12
BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini menjelaskan beberapa konsep atau teori yang terkait dengan penelitian tentang kemampuan guru dalam menentukan indikator dengan menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO) ranah kognitif pada taksonomi Bloom Sekolah Menengah Pertama (SMP) Se Kota Salatiga, Jawa Tengah. 2.1.
Kompetensi Guru Kompetensi yang harus dikuasai seorang guru Sekolah adalah
kemampuan mengelola pembelajaran yang mendidik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pada kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik. Kompetensi dalam Undang – Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yaitu „‟seperangkat pengetahuan ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh gurudan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalanya‟‟.14 Sedangkan menurut Charles E. Johnson kompetensi adalah „‟Merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau kinerja yang dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya mencapai suatu tujuan.15 Kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan superior dalam suatu pekerjaaan atau
14
Masnur Muslich, 2008. Pembelajaran Implementasi KBK , Bumi Aksara , Jakarta, hlm.145. 15 Wina Sanjaya, 2008. Pembelajaran dan Kurikulum , Kencana Prenada Group, Jakarta, hlm. 277.
13
situasi. Karakteristik kompetensi yang berhubungan dengan kinerja afektif sebagai berikut : „‟1. Motif adalah suatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu. 2. Sifat adalah karekteristik fisik, tanggapan, konsistensi terhadap situasi atau informasi. 3. Konsep diri adalah sikap, nilai, dan image dari seseorang. 4. Pengetahuan adalah informasi yang seseorang miliki dalambidangtertentu. 5. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas – tugas yang berkaitan fisik dan mental.”16 Karakteristik
kompetensi guru merupakan gambaran hakikat kualitatif
dari perilaku guru atau tenaga kependidikan yang
berarti perilaku disini
menunjuk bukan hanya pada perilaku nyata tetapi juga memilki hal-hal yang tidak tampak. Menurut Lefrancois mengemukakan bahwa “kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar mengajar”.17 Selama proses belajar, stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan sesuatu pekerjaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu tesebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi.Perubahan kompetensi tidak akantampakapabila selanjutnya tidak ada kepentingan atau kesempatan untuk melakukannya. Dalam kompetensi guru diperlukan proses belajar mengajar agar siswa yang diajarkan mengerti tentang materi yang disampaikan.Belajar merupakan
16
Hamzah B. Uno, 2008. Model Pembelajaran „‟ Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif „‟. Bumi Aksara. hlm. 79. 17 Jamal dan Ma‟mur Asmani, 2009, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional, Cetakan pertama, Power Books (Ihdina), Jogjakarta, hlm. 37.
14
kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa apabila guru mengajar dengan pendekatan yang bersifat menyajikan atau eksploitasi, maka para siswa akan belajar dengan cara menerima, seperti pendekatan diskusi/inkuiri, maka para siswa akan belajar dengan cara yang aktif pula. Interaksi belajar mengajar merupakan interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran atau mengandung arti pula adanya kegiatan interaksi dari guru yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak lain. Dari pengertian ini dapat kita melihat, bahwa dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi yang berlangsung dalam bidang sosial ekonomi, politik, pendidikan, dan sebagainya. Mengembangkan potensi guru menjadi keharusan, karena tugasnya adalah mendidik anak didik dengan pengetahuan dan kearifannya. Menurut Hasyaim Ashari, guru yang cerah masa depannya adalah mereka yang memenuhi tiga hal: “1. Mereka yang kreatif memanfaatkan potensi. Potensi guru adalah tingginya ilmu yang dimiliki dibandingkan masyarakat lain. 2. Guru yang kreatif dapat mengelola waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang produktif, seperti menjadi guru prifat atau mengajar di bimbingan belajar. 3. Guru yang berani membuat “lompatan dalam hidup” dengan berwira usaha, seperti mendirikan lembaga pendidikan atau kursus, membuka usaha kesil, membuka industri rumah tangga dan banyak sekali alternatif usaha lain yang halal dan menguntugkan.18 18
M. Hasyim, 2007, Siapa Bilang Jadi Guru Hidupnya Susah? 7 Kiat Praktis Mendapatkan Penghasilan Tambahan, Yoyakarta, Pinus, hlm. 19-20.
15
Guru sebagai agen pembelajaran harus menjadi ujung tombak bagi peningkatan mutu pendidikan ditanah air. Untuk itu, guru harus memiliki profesional dalam meksanakan tugas-tugasnya. Diatara kewajiban guru profesional, yakni: “1. Harus lebih matang dalam merencanakan pembelajaran 2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. 3. Menilai dan mengefaluasi hasil pembelajaran. 4. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 5. Bertindak objektif dan tidak diskriminitif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan situasi sosial ekonomi peserta didik. 6. Menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,kode etik serta nilai agama dan etika. 7. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa.”19 Suharti,mengemukakan kompetensi dipercayai menyumbang terhadap kinerja seseorang dalam pekerjaannya.20 Sedangkan Hall dan Jones mengatakan “kompetensi
bahwa
adalah
adalah
pernyataan
yang
menggambarkan
penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur”.21 Ini berarti bahwa kompetensi tersebut cukup mendalam dan bertahan lama sebagai bagian
dari
kepribadian
seseorang
sehingga
dapat
digunakan
untuk
memprediksikan tingkah laku seseorang ketika berhadapan dengan berbagai situasi dan masalah. 19
Jamal,asmani, 2009, 7Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional, Cetakan pertama, Power Books (Ihdina), Jogjakarta, hlm.216-217. 20 Suharti, Lieli,2005, Kompetensi Manajemen, FE, UKSW, Salatiga. 21 MusnarMuslik, KTSP:Pembelajaran Berbasis Komptensi dan Kontekstual”,2007, Bumi Aksara, Jakarta, hlm.15.
16
Sementara itu Balitbang Depdiknas, memberikan rumusan mengenai kompetensi, bahwa: “Kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilai dasar untuk melakukan sesuatu.”22 Karakteristik yang menjelaskan tentang pengetahuan, konsep diri, sifat, keterampilan yang ingin dicapai merupakan bagian dari peristiwa yang mampu mengkinerjakan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor tertentu secara memuaskan. Bloom menganalisis perilaku kognitif, afektif, psikomotor, yang mempunayai domain (ranah / kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya. Analisis kompetensi menurut Taksonomi Bloom, yaitu : “1. Kompetensi Kognitif yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan belajar. 2. Kompetensi Efektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap apresiasi, dan cara penyesuaian diri. 3. Kompetensi psikomotorik , berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan mengoperasikan mesin.”22 Kompetensi yang dikategorikan mulai dari tingkatan sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks, yang pada giliranya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar. Kategori dalam kompetensi kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir, yang mencakup kemampuan
22
Balitbang Depdikanas. 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta.
17
intelektual, mulai dari mengingat sampai dengan kemampuan memecahkan masalah. Kompetensi afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Kemampuan afektif bertolak pada yang paling sederhana,yaitu memperhatikan suatu fenomena sampai yang komplek yang merupakan faktor internak individu. Kompetensi
psikomotor
berkaitan
dengan
keterampilan
motorik
yang
berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut peningkatan kualitas guru yang berbasis kompetensi. Kompetensi dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Menurut B.Uno, kemampuan dasar profesional guru dalam proses pembelajaran meliputi : “1. Kemampuan menguasai bahan bidang studi. 2. Kemampuan merencanakan program pengajaran. 3. Kemampuan melaksanakan program pembelajaran.‟‟23 2.2. Standar Kompetensi Guru Standar Kompetensi Guru adalah : “Suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan”.24
23
Hamzah B. Uno. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Cetakan ke – 2. Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 112. 24 E. Mulyasa. 2010.Menjadi Guru Profesionalisme “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.Penerbit. Remaja Rosdaka. Bandung, hlm. 79.
18
Standar kompetensi guru bertujuan untuk “memperoleh acuan buku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapat jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran”. 25Guru yang berkompeten dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten pula. Guru yang berkompeten adalah guruyang dapat memenuhi empat kompetensi yang sudah ditetapkan pemerintah pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007. Empat kompetensi tersebut ialah “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional,”.26 ”Undang-undang No. 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa : 1. Kompetensi Pedagogik, berupa dalam mengelola interaksi pembelajaran yang meliputi pemahaman dan pengembangan potensipeserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta sistem evaluasi pembelajaran. 2. Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa yang meliputi kemantapan pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan dan kearifan, materi pelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi penguasaan matei keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi serta pengembangan wawasan etika dan pengembangan profesi. 3. Kompetensi Profesional, berupa mengasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.Menguasai standar kompetensi, mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan keprofesionalan secara keberlanjutan dan memanfaatkan teknologiinformasi untuk mengembangkan diri. 4. Kompetensi Sosial,berupa kemapuan yang dimiliki seorang pendidik untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali murid dan masyarakat sekitar.”27
25
Endang Kandar, Standar Kompetensi Guru, http://endang965.Wordpress .com /2010/11/20/ standar-kompetesnsi-guru, 20/11/2010. 26 Indonesia, 2007,Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. No 16 Tahun 2007 dalam Undangundang Guru dan Dosen. UU RI No. 14 Tahun 2005. Sinar Grafika, Jakarta, hlm.147153. 27 Endang Kandar, op.cit.
19
Kompetensi-kompetensi inilah yang harus dimiliki, dipelajari dan dikuasai oleh seorang guru untuk menjadi guru yang profesional. Kompetensi pendidik profesional dalam UU No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, di jabarkan pula empat cakupan kompetensi inti guru mata pejaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK. Penjabaran ini untuk memperjelas satandar kompetensi guru. ”Tabel 2.1.1. Standar Kompetesi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK. No
Kompetensi
1
Kompetensi Pedagogik
1.
2. 3.
4. 5.
6.
7. 8. 9. 10. 11.
2
Kompetesi Kepribadian 12.
Kopetensi Inti Guru Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomonikasi secara efektif, dan santun dengan peserta didik. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Melakukan tindakan efektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
20
13.
14.
15. 16.
3
Kompetensi Sosial
17.
18.
19.
20.
4.
Kompetensi Profesional 21.
22. 23.
24.
jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri”.28
Dua pulah empat kompetensi inti guru ini disusun agar dalam mengajar guru terarah dan kreatif dalam mengajar. Berbeda dengan kompetensi yang lain, 28
Indonesia, 2007. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. No 16 Tahun 2007 dalam Undangundang Guru dan Dosen. UU RI No. 14 Tahun 2005. Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 147153.
21
kompetensi professional ini terkait langsung dengan langkah-langkah yang harus dikuasai dalam mengajar agar dapat dikatakan seorang guru yang profesional. Dalam kompetensi profesional terdapat lima kompetensi inti guru yang harus di kuasai oleh guru, yaitu : “Lima kompetensi inti guru tersebut adalah : 1. Menguasai struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, 2. Mengusai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, 3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berlanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komonikasi unuk mengembangkan diri”.29 Menurut Bloom ”guru yang akan mengajar dalam belajar tuntas / mastery learning harus mulai dengan merumuskan apa yang ia maksud dengan pengusaan pelajaran yang diberikannya”.30 Mastery Learning menurut Bloom didasarkan pada ”asumsi bahwa 95% siswa dapat menguasai sebagian besar dari apa yang diajarkan setinggi taraf yang biasanya dicapai oleh para siswa yang pandai”.31Strategi digunakan dalam situasi pengajaran kelompok (groupbasad-instructional situation) dimana waktu untuk belajar relatif terbatas. Bloom berusaha untuk mengurangi (memperkecil) waktu yang diperlukan siswa untuk belajar agar sesuai dengan jumlah waktu pengajaran yang telah ditentukan dalam jadwal kelender akdemik.
29
Indonesia, op.cit, hlm. 152-153. Bloom dalam Siswojo, 1981. Belajar Tutans (Mastery Learning), Erlangga, Jakarta, hlm. 15. 31 Ibid, hlm.15. 30
22
Menurut Bloom, ciri-ciri belajar/mengajar dengan prinsip Belajar Tuntas ada enam macam yaitu : ”1. Berdasarkan atas tujuan instruksional yang hendak dicapai yang sudah ditentukan terlebih dahulu 2. Memperhatikan perbedaan individu siswa (asal perbedaan) terutama dalam kemampuan dan kecepatan belajarnya 3. Menggunakan prinsip belajar siswa aktif 4. Menggunakan satuan belajar yang kecil 5. Menggunakan sistem evaluasi yang kontinyu dan berdasarkan atas kriteria, agar guru maupun siswa dapat segera memperoleh balikan 6. Menggunakan program pengayaan dan program perbaikan.”32 Selanjutnya Kunandar, mengemukakan pembelajaran tuntas dikatakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah ”pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran”. 33 Jika seorang siswa belum dapat menyelesaikan satu kompetensi maka belum dapat melangkah kepada kompetensi dasar yang berikutnya. Menurut Kunandar dalam pola yang seperti ini ditentukan bahwa : ”Seorang siswa yang mempelajari unit satuan pelajaran tertentu dapat pindah ke unit satuan pembelajaran berikutnya jika siswa yang bersangkutan telah menguasai sekurang-kurangnya 75% dari kompetensi dasar ditetapkan.”34
32
Andie,Irfan,ModelMasteryLearning,http://andieirfan.multiply.com/journal/item/5/Mode l_Mastery Learning,8/12/2007 33 Kunandar, 2007.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 305. 34 kunandar, op.cit, hlm. 306.
23
2.3. Kemampuan Profesional Guru Menjadi seorang guru yang memiliki kompetensi, diharuskan untuk memilki kemampuan untuk mengembangkan aspek kompetensi yang ada di dalam dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional dan kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa pancasila yang mengutamakan budaya bangsa indonesia yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negara. Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata pelajaran/bidang studi) yang diajarkan terpacu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus, sehingga guru itu memiliki wibawa akademis. Sedangkan komptensi kemasyarakatan (sosial) adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial seseorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyrarakat, baik ditempat ia bekerja, baik formal maupun informal. Untuk menjadi profesioanal, seorang guru di tuntut memiliki minimal lima hal, sebagai berikut: “1. Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya. 2. Menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkannya serta mengajarnya kepada peserta didik. 3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik berbagai cara evaluasi. 4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya. 5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyrakat belajar dalam lingkungannya”.35
35
Kunandar , op.cit, hlm.11.
24
Dengan dimikian peningkatan kemampuan profesional guru merupakan batuan atau memberikan kesempatan kepada guru tersebut melalui program yang dilakukan oleh pemerintah, program yang dimaksud adalah bantuan yang diberikan yang merupakan bantuan profesional yang tujuan akhirnya adalah menumbuh kembangkan profesionalisme guru. Profil kelayakan guru akan di tekankan pada aspek-aspek kemampuan membelajarkan siswa dimulai dari menganalisis, merencanakan atau merancang, mengembangkan, mengimplementasikan dan penilaian pembelajaran yang berbasis pada penerapan teknologi pendidikan. Untuk kepentingan tersebut diperlukan suatu kebijakan pendidikan dalam rangka mengembangkan potensi guru menuju pada keprofesionalan, serta pedoman kebijakan teknis yang dapat membantu bidang pendidikan yang berisi panduan untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru. kompetensi professional ini terkait langsung dengan langkah-langkah yang harus dikuasai dalam mengajar agar dapat dikatakan seorang guru yang profesional. Dalam kompetensi profesional terdapat lima kompetensi inti guru yang harus di kuasai oleh guru, yaitu : Lima kompetensi inti guru tersebut adalah : “1. Menguasai struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, 2. Mengusai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, 3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berlanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komonikasi unuk mengembangkan diri”.36 36
.Indonesia, 2008.Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Model Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas, Cipta Jaya, Jakarta, hlm, 763.
25
Kompetensi profesional ini terkait langsung dengan mata pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Salah satu yang dianggap penting untuk dapat dilaksanakan secara benar adalah “kemampuan guru dalam memilih materi pembelajaran yang diampu”.37Dalam setiap kompetensi inti guru, dijabarkan pula kompetensi guru mata pelajaran. Sebagai upaya kemampuan guru dalam memilih materi pembelajaran terdapat dua kompenen guru mata pelajaran, yaitu: “1. Kesesuaian memilih materi pembelajaran pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 2. Kesesuaian pememilihan materi pembelajaran di Indikator dengan Sruktur Kurikulum di Kompetensi Dasar.”38 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum mandiri bersadarkan kebutuhan, potensi dan kepentingan masyarakat daerah. Mata pelajaran yang disampiakan kepada peserta didik harus didasarkan pada pengembangan silabus. ”Silabus disusun berdasarkan standar isi yang didalamnya bersikan identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar”.39”kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.40 Pemahaman terhadap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran atau biasa disebut dengan indikator dan kurikulum oleh guru
37
Indonesia, op.cit, hlm, 763. Indonesia, op.cit, .hlm, 765. 39 Indonesia.op.cit, hlm, 766. 40 Ibid, hlm.766. 38
26
sangat menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Penyusunan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan tujuan Pembelajaran (indikator) ditentukan sebelum guru menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. 2.4.Kurikulum Kurikulum merupakan slaah satu komponen yang memilki peran penting dalam sitem pendidikan , sebab dalam kurikulum tidak hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan , akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. David pratt dalam Wina Sanjaya mengungkapkan “ proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.‟‟41 Penyusunan isi dan bahan pelajaran dianggap sebagai penentu dalam proses pengembangankurikulum pendidikan di sekolah. Semua pengalaman belajar yang diperoleh dari sekolah itu dipandang
sebagai
kurikulum.Perkembangan terbaru dalam pendidikan dan kurikulum yaitu kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP sebagai model baru kurikulum sebagai pengganti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dikenal dengan kurikulum 2004. KTSP merupakan acuan bagi satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan 41
Wina Sanjaya, 2008, kurikulum dan pembelajaran : Teori dan Praktek Pengembangan Ktsp.Edisi pertama, Cetakan ke – 1. Kencana Perdana Media Group. Jakarta, hlm.32.
27
pendidikan yang bersangkutan. Sesuai dengan otonomi daerah , dalam bidang pendidikan pada Peraturan Pemerintah no. 25 Tahun 2000 tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah, maka bidang pendidikan dan kebudayaan memiliki wewenang menetapkan, yaitu : „‟1. Standar kompetensi siswa dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaanya dan, 2. Standar materi pelajaran pokok‟‟.42 Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok , kegiatan pembeljaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam implementasinya , sialbus dijabarkan dalam rencana pelasaknaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing – masing guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran kelas. Berdasarkan RPP guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang tinggi. Melalui RPP dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam profesinya. Pemahaman terhadap standar kompetensi , Kompetensi dasar, Tujuan Pembelajaran atau Indikator dan kurikulum oleh guru sangat menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Penyusunan Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran (Indikator) ditentukan sebelum guru menentukan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
42
Wina Sanjaya , op.cit, hlm, 10.
28
2.4.1 Standar Kompetensi Standar kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan,dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu. Mulyasa mengatakan “standar kompetensi diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan dan kesalahan dalam memahami, memaknai dan menetapkan kurikulum. Penetapan standar kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik dapat mengurangi penyimpangan dan mengeliminasi salah tafsir dalam penetapan kurikulum”.43 Standar kompetensi
dikembangkan dengan menganalisis struktur
keilmuan suatu bidang studi perkembangan psikologis siswa dan kebutuhan masyrakat. Standar komptensi harus dikuasai oleh guru yang juga dapat menentukan materi ajar, alokasi waktu metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar yang nantinya akan tertuang dalam silabus dan rencana pembelajaran. Jumlah standar kompetensi dalam satu mata pelajaran berkisar 6 sampai 15 butir. Standar kompetensi mata pelajaran yang diampu oleh seorang guru yang berkompeten dapat menentukan arah pengembangan – pengembangan peserta didik, melalui materi pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.
43
E. Mulyasa,opcit, hlm. 22.
29
2.4.2. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan perincian lanjut dari standar kompetensi. Standar kompetensi yang disusun dilihat dari cakupanm materi dan kata kerja yang digunakan masih bersifat umum. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang disusun harus selaras dengan standar kompetensi kelulusan (SKL). Kompetensi dasar ialah „‟pengetahuan , keterampilan, dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan‟‟.44 Kompetensi dasar yang disusun harus jelas sehingga memudahkan guru itu sendiri untuk mengartikan standar kompetensi sehingga materi pembelajaran yang disampaikan dapat selaras dengan standar kompetensi lulusan. Cakupan dalam kompetensi dasar (KD) lebih sempit dibandingkan dari standar kompetensi. Setiap standar kompetensi memiliki jumlah kompetensi dasar (KD) yang berbeda – beda, tergantung kedalaman dan penguasaan bidang studi. Kompetensi dasar dijabarkan kembali dalam materi pokok dan pengalaman belajar. Dari materi pokok ke pengalaman belajar dijabarkan lagi menjadi indikator. 2.4.3. Indikator Proses dan Hasil Pembelajaran Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan dan keterampilan.Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
44
171.
Wina sanjaya, 2008, kurikulum dan pembelajaran, prenada media group, Jakarta. Hlm.
30
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi. Indikator menggunakan kata kerja operasional khusus yang terukur. „‟ indikator merupakan pencapaian yang disusun untuk menentukan pencapaian kompetensi dasar‟‟.45Indikator pembelajaran dapat menggambarkan hasil dari penyusunan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Dalam penyusunan indikator pembelajaran, harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut : “1. Indikator dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku yang dapat diukur keberhasilanya. 2. Perilaku yang dapat diukur itu berorientasi pada hasil belajar bukan pada proses belajar. 3. Sebaliknya setiap indikator hanya mengandung satu bentuk perilaku.”46 selain penyusunan hal yang harus dipertimbangkan lainya adalah cara mengembangkan indicator yaitu sebagai berikut : „‟ 1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD. 2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan Sekolah. 3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan daerah.”47 Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu : „‟1. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator. 2. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi – kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.‟‟ 48
45
Ibid, hlm.171. Ibid hlm, 171. 47 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen, Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008, hlm, 3. 48 Ibid Departemen Pendidikan Nasional, hlm, 3. 46
31
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.Rumusan indikator sekurang – kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasioanal yang dapat diamati dan diukur yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penguasaan indikator pada mata pelajaran oleh guru dapat membantu guru menggambarkan pencapaian keberhasilan pelaksanaan pembelajaran pada peserta didik. 2.5 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dari kebermaknaan bagi siswa dan kehidupan.‟‟Ilmu pengetahuan social adalah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu – ilmu social dan humaniora‟‟.49 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak memusatkan diri pada satu titik topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas dari masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan penyederhanaan dari ilmu – ilmu sosial, di Indonesia Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP/SLTP).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam penyajianya
diusahakan dengan cara yang akademis tetapi pokok – pokok persoalan yang dijadikan bahan pembelajaran dalam proses belajar adalah masalah – masalah
49
hlm.1.
Tri Widiarto dan Alex Ch.Mirakaho, 2008, Pendidikan IPS, Widya Sari Press Salatiga,
32
kemasyarakatan yang aktual. Program pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bentuk pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berupa pengajaran fakta – fakta, konsep – konsep dan generalisasi. 2.6. Taksonomi Bloom Banyaknya tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dan kepercayaan masyarakat terhadap kedudukan guru, yang menuntut guru baik di dalam sekolah maupun diluar sekolah. Perkembangan yang baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa guru untuk meningkatkan peran dan kompetensinya. Bloom menganalisis kompetensi menjadi tiga aspek, yang masing – masing mempunyai domain (ranah/kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan herarkinya. Analisis kompetensi menurut Taksonomi Bloom, yaitu: „‟1. Kompetensi kognitif, yang berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan ketrampilan belajar. 2. Kompetensi efektif, berisi perilaku – peraku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. 3. Kompetensi pskimotor, berisi perilaku – perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang dan mengoperasikan mesin.”50 Taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus. Dalam sebuah taksonomi, kategori – kategorinya merupakan satu kontinum. Kontinum merupakan salah satu prinsip klasifikasi pokok dalam taksonomi. Dalam taksonomi pendidikan
50
Moh. Uzer Usman, 2005,Menjadi Guru Profesional, Edisi ke-2, Penerbit, Remaja Rosdakarya. Bandung, hlm.16.
33
diklasifikasikan tujuan – tujuan. Sebuah rumusan tujuan berisikan satu kata kerja dan satu kata benda. Kata kerjanya umumnya mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan. Kata bendanya jamak mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dikuasai atau dikonstruk oleh siswa. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi konsep diatas mengalami perbaikan. Murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi Taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikan dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama revisi taksonomi Bloom agar sesuai dengan abad XXI. Dalam revisi tersebut ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi katakerja. Perbedaanya tampak dalam gambar berikut :
Gambar 1.1 Diagram revisi taksonomi Bloom Setiap revisi dari taksonomi Bloom terdiri dari subkategori kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata – kata kunci tersebut dapat diuaraikan menjadi berikut :
34
“1.Mengingat;mengurutkan,menjelaskan, mengidentifikasi, menamai,menempatkan,mengulangi,menentukan, kembali dsb. 2. Memahami:menafsirkan,meringkas,mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan dsb. 3. Menerapkan:melaksanakan,menggunakan,menjalanka, melakukan,mempraktekkan,memilih,menyusun,memulai ,menyelesaikan, mendeteksi dsb. 4. Menganalisis;menguraikan,membandingkan,mengorga nisir,menyusunulang,merubahstruktur, mengkerakakan, menyusun outline, mengintergrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan dsb. 5. Mengevaluasi:menyusunhipotesis,mengkritik,mempresi kasi, menilai, menguji, membeberkan, menyalahkan dsb. 6. Berkreasi : merancang, membangun, merencanakan, memproduksi,menentukan,memperbarui,memyempurna kan,memperkuat,memperindahkan,mengubah dsb.‟‟51 Taksonomi Bloom tetap menggambarkan sesuatu proses pembelajaran, cara kita memproses sesuatu informasi sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah : „‟1. Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu. 2. Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu. 3. Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai. 4. Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat,memahami,mengaplikasikan,menganalisis ,dan mengevaluasi sertta memperbaruinya‟‟.52 Kategori
–
kategori
pada
dimensi
proses
kognitif
merupakan
pengklasifikasian proses – proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan – tujuan dibidang pendidikan. dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
51
Admin, http://gurupembaharuan.com/pembelajaran_/perencanaan/taksonomibloommengembangkan-strategi-perpikir-berbasis-tik/,11,10/2009 52 Ibid
35
Tabel 2.6.1. Enam KategoriPada Dimensi Proses Kognitif dan Proses – Proses Kognitif Terkait. Kategori Proses Proses Kognitif dan Contohnya Kategori Proses Proses Kognitif dan Contohny 1. MENGINGAT – Mengambil pengetahuan dan memori jangka panjang 1.1 Mengenali Mengenali tanggal terjadinya peristiwa – peristiwa penting dalam 1.2 Mengingat kembali sejarah indonesia Mengingat kembali tanggal – tanggal peristiwa penting dalam sejarah indonesia. 2. Memahami – mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. 2.1 Menafsirkan Memparafrasekan ucapan dan dokumen penting 2.2 Mencontohkan Memberikan contoh tentang materi penmbelajaran yang diajarkan Mengklasifikasikan materi yang telah diteliti atau dijelaskan. 2.3 Mengklasifikasikan Menuliskan ringkasan pendek tentang peristiwa – peristiwa yang telah 2.4 Menerangkan dipelajari dalam kegiatan pembelajaran. Menyimpulkan materi yang sudah 2.5 Menyimpulkan diajarkan kemudian diberikan contoh 2.6 – contohnya. 2.7 Membandingkan Membandingkan peristiwa sejarah dengan keadaan sekarang. 2.8 Menjelaskan Menjelaskan sebab – sebab terjadinya peristiwa – peristiwa penting pada abad 18 di indonesia. 3. MENGAPLIKASIKAN - menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. 3.1 Mengeksekusi Membagi satu bilangan dengan bilangan lain, kedua bilangan ini 3.2 Mengimplementasikan terjadi dari beberapa digit. Menggunakan hukum Newton pada konteks yang tepat 4. MENGANALISIS – memecah – mecah materi jadi bagian – bagian penyusunanya dan menentukan hubungan – hubungan antara bagian itu dan hubungan antara bagian – bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. 4.1 Membedakan Membedakan antara kehidupan jaman massa lampau dengan modern.
36
Menyusun bukti cerita – cerita sejarah jadi bukti – bukti yang mendukung dan menentang suatu penjelasan historis. Menunjukkan sudut pandang penulis 4.3 Mengatribusikan suatu esai sesuai dengan pandangan politik si penulis. 5. MENGEVALUASI – Mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar 5.1 Memeriksa Memeriksa apakah kesimpulan kesimpulan seorang ilmuan sesuai 5.2 Mengkritik dengan data – data amatan atau tidak. Menentukan satu metode terbaik dari dua metode untuk menyelesaikan suatu masalah. 6. MENGKREASIKAN – Memadukan bagian – bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatau produk yang orisinal. 6.1 Merumuskan Merumuskan hipnotesis tentang sebab – sebab terjadinya suatu fenomena. 6.2 Merencanakan Merencakan proposal penelitian taufik sejarah tertentu. Membuat habitat untuk spesies 6.3 Memproduksi tertentu demi suatu tujuan.53 4.2 Mengorganisasi
53
Lorin W.Anderson, David R. Krathwohl, loc. Cit.hal 44 - 45
37
2.7. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Penelitian terdahulu yang relevan dilakukan oleh Wiwid Kemukus, dengan judul Penguasaan Kompetensi profesional mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu oleh guru Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) Terpadu di
sekolah menengah Pertama negeri dikecamatan Boyolali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1.
Penguasaan Kompetensi profesional guru IPS SMP Negeri di kecamatan Boyolali.
2.
Penguasan
standar
kompetensi,
indikator
pembelajaran
dan
kompetensi profesional terhadap penguasaan mata pelajaran guru SMP Negeri di Kecamatan Boyolali. Populasi penelitian adalah seluruh guru IPS SMP Negeri di Kecamatan Boyolali yang berjumlah 26 orang guru. Sampel penelitian berjumlah 26 orang. Instrumen pengumpulan data menggunakan data primer yaitu wawancara. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis interval. Hasil analsis deskriptif menunjukkan bahwa kompetensi mengajar guru SMP Negeri di Kecamatan Boyolali 19,6% tergolong tinggi, 59,8% tergolong cukup, dan 20,5% tergolong kurang. Berdasarkan perhitungan korelasi parsial menunjukkan bahwa : 1. Guru yang menguasai standar kompetensi mata pelajaran ilmu Pengetahuan sosial (IPS) Terpadu sebesar 19,25% dan 20,0% guru tidak menguasai standar kompetensi guru mata pelajaran ilmu pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu.
38
2. Guru yang menguasai indikator pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu sebesar 61,5% dan 38,5% guru tidak menguasai indikator pembelajaran ilmu pengetahuan Sosial (IPS) terpadu. 3. Guru yang menguasai kompetensi profesional mata pelajaran ilmu pengeathuan sosial (IPS) terpadu sebesar 26,9% dan 73,1% guru tidak menguasai kompetensi profesional mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) terpadu. 2.8.Kerangka Dasar Penelitian Agar dapat mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu disusun kerangka dasar penelitian sebagai penggambaran serta penjelasan dari masing variabel yang menjadi sasaran penelitian.
Y1
Y Y2
Keterangan : Y
: Kemampuan guru dalam menentukan indikator dengan kata kerja operasional (KKO) ranah kognitif pada taksonomi bloom.
39
Y1
:
Kesesuaian kata kerja operasional yang ada pada indikator dengan kompetensi dasar yang sesuai dengan materi ajar Ilmu Pengetahuab Sosial (IPS).
Y2
: Kesesuaian jenjang pada ranah kognitif Taksonomi Bloom yang dikehendaki oleh guru dalam pengembangan indikator.
2.9. Definisi Operasional Berikut ini akan dijelaskan definisi operasional dari variabel yang digunakan. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini : Y : Kemampuan Guru Dalam Menentukan Indikator Dengan Kata
1.
Kerja Operasional (KKO) Ranah Kognitif Pada Taksonomi Bloom dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Presentasi
jumlah
indikator
yang
ditulis
dalam
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sesuai dengan ranah yang ada pada Kompetensi Dasar dan sesuai dengan kata kerja operasional yang hendak disasak oleh guru -
Y1
: Kesesuaian Kata Kerja Operasional (KKO) dalam
indikator dengan kompetensi dasar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP). - KKO ( Kata Kerja Operasional ) : kata kerja yang mengandung pengertian jelas, dapat terukur, dan dapat diamati.
40
- Indikator
:
merupakan
pencapaian
yang
disusun
untuk
menentukan pencapaian kompetensi dasar.Indikator pembelajaran dapat menggambarkan hasil penyusunan Standar Kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). 2. Y2 : Kesesuian Jenjang pada ranah kognitif taksonomi Bloom yang dikehendaki oleh guru dalam pengembangan indikator yaitu perbandingan antara keinginan guru dengan kesesuaian yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Taksonomi Bloom : Menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari – hari. Taksonomi Bloom terdiri dari beberapa jenjang yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini :
Mengingat : mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi , menemukan kembali.
Memahami
:
menafsirkan,
meringkas,
mengklasifikasikan,
membandingkan, menjelaskan, mebeberkan.
Menerapkan melakukan,
:
melaksanakan,
mempraktekan,
menggunakan,
memilih,
menjalankan,
menyusun,
memulai,
menyelesaikan, mendeteksi.
Menganalisis
:
menguraikan,
membandingkan,
mengorganisir,
menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun
41
outline,
mengintegrasikan,
membedakan,
menyamakan,
membandingkan, mengintegrasikan.
Mengevaluasi : menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan.
Berkreasi : merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,
membaharui,
memperindah, menggubah.
menyempurnakan,
memperkuat,