BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan tinjauan pustaka tentang kemampulaban, studi tentang pedagang keliling, kerangka konsep tentang kemampulabaan, manfaat pedagang sayur keliling di sektor informal, dan sektor informal bagiperkembangan Indonesia. 2.1. Landasan Teori Landasan
Teori
terdiri
dari
atas
landasan
teori
tentang
kemampulabaan, landasan teori tenatang hubungan antara biaya hidup dan kemampulabaan pedagang dan landasan teori tentang hubungan antara variasi pekerjaan dan kemampulabaan pedagang keliling. 2.1.1. Kemampulabaan Tujuan
setiap
perusahaan
adalah
profitabilitas,atau
kemampuan laba kemamuran bagi pemiliknya, mempertahankan kelangsungan hidup. Kemampulabaan ditetukan oleh besarnya laba yang mengetahui berhasil tidaknya perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laba yang diperoleh. Dapat dikatakan semakin besar laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan, semakin berhasil pula perusahaan. Dengan adanya laba yang terus menerus dalam setiap periode produksi, peluang perusahaaan untuk meningkatkan usahanya semakin besar misalnya menambah modal atau menambah investasi dan menambah produksi.
9
Laba akan diperoleh jika pendapatan lebih besar dari pada biaya, sedangkan bila biaya lebih besar dari pada pendapatan maka disebut rugi., kata lain rugi adalah laba negative Menurut Ahmad Firdaus ( 2008:60) mengemukakan tiga pengertian laba yaitu: 1. Laba sebagi kompensasi ( reward ) karena seseorng berani menanggung resiko. Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. 2. Laba adalah kompensasi karena seseorng berhasil didalam inovasi. Dikarenakan seseoarng berani berperan dalam inovasi maka baginya ada kemungkinana memperoleh kmpensasi. 3. Laba
adalah
kompensasi
adanya
perubahan
dibidang
perekonomian. Tanpa perlu perubahan tidak ada laba. Laba normal dapat pula disebut titik pulang pokok atau Brek Even
Point,
yaitu
dimana
perusahaan
tidak
menderita
rugi
maupunmemperoleh laba .Dapat dikatakan pula bahwa pendapatan perusahaansama dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Selain itu ada beberapa macam pengertian laba secara teoritis, diantaranya: 1. Laba
sebagai
ganjaran
(reword)
karena
orang
berani
menangung resiko. Besar kecilnya resiko akan menetukan besar
10
kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Makin besar resiko makin besar kemungkinan memperoleh laba. 2. Laba sebagai ganjaran karena orang berhasil dalam berinovasi. Karena orang berani perperan dalam berinovasi, maka baginya ada kemugkinan memperoleh ganjaran. Bila inovasi ini gagal akan menderita rugi. Tanpa berinovasi orang tidak akan memperoleh laba. Dengan kata lain laba mendorong oranguntuk mengadakan inovasi. 3. Laba sebagai keuntungan. Bagi ekonom, laba merupakan percampuran elemen-elemen yang berbeda tanpa berubahan laba. Jadi orang akan terus jika ada imbalan usahanya setelah orang mengeluarkan sebagai pengorbanan atau biaya biaya dan juga menangung resiko-resiko, tentu saja yang diinginkan adalah laba sebagi keuntugan atas usahanya. Dengan adanya keuntungan atas usaha seseorang, orang akan merasa usahanya tidak sia sia. Laba yang terus akan mendorong seseorng untuk mengadakan inovasi atau penemuan penemuan baru, missal dngan menciptakan produk baru dan memperluas usahanya. Samuelson dan Nordhaus ( 2003 : 321 ) Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and taxses ) dapat dirumuskan: π= TR - TC Dimana: π : Laba TR: Penerimaan total atau revenue
11
TC: Biaya total atau total cost (Pratama dan Manurung : 133). Selain
laba
juga
dikenal
dengan
kemampulabaan.
Kemampulabaan atau rate of return mempunyai sinonim yang banyak diantara, diantaranya rentabilitas, profitabilitas, dan earning power laba dan kemampulabaan adalah dua hal yang berbeda. adalah
kemamapuan
untuk
memeperoleh
jumlah
tersebut.
Kemampulabaan itu ada antara lain disebabkan oleh tersedianya kemudahan dalam bentuk modal. Dengan demikian dapat dikataan bahwa kemampulabaan atau rate of retrun adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan modal yang ditanam Kemampulabaan pedagang sayur keliling di pasar Ampel adalah kemampuan pedagang sayur keliling di pasar Ampel untuk menghasilkan laba dalam satu kali penjualan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah profit margin dan Return On Equity (ROE). Ketegori tingkat kemampulabaan dapat diketegorikan dengan rumus sell and jorne ( W. Gulo : 24) sebagai berikut : Range
: 25,43
K
: (2 x 55)0,3333 :3
I
:9
Dengan terbagi menjadi 3 kategori atau kelas yaitu : 4,43 - 13,43 = Kemampulabaan Rendah 13,43 - 22,43 = Kemampulabaan Sedang 22,43 - 31,43 = Kemampulabaan Tinggi
12
Dengan
demikian
indikator
yang
digunakan
dalam
kemampulabaan pedagang sayur keliling di pasar Ampel tersebut antara lain: a) profit margin adalah perbandingan antara laba yang diperoleh pedagang sayur keliling dengan penjualan dalam satu bulan. Profit margin berada dalam rentang 10% sampai dengan 100%, untuk kepentingan analisis maka skor akhir dikategorikan dalam 3 kategori yaitu: Tinggi apabila profit margin diatas 22,43%, maka diberi skor 3 Sedang apabila profit margin diantara 13,43%-22,43%, maka diberi skor 2 Rendah apabila profit margin dibawah 13,43%, maka diberi skor 1 b) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang diperoleh pedagang sayur keliling dalam satuan perbulan dengan modal yang telah dikeluarkan. ROE akan dikategori menjadi 3 kategori, yaitu: Tinggi apabila ROE diatas 22,43%, maka diberi skor 3 Sedang apabila ROE diantara 13,43%-22,43%%, maka diberi skor 2 Rendah apabila ROE dibawah 13,43%, maka diberi skor 1 Penskoran dari kedua indikator akan digunakan sebagai acuan untuk menerangkan tingkat kemampulabaan pedagang sayur keliling. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kemampulabaan petani sayur maka kedua indikator tersebut diberi notasi (Y) dari Y1, Y2. Tingkat
13
kemampulabaan berada dalam rentang 0 – 100%, untuk kepentingan analisis maka skor akhir dikategorikan dalam kategori yaitu: Tinggi
: Jika tingkat kemampulabaan > 22,43 %
Sedang
: Jika tingkat kemampulabaan = 22,43 %
Rendah
: Jika tingkat kemampulabaan < 22,43 %
Kemampulabaan adalah perbandinggan antara laba yang diperoleh dengan modal yang diguanakan untuk memeperoleh laba tersebut. Kemampulabaan sebabitu
menjadi
menujukan
ukuran
yang
keberhasilan
terakir.
Sebelum
perusahaan, mengambil
kesimpulan tentang kemampulabaan sebagai ukuran keberhasilan, perlu memperhatikan beberapa hal, Misalnya faktor-faktor ekstern dalam perusahaan yaitu kenaikan harga dan permintaan yang mendadak naik. Kemampulabaan dapat dinyatakan dalam rumus: K = Y1 + Y2 X 100% 6 Dimana: K : kemamapulabaan Y1 : Profit marjin Y2 : ROE 6 : Nilai maksimal yang mungkin sebagai perkalian dari penyekoran kedua indikator tersebut. Skripsi Susi ( 2012 : 21 )
14
Jika pendapatan dinaikan, sedang modal tetap, maka laba akan naik. Begitu pula jika pendapatan tetap, tapi kebutuhan akan modal dikurangi, maka laba akan naik. Rate of retrun on equity atau kemampulabaan dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Rate of retrun on equity atau rentabilas modal sendiri yang dimaksud rate of retrun onequity adalah kemampuan menghasilkan laba dari modal sendiri yang ditanam didalam perusahaan. Disini ditekankan adalah jumlah modal sendiri. 2. Rate of retrun on invesmant Yang dimaksud rate of retrun oninvesman adalah kemampuan menghasilkan laba dari seluruh modal yang diperlukan didalam perusahaan. 3. Operating incame onoperating asset yakni antara laba sebelum harga dan pajak ( laba operating atau EBIT) dengan aktiva operasi ( akitifa yang secara aktif digunakan didalam operasi perusahaan). Biaya aktiva operasi sama dengan total aktiva dikurangi aktiva lain. James and Jhon (2001 : 180) .’’Dilhat dari asalnya, modal dapat dibedakan menjadi modal ekstern dan modal intern. Modal ekstern adalah modal berasal dari luar perusahaaan itu sendiri, misalnya laba yang tidak
15
dibagi cadangan-
cadanganyang disisikan guna perluasan usaha, penyusutan yang belum digunakan untuk membeli harta baru penganti disusut.” Sehubungan dengan kegiatan operasi badan usaha modal dibedakan antara modal tetap ( fixed capital ) yaitu semua benda-benda modal yang diperguanakan terus menerus dalam jangka lama pada kegiatan produksi seperti misalnya tanah, gedung, mesin, alat pekakas dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan modal bekerja ( working capital) yakni modal untuk membiayai operasai perusahaan seperti pembelian bahan dasar dan bahan habis pakai, membiayai pengiriman dan transportasi, biaya penjualan dan reklame, biaya pemeliharaan dan sebagainya. Dengan demikian modal dalam arti sempit juga dapat disamakan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai barang. Misal dalam bidang perdagangan modal dapat diartikan seluruh biaya yang dikelurkan untuk membeli jumlah barang dagangan dalam satu kali pembelian. Jika dalam hal ini maka biaya tetap seperti bronjong, motor tidak diperhitungkan. Modal atau biaya yang dikeluarkan pedagang dalam satu kali masa pembelian. Biaya total adalah jumlah seluruh biaya dan biaya variable. Jika biaya tetap tidak dimasukan dalam perhitungan, maka biaya total sama dengan biaya variable. Biaya itulah sama dengan modal dalam satu kaliusaa. Selain dipengaruhi oleh laba sedangkan laba mempunyai hubungan penerimaan dan pengeluaran atau biaya.
16
Pendapatan laba perusahaan harus melakukan proses produksi. “Produksi dalam arti ekonomi mempunyai pengertian semua kegiatan yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah ( utility) suatu benda. Ini dapat berua kegiatan yang meningkatkan kegunaan dengan mengubah bentuk atau menghasilkan barang baru ( Utility of farm ). Dapat pula meningkatkan kegunaan suatu benda itu karena adanya kegiatan yang mengakibatkan dapat berpindah kepemilikan suatu benda dari satu tangan sesorang, misalnya dengan transaksi jual beli ( Utility of possession ) Suatu barang yang nilai kegunaanya pada suatu saat( panen ) rendah, akan menjadi tingi nilainya atau disimpan sampai datang waktu pengunaan ( utility of time), misalnya kegiatan menyimpan barang atu pergudangan. Dapat juga nilai suatu benda bertambah karena adanya kegiatan yang membawa atau memindahkan benda itu ketempat lain yang lebih memperlukan ( Utility of place) misalnya jasa angkut”. Jadi produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau meningkatkan kegunaan barang yang dapat dilakukan atau meningkatkan kemampuan barang yang dapat dilakukan dengan cara mengubah bentuk barang ( Utility of farm ), memindakan tempat (utility of place ), mengatur waktu pemakaian ( utility of time),
dan memindahkan
kepemilikan (possession or ownership utility ). Dibidang perdagangan produksi dilakukan dengan cara mengubah bentuk misalnya membeli barang mentah kebarang jadi atau setengah jadi.
17
Dalam pelaksanan kegiatan produksi setiap pedagang sayur keliling dapat berupa modal, skill, tenaga kerja dan mesin. Pada umunya factor-factor produksi tidak diperoleh dengan cuma cuma.Faktor-fakator produksi dapat diperoleh dengan membeli atau menyewa. Faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah hasil selama jangka waktu tertentu disebut biaya, ongkos atau cost”. Biaya dapat dibedaakan menjadi 1) Biaya tetap Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi Pratama dan Mandala, (2008) misalnya sewa tanah, yang berupa uang, gedung dan lainlain”. Biaya tetap ini selalu ada walaupun perusahaan tidak berproduksi barang. 2) Biaya variable Biaya variable adalah biaya yang besaranya tergantung pada tingkat produksi. Pratama dan Mandala,(2008) contonya biaya bahan baku dan biaya upah langsung. biaya variable sebagai biaya yang beruapah secara proposional dengan perubahan aktifitas produksi. Biaya variable tidak seperti biaya tetap yang selalu ada walapun perusahaan tidak berpoduksi. Biaya variable ada jika perusahaan berproduksi. Jika perusahaan tidak berproduksi, maka biaya variabel tidak ada.
18
3) Biaya total Biaya total adalah keseluruhan biaya untuk mengasilkan sejumlah hasil produksi selama juangka waktu tertentu (Pratama dan Manurung : 133) . Biaya total dapat dirumuskan: TC: FC + VC Dimana:
TC = total cost atau biaya total FC = total fixed costatau biaya tetap total VC =total bioaya variable cost atau biaya variable total
Jadi biaya produksi itu dapat berupa biaya tetap dan biaya variable. Salah satu biaya tersebut dapat mendominasi biaya produksi. “Jiika sturktur biaya administrasi oleh TFC, berarti perusahaaan bersifat capital intensive, maka variabelitas pendapatan akan semakin tinggi, sebaliknya sturtur biaya didominasi oleh TVC, berarti perusahan itu bersifat labor intensive, maka variabelitas rendah. Berharap memperoleh hasil dari produksinya. Setelah berupa produksi mereka akan menyalurkan atau memasarkan hasil produksinya kekonsumen. Pemasaran atau penyaluran hasil produksi dapat dilakukan secara langsung maupun melalui perantara, perantara itu berupa agen, pedagang besar, pedangang kecil atau pengecer. Setelah hasil produksi berhasil dipasarkan atau dijual produsen atau perusahaaaan akan memperoleh hasil hasil penjualan yang dapat disebut hasil penerimaan penjualan.
19
Penerimaan penjualan mempunyai hubungan dengan harga dan jumlah barang yang terjual. Penerimaan penjualan dapat dirumuskan: TR = P X Q Dimana: TR : total revenvue atau penerimaaan P : Price atau harga persatuan Q :quantity atau jumlah yang terjual Kemampulabaan akan semakin tinggi bila perusahaan menaikan laba atau menekan kebutuhan modal, dari mana saja bahwa ada hubungan yang dinamis antara laba dan modal. Suatu kenaikan laba mungkin merupakan hasil interaksi bermacam-macam faktor yaitu tingkat penjualan, kombinasi barang barangyang dijual, tingkat produksi, efektifitas organisasi manajemen, dan lain-lain. Kenaikan laba semakin harus dibarengi dengan kenaikan investasi, demikian juga modal yang ditanam.” Kemampulaban dapat dibandingkan dengan kemampulabaan usaha lain agar diketahui op-ortunity costnya. Setelah dibandingkan, akan diketahui investasi mana yang lebih menguntungkan, misalnya jika keuntungan yang diperoleh pedagang sayur keliling membawa hasil dari pertanian agar hasil lebih besar dari pada keuntungan sekedar berdagang sayur keliling. Setelah disajikan tinjaun pustaka tentang kemampulabaan selanjutnya tentang hubungan antara biaya hidup dan kemampulabaan
20
pedagang sayur kelilingdan hubungan antara variasi pekerjaan dan kemampulabaan pedagang sayur keliling. Penyajian tinjaun pustaka tentang hubungan hungan antara biaya hidup dan kemampulabaan pedagang disajikan sebagi berikut: Semakin giat seseorang dalam bekerja, semakin banyak hasil atau pendapatan yang diperoleh. Jika pendapatan yang diperoleh pedagang semakin besar maka hal lain akan meningkat kemampulabaan. Setelah kemampulabaan dihubungkan dengan biaya hidup , selnjutnya kemampulabaan dihubungkan dengan variasi pekerjaan pedagang sayur keliling penyajianya sebagi berikut. 2.1.2. Hubungan
Anatara
Variasi
pekerjaan
dan
kemampulabaan
pedagang sayur keliling. Manusia harus bekerja untuk membiayai kebutuhan hidupnya, pekerjaan itu dapat berupa berdagang, menjadi guru, tukang dan lainlain. Jika pendapatan seseorang dari pekerjaan belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya, maka orang tersebutakan cenderung untuk mencari pekerjaan sampingan. Dari pendapatan sampingan diharapkan dapat menutup biaya hidup yang lain belum terpenuhi. Semakin kecil pendapatan seseorang dari pekerjaan utama, semakin giat seseoarng dalam mencaripekerjaan diluar pekerjaan itu.
21
Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan semakin besar pendapatan yang diperoleh. 2.2. Konsep Tentang Pedagang sayur keliling Dalam konsep tentang pedagang sayur keliling menyajikan tentang pengertian sayur keliling, karekter pedagang sayur keliling menurut usahanya, proses kerja dari pedagang sayur keliling. 2.2.1. Pengertian tentang sayur keliling Pedagang Sayur Keliling atau yang sering disebut dengan (Vegetable merchant circle) adalah salah satu usaha yang merupakan suatu kegiatan
Perdagangan
eceran
dan
melaksanakan
pemberian
jasa(http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagangsayur-keliling.html). Pedagang sayur keliling merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam mengurangi pengangguran. Dimana pekerjaan sayur kelilng menjadi pekerjaan yang transisi bagi mereka yang tidak mempunyai pekerjaan formal karena susahnya mencari pekerjaan di sektor formal. Pekerjaan pedagang sayur keliling dikota-kota besar semakin menjamur yang disebabkan merasa tidak terpenuhinya kebuthan sehari-hari dari pekerjaan formal. Sayur keliling dilirik menjadi salah satu alternatif dari berbagi kesulitan dalam memenuhi kebutan, tidak hanya dikota-kota besar dikota kecamatan seperti di Ampel sendiri keberadaan sayur keliling begitu disenaggi oleh masyarakat yang 22
merupakan kegiatan distribusi barang kemasyarakat. Menjadikan pekerjaan kelilig hampir menjadi pekerjaan utama bagi mereka yang menjalaninya karena dari pekerjaan ini cukup menjajikan untuk menopong kebutuhan sehari-hari dari pada bekerja dipabrik atau bekerja pada majikan. Selain pekerjaan ini, pedagang juga masih bisa bekerja sampingan khususnya ketika dirumah, ini merupakan faktor pendorong bagi mereka menjalani usaha ini. Misalnya bertani, berkebun,berternak dan membuka usaha lain yang ada dirumah. (http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagang-sayurkeliling.html) 2.2.2. Karakteristik pedagang sayur keliling dilihat dari usahanya. Karakter dari pedagang sayur keliling dilihat dari UMKM,dan sektor informal. 2.2.2.1. Karakter pedagang sayur keliling dilihat dari UMKM ( Usaha mikro, kecil dan menengah) Berdasarkan berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Berikut kutipan dari isi UU 20/2008 adalah: a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
23
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria UMKM No.
URAIAN
KRITERIA ASSET
OMZET
1
USAHA MIKRO
Maks. 50 Juta
Maks. 300 Juta
2
USAHA KECIL
> 50 Juta – 500 Juta
> 300 Juta – 2,5 Miliar
3
USAHA MENENGAH
> 500 Juta – 10 Miliar
> 2,5 Miliar – 50 Miliar
24
Berdasarkan penjelasan dari uu no.20 tahun 2008 maka posisi para pedagang sayur keliling termasuk dalam uasaha mikro dan usaha kecil yang berdasarkan penjelasan dan kreteria di atas, dikarenakan aset dari usaha ini paling besar adalah kisaran 40-50 juta. Kisaran itu terdapat pada merekayang mengunakan mobil untuk sayur keliling. Bagi mereka yang mengunakan sepeda motor, grobak atau pun dengan gendong tidak lebih dari 30 jutaan, sedang menurut keteria UMKM dengan modal segitu berada pada usaha mikro.Sedang omset rata –rata perhari saja berada dikisaran Rp 40 000,00-Rp 200 000,00 maka kalau dihitung kisaranpaling tinggi omset per bulan adalah Rp 200 000,00 x 30 hari adalah Rp 6.000 000 juta per bulanya. Kalau omzet dihitung selama setahun maka Rp 6.000.000,00 x 12 maka berada pada kisaran Rp 72.000.000,00 selama setahunya ini menujukan uasa ini merupakan usaha UMKM pada posisi usaha mikro baik dari sekala asset maupun omzetnya. Usaha pedangang sayur keliling merupakan usaha mikro yang milik perorangan sebagaimana tercantumkan dalam huruf a didalam pengertianya. Sebagian besar dari pelaku pedagang sayur keliling mereka bermodal sendiri atau pinjam dari teman, kerabat, kepada koperasi atau dengan bank yang mau meminjamkanya.
25
2.2.2.2.Kreteria
Pedagang
Sayur
keliling
berdasarkan
sektor
informal Berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha kecil di jelaskan bahwa Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut atau jumlah penjualan tiap tahunya sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,(dua ratus juta rupiah),
tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah); c. Milik Warga Negara Indonesia; d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar; e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Ciri-ciri sektor informal adalah tidak memiliki usaha, modal yang diperlukan relatif kecil, peralatan yang digunakan sangat sederhana, tidak terkena pungutan pajak, dan administrasi yang sangat sederhana.
26
Berdasarkan dari UU No.9 tahun 1995 dan ciri dari sektor informal untuk pedagang keliling maka penulis menyatakan semuanya masuk didalamnya. Sektor informal yang sering dipanadang sebagai pekerjaan pelengkap bagi mereka yang bekerja di sektor fomal di karenakan sebgaian pelakunya adalah mereka yang berpendidikan rendah dan modal sendiri, dengan modal yang sedikit. Selain itu mereka pelaku sektor informal dari kalangan tidak mampu sehingga dipastikan jauh dengan perusahaan-perusahaan besar. 2.2.3.
Proses kerja dari pedagang keliling Pedagang keliling memulai usaha dari sebelum tidur, mereka pada mempersiapkan brojong atau tempat lain yang digunakan untuk menaruh barang-barang dagangan yang akan dibawa besok. Sebelum berangkat biasanya mengecek sepeda bagi mereka yang membawa sepeda dan bronjong tidak lupa uang yang digunakan untuk belanja. Bagi mereka yang membawa mobil atau yang lainnya tidak jauh berbeda ketika mau berangkat. Pedagang memulai usaha pada saat masih pagi buta mereka berangkat sesuai dengan alat dan modal tranrsportasi yang mereka miliki.Pedagang menuju kepasar, sesampainya dipasar membeli barang dagangan yang mereka beli untuk dijual kembali pada pelangan setianya. Selanjutnya mereka menaruh apa yang mereka beli pada tempat yang biasa digunakan. Penataanyapun rapi sesuai
27
ketahanan barang dan ketepatn barang dalam menaruhnya. Kira-kira dirasa sudah cukup mereka langsung berangkat untuk menjajakan barang yang mereka bawa untuk dijual pada konsumen. Pedagang keliling biasanya menjual ke rute yang biasa mereka lewati tiap hari kepada para pembeli setianya, mereka mejual kepada konsumen yang terbiasa membeli dengan mereka dikarenakan lebih mudah dan sudah kenal baik dengan mereka yang membeli. Setelah mereka menjajakan dagangan kesemua konsumen setiap hari mereka langsung pulang menuju rumah untuk menghitung apakah untung apa rugi dari penjulannya. Ini merupakan kegiatan yang biasa mereka lakukan tiap harinya dari para pedagang sayur pagi di Ampel Boyolali. 2.3. Kemampulabaan Pedagang Keliling Kemampulaban pedagang keliling merupakan suatu alat untuk dapat mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh dari pedagang itu sendiri. Sebelum memulai usaha pasti seorang pedagang mempunyai modal guna untuk menjalankan usahanya, dalam melakukan usahanya tidak terlepas dari kata laba ketika menjalankan usahanya, tetapi tidak lepas pula dari kata rugi Laba akan dinanti pedagang keliling pada saat terahir setelah pedagang menjalankan aktifitasnya sebagai pedagang keliling tersebut selesai. Keadaan dirumah biasanya pedagang mengittung apakah pada perdagangan saat itu melebihi dari modal awal ketika memulai usaha tersebut. Sebaliknya pedagang dalam pikiranya pasti tidak akan merasa mau merugi menujukan pedapatan lebih
28
sedikit dari modal awal. Diatas telah kita ketahui bagaimana cara mengitung kemampulabaan yang diperoleh. Laba yang terus menerus naik pasti akan menjadikan pedagang mengalami kemampulabaan yang positif sedang laba yang terus menerus menurun pasti akan mengalami kemampulabaan yang negatif. Bagi pedagang sayur keliling mereka akan menempuh bagai mana supaya laba yang dihasilkan naik mungkin dari banyaknya barang, keragaman dari barang yang dijajakan, dari person pedagang sendiri, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pengurangan atau penambahan dari laba yang diperoleh sehingga menjadikan kemampulabaan yang aktif. Kemampulabaan pedagang keliling menjadi tolak ukur pedagang apakah mampu bertahan lebih lama atau tidak. Laba yang sedikit bahkan rugi akan menjadikan seorang pedagang sayur keliling akan berhenti dalam menjalankan usahanya, namun sebaliknya jika pendapatan setabil atau meningkat akan menjadikan bertahannya seseorang dalam menekuni berjualan atau beralih yang lebih baik dari pedangang sayur keliling. 2.4. Penelitian Terdahulu Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Susi ( 2012) dalam kemampulabaan petani sayur Dusun Jubelan Desa Jebulan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang mengatakan bahwa laba petani sayur Dusun Jubelan Desa Jubelan Kecamatan Sumowono dalam tiap panen sebagian besar dalam katagori rendah karena laba yang diperoleh setiap panenya kuarang dari 66%, dari tingkat laba atau profit margin, sedangkan kemampulabaan petani sayur Dusun Jubelan Desa Jubelan dalam tiap kali panen berada dalam katagori
29
rendah karena lebih kecil dari 66,6%, atinya tingkat kemampulabaan petani sayur adalah rendah dikerenakan kuarang dari 66,6%, petani sayur Dusun Jubelan
Desa
Jubelan
yang
memiliki
pekerjaan
sampingan
dengan
kemampulabaan petani sayur dusun jubelan Desa Jubelan Kecamatan Sumowono terdapat perbedaan antara petani sayur yang memiliki pekerjaaaan dengan mereka yang memiliki pekerjaan mempunyai hubungan positif. Artinya semakin tinggi biaya hidup, semaikin tinggi pula kemampulabaan petani sayur. Terdapat perbedaan nyata antara petani yang mempunyai pekerjaan diluar bertani sayur dengan yang tidak mempunyai pekerjaan lain diluar bertani sayur, yang memiliki pekerjaaan lain mempunyai kemampulabaan lebih tinggi dari pada petani yang tidak memiliki pekerjaan selain bertani. Artinya ada perbedaan antara kemampulabaan petani sayur yang mempunyai pekerjaan selain bertani dengan kemampulabaan petani yang tidak mempunyai pekerjaan. 2.5. Kerangka konsep kemampulabaan Penelitian ini merupakan sebuah konsep yang berfungsi untuk mejelaskan hubungan berbagai variabel yang diteliti. Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagi berikut: Gambar 2.1. Kerangka Konsep Pendapatan dan Biaya terhadap Laba dan Kemampulabaan pedagang Sayur Keliling Kemampulabaan ( Y)
Variasi Pekerjaan (X)
Ket : Y : Kemampulabaan X : Variasi Pekerjaan 30
Keterangan: Hubungan asosiatif, adalah suatu rumusan masalah penelitian yang yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sugiyono ( 2010 : 36 ) Dalam penelitian ini menggambarkan hubungan asosiatif antara variabel ( Y ) Kemapulabaan dengan Variabel ( X ) Variasi Pekerjaan. Kemampulabaan diduga mempunyai hubungan timbal balik dengan varisai pekerjaan pedanang sayur kelilng. Hubungan itu dapat berupa positif maupun negatif.
31