiran tidak boleh disingkat (lamp.)
5.
Hal/ Perihal a. Bila perihal ditulis dengan huruf biasa (gabungan huruf kapital dan huruf kecil/ lowercase), maka huruf awal setiap kata depan atau kata penghubung harus ditulis dengan huruf kecil. b. Pada akhir perihal tidak diberi tanda titik.
6.
Alamat tujuan a. Alamat surat tidak wajib diawali dengan kepada dan sejenisnya. b. Penulisan yang terhormat (Yth. atau kepada) –sebagai penghalus- tidak wajib digunakan. c. Pemakaian Yth. Hanya ditujukan untuk orang, sedangkan “kepada” ditujukan untuk organisasi atau lembaga. d. Pedoman penulisan alamat surat: 1) Kepada perseorangan Yth. Sdr. Nur Ayu Hidayati Jln. Jend. A. Yani No. 117 Surabaya 60237 2) Kepada Pejabat Pemerintah Yth. Kepala Studio RRI Jakarta Jln. Merdeka Barat 4 – 5 Jakarta 10110 3) Kepada Organisasi/ perusahaan PT Astra-Graphia d.a. Wisma Surya Jln. Pahlawan No. 135 Palembang 24611 Sumatera Selatan Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 5
KOMISI A
4) Kepada Pemasang Iklan Yth. Pemasang Iklan Harian Kompas (Kode: S-10) d.a. Palmerah Selatan 86 Jakarta 11480 5) Alamat yang memakai u.p. (untuk perhatian) Yth. Direksi Perum Astek u.p. Bapak Suratno, S.H. Jln. Letjen Suprapto 139 Jakarta Pusat 10530 7.
Salam pembuka Hanya dipakai dalam surat berperihal. Gunanya agar surat tidak terasa kaku. Salam pembuka selalu diawali dengan: Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Pramuka,
8.
Isi surat Isi surat yang paling ideal adalah yang terdiri atas tiga macam alinea, yaitu alinea pembuka, alinea transisi dan alinea penutup.
9.
Salam penutup Salam penutup berfungsi sebagai ungkapan hormat atau akrab terhadap penerima surat. Salam penutup sebagai mana berikut: Wassalamualaikum Wr. Wb., Salam Pramuka,
10.
Nama organisasi yang mengeluarkan surat a. Penulisan nama organisasi digunakan apabila penulisan surat lebih dari satu lembar kertas. Dalam lembar ke 2 tanpa menggunakan Kop Surat. b. Apabila bidang atau Subbidang mengeluarkan surat, maka cukup menuliskan Bidang atau Subbidang tersebut.
11.
Jabatan penanda tangan a. Apabila surat tersebut menggunakan penulisannya sebagai berikut: a.n. Pembina Gudep
Kop
Gugusdepan
maka
Gerakan Pramuka Gudep Surabaya 1261-1262 Berpangkalan Pada UIN Sunan Ampel Surabaya a.n. Pembina Gudep
Drs. H. Jainuddin, M.Si. NTA. 13.37.05.257.0152
Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 6
KOMISI A
b. Apabila surat tersebut menggunakan Kop Racana, maka penulisannya sebagai berikut: a.n.Ketua Dewan RacanaPandega Sunan Ampel dan Nyai Karima diganti a.n. Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima KDR Sunan Ampel a.n. Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima KDR Sunan Ampel
Muhammad Muhibbul Mubin NTA. 13.37.06.1839.000439
c. Apabila Surat tersebut menggunakan Kop Reka Kerja, maka Ketua Reka Kerja berada di margin kiri dan sekretaris kegiatan berada di margin kanan. Surat ini harus mengetahui Ketua Dewan Racana. Ketua
Reka Kerja Pengukuhan Anggota Racana
Affan Ismail NTA. 13.37.06.1839.000442
Sekretaris
Nia Susanti NTA. 13.37.06.1839.000441
Mengetahui, a.n. Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima KDR Sunan Ampel
Muhammad Muhibbul Mubin NTA. 13.37.06.1839.000439
12.
Tanda tangan dan nama penanggung jawab a. Penulisan nama harus diikuti Nomor Tanda Anggota (NTA) b. Penanda tanganan surat dapat dilakukan oleh: 1) Ka. Mabigus, jika surat tersebut adalah : a) Surat Keputusan Kepengurusan/ Dewan racana b) Surat Pendelegasian Tingkat Daerah keatas c) Surat Permohonan Sumbangan untuk kegiatan Tingkat Daerah keatas d) Surat untuk ekstern lainnya yang sederajat atau lebih tinggi, contoh: dispensasi perkuliahan. 2) Pembina, jika surat tersebut adalah : a) Surat Keputusan reka kerja kegiatan b) Surat Pendelegasian c) Surat Permohonan Sumbangan d) Surat untuk ekstern lainnya yang sederajat atau lebih tinggi 3) KDR dan Sekretaris Dewan Racana, jika surat tersebut adalah : Undangan rapat atau kegiatan yang diadakan oleh dewan. 4) Ketua Reka Kerja, Sekretaris reka kerja dengan mengetahui KDR, jika surat tersebut adalah surat kegiatan yang dikeluarkan oleh reka kerja. Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 7
KOMISI A
13. 14.
Tembusan Digunakan apabila ada pihak ketiga yang sangkut-paut atau ada keterkaitannya dengan surat tersebut, Inisial pengonsep dan pengetik Inisial adalah singkatan nama pengonsep dan pengetik surat. Inisial terdiri dari dua huruf atau lebih. Misalnya Badrul Ibad = Bi, Abdul Waris = Aw. Mengetahui, a.n. Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima KDR Sunan Ampel
Muhammad Muhibbul Mubin NTA. 13.37.06.1839.000439
Bi/Nah Keterangan: Bi/Nah Badrul Ibad : Pengonsep atau pemberi perintah membuat surat Nur Ayu Hidayati : Pengetik
15.
Stempel a. Penggunaan stempel berdasarkan penanda tangan atau penanggung jawab yang dicantumkan dalam surat. b. Warna stempel yang digunakan adalah ungu. Contoh stampel pada lampiran IV. BAB V PENYUSUNAN LAPORAN
A. Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban tertulis, yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam hal mengetahui hasil yang dicapai dan pengambilan keputusan selanjutnya. B. Laporan pertanggungjawaban disusun dalam bentuk naskah. Adapun sistematikanya sebagai berikut: 1. Reka Kerja I. Pendahuluan A. Dasar pembuatan laporan B. Maksud dan tujuan C. Waktu dan Tempat D. Garis besar kegiatan yang dilaporkan E. Isi laporan (rincian laporan secara kronologis) F. Pelaksana dan peserta G. Inventarisasi H. Tingkat keberhasilan I. Kelemahan/ hambatan pelaksanaan tugas J. Evaluasi K. Penutup II. Laporan administrasi kegiatan III. Laporan keuangan IV. Lampiran-lampiran Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 8
KOMISI A
2.
Laporan pendelegasian I. Pendahuluan A. Dasar pembuatan laporan B. Maksud dan tujuan C. Pelaksanaan kegiatan D. Nilai positif E. Kelemahan F. Penutup II. Lampiran-lampiran a. Materi-materi b. Surat-surat c. Laporan keuangan d. Foto kegiatan BAB VI INVENTARISASI
A. Inventarisasi adalah usaha pendataan kekayaan Racana atau Gudep. B. Kode penomoran yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kode A.A : berkas – berkas atau LPJ kegiatan 2. Kode A.C : Cindera mata / kenang-kenangan 3. KodeA.S : Buku-Buku untuk Siaga 4. Kode A.D : Buku-buku untuk Pengetahuan Pramuka Umum 5. Kode A.K : Buku-Buku bertemakan Kesehatan 6. Kode A.M : Buku-buku AD ART, UU Gerakan Pramuka, dan PP gerakan Pramuka 7. Kode A.N : Buku-buku ke administrasian Gugus depan. 8. Kode A.U : Buku-buku Umum 9. Kode A.J : Buku-Buku Majalah 10. Kode A.P : Buku-Buku bertemakan, Penggalang, Penegak, Pandegadan Pembina BAB VII RENCANA KERJA Uraian pelaksanaan rencana kerja masa bakti 2013, adalah sebagai berikut : No URAIAN SASARAN 1. Organisasi dan manajemen yang tanggap, efektif dan efisien. Menjabarkan dan mensosialisasikan petunjuk penyelenggaraan yang berkaitan dengan pembinaan Pramuka Pandega sebagai golongan dewasa muda. Penyempurnaan manajemen kegiatan.
Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima INDIKATOR KEBERHASILAN Telah dikajinya kembali Petunjuk Pelaksanan yang berkaitan dengan pembinaan Pramuka Pandega, yang kemudian dijadikan sebuah format baru yang disesuaikan dengan kondisi di daerah tertentu. Petunjuk Pelaksanaan tersebut telah tersosialisasikan kepada anggota. Terselenggaranya sistem perencanaan dan pengelolaan kegiatan yang matang dengan adanya data kegiatan secara sistematis. Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 9
KOMISI A
2.
Terslengaranya sistem planing, monitoring, controling dan evaluating.
Meningkatkan Kinerja Pengurus Dewan Racana
Terlibatnya semua pengurus Dewan dalam menetapkan kebijakan yang berkenaan dengan pembinaan dan pengembangan Pramuka Pandega. Terwujudnya kemandirian pengelolaan Racana. Mampu mengembangkan potensi diri anggota Gugusdepan. Menumbuhkan rasa tanggung jawab ,loyalitas, dan totalitas yang tinggi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai dewan racana
3.
MemaksimalkanFungsiEvaluasi
4.
PeningkatanMutu
5.
Kaderisasi
Terselenggaranya evaluasi dalam setiap kegiatan yang menghasilkan rekomendasi kegiatan berikutnya. Terlaksananya LPJ tiap kegiatan kepada Pengurus Dewan tepat waktu dan apabila terjadi keterlambatan, maka dikenai konsekuensi sesuai kesepakatan forum Mampu mendata potensi baik kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang. Terselenggaranya kegiatan yang lebih inovatif dan kreatif. Terselenggaranya kegiatan yang mampu memberikan peningkatan sumber daya anggota. Terselenggaranya kegiatan yang bersifat social oriented. Terselenggaranya kegiatan yang berskala daerah atau nasional. Terselenggaranya kegiatan yang dapat diminati oleh semua kalangan. Tersedianya kesempatan dan peluang kepada setiap anggota dalam mengikuti kegiatan yang berskala daerah atau Nasional. Adanya kaderisasi yang jelas dan continudi dalamRacana. Keikutsertaan anggota dalam kepanitiaan kegiatan.
Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 10
KOMISI A
BAB VIII ANALISIS KEPENGURUSAN A. Keunggulan 1. Memiliki sarana dan prasarana penunjang pembinaan, pengembangan, kegiatan, dan latihan. 2. Terjalinnya hubungan koordinasi dan komunikasi dengan organisasi dan instansi/ lembaga negeri dan swasta misalnya Dinkes, PMI, YKI, Djarum dll. 3. Tempat yang strategis yang berada di kota Surabaya sehingga mudah untuk menjalin hubungan dengan Perti se-Jatim dan Nasional. 4. Tersedianya Sumber daya manusia dengan berbagai ketrampilan khusus, misalnya kesehatan, Outbond, Keagamaan dan Paskib. B. Kelemahan 1. Kurang maksimalnya penindak lanjutan kaderisasi yang dilaksanakan oleh pengurus Dewan Racana. 2. Kurangnya koordinasi antara anggota gudep, dewan racana dan para Pembina. 3. Pengurus Dewan yang kurang memahami tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dan sistem Administrasi Satuan (sisminsat). 4. Lemahnya sistem evaluasi dan monitoring di dalam kepengurusan Dewan Racana pandega. 5. Kurang maksimalnya kegiatan bina diri dalam satuan 6. Belum berjalannya sistem pendataan anggota secara continue. 7. Kurang mengembangkan hubungan kerja sama dengan Lembaga/ Instansi negeri maupun swasta yang telah terjalin sebelumnya. Kurangnya sosialisasi Dewan terhadap anggota tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. 8. Kurangnya loyalitas serta totalitas anggota terhadap Racana. 9. Kurangnya sosialisasi dan perhatian terhadap kegiatan yang bersifat sosial dan keagamaan 10. Kurangnya menejemen diri anggota. C. Peluang 1. Sebagai wadah pembinaan dan pengembangan. 2. Terbukanya kesempatan dalam membina hubungan kerjasama dengan Instansi/ Lembaga negeri maupun swasta. 3. Adanya bakti kepramukaan kepada masyarakat. 4. Pembentukan dan pembinaan potensidiri. 5. Penerapan IPTEK dalamprosespembinaan dan proses pengembangan anggota pramuka. 6. Faslitas penunjang kegiatan yang memadai D. Tantangan 1. Menurunnya minat mahasiswa dalam mengikuti kegiatan Kepramukaan. 2. Banyaknya organisasi dan kegiatan diluar Gerakan Pramuka yang lebih menarik. 3. Adanya dampak negatif dalam kebudayaan dan moralitas di era globalisasi 4. anggapan masyarakat bahwa pramuka hanya bisa tepuk dan nyanyi 5. Posisi sanggar yang sulit dijangkau 6. Sedikitnya anggota putra di Gudep.
Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 11
KOMISI A
Dari urain di atas perlu kami berikan refleksi terhadap organisasi Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima yang akan datang, yaitu: 1. Mengedepankan proses pembinaan Pramuka Pandega yang efektif dan efisien 2. Meningkatkan kinerja Dewan Racana. 3. Meningkatkan intensitas latihan bina diri dalam satuan 4. Meningkatkan dan memfasilitasi potensi diri anggota 5. Memfungsikan fasilitas untuk meningkatkan potensi diri anggota. BAB IX PENUTUP A. Masa Peralihan Seluruh komponen Dewan Pandega diberikan kesempatan selama 1 (satu) bulan untuk mengadakan penyesuaian dengan Petunjuk Penyelenggaraan ini dalam masa peralihan sejak tanggal ditetapkannya petunjuk penyelenggaraan ini. B. Lain-lain Hal lain yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan diatur kemudian oleh Dewan Kehormatan Pandega dengan mempertimbangkan masukan Dewan Pandega dan tetap memperhatikan perkembangan zaman dan kebutuhan Pramuka Pandega Gudep Surabaya 1261-1262 Berpangkalan pada UIN Sunan Ampel Surabaya.
Ditetapkan di : Pada tanggal :
Surabaya Desember 2013
Presidium Musyawarah Pandega XXIII Anis Zainul M. Presidium I
Nia Susanti Presidium II
Rotul Nurjanah Notulen
Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 12
KOMISI A
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MUSYAWARAH PANDEGA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN SURABAYA 1261-1262 BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA TAHUN 2014 BENTUK SURAT
Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 13
KOMISI A
LAMPIRAN III KEPUTUSAN MUSYAWARAH PANDEGA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN SURABAYA 1261-1262 BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA NOMOR: 20/13.37.24.1261-1262 TAHUN 2014
KEPALA SURAT GUGUSDEPAN, RACANA DAN CONTOH KEGIATAN
Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 14
KOMISI A
LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MUSYAWARAH PANDEGA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN SURABAYA 1261-1262 BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA NOMOR: 20/13.37.24.1261-1262 TAHUN 2014
STEMPEL
Keterangan: Stempel Reka Kerja disesuaikan dengan jenis kegiatannya
Musyawarah Pandega (MUSDEGA) XXIII | 15