BAB II LANDASAN TEORI
A.
PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL Pengendalian internal (internal control system) menurut Singleton dan Hall
(2007) adalah terdiri atas kebijakan, praktek dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umum, yaitu : a) Mengamankan aktiva perusahaan b) Memastikan akurasi keandalan berbagai catatan dan informasi akuntansi c) Menyebarluaskan efisiensi dalam operasi perusahaan d) Mengukur ketaatan dengan berbagai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen. pengendalian internal menurut Warren (2008) adalah sebagai kebijakan dan prosedur yang melindungi aset perusahaan dari kesalahan pengguna, memastikan bahwa informasi yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah ditetapkan. Mengacuh ke standar auditing seksi 319 (PSA No.69) bahwa pengendalian internal adalah suatu proses dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personalia lain entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan. Pengendalian internal menurut Romney Dan Steinbart, ( 2006 ) system pengendalian internal adalah suatu proses yang diemplementasikan oleh Dewan Komisaris, Pihak manajemen dan mereka yang berada dibawah keduanya, untuk
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10 memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan sebagai berikut 1. efektifitas dan efisiensi dan operasional organisasi. 2. kehandalan pelaporan keuangan. 3. kesesuaian dengan hukum yang berlaku. Sedangkan menurut pahala nainggolan (2006) “ system pengendalian internal adalah suatu rangkaian dari kebijakan prosedur-prosedur yang dipakai untuk memberikan jaminan yang memadai guna tercapainya tujuan organisasi “ Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) yang dikutip oleh Bambang Hartadi menyebutkan, sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan. Boynton dkk (2003) mendefenisikan pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan Keandalan pelaporan keuangan, Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan Efektivitas serta efisiensi operasi. Menurut Hery (2011) sistem Pengendalian Internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11 manajemen, bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang system pengendalian internal yang efektif yaitu keandalan pelaporan keuangan, efisiensi, dan efektivitas operasi, serta ketaatan pada hukum dan peraturan. Berdasarkan defnisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan proses kebijaksanaan atau prosedur yang dijalankan dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi serta untuk menjaga aktiva perusahaan. Suatu SPIP dikatakan baik jika memenuhi lima unsur SPI (Sudjono dan Hoesada, 2009) yaitu: 1.
Lingkungan pengendalian dalam instansi pemerintah yang memengaruhi efektivitas pengendalian intern.
2.
Penilaian risiko atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah.
3.
Kegiatan pengendalian untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif.
4.
Informasidan komunikasi. Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat
digunakan
untuk
pengambilan
keputusan
dalam
rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12 atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik. 5.
Pemantauan pengendalian intern atas mutu kinerja SPI dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pengendalian
internal atau kontrol internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu Organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak ( seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang). B.
TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL
Menurut reeve dkk (2008:350) objek internal kontrol yaitu bertujuan memberikan jaminan bahwa : 1) Aset terlindungi dan dapat digunakan untuk tujuan bisnis. Internal control dapat melindungi asset dari pencurian, kecurangan, penyalahgunaan, dan penempatan yang salah. 2) Informasi akurat, informasi yang akurat sangat diperlukan untuk kesuksesan dan kelancaran operasi bisnis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13 3) Karyawan patuh terhadap undang-undang dan peraturan, bisnis harus patuh terhadap undang-undang / hukum yang berlaku, peraturan, dan standar laporan keuangan. Contohnya peraturan lingkungan, jangka waktu kontrak, peraturan keamanan, dan sesuai dengan prinsip akuntansi. Sebuah system pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur tersebut sering kali disebut sebagai pengendalian, dan secara kolektif, akan membentuk suatu pengendalian internal entitas. Manajemen biasanya memiliki tujuan umum berikut dalam merancang system pengendalian internal. 1. Keandalan laporan keuangan. Manajemen bertanggungjawab untuk menyusun laporan keuangan bagi para investor,kreditor,dan para pengguna lainnya.tujuan pengendalian internal yang efektif terhadap laporan keuangan adalah untuk memenuhi tanggungjawab pelaporan keuangan ini. 2. Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi. Pengendalian dalam suatu perusahaan akan mendorong penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan efektif untuk mengoftimalkan sasaran yang dituju perusahaan. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. Perusahaan publik, perusahaan nonpublik, maupun organisasi nirlaba diharuskan untuk mematuhi beragam ketentuan hukum dan peraturan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14 C.
UNSUR PENGENDALIAN INTERNAL
Menurut MARDI (2011) unsur pengendalian internal sebagai berikut : 1.
Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian ini merupakan persepsi perorangan dalam perusahaan
tentang
pentingnya
pengendalianara
internal.
pimpinan
perusahaan harus menunjukkan komitmennya terhadap pelaksanaan kontrol yang ketat dan kebijakannya secara sadar dan langsung diikuti oleh para bawahan. Suasana seperti ini merupakan lingkungan pengendalian yang efektif diterapkan dalam perusahaan . Dalam prakteknya, lingkungan pengendalian meliputi hal berikut ini : a)
Komitmen dan integritas serta nilai etika Perusahaan dapat menetapkan kesetiaan yang dijadikan sebagai prinsip dasar operasional dan mengembangkan kebijakan tertulis dengan jelas, dalam prakteknya dapat mendiskripsikan perilaku jujur dan tidak jujur. Seluruh tindakan tidak jujur harus di investigasi secara menyeluruh dan mereka yang di anggap bersalah harus dibebastugaskan agar nilai etika tetap terjaga dalam membantu proses pengendalian.
b) Filosofi dan gaya beroperasi Filosofi merupakan penilaian dan keyakinan dasar yang menjadi tolak ukur bagi perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manager tentang bagaimana operasi suatu kesatuan harus dilaksanakan, sehingga gaya beroperasi bervariasi, ada yang bersifat demokrasi dan ada yang bersifat komando.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15 c)
Struktur organisasi Struktur yang jelas dan tegas menunjukkan batas wewenang seseorang melalui
garis
komando
dan
menetapkan
garis
otoritas
serta
tanggungjawab, termasuk sentralisasi atau desentralisasi otorisasi, penetapan tanggungjawab untuk tugas tertentu, pembagian wewenang terhadap
tanggungjawab
seseorang
mempengaruhi
informasi
manajemen. d) Badan audit dan dewan komisaris Komite audit bertanggungjawab mengawasi struktur pengendalian internal perusahaan, proses pelaporan keuangannya, dan kepatuhannya terhadap peraturan serta standar yang terkait. Komite berhubungan secara dekat dengan auditor eksternal dan internal perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk memeriksa integritas manajemen guna meningkatkan kepercayaan publik yang berinvestasi atas kesesuaian pelaporan keuangan. e)
Metode manajemen Metode ini merupakan pola manajemen mengendalikan operasional perusahaan sesuai sumber daya yang ada, yang diarahkan guna mencapai tujuan bisnis tertentu serta membuat sumber daya bertanggungjawab untuk kepentingan pengembangan perusahaan.
f)
Pengaruh eksternal Pengaruh dari pihak luar juga memberi peranan yang signifikan terhadap operasional perusahaan seperti persyaratan bursa efek,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16 persyaratan peraturan lembaga lain, bank, sarana umum, dan perusahaan asuransi. Pengaruh ini harus dikelola maksimal untuk memberdayakan perusahaan. 2.
penilaian resiko pendekatan strategi manajemen resiko merupakan instrument penting dalam mengontrol bisnis perusahaan. System pengendalian harus di evaluasi secara berkala efektifitasnya. Organisasi harus melakukan penilaian resiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatur resiko
yang relevan dengan pelaporan keuangan. Dampak dari
perencanaan strategi dan operasional serta keuangan dan informasi akan menimbulkan resiko bisnis, beberapa kebijakan bisa berakibat yang lebih besar serta kemungkinan muncul lebih besar. Oleh karena itu, semua yang terkait biaya dan manfaat pengendalian harus di rencanakan dan diperhitungkan secara cermat sehingga kegagalan dan
resiko dapat
diminimalisir dampaknya. 3.
Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian merupakan sekumpulan peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dan di gariskan untuk tujuan keberhasilan pengendalian dalam perusahaan. Aktivitas pengendalian pada dasarnya berbentuk pengendalian yang menggunakan pendekatan manual. Pengendalian berdasarkan teknologi informasi secara khusus berkaitan dengan lingkungan teknologi dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum meliputi kegiatan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17 berhubungan dengan audit teknologi informasi, yang ditujukan melindungi lingkungannya agar dikelola dengan baik, sehingga proses pengendalian mendapat dukungan lebih efektif. Berkaitan dengan pengendalian aplikasi lebih ditujukan untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki kesalahan pada pengelolaan data system computer. Pengendalian fisik berkaitan dengan system konvensional yang melakukan aplikasi prosedur manual. Namun konsep pengendalian ini tetap memperhatikan terhadap dampak pengendalian yang berhubungan dengan lingkungan teknologi informasi. Pengendalian fisik dalam perusahaan terdiri dari beberapa unsur berikut : 1.
Kewenangan penanganan transaksi Kewenangan yang diberikan oleh pimpinan tertinggi dalam suatu organisasi dalam rangka menjalankan tugas atau fungsi dapat dikategorikan sebagai otorisasi. Ini bentuk pelimpahan tugas dan wewenang kapada pegawai
untuk menentukan pilihan yang tepat
untuk kemajuan organisasi. 2.
Spesialisasi yang bertanggungjawab Seseorang yang diberi tanggungjawab sesuai dengan bidangnya dan otoritas yang dimilikinya merupakan pelaksanaan pengendalian internal yang baik serta tidak memberikan mereka tugas dan bertanggungjawab yang terlalu banyak. Orang yang tidak memiliki kecakapan dalam bidangnya cenderung melakukan keputusan yang keliru atau kesalahan yang tidak disengaja dan berdampak kepada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18 kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, harus jelas memisahkan tugas dan tanggungjawab setiap pegawai.
3.
Format dan penggunaan dokumen pekerjaan. Penggunaan
dokumen
yang
baik
harus
didesain
dengan
memperhatikan format yang jelas dan mempermudah pekerjaan seseorang. Mempermudah bukan berarti format dokumen tidak informative, tapi isi dokumen harus menginformasikan sesuai dengan kebutuhan organisasi perusahaan. 4.
Pengamanan harta kekayaan perusahaan. Semua harta kekayaan perusahaan harus mendapat pengawasan, kelengahan
dalam
menjaga
aset
dapat
menghancurkan
keberlangsungan perusahaan. Aset perusahaan bermacam-macam bentuknya, baik aset fisik maupun asset non fisik, semua harus dijaga dari incaran pihak luar maupun pihak dari dalam sendiri yang tidak memiliki tanggungjawab. 5.
Independensi pemeriksaan Untuk mengetahui kinerja perusahaan pemeriksaan harus dilakukan secara objektif. Untuk menghasilkan pemeriksaan tersebut perlu dilakukan secara intensif dan dilakukan oleh badan independen yang berasal dari luar perusahaan, dimana mereka dapat bekerja secara professional.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19 Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern, meliputi : 1.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Merupakan pengaruh gabungan dari berbagai faktor dalam membentuk,
memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah : a. Falsafah manajemen dan gaya operasinya b. Struktur organisasi c. Metode pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab d. Berfungsinya dewan komisaris, dan komite-komite yang dibentuk e. Metode pengendalian manajemen dalam membantu dan menindak lanjuti kinerja, termasuk audit intern. f. Kebijakan dan praktik personalia atau sumber daya manusia Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsurunsur pengendalian intern yang lain. 2.
Penilaian Resiko (Risk Assesment) Semua organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya
resiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Penilaian resiko meliputi identifikasi, analisis dan manajemen resiko yang relevan dengan tujuan perusahaan. Suatu resiko yang telah diidentifikasi dapat dianalisis dan evaluasi sehingga
dapat
diperkirakan
intensitas
dan
meminimalkannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tindakan
yang
dapat
20 3.
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dari pengendalian
intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian dan monitoring perlu dilakukan oleh manajemen, pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturanperaturan yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal. 4.
Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Merupakan kebijakan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Pengendalian ini meyakinkan tindakan-tindakan yang diambil untuk mengatasi resiko dalam mencapai tujuan organisasi. Pengendalian ini harus terlaksana pada semua tingkat fungsi manajemen. Aktivitas Pengendalian terdiri dari : A. Pengendalian Pemrosesan Transaksi 1. Pengendalian Umum meliputi organisasi pusat pengolahan data, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan system dan pengoperasian fasilitas pengolahan data. 2. Pengendalian Aplikasi a) Otorisasi Memadai artinya setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21 transaksi tersebut, adanya pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. b) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan memadai artinya prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam didalam formulir dicatat didalam catatan kuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi. Dengan demikian prosedur otorisasi akam menjamin masukan yang andal bagi proses akuntansi. Selanjutnya prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan andal mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi. c) Pengecekan secara independent, mencakup verifikasi terhadap pekerjaan yang dilaksanakan sebelumnya oleh individu atau departemen lain dan penilaian semestinya terhadap jumlah yang dicatat. B. Pemisahan Tugas yang Memadai Menurut Mulyadi (2002) “pembagian tugas didalam perusahaan didasarkan pada prinsip-prinsip pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi., pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpangan aktiva yang bersangkutan., dan pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22 C. Pengendalian Fisik atas Kekayaan dan Catatan Cara yang paling baik dalam perlindungan kekayaan dan catatan adalah dengan menyediakan perlindungan secara fisik. Yang juga diperlukan untuk catatan dan dokumen. D. Review dan Telaah Kinerja Tujuan utama review kinerja adalah untuk menilai kinerja bagian yang direview. Dengan menghubungkan data yang dilaporkan dengan anggaran, manajemen akan mendeteksi tanda-tanda atau contoh-contoh dimana terdapat resiko yang lebih tinggi akan penyimpangan telah terjadi. 5. Pemantauan atau Monitoring (Monitoring) Pemantauan
terhadap
system
pengendalian
intern
akan
menemukan
kekurangan serta meningkatkan efektifitas pengendalian. Pengendalian intern dapat dimonitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh system akuntansi. Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan system pengendalian intern. Auditor independent juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari auditor atas laporan keuangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23 D.
ASURANSI
1.
Pengertian Asuransi Menurut Abbas Salim (2007:1) mendefinisikan asuransi adalah sebagai
berikut : “ Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil ( sedikit ) yang sudah pasti sebagai pengganti / substitusi kerugiankerugian besar yang belum terjadi “. Sedangkan menurut Herman Darmawi ( 2004:2 ) pengertian asuransi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu : a. Dalam pandangan ekonomi b. Dalam pandangan hukum c. Dalam pandangan bisnis d. Dari sudut pandang social dan e. Dari sudut pandang matematika. Menurut kitab undang-undang hukum dagang : Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkandiri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 : Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk : a)
Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24 karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan ke untungan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti ; atau b) Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan / atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. 2.
Karakteristik Asuransi Dengan memperhatikan definisi atau pengertian asuransi tersebut di atas,
dapat dikemukakan beberapa karakteristik penting dari kegiatan asuransi yaitu: a. Setiap kegiatan asuransi terdapat pihak tertanggung yaitu masyarakat dan dunia usaha dan pihak penanggung yaitu perusahaan asuransi. Pihak tertanggung adalah pihak yang diwajibkan membayar sejumlah premi kepada penanggung atas kompensasi jaminan perlindungan risiko yang diberikan penanggung kepada tertanggung. b. Premi yang diterima penanggung dari tertanggung, wajib di investasikan dalam jenis-jenis investasi yang aman, likuid dan menguntungkan agar pihak penanggung (perusahaan asuransi) dapat memenuhi kewajibannya kepada tertanggung serta dapat memberikan keuntungan bagi dirinya. c. Peristiwa yang dipertaanggungkan adalah suatu peristiwa yang tidak diketahui atau tidak di duga terlebih dahulu, datangnya dari luar, tidak di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25 sengaja dan dianggap tidak pasti terjadi. d. Risiko yang menimbulkan kerugian harus bersifat homogen dengan kata lain dapat dilakukan perhitungan yang wajar atas kemungkinan besarnya kerugian. Dari karakteristik asuransi di atas , dapat di tambahkan karakteristik asuransi lainnya yang mencakup aspek ekonomi, hukum, bisnis, social dan aspek matematika. 3.
Manfaat Asuransi Dengan memperhatikan pengertian dan karakteristik lembaga asuransi di
atas, maka kehadiran industri asuransi memberikan manfaat bagi masyarakat, dunia usaha dan perekonomian nasional, yaitu dapat dilihat dari manfaat asuransi di bawah ini : a. Merupakan sumber daya yang sangat potensial bagi dunia usaha. Dana yang di himpun lembaga asuransi melalui pembayaran premi oleh masyarakat kepada perusahaan asuransi adalah merupakan sumber dana yang sangat besar dan sangat potensial untuk di investasikan pada instrumen investasi efek di lembaga perbankan dan pasar modal, sehingga menjadi sumber dana pembiayaan yang sangat potensial bagi dunia usaha. b. Sebagai kelengkapan persyaratan pengajuan kredit. Dengan semakin meningkatkan kompleksitas dan ketidakpastian yang menyebabkan risiko bisnis yang di hadapi lembaga-lembaga kreditor yang sangat tinggi, maka terdapat kecenderungan yang sangat kuat pada lembaga-lembaga keuangan agar calon debitur atau setiap pengajuan kredit wajib mempersyaratkan adanya perlindungan asuransi terhadap sesuatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26 yang di pertanggungkan. c. Mengurangi biaya modal Prinsip perlindungan risiko melalui asuransi hanya perlu menyisihkan sebagian kecil dana untuk pembayaran premi tanpa perlu menyediakan cadangan dana dalam jumlah yang besar atau dengan kata lain perusahaan dapat mengurangi biaya modal untuk perlindungan risiko usaha bisnis yang dijalankannya. d. Menyediakan layanan professional Secara teoritis apabila sudah tercipta iklim industry asuransi yang baik maka
prosedur
standarnya,
perusahaan-perusahaan
asuransi
yang
professional akan otomatis memberikan pelayanan yang professional kepada para tertanggung (nasabah) disamping perlindungan risiko seperti misalnya untuk asuransi jiwa, perusahaan asuransi akan memberikan pelayanan berupa cek kesehatan secara periodic sehingga setiap tertanggung (nasabah) akan dapat sedini mungkin mengetahui kalau-kalau terdapat penyakit, karena prinsipnya lebih baik atau lebih efektif mencegah dari pada mengobati. Demikian juga pada asuransi kerugian untuk mencegah kebakaran dan perampokan, perusahaan asuransi yang professional akan memberikan pelatihan-pelatihan untuk menanggulangi kebakaran dan perampokan kepada SDM perusahaan nasabah tanpa dikenai biaya tambahan karena kegiatan tersebut sudah merupakan bentuk pelayanan otomatis sebagai wujud tanggungjawab perusahaan asuransi terhadap nasabahnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27 e. Berfungsi sebagai tabungan Asuransi, khususnya asuransi jiwa di samping memberikan perlindungan risiko bagi nasabahnya, juga berfungsi sebagai tabungan. Hal ini di mungkinkan karena pada akhir kontrak asuransi, apabila nasabah tetap membayar premi sesuai kontrak dan seandainya tidak terjadi peril terhadap nasabah atau tertanggung selama di dalam kontrak, maka nasabah akan memperoleh pembayaran sesuai kontrak polis, sehingga dalam hal ini asuransi di samping memberikan proteksi risiko juga dapat dipersamakan sebagai tabungan bagi tertanggung atau nasabah. f. Alat penyebaran risiko Prinsip dari kegiatan asuransi merupakan alat penyebaran risiko baik bagi penanggung (perusahaan asuransi) maupun bagi tertanggung (nasabah). Bagi penanggung bahwa asuransi sebagai alat penyebaran risiko di dasarkan pada ganti rugi yang di berikan perusahaan asuransi pada dasarnya berasal dari dana para nasabah lain yang tidak mengalami peril. Bagi tertanggung, bahwa asuransi sebagai alat penyebaran risiko, di dasarkan bahwa peril yang mungkin terjadi pada nasabah di pindahkan atau di distribusikan kepada perusahaan asuransi, sehingga asuransi merupakan alat yang sangat efektif untuk penyebaran risiko bagi nasabahnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28 4.
Penggolongan Asuransi Ada beberapa penggolongan di dalam Asuransi, antara lain :
a. Asuransi Kerugian/ Umum Asuransi keugian/umum (general Insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan bagi berbagai resiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan. b. Asuransi jiwa Asuransi jiwa (life Insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap kehilangan jiwa sseorang. Atau dengan kata lain suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan resiko yang berkaitan
dengan
jiwa
atau
meninggalnya
seseorang
yang
dipertanggungkan, meliputi asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa seperti asuransi berjangka (term Insurance), asuransi seumur hidup (whole Life Insurance), edowmwnt insurance, anuitas, dan asuransi industri (industrial insurance). c. Asuransi social Penyelenggaraan asuransi jiwa didasarkan pada peraturan perundangan tersendiri yang berdifat wajib serta didalamya terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat atau sebagian anggota masyarakat. Karenaya system ini disebut asuransi sosial.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29 E.
ASURANSI KERUGIAN
1.
Pengertian Asuransi Kerugian Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau
perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi kerugian adalah suatu perjanjian asuransi yang berisikan ketentuan bahwa penanggung mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi berupa memberikan ganti kerugian kepada tertanggung seimbang dengan kerugian yang diderita oleh pihak yang tertanggung. Selain itu, Asuransi kerugian dapat didefinisikan sebagai asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung yang menderita kerugian barang atau benda miliknya, dimana kerugian terjadi karena bencana atau bahaya terhadap pertanggungan ini diadakan, baik berupa : Kehilangan nilai pakai, Kekurangan nilainya, dan Kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung. Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung selama jangka waktu perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya yang dipertanggungkan.
2.
Manfaat Asuransi Kerugian Manfaat Asuransi Kerugian atau istilahnya adalah general insurance yaitu
asuransi yang akan mengganti kemungkinan kerugian yang terjadi pada harta benda dan juga seluruh aset Anda. Sebagai Gambaran adalah asurasi mobil, kebakaran rumah atau toko, asuransi mesin-mesin, pabrik dan sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30 Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain: a. Rasa aman dan perlindungan Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung. b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung. c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit. d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31 e. Alat penyebaran risiko Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan. f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain). 3.
Macam-Macam Asuransi Kerugian Asuransi kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut:
a. Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. b. Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan saat pelayaran. c. Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedalam kedua asuransi diatas, missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain sebagainya. F.
AKUNTANSI PADA ASURANSI Sistem akuntansi piutang premi mendapatkan fakta-fakta yang ada di PT.
Asuransi Ramayana. Ada fakta-fakta yang merupakan kelebihan, dan juga faktafakta kelemahan masih ada. Fakta-fakta yang diperoleh adalah sebagai berikut. Piutang premi timbul pada saat perusahaan menerima uang pembayaran premi yang ditransfer oleh bank, mitra, maupun agen namun masih belum
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32 menerima berkas-berkas atau dokumen hardcopy untuk periode bulan sebelumnya. Perusahaan melakukan pencocokan menggunakan softcopy yang diberikan oleh bank, mitra, maupun agen pada tiap akhir bulan. Misalnya, pembayaran premi yang telah dikumpulkan Bank BRI selama bulan Januari baru akan ditransfer ke PT Asuransi Ramayana pada bulan Februari. Setelah Bank BRI melakukan transfer ke perusahaan, pihak bank akan memberikan softcopy rekapitulasi dari pada tertanggung. Perusahaan telah melakukan pengecekan dari Daftar Peserta dengan rekening koran harian untuk memastikan tidak adanya kesalahan pencatatan dan untuk memastikan seluruh transaksi telah benar tercatat. Personel yang membuat catatan kartu piutang premi berbeda dari yang mengerjakan buku besar. Hal tersebut dapat meminimalisasi terjadinya lapping yang rentan terjadi pada piutang perusahaan. Dokumentasi piutang premi secara umum sudah baik karena semua dokumen lengkap dan jelas serta meng-cover seluruh informasi yang dibutuhkan dalam piutang premi. Akan tetapi, ada kelemahan dalam hal softfile dari daftar peserta, baru dimiliki pada akhir bulan. Pencatatan atas transaksi penjualan asuransi kumpulan terdapat lampiran dokumen-dokumen atau berkas yang lengkap sehingga dapat lebih menjamin kebenaran dari pencatatan tersebut. Piutang dicatat pada saat perusahaan menerima pembayaran premi (piutang premi) dari bank atau agen, tetapi belum menerima dokumen dan berkas hardcopy. Bagian Pertanggungan akan melakukan pencocokan berkas-berkas Surat Permintaan Pembayaran, Daftar Peserta, Faktur Pajak, dan Kwitansi dengan transaksi yang terdapat pada rekening koran untuk di upload ke sistem. Apabila
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33 terdapat perbedaan maka akan melakukan rekonsiliasi dan mengkonfirmasi ke pihak bank atau agen. G.
PENCEGAHAN DAN PENGGELAPAN PREMI ASURANSI Dalam istilah umum premi sering diartikan sebagai suatu hadiah berupa
tambahan yang diberikan kepada seseorang pembeli atau seseorang yang mendapatkan prestasi Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah mengesahkan dan menerbitkan 3 PSAK untuk asuransi tersebut. 3 PSAK tersebut yaitu: : 1.
PSAK 62 Kontrak Asuransi memiiki tujuan untuk mengatur pelaporan keuangan kontrak asuransi oleh setiap entitas yang menerbitkan kontrak asuransi.
2.
PSAK 28 Revisi 2011 Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian merupakan PSAK yang pengaturannya melengkapi PSAK 62. Oleh sebab itu untuk insurer yang memiliki kontrak asuransi kerugian selain menerapkan PSAK 62, juga harus menerapkan persyaratan dalam PSAK 28 Revisi 2011.
3.
PSAK 36 Revisi 2011 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa merupakan PSAK yang pengaturannya melengkapi PSAK 62. Oleh sebab itu untuk insurer yang memiliki kontrak asuransi jiwa selain menerapkan PSAK 62, juga harus menerapkan persyaratan dalam PSAK28 Revisi 2011.
Jadi, Premi merupakan salah satu sumber penerimaan dalam perusahaan asuransi yang berupa hadiah atau derma, atau suatu pembayaran tambahan diatas pembayaran normal yang harus dibayar setiap bulan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34 Penerimaan kas atau titipan premi bermula dari pembayaran premi asuransi yang sudah diterima oleh perusahaan namun masih belum menerima berkasberkas, yaitu permintaan pembayaran, kwitansi, serta daftar peserta. Yang menjadi dasar pencatatan dan pencocokan dari titipan premi adalah soft file Daftar Peserta dan rekening koran harian. Apabila terjadi pergerakan uang di kasir, harus ada approval dari Bagian Akuntansi dan Keuangan. Hal tersebut diharapkan agar tidak adanya penyalahgunaan kas kecil. Pada PT. Asuransi Ramayana telah dibuat sistem keamanan untuk brankas kas, terdapat masing-masing dua orang pemegang kunci dan kode. Pemegang kunci tidak boleh mengetahui kode, dan begitu sebaliknya, sehingga pada saat membuka brankas harus ada pemegang kunci dan kode. Menurut HERY (2011) factor manusia adalah factor yang penting sekali dalam setiap pelaksanaan system pengendalian internal. Sebuah system pengendalian internal yang baik akan dapat menjadi tidak efektif oleh karena adanya karyawan yang kelelahan, ceroboh atau bersikap acuh tak acuh. Demikian juga halnya dengan kolusi, dimana kolusi ini akan dapat secara signifikan mengurangi keefektifan sebuah system dan mengeleminasi proteksi yang ditawarkan dari pemisahan tugas. Belum lagi adanya sebuah pandangan umum yang mengatakan bahwa pada prinsipnya didunia ini tidak ada sesuatu yang sempurna, termasuk system pengendalian internal yang dijalankan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35 H.
HUBUNGAN
PENGENDALIAN
INTERN
PIUTANG
PREMI
DENGAN MINIMALISASI KERUGIAN Pengendalian piutang bagi sebuah perusahaan adalah suatu hal penting untuk dilakukan agar kreditnya berjalan dengan lancar dan baik serta dapat meminimalkan hal-hal yang mungkin terjadi diluar perhitungan. Melakukan pengendalian piutang berarti melaksanakan, mengelola atau mengatur piutang atau kreditnya dilakukan perencanaan yang matang, diorganisasikan agar lebih terarah. Melaksanakan pengendalian piutang dapat meningkatkan profit atau keuntungan yang merupakan tujuan utama dalam perusahaan. Agar dapat mancapai hasil dan sasaran yang diinginkan, perlu diadakan pengelolaan yang baik terhadap piutang atau kreditnya, fungsi yang dilakukan sepenuhnya adalah pengendalian atau pengawasan. Untuk mengetahui kondisi manajemen perkreditannya, suatu perusahaan pada umumnya memiliki internal policy yang memuat klasifikasi-klasifikasi keadaan kredit yang diberikan. Untuk mempermudah pengendalian piutangnya, pada umumnya banyak perusahaan menuangkan suatu besaran atau nilai yang menjadi standar dalam operasionalnya. Tanpa pengendalian intern piutang akan dapat menimbulkan kerugian terus menerus yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya, ketidakseimbangan dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang hutang yang dimiliki. Piutang yang terlalu besar juga akan merugikan karena aktiva yang menganggur terlalu banyak sehingga tidak menghasilkan pendapatan. Adanya kecurangan yang dilakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36 bisa mengakibatkan kerugian yang sangat besar, kecurangan bisa saja dalam bentuk korup ataupun memberikan informasi yang salah. I.
KERANGKA PEMIKIRAN Untuk mempermudah alur dari skripsi ini maka penulis akan memberikan
kerangka konseptual dalam penulisan skripsi. Kebijakan Pemberian Premi Pengendalian Internal Piutang Lingkungan Pengendalian Penetapan Resiko Informasi dan Komunikasi Aktivitas Pengendalian Pengendalian Proses Transaksi Pemisahan Tugas Pengendalian Fisik atas kekayaan dan Catatan Review Kinerja
Monitoring Gambar 2.1. Kerangka Pikir J.
PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang dilakukan oleh Soelinda dan Wicaksono (2012) yang
berjudul Evaluasi Pengendalian Internal Dan Sistem Akuntansi Atas Penerimaan Kas Dan Piutang Premi Asuransi Pada PT. H. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengendalian internal dan sistem akuntansi atas penerimaan kas dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37 piutang premi pada perusahaan. Untuk melakukan evaluasi tersebut peneliti menggunakan metode yang didasari oleh Committee of Sponsoring Organization atau biasa dikenal dengan COSO. Data diperoleh dari literatur yang antara lain, buku teks, dan sumber referensi lain berupa teori-teori dan pendapat ilmiah lainnya yang berhubungan dengan topik pembahasan. Selain berdasarkan teoriteori, peneliti melakukan wawancara, menyebar kuesioner, dan observasi ke perusahaan. Pada PT H pengendalian internal dan sistem akuntansi yang disusun oleh manajemen sudah baik dan sesuai dengan standar dan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu telah ditemukan beberapa kelemahan yang harus
menjadi
perhatian
manajemen,
terutama
pada
dokumentasi
dan
penyampaian informasi. Sehingga peneliti merekomendasikan pembuatan nomor tercetak pada dokumen Kwitansi, Permintaan Pembayaran, dan Permintaan Pembukuan; pembuatan kebijakan baru yang berhubungan dengan pengiriman berkas-berkas kelengkapan; serta membuat peraturan secara tertulis kode etik dan cara penyampaian informasi antar bagian dan subbagian. Penelitian berikutnya adalah Retno (2013). Retno Meneliti tentang Tinjauan atas Sistem Informasi Akuntansi Piutang Premi pada PT. Taspen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pencatatan piutang premi yang disajikan perusahaan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode penilaian yang membandingkan suatu masalah yang diteliti secara langsung ke lapangan dengan teori yang ada. Premi piutang dianalisis untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi akuntansi pencatatan piutang premi, pengendalian intern, dan permasalahan yang dihadapi perusahaan Dari hasil penelitian dapat diketahui
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38 bahwa sistem informasi akuntansi piutang premi PT.TASPEN (PERSERO) dalam pencatatan piutang premi cukup efektif dan kinerja PT.TASPEN (PERSERO) dianggap baik. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya adalah : 1.
Peneliti lebih fokus ke PT Asuransi Ramayana Tbk karena perusahaan asuransi tersebut memiliki 2 produk yaitu produk asuransi dengan prinsip asuransi konvensional dan produk asuransi dengan prinsip Syariah sedangkan penelitian sebelumnya tidak meneliti tentang perusahaan asuransi.
2.
Fokus penelitian adalah Penerapan Internal Control Atas Pengelolaan Piutang Premi Dalam Rangka Meminimalisir Kerugian Piutang Tak Tertagih.
http://digilib.mercubuana.ac.id/