1
PEKERJA SEKTOR INFORMAL (Studi Kasus Pada Perempuan Pengumpul Batu Di Desa Motolohu Selatan Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato) ABSTRAK Fatmah Lamasai. Nim : 281 410 027. Pekrja Sektor Informal (Studi Kasus Pada Perempuan Pengumpul Batu di Desa Motolohu Selatan Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato). Skripsi, Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dr. Rauf A. Hatu., M.Si. dan pembimbing II Ridwan Ibrahim., S.Pd.,M.Si. Penelitian ini dilakukan di Desa Motolohu Selatan Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato. Untuk mendeskripsikan bagaimana kehidupan ibu rumah tangga pengumpul batu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menggambarkan kehidupan ibu rumah tangga yang harus mengerjakan “beban ganda” sebuah kenyataan yang harus dihadapi dan diterima oleh para ibu rumah tangga, senang tidaknya harus mereka jalani. dimana dengan adanya tuntutat kebutuhan ekonomi keluarga mengharuskan ibu rumah tangga ini ikut terjun langsung dalam pekerjaan luar rumah yaitu bekerja sebagai pengumpul batu dipertambangan untuk memberikan kontribusi terhadap ekonomi keluarga dan membantu mensejahtrakan anggota keluarganya. belum lagi mereka harus menjalankan dan aktif dilingkungan sosial, namun mereka juga tidak pernah lupa dan terlepas dengan tanggung jawab mereka dalam pekerjaan Domestik sebagai ibu rumah tangga, bekerja mengurus segala urusan yang ada didalam rumah, mengurus anak, mengurus suami, memasak, membersihkan rumah, mencuci, dan lain-lain sebaginya yang semua itu juga menguras waktu, tenaga, serta fikiran. Kata Kunci : Perempuan Pengumpul Batu Fatmah Lamasai. Nim : 281 410 027. Pembimbing I, Dr. Rauf A. Hatu., M.Si. dan pembimbing II Ridwan Ibrahim., S.Pd.,M.Si.
2
Kita ketahui bahwa salah satu indikator penting dalam menilai perkembangan ekonomi adalah struktur pekerja, keseimbangan tenaga kerja di sektor-sektor informal, produksi, pertanian, pertambangan, industri dan bangunan. seperti sektor pertambangan juga ikut serta berkontribusi dalam membangun ekonomi masyarakat. Dalam hal ini sudah banyak keikut sertaan peranan ibu rumah tangga dalam ketenaga kerjaan, ini dilakukan oleh ibu rumah tangga agar dapat menambah keuangan keluarga karena memanfaatkan seluas-luasnya kesempatan kerja guna mengembangkan kemampuannya dalam memberikan kontribusi dalam pendapatan keluarga, dalam pembangunan dan kehidupan bermasyarakat. Peningkatan kualitas serta iklim sosial yang mendukung kaum wanita untuk mengembangkan diri dan perannya dalam berbagai kehidupan masyarakat perlu diperhatikan. Salah satu sumbangan wanita dalam pembangunan adalah partisipasi wanita sebagai pekerja dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Keterlibatan wanita bekerja diluar rumah tangga sebenarnya merupakan gejala yang sudah biasa, terutama bagi masyarakat lapisan bawah. Dalam kenyataan dari tahun ketahun jumlah wanita memasuki lapangan pekerjaan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan masyarakat yang memberi kesempatan luas pada wanita. Masuknya wanita sebagai sumber tenaga kerja sebenarnya menimbulkan masalah dan pertanyaan besar mengenai tenaga kerja yang sekarang ini marak dibicarakan diindonesia. Persoalan tenaga kerja berhubungan dengan kemiskinan, persoalan kemiskinan diindonesia bukan lagi merupakan hal yang yang baru. Kemiskinan dipedesaan juga ditandai dengan semakin menurunya kemampuan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja, disamping itu usaha untuk menciptakan lapangan kerja baru belum menampung percepatan penambahan tenaga kerja baru, hal ini yang menyebabkan semakin tingginya pengangguran dipedesaan.1 Wanita merupakan suatu potensi dimana saat ini dalam persaingan global yang semakin menguat dan ketat, maka program pemberdayaan wanita menjadi sangat penting dalam menjawab berbagai tantangan sekaligus memanfaatkan peluang dimasa yang akan datang. Sosial ekonomi yang rendah, minimnya pendidikan atau tidak adanya keterampilan khusus dan terbukanya kesempatan bekerja yang mendorong kaum perempuan didesa terpaksa ikut serta 1
Purnami Noviarina. SKRIPSI. Wanita Di Sektor Informal Peran Dan Kedudukannya Dalam Rumah Tangga . Universitas Gadjah Mada. 2001 hal : 2.
3
bekerja sebagai buruh industri dan sebagainya. Dengan berkembangnya zaman banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi Terkadang bagi sebagian keluarga sangat membutuhkan peran istri atau ibu rumah tangga dalam bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga.2 Keikut sertaan kaum perempuan dalam angkatan kerja hampir dimana-mana kita jumpai, sudah banyak yang bekerja diluar rumah tangganya, walaupun sejalan dengan itu tanggung jawab nya dalam pekerjaan rumah tangga dan juga masyarakat yang dilakukan tanpa bayaran tidak diringankan. Pendapatan kaum perempuan menjadi tambahan diperlukan guna mencukupi kebutuhan rumah tangga tipe apapun. Semakin banyak keikut sertaan perempuan terutama disektor informal. Dibanyak negera kaum perempuan merupakan mayoritas pekerja dalam jenis pekerjaan tanpa standar. Seperti misalnya kerja semntara, macam-macam paruh waktu, kontrak, dan kerja dalam rumah tangga.3 Kegiatan yang dilakukan oleh perempuan disektor informal merupakan kesempatan bagi perempuan untuk melakukan aktivitas produksi ditengah-tengah kondisi ekonomi yang kurang mendukung bagi keluarga yang kurang mampu. Tujuan kegiatan yang dilakukan oleh perempuan semata-mata tidak terlepas dari kelangsungan hidup keluarga mereka. Ketidak cukupan pendapatan suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga membuat para ibu rumah tangga ikut terjun langsung dalam pertambangan. Tenaga kerja wanita adalah wanita yang mampu melaksanakan pekerjaan didalam maupun diluar hubungan kerja yang guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2
Fajar, N & Fadjarajani, S. TT. Pekerja Wanita Pada Industri Pemecah Batu Split di Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1856. Diakses tanggal 18 Januari 2014. 3 Atmojo Hasto, Konperensi Sedunia Ke-empat Tentang Perempuan, Landasan Aksi Dan Deklarasi Beijing, China,1995. Hal:120.
4
Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “bagaimana kehidupan ibu rumah tangga pengumpul batu di Desa Motolohu Selatan Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwat? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman kehidupan Ibu Rumah Tangga Pengumpul Batu di Desa Motolohu Selatan Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam penelitian dan dapat memberikan suatu pemahaman baru terhadap realita kehidupan masyarakat dalam menghadapi tingginya kebutuhan rumah tangga. Konsep Gender Menurut Mansour Fakhi (Ridwan 2006), Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikontruksi secara sosial dan cultur. Sifat gender yang melekat pada perempuan misalnya perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat : rasional, jantan, perkasa. Ciri dari sifat-sifat tersebut merupakan sifat yang dapat dipertukarkan antra antara kaum laki-laki dan perempuan. Artinya, ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Sedangkan pengertian jenis kelamin adalah pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya bahwa manusia laki-laki adalah manusia yang memiliki penis, sperma dan jakun. Rahim dan alat menyusui. Alat-alat tersebut melekat secara biologis yang bersifat permanen dan tidak dapat dipertukarkan dan itu semua merupakan pemberian tuhan yang kemudian disebut sebagai kodrat. Salah satu hal yang menarik tentang peran gender adalah peran –peran itu dapat berubah seiring dengan perubahan dimensi ruang, waktu dan batas-batas cultural. Peran itu juga dapat dipengaruhi oleh kelas-kelas sosial, usia dan latar belakang etnis. Di Inggris pada abat kesembilan belas terdapat anggapan bahwa kaum perempuan tidak pantas bekerja diluar rumah guna mendapatakan upah. Tetapi pandangan ini hanya berlaku bagi perempuan kelas menengah dan kelas atas. Kaum perempuan kelas bawah diharpkan jadi pembantu (servants) bagi kaum perempuan yang tidak untuk bekerja sendiri. 5
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gender merupakan konsep sosial yang harus diperankan oleh kaum laki-laki atau perempuan sesuai dengan ekspektasi-ekspetasi sosial kultur yang hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat yang kemdian melahirkan peran-peran sosial laki-laki dan perempuan sebagai peran gender. Perbedaan dan fungsi antara laki-laki dan perempuan itu ditentukan oleh karena kebudayaan terdapat perbedaan secara biologis. 4 Aplikasi gender dalam berkehidupan berkeluarga dan bermasyarakat sangat penting untuk dimengerti dan dimaknai. Karena aplikasi gender dapat mempengaruhi semua prilaku manusia, seperti pemilihan pekerjaan, pekerjaan rumah, pemilihan bidang pendidikan, bahkan pemilihian pasangan hidup dan cara menidik anak. Pengertian Keluarga Keluarga berasal dari bahasa sang sekerta yaitu “kula dan warga” keluarga yang artinya anggota kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga menurut kamus sosiologi antropologi seisi rumah yang menjadi tanggung batin, suatu kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat kaum kerabat sanak saudara suatu unit dari populasi yang terdiri dari ibu bapak dan anak-anaknya. Setiap keluarga pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam setiap tahan hidupnya. Adapun tujuan dari membentuk keluarga yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan bagi setiap anggotanya.5 Peraturan pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 menyangkut fungsi keluarga terdiri atas beberapa fungsi diantaranya yaitu : (1). Keagamaan, (2). Sosial Budaya, (3). Cinta Kasih, (4) Perlindungan, (5) Reproduksi, (6) Sosial dan Pendidikan, (7) Ekonomi, (8) Pembinaan Lingkungan. Sedangkan menurut Mattensich dan Hill (Zeitlin et al. 1995), fungsi keluarga terdiri atas fungsi pemeliharaan fisik sosialisasi dan pendidikan, akuisisi anggota keluarga baru melalui
4 5
Ridwan, Kekerasan Brbasis gender,Yokyakarta: Fajar Pustaka, 2006. Hal: 15-19.
Yacub Dahlan,. Kamus Sososiologi Antropologi, Surabaya: Indah Surabaya: 2001.
6
prokreasi atau adopsi, kontrol perilaku sosial dan seksual, pemeliharaan moral keluarga dan dewasa melalui pasangan seksual, dan melepaskan anggota keluarga dewasa. 6 Menurut Gillis 1983 (Erfandi, 2008) keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masingmasing mempunyai arti sebagaimana unit individu. Menurut Lancester dan Stanhope (Erfandi, 2008) mengungkapkan bahwa
Keluarga adalah Dua atau lebih individu yang berasal dari
kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya. Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Dari beberapa pengertian tentang keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah: (1). Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi,(2) Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain,(3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyaiperan sendiri-sendiri. (4) Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota). 7 Perubahan Sosial Secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.8 Kehidupan manusia itu adalah proses dari satu tahap hidup ke tahap yang lainnya, karena itu perubahan sebagai proses dapat menunjukan perubahan sosial dan perubahan budaya, atau berlaku kedua-duanya pada suatu runtutan prose situ, adapun perubahan suatu proses, tanpa 6
Puspitawati Herien. Fungsi Keluarga, Pembagian Peran Dan Kemitraan Gender dalam Keluarga. Departemen Ilmu Keluarga Dan Konsumsi: Bogor, 2013. Hal. 5. 7 Erfandi, Konsep Keluarga, 2008. http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/04/ . Diakses tanggal 2 Februari 2014. 8 Haryanto, Pengertian Perubahan Sosial. 2012. http://belajar pisikologi.com/ pengertian-perubahan-sosial/. Diakses tanggal 18 Januari 2014.
7
mebicarakan dahulu seperti apa prosesnya, lebih singkatnya perubahan sosial dapat diartikan sebagai “development” atau perekmabangan yang merupakan perubahan tertuju kepada kemajuan keadaan dan kehidupan anggota masyarakat. Sehingga akan dinikmati pula oleh individu, tujuan pembangunan itu adalah pemanfaatan kemajuan teknologi dan ilmu dalam memperbaiki keadaan materi- mental manusia, sehingga martabat manusia dapat diangkat. Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Adapun perubahan sosial menurut Astrit Susanto (Garna Judistiara.1992) perubahan sosial ialah perubahan masyarakat menjadi kemajuan masyarakat dengan suatu pola masyarakat yang sesuai bahkan dapat menguasai kemajuan teknologi, dan menghindari bahaya dari degradasi dari martabatnya. Lebih lanjut ia menekankan pada proses pembentukan norma baru dan adaptasi terhadap keadaan yang baru, atau proses perubahan sosial pada dasarnya ialah perubahan norma-norma masyarakat. Alasan yang dikemukakan adalah : Karena perubahan norma dan proses pembentukan norma baru merupakan inti dari usaha mempertahankan persatuan hidup berkelompok, dengan sendirinya proses perubahan masyarakat merupakan proses disintegrasi dalam banyak bidang, sehingga demi kemajuan harus diusahakan adanya re-integrasi yaitu penampungan kembali dalam suatu kehidupan bermasyarakat yang lebih cocok dengan kebutuhan baru masyarakat dimana norma-norma yang lebih cocok ini akan merupakan ikatan dari masyrakat yang baru atau lebih luas.9
9
Garna Judistiara, Teori-Teori Perubahan Sosial, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran: Bandung. 1992, Hal:5.
8
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif diarahkan pada latar individu secara holistik. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu dan organisasi ke dalam variabel atau hipotesis. Sedangkan pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan kegiatan menggambarkan Pekerja Sektor Informal Studi Kasus Pada Perempuan Pengumpul Batu di Desa Motolohu Selatan Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato. Penelitian ini berlokasi di Desa Motolohu Selatan Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti untuk menentukan lokasi penelitian ini, yaitu : a. Lokasi tersebut sangat berdekatan dengan tempat tinggal peneliti sehingga masalah yang menjadi objek penelitian ini peneliti dapat mengetahuinya. Jarak lokasi penelitian dari tempat tinggal peneliti kurang lebih 100 meter. b. Mudah untuk dapat memperoleh izin dari kecamatan maupun desa dimana lokasi penelitian ini karena peneliti adalah merupakan penduduk di desa yang menjadi objek penelitian. c. Juga sangat menghemat biaya dalam keperluan penelitian sehingga kehidiran peneliti dalam pengambilan data di lokasi penelitian lebih sering. d. Desa Motolohu Selatan juga merupakan salah satu desa dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Randangan yang memiliki pertambangan batu yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk, khususnya kaum perempuan atau ibu rumah tangga dalam hal menambah penghasilan keluarganya. Dalam penelitian ini data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan atau objek penelitian yang bersumber dari hasil wawancara
Pekerja Sektro Informal Studi Kasus Pada Perempuan
Pengumpul Batu. Data ini merupakan data utama yang akan diproses dan dianalisis berdasarkan masalah pokok untuk dibahas dalam penelitian ini.
9
Data sekunder adalah data yang di peroleh secara tertulis dan di gunakan terhadap objek penilitian dengan menggunakan berbagai referensi perpustakaan sebagai karangka penelitian. Suatu kegiatan erat kaitannya dengan proses pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data memerlukan prosedur tertentu, sehingga seluruh data yang di perlukan untuk dijakan bahan pengambilan kesimpulan, berkenan dengan kegiatan pengumpulan data penilitian, maka di lakukan proses sebagai berikut: Teknik ini sengaja dilakukan untuk memperoleh data atau informan yang ada dilapangan. Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk melihat aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh para Ibu Rumah Tangga Pengumpul Batu dalam menjalani kehidupan subsistensi keluarga mereka. Observasi lokasi pertambangan Pekerja Sektor Informal Studi Kasus Pada Perempuan Pengumpul Batu di Desa Motolohu Selatan Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato. Obserfasi menurut penulis adalah suatu langkah teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dengan cara mengamati dan mengkaji tingkah laku atau keadaan lapangan yang akan diteliti sambil berperan dalam aktivitasnya, sehingga kita mampu menemukan semua permasalahan yang ada dilapangan, fokus dari observasi ini yaitu, keadaan lapangan yang menjadi objek penelitian tersebut, agar penelitian lebih menguasai seluruh data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Dalam teknik ini dilakukan wawancara mendalam, sifatnya lentur dan terbuka, tidak ketat dan tidak dalam suasana formal. Terbuka berarti mengikuti selera informan. Wawancara bersifat open ended yang mengarah pada kedalaman informan. Menurut Lexy J. Moleog (1990:137) bahwa penelitian kualitatif sebaiknya digunakan wawancara terbuka yang para subjeknya tau mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksut dan tujuan wawancara itu.10 Dokumentasi yang berbetuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk gambar yaitu : foto, gambar hidup , sketsa dan lain-lain. Misalnya Dokumen yang berbentuk karya, karya seni yang dapat berupa gambar, patung, filim, dan lain-lain11
10 11
Moleong ibid. Hal 186 Sugiyono. Ibid. hal, 82
10
Model analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif sebagaimana dikemukakan oleh Miles Dan Huberman (1992:20) yaitu suatu aktivitas yang dilakukan dilapangan yang bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam model analisis ini, terdapat tiga komponen yang saling berinteraksi untuk menelaah data dan informasi yang sedang dan telah dikumpulkan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Adapun teknik analisis interaktif dapat dijelaskan sebagai berikut :12 Disisi lain anailisi data kualitatif, prosesnya terbagi dalam tiga 13 yaitu : 1. Mencatat yang menghasilkan catatan-catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya ditelusuri. 2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya. 3. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan mebuat temuan-temuan umum.
PEMBAHASAN Kehidupan Ibu Rumah Tangga Pengumpul Batu Para perempuan ini lebih memilih untuk bekerja disektor informal sebagai penambang batu karena mereka menganggap pekerjaan ini tidak membutuhkan modal berupa materi, hanya saja membutuhkan tenaga yang kuat untuk mengumpul dan memecahkan batu alasan utama mereka memilih bekerja sebagai pengumpul batu diantara sekian banyak alternatif pekerjaan dalam sektor informal tidak lain hanyalah tuntutan ekonomi. Maka pekerjaan sebagai pengumpul batu ini lah yang menjadi pilihan dari puluhan ibu rumah tangga bekerja dalam sektor informal. kegiatan sehari-hari para ibu rumah tangga dilokasi pertambangan, memcahkan dan mengumpulkan batu sudah merupakan salah satu pilihan pekerjaan, sarung tangan dan martel adalah alat dan pengaman yang tidak bisa terlupakan, karena dengan inilah pekerjaan bisa dilakukan. jika pekerjaan ini dilakukan setiap hari maka para pekerja ini bisa mengumpulkan batu setiap dua minggu dapat menghasilkan 10 kubik batu untuk siap dijual. 12 13
Miles, Mattew dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Ui Press: Jakarata. 1992. Maleong. Ibid . Hal 248.
11
Ketekunan dalam memilih dan memilah batu yang dikumpulkan merupakan hal yang sudah biasa dilakukan oleh para pekerja. batu ini dikumpulkan dalam satu tempat dengan berbeda-beda ukurannya. hanya dengan mengumpulkan batu inilah salah satu pekerjaan yang dapat memberikan kontribusi perempuan terhadap ekonomi keluarga mereka. dimana jika sehari tidak bekerja maka hilanglah sudah atau berkuranglah penghasilan yang didaptkan. Hari-hari yang dijalani untuk memikul batu yang berat dalam keranjang tidak membuat semangat para ibu-ibu ini berkurang, keranjang yang berisi batu yang sangat berat untuk dipikul dipindahkan dan dikumpulkan dalam satu tempat sesuai dengan ukuran batu, Sehingga batu yang dikumpulkan tidak bercampur dengan ukuran batu yang lainnya. Semua itu sudah biasa dilakukan sehari-hari oleh ibu-ibu pekerja, karena dengan dikumpulkan dalam satu tempat bisa dipastikan berapa kubik batu yang terkumpul dan berapa banyak batu yang didaptkan setiap hari bekerja untuk siap dijual. Dengan beratnya pekerjaan yang mereka lakukan dilokasi pertambangan namun pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tak pernah ditinggalkan, ditengah rasa capek setelah memikul dan mengumpulkan batu setelah pulang kerja disore hari, mereka juga harus memasak dan mencuci piring serta menyiapkan makan malam untuk keluarga Sekalipun para ibu rumah tangga ini sibuk dilokasi pertambangan untuk mengumpulkan batu sebanyak ini, namun mereka tetap saja eksis didalam rumah untuk mengerjakan segala urusan yang ada didalam rumah sekalipun sudah ada perbedaan waktu, dari sebelum malakukan pekerjaan sebagai penambang batu dan sekarang sedang bekerja sebagai penambang batu. waktu dalam rumah tangga dan berkumpul bersama keluarga itu sedikit, karena lebih banyak waktu dilokasi pekerjaan demi mendapatkan batu untuk menghasilkan rupiah dari pada waktu didalam rumah. bukan hanya itu saja namun para pekerja ini tetap eksis dalam lingkungan masyarakat, dimana perkerjaan ini tidak menjadikan salah satu penghambat mereka dalam lingkungan masyarakat untuk aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial, seperti pengajian, acara pernikahan, arisan. Dan lain sebagainya yang menyangkut dalam lingkungan sosial masyarakat. jika ada undangan rapat merekapun dapat meluangkan waktu untuk menghadiri acara tersebut. Alokasi Waktu dan Pembagian Kerja Rumah Tangga penelitian tentang peran perempuan pekerja disektor informal juga meliputi bagaiman kaum perempuan bekerja untuk mendapatkan upah, juga mengurus dan menyelesaikan pekerjaan 12
rumah tangganya. Urusan rumah tangga sudah merupakan salah satu tugas dari seorang perempuan dalam keluarga demikianlah norma yang sering kita temui di dalam masyarakat luas bahkan berlaku secara umum. Dan hal tersebut adalah salah satu pekerjaan yang sangat menguras tenaga, waktu serta fikiran perempuan sebagai ibu rumah tangga. bahakan ada juga pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan mencari nafka membuat wanita tidak memiliki waktu lagi untuk beristrahat penuh bahakan sudah tidak ada lagi waktu untuk berkumpul bercanda bersama keluarga. Sekalipun kita ketahui bahwa pekerja sektor informal tidak memiliki waktu yang tetap dalam melakukan pekerjaan, namun dari hasil penelitian menunjukan bahwa semua responden yang ada tidak mengenal yang namanya hari libur bila mana mereka berhenti bekerja maka hilanglah sudah kesempatan untuk memperoleh hasil pendapatan untuk hari itu. Dan tidak ada pembatasan waktu dalam bekerja, sehingga mempunyai fariasi setiap orangnya dalam mengumpulkan batu. Para pekerja ini rata-rata mengahabiskan waktu dalam sehari itu sekitar 7 sampai 9 jam dalam satu hari, namum demikian waktu yang dialokasikan tersebut tidak relatif fleksibel karena mengingat bahwa pekerjaan para ibu rumah tangga ini jam yang belum pasti jam berapa memulai pekerjaan dan selesai bekerja, karena ini hanya pekerjaan sendiri yang tidak menuntut jam bekerja, adapun ibu rumah tangga yang dapat menghabiskan waktu 8 sampai 9 jam perhari itu, karena banyaknya pesanan batu pecahan oleh konsumen sehingga mereka mengejar waktu dan memulai pekerjaan pagi-pagi sekali, sehingga bisa mengumpulkan batu lebih banyak lagi. Para pekerja ini melakukan pekerjaan sebagai pengumpul ataupun pemecah batu ini dilakukan setiap hari, curahan waktu yang yang relatif banyak tersebut sebenrnya juga tidak menggangu aktifitas ibu rumah tangga didalam keluarga
mereka, seperti mengasuh anak,
memasak dan mengurus semua urusan rumah tangga lainnya hal ini karena sebagian besar ibu rumah tangga pekerja tambang batu ini adalah masyarakat sekitar selain itu pekerjaan tersebut tidak ada sifatnya memaksa waktu harus bekerja, mereka bekerja sesuai dengan keinginan sendiri sehingga jika para pekerja tambang batu ini jika ada pekerjaan yang mereka rasakan ada pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang harus diselesaikan maka pekerjaan sebagai penambang batu ditinggalkan, seperti hari senin dimana semua para ibu rumah tangga ini jarang sekali bekerja pada hari senin karena mereka menganggap bahwa hari senin itu waktu libur karena 13
mengingat hari senin itu hari pasar di Kecamatan ini sehingganya para ibu rumah tangga berlibur agar bisa kepasar untuk berbelanja keperluan rumah tangga mereka, ataupun ada urusan-urusan lain seperti ada acar keleurga atau undangan dari tetangga pada saat itulah waktu libur para pekerja pengmpul batu tersebut. Proses Penjualan Pada proses penjualan merupakan penentuan berapa jumlah yang didapatkan ibu rumah tangga pekerja pengumpul batu ini dimana para pekerja dapat menerima uang dari hasil kerja mereka setiap hari, uang yang mereka dapatkan sesuai berapa banyak batu yang mereka dapatkan dalam bekerja. Dalam penjualan hasil batu para pengumpul batu tidak harus mencari siapa yang membeli batu, mereka cukup menunggu pembeli datang kelokasi penambang batu atau pembeli cukup hanya memesan melalui salah seorang pekerja yang dipercayai juga sebagai mandor dari penambang. Dan mandor inilah yang memberikan informasi kepada penambang untuk penjualan. Para pembeli batu ini tidak hanya dari sekitar Kecamatan Randangan saja tapi dari luar Kecamatan Randangan juga banyak yang membeli. Jika proses pengangkutan sudah dilakukan maka disitulah keringat para pekerja ini terbayarkan, proses jual beli sudah terjadi maka ibu rumah tangga ini akan menerima hasil jeripayahnya dengan uang. Uang yang diterima oleh setiap pekerja sesuai berapa kubik yang mereka dapatkan selama bekerja dan tergantung berapa kubik batu yang akan dibeli oleh pembeli batu. Disitulah akan terjadi proses pembayaran dan penerimaan. Uang yang didpatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. namun jika para ibu rumah tangga ada pinjaman uang ditetangga ataupun mempunyai hutang dikios, maka uang hasil sebagai pengumpul batu inilah untuk membayar semua pinjaman ataupun hutang dikios.
14
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa realita kehidupan ibu rumah tangga penambang batu, maka dengan ini peneliti merumuskan suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Keterlibatan perempuan bekerja diluar rumah dalam sektor informal dalam pertambangan sebagai pengumpul batu merupakan sumbangan besar terhadap pendapatan rumah tangga sehingga peran perempuan dalam ekonomi cukup besar. Perubahan sosial terjadi pada masyarakat dari sebelum adanya pertambangan sampai sudah adanya pertambangan sangat terlihat jelas dari aspek ekonomi dan pekerjaan. Dimana Para perempuan ini lebih memilih untuk bekerja disektor informal sebagai penambang batu karena mereka menganggap pekerjaan ini tidak membutuhkan modal berupa materi hanya saja membutuhkan tenaga yang kuat untuk mengumpul dan memecahkan batu, alasan utama mereka memilih bekerja sebagai penambang batu diantara sekian banyak alternatif pekerjaan dalam sektor informal karena memenuhi kebutuhan keluarganya. Maka pekerjaan sebagai penambang batu inilah yang menjadi pilihan dari puluhan ibu rumah tangga bekerja dalam sektor informal pengumpul batu. 2. Dari begitu banyaknya kehidupan ibu rumah tangga dengan mengahadapi banyaknya pekerjaan rumah dari mengurus segala urusan rumah, keluarga, anak sampai mampu untuk memberikan kontribusi kepada keluarga, dengan menekuni pekerjaan sebagai pengumpul batu salah satu jalan yang diambil, dalam setiap bekerja besarnya penghasilan yang mereka dapat sangat bergantung pada banyaknya batu yang mereka kumpulkan setiap hari namun jika banyaknya pekerjaan lain ataupun pekerjaan rumah yang dapat menyita waktu dalam bekerja sebagai pengumpul batu sehingga sedikit batu yang didapatkan maka sedikit pula besarnya penghasilan yang mereka dapatkan, sehingga ketika mereka tidak bekerja maka hilanglah sudah kesempatan untuk memperoleh hasil pendapatan untuk hari itu.
Itulah bagaimana kehidupan keluarga ibu rumah tangga
pengumpul batu dalam membantu memberikan kontribusi pada keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya serta bagaimana cara dapat mengahadapi suatu realita kehidupan masyarakat dalam menghadapi tingginya kebutuhan rumah tangga. 15
Saran Ada beberapa Saran yang akan penulis rumuskan terkait dengan apa yang menjadi pembahasan yang dibahas dalam Skripsi ini yaitu : 1. Khususnya bagi pemerintah setempat perlu adanya pengawasan yang ketat dan arahan secara tehnis kepada semua penambang batu dalam hal pelestarian lingkungan dan dampak dari proses pertambangan batu, hal ini selain untuk keselamtan dari pekerja pertambangan batu tersebut juga terhadap resiko rusaknya lingkungan alam sekitar karena semakin hari gunung di lokasi pertambangan mulai menipis dan sudah tidak ada lagi kekuatan untuk bertahan sehingga mudah terjadi longsor ataupun banjir sehingga untuk mengatasi hal tersebut dari pemerintah setempat agar kiranya dapat meperhatikan hal tersebut untuk keselamtan alam untuk anak cucu kita dimasa yang akan datang. Jagalah alam kita dari bencana alam untuk anak cucu kita nanti 2. Kepada pemerintah agar kiranya memikirkan nasib ibu rumah tangga pekerja pengumpul batu, dalam hal ini pemberdayaan perempuan dimana dapat memberikan skill ataupun keterampilan lain, agar tetap bekerja untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga selain menjadi pengumpul batu. DAFTAR PUSTAKA Atmojo Hasto.1995.Konperensi Sedunia Ke-empat Tentang Perempuan, Landasan Aksi Dan Deklarasi Beijing, China.. Garna Judistiara. 1992. Teori-Teori Perubahan Sosial. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran: Bandung Moleong Lexy J. 1990. Metode penelitian kualitatif. Konsep Karakteristik dan Inplementasi. CV.Maulana : Bandung. Miles, Mattew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Ui Press: Jakarata. Nasution dalam Sugiyono. 2010. Memahami penelitian kualitatif. CV. Alfabeta: Bandung. Purnami Noviarina. 2001. SKRIPSI. Wanita Di Sektor Informal Peran Dan Kedudukannya Dalam Rumah Tangga . Universitas Gadjah Mada.
16
Puspitawati Herien, 2013. Fungsi Keluarga, Pembagian Peran Dan Kemitraan Gender dalam Keluarga. Departemen Ilmu Keluarga Dan Konsumsi. Bogor. Ridwan. 2006. Kekerasan Berbasis Gender. Fajar Pustaka: Yogyakarta. Riduwan. 2010. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta: Bandung. Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES: Jakarta. Yacub, Dahlan.2001. Kamus Sososiologi Antropologi. Indah Surabaya: Surabaya Sugeng Hariyanto. 2008. Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 9 No. 2 Erfandi. 2008. Konsep Keluarga. http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/04/ Diakses tanggal 2 Februari 2014.
17