BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Investasi Pada Pasar Modal
2.1.1. Investasi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi. Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
6
7
2.1.1.1 Investasi Ekuitas Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari dividen dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru (suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko lebih besar dari pada investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di bursa dilakukan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi portfolio investasi internasional. •
Tingkat pajak atas bunga atau dividen. Investor biasanya memilih untuk berinvestasi di negara yang memiliki pajak atas pendapatan bunga atau dividen
yang
relatif
rendah.
Investor
memperhitungkan
potensi
pendapatan setelah pajak dari investasi di pasar sekuritas asing. •
Suku bunga. Portfolio investasi dapat dipengaruhi suku bunga. Modal cenderung mengalir ke negara yang memiliki suku bunga yang tinggi, selama mata uang negara tersebut tidak cenderung melemah.
•
Nilai tukar mata uang. Ketika investor berinvestasi di pasar asing, tingkat laba mereka dipengaruhi oleh perubahan nilai dari sekuritas dan perubahan nilai dari mata uang yang menjadi dasar sekuritas tersebut. Jika mata uang negara asalnya cenderung menguat, investor asing akan tertarik
8
untuk berinvestasi di sekuritas negara asalnya yang diuntungkan dari pergerakan mata uang tersebut. Sebaliknya, jika mata uang negara asalnya cenderung melemah, investor asing memutuskan untuk membeli sekuritas di negara lain. Dalam periode seperti 2003, investor Amerika Serikat yang berinvestasi dalam mata uang asing, diuntungkan dari perubahan nilai tukar mata uang. Karena mata yang asing menguat terhadap dollar sepanjang waktu, sekuritas asing akan dapat diuangkan pada jumlah dollar yang lebih banyak ketika dijual pada akhir tahun.
2.1.2. Tingkat Laba Dalam bidang keuangan, tingkat laba, atau laba atas investasi merupakan rasio uang yang didapat atau hilang pada sebuah investasi dengan jumlah uang yang diinvestasikan. Jumlah uang yang didapat atau hilang pada sebuah investasi relatif kepada jumlah uang yang diinvestasikan. Jumlah uang yang didapat atau hilang seringkali disebut juga bunga atau laba/rugi. Jumlah uang yang diinvestasikan dapat berupa asset, modal, atau biaya investasi. Tingkat laba biasanya lebih sering disajikan dalam bentuk persentase daripada bentuk desimal.
2.1.2.1 Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya
9
investor membeli saham IBM dengan harga per saham US$ 80 kemudian menjualnya dengan harga US$ 100 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar US$ 20 untuk setiap saham yang dijualnya
2.1.2.2 Dividen Dividen merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh anggota koperasi. Ditegaskan pula bahwa termasuk dalam pengertian dividen juga adalah: 1) pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dan dalam bentuk apapun; 2) pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor; 3) pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham; 4)
pembagian laba dalam bentuk saham;
5)
pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran;
6)
jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan;
7)
pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika
10
dalam tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran kembali itu adalah akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang dilakukan secara sah; 8)
pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima sebagai penebusan tanda-tanda laba tersebut;
9)
bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;
10) bagian laba yang diterima oleh pemegang polis; 11) pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi; 12) pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang
dibebankan sebagai biaya perusahaan.
2.1.3. Pasar Modal & Bursa Efek Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti obligasi dan efek. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek atau saham perusahaan serta obligasi pemerintah. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalah jaringan
11
elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham didukung faktor-faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, mempengaruhi harga saham (lihat penilaian saham). Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam ini dinamakan "off exchange".
2.1.3.1 Saham Saham biasanya menunjuk kepada bagian pemilikan sebuah perusahaan. Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek via broker. Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara: •
Meningkatnya nilai kapital (capital gain).
•
Mendapatkan dividen. Harga saham, bisa naik atau pun turun, seiring dengan situasi dan kondisi
yang ada.
12
2.1.3.2 Indeks Pasar Saham Indeks pasar saham adalah pendaftaran saham, dan sebuah statistik menggambarkan harga komposit dari komponennya. Dia digunakan sebagai alat untuk mewakilkan karakteristik dari saham komponennya, semuanya memiliki kesamaan seperti perdagangan di pasar saham yang sama, merupakan bagian dari industri sejenis, atau memiliki kapitalisasi pasar yang mirip. Banyak index dibuat berdasarkan berita atau jasa finansial digunakan untuk mengukur performa portofolio seperti reksadana.
2.1.3.2.1. S&P 500 Standard & Poor’s atau juga dikenal dengan sebutan (S&P) adalah merupakan salah satu anak perusahaan dari McGraw-Hill yang merupakan perusahaan pemeringkat atas saham dan obligasi, yang merupakan salah satu dari 3 perusahaan besar dalam industri pemeringkatan efek bersama Moody's dan Fitch Ratings. Salah satu produknya yang dikenal secara luas adalah pemeringkatan atas 500 saham di Amerika yang dikenal dengan nama S&P 500, dan pemeringkatan 200 saham di Australia yang dikenal dengan nama indeks harga saham gabungan S&P/ASX 200 dan pemeringkatan di Kanada yang dikenal dengan nama S&P/TSX. S&P 500 adalah sebuah indeks yang terdiri dari saham 500 perusahaan dengan modal-besar, kebanyakan berasal dari Amerika Serikat. Indeks ini merupakan indeks
13
paling terkenal yang dimiliki dan dirawat oleh Standard & Poor’s, sebuah divisi dari McGraw-Hill. Seluruh saham yang terdaftar dalam indeks ini adalah perusahaan publik besar dan diperdagangkan di bursa saham utama di AS seperti Bursa Saham New York dan Nasdaq. Setelah Dow Jones Industrial Average, S&P 500 adalah indeks yang paling banyak diperhatikan. Banyak dana indeks dan dana exchange-traded melacak performa S&P 500 dengan memegang saham yang sama dengan indeks tersebut. Karena itu, sebuah perusahaan yang sahamnya dimasukkan ke dalam daftar ini, harga saham perusahaan tersebut akan meningkat.
2.2.
Ekonomi Makro
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
14
2.2.1. Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum dan nilai dari uang mengalami penurunan. Inflasi menurut sebabnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu : ( McTaggart, p664) 1. Demand-pull inflation Inflasi yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan jumlah uang beredar, peningkatan belanja negara, peningkatan harga barang domestik terhadap barang impor. 2. Cost-push inflation Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya. Inflasi jenis ini biasanya disebabkan oleh dua hal, yaitu kenaikan tingkat upah dan kenaikan harga bahan baku produksi. Mengenai hubungan antara inflasi dan tingkat laba dari investasi saham, penelitian Brandt and Wang (2003) mengatakan “The first hypothesis is that, inflation, or the monetary authority's responses to inflation, damages the real economy, and in particular, the profitability of the corporate sector. In this case, the growth rate of real dividends declines in response to inflation, driving up the dividend yield. The second hypothesis is that inflation makes investors more risk averse, driving up the equity premium, and thus the real discount rate”.
2.2.1.1 Indeks Harga Konsumen Indeks harga konsumen (IHK) (bahasa Inggris: consumer price index) adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi
15
oleh rumah tangga (household). IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. Untuk memperkirakan nilai IHK di masa depan, ekonom menggunakan indeks harga produsen, yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuat produknya.
2.2.2. Suku Bunga Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat di masa depan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga". Suku bunga adalah presentase yield pada sekuritas keuangan seperti obligasi dan saham. Suku bunga juga dapat diartikan sebagai jumlah yang diterima oleh pihak yang meminjamkan dan dibayarkan oleh peminjam dalam bentuk presentase dari jumlah pinjaman (McTaggart 2003, p569). Suku
bunga
mempengaruhi
keputusan
individu
terhadap
pilihan
membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran.
16
Suku bunga dibedakan menjadi dua : (McTaggart 2003, p571) 1. Suku bunga nominal Suku bunga yang dipakai dalam transaksi sehari-hari dan dimuat di surat kabar. 2. Suku bunga riil Suku bunga nominal yang telah dikurangi inflasi.
2.2.3. Nilai Tukar Mata Uang (Exchange Rate) Nilai Tukar mata uang merupakan ukuran nilai dari satu mata uang dalam unit terhadap mata uang lain. Amerika Serikat yang menganut sistem kurs bebas mengambang (floating exchange rate), nilai mata uangnya akan berubah sesuai dengan kondisi pasar uang. Artinya nilai tukar bergantung kepada permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran terhadap suatu mata uang dipengaruhi oleh lima faktor: (Madura 2005, p111) 1. Inflasi Inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, sehingga dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang. Bila inflasi di dalam negeri lebih tinggi dibandingkan negara lain, maka barang impor akan menjadi lebih murah, sehingga permintaan akan barang impor meningkat. Permintaan terhadap mata uang asing juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya impor, sehingga menyebabkan mata uang dalam negeri terdepresiasi.
17
2. Suku Bunga Kenaikan suku bunga dalam negeri akan mengakibatkan aliran modal masuk, sehingga penwaran mata uang asing akan naik. Sebaliknya jika suku bunga diluar negeri lebih tinggi daripada suku bunga di dalam negeri, maka akan terjadi aliran modal keluar yang menyebabkan naiknya permintaan mata uang asing, sehingga nilai tukar mata uang dalam negeri akan terdepresiasi. 3. Tingkat Pendapatan Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap negara lain), memperbesar kemungkinan untuk melakukan impor yang berarti permintaan mata uang asing makin meningkat yang pada akhirnya akan mengakibatkan depresiasi mata uang dalam negeri. 4. Kebijakan Pemerintah Pemerintah dapat mempengaruhi nilai tukar mata uangnya dengan beberapa cara, antara lain dengan merubah kebijakan perdagangan dengan negara lain, melakukan intervensi di pasar uang. Merubah variabel makro seperti tingkat suku bunga. Contohnya adalah Jepang yang sering melakukan intervensi untuk memperlemah nilai tukar Yen agar harga barang ekspornya dapat lebih bersaing. 5. Ekspektasi Pasar mata uang sangat terpengaruh oleh faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap masa depan. Contohnya adalah ekspektasi bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga membuat dolar Amerika menguat. Mengenai hubungan antara nilai tukar mata uang dan tingkat laba investasi saham, penelitian Desislava Dimitrova, The College of Wooster (2005) mengatakan
18
“I find support for the hypothesis that a depreciation of the currency may depress the stock market—the stock market will react with a less than one percent decline to a one percent depreciation of the exchange rate. This also implies that an appreciating exchange rate boosts the stock market”.
2.2.4. Harga Minyak Dunia Referensi harga minyak biasanya mengacu kepada harga WTI/Light Crude yang dipedagangkan di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman di Cushing, Oklahoma atau harga Brent yang diperdagangkan di Intercontinental Exchange (ICE, dimana International Petroleum Exchange didirikan) untuk pengiriman di Sullom Voe. Brent crude merupakan klasifikasi terbesar dari minyak yang terdiri dari Brent Crude, Brent Sweet Light Crude, Oseberg dan Forties. Brent Crude dihasilkan dari Lautan bumi bagian utara. Produsen minyak Brent Crude juga dikenal sebagai Brent Blend, London Brent dan Brent petroleum. Brent Curude digunakan untuk menentukan harga dua pertiga dari minyak mentah yang diperdagangkan didunia. Harga satu barrel (setara kurang lebih 159 liter) minyak tergantung pada grade (ditentukan oleh faktor seperti specific gravity atau API dan kandungan sulfurnya) dan lokasinya. Sebagian besar minyak diperdagangkan bukan di bursa, tetapi pada over-the-counter basis, biasanya dengan referensi marker crude oil grade yang harganya mengacu kepada agen harga seperti Argus Media Ltd dan Platts. Tolak ukur lainnya adalah Dubai, Tapis, dan OPEC.
19
Permintaan akan minyak sangat tergantung pada kondisi ekonomi makro global, yang juga merupakan faktor penentu harga. Beberapa ekonom menyatakan bahwa tingginya harga minyak memiliki dampak negatif kepada pertumbuhan global. OPEC, yang terdiri dari Algeria, Angola, Ekuador, Indonesia, Iran, Irak, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Arab Saudi, United Emirat Arab, dan Venezuela, dibentuk untuk menentukan harga minyak pada tingkat yang paling menguntungkan bagi seluruh anggotanya, yang menurut beberapa pengamat merupakan kartel. Mengenai hubungan antara Harga Minyak Dunia dan tingkat laba dari investasi saham, penelitian Perry Sadorsky tahun 1999 mengatakan “Results from a vector autoregression show that oil prices and oil price volatility both play important roles in affecting real stock returns. There is evidence that oil price dynamics have changed. After 1986, oil price movements explain a larger fraction of the forecast error variance in real stock returns than do interest rates. There is also evidence that oil price volatility shocks have asymmetric effects on the economy”
2.2.5. Pajak Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang "pajak" yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah : Menurut Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang
20
langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat. Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang
21
menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdsarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak.