BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini akan dibagi dua garis besar bahasan yaitu sub bab pertama tentang kontribusi alumni alumni di perguruan tinggi, yang meliputi: pengertian alumni dan kontribusi alumni. Sub bab kedua berisi tentang menejemen pemberdayaan alumni yang meliputi tata kelola kelembagaan manajemen alumni di perguruan tinggi dan membangun jejaring alumni.
A. Kontribusi Alumni di Perguruan Tinggi Alumni sebagai insan yang sudah menerima proses pendidikan yang cukup panjang dari sebuah perguruan tinggi memberikan konsekuensi timbal balik atas keilmuan yang telah dimiliki demi pengembangan perguruan tinggi tempatnya belajar. Pengembangan ini selain di dasari konsekuensi institusi pendidikan, namun juga melihat dari konsekuensi kemanusiaan, konsekuensi keagamaan dan konsekuensi kebangsaan. maka dalam hal ini akan dibahas tentang pengertian alumni dan kontribusi alumni bagi perguruan tinggi. 1. Pengertian Alumni Hal yang mendasar yang perlu dipahami sebelum melangkah pada tahap selanjutnya adalah mengetahui makna dari alumni. Untuk menuju makna pemahaman alumni yang cukup, kita perlu menggali makna alumni dari beberapa refrensi, salah satunya melalui Blue Print menejemn alumni
24
25
UII tertulis bahwa, alumni merupakan produk dari proses pendidikan, atau produk yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan.1 Kemudian
dalam
Wikipedia
dijelaskan
bahwa,
Seorang alumnus (jamak: Alumni) adalah lulusan sebuah sekolah, perguruan tinggi, atau universitas. Seorang alumnus bisa pula merupakan mantan anggota, karyawan, kontributor, atau tahanan, selain mantan siswa. Selain itu, seorang alumna (jamak: alumnae) adalah "lulusan wanita atau mantan siswi sebuah sekolah, perguruan tinggi, atau universitas". Jika dalam kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan, walaupun hanya ada satu laki-laki, kata jamak yang digunakan adalah alumni. 2 Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa, alumni adalah orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi 3 . Kata alumni dan alumnus keduanya terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keduanya didefinisikan secara jelas. Kedua kata tersebut semestinya tidak keliru digunakan kalau pengguna bahasa tidak ceroboh dan mau memperhatikan makna kata tersebut sesuai dengan kamus. Walaupun alumni yang merupakan bentuk jamak yang umum digunakan dalam bahasa Indonesia, alumnus juga digunakan dalam beberapa kesempatan. Karena kita telah mengetahui alumni adalah bentuk jamak dan alumnus adalah bentuk tunggal, kita harus bisa menempatkan kata tersebut dalam sebuah kalimat.
1
UII, Op. Cit., Hlm 3 Wikipedia.”pengertianAlumni dan alumnus.”Http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses tanggal 5 februari 2016 3 Pusat bahasa departemen nasional, kamus besar bahasa Indonesia, edisi ketiga (jakarta : balai pustaka, 2001), hlm 18 2
26
Beberapa penggunaan yang kata alumni yang salah diantaranya “Para alumni universitas tersebut mengadakan pertemuan” dan “Alumni – Alumni sekolah yang baru itu membentuk ikatan alumni” Seharusnya “Alumni universitas tersebut mengadakan pertemuan“ dan “Alumni sekolah yang baru itu membentuk ikatan alumni”. 2.
Kontribusi Alumni Alumni merupakan bagian dari sebuah sistem pendidikan yang menuntut adanya output dan outcome sebagai sub sistemnya yang tentunya memiliki konsukuensi tugas dan tanggungjawab tersendiri baik secara formal maupun secara moral. Alumni sebagai produk hasil sebuah lembaga pendidikan sangat penting
untuk
dimenej
dengan
baik
sehingga
nantinya
dapat
diberdayakan.Hal ini tidak saja berkaitan dengan kebutuhan akreditasi semata, namun dapat memberikan manfat yang sangat besar bagi perguruan tinggi dalam berbagai bidang baik secara kangsung maupun tidak langsung. Buku berjudul handbook for gruadate tracer studies : center for research on higher education and work yang dikarang oleh Halard Schoumberg dari jerman dimana didalamnya membahas menejemen pengelolaan alumni dalam perguruan tinggi menunjukan beberapa hal kontribusi yang dapat diberikan alumni terhadap perguruan tinggi yaitu : “Do alumni play a role in providing a feedback for curricula, teaching and learning, services, etc.”4 Terjemah : (Alumni berperan dalam memberikan umpan balik untuk kurikulum, pengajaran dan pembelajaran, jasa, dll.)”
4
Halard Schomburg, Op. Cit. , Hlm 37
27
Perguruan tinggi yang senantiasa menjaga komunikasi dan mengelola alumninya dengan baik akan mendapatkan manfaat dari alumni baik melalui pemutakhiran kurikulum, menjadikan perguruan tinggi sebagai tempat belajar bagi alumni dan pengukuran sejauh mana kebermaknaan perguruan tinggi di masyarakat melalui alumni. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan sebagai berikut 1) Gagasan dalam pemutakhiran kurikulum berbasis relevansi dengan kebutuhan pasar / dunia kerja. Pengembangan perguruan tinggi sangat membutuhkan peran alumni terutama kaitanya dengan pengembangan kurikulum sebagai Halard Schoumberg menyebutkan dalam bukunya sebagai berikut : “Graduate (and employer surveys) constitute one form of empirical study which can provide valuable information for evaluating the results of the education and training of a specific institution of higher education”5 Terjemah : (Alumni (dan pekerja survei) merupakan salah satu bentuk studi empiris yang dapat memberikan informasi berharga untuk mengevaluasi hasil pendidikan dan pelatihan dari lembaga tertentu pendidikan tinggi) Dari sini halard memaparkan bahwa alumni merupakan salah satu bentuk studi empiris yang dapat memberikan informasi berharga untuk mengevaluasi hasil pendidikan dan pelatihan dari lembaga tertentu dalam rangka pengembangan perguruan tinggi untuk masa mendatang. Dalam halaman berikutnya halard menjelaskan beberapa alasan pentingnya alumni bagi perguruan tinggi yaitu
5
Ibid, Hlm 11
28
( “.....vague theoretical and conceptual determination of the term qualification, little knowledge about transfer problems,different spectrum of understanding of qualification, inadequate harmony assumption concerning the agreement between education and employment system, distorted perception of qualification requirements, excessive restriction to the employment market of the statements concerning qualification requirements, and high status of socio-political decisions when drawing conclusions from the employment about the academic studies.”)6 Terjemah : (“Penentuan teori dan konseptual yang samar akan perbedaan kualifikasi, pengetahuan yang masih sedikit tentang masalah perpindahan, spektrum yang berbeda dari pemahaman tentang kualifikasi, kesepahaman persepsi yang layak mengenai kesepakatan antara pendidikan dan sistem kerja, persepsi terdistorsi dari persyaratan kualifikasi, pembatasan yang berlebihan ke pasar tenaga kerja dari laporan persyaratan kualifikasi, dan status yang tinggi keputusan sosial-politik ketika menarik kesimpulan dari kerja tentang studi akademis
Pendapat diatas menunjukan bahwa sangat penting kaitanya dengan peran alumni masalah gagasan redesain kurikulum. Dimulai dengan idealitas kurikulum yang jauh dengan realitas. Pembuatan kurikulum
yang
memperlihatkan
pada
aspek
idealitas
akan
menghantarkan gagasan kurikulum yang memiliki jangka atau jarak dengan realitas, maka disinilah peran alumni dalam rangka memberikan pengertian tentang realitas keadaan yang dihadapi dengan realitas pengetahuan yang mereka miliki. Masukan ini kan mampu mengantarkan kepada perguruan tinggi berkaitan dengan desain kurikulum yang akan disusun kembali. Dilanjutkan dengan masalah perpindahan dari fase mahasiswa menuju masyarakat. Pengetahuan tentang kendala atau masalah pada masa perpindahan ini perlu untuk diketahui perguruan tinggi sehingga 6
Ibid, Hlm 31
29
mampu menyiapkan SDM melalui penyegaran kurikulum yang memiliki kemampuan emosional tinggi khususnya menghadapi fase perpindahan dari mahasiswa ke masyarakat umum dengan segala tantangan yang akan dihadapinya. Yang terpenting selanjutnya adalah tentang kesesuaian kurikulum yang diajarakan dengan realitas dunia kerja
yang akan dihadapi.
Pengalaman berarti dari alumni yang mengetahui antara iklim suasana kampus dan kurikulumnya dengan pengalaman yang di miliki sewaktu didunia kerja professional akan memberikan sumbangsih gagasan yang penting berkaitan dengan penguatan nilai dan kemampuan SDM suatu perguruan tinggi. Dari pendapat halard tersebut dapat dilihat bahwa alumni memiliki peran yang besar bagi perguruan tinggi. Dengan adanya alumni akan mampu memberikan gagasan bagi perguruan tinggi agar pendidikan yang diajarkan relevan dengan kebutuhan lapangan. Dalam hal ini, alumni memegang peranan penting dalam memberikan masukan terhadap proses dan perbaikan bagi lembaga pendidikan itu sendiri termasuk perguruan tinggi. 7 Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan alumni sesungguhnya tidak
hanya
dipandang
sebagai bagian dari hasil suatu proses
pendidikan, akan tetapi lebih dari itu. alumni memiliki peran yang penting bagi pengembangan perguruan tinggi, melalui serangkaian proses penelitian 7
terhadap
alumni,
akan
menghasilkan
masukan
yang
Afrizal, “Studi Pelacakan Alumni (Maju Bersama Alumni)” (Jambi: Laporan Penelitian Fakultas Ekonomi UNJA. 2008), hlm, 6
30
bermanfaat sebagai
bahan
evaluasi pengembangan perguruan tinggi
yang bersangkutan. 8 Hal ini juga di singgung Tilaar (2008) dalam bukunya Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21 bahwa sempitnya wawasan keilimuan alumni IAIN yang terbatas pada ilmu-ilmu keagamaan juga menyebabkan lemahnya kompetisi mereka untuk memasuki pasar kerja. Hal ini akan berdampak serius pada eksistensi alumni IAIN di abad 21 mendatang. Sebab abad 21 adalah zaman yang penuh dengan aplikasi tekhnologi, globalisasi dan leberalisasi kehidupan dalam berbagai aspeknya serta zaman yang penuh dengan kompetisi 9. Maka dengan memahami realitas yang demikian, jelas bahwa perguruan tinggi khususnya PTAI sangat membutuhkan alumni dalam rangka menyiapkan kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan lapangan, sehingga nantinya perguruan tinggi telah melakukan berbagai pencegahan - pencegahan terhadap problem yang dihadapi alumni dalam sektor basis keilmuan yang akan digelutinya dilapangan. Dengan hal ini membutuhkan menejemen pemberdayaan alumni yang baik agar simbiosis mutualisme alumni dengan perguruan tingginya bisa berjalan dengan maksimal. Karena dengan posisi yang strategis melalui pengalaman yang telah dimiliki akan kondisi dari perguruan tinggi dan kebutuhan masyarakat, alumni sangat dibutuhkan sebagai kontrol evaluasi bagi 8 9
A. Said Hasan Basri,op.cit., hlm 145 .Tilaar, Loc.Cit. 289-291
31
kemajuan sebuah perguruan tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan feedback yang dapat diberikan alumni terhadap perbaikan proses belajar mengajar, kurikulum, muatan matakuliah, bahkan terhadap kualitas dosen.
10
Hal ini harus selalu dilakukan secara regular agar dunia
pendidikan dapat mengakomodasikan kebutuhan nyata masyarakat. Dengan demikian, kontribusi perguruan tinggi kepada masyarakat juga semakin meningkat.11 Halard menambahkan bahwa dalam rangka memberikan umpan balik yang menarik dan diimplementasikan untuk perguruan tinggi, pendekatan kompleks survei lulusan harus diharapkan dalam hal tiga aspek yang berbedayaitu : “in detailed graduates' statements about the relationship between academic studies and employment,in the clarification of the affinity between academic studies and employment,and in more complex statistical analyses of the relationship of prerequisites, resources, processes and output of teaching and study.12” Terjemah : (“alumni menjelaskan dengan detail tentang hubungan antara studi akademis dan pekerjaan, dalam klarifikasi kedekatan antara studi akademis dan pekerjaan, dan analisis statistik yang lebih kompleks dari hubungan kebutuhan, sumber daya, proses dan output dari pengajaran dan belajar”) Dalam hal ini alumni harus memberikan data yang rinci terutama dari segi bidang pekerjaan dengan studi akademik yang telah ditempuh. Kemudian dilanjutkan dengan klasifikasi kedekatan studi akademis dengan pekerjaan dan yang terakhir analisa statistic dari hubungan
10
A. Said Hasan Basri,op.cit., hlm 146 UII, Op.Cit, Hlm 3 12 Halard Schomburg., Loc. Cit. Hlm 31 11
32
kebutuhan pasar, sumber daya, proses, out put, dari pengajaran dan penelitian. Dengan optimalisasi tiga hal ini secara rinci dan mendetail akan menghantarkan kita pada penguatan data yang dibutuhkan oleh perguruan tinggi dalam medesain ulang kurikulum yang akan di sampaikan pada mahassiwanya. 2) Continuing Education. Perguruan tinggi dapat dikembangkan menjadi media belajar sepanjang
hayat
bagi
alumni
sebagaimana
Halard
Schoumberg
menjelaskan: (“Genuine measuring of horizontal differences only occurs when the affinity between the special emphasis of teaching and academic studies in the respective department and the professional fields of employment and corresponding tasks is examined. a university or a department may only be called successful if many of their graduates undertake professionally related duties - even if they are not linked to the highest status.”)13 Terjemah (Pengukuran asli perbedaan horisontal hanya terjadi ketika afinitas antara penekanan khusus studi pengajaran dan akademik di departemen masing-masing dan bidang profesional kerja dan tugas koresponden diperiksa. universitas atau departemen hanya dapat disebut berhasil jika banyak lulusan mereka melakukan tugas secara profesional terkait - bahkan jika mereka tidak terkait dengan status tertinggi) Dengan ini alumni atau lulusan diharapkan melakukan tugas secara profesional terkait dengan tetap meiliki komunikasi dengan perguruan tinggi sebagai sarana belajar sepanjang masa. Dengan menejemen yang baik, alumni dapat belajar di perguruan tinggi baik secara langsung maupun tidak langsung seperti halnya melalui diskusi, 13
Ibid, Hlm 32
33
seminar, dialog publik, talkshow dan forum yang lainya. Dengan keterlibatan alumni yang sudah memiliki pengalaman lapangan lebih akan mampu memperlihatkan realitas dari suatu hal lebih nyata sehingga gagasan dari pokok bahasan akan lebih luas sehingga kesenjangan antara idealitas dari gagasan yang di bawa tidak terlampau jauh dengan realitas yang ada dalam masyarakat. Semangat idealis alumni juga dapat terjaga dalam mewujudkan transformasi sosial melalui jalurnya masing-masing. Jadi, Pemanfaatan ini dapat digunakan untuk mempersempit kesenjangan antara aspek teori dengan aspek praktis dunia kerja. Dengan demikian, penyelenggaraan pendidikan perguruan tinggi memiliki relevansi yang kuat dengan masyarakat atau pasar. Dengan adanya alumni sebagai dosen tamu maupun dosen professional,
mahasiswa pada suatu perguruan tinggi
akan lebih
memiliki ikatan emosional yang kuat pada dosen yang berasal dari alumni tersebut, sehingga akan mampu melahirkan pendidikan kultural yang kuat dalam perguruan tinggi tersebut melalui sharing pengalaman untuk bersama berpacu memajukan diri dan perguruan tingginya. Diskusi – diskusi yang digelar mahasiswa tentunya banyak melibatkan alumni dengan kapasitasnya masing-masing berangkat dari pengalaman yang digelutinya sewaktu di perguruan tinggi. Hal yang tidak kalah penting terkait dengan kontribusi alumni bidang pengajaran dan informan adalah pengembangan layanan dan pembinaan alumni dapat memaksimalkan peranan dan layanannya, baik dalam membantu alumni untuk mendapatkan informasi maupun
34
penyiapan skill sebagai alumni. Untuk keperluan tersebut perlu adanya pengembangan layanan oleh pihak Fakultas dengan menyelenggarakan berbagai
even
seperti
bursa kerja,
pelatihan
wirausaha,
latihan
psikotes, perekrutan kerja secara internal atau orientasi karir seperti In-Campus
Recruitment and Career Meeting serta mengoptimalkan
website sebagai media komunikasi antar alumni.14 3) Mengembangkan costumer satification index. Alumni memiliki peran yang ideal dalam rangka mengukur sejauh mana tingkat intergritas perguruan tinggi di masyarakat. Halard Schoumberg menjelaskan “However, data and records on study and examinations generated at universities and forming the basis of graduate statistics can also be helpful. Besides, personal files of graduates in employing organizations or interviews of personnel managers or superiors also provide information which are very important for the evaluation of the output of universities.” 15 Terjemah : (“Namun, data dan catatan tentang studi dan ujian yang dihasilkan di universitas dan membentuk dasar dari statistik lulusan juga dapat membantu. Selain itu, file pribadi lulusan dalam menggunakan organisasi atau wawancara manajer personalia atau atasan juga memberikan informasi yang sangat penting untuk evaluasi output dari universitas”) Hal ini dimaksudkan bahwa peran alumni bagi perguruan tinggi yang meluluskannya dapat berfungsi sebagai pencitraan, dan pemberian nilai
sehingga
suatu
lembaga pendidikan seperti Jurusan Tarbiyah
mempunyai posisi tawar yang tinggi dalam pandangan masyarakat. Kaitannya dengan kepercayaan masyarakat terhadap
14 15
UII, Op.Cit., Hlm 9 Halard Schomburg, Op. Cit Hlm 28
lembaga
yang
35
bersangkutan yang menjadi populer sebagai lembaga pendidikan yang meluluskan alumni yang berkualitas dan berdaya saing. Integritas ini dapat terbangun atas kepuasan user atau masyarakat terhadap alumni, maka perguruan tinggi perlu melakukan survey atau pemeringkatan tingkat kepuasan tersebut, perguruan tinggi harus mengakses
keberadaan
alumni
pada
masing-masing
individu
perusahaan/lembaga. Survey ini sangat terkait dengan program pusat pengendalian mutu.16 Dengan survey ini pula, perguruan tinggi dapat melakukan evaluasi proses pendidikan melalui hasil output dalam masyarakat. Hal ini sangat penting kaitanya dengan proses pengawalan tingkat kepuasan masyarakat sebagai refleksi keberhasilan proses pendidikan dari perguruan tinggi. Andaleeb (2001) menegaskan sebagaimana yang dikutip oleh syamsul ma’arif, bahwa
system
mempertimbangkan tiga
faktor
penyampaian layanan penting, yaitu
perbaikan
biasanya kualitas
layanan, kemudahan untuk mengakses layanan, dan penurunan biaya layanan. 17 Persepsi masyarakat atas kualitas layanan perguruan tinggi memiliki pengaruh kuat terhadap kecenderungan masyarakat untuk studi di perguruan tinggi tersebut. Oleh karena itu, kemudahan akses dan penurunan biaya layanan tidak mencukupi jika kepercayaan masyarakat terhadap kualitas layanan pendidikan rendah. Kepuasan stakeholders 16 17
Afrizal, Op. Cit., Hlm 4 Ibid, hlm 2
36
merupakan kunci atau ujung tombak bagi keberhasilan sebuah perguruan tinggi. Selain kualitas layanan pendidikan, reputasi perguruan tinggi juga menentukan kepuasan stakeholders terkadang memiliki pandangan sendiri dalam menentukan layanan pendidikan berdasarkan pada reputasi perguruan tinggi. Bahkan, masyarakat
seringkali bersedia untuk
membayar lebih mahal atas biaya studi pada perguruan tinggi tertentu yang dinilai memiliki reputasi baik dan bisa memuaskan kebutuhan stakeholders dengan lebih baik.18 Kebutuhan berkaitan dengan kepuasan dan dukungan dari stakeholders sangatlah penting, namun hal ini tidaklah luput dari permasalahan yang seringkali muncul. Hal- hal berikut ini adalah permasalahan yang muncul yaitu sebagai berikut sebagaimana disebutkan oleh Dhiniaty Gularso dalam penelitianya yang berjudul “Profil Penilaian Kepala Sekolah Terhadap Mahasiswa alumni Program Studi PGSD FKIP UPY“ diantaranya yang Pertama adalah Kebutuhan stakeholders dalam hal ini adalah mahasiswa yang meliputi:prestasi dan reputasi akademik, bakat dan minat. Kemudian yang kedua adalah Kebutuhan stakeholders dalam hal ini adalah
mahasiswa
kemahasiswaan:
ragam,
yang
berupa layanan
18
Ibid, hlm 3
studi,
kegiatan
jenis, wadah, mutu, harga, intensitas.
Selanjutnya yang ketiga meliputi Profil lulusan: penyelesaian
dan
ketepatan
waktu
propsorsi mahasiswa yang menyelesaikan studi
37
dalam batas masa studi.Dan yang Keempat adalah layanan
dan
pendayagunaan lulusan: ragam, jenis, wadah, mutu, harga, intensitas. Kelima,
Pelacakan
dan
perekaman
data
lulusan:
kekomprehensifan, pemutakhiran, profil masa tunggu kerja pertama, kesesuaian bidang kerja dengan bidang studi, dan posisi kerja pertama. Dan yang terakhir adalah partisipasi lulusan dan alumni dalam mendukung
pengembangan akademik
dan
nonakademik program
studi. 19 Maka sangat jelas dengan melihat hasil analisa ini bahwa melihat sepakterjang alumni dalam masyarakat atau user sangatlah penting dari berbagai sisi, karena alumnilah yang menjadi representasi perguruan tinggidi masyarakat. Selain manfaat yang didapatkan diatas, alumni juga dapat memberikan manfaat dalam segi yang lain bagi perguruan tinggi, Dalam jangka panjang alumni juga dapat memberikan kontribusi praktis yang cukup besar bagi perguruan tinggi sebagai mana yang disebutkan dalam dokumen Blue Print Menejemen alumni UII antara lain: 1) Pendanaan (sebagai subject fund raising). Kedepan, tingkat ketergantungan pembiayaan perguruan tinggi dari mahasiswa harus semakin berkurang. Porsi dari mahasiswa tersebut dapat diisi atau digantikan dari unsur industri, penelitian eksternal, hibah pemerintah dan juga alumni. Khusus alumni, perguruan tinggi membuat dana abadi alumni bagi pengembangan perguruan tinggi kedepan, perguruan tinggi
19
Dhiniaty Gularso, Op. Cit, Hlm 21
38
secara proaktif mengundang kontribusi finansial dari para alumni. Pemanfaatan dana abadi ini digunakan bagi kepentingan pengambangan di perguruan tinggi. 2) Beasiswa kepada mahasiswa (scholarship). Sebagai wujud komitmen rasa tanggung jawab perguruan tinggi pada masyarakat, beasiswa merupakan salah satu perwujudanya. Jika selama ini beasiswa hanya bersumber dari internal perguruan tinggi, yayasan, perusahaann dan pemerintah, maka sumber beasiswa dari alumni belum di mekanismekan. Perguruan tinggi dapat mengetuk alumni yang memiliki finansial lebih untuk menyediakan beasiswa bagi calon mahasiswa atau mahasiswa perguruan tinggi tersebut. 3) Peluang informasi dan tempat kerja magang kepada mahasiswa. Adanya hubungan baik dengan alumni memungkinkan mahasiswa untuk dimudahkan dalam mencari kerja, lokasi magang, kerja praktek, lokasi penelitian dan lain-lain. Jaringan ini sebaiknya bisa dijaga dan dipelihara supaya
keberlangsunganya
dalam
jangka
panjang
dapat
dijamin.
Pengembangan lebih lanjut adalah meningkatkan tingkat partisipasi alumni dalam memanfaatkan tenaga kerja dari sesama alumni perguruan tinggi. 4) Rekrutasi Staf perguruan tinggi. Alumni diharapkan dapat memberikan informasi maupun terlibat secara langsung untuk menjadi staf perguruan tinggi tersebut, baik sebagai staf, pengajar luar biasa maupun sebagai profesional. 20
20
UII, Op.Cit. Hlm 3
39
B. Menejemen Pemberdayan Alumni Potensi besar yang dimiliki alumni dalam pengembangan perguruan tinggi harus disiapkan dengan pengelolaan danPemberdayaan alumni yang baik. Karena, hal ini sangat penting dan wajib dilaksanakan oleh perguruan tinggi dengan berbagai hal yang telah disampaikan diatas, dan beberapa langkah yang perlu dilaksanakan diantaranya dengan mengelola kelembagaan dari alumni dan membangun studi penelusuran. 1. Pengelolaan Kelembagaan Menejemen Alumni Kelembagaan menejemen alumni perlu dibangun dengan dua pola yaitu dari sisi tata kelola kelembagaan menejemen alumni di perguruan tinggi dan dari pergerakan ikatan keluarga alumni. a. Tata Kelola Kelembagaan Manajemen Alumni di Perguruan Tinggi Tata kelola kelembagaan ini merupakan menejemen pemberdayaan alumni yang berada di lingkungan birokrasi perguruan tinggi baik dari tingkatan program studi, fakultas atau jurusan maupun universitas atau perguruan tinggi. Hal ini perlu di atur agar masing-masing tingkatan dapat saling bekerja sama dengan tugas dan fungsinya sehingga menejemen pengelolaan alumni dapat berjalan dengan maksimal. Pada tingkat perguruan tinggi, fungsi koordinasi umum dan kebijakan menejemen alumni dibawah kendali pembantu rektor. Di STAIN Pekalongan, kebijakan menejemen alumni masuk di bawah kendali Wakil Ketua I bagtian akademik dan alumni. Di perguruan tinggi terdapat beberapa lembaga yang memberikan dukungan dalam menejemmen alumni dari bagian wakil ketua bagian kealumnian, fakultas, program
40
studi dan Unit layanan alumni. Alumni career center (ACC) yang meiliki tugas dan fungsi masing-masing. Secara umum bagian kealumnian bertugas sebagai pusat koordinasi, pengawasan studi penelusuran dan media komunikasi dan informasi berkaitan dengan menejemen alumni. Kemudian fakultas atau jurusan bertugas sebagai koordinasi regional fakultas, pengawasan pembaharuan data dan menyediakan sumber daya (manusia, anggaran, ruang, dan perangkat kebijakan) untuk suksesnya penelusuran data tersebut. Sumber daya ini diharapkan dapat membantu program studi dalam melakukan penelusuran spesifik. Sedangkan program studilah yang melakukan eksekusi penelusuran data alumni khusus untuk kebutuhan prodi terutama yang berkaitan dengan akademik dan pemutakhiran kurikulum, dan yang terakhir Unit layanan alumni. Alumni career center (ACC) merupakan lembaga utama yang diharapkan menjadi ujung tombak pelayanan terhadap alumni. ACC juga dibebani fungsi untuk penelusuran data alumni bekerjasama bersama fakultas.21 Dengan adanya pembagian tugas ini sebuah perguruan tinggi diharapkan mampu untuk memaksimalkan menejemen alumni sehingga refleksi dalam rangka mengevaluasi dari hasil kontribusi oleh alumni menjadi inovasi tersendiri bagi sebuah perguruan tinggi. b. Ikatan Keluarga Alumni Ikatan Keluarga Alumni (IKA) merupakan bagian dari Perguruan Tinggi yang bergerak dalam rangka memperkuat menejemen alumni.
21
Ibid, hlm 4
41
Walaupun demikian, IKA memiliki kewenangan tersendiri dan terpisah dari struktur organisasi di Perguruan Tinggi. Namun demikian, Perguruan Tinggi
secara
kelembagaan
harus
selalu
menumbuhkembangkan
hubungan yang baik dengan IKA karena merekalah salah satu pintu masuk komunikasi perguruan tinggi kepada alumni. Kehadiran IKA ini juga akan mampu menginspirasi mahasiswa dengan berbagi pengalaman dan solusi dalam menghadapi setiap masalah yang muncul sebagaimana pendapat Fasli Jalal (2010) yang dikutip oleh Fahriany dkk berpendapat bahwa peran alumni dan ikatan alumni terhadap kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi itu sangat penting. Postur alumni akan menunjukkan pencitraan dan kualitas sebuah almamater. Wadah ikatan alumni itu bukan sekadar forum silaturahmi antar
alumni
saja,
tetapi
juga
wadah
untuk
berembuk
dan
mengkomunikasikan upaya dan usaha dalam memajukan almamaternya. alumni memiliki peranan penting dalam memberdayakan ikatan Alumninya. Kehadiran alumni dalam setiap forum yang menghadirkan para
mahasiswa,
dan
kemudian
bercerita
mengenai pengalaman
kuliahnya hingga apa yang diraihnya sekarang, merupakan inspirasi yang mudah ditanamkan di benak para mahasiswa 22. IKA perguruan tinggi juga memiliki menejemen dari tingkatan universitas, fakultas dan program studi yang pembagian ini untuk memaksimalkan fungsi koordinasi antar alumni. Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan juga menggagas hal ini melalui pembentukan ikatan alumni
22
. Fahriany dkk, Loc. Cit, hlm 105
42
mahasiswa tingkatan prodi PAI dan PBA sekalipun belum bisa berjalan dengan maksimal. Gerakan butten up melalui IKA merupakan sarana penunjang top down oleh perguruan tinggi agar menejemen pemberdayaan alumni bisa berjalan dengan maksimal. Maka keberadaan IKA ini harus diperhatikan oleh perguruan tinggi agar menejemen alumni dapat diperkuat dari tingkatan grass root. Besarnya jumlah alumni dari suatu perguruan tinggi memberikan kesempatan yang cukup luas dengan membuka peluang jejaring kerjasama, baik antara perguruan tinggi dengan alumni , alumni dengan alumni, alumni–perguruan tinggi-pengguna lulusan (masyarakat). Peluang ini dapat berupa penelitian, peluang lowongan kerja, beasiswa, penawaran lulusan, pemagangan, promosi, event information, professional directory (senarai professional / ahli yang dimiliki oleh alumni kepada masyarakat luas.) adapun bentuk jejaring tersebut dapat berupa : a. Jejaring formal dalam Ikatan Keluarga Alumni (IKA). Dalam rangka meningkatkan komitmen perguruan tinggi kepada alumni, perguruan tinggi harus melakukan pembinaaan secara intensif dan reguler supaya IKA dapat menjadi agen Perguruan Tinggi di masyarakat. b. Jejaring informal. Di samping secara formal, jejaring informal juga berpotensi untuk menjalin komunikasi dengan alumni. Bentuk jejaring antara lain paguyuban-paguyuban kecil maupun keanggotaan alumni dalam mailing list alumni .
43
c. Mengembangkan social networking berbasis website (facebook, frendster, flicker dan lain-lain). Pemanfaatan teknologi popular yang berbasis web saat ini sangat populer dimasyarakat termasuk alumni. 23 2. Membangun Jejaring Alumni (Tracer Study) Penelusuran lulusan (tracer study) merupakan bagian penting dari aktivitas sebuah lembaga pendidikan. Melalui penelusuran lulusan akan diperoleh berbagai informasi penting yang sangat bermanfaat bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, bagi para lulusan, dan juga lembaga-lembaga lain yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Istilah pelacakan alumni sering diidentikkan dengan tracer study yang berarti penelitian penelusuran lulusan, yang secara luas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian untuk melacak keberadaan lulusan atau alumni dan mengukur keberhasilan institusi dalam menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi tuntutan kualitas pelayanan yang tinggi. 24 Sedangkan The ILO Thesaurus 2005 yang dikutip oleh Milington (2006) dan dikutip kembali oleh Lielisuharti dan Ferrynela Purbo Laksono mengungkapkan bahwa Tracer study mempunyai makna sebagai berikut : “ Tracer study is an impact assesement tool where the impact on target groups is traced back to specific elementsof a project or programme so that effective and ineffective project components may be identified.” Terjemah : “Studi penelusuran adalah alat penilaian pada kelompok sasaran yang ditelusuri pada elemen spesifik dari proyek atau program sehingga dapat diketahui efektif atau tidak efektif komponen proyek yang diidentifikasi” 23
UII, Loc. Cit. Hlm 2-3 Fakultas Kedokteran UNPAD. “Sekilas tentang tracer Studi” (Bandung. Angket tracer studi Fakultas Kedokteran UNPAD.2009), hlm., 1 24
44
Penjelasan tersebut menjelaskan makna Tracer study ini dapat di peroleh berbagai informasi dan data yang memberi umpan balik bagi perguruan tinggi untuk menyesuaikan dan menyempurnakan kurikulumnya beserta proses mengajarnya. 25 Senada dengan definisi diatas, Syafila menyatakan bahwa Tracer study merupakan pendekatan yang memungkinkan institusi pendidikan tinggi memperoleh informasi tentang berbagai kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses pendidikan dan proses pembelajarran dan merupakan dasar untuk perencanaan aktivitas untuk penyempurnaan dimasa mendatang (Zembere dan Chinyama, 1996). 26 Dengan kata lain Tracer study juga merupakan salah satu cara bagi perguruan tinggi untuk mengetahui perubahan dan kebutuhan akan kemampuan dan kapabilitas yang sesuai dengan kondisi di dunia praktis yang kompleks melalui pendapat Alumninya sehingga nantinya penyiapan produk hasil proses pendidikannya dapat disesuaikan. Maka dengan ini, Tracer study akan memungkinkan sebuah lembaga pendidikan melacak kondisi lulusan yang dihasilkan dan dari informasi yang diperoleh dapat diambil berbagai kebijakan dan tindakan yang memberikan manfaat bagi para lulusan dan bagi pengembangan lembaga yang bersangkutan sehingga akan menjamin adanya relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan merupakan keharusan bagi setiap lembaga pendidikan. 25
Lielisuharti dan Ferrynela Purbo Laksono, “Studi penelusuran (Tracer Studi) terhadap alumni program studi menejemn fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Kristen Satya Wacana” (Salatiga: Laporan Penelitian Kelompok UKSW. 2012). Hal 231 26 Ibid
45
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu,
serta
relevansi,
dan efisiensi
manajemen pendidikan
untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. 27 Selain sebagai informasi relevansi pendidikan dan kebutuhan lapangan, studi penelusuran juga bertujuan untuk mengetahui kesesuaian bidang pekerjaan dengan program studi yang di gelutinya selama perkuliahan. Hal ini ditegaskan oleh Finch, dkk (Patni Ninghardjanti, 1999: 43) yang dikutip oleh Wuradji dkk yang mengemukakan
bahwa
studi
penelurusan bertujuan untuk mengetahui mobilitas tamatan dan kepuasan tamatan terhadap pekerjaannya. Mobilitas tamatan dapat dilihat dari mobilita karir, baik secara vertikal maupun horizontal. 28 Mobilitas karier secara vertikal dapat ditelusuri melalui jenjang jabatan pekerjaan yang diperoleh tamatan, sedangkan mobilitas horizontal ditelusuri melalui banyaknya tamatan yang melakukan perpindahan tempat kerja. Berdasarkan hasil penelusuran lulusan, sekolah dapat melakukan berbagai tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas sekolah yang bersangkutan. Pemanfaatan
hasil
studi
penelusuran
juga
memungkinkan sekolah melakukan perubahan dan penyesuaian sehingga sustainabilitas sekolah lebih menjamin.
27 28
Wuradji, dkk, Op.Cit. Hlm 5 Ibid, Hlm 5
46
Slamet PH (1993) yang kembali dikutip oleh Wuradji, dkk menguatkan pendapat
tersebut
dengan mengemukakan bahwa studi
penelusuran bertujuan untuk mengetahui: sejarah karir/pekerjaan
tamatan,
dan
pendidikan atas dasar pengalaman
karir
tamatan,
penilaian tamatan terhadap kerja
mereka. Meyer, dkk.
status
program (Patni
Ninghardjanti, 1999: 44) mengklasifikasi tujuan studi penelusuran menjadi tiga hal: pertama, untuk memperbaiki pengajaran dan pembelajaran
di
sekolah, Kedua untuk membantu alumni dalam mencari pekerjaan, dan ketiga untuk mengumpulkan informasi penting sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki program.29
29
Ibid, Hlm 5