16
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dipaparkan; a) tinjauan tentang perkembangan teknologi informasi; b) tinjauan karakter Islam, c) urgensi dan implikasi teknologi informasi bagi kehidupan manusia, d) pengaruh perkembangan teknologi informasi terhadap karakter Islam (jujur, tanggung jawab, dan disiplin), e) penelitian terdahulu, f) kerangka berfikir penelitian, g) hipotesis penelitian.
A. Tinjauan Tentang Perkembangan Teknologi Informasi 1. Pengertian Teknologi Informasi Untuk mengetahui terminologi teknologi informasi, terlebih dahulu kita memahami pengertian teknologi dan informasi itu sendiri. Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal (Hardware dan Software) sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia.1 Sedangkan informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi, dan pengorganisasian/penataan dari sekedar kelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan bagi penggunanya.2
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, April 2013), hal. 67 2
Tata Subatri, Pengantar Teknologi Informasi, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2014), hal.
2
16
17
Pengertian teknologi informasi menurut beberapa ahli teknologi informasi: a. Teknologi informasi adalah studi atau alat elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar b. Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi c. Teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektroniks d. Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.3 Jadi menurut paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan. 2. Macam-Macam Perangkat Teknologi Informasi Macam-macam perangkat teknologi informasi adalah sebagai berikut: a. Cash Register adalah alat yang digunakan untuk memperoleh informasi pembayaran. Alat ini sering dijumpai di bagian kasir di toko-toko. b. Kalkulator adalah alat yang digunakan untuk memperoleh informasi hasil perhitungan angka. c. Komputer adalah perangkat berupa hardware dan software yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengolah data menjadi informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan di lain waktu. d. Laptop/Notebook adalah perangkat canggih yang fungsinya sama dengan komputer, tetapi bentuknya praktis dapat dilipat dan dibawa ke manamana karena bobotnya yang ringan, bentuknya yang ramping, dan daya listriknya yang menggunakan baterai charger, sehingga bisa digunakan tanpa harus mencolokannya ke steker. e. Deskbook adalah perangkat sejenis komputer dengan bentuknya yang jauh lebih praktis, yaitu CPU menyatu dengan monitor sehingga mudah 3
Ibid., hal. 2
18
diletakkan di atas meja tanpa memakan banyak tempat. Namun perangkat ini masih menggunakan sumber listrik steker karena belum dilengkapi baterai. f. Personal Digital Assistant (PDA)/Komputer Genggam adalah perangkat sejenis komputer, tetapi bentuknya sangat mini sehingga dapat dimasukkan dalam saku. Walaupun begitu, fungsinya hampir sama dengan komputer pribadi yang dapat mengolah data. Bahkan, sekarang banyak PDA yang juga berfungsi sebagai telepon genggam (PDA Phone). g. Kamus Elektronik adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk menerjemahkan antar bahasa. h. MP4 Player adalah perangkat yang dapat digunakan sebagai media penyimpanan data sekaligus sebagai alat pemutar video, musik, serta game. i. Kamera Digital adalah perangkat yang digunakan untuk menyimpan gambar atau video dengan menggunakan metode penyimpanan secara digital atau disk. j. Al-Qur‟an Digital adalah revolusi baru dalam dunia buku. Kitab suci AlQur‟an kini tersedia dalam bentuk digital, lengkap dengan layar yang menampilkan tulisan dan juga dapat mengeluarkan suara. k. Flashdisk adalah media penyimpan data portabel yang berbentuk Universal Serial Bus. Ukurannya kecil dan bobotnya sangat ringan, tetapi dapat menyimpan data dalam jumlah besar. l. MP3 Player adalah perangkat yang dapat menyimpan data sekaligus dapat digunakan untuk memutar musik dan mendengarkan radio. m. Televisi adalah perangkat elektronik yang memiliki kelebihan karena dapat menyampaikan informasi dalam bentuk gambar bergerak/video bersuara secara langsung. n. Radio adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk menyampaikan informasi berupa suara dari station pemancar melalui frekuensi yang telah ditetapkan. o. Koran adalah media cetak yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berupa tulisan, dan gambar yang terbit setiap hari. p. Majalah adalah jenis media cetak yang digunakan untuk menyampaikan informasi berupa tulisan dan gambar yang terbit secara rutin setiap minggu atau bulanan.4 3. Dampak Positif Secara rinci, dampak positif ketiga produk Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) tersebut adalah sebagai berikut, yaitu:
4
Asmani, Tips Efektiv..., hal. 165
19
a. Televisi 1) Memiliki fungsi edukasi, saat ini televisi dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar dan pengajaran yang dilakukan oleh beberapa stasiun televisi. Misalnya program acara yang di tampilkan oleh salah satu stasiun televisi di Indonesia yaitu TVRI, saat ini stasiun televisi itu tetap mempertahankan stasiun televisinya sebagai salah satu stasiun televisi yang menyajikan acara–acara mengenai pembelajaran di sekolah. Dari sinilah para remaja memperoleh pengetahuan selain di sekolah. 2) Sebagai sarana hiburan, dengan adanya media elektronik televisi, para remaja yang memiliki tingkat kejenuhan terhadap hal–hal di sekitarnya, mampu memberikan hiburan tersendiri bagi para remaja yang notabennya adalah seorang pelajar. Misalnya seperti acara komedi yang mampu membuat seorang remaja menghilangkan kejenuhan pada dirinya. 3) Sebagai sarana mencari informasi. Bagi sebagian remaja yang memiliki hobby di luar tentu saja televisi memiliki peran penting bagi hobinya tersebut, misalnya adanya acara seperti jalan–jalan ke negara lain, hal itu membuat para remaja terpacu untuk berkeinginan pergi ke negara lain sesuai keinginannya, dan itu menjadi awalnya untuk terus mencari tempat-tempat yang dapat dikunjungi dan bermanfaat. 4) Sebagai sarana untuk menambah wawasan tentang dunia luar. Hal ini sangatlah penting bagi remaja, kerena dengan begitu remaja mampu mengetahui tentang lingkungan luar maupun sekitarnya dan dengan begitu para remaja mampu bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya. Misalnya program acara berita seputar Indonesia maupun seputar dunia luar.5 b. Telepon (handpone/HP). 1) Mempermudah komunikasi (Melakukan komunikasi dengan orang tua). Peran ini memang vital terutama bagi siswa yang relatif jauh rumahnya dari sekolah dan ada kendala transportasi. Untuk itu peranan handphone sangat penting sekali untuk memastikan kapan dan kapan jemputan diperlukan. 2) Mencari informasi ilmu pengetahuan teknologi lewat internet, hal ini dimungkinkan dengan penemuan seri handphone canggih generasi 3G yang memberikan kesempatan penggunanya untuk browsing internet lewat handphone. 3) Memperluas jaringan persahabatan dengan mengakses jejaring sosial yang bisa kita dapatkan dengan mendownload aplikasi java yang sesuai dengan handphone kita. 5
Zatinza, “Pengaruh Televisi Bagi Remaja” dalam http: //zatinzaa. Blogspot .com /2013 /04/pengaruh–televisi–bagi–remaja-zatinsman. html, diakses tanggal 10 April 2015
20
4) Mempermudah kegiatan belajar, handphone yang dilengkapi feature seperti document viewer dapat membantu pelajar dalam mempelajari materi dalam bentuk ebook atau pdf secara portable dengan mudah. 5) Membantu pelajar untuk berlatih english conversation dengan format Mp3 atau Mp4. 6) Menghilangkan kepenatan pelajar setelah belajar dengan mendengarkan music dengan feature Mp3 player atau radio Fm.6 c. Internet 1) Kemudahan dalam memperoleh informasi. Internet memungkinkan siapa pun untuk mengakses berita-berita terkini melalui koran-koran elektronik. 2) Internet mendukung transaksi operasi bisnis atau dikenal dengan sebutan E-Business. Melalui internet, kini kita bisa melakukan pembelian barang secara online. 3) Konektivitas dan jangkauan global, dalam arti arti jaringan internet saling terjalin dengan jaringan-jaringan lain yang bersifat global, sehingga seolah-olah tidak dibatasi oleh ruang, waktu, dan birokrasi. Dengan internet, akses data informasi dapat dilakukan dengan cepat, mudah, dan murah melampaui batas-batas negara dan protokoler. 4) Dapat diakses 24 jam. Akses terhadap internet tidak dibatasi oleh tempat dan waktu, karena dunia maya (akses internet) tidak pernah beristirahat. 5) Kecepatan mendapatkan informasi dan berkomunikasi di internet menjadi salah satu pertimbangan pengguna dalam menggunakan internet. Pencarian informasi dengan menggunakan internet jauh lebih cepat dibandingkan dengan pencarian secara manual. 6) Berbagai aktivitas baru dilakukan secara tepat dan efisien dengan menggunakan internet, misalnya sistem pembelajaran jarak jauh yang disebut dengan e-learning, sistem telepon dengan biaya yang murah, pencarian lowongan pekerjaan, dan transfer uang.7 4. Dampak Negatif a. Televisi 1) Para remaja dapat berperilaku konsumtif. Hal ini dikarenakan banyaknya iklan dan penawaran suatu produk yang ditawarkan di televisi. Misalnya adanya iklan yang membuat para remaja ingin membeli barang tersebut, dan semakin lama hal tersebut malah menjadi kebiasaan yang buruk. 6
Amiie, “Pengaruh Penggunaan Handphone” dalam http : //amiie 23 new. blogspot. Com / 2014 / 09 / makalah – pengaruh – penggunaan - handphone. html, diakses tanggal 10 April 2015 7
Asmani, Tips Efektiv..., hal. 190
21
2) Munculnya kosa kata baru yang tidak sesuai dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik. Dengan adanya acara televisi maupun iklan, seringkali malah membuat remaja mengikuti apa yang diucapkan para pemeran acara maupun iklan tersebut, akhirnya remaja malah menggunakan kosa kata yang tidak sesuai Bahasa Indonesia dalam kehidupannya sehari–hari. 3) Merusak hubungan dengan anggota keluarga lainnya. Karena seorang remaja sering menonton televisi maka remaja itu tidak dapat berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya, akibatnya hubungan seorang remaja itu dengan keluarga malah menjadi renggang. 4) Terdapatnya unsur budaya barat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai dalam masyarakat. Hal ini terjadi akibat adanya adegan maupun ucapan para pemeran acara televisi yang tidak sesuai dengan norma maupun nilai yang ada di masyarakat. Misalnya adanya adegan yang tidak seharusnya dilihat oleh remaja. 5) Merusak kesehatan. Apabila menonton televisi terlalu lama maka dapat menyebabkan rasa sakit pada mata, selain itu juga dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan, karena remaja lebih cenderung hanya diam di depan televisi dan tidak melakukan aktivitas lain 6) Remaja menjadi malas belajar dan menjadi tidak kreatif. Hal ini dapat terjadi karena kebanyakan remaja yang sering menonton televisi melupakan pelajaran di sekolah dan juga menghambat kreatifitasnya, karena ia terlalu lama menonton televisi dan tidak melakukan aktivitas utamanya yaitu belajar.8 b. Telepon (handpone/HP) 1) Konsentrasi belajar menurun. Konsentrasi terhadap pelajaran menjadi berkurang karena lebih mementingkan handphone mereka yang digunkan untuk ber-sms sama teman maupun membalas sms dari teman. Terlebih lagi sekolah yang memiliki pengawasan yang kurang ketat sehingga para siswa memiliki waktu luang untuk bersms. Waktu belajar pun banyak digunakan untuk bermain handphone ataupun bersmsan, selain itu waktu malam hari yang biasanya dahulu digunakan para pelajar untuk belajar sekarang malah digunakan telepon-teleponan dan ber-smsan. 2) Mengganggu perkembangan anak. Fitur-fitur yang tersedia di handphone seperti: kamera, games, gambar, dan fasilitas yang lain, mudah mengalihkan perhatian siswa dalam menerima pelajaran di sekolah (kelas). 3) Pengeluaran menjadi bertambah/boros. Dengan anggaran orang tua yang serba minim para siswa memaksa orang tuanya untuk dapat 8
Zatinza,“Pengaruh Televisi Bagi Remaja” dalam http:// zatinza. blogspot. Com/2013/ 04/ pengaruh-televisi-bagi-remaja-zatinsman. html, diakses tanggal 10 April 2015
22
dibelikan handphone. Belum lagi para pelajar setelah itu harus meminta uang kepada orang tua untuk membeli pulsa setip bulan bahkan setiap hari. Apalagi dengan canggihnya handphonehandphone zaman sekarang yang bisa dengan mudahnya berselancar di dunia maya itu pun berpengaruh dengan pengeluaran yang menjadi bertambah. Dari yang biasanya habis pulsa lima puluh ribu perbulan menjadi lebih dari seratus ribu rupiah agar bisa menikmati akses internet dan akses jejaring sosial tanpa batas pemakaian. Handphone yang dipakai pun semakin canggih dan semakin sering diisi baterainya sehingga akan lebih boros. 4) Sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua. Handphone bisa digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi. Ini adalah akibat yang paling berbahaya dalam penggunaan handphone oleh para pelajar. Mereka menggunakan handphone dengan tujuan yang menyimpang contohnya seperti mengisi video porno kedalam handphone dan menggunakan katakata yang tidak senonoh. 5) Rawan terhadap tindak kejahatan. Pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat. Apalagi handphone merupakan perangkat yang mudah dijual, sehingga, anak-anak yang menenteng handphone bisa-bisa dikuntit maling yang mengincar handphonenya. 6) Membentuk sifat hedonisme pada anak/pelajar. Ketika keluar gadget terbaru yang lebih canggih, mereka pun merengek-rengek meminta kepada orang tua, padahal mereka sebenarnya belum memahami benar manfaat setiap fitur-fitur baru secara menyeluruh.9 c. Internet 1) Jaringan internet sangat tergantung pada jaringan telepon, satelit, Internet Service Provider (ISP), dan fasilitas jaringan telepon. Bahkan penggunaan satelit internet service provider menjadi sangat berpengaruh terhadap biaya pemakaian internet. Disamping itu, terbatasnya bandwitch sistem transmisi yang disediakan internet service provider dan banyaknya pelanggan yang mengakses internet dalam waktu bersamaan juga mempengaruhi cepat atau lambatnya akses internet. 2) Jaringan internet sangat rentan dengan ancaman virus. Virus komputer telah menjadi momok menakutkan dalam dunia internet karena ragam, jenis, dan kemampuan dan virus untuk menyusup dan merusak data juga semakin meningkat seiring perkembangan dunia komputer dan internet. 9
Amiie, “Pengaruh Penggunaan Handphone” dalam http:// amiie23new. blogspot. com/ 2014 / 09 / makalah – pengaruh – penggunaan – handphone. html, diakses tanggal 10 April 2015
23
3) Karena siapa saja bisa mengakses sumber-sumber informasi global yang ada dalam internet, maka terbuka kemungkinan untuk mencuri hasil karya intelektual orang lain. Internet juga membuka peluang pada kejahatan pengguna kartu kredit dan penayangan materi pornografi.10
B. Tinjauan Karakter Islam 1. Pengertian Karakter Ada banyak pengertian yang bisa diambil seputar karakter. Banyak para tokoh yang mendefinisikannya. Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa Yunani karasso, yang berarti cetak biru, format dasar, dan sidik seperti dalam sidik jari. Dalam hal ini, karakter diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dikuasai oleh intervensi manusia, seperti ganasnya laut dengan gelombang pasang dan angin yang menyertainya. 11 Dalam bahasa Arab, karakter diartikan „khuluq, sajiyah, thab’u‟ (budi pekerti, tabiat atau watak). Kadang juga diartikan syakhsiyyah yang artinya lebih dekat dengan personality (kepribadian).12 Dengan demikian perumusan pengertian karakter segala bentuk tingkah laku yang bergantung pada sifat individu tersebut. Ratna Megawangi mendefinisikan karakter sebagai berikut: Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan
10
Asmani, Tips Efektiv..., hal. 192
11
Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep & Aplikasinya di PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 20 12
Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika Di Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 20
24
sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.13 Sementara itu, Alfie Kohn menyatakan hakikat karakter adalah: Pendidikan karakter dapat didefinisikan secara luas atau secara sempit. Dalam makna yang luas pendidikan karakter mencangkup seluruh usaha sekolah di luar bidang akademis terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam makna yang sempit pendidikan karakter dimaknai sebagai sejenis pelatihan moral yang merefleksikan nilai tertentu.14 Sejalan dengan pendapat tersebut, Fasli Jalal menyatakan karakter adalah: Nilai-nilai yang khas, baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) terpatri dalam diri dan terjewantahkan dalam perilaku.15 Sementara itu, Frye mendefinisikan pendidikan karakter sebagai: Suatu gerakan nasional untuk menciptakan sekolah yang dapat membina anak-anak muda beretika, bertanggung jawab dan peduli melalui keteladanan dan pengajaran karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal yang kita sepakati bersama.16 Dari definisi-definisi di atas tentang karakter disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah penanaman nilai perilaku dalam diri peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
13
Dharma Kesuma, Cepi Triatna, Johar Permana, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktek di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Agustus 2011), hal. 5 14
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Januari 2012), hal. 44 15
Fadlillah dan Khorida, Pendidikan Karakter..., hal. 21
16
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), hal. 23
25
2. Dasar-Dasar Pembentukan Karakter a. Bersumber Dari Al-Qur’an dan Al-Hadist Pendidikan karakter dalam Islam pada prinsipnya didasarkan pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Qur‟an dan sunnah Nabi. Dengan demikian, baik dan buruk dalam karakter Islam memiliki ukuran yang standart yaitu baik dan buruk menurut Al-Qur‟an dan sunnah Nabi, bukan baik dan buruk menurut ukuran atau pemikiran manusia pada umumnya.17 Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek, antara lain dalam bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, keadaan sosial, dan juga intelegensinya.18 Manusia pada dasarnya memiliki dua potensi, yakni baik dan buruk sebagaimana yang tertera dalam firman-Nya, yaitu QS. Al-Syams: 8:
Artinya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.19 Dengan dua potensi di atas, manusia dapat menentukan dirinya untuk menjadi baik atau buruk. Sikap manusia yang cenderung negatif yang mengarah ke dosa itu nantinya melahirkan manusia berkarakter
17
Ibid., hal. 30
18
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, Februari 2011), hal. 34 19
hal. 595
Kementerian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Syaamil Quran, 2012),
26
buruk sedangkan sikap manusia yang cenderung positif yang mengarah ke pahala itu nantinya melahirkan manusia berkarakter baik. Dalam pandangan Islam, kita harus mampu mengambil jalan lurus betapa pun sulitnya jalan itu di tengah-tengah arus globalisasi modern saat ini. Dalam pandangan Islam semua manusia pada hakikatnya sama. Tidak ada yang membedakan dan membuat manusia satu lebih unggul dibandingkan dengan yang lainnya kecuali tingkat ketakwaanya.20 Sebagaimana di terangkan pada QS. Al-Hujurat ayat 13:
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.21 Orang yang bertakwa adalah orang yang sudah benar-benar berkarakter menurut Islam. Ia adalah yang taat, patuh dan tunduk kepada Allah. b. Pendapat Para Tokoh Berbagai aliran berpendapat tentang perbuatan baik dan buruk: 1) Aliran Hedonisme berpendapat bahwa norma baik dan buruk adalah “kebahagiaan” karenannya suatu perbuatan apabila dapat 20
As‟ariI Muhajir, Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal.59 21
Kementerian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemah..., hal. 517
27
2)
3)
4)
5)
mendatangkan kebahagiaan maka perbuatan itu baik, dan sebaliknya perbuatan itu buruk apabila mendatangkan penderitaan. Aliran Utilitariansme berpendapat bahwa ukuran kebaikan adalah agar manusia dapat mencari kebahagiaan sebesar-besarnya untuk sesama manusia atau semua makhluk yang memiliki perasaan. Aliran Intutionisme berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan naluri batiniah yang dapat membedakan sesuatu itu baik atau buruk dengan hanya selintas pandang. Jadi, sumber pengetahuan tentang suatu perbuatan yang baik atau mana yang buruk adalah kekuatan mandiri, kekuatan batin atau bisikan hati nurani yang ada pada tiap-tiap manusia. Aliran Naturalisme berpendapat bahwa ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia menurut aliran ialah perbuatan yang sesuai dengan fitrah/naluri manusia itu sendiri, baik mengenal fitrah lahir maupun fitrah batin. Aliran Theologis berpendapat bahwa ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itu diperintahkan atau dilarang olehNya. 22 Demikian Al-Bahi menyatakan: Karakter telah melekat dalam diri manusia secara fitrah. Dengan kemampuan ini, ternyata manusia mampu membedakan batas kebaikan dan keburukan serta mampu membedakan mana yang yang tidak bermanfaat dan mana yang tidak berbahaya. Harus dipahami bahwa pembawaan fitrah manusia ini tidak semerta-merta menjadikan karakter bisa terjaga dan berkembang. Fakta membuktikan bahwa pengalaman yang dihadapi masing-masing orang menjadi faktor yang sangat dominan dalam pembentukan dan pengalaman karakternya. Disinilah pendidikan karakter mempunyai peran yang penting dan strategis bagi manusia dalam rangka melakukan proses internalisasi dan pengalaman nilai-nilai karakter mulia di masyarakat. 23 Jadi didalam dasar pendidikan karakter Islam, untuk mencapai untuk mencapai tujuan yang baik harus dengan jalan yang lurus dan benar. Sehingga orang muslim harus melalui jalan yang
22
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, Mei 2010), hal.`64
23
Marzuki, Pendidikan Karakter..., hal. 29
28
dibolehkan oleh agama bukan jalan yang dilarang oleh agama itu sendiri. 3. Macam-Macam Karakter Islam Pola pembinaan karakter yang baik dan benar akan dapat mengantarkan anak-anak mengikuti pendidikan dengan baik dan benar pula. Sebagaimana tertuang dalam sistem ajaran Islam. Islam sebagai agama yang sempurna telah menggariskan berbagai aturan yang dapat dijadikan pegangan oleh setiap orang yang akan melakukan berbagai aktivitas dalam rangka berinteraksi di tengah-tengah masyarakat.24 Michele Borba menggunakan istilah “membangun kecerdasan moral” adalah kemampuan seseorang untuk memahami hal yang benar dan yang salah, yaitu memiliki keyakinan etika yang kuat dan bertindak berdasarkan keyakinan tersebut sehingga ia bersikap benar dan terhormat.25 Selanjutnya, terdapat tujuh cara untuk menumbuhkan kebajikan utama (karakter yang baik) dalam diri anak, yakni: a. Empati Merupakan inti emosi moral yang membantu anak memahami perasaan
orang
lain.
Borba
menawarkan
tiga
langkah
untuk
menumbuhkan empati pada seseorang, khususnya pada anak, yaitu: 1) Membangkitkan kesadaran dan perbendaharaan ungkapan emosi. Anak-anak diharapkan menjadi baik dan peka terhadap perasaan orang lain. 24
Ibid., hal. 130
25
Marzuki, Pendidikan Karakter..., hal. 53
29
2) Meningkatkan kepekaan terhadap perasaan orang lain. Salah satu hal yang membuat anak lebih peka adalah kemampuannya menafsirkan dengan tepat gejala emosi seseorang, yaitu dari nada suara, postur tubuh, dan ekspresi wajah. 3) Mengembangkan empati terhadap sudut pandang orang lain.26 b. Hati Nurani Adalah suatu suara hati yang membantu anak memilih jalan yang benar daripada jalan yang salah serta tetap berada di jalur yang bermoral, dan membuat dirinya merasa bersalah ketika menyimpang dari jalur yang semestinya. Menurut Borba, berikut ini tiga langkah untuk membangun hati nurani yang kuat. 1) Ciptakan konteks bagi perkembangan moral. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sikap orang tua sebagai pengajar moral sangat berperan dalam menentukan apakah kelak anaknya akan menjalani hidup sesuai dengan ajaran moral atau tidak. Menurut Borba ada, enam pola asuh yang dapat mengarahkan perkembangan hati nurani anak yaitu jadilah contoh moral (teladan/model) yang baik, kembangkan hubungan yang erat dan saling menghargai, ajarkan keyakinan moral Anda, harapkan dan tuntutlah agar anak melakukan tindakan bermoral, gunakan pertanyaan dan penalaran bermoral dan jelaskan alasan di balik aturan yang Anda terapkan. 2) Ajarkan kebajikan untuk memperkuat hati nurani dan mengarahkan perilaku. Ada enam cara untuk mengajarkan kebajikan yang mendorong berkembangnya hati nurani yang kuat, yaitu tentukan kebajikan yang paling Anda tanamkan dalam diri anak, lakukan satu kebajikan setiap bulan, ungkapkan nilai dan makna suatu kebajikan, ajarkan seperti apa bentuk dan ungkapan suatu kebajikan, doronglah agar suatu kebajikan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan beri kesempatan kepada anak mempraktikan suatu kebajikan. 3) Gunakan disiplin moral untuk membantu anak belajar membedakan benar dan salah. Langkah terakhir ini harus dilakukan, misalnya dengan 4R, yaitu respond dengan tenang dan coba lihat latar belakang tindakannya, review, kajilah mengapa tindakan itu salah, reflect, renungkan akibat tindakan tersebut, right, perbaiki tindakan salah tersebut dengan mendorong anak untuk membetulkan.27 26
Ibid., hal. 54
27
Ibid., hal. 56
30
Contoh kebajikan yang ditawarkan Borba seperti halnya karakter jujur. Kejujuran berhubungan dengan persoalan yang membicarakan tentang hubungan yang religius antara Tuhan dengan manusia. Dalam kehidupan intelektual, kejujuran mutlak diperlukan baik dalam bentuk pengakuan terhadap pemikiran orang lain maupun dalam bentuk pengakuan dan kebenaran diri pribadi. Kejujuran akan membimbing
manusia
dalam
proses
penemuan
kebenaran
dan
mengemukakan kebenaran secara objektif. Kejujuran menghindarkan timbulnya kesalahan-kesalahan yang merugikan.28 Rasulullah saw. memerintahkan setiap muslim untuk selalu jujur karena sikap jujur membawa kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan ke surga. Sebaliknya beliau melarang umatnya berbohong, karena kebohongan akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan berakhir di neraka.29 Kejujuran muncul dalam enam cara, yaitu melalui perkataan, niat, tekat, tindakan dan peralihan, berbagai taraf kesederhanaan, keberanian dan kearifan, kejujuran, dan berniat melakukan atau mengawasi jiwa dengan menjaga dan mengamatinya sesuai dengan perintah Allah swt.30 Sebagaimana diterangkan pada QS. Al Azhab ayat 8:
28
Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Islam, (t.t.p., Penerbit Erlangga, 2011), hal. 190
29
Rusmayanti, Bumikan Perilaku Terpuji, (Depok: CV Arya Duta, t.t.,), hal. 21
30
Ibid., hal. 21
31
Artinya: Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.31 Sehingga seorang muslim atau peserta didik harus selalu bersikap benar, kapan, di mana dan kepada siapa pun. Sebab dusta akan melunturkan keimanan seseorang dan menjadikan suatu kejahatan. Yang akhirnya akan menjerumuskan diri sendiri dan orang lain kepada kesengsaraan dan kebinasaan. Bentuk-bentuk kejujuran yaitu: 1) Benar perkataan, orang yang selalu berkata benar akan dikasihi oleh Allah dan dipercaya oleh masyarakat. Sebaliknya, orang yang berdusta apalagi suka berdusta, masyarakat tidak akan mempercayainya. Berkata bohong termasuk salah satu sifat orang munafik. 2) Benar pergaulan, seorang muslim akan selalu bermualah dengan sesama. Orang yang jujur jika bermualah jauh dari sifat sombong dan ria. Apabila melakukan sesuatu dilakukan karena Allah swt. dan barang siapa yang selalu bersikap jujur dalam muamalahnya maka dia akan menjadi kepercayaan masyarakat. 3) Benar kemauan, dalam mengambil keputusan, seorang muslim harus mempertimbangkan dan menilai terlebih dahulu apakah yang di perbuat itu baik dan bermanfaat. 4) Benar janji, apabila berjanji, seorang muslim akan selalu menepatinya, sekalipun dengan musuh atau anak kecil. 5) Benar kenyataan, seorang muslim akan menampilkan diri seperti keadaan yang sebenarnya.32 Jadi seorang muslim (peserta didik) dituntun berada dalam keadaan lahir, batin yang benar hati, benar perkataan, dan benar perbuatan. Agar ilmu yang dicari itu nantinya bermanfaat dan barokah.
31
Kementerian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemah...., hal. 419
32
Rusmayanti, Bumikan Perilaku..., hal. 23
32
c. Kontrol Diri Kontrol diri dapat membantu anak menahan dorongan dalam dirinya dan berpikir sebelum bertindak sehingga ia melakukan hal yang benar, dan kecil kemungkinan mengambil tindakan yang berakibat buruk. Kebajikan ini membantu anak menjadi mandiri karena ia tahu bahwa dirinya bisa mengendalikan tindakannya sendiri. Berikut ini Borba mengajukan tiga langkah penting untuk membangun kontrol diri pada anak. 1) Beri contoh kontrol diri dan jadikan hal tersebut sebagai prioritas. Ada empat kebiasaan keluarga yang dapat menumbuhkan kontrol diri, yaitu ajarkan makna dan nilai kontrol diri, tekadkan mengajarkan kontrol diri kepada diri kepada anak, buatlah motto kontrol diri dalam keluarga dan buat aturan bahwa hanya boleh bicara dalam keadaan terkontrol 2) Doronglah agar anak memotivasi diri. Ada lima cara untuk mendorong anak melakukan tugas dengan baik, yaitu ubahlah kata ganti dari “aku” menjadi “kamu”, tumbuhkan pujian internal, mintalah agar anak menghargai perbuatannya sendiri, buat jurnal keberhasilan dan buatlah sertifikat 3) Ajarkan cara mengontrol dorongan agar berpikir sebelum bertindak, ada empat strategi mengendalikan amarah agar anak dapat mengatasi situasi yang membuat strees, yaitu belajar mengungkapkan dengan kata-kata, perhatikan tanda-tanda amarah, tenangkan diri dengan berbicara dalam hati, dan ajarkan cara teknik pernapasan.33 d. Rasa Hormat Mendorong anak bersikap baik dan menghormati orang lain. Kebajikan ini mengarahkannya memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin orang lain memperlakukan dirinya sehingga mencegahnya bertindak kasar, tidak adil, dan bersikap memusuhi. Dengan ini ia akan memperhatikan hak-hak serta perasaan orang lain. 33
Marzuki, Pendidikan Karakter..., hal. 57
33
Menurut Borba ada tiga langkah untuk menumbuhkan rasa hormat pada diri anak. 1) Menunjukkan makna rasa hormat degan memberi contoh dan mengajarkannya. Untuk mengajarkan makna rasa hormat kepada anak, ada tiga cara yang bisa ditempuh, yaitu jelaskan arti rasa hormat, ajarkan pertanyaan yang berkaitan dengan tata krama, terapkan aturan yang baik 2) Mengahargai aturan dan menentang kekerasan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat anak berperilaku sopan dan bertindak dari perilaku kasar, yaitu tunjukkan mana perilaku yang tergolong kasar, jangan diladeni jika Anda diperlakukan tidak sopan, jika tetap bersikap kasar, beri ia konsekuensi, ajarkan perilaku lain untuk mengubah perilaku buruk, dan doronglah bersikap hormat. 3) Menekankan pentingnya sopan santun dan baik dalam berperilaku. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengajarkan hal tersebut kepada anak adalah tetapkan kebutuhan tata krama anak, beri contoh sopan santun yang baru kepada anak, beri kesempatan berlatih, doronglah usaa anak, dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.34 e. Kebaikan Hati Membantu
anak
menunjukkan
kepeduliannya
terhadap
kesejahteraan dan perasaan orang lain. Dengan mengembangkan kewajiban ini, ia lebih berbelas kasih terhadap orang lain, tidak memikirkan diri sendiri, serta menyadari perbuatan baik sebagai tindakan yang benar. Menurut Borba, berikut ini ada 3 langkah penting yang dapat ditempuh untuk membangun kebaikan hati anak: 1) Ajarkan makna dan nilai kebaikan hati. Untuk membantu anak memahami kebaikan hati, ada empat cara yang dapat diambil, yaitu tunjukkan contoh kebaikan hati, harapkan dan wajibkan kebaikan hati, ajarkan makna kebaikan hat, dan tunjukkan bentuk perbuatan bai 2) Tidak menoleransi kejahatan. Untuk hal ini cara-cara yang bisa ditempuh adalah jika anak berperilaku buruk, segera dihentikan dan buat anak menyadari hal itu, bantu anak berempati terhadap korban 34
Ibid., hal. 58
34
kejahatannya, carilah sikap lain untuk menggantikan sikap buruk, dan beri kesempatan anak untuk mengubah sikapnya 3) Mendorong kebaikan hati dan menunjukkan pengaruh positif. Ada tiga cara yang dapat membantu anak mempraktikan perbuatan baik, yaitu buatlah hiasan yang berbentu hati, tunjuk teman rahasia untuk berbuat baik dan buatlah pohon kebaikan.35 Contoh kebaikan yang ditawarkan Borba seperti halnya karakter tanggung jawab. Manusia yang hidup sebagai makhluk sosial, tidak bisa bebas dan terhadap semua tindakannya ia harus bertanggung jawab. Persoalan tanggung jawab Allah berfirman dalam surat Al-Qiyamah ayat 36:
Artinya : Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?36 Ayat di atas menghimbau manusia agar bertanggung jawab terhadap perbuatannya baik sikap maupun perbuatannya. Dan kelak nantinya kita akan dimintakan pertanggung jawaban baik masalah kecil maupun masalah besar. f. Toleransi Membuat anak mampu menghargai perbedaan kualitas dalam diri orang lain; membuka diri terhadap pandangan dan keyakinan baru; serta menghargai orang lain tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya, agama, kepercayaan, kemampuan, atau orientasi seksual.
35
Ibid ., hal. 59
36
Kementerian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemah..., hal. 578
35
Ada tiga langkah penting yang dapat ditempuh untuk membangun toleransi. Berikut ini tiga langkah tersebut menurut Borba: 1) Mencontohkan dan menumbuhkan toleransi. Ada enam cara mendidik anak menjadi toleran, yaitu perangi prasangka buruk Anda, tekadkan untuk mendidik anak yang toleran, jangan dengarkan komentar bernada diskriminasi, beri kesan positif tentang semua suku, doronglah anak agar banyak terlibat dengan keragaman, dan contohkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari 2) Menumbuhkan apresiasi terhadap perbedaan. Ada empat cara praktis untuk mengembangkan sikap positif anak terhadap keragaman, yaitu menerima perbedaan sejak dini, kenalkan anak terhadap keragaman, beri jawaban tegas dan sederhana terhadap pertanyaan tentang perbedaan, dan bantu anak melihat persamaaan 3) Menentang stereotip dan tidak berprasangka. Ada empat cara untuk mencegah anak berprasangka buruk dan mengajarinya menentang stereotip yaitu, tunjukkan prasangka dan stereotip, lakukan “cek percakapan” untuk menghentikan ungkapan percakapan untuk bermuatan stereotip, jangan biarkan anak terbiasa mendiskripsikan, dan tetapkan aturan.37 g. Keadilan Menuntun anak agar memperlakukan orang lain dengan baik, tidak memihak, dan adil sehingga ia mematuhi peraturan, mau bergiliran dan berbagi serta mendengar semua pihak secara terbuka sebelum memberi penilaian apa pun. ia juga terdorong untuk membela orang lain yang diperlakukan tidak adil dan menuntut agar setiap orang diperlakukan setara.38 Contoh kebaikan yang ditawarkan Borba seperti halnya karakter disiplin Banyak sekali kandungan ayat-ayat al-Qur‟an yang mengisyaratkan agar umat manusia taat, patuh dan tunduk (disiplin) pada peraturan yang ditetapkan. Begitu juga terhadap waktu yang 37
Marzuki, Pendidikan Karakter..., hal. 60
38
Ibid., hal. 60
36
mengisyaratkan adanya kewajiban untuk disiplin, seperti halnya dalam surat An-Nisa‟ ayat 103:
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.39 Kebutuhan akan kedisiplinan sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Tujuan disiplin belajar secara umum adalah menolong anak belajar hidup sebagai makhluk sosial, dan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang optimal. Pendidikan karakter akan berlangsung dengan sia-sia manakala nilai-nilainya tidak di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.40 Dari pengertian di atas tentang nilai-nilai karakter, penulis akan membahas tentang jujur, tanggung, dan disiplin yang dapat di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran: 1) Jujur Materi dan nilai yang dibelajarkan:
39
Kementerian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemah..., hal. 95
40
Fadlilah dan Khorida, Pendidikan Karakter..., hal. 189
37
a) Berbicara tidak bohong dan memperlakukan orang lain secara adil. b) Jujur terhadap diri sendiri dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral sendiri.41 2) Tanggung Jawab Materi dan nilai yang dibelajarkan: a) Dapat dipercaya dan dapat diandalkan atas suatu perbuatan atau tindakan. b) Dapat mempertanggung jawabkan semua perbuatan dan tindakan yang dilakukan.42 3) Disiplin Materi dan nilai yang dibelajarkan: a) Membiasakan diri mematuhi peraturan atau kesepakatan yang telah dibuat b) Melakukan suatu perbuatan yang baik secara ajeg.43 Berkenaan
dengan
tujuan
disiplin
sekolah,
Maman
Rachman mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan
41
Fitri, Pendidikan Karakter..., hal. 108
42
Marzuki, Pendidikan Karakter..., hal. 109
43
Fitri, Pendidikan Karakter..., hal. 108
38
kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.44 Dunia pendidikan, sangat diperlukan adanya sikap disiplin agar anak dapat diarahkan, dibimbing dan didik, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Karakter-karakter esensial akan kukuh jika didukung enam pilar penting karakter manusia. Fathul Mu‟in menyatakan keenam pilar karakter tersebut sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
Penghormatan Tanggung jawab Kesadaran berwarga negara Keadilan dan kejujuran Kepedulian dan kemauan berbagi Kepercayaan.45 Nilai-nilai karakter mulia di atas merupakan nilai-nilai
universal yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap peserta didik untuk kedepannya, baik di dalam maupun di luar sekolah. Namun demikian, mengingat pendidikan bukan semata-mata bertujuan untuk pemenuhan tuntutan tenaga kerja melainkan dan yang lebih penting justru untuk membentuk sosok manusia yang berkualitas.46
44
Ngainun Naim, Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal 147 45
Barnawi dan Mohammad Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hal. 27 46
Zulkarnain, Transformasi Niai-Nilai Pendidikan Islam Management Berorientasi Link and Match, (Bengkulu: Pustaka Pelajar, Januari 2008), hal. 64
39
Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia.47 Dalam hal ini dinyatakan di dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidian Nasional (SISDIKNAS), menegaskan kembali fungsi dan tujuan pendidikan nasional kita. Pada Pasal 3 UU ini ditegaskan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.48 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dirumuskan di atas tidak mudah, maka dalam penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung tidak saja proses pemindahan ilmu akan tetapi harus ada penanaman nilai-nilai pendidikan karakter Islam agar terjadi perbaikan karakter bangsa.
C. Urgensi dan Implikasi Teknologi Informasi Bagi Kehidupan Manusia Di zaman yang modern ini begitu banyak perubahan yang terjadi dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Itu terbukti dengan banyaknya beragam 47 48
Marzuki, Pendidikan Karakter..., hal. 3
Anwar Arifin, Memahami Baru Paradigma Baru Pendidikan Nasiona, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003) hal. 37
40
produk ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebar luas dikalangan masyarakat. Indonesia seperti dalam negara-negara yang sedang berkembang lainnya, telah membuka pintu masuknya teknologi modern, baik yang datang dari Barat maupun dari Timur.49 Menurut Rosenberg, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran telah memunculkan lima pergeseran besar, yaitu: 1. Pergeseran dari pelatihan ke penampilan 2. Pergeseran dari ruangan kelas ke ruangan maya yang dapat berlangsung kapan dan di mana saja 3. Pergeseran dari kertas ke online atau saluran 4. Pergeseran fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja 5. Pergeseran dari waktu ke siklus ke waktu nyata.50 Memang ilmu pengetahuan dan teknik dapat menjunjung martabat manusia hingga manusia menjadi tuan besar. Namun tidak boleh dilupakan bahwa teknik dapat juga membuat manusia menjadi budak.51 Keagamaan terhadap nilai-nilai yang ditawarkan oleh kebudayaan modern menimbulkan kelompok remaja haus akan perlindungan mental emosional. Ini memberikan implikasi imperatif perlunya perdampingan dalam memilah dan memilih nilai yang akan dijadikan pegangan hidup.52
49
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, Maret 2015), hal. 93 50
Asmani, Tips Efektif ..., hal. 138
51
Emile Durkheim dan Henri Bergson, Moral dan Religi, (Yogyakarta: Kanisius, 1994),
52
Ali dan Asrori, Psikologi Remaja..., hal. 34
hal.17
41
Inilah yang menjadi dasar dalam rangka membangun karakter (character building) menuju pembangunan kembali jati diri bangsa yang memiliki moral religius.53 Allah memberikan kewajiban dan larangan dalam rangka untuk melatih manusia untuk berkarakter yang benar. Lantas, jika aturan Allah dilanggar, akan sulit bagi seorang muslim menjadi manusia yang berkarakter. Internet, televisi, dan handphone (merupakan produk hasil teknologi informasi yang memberikan kontribusi besar dalam aktivitas manusia. Sehingga kita harus pandai-pandai memanfaatkan alat komunikasi tersebut dengan menggunakan sebagaimana semestinya.
D. Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi terhadap Karakter Islam (Jujur, Tanggung Jawab, dan Disiplin) Siswa Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban manusia modern, menuntut semua proses yang dijalani manusia dapat terlaksana dengan mudah, cepat dan praktis, dan mendapatkan hasil yang maksimal. Tak terkecuali peranan pokok teknologi pendidikan telah membantu keefektifan proses belajar mengajar. Namun seiring berjalannya waktu revolusi teknologi informasi mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Teknologi informasi yang baru merupakan sebuah pedang bermata ganda. Ia dapat digunakan untuk
yang baik dan buruk.54 Dalam
53
Sulalah, Pendidikan Multikultural Didaktika Nilai-Nilai Universitas Kebangsaan, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hal. 59 54
Nasution, Teknologi Komunikasi..., hal. 104
42
pengembangannya, ilmu pengetahuan dan teknologi harus sejalan dengan sunatullah. Sunatullah menghendaki adanya kelestarian, keharmonisan alam, dan kesejahteraan manusia. Berkaitan dengan sunatullah, ada tiga sifat utamanya: exact atau pasti, immutable atau tidak pernah berubah, dan objective atau tidak bias, berdasarkan fakta, dan tidak berat sebelah.55 Menurut Setiawan Dani, teknologi dapat menjadi media pengahancur umat manusia setidaknya karena tiga hal: 1. Teknologi cenderung memudahkan, bisa menjebak orang menjadi sosok yang serba instan atau manja, tidak mengahargai proses, dan mau yang serba instan. 2. Teknologi memang bisa mendekatkan yang jauh, tetapi bisa menjauhkan yang dekat. Seseorang bisa menjadi asing dilingkungan sekitar, kurang awas terhadap lingkungan sekitar, dan bisa tidak peduli dengan sekelilingnya jika terlalu intens dalam penggunaan teknologi. 3. Teknologi memicu perilaku konsumtif, orang jadi selalu mengejar produk terbaru atau membeli promo-promo yang ditawarkan internet.56 Yang perlu diingatkan, pengembangan ilmu dan teknologi itu harus sejalan dengan peningkatan ketaqwaan kepada Allah swt dan bertujuan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam semesta. Dengan kata lain, pendidikan harus mampu mengemban misi pembentukan karakter (character building) sehingga para peserta didik dan para lulusan lembaga pendidikan dapat berpartisipasi dalam mengisi pembangunan dengan baik dan berhasil tanpa meninggalkan karakter-karakter mulia.57
55
Naim, Dasar-Dasar Komunikasi..., hal. 148
56
Barnawi dan Arifin, Strategi & Kebijakan Pemebelajaran Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 14 57
Marzuki, Pendidikan Karakter..., hal. 4
43
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shaleh apabila pertemuan tersebut tidak dibangun di atas landasan iman dan takwa. Sama halnya pengembangan ilmu pengetahuan teknologi yang lepas dari keimanan dan ketakwaan, tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan bernilai kemaslahatan bagi umat manusia dan alam ligkungannya. Apabila ilmu pengetahuan teknologi tidak dikembangkan di atas dasar iman, maka yang akan muncul adalah kerusakan dan kemafsadatan bagi kehidupan umat manusia.58 Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahanperubahan yang mendasar pada struktur, operasi, dan manajemen organisasi. Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia.59 Seperti yang dijelaskan Bishop bahwa “pendidikan masa mendatang bersifat fleksibel, terbuka, dan mudah diakses tanpa memandang faktor jenis kelamin, usia, maupun pengalaman pendidikan”.60 Fenomena rusaknya karakter akan semakin cepat ketika masyarakat pengguna teknologi tidak memahami filosofi teknologi sehingga salah dalam memanfaatkan dan memandang nilai fungsi teknologi. Sehingga sangat jelas bahwa pengaruh negatif dari adanya perkembangan teknologi informasi terhadap karakter Islam siswa sangat banyak disamping dari sehingga kita 58
Mahfud, Al-Islam..., hal. 181
59
Tata Sutabri, Pengantar Teknologi Informasi, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2014), hal.
60
Ibid., hal. 126
17
44
harus pandai-pandai memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk hal yang positif.
E. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu merupakan hasil penelitian yang sudah teruji kebenarannya yang dalam penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan atau pembanding. Hasil penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah hasil penelitian dari: 1. Mohammad Nazar Arie Musyafa dengan judul “Pengaruh Perkembagan Teknologi Informasi Terhadap Akhlak Siswa Di MTs Negeri Rejotangan Tulungagung”. Berdasarka kajian terdahulu yang dilakukan oleh Mohammad Nazar Arie Musyafa memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu antara lain dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian oleh Mohammad Nazar Arie Musyafa dan Sekarang Persamaan Perbedaan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian Terdahulu Sekarang Terdahulu Sekarang 1 2 3 4 Variabel X Variabel X Tempat Tempat teknologi teknologi penelitian di penelitian di informasi informasi MTs Negeri SMK Negeri 1 Rejotangan Boyolangu Tulungagung Tulungagung Jenis Penelitian Jenis Penelitian Diterapkan pada Diterapkan pada kuantitatif kuantitatif siswa kelas VIII siswa kelas X Sumber data Sumber data Variabel Y Variabel Y berasal dari berasal dari akhlak (Sikap
Bersambung...
45
Lanjutan tabel 2. 1 Angket
2 angket
3 dan Perilaku)
4 karakter Islam (jujur, Tanggung Jawab, dan Disiplin) Pengambilan sampel mengguna-kan teknik random sampling
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sample Analisis datanya dengan menggunakan Analisis korelasi product datanya dengan moment menggunakan regresi sederhana
2. Qodrin Nurfahmi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Pembelajaran Berbasis Internet Terhadap Minat Belajar PAI Siswa Kelas VIII SMPN 30 Semarang”. Berdasarka kajian terdahulu yang dilakukan oleh Qodrin Nurfahmi memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu antara lain dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2.2 Perbedaan dan Persamaan Penelitian oleh Qodrin Nurfahmi dan Sekarang Penelitian Terdahulu 1 Variabel teknologi informasi
Penelitian Penelitian Penelitian Sekarang Terdahulu Sekarang 2 3 4 X Variabel X Tempat Tempat teknologi penelitian di penelitian di informasi SMPN 30 SMK Negeri 1 Semarang Boyolangu Tulungagung Jenis Penelitian Jenis Diterapkan pada Diterapkan pada kuantitatif Penelitian siswa kelas VIII siswa kelas X kuantitatif
Bersambung...
46
Lanjutan tabel 2.2 1 2 3 Sumber data Sumber data Variabel berasal dari angket berasal dari minat angket
4 Y Variabel Y karakter Islam (jujur, Tanggung Jawab, dan Disiplin) Analisis datanya Analisis Pengambilan Pengambilan datanya dengan sampel sampel dengan menggunakan menggunakan mengguna-kan menggunakanalisis regresi teknik simple teknik random an regresi satu predictor random sampling sederhana sampling
3. Mohammad Dian Fajri dengan judul “Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan Konsultan Perencana Di Surakarta”. Berdasarkan kajian terdahulu yang dilakukan oleh Mohammad Dian Fajri memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu antara lain dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2.3 Perbedaan dan Persamaan Penelitian oleh Mohammad Dian Fajri dan Sekarang Persamaan Perbedaan Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian Terdahulu Sekarang Terdahulu Sekarang 1 2 3 4 Variabel X Variabel X Tempat Tempat teknologi teknologi penelitian di penelitian di informasi informasi Perusahaan SMK Negeri 1 (Sosial, Affect, Surakarta Boyolangu Kesesuaian Tulungagung Tugas, Konsekuensi jangka panjang, kondisi yang memfasilitasi, kompleksitas
Bersambung...
47
Lanjutan tabel 2.3 1
2
3
4
Jenis Penelitian Jenis Penelitian Diterapkan pada Diterapkan pada kuantitatif kuantitatif karyawan siswa kelas X konsultan perencana Sumber data Sumber data Variabel Y Y berasal dari berasal dari Variabel karakter Islam angket angket kinerja (jujur, karyawan Tanggung Jawab, dan Disiplin) Pengambilan Pengambilan Analisis Analisis sampel sampel datanya dengan menggunakan menggunakan datanya dengan menggunakan teknik random teknik random menggunakan regresi sampling sampling linear berganda sederhana
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian dengan judul “Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Karakter Islam Siswa Kelas X Di SMKN 1 Boyolangu Tulungagung” berbeda dan masih ada kesempatan untuk melakukan penelitian.
F. Kerangka Berfikir Penelitian Berdasarkan uraian tersebut di atas serta judul penelitian “Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Karakter Islam Siswa SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung”. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
48
Jujur
Teknologi Informasi
Tanggung Jawab
Karakter Islam
Disiplin
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Keterangan: : Garis Parsial : Garis Simultan Banyak faktor yang dianggap mempengaruhi Teknologi Informasi, dalam hal ini adalah jujur, tanggung jawab, dan disiplin siswa. Seperti bagan yang telah peneliti gambarkan di atas. Dari uraian diatas dimungkinkan adanya pengaruh signifikan antara teknologi informasi terhadap karakter Islam siswa.
G. Hipotesis Penelitian Dari kerangka teori dan kajian pustaka maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Teknologi Informasi terhadap Karakter Islam (Jujur) siswa kelas X di SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung.
49
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Teknologi Informasi terhadap Karakter Islam (Tanggung Jawab) siswa kelas X di SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung. 3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Teknologi Informasi terhadap Karakter Islam (Disiplin) siswa kelas X di SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung. 4. Ada pengaruh bersama-sama yang positif dan signifikan antara Teknologi Informasi terhadap Karakter Islam (Jujur, Tanggung Jawab, dan Disiplin) siswa kelas X di SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung.