13
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU
A.
Agency Theory ( Teori Keagenan) Dalam mengkaitkan antara struktur kepemilikan dengan kinerja bank,terdapat satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari pencapaian sasaran organisasi bank serta kinerjanya, yaitu manajemen atau pengurus bank. Pencapaian tujuan dan kinerja bank tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri.Sehubungan dengan hal tersebut, hubungan antara manajemen suatu bank dengan pemilik bank akan dituangkan dalam suatu kontrak (performance contract). Hubungan kontrak antara pemilik dan manajemen tersebut sejalan denganAgency Theory (Jensendan Meckling, 1976)5. Ada tiga asumsi yang melandasi teori keagenan yaitu asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi 1.
Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempuyai sifat mementingkan diri sendiri, memiliki keterbatasan rasional (bounded rationality) dan tidak menyukai resiko.
2.
Asumsi keorganisasian menekankan tentang adanya konflik antara anggota.
5
Jensen M.C. W.H.Meckling, Theory of The Firm: Managerial Behavior Agency Cost and Ownership Structure”, 1976, Journal of Fianancial Economics 3, p.305-360
13
14
organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya asimetri informasi antara principal dan agent. 3.
Asumsi informasi mengemukakan bahwa informasi dianggap sebagai komoditi yang dapat dijualbelikan. Corporate Governance sebagai efektivitas mekanisme yang bertujuan
meminimalisasi konflik keagenan, dengan penekanan khusus pada mekanisme legal yang mencegah dilakukannya eksproriarsi atas pemegang saham baik mayoritas maupun minoritas.Corporate Governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate Governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja.6 B.
Pengertian Good Corporate Governance Menurut Bank Dunia (World Bank)menjelaskan bahwa Good Corporate Governance sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kineja sumber-sumber perusahaan untuk guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.7
6
Oktapiyani Desi, Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Likuiditas Perbankan Nasional, Semarang: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro , 2009 7
Muh. Arief Effendi, “The Good Corporate Gorvernance“Teori dan Implementasi, Edisi Pertama (Jakarta : Salemba Empat , 2009), p. 12
15
Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem tatakelola perusahaan yang berisi perangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan,serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya dalam kaitannya dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain, suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah (value added)
bagi
semua
pihak yang
berkepentingan (stakeholders). Di Indonesia Peraturan tentang Good Corporate Governance diatur sesuai peraturan BI No.8/4/PBI/2006. Jika pelaksanaan Good Corporate Governance tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka seluruh proses aktivitas perusahaan akan berjalan dengan baik, sehingga hal-halyang berkaitan dengan kinerja perusahaan baikyang sifatnya kinerja finansial maupun non finansial akan juga turut membaik.8 Prinsip-prinsip Dasar dan Best Practices Good Corporate Governance IICG,2001 mengungkapkan beberapa prinsip pelaksanaan Good Corporate Governance yang berlaku secarai nternasional sebagai berikut: 1.
Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi de ngan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan perusahaan, danturut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan,
8
Brown,Lawrence,and J.,Caylor,”CorporateGovernanceandFirm Accounting Research Colloquium15th, Desember), 2004
Performance”
(Boston:
16
2.
Perlakuan samaterhadap pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).
3.
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerjasama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kesejahteraan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan.
4.
Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan (stakeholders).
5.
Tanggung jawab pengurus manajemen, pengawasan manajemen, serta pertanggung jawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham. Salah satu pilar penting dalam Good Corporate Covernance di perbankan adalah komitmen penuh dari seluruh jajaran pengurus bank hingga pegawai yang terendah untuk melaksanakan ketentuan tersebut. Maka dari itu seluruh karyawan wajib untuk menjunjung tinggi prinsip Good Corporate Governance.Dalam penerapannya, OECD menyusun prinsipprinsip yang mengatur Good Corporate Governance, diantaranya: seperti Transparency, Accountability, Responsibility,Independency dan Fairness atau sering kita kenal denga istilah TARIF seperti halnya sebagai berikut:
17
1.
Transparency (Transparansi) Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan
2.
Accountablity (Akuntabilitas) Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3.
Responsibility (Pertanggungjawaban) Adanya kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan bank terhadap prinsip korporasi yang sehat seta peraturan perundangan yang berlaku.
4.
Independency (Independensi) Pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihakmanapun.
5.
Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran) Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa semua pihak baik pemegang saham minoritas maupun asing harus diperlakukan sama atau setara. Luas pengungkapan Corporate Governance diukur dengan indeks
pengungkapan Corporate Governance sebagai standar untuk mengukur tingkat pengungkapan Corporate Governance pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan untuk mengukur
18
indeks yang telah dibentuk tersebut adalah dengan mengaplikasikan indeks tidak tertimbang dengan nilai dikotomis, yaitu nilai 1 untuk setiap item yang diungkapkan serta 0 untuk item yang tidak diungkapkan. Dengan mengaplikasi indeks
tertimbang
menggunakan
nilai
dikotomis
dapat
memudahkan
pemberiaan skor akhir indeks pengungkapan Corporate Governance.Tabel pengungkapan yang digunakan untuk mengukur indeks pengungkapan Corporate Governance dikembangkan oleh Safitri (2008) dalam Kusumawati (20089. yang bersumber dari Keputusan BAPEPAM-LK No.KEP-134/BL/2006 dan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia (KNKG, 2006)10. Tabel 2.1 Penilaian Good Corporate Governance No.
Keterangan
Nilai Ada
Tidak ada
Transparency
1
0
2
Accountability
1
0
3
Responsibility
1
0
4
Independency
1
0
5
Fairness
1
0
1
9
Kusumawati,E.R, Penerapan Pendekatan Problem Posing untuk MeningkatkanPrestasi Belajar Fisika dan Kemampuan Berfikir (Thinking Skill) Siswa SMAN 7 Malang Kelas XI Pokok Bahasan Fluida Statik. Skripsi tidak diterbitkan.Malang.Universitas Negeri Malang.2008. 10 Komite Nasional Kebijakan Governance.Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.Jakarta.2006 .www.governance-indonesia.or.id
19
Jumlah nilai maksimal
5
Sumber : KNKG 2006 Indeks pengungkapan Corporate Governance pada laporan tahunan perusahaan dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Bhuiyan dan Biswas, 2007)11 IPCG
C.
Pengertian Profitabilitas Profitabilitas
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu atau kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu atau bias juga diartikan, Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yangakan menjadi dasar pembagian deviden perusahaan.Selain dari itu, profitabilitas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penjualan barang atau jasa yang diproduksinya. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.Dari pendapat tersebut dapat 11
Bhuiyan, Md Hamid Ullah and P.K. Biswas, “Corporate Governance and Reporting: An Empirical Study of The Listed Companies in Bangladesh”, Journal of Business Studies, Vol. XXVIII, No. 1.2007.www.ssrn.com
20
disimpulkan bahwa analisis rasio adalah suatu cara dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan dari hasil usahanya dengan menghubungkan antara laporan keuangan yang satu dengan yang lain, jadi harus ada dua laporan keuangan misalnya membandingkan laba yang ada pada laporan laba-rugi dan modal yang ada di neraca. Harahap mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai gambaran kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada.12 1.
Rasio-Rasio Profitabilitas Berikut ini dijelaskan definisi mengenai rasio profitabilitas dari beberapa sumber, yaitu: Menurut Harahap definisi rasio profitabilitas adalah:“Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti: kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya13 Menurut Kasmir mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai berikut: “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuangan.Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan”.14
12
Harahap S Sofyan, Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi1,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), p.309 13 Ibid, p.304 14 Kasmir, SE, MM, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta : PT.RajaGrafindo
Persada, 2008), P.196
21
Beberapa Indikator untuk mengukur rasio profitabilitas menurut diantaranya yaitu: gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return in investment, dan return on equity. a.)
Gross Profit Margin Gross Profit Margin adalah persentase dari sisa hasil penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan.
Penjualan – Harga Pokok Penjualan GPM
X 100% Penjualan
b)
Operating Profit Margin Operating Profit Margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh dari tiap penjualan sebelum dikirangi dengan biaya bunga
HPP+By Penjualan + By Administrasi OPM X 100% Penjualan Bersih dan pajak, pada umumnya semakin tinggi Operating Profit Margin semakin disukai oleh perusahaan. c. )
Net Profit Margin Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong dengan pajak.Semakin besar Net Profit Margin
22
maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Intinya Net Profit Margin mengukur persentase dari penjualan setelah dikurangi dengan seluruh biayabiaya. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik profit perusahaannya.
Laba Bersih NPM
X 100% Penjualan
d.) Return On Assets (ROA) Return On Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktivitas manajemen.15Return On Asset menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total aset-aset.(Keown, Martin, Petty, dan Scott JR, 2004:77)16Return On Assets mengukur keseluruhan efisiensi manajeman dalam meningkatkan profitabilitas
15
Ibid,P.211
16
Keown J Arthur, John D Martin, J William Petty & David F Scoot,Jr. Manajemen Keuangan (prinsip dan penerapan). Cetakan Pertama.Edisi10. Jilid 1.PT Indeks, 2004, P.77
23
perusahaan melalui aset yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini maka perusahaan semakin baik.
Laba bersih ROA
X 100% Total Aktiva
e. ) Return On Equity (ROE) Return On Equity adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan modalnya untuk memperoleh laba. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya nilai ROE adalah sebagai berikut (Brigham and Houston, 2006:115):17
Laba Bersih ROE
X 100% Total Ekuitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.Pemilik bank lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah rasio ini banyak diamati oleh 17
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joul F, Fundamentals of Financial Management, Dasardasar Manajemen Keuangan (Jakarta : Salemba Empat, 2006), P.115
24
para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan.Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dan bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. D.
Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan18 Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan melihat seberapa besar asset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki perusahaan ini menggambarkan hak & kewajiban serta permodalan perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan rumus total asset untuk pengukuran ukuran perusahaan dilihat dari asetnya.
18
Dahlia & Siregar, Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan(studi empiris pada perusahaan yang tercatatdi bursa efek Indonesia pada tahun 2005 dan 2006).Simposium Nasional Akuntansi 11.2008
25
TAt1 - TAt-1 ∆ Total Aset ( TA)t
X 100% TAt-1
Darmawati menyatakan bahwa perusahaan besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yanglebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar.19Perusahaan dengan aset besar biasanya akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangannya.Perusahaan diharapkan akan selalu berusaha menjaga stabilitas kinerja keuangan mereka, besar kecilnya (ukuran) perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar pula. Dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif, yang berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti dengan kenaikkan struktur modal.
19
Darmawati,Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan (Denpasar :Simposium Nasional Akuntansi VII), 2004.
26
E.
Pengertian Kinerja Perusahaan Menurut Hastuti Kinerja Perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen.Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi darikeputusan yang dibuat dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.20 Dalam Penelitian ini penulis menggunakan CAMEL ( Capital, Asset, Manajemen, Earning, Liquidity) untuk mengetahui kinerja perusahaan Perbankan apakah perbankan itu sehat atau tidak. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya.Efektifitas terjadi apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu (Hanafi,2003: 69). Dalam bukunya Halim (2003: 17) yang berjudul “Analisis Investasi ” menyebutkan bahwa ide dasar dari pendekatan fundamental ini
20
Hastuti, Theresia Dwi, Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. IAI, 2005 .
27
adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. 21 Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham . Sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut. F.
Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen 1.
Pengaruh Good Corporate Government terhadap Kinerja Perusahaan Good Corporate Governance
sangat berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan karena jika pelaksanaan Good Corporate Governance tersebut sesuai dengan prinsip-prinsipnya yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, Fairnees (TARIF), maka proses kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien, dan seluruh proses aktivitas perusahaan akan berjalan dengan baik, sehingga hal-halyang berkaitan dengan kinerja perusahaan baikyang sifatnya kinerja finansial maupun non finansial akan juga turut membaik. 2.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh keuntungan (profit). Tercapainya tujuan tersebut
21
Halim, Analisis Investasi ( Jakarta: salemba empat, 2003), P.69
28
ditentukan oleh kinerja yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.Oleh karena itu salah satu tujuan perusahaan adalah bagaimana mencapai keuntungan sehingga nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Kemampuan perusahaan untuk mencapai laba ini merupakan bagian dari kinerja perusahaan. 3.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Salah satu yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan adalah ukuran perusahaan
karena
semakin
besar
ukuran
perusahaan
maka
mengindikasikan perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) yang menunjukkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Memiliki jumlah anggota dewan komisaris yang sedikit sehingga dapat
memudahkan
koordinasi
dalam
menjalankan
fungsinya,
pelaksanaan tugas yang baik oleh komisaris independen, kemandirian (independency) komite audit untuk menghasilkan kinerja yang baik dalam mendeteksi kecurangan dan hal-hal yang berpotensi menghasilkan resiko, memiliki struktur kepemilikan yang terkonsentrasi sehingga akan memudahkan pengendalian serta mengurangi konflik kepentingan, dan memiliki ukuran perusahaan yang besar secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
29
G.
Penelitian Terdahulu 1.
Hastuti (2005) meneliti Hubungan antara GCG dan Struktur kepemilikan dengan Kinerja keuangan. Hasil penelitian menunjukan (1) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahan, (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja keuangan, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan
2.
Sekaredi (2011), Penelitian mengenai Hubungan antara Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan, penelitian dilakukan dengan metode purposive sample. Penelitian ini menggunakan hasil survey IICG dan majalah SWA tentang implementasi GCG dalam perusahaan tahun 2001 dan 2002 yaitu CGPI (Corporate Governance Perception Index) sebagai proksi variabel Corporate Governance. Sedangkan kinerja perusahaan diproksi dengan kinerja keuangan (Return on Equity/ROE) dan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Corporate Governance secara statistik signifikan mempengaruhiROE namun tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
3.
Vivi Arfah Putri Armildar,2012 tentang Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja perusahaan Perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), khususnya pada perusahaan PT. Bank Mega, cabang metro dan PT. Bank Mega cabeng veteran. Menunjukan bahwa GCG yang paling dominan berpengaruh terhadap
30
kinerja perusahaan pada PT. Bank Mega cabang metro dan PT. Bank Mega cabang veteran adalah kewajaran, alasannya karena memiliki koefisiin beta terbesar dari variable lainnya serta memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari nilai standar. 4.
Eka SusiyantiPurba, 2010 tentang Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja keuangan perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel skor penerapan Good Corporate Governance digunakan sebagai indikator Good Corporate Governance, sedangkan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), CAR, LDR, NIM, ROA, dan ROE digunakan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan serta pengujian hipotesis menggunakan metode statistik melalui analisis regresi sederhana didapatkan hasil bahwa struktur
Good
Corporate
Governnace
pada
perusahaan
tidak
mempengaruhi CAR, LDR, NIM, dan ROA secara signifikan sebagai kinerja
keuangan
perusahaan,
sedangkan
pada
BOPO
dan
ROEberpengaruh sognifikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. 5.
Deni Darmawati dkk. (2004) tentang Hubungan Corporate Governance dan Kinerja perusahaan. Dengan pengujian menggunakan regresi berganda diketahui hasil dari analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Good Corporate Governance dan tobin Q .tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara Good Corporate Governance dan ROE. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Good
31
Corporate Governance mempengaruhi kinerja operasional, tetapi pasar tidak dapat merespon pelaksanaa Corporate Governance perusahaan dengan segera. Tabel 2.2Hasil Riset Penelitian Terdahulu Judul dan Tahun Nama Peneliti Hastuti
Penelitian
Hasil Penelitian
Hubungan antara GCG Hasil penelitian menunjukan (1) tidak dan Struktur
terdapat hubungan yang signifikan
kepemilikan dengan
antara struktur kepemilikan dengan
Kinerja keuangan,2005
kinerja perusahan, (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja keuangan, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.
Sekaredi
Hubungan antara Good
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Corporate Governance, variabel Corporate Governance Ukuran Perusahaan
secara statistik signifikan
terhadap Kinerja
mempengaruhi ROE namun tidak
Perusahaan, 2011
mempengaruhi nilai perusahaan
32
Judul dan Tahun Nama Peneliti
Penelitian
Vivi Arfah Putri
Pengaruh Good
Armildar
Corporate Governance
yang paling dominan
(GCG) terhadap
berpengaruh terhadap kinerja
Kinerja perusahaan
perusahaan pada PT. Bank
Perbankan yang
Mega cabang metro dan PT.
terdaftar pada Bursa
Bank Mega cabang veteran
Efek Indonesia (BEI),
adalah kewajaran, alasannya
khususnya pada
karena memiliki koefisien
perusahaan PT. Bank
beta terbesar dari variable
Mega, cabang metro
lainnya serta memiliki nilai
dan PT. Bank Mega
probabilitas yang lebih kecil
cabeng veteran, 2012
dari nilai standar
Analisis Pengaruh
Menunjukan bahwa struktur
Good Corporate
Good Corporate Governnace
Governance terhadap
pada perusahaan tidak
Kinerja keuangan
mempengaruhi CAR, LDR,
perusahaan Perbankan
NIM, danROA secara
yang terdaftar di Bursa
signifikan sebagai kinerja
Eka Susiyanti Purba
Hasil Penelitian Menunjukan bahwa GCG
33
Efek Jakarta, 2010.
keuangan perusahaan, sedangkan pada BOPO dan ROE berpengaruh signifikan sebagai kinerja keuangan perusahaan.
Hubungan Corporate Menunjukan tidak ada Deni Darmawati dkk.
Governance dan Kinerja perusahaan.
hubungan yang signifikan antara Good Corporate Governance dan tobin Q .tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara Good CorporateGovernance danROE. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Good corporate Governance mempengaruhi kinerja operasional, tetapi pasar tidak dapat merespon pelaksanaa Corporate Governance perusahaan dengan segera.
34
H.
Kerangka Pemikiran Teoritis dan Kerangka Penelitian 1.
Kerangka Pemikiran Teoritis Paradigma ganda dengan tiga variable independen (X) dan satu variable dependen (Y). Untuk mencari hubungan X dan Y menggunakan teknik korelasi.
GCG (X1)
ROE (X2)
Kinerja Perusahaan (Y)
Ln-Total Aset (X3)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.
Kerangka Pemikiran Penelitian Data tersebut dianalisis dengan menggunakan regresi untuk mengetahui apakah variable independen ( Good Corporate Governance ) secara parsial dan simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen ( Kinerja Perusahaan). Analisa pengaruh diharapkan
35
menjadi Feed Back dalam pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan perbankan tersebut.Skema kerangka penelitianya sebagai berikut.
36
INVESTOR
Feed Back
BEI
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN 2009-2012
IPCG X1
Kinerja Perusahaan CAMEL(Y)
ROE X2
Ln-Total Asset X3
ANALISIS REGRESI
HASIL
KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 2.2 Kerangka Penelitian
37
I.
Hipotesis Penelitian Hipotesis yang dapat penulis buat adalah sebagai berikut : H1:
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Good Corporate Governance (IPCG) terhadap CAMEL Perusahaan Perbankan.
H2:
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Profitabilitas (ROE) terhadap CAMEL Perusahaan Perbankan.
H3:
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Ukuran perusahaan (LnTotal Aset) terhadap CAMELPerusahaan Perbankan.
H4:
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Good Corporate Governance (IPCG), Profitabilitas (ROE), dan Ukuran Perusahaan (LnTotal Aset) terhadap CAMEL Perusahaan Perbankan secara simultan.