SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SANGIA WAMBULU KABUPATEN BUTON TENGAH (1975-2016)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah
OLEH KARNI A1A2 11 024
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II berdasarkan perbaikan oleh Panitia Ujian Skripsi pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Kendari,
Pembimbing I
Januari 2017
Pembimbing II
Dr. Hj. Darmawati, S. Pd. M. Pd NIP. 19701107 200501 2 001
Pendais Hak, S. Ag., M. Pd NIP. 19770829 00812 1 00
Mengetahui, Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah
Drs. Hayari, M. Hum NIP. 1967018 199311 1 00
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SANGIA WAMBULU KABUPATEN BUTON TENGAH (1975-2016) OELH NAMA STAMBUK
: KARNI : A1 A2 11 024
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SEJARAH
Telah dipertahankan di hadapan panitia ujian skripsi pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo pada tanggal 17 Januari 2017, berdasarkan surat keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Nomor: 0355/UN29.5.1/PP/2017 tertanggal 16 Januari 2017 dan dinyataka lulus.
Panitia Ujian Tanda Tangan Ketua:
Dr. H. Mursidin, T., M.Pd
(...............................)
Sekretaris:
Drs. H. La Ode Baenawi, M.Pd
(...............................)
Anggota:
1. Dr. Hj. Darnawati, S. Pd., M.Pd
(...............................)
2. Drs. Hayari, M.Hum
(..............................)
3. Pendais Hak, S.Ag., M.Pd
(..............................) Kendari, Januari 2017 Mengetahui, Dekan FKIP UHO
Dr. H. Jamiludin, M.Hum NIP. 19641030 198902 1 001
iii
ABSTRAK Karni (A1A2 II O24), dengan judul “Sejarah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah (1975-2016)”. Dibimbing oleh Dr. Hj. Darnawati, S.Pd. M.Pd., Pembimbing I dan Pendais Hak, S.Ag., M.Pd, Pembimbing II. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apa latar belakang terbentuknya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah? (2) Bagaimana Perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah? (3) Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan mengacuh pada metode Kuntowijoyo yang terdiri dari 5 langkah adalah: (a) Pemilihan Topik (b) Heuristik yaitu pengumpulan data (c) Verifikasi atau Kritik sejarah yaitu penilaian terhadap keabsahan data (d) Interpretasi atau penafsiran yaitu data yang sudah dikritik selanjutnya ditafsirkan untuk memberikan penjelasan sesuai dengan masalah yang diteliti (e) Historiografi yaitu penulisan dan penyusunan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terbentuknya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah dilatarbelakangi oleh adanya keinginan masyarakat, guru dan pemerintah untuk memberikan pengajaran kepada masyarakat guna mencerdaskan masyarakat agar menjadi sumber daya manusia. (2) Perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah sudah mengalami kemajuan. Hal ini dapat di ketahui berdasarkan perkembangan pendidikan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu (1975) dan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu (1984). Dari perkembangan saran prasarana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, dan perkembangan peserta didik. (3) Faktor-faktor pendukung dan penghambat perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. (a) Faktor pendukung perkembangan pendidikan (SMP) Sangia Wambulu. Adanya pengetahuan dan kesadaran kepala keluarga akan pentingnya pendidikan formal. Adanya bimbingan, pengajaran, dan pendidikan orang tua yang baik kepada anaknya. Adanya pengelolaan pembelajaran yang baik oleh guru kepada peserta didik. (b) faktor penghambat perkembangan pendidikan (SMP) Sangia Wambulu. Jauhnya jarak tempuh antara rumah peserta didik dengan lingkungan pendidikan dan kurangnya transportasi. Kata kunci: Sekolah Menengah Pertama, Sangia Wambulu, Sejarah
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam juga tidak lupa penulis panjatkan kehadirat Rasulullah SAW. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat berhasil hanya karena izin dan pertolongan dari Allah SWT. Penyelesaian penulisan skripsi penelitian ini tidak terlepas dari kerja sama, dorongan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Hj. Darnawati, S.Pd. M.Pd., selaku pembimbing I dan Pendais Hak, S.Ag., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan nasehat yang sangat berharga. Penulis mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika dalam
penyusunan
skripsi
ini
masih
terdapat
banyak
kekurangan.
Kesempurnaan hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya untuk perbaikan dalam penyusunan selanjutnya. Penulis juga turut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yakni kepada: 1. Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si, selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Dr. H. Jamiludin, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
v
3. Drs. Hayari, M.Hum, selaku Ketua Jurusan /Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Halu Oleo. 4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan dan nasehat kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di FKIP Universitas Halu Oleo. 5. Kepada keluarga besarku Ayahanda La Talo, Ibunda Wa Kaya, Suhaimin dan masih banyak lagi yang tidak sempat saya tuliskan yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama menempuh dunia pendidikan di Universitas Halu Oleo Khususnya pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Halu Oleo. 6. Kepada teman-temanku angkatan 2011 Candrawati, S.Pd, Jumiati, S.KM dan masih banyak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah memberikan dukungan dan inspirasi selama perkuliahan. Semoga dengan hadirnya skripsi ini dihadapan para pembaca kiranya dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan dengan hadirnya skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Selain itu penulis juga berharap semoga bantuan dan dukungan yang diberikan dari berbagai pihak dapat bernilai pahala disis Allah SWT. Akhir kata penulis ucapkan sekian dan terima kasih.
Kendari,
vi
Februari 2017
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii ABSTRAK ...................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR TABEL........................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D.
Latar Belakang ........................................................................................... Rumusan dan Batasan Masalah.................................................................. Tujuan Penelitian ....................................................................................... Manfaat Penelitian .....................................................................................
1 4 5 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. B. C. D.
Konsep Perkembangan ............................................................................... Teori dan Konsep Pendidikan .................................................................... Konsep Pendidikan Formal ........................................................................ Penelitian Terdahulu ..................................................................................
7 8 13 17
BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D.
Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. Sumber dan Penelitian................................................................................ Prosedur Penelitian.....................................................................................
19 19 19 20
BAB IV GAMBARAN UMUM SMP SANGIA WAMBULU A. Keadaan Geografis SMP Sangia Wambulu .............................................. 24 B. Visi Misi SMP Sangia Wambulu .............................................................. 25 C. Struktur Organisasi SMP Sangia Wambulu .............................................. 26
vii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Latar Belakang Terbentuknya Sekolah Menengah Pertama SMP di Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah .......................... 33 B. Perkembangan SMP Sangia Wambuulu Kabupaten Buton Tengah (1975-2016) ............................................................................................. 39 1. Perkembangan Sarana dan Prasarana SMP Sangia Wambulu 2. Perkembangan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (1975-2016) 3. Perkembangan Peseta Didik SMP Sangia Wambulu C. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah.......................................................................... 61 1. Faktor Pendukung Perkembangan Pendidikan Sangia Wambulu 2. Faktor Penghambat Perkembangan Pendidikan Sangia Wambulu BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 65 B. Saran ......................................................................................................... 67 C. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Sejarah Sekolah ....... 68 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN
vii i
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pergantian Kepimpinan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu ................. 36 Tabel 2. Pergantian Kepimpinan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu ................. 39 Tabel 3. Perkembangan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu ............................... 41 Tabel 4. Perkembangan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu ............................... 48 Tabel 5. Profil Fasilitas Laboratorium SMP Negeri 1 Sangia Wambulu ......... 46 Tabel 6. Profil Fasilitas Laboratorium SMP Negeri 2 Sangia Wambulu ......... 53 Tabel 7. Profil Fasilitas Perpustakaan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu. ........ 48 Tabel 8. Profil Fasilitas Perpustakaan SMP Negeri 2 Sangia Waambulu........ 54 Tabel 9. Jumlah Guru Tenaga Pengajar di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu ......................................................................................... 56 Tabel 10. Jumlah Guru Tenaga Pengajar di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu ....................................................................................... 57 Tabel 11. Profil Perkembangan Siswa/Siswi di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu ....................................................................................... 59 Tabel 12. Profil Perkembangan Siswa/Siswi di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu ....................................................................................... 61
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya telah diakui bahwa umat manusia memerlukan pendidikan. Selain mendapatkan kesempatan guna penyempurnaan kecakapannya atau menunjang perkembangan dirinya, juga karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ekonomi, perkembangan politik, dan perkembangan sosial budaya yang melanda hampir semua belahan bumi. Realitas lain adalah makin dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam menyongsong kehidupan yang semakin kompleks, maka wajar apabila masyarakat menghendaki penyelenggaraan pendidikan dengan berbagai program keahlian. Salah satu unsur dari kemajuan budaya yang di miliki oleh bangsa Indonesia yaitu adanya pembangunan dalam bidang pendidikan, pembangunan nasional di bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memanjatkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Dalam usaha mengisi kemerdekaan dan mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia menggalakkan pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, termasuk bidang pendidikan. Hal ini telah di atur dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: 1) Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran, 2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang di atur dengan Undang-Undang (1993: 7).
1
2
Untuk mewujudkan pembangunan nasional dalam bidang pendidikan di perlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang di sesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 bahwa: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003: 6). Berdasarkan pada arah pembangunan tersebut, maka dikemukakan bahwa pendidikan benar-benar menentukan masa depan bangsa yang juga berarti perkembangan kualitas manusia atau bangsa akan tercermin pada perkembangan pendidikan
yang
mempunyai
kaitan
dengan
perkembangan
pendidikan
perkembangan suatu bangsa atau daerah. Dewasa ini pembangunan dalam bidang pendidikan sedang mendapatkan sorotan yang tajam dari masyarakat awam. Masyarakat awam menilai bahwa pembangunan dalam sektor pendidikan dewasa ini masih jauh dari apa yang diharapkan, dan bahkan sebagian besar dari mereka memandang bahwa dunia pendidikan selalu terabaikan dari berbagai aspek pembangunan lainnya. Kriteria yang digunakan untuk penilaian semacam itu pada umumnya didasarkan pada kurangnya tingkat perhatian pemerintah dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat,
3
tingginya biaya pendidikan, dan sebagainya yang tidak jarang menuai aksi protes dari kalangan masyarakat luas yang menuntut diadakannya pembangunan dalam bidang pendidikan dengan lebih terarah dan konsisten, sebagai upaya pemecahan berbagai permasalahan pendidikan tersebut. Masyarakat ilmuwan, khususnya ilmu sejarah menyikapi fenomena tersebut
dari
beberapa
segi
pandang
yang
berbeda.
Mengungkapkan
perkembangan pendidikan sekolah dari masa lalu ke masa kini merupakan petunjuk yang paling berharga dalam upaya membangun masa depan pendidikan kearah yang lebih baik yang berarti masa depan bangsa dan negara. SMP Sangia Wambulu adalah salah satu sekolah yang berada di Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. Pendidikan formal merupakan salah satu jalur pendidikan yang sangat penting dalam perkembangan wawasan bagi masyarakat khususnya di SMP Sangia Wambulu. SMP Sangia Wambulu pendidikan formal sudah mengalami kemajuan dibandingkan sebelumnya, baik sarana dan prasarana, jumlah peserta didik, maupun tenaga pendidik. Sekolah SMP sangia wambulu yang letaknya agak jauh dari pemukiman penduduk, sehingga minat peserta didik untuk sekolah sangat minim kemudian fasilitas sekolah masih sederhana, dan juga tenaga pendidik masih kurang. Namun dengan kondisi yang demikian masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu mempunyai rasa sadar terhadap perlunya pendidikan formal bagi setiap anak. Kenyataan, banyaknya masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu menyekolahkan anak-anaknya.
4
Berdasarkan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk mengkaji sejarah sekolah menengah pertama (SMP) Sangia Wambulu dengan harapan bahwa dengan adanya tulisan tentang sejarah sekolah menengah pertama (SMP) Sangia Wambulu. Kiranya dapat menjadi bahan informasi bagi masyarakat luas, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Buton Tengah khususnya dan pemerintah Propinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya dalam upaya membangun sektor pendidikan sesuai dengan harapan masyarakat. B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : a. Apa latar belakang terbentuknya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah? b. Bagaimana perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah? c. Faktor-faktor
apa
yang
menjadi
pendukung
dan
penghambat
perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah? 2. Batasan Masalah Melihat luasnya permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada aspek temporal, spasial, dan tematis adalah sebagai berikut: a. Aspek temporal (waktu), permasalahan dalam penelitian ini berawal sebagai dari tahun 1975 sampai 2016. Tahun 1975 sebagai kajian
5
didasarkan atas pertimbangan bahwa pada tahun ini mulai dibuka SMP hingga pada tahun 2016 yang merupakan kajian sebagai tempat penelitian. b. Aspek spasial (tempat) yang menjadi lokasi penelitian ini adalah wilayah Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah c. Aspek tematis, yang menjadi fokus kajian permasalahan dalam penelitian ini hanya berfokus pada pembahasan yang berkisar pada aspek sebagai berikut: 1) Latar belakang terbentuknya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. 2) Perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kaupaten Buton Tengah. 3) Faktor-faktor pendukung dan penghambat perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. b. Untuk menjelaskan perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. c. Untuk menjelaskan faktor-faktor pendukung dan penghambat perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah.
6
4. Manfaat Penelitian Disamping tujuan di atas, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk halhal sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai khasanah dalam memperkaya
dan
menambah
wawasan
ilmu
pengetahuan
tentang
perkembangan di Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. b. Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran kepada pemerintah dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Buton Tengah dan Kecamatan Sangia Wambulu khususnya. 2. Sebagai salah satu sumber acuan bagi peneliti selanjutnya yang memiliki relevansi dengan judul tersebut. 3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas khususnya Kecamatan Sangia Wambulu.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Perkembangan Berbicara mengenai perkembangan akan dikenal dari kalangan akademik maupun nonakademik karena muncul dari berbagai aspek kehidupan manusia. Perkembangan itu baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, dan bahkan pendidikan. Kata perkembangan merupakan istilah yang lazim dalam ilmu sejarah, istilah perkembangan banyak di kaitkan dengan gerak sejarah yaitu suatu sub bahasa filsafat sejarah yang mempersoalkan adanya gerakan kegiatan manusia sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam kegiatan masyarakat. Dalam kaitan itu istilah perkembangan mempunyai konotasi waktu, maksudnya perkembangan dipahami sebagai istilah yang mengandung suatu keadaan yang menerankan tentang suatu rentetan kejadian kronologis, yang menghubungkan suatu fakta sosial yang satu dengan fakta sosial yang terjadi sesudahnya, atau yang terjadi sebelumnya. Menurut Kuntowijoyo (1995: 13) menyatakan bahwa perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Masyarakat berkembangan dari bentuk yang sederhana kebentuk yang lebih kompleks. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Hugiono (1984: 4) bahwa perkembangan kehidupan manusia pada masa lampau dinilai secara kritis dan akhirnya dijadikan pembendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta proses arah masa depan.
7
8
Kata perkembangan dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan dengan terbuka menjadi besar dan luas atau bertambah sempurna menjadi banyak atau maju dalam periode yang dilanjutnya (Dendy, 2008: 120). Menurut Desmita (2005: 25) perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahanperubahan
yang
dialami
individu
menuju
tingkat
kedewasaan
atau
kematangannya. Dari berbagai uraian di atas dapat dipahami bahwa perkembangan merujuk pada adanya gerakan kegiatan manusia yang dilalui dengan proses perjalanan waktu yang pada akhirnya akan menimbulkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Proses perkembangan tentunya akan selalu meliputi berbagai aspek kehidupan salah satu diantaranya adalah aspek pendidikan. Perkembangan pendidikan formal maupun nonformal di Indonesia pada umumnya dan Kecamatan Sangia Wambulu pada khususnya tentunya membutuhkan waktu dan proses untuk sampai kepada tujuan yang dicita-citakan yaitu menghasilkan generasi muda yang memiliki sumber daya manusia guna melanjutkan pembangunan bangsa ini. B. Teori dan Konsep Pendidikan 1. Teori Pendidikan Sunny (2013: 3) menjelaskan bahwa teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau sarangkaian pendapat tentang pendidikan yang disajikan dalam sebuah sistem konsep. Nurani (2013: 27) menjelaskan bahwa umumnya teori
9
pendidikan adalah suatu proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Selanjutnya Nurani (2013: 87) mengemukakan bahwa teori pendidikan ada empat, yaitu: a. Teori pendidikan klasik merupakan teori yang berlandaskan pada filsafat klasik seperti Perenialisme, Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan, dan meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses pendidikan. Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik. b. Teori pendidikan pribadi. Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telak memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator, dan pelayan peserta didik. c. Teori teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda.
10
Dalam teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompotensi
atau
kemampuan-kemampuan
praktis,
bukan
pengawetan dan pemeliharaan budaya lama. Dalam teori ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif. Kamudian isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara induvidual. d. Teori pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerjasama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru. Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi antar peserta didik dengan materi pembelajaran dan antara pemikiran manusia dengan lingkuangannya. Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta. Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. 2. Konsep Pendidikan Secara etimologis kata pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogik yang berarti ilmu menuntun anak yang paedagogik yaitu pergaulan dengan anak-anak, sedangkan orang yang menuntun atau mendidik anak disebut
11
paedagogik (Yusuf 2008: 51). Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia pendidikan diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan (Arif, 2013: 5). Sedangkan pendidikan dalam arti terminologis dapat dikemukakan beberapa ahli berikut ini. Agus (2011: 27) mendefinisikan pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulanya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kedewasaannya. Anwar (2013: 27) pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya, bagaimanapun, peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan dan mengembangkan hidupnya. Arif (2013: 8) menuturkan bahwa pendidikan adalah upaya sadar yang diarahkan untuk mencapai perbaikan di segala aspek kehidupan manusia. Burhanuddin (2002: 5) menuturkan bahwa pendidikan dalama arti yang luas memiliki tiga pengertian, yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik memiliki
pengertian
menunjukan
usaha
yang
lebih
ditujukan
kepada
pengembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan dan ketakwaan. Mengajar memiliki pengertian memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan intelektualnya. Sedangkan melatih memiliki pengertian suatu usaha untuk memberi sejumlah keterampilan tertentu, yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga akan terjadi suatu pembiasaan dalam
12
bertindak. Sedangkat Hikmat (2009: 16) pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Menurut Idris (1982: 10) pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik yang secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar manjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan, dan keterampilan. Menurut Nana (2005: 24) pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antar peserta didik dengan para pedidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antar peserta didik dengan pendidikan dan sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan, pengajaran, latihan, serta bimbingan. Dalam pergaulan antar peserta didik dengan para pendidik yang dikembangkan terutama segi-segi efektif seperti nilai-nilai, sikap, minat, motivasi, disiplin diri, kebiasaan, dan sebagainya. Menelaah berbagai pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli maka pendidikan itu sendiri merupakan suatu proses yang wajib dijalani oleh setiap orang karena dengan pendidikan, seseorang akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan dengan pendidikan kepribadian seseorang akan menjadi dewasa.
13
C. Konsep Pendidikan Formal Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 14 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang berdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Beberapa pasal dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara implisit menghendaki adanya penjaminan mutu pendidikan dijalankan untuk memastikan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Klausul-klausul yang terkait mutu berikut evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan menjelaskan hal-hal berikut: a) Ayat (1), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. b) Ayat (2), evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Sistem pendidikan nasional diperlukan campur tangan dari semua pihak agar dapat tercapai sistem yang diharapkan bersama. Semua pihak dalam hal ini meliputi pemerintah khususnya menteri, pendidik, peserta didik, dan masyarakat. Walaupun dalam proses pembelajaran pemerintah tidak campur tangan tetapi diserahkan pada
masing-masing
daerah,
pemerintah
khususnya
menteri
14
pendidikan nasional wajib bertanggung jawab pada segala sesuatu yang terjadi tentang baik-buruknya mutu pendidikan yang ada. Pasal 35 ayat (1 - 3): a) Ayat (1), standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. b) Ayat (2), standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. C) Ayat (3), pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. (Depdikbud. 1989) Standar pendidikan harus memiliki kualifikasi akademik dan kompotensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksud di atas adalah tingkat pendidikan yang dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan Ijazah dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompotensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak dini. Nur Uhbiyati (2001: 23) mengemukakan bahwa bentuk atau ciri pendidikan formal meliputi: 1) Pendidikan berlangsung dalam ruang kelas yang sengaja dibuat oleh lembaga pendidikan formal; 2) Guru adalah orang yang ditetapkan secara resmi oleh lembaga; 3) Memiliki administrasi dan manajemen yang jelas; 4) Adanya batasan usia sesuai dengan jenjang pendidikan; 5) Memiliki
15
kurikulum formal; 6) Adanya perencanaan, metode, media, serta evaluasi pembelajaran; 7) adanya batasan lama studi; 8) Kepada peserta yang lulus diberikan ijazah; 9) Dapat meneruskan pada jenjang yang lebih tinggi. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat. Sekolah menjalankan tugas mendidik anak yang sudah tidak mampu lagi dilakukan oleh keluarga, mengingat semakin kompleksnya praktek mendidik anak (Arif, 2013: 200). Menurut Hasbullah (2003: 46) pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang yang di peroleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan mengikuti syarat-syarat yang jelas (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Lebih lanjut Emma dan Djaka (1997: 63) sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang membantu orang tua murid dalam hal pendidikan. Suprijanto
(2005:
6)
menyatakan
pentingnya
pendidikan formal saat ini dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat dimana melalui pendidikan formal dapat menciptakan manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas sebagai salah satu penunjang pembangunan. Pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah yang sistematis, teratur yang mempunyai jenjang yang dibagi berdasarkan waktu-waktu tertentu dan berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Menurut Kusnandar (2007: 26) sekolah harus mampu berfungsi sebagai pusat pembudayaan, dengan demikian dapat mewujudkan sistem pendidikan nasional yang berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional.
16
Sehubungan dengan hal terebut, sebagai lembaga pendidikan memikul tanggung jawab untuk mempersiapkan anak-anak menjadi manusia yang memiliki pengetahuan keterampilan dan keahlian dalam mengelola lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial guna menciptakan kondisi kehidupan yang baik. Hal tersebut sesuai dengan yang di kemukakan oleh Idris (1981: 10), bahwa sekolah menyelenggarakan pendidikan yang menyenangkan, merangsang sesuai
dengan
tuntutan
zaman
untuk
pendidikan
watak,
pencerdasan,
keterampilan, kemampuan berkomunikasi dan kesadaran ekologis. Adanya integrasi antara sekolah dan masyarakat serta pembangunan. Dengan demikikan sekolah adalah tempat untuk mendidik anak untuk memahami cara hidup bermasyarakat yang bersifat nyata disekitarnya, serta sekolah harus semaksimal mungkin untuk mengarahkan program-program pendidikan
yang
dapat
mendorong anak
mempergunakan
pengetahuan,
keterampilan yang dimilikinya dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk kehidupannya. Lembaga pendidikan formal atau persekolahan, kelahiran dan pertumbuhannya dari dan untuk bermasyarakat bersangkutan. Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan. perangkat ini di tata dan di kelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti dan diberlakukan di masyarakat bersangkutan. Memperhatikan beberapa
pengertian yang telah dikemukakan oleh
beberapa ahli, maka intisari dari sebuah lembaga pendidikan formal adalah suatu lembaga sekolah yang bertujuan untuk melakukan pendidikan kepada para peserta
17
didik, guna menjadikan peserta didik sebagai manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, tanggung jawab, dan sebagainya. Yang semuanya itu bermanfaat dalam kehidupan mereka di masa yang akan datang. D. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang dimiliki relevansi dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Usman, dengan judul Perkembangan pendidikan di Desa Laloggombu Kecamatan Andolo Tahun 1977-2013 menyimpulkan bahwa perkembangan pendidikan di Desa Lalonggombu mencangkup tiga jalur pendidikan. Diantaranya adalah jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Ketiga jalur tersebut telah mengalami perkembangan dari tahun 1977-2013. Perkembangan tersebut meliputi perkembangan sarana dan prasarana, peserta didik, dan tenaga pengajar. Penelitian yang dilakukan oleh Irawati, dengan judul Perkembangan Pendidikan Sekolah di Wawotobi 1906-1998 menyimpulkan bahwa pendukung perkembangan pendidikan di Kecamatan Wawotobi, yaitu adanya perhatian lembaga penyelenggaraan pendidikan dalam hal ini dinas pendidikan kotamadya Kendari dengan berupaya membuka sekolah-sekolah baru. Disamping itu faktor pendukung lainnya adalah adanya kesadaran masyarakat dalam menyadiakan lahan tanah untuk pendirian sekolah-sekolah dalam bentuk swadaya. Penelitian yang di lakukan oleh Asrul dengan judul Perkembangan Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Wawotobi Tahun 1969-2002 menyimbulkan bahwa Perkembangan Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Wawotobi telah diwarnai dengan meningkatnya animo siswa dalam
18
mengenyam dunia pendidikan. Disamping itu juga sekolah tersebut telah membawa dampak yang cukup positif terhadap kemajuan masyarakat petani di Kecamatan Wawotobi dan sekitarnya.
19
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi tempat atau lokasi penelitian adalah Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. Adapun waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2016. B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian sejarah yang bersifat deskriptif kualitatif yakni yaitu suatu jenis penelitian dimana penelitian berusaha mendeskripsikan data-data dan fakta-fakta yang diperoleh berdasar bahan informasi/temuan dari objek yang diteliti di lapangan atau lokasi penelitian. Dengan menggunakan pendekatan strukturis yaitu mempelajari peristiwa dan struktur sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi, artinya peristiwa mengandung kekuatan mengubah struktur sosial, sedangkan struktur mengandung hambatan atau dorongan bagi tindakan perubahan masyarakat. C. Sumber Data Penelitian Berdasarkan data-data yang telah dijadikan sumber dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Sumber tertulis yaitu data yang diperoleh dalam bentuk buku, skripsi, dan sumber-sumber tertulis lainnya. Sumber-sumber tersebut diperoleh di perpustakaan Universitas Haluoleo, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sekolah SMP Negeri Sangia Wambulu berupa profil sekolah data
19
20
jumlah guru, data jumlah siswa dan struktur organisasi SMPN 1 Sangia Wambulu dan SMPN 2 Sangia Wmbulu. 2. Sumber lisan yaitu data yang diperoleh melalui keterangan lisan atau wawancara baik kepada para kepala sekolah, para guru, tata usaha, maupun tokoh masyarakat di Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. 3. Sumber visual yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung dan pendokumentasian dalam bentuk foto bangunan sekolah serta
tanya
langsung kepada Kepala Sekolah tentang perkembanagan sarana dan prasarana di SMP Sangia Wambulu Sangia Wambulu. D. Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang mengacuh pada pendapat Kuntowijoyo (1995: 89) yang membagi metode sejarah dalam lima tahapan yaitu. 1. Pemilihan Topik Peneliti memilih yang ada hubungannya dengan sejarah. Adapun topik yang dipilih senantiasa memperhatikan hal-hal yang terkait dengan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. 2. Heuristik (Pengumpulan Data) Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Penelitian kepustakaan (library research), yakni kegiatan penelitian untuk memperoleh data melalui sumber tertulis berupa buku-buku maupun skripsi, dan sumber-sumber tertulis lainnya. Sumber-sumber tersebut diperoleh di perpustakaan Universitas Haluoleo, Perpustakaan Fakultas
21
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Sekolah SMP Negeri Sangia Wambulu yang berkaitan dengan objek permasalahan yang diteliti. b. Pengamatan (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap perkembangan SMP Negeri Sangia Wambulu. c. Wawancara
(Interview),
yaitu
teknik
pengumpulan
data
dengan
mengadakan tanya jawab secara mendalam kepada jumlah informan yang terdiri atas Kepala Sekolah, guru sekolah dan tokoh masyarakat yang mengetahui dan dapat memberikan gambaran tentang perkembangan SMP Negeri Sangia Wambulu, sehingga dapat diperoleh data-data dan informan yang dibutuhkan. d. Studi dokumen yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dari beberapa arsip yang dimiliki oleh pemerintah setempat dalam bentuk dokumen-dokumen perkembangan SMP Negeri Sangia Wambulu. 3. Verifikasi (Kritik Sejarah) Mengetahui keaslian dan kebenaran data yang telah berhasil dikumpulkan, maka peneliti melakukan analisis data melalui kritik sumber yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehubungan dengan ini maka dilakukan kritik sebagai berikut: a. Kritik ekstern (kritik luar), yaitu peneliti melakukan analisis terhadap sumber data yang diperoleh pada instansi terkait khususnya perkembangan SMP Negeri Sangia Wambulu mengenai arsip yang ada kaitannya tentang perkembangan pendidikan formal dengan cara menilai sifat-sifat luasnya
22
sebelum semua data berhasil dikumpulkan oleh peneliti digunakan untuk merekonstruksi masa lalu maka terlebih dahulu melakukan penelitian atas asal usul sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi, dan untuk mengetahui apakah suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu dengan senantiasa menegakkan fakta daro kesaksian dari beberapa informan yang ditemui baik dari pihak Pemerintah Kecamatan Sangia Wambulu dan kesaksian yang telah diberikan bertahan tanpa ada perubahan, tambahan atau penghilangan-penghilangan yang substansial. b. Kritik intern (kritik dalam), yaitu peneliti menekankan “Dalam” yaitu isi dari sumber kesaksian. Selanjutnya, peneliti mengadakan peneliti terhadap kesaksian apakah kesaksian itu dapat diandalkan atau tidak dengan cara mengajukan pertanyaan pokok yaitu: 1) Apakah saksi dalam memberikan keterangan mampu menyatakan kebenaran. Hal ini menyangkut kemampuan menyatakan kebenaran. 2) Apakah saksi mau menyatakan kebenaran. Hal ini menyangkut kemauan dan kejujuran untuk menyatakan kebenaran. 3) Apakah saksi melaporkan secara akurat mengenai detil yang sedang diuji. Hal ini menyangkut tingkat akurasi laporan. 4) Apakah ada dukungan (koroborasi) secara merdeka terhadap detil yang sedang diperiksa. Hal ini menyangkut dukungan sumber lain tentang informasi yang sama.
23
4. Interpretasi Setelah melakukan kritik sumber atau data, maka selanjutnya data tersebut diinterpretasi atau memberikan penjelasan maupun penafsiran dengan mengacu pada konsep dan teori yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Penafsiran data dilakukan dengan menghubung-hubungkan anatara data yang satu dengan data yang lainnya sehingga diperoleh suatu fakta sejarah yang dapat dipercaya kebenarannya secara ilmiah yakni dengan cara sebagai berikut: a. Analisis (menguraikan) yaitu peneliti menguraikan isi sumber berdasarkan sumber data fakta yang berhasil dihimpun dan telah lolos dari kritik serta sudah diinterpretasikan sehingga peneliti mendapatkan kebenaran fakta-fakta yang sesuai dengan kenyataan dilapangan. b. Sintesis yaitu proses menyangkut beberapa data yang dikumpul yang dianggap saling berhubungan dan relevan dengan penelitian yang dikaji. 5. Penulisan Sejarah (Historiografi) Penyusunan data merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk menyusun dan mendeskripsikan sebuah kisah sejarah dalam bentuk karya tulis ilmiah secara sistematis, berdasakan data dan informan yang diperoleh, serta telah lolos dari kritik dan interpretasi sehingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
24
BAB IV GAMBARAN UMUM SMP SANGIA WAMBULU A. Keadaan Geografis SMP Sangia Wambulu Sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 1 Sangia Wambulu terletak di jln. poros Desa Doda Bahari. Sedangkan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu terletak di jln. Poros Desa Baruta A Kecamatan Sangia Wambulu, berdasarkan kondisi lingkunganya, SMP Sangia Wambulu di tengah pemukiman masyarakat. Disamping itu, letak SMP Sangia Wambulu sangat strategis karena terletak dipinggir jalan, sehingga mudah dijangkau dari arah manapun, dengan transportasi yang ada. Batas-batas wilayah SMP Sangia Wambulu yang membedakan letakannya dengan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu di bagian pesisir sedangkan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu di bagian pegunungan adalah sebagai berikut. 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lestari 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Doda Bahari 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tolandona matanaeo 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tolandona Keadaan
iklim di Kecamatan Sangia Wambulu pada umumnya sama
seperti daerah-daerah lain di Indonesia yakni beriklim tropis dengan memiliki 2 jenis musim yakni musim hujan (musim barat: Desember-Juni) dan musim kemarau (musim timur: Juli-November). Namun kadang pula di jumpai keadaan dimana musim penghujan dan musim kemarau yang berkepanjangan. Berdasarkan tinjauan lapangan, dapat diketahui bahwa SMP Negeri 1 Sangia Wambulu berdiri
24
25
di atas area (tanah) 8.000
, dan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu 15.000
dengan topografi (keadaan tanah) bergelombang yang diapit oleh jalan di bagian barat, dibagian timur SMP Sangia Wambulu, selatan dan utara diapit oleh perumahan penduduk. B. Visi, Misi SMP Sangia Wambulu 1. Visi, Misi SMP Negeri 1 Sangia Wambulu a. Visi visi adalah gambaran sekolah yang digunaka dimasa depan secara utuh. Adapun visi SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, yaitu: “Unggul dalam ilmupengetahuan dan teknologi berdasarkan budaya bangsa". b. Misi 1.
Melaksanakan tata tertib sekolah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
2.
Membantu siswa dalam pengenalan ilmu perkembangan teknologi (IPTEK).
3.
Mengadakan pembengunan sarana dan prasarana sekolah yang belum ada
4.
Menciptakn disiplin kedalam kegiatan sehari-hari sehingga tercipta suasana kondutif.
2. Visi, Misi SMP Negeri 2 Sangia Wambulu 1. Visi Unggul dalam prestasi, berwawasan IPTEK, berdasarkan IMTAK.
26
2. Misi 1. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa. 2. Melestarikan dan mengembangkan seni budaya bangsa. 3. Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya meningkatkan prestasi di segala bidang. 4. Mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas kependidikan dan keguruan. 5. Menumbuhkan penghayatan terhadap agama yang dianut. C. Struktur Organisasi SMP Sangia Wambulu Struktur organisasi adalah kerangka kerja yang menunjukkan segenap tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama, dibutuhkan suatu kebersamaan yang terhimpan dalam suatu wadah yang utuh yaitu organisasi. SMP Sangia Wambulu sebagai lembaga pendidikan, mempunyai sasaran atau tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya satuan organisasi
berdasarkan
fungsi-fungsi
tertentu
yang
dimaksudkan
untuk
mempermudah dan memperlancar asas dan fungsi dari organisasi, maka perlu adanya pembagian kerja dalam kesatuan struktur untuk terciptanya keseimbangan fungsi yang ada. Adapun struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 sebagai berikut.
27
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SMPN 1 SANGIA WAMBULU Kepala Sekolah La Nao, S.Pd
Ketua Komite La Ode Chalid
Wakil Kepala Sekolah Hamid, S.Pd
Tata Usaha Abdulla S.Kom
URUSAN-URUSAN
Humas Siti Labunga S.Pd
Urusan Kurikulum La Reka, S.Pd
Urusan Kesiswaan Sulaiman Taradla, S.Pd S.Pd
Urusan Sarana Ruslena Mainu, S.Pd WALI KELAS
Wali Kelas VII A Wa Ode Nursia, S.Pd
Wali Kelas VIII A Ode Irma, S.Pd
Wali Kelas IX A M. Hardin Tjoe, S.Pd
Wali Kelas VII B Siti Umi Labunga, S.Pd
Wali Kelas VIII B Sulaiman Taradla S.Pd
Wali Kelas IX B Wa Aruwia, S.Pd
Wali Kelas VII C Wa Ode Mosuat S.Pd
Wali Kelas VIII C Nurlena, S.Pd
Wali Kelas IX C Yusma, S.Pd
SISWA
28
STRUKTUR ORGANISASI SMPN 2 SANGIA WAMBULU Kepala Sekolah Yudin, S.Pd
Ketua Komite Azhar, S.Pd
Wakil Kepala Sekolah Zaheru, S.Pd
Tata Usaha Fatir Alvin, S.Kom
URUSAN-URUSAN
Humas Nurhaeda, S.Pd
Urusan Kurikulum Samrin, S.Pd
Urusan Kesiswaan Jimri Fasra, S.Pd
Urusan Sarana Masliha, S.Pd WALI KELAS
Wali Kelas VII A Navi L, S.Pd
Wali Kelas VIII A Safrin, S.Pd
Wali Kelas IX A Novi Suliana, S.Pd
Wali Kelas VII B Amir, S.Pd
Wali Kelas VIII B Samrin S.Pd
Wali Kelas IX B M. Rais Kasmi, S.Pd
SISWA
29
Adapun tata kerja dan susunan organisasi SMP Negeri 1 Sangia Wambulu terdiri beberapa unsur pokok, yaitu: 1.
Kepala Sekolah a.
Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses pengajaran secara efektif dan efisien.
b.
Kepala Sekolah Selaku manajer mempunyai tugas sebagai berikut: menyusun perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan,
melaksanakan
pengawasan,
menentukan
kebijaksanaan,
mengadakan rapat mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar, mengatur administrasi ketatausahaan, kesisiwaan, ketenagaan, keuangan. c.
Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi sebagai berikut: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, ketatausahaan,
pengawasan,
ketenagaan,
evaluasi,
kantor,
kurikulum,
keuangan,
kesiswaan,
perpustakaaan,
laboratorium, bimbingan konseling, UKS, OSIS, media pembelajaran, serta sarana dan prasarana. d.
Kepala Sekolah selaku supervisor bertugas mengelenggarakan supervisi dalam mengenal: proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan, kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan kerja sama dengan masyarakat, kegiatan ketatausahaan, saran dan prasarana, kegiatan OSIS, perpustakaan, laboratorium, kantin, kehadiran guru, pegawai, dan siswa.
30
2.
Wakil Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah menbantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program pelaksana. b. Pengorganisasian dan pengarahan. c. Ketenagakerjaan dan pengkoordinasian. d. Pengawasan dan penelitian. e. Identifikasi dan pengumpulan data. f. Pengembangan keunggulan dan penyusunan laporan.
3.
Humas a. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite dan peran komite. b. Menyelenggarakan bakti sosial. c. Menyelenggarakan pamerannya. d. Menyusun laporan.
4.
Kesiswaan a. Mengatur pelaksanaan bimbingan konseling. b. Mengatur
dan
mengkoordinasikan
pelaksanaan
7K
(Keamanan,
Kebersihan, Ketertiban, Kekeluargaan, Kesehatan, Keindahan). c. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi: kepramukaan, palang merah remaja (PMR) kelompok ilmiah remaja (KIR), usaha kesehatan sekolah (UKS), patroli keamanan sekolah (PKS).
31
d. Mengatur pelaksanaan kurikuler dan ekstrakurikuler. e. Menyusun dan mengatur pelaksanan pemilihan siswa teladan sekolah. f. Menyelenggarakan cerdas cermat, olahraga prestasi. g. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapatkan beasiswa. 5.
Kurikulum a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan. b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajar. c. Mengatur penyusunan program pembelajaran (program semester, program satuan pelajaran, dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum). d. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa serta pembagian rapor dan STTB. e. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan. f. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. g. Mengatur pengembangan koordinator mata pelajaran. h. Mengatur mutasi siswa, serta melaksanakan supervisi administrasi akademis.
6.
Sarana dan prasarana a. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar. b. Merencanakan program pengadaannya. c. Mengatur pemanfaatan sarana prasarana.
32
d. Mengelola perawatan, perbaikan pengisian, dan mengatur pembukuannya. e. Menysun laporan. 7.
Wali Kelas a. Pengelolaan kelas b. Penyelenggaraan administrasi kelas, meliputi: denah tempat duduk siswa, papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas, daftar piket siswa, buku absensi, buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, tata tertib siswa dan pembuatan statistik bulanan siswa. c. Pengisisan daftar kumpulan nilai (legger). d. Pembuatan catatan khusus tentang siswa. e. Pencatatan siswa. f.
Pengisisan buku laporan penilaian hasil belajar.
g. Pembagian buku laporan hasil belajar.
33
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Terbentuknya Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah Pendidikan formal merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat dimana melalui lembaga pendidikan formal dapat menciptakan manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas sebagai salah satu penunjang pembangunan. Berbicara mengenai terbentuknya pendidikan formal di Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah tidak terlepas dari pemerintah dan masyarakat setempat. Adanya keinginan warga masyarakat, para guru dan pemerintah untuk memberikan pendidikan yang lebih baik serta memberikan bimbingan dan pengajaran kepada masyarakat guna mencerdaskan warga masyarakat Kecamatan Sangia Wambulu sehingga berguna bagi orang banyak dan bermanfaat untuk daerah serta menjadikan Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan latarbelakang terbentuknya lembaga pendidikan formal di SMP tersebut. Dilihat dari sejarahnya, pertama yang dibangun SMPN 1 pada tahun 1975, yang kemudian disusul SMPN 2 Sangia Wambulu pada tahun 1984. Dengan pembangunan kedua sekolah tersebut mempunyai latarbelakang masingmasing yakni:
33
34
1.
SMP Negeri 1 Sangia Wambulu SMP Negeri 1 Sangia Wambulu dibangun pada tahun 1975 yang berstatus
sekolah swasta. Sebelum menjadi SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, sekolah yang dirintis pertama kali oleh Bapak Saifur ini diberi nama SMEP. Karena pengelolaannya SMEP sangat repot, dimana harus berpindah-pindah tempat untuk ujian bersama dengan sekolah pendukung, jarak yang cukup jauh, serta kendaraan yang belum cukup banyak saat itu, maka pemerintah atas permohonan pimpinan sekolah SMEP saat itu membentuk SMP Tolandona. Pergantian nama tersebut hanya berlangsung dalam jangka waktu 2 tahun, yaitu dari tahun 1975-1977. Setelah beberapa tahun kemudian, ketika SMP dibentuk, maka pada saat itu, para pengelola sekolah tersebut kembali mengadakan pertemuan bersama masyarakat untuk merubah status Negeri. Setelah ada mufakat antara pihak sekolah dan para tokoh masyarakat, maka disimpulkan bahwa sekolah tersebut diusulkan untuk dijadikan sebangai Sekolah Negeri kepada Pemerintah Prov. Sulawesi Tenggara, sehingga sekolah SMP Tolandona disetujui menjadi Negeri yang dinamakan SMP Negeri 4 Gu pada tahun 1989. Pada umumnya, sebelumnya SMEP berubah menjadi SMP Negeri 4 Gu, ada beberapa faktor yang cukup mempengaruhi keberadaan sekolah tersebut, yaitu: (1) banyaknya tanggapan-tanggapan negatif dari pihak masyarakat setempat, (2) SMEP merupakan lembaga pendidikan yang saat itu masih berstatus swasta dan, (3) biaya masuknya mahal, sehingga banyak anak sekolah yang pendidikannya berhenti begitu saja.
35
Hal ini dapat dimaklumi, karena kebanyakan sekolah negeri lebih baik kualitasnya dan lebih sedikit biayanya bila dibanding dengan sekolah swasta, sehingga berdampak pada adanya berbagai tanggapan masyarakat terhadap sekolah swasta, yaitu mulai dari biaya, administrasi yang kurang bagus, dan lainlain. Oleh karena itu, keberadaan sekolah lebih banyak mendapat perhatian masyarakat dan pemerintah. Secara umum, sekolah negeri sudah banyak yang didirikan. Namun demikikan, perkembangan masyarakat semakin cepat dari jumlah lembaga pendidikan yang disediakan. Disamping itu, jarak tempuh antara rumah dan SMP Negeri 4 Gu sudah dekat. Hal-hal inilah yang mendasari berdirinya SMP Negeri 1 Sangia Wambulu. Sejak terbentuknya SMP Negeri 1 Sangia Wambulu ini, yang tadinya berawal berdiri dari sekolah swasta hingga menjadi SMP Negeri, sekolah ini sudah beberapa kali terjadi pergantian kepemimpinan (Kepala Sekolah). Adapun nama-nama pemimpin (Kepala Sekolah) tersebut antara lain dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Pergantian Kepimpinan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu No. Nama Jabatan 1 Saifur Kepala Sekolah 2 Hamrin Kepala Sekolah 3 Syafrin Kepala Sekolah 4 Hawa Kepala Sekolah 5 Suha Oba, B. A Kepala Sekolah 6 Musuidu, S. Pd. Kepala Sekolah 7 La Nou, S. Pd. Kepala Sekolah Sumber: SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, Tahun 2015
Tahun 1975-1977 1977-1982 1982-1992 1992-1997 2002-2007 2007-2012 2012-saat ini
Pada tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa pergantian pemimpin (kepala sekolah) di Sekolah SMP Negeri 1 Sangia Wambulu sudah dilakukan sebanyak 7
36
(Tujuh) kali. Dalam upaya pembangunan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu tersebut, terdapat tokoh masyarakat penting yang berpengaruh dalam proses pembangunan sekolah tersebut. Sekolah tersebut pertama kali didirikan oleh Bapak Saifun, yaitu seseorang pemimpin yang dimiliki antusias dan memiliki betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi masa depan bangsa, bahkan beliau tidak mengenal lelah dalam membangun sekolah tersebut. Pemimpin tersebut merupakan seorang pelopor sekaligus perintis sekolah ini. Berkenaan dengan uraian di atas, diperkuat dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sangia Wambulu (La Nou, S.Pd) sebagai berikut. “Bapak Saifun merupakan contoh teladan bagi kami. Beliau memahami betul bahwa betapa tingginya dan mahalnya suatu ilmu pengetahuan, sehingga beliau berantusias keras untuk mengadakan pembangunan sekolah ini. Berdasarkan upaya dan kerja keras tersebut, maka pantaslah beliau dikatakan sebagai bapak pendidikan di sekolah kami” (Wawancara, 20 September 2016). 2.
SMP Negeri 2 Sangia Wambulu Sekolah ini dibangun pada tahun 1984, yang merupakan sekolah
pembangunan kedua, namun nama sekolah tersebut SMP PGRI Baruta yang masih berstatus swasta. Sebelum menjadi SMP Negeri 2 Sangia Wambulu, masyarakat setempat mengeluh menyekolahkan anak-anak mereka di luar daerah Baruta yang jaraknya jauh dari tempat tinggal mereka, meskipun begitu minat anak-anak untuk sekolah sangat tinggi hal ini dibuktikan dengan banyaknya
37
masyarakat yang menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar meskipun belum dibentuknya SMP tersebut. Adapun terbentuknya SMP tersebut dilatarbelakangi oleh rasa sadar masyarakat setempat dalam dunia pendidikan untuk menyekolahkan anak mereka dan peran pemerintah Kabupaten Buton yang mengeluarkan kebijakan harus adanya jenjang pendidikan SMP di Desa Baruta. Setelah beberapa tahun kemudian, SMP PGRI Baruta dibentuk, sama hal dengan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu. Maka pada saat itu, para pengelola sekolah tersebut kembali mengadakan pertemuan bersama masyarakat untuk merubah status sekolah tersebut agar dapat dijadikan sebagai sekolah yang berstatus negeri. Setelah adanya mufakat antara pihak sekolah dan para tokoh masyarakat, maka disimpulkan bahwa sekolah tersebut diusulkan untuk dijadikan sebagai sekolah negeri kepada Pemerintah Prov. Sulawesi Tenggara, sehingga sekolah SMP PGRI Baruta disetujui SMP Negeri 5 Gu pada tahun 1989. Dan ada faktor yang cukup mempengaruhi keberadaan sekolah tersebut, yaitu ada 4 Sekolah Dasar (SD) yang dekat. Hal ini dapat dimaklumi, karena kebanyakan sekolah negeri lebih baik kualitasnya dan lebih sedik biayanya bila dibanding dengan sekolah swasta, sehingga berdampak pada adanya berbagai tanggapan masyarakat terhadap sekolah swasta, yaitu mulai dari biaya, administrasi yang kurang bagus, dan lainlain. Oleh karena itu, keberadaan sekolah negeri lebih banyak mendapat perhatian masyarakat dan pemerintah. Secara umum, sekolah negeri sudah banyak yang
38
didirikan. Namun demikian, perkembangan masyarakat semakin cepat dari jumlah lembaga pendidikan yang disediakan. Sejak terbentuknya SMP Negeri 2 Sangia Wambulu ini, yang tadinya berawal berdiri dari sekolah swasta hingga menjadi SMP Negeri, sekolah ini sudah beberapa kali terjadi pergantian kepemimpinan (Kepala Sekolah). Adapun nama-nama pemimpin (Kepala Sekolah) tersebut antara lain dapat dilaihat pada tabel 1 sebagai beriktu. Tabel 1 Pergantian Kepemimpinan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu No. Nama Jabatan 1 Jahuli Kepala Sekolah 2 M. Taison Kepala Sekolah 3 La Ode, Ami Ajaba Kepala Sekolah 4 Safrin, S. Pd. Kepala Sekolah 5 Gaus, A. Md. Pd. Kepala Sekolah 6 La Ota, S. Pd. Kepala Sekolah 7 Yudin, S. Pd. Kepala Sekolah Sumber: SMP Negeri 2 Sangia Wambulu, Tahun 2015
Tahun 1984-1990 1990-1995 1995-2000 2000-2005 2005-2010 2010-2015 2015-saat ini
Pada tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa pergantian pemimpin (Kepala Sekolah) di Sekolah SMP Negeri 2 Sangia Wambulu sudah dilakukan sebanyak 7 (Tujuh) kali. Dalam upaya pembangunan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu tersebut, terdapat tokoh masyarakat penting dan peran pemerintah Kabupaten Buton dalam proese pembangunan sekolah tersebut (Yudin, wawancara 21 september 2016). Dari hasil wawancara dengan Yudin, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sangia Wambulu di atas dapat diketahui bahwa SMP Negeri 2 Sangia Wambulu telah mengalami pergantian nama sekola, yakni: tahun 1984 dan tahun 1989 yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah.
39
B. Perkembangan SMP di Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah (1975-2016) Mengenai perkembangan SMP Sangia Wambulu senantiasa berjalan dengan baik, walaupun masih kurang memadai khususnya perkembangan sarana dan prasarana, guru dan media pembelajaran. Adapun perkembangan pendidikan SMP Sangia Wambulu telah berjumlah 2 sekolah yaitu SMP Negeri 1 Sangia Wambulu yang dirikan pada tahun 1975 dan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu pada tahun 1984. Untuk memperjelas bagaimana perkembangannya SMP Sangia Wambulu dapat dilihat sebagai berikut. 1.
Perkembangan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan faktor keberhasilan dalam proses
pembelajaran yang menyangkut kebutuhan terhadap fasilitas pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Meurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 45 ayat 1 dinyatakan sebagai berikut: “Setiap satuan pendidikan formal dan informal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan perkemangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, dan emosional”. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 mengatur tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana, yaitu: (a) ruang kelas, yaitu berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran, (b) ruang perpustakaan, yaitu berfungsi
40
sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru dalam memperoleh informasi, (c) laboratorium IPA, yaitu berfungsi sebagai alat bantu untuk mendukung kegiatan pembelajaran dalam bentuk percobaan, (d) tempat ibadah, yaitu berfungsi sebagai tempat untuk penanganan diri peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah dan sebagai wadah untuk beribadah. a.
SMP Negeri 1 Sangia Wambulu Berdasarkan konsep di atas, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana
merupakan syarat mutlak yang harus ada, baik sebagai kelengkapan pendidikan maupun nonformal yang sangat dibutuhkan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensinya secara maksimal. Dalam meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, maka perlu adanya dukungan sarana dan prasarana yang baik dan memadai demi untuk menunjang proses belajar mengajar peserta didik. Pada saat itu, sebagai sekolah yang baru ditetapkan, SMP Negeri 1 Sangia Wambulu masih memiliki tingkat kualitas sekolah dengan akreditas C. Selain itu, SMP Negeri 1 Sangia Wambulu juga memiliki beberapa kendala, seperti kurang terfasilitasnya sarana dan prasarana yang belum memadai, tuntutan dan pembiayaan pembangunan, dan minimnya tenaga pengajar maupun peserta didik. Pada awal terbentuknya, SMP Negeri 1 Sangia Wambulu hanya menggunakan 4 ruangan, yaitu 3 ruangan kelas sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar, dan 1 ruangan sebagai kantor Kepala Sekolah. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu Guru SMPN 1 Sangia Wambulu Bapak La Reka, S.Pd. sebagai berikut.
41
“pada awal didirikan, SMP Negeri 1 Sangia Wambulu yang saat itu masih berstatus sekolah swasta di tahun 1975, hanya menggunakan 4 ruangan saja, yaitu ruangan kelas I, II, III. Sedangkan ruangan yang satu digunakan sebagai kantor Kepala Sekolah” (Wawancara, 22 September 2016) Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1977-1982 setelah pergantian kepala sekolah, jumlah peserta didik di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu mengalami peningkatan, sehingga hal ini berdampak pada jumlah dan kapasitas gedung atau ruangan kelas. Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahun 1987-1990, bangunan di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu bertambah 2 menjadi 6 bangunan ruang kelas. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990-2000 dibangun 2 ruangan lagi, yaitu ruangan perpustakaan, dan ruangan loboratorium. Tahun 2000-2006 dibangun 2 unit bangunan lagi, yaitu ruang belajar. Pada tahun 2006-2016, bangunan sekolah ditambah lagi 2 ruangan, yaitu ruang dewan guru dan ruang belajar. Sedangkan pada tahun 2006-2016, kegiatan pembangunan di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu hanyah perbaikan gedung sekolah yang sudah tua. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 079 tahun 1975 menyebutkan bahwa sarana pendidikan terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar, yaitu: (a) bangunan dan perabot sekolah, yaitu wadah bagi peserta didik dan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, (b) alat pembelajaran yang membantuh pengajar dalam menerangkan materi pembelajaran, dan (c) media pendidikan. Adapun profil fasilitas bangunan dan ruangan di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut.
42
Tabel 2 Fasilitas Bangunan dan Ruangan di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu (1975-2016) No. Ruangan Jumlah 1 Ruangan belajar 8 2 Kantor kepala sekolah 1 3 Dewan guru 1 4 Perpustakaan 1 5 Laboratorium 1 Jumlah 12 Sumber: Ruang Tata Usaha SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, Tahun 2016 Pada tabel 2 di atas, terlihat jelas bahwa sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu dari tahun 1975-2016 mengalami peningkatan pembangunan fasilitas atau gedung sekolah, dimana hal tersebut dikarenakan pandangan dan pola pikir kepimpinan yang sangat baik, sehingga dapat menghasilkan sekolah yang berstandar kompotensi, sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Hamid, S.Pd, selaku wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Sangia Wambulu sebagai berikut. “Dalam proses pembangunan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, yaitu dari pertama kali didirikan sampai dengan saat ini mengalami berbagai perubahan di bagian sarana maupun prasarana sekolah. Hal ini merupakan hasil yang kami harapkan demi mewujudkan sekolah atau lembaga pendidikan yang baik, inovatif dan produktif” (Wawancara, 24 september 2016). Pada umumnya, gedung atau ruangan yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, masih kurang untuk memenuhi berbagai kebutuhan akademik dan layanan administrasi serta dengan fasilitas pembelajaran masih minim. Adapun proses penggunaan ruangan di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.
43
Tabel 3 Alokasi Penggunaan Ruangan Belajar SMPN 1 Sangia Wambulu Ruang Jumlah Kapasitas Jumlah Kursi Kelas Siwa/Siswi 7A 28 30 29 7B 28 30 29 7C 29 30 29 8A 25 30 27 8B 24 30 26 8C 24 30 26 9A 23 30 25 9B 22 30 25 Jumlah 183 240 226 Sumber: Ruang Staf Administrasi Sekolah SMPN 1 Sangia Wambulu 2016 Pada tabel 3 di atas, diketahui bahwa alokasi penggunaan ruang kelas di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu masih minim, dimana penggunaan ruang kelas mencapai 8 ruangan. Dengan demikian, adanya peningkatan jumlah siswa dari tahun ke tahun, maka sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Sangia Wamulu dapat digunakan secara maksimal. Kapasitas ruangan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu cukup memadai dalam proses belajar mengajar bagi siswa dan guru. Meskipun demikian, meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke tahun belum memaksimalkan jumlah ruangan yang telah disediakan, dalam hal ini penggunaan fasilitas lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang ada. Dengan demikian, upaya konstribusi yang dilakukan pihak sekolah sampai saat ini masih sangat mengutamakan penambahan jumlah peserta didik. Selain ruangan proses pembelajaran, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar adalah laboratorium. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing peserta didik, perlu adanya pengembangan
terhadap
beberapa
program,
diantaranya
pengembangan
ekstrakurikuler. Laboratorium sebagai sarana yang mendukung implementasi hasil
44
pengembangan ekstrakurikuler tersebut, maka mutu dan relevansi laboratorium harus ditingkatkan secara maksimal, sehingga menunjang kapasitas dan menciptakan kuantitas serta kualitas yang lebih baik. Oleh karena itu, dengan adanya laboratorium, maka akan memudahkan peserta didik dalam pengolah serta melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan sekolah. Hasil wawancara dengan salah satu guru yang merupakan guru PPKn di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu (La Reka, S.Pd) sebagai berikut. “Dengan adanya ruang atau gedung laboratorium ini sangatlah mendukung aktivitas peserta didik dalam melaksanakan praktek kerja belajar demi menunjang keberhasilan dalam meningkatkan kelulusan siswa dari tahun ke tahun. Selain itu pula, laboratorium juga dapat meningkatkan mutu belajar peserta didik baik lagi dalam bidang fisika dan biologi” (Wawancara 26 September 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa laboratorium merupakan sarana untuk mendukung program kegiatan kurikulum, untuk meningkatkan mutu, reverensi dan daya saing bagi para peserta didik agar tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang sudah berkembang lebih dulu yag telah berbasis kompotensi. Menurut Sukarso (2005), laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau
ruang terbuka. Dengan kata lain,
laboratorium merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain.
45
Berdasarkan tahun didirikannya, laboratorium SMP Negeri 1 Sangia Wambulu pada tahun 1990-2000 mengalami peningkatan dibanding sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, profil fasilitas yang ada pada laboratorium dan alokasi penggunaan laboratorium di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu tersebut dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4 Profil Fasilitas Laboratorium SMP Negeri 1 Sangia Wambulu No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama Barang jumlah (Buah) Meja Laboratorium 18 Kursi Laboratorium 18 Gelas Ukur 10 Lemari Tempat Alat Laboratorium 2 Papan Tulis 1 Rak Alat Praktek 2 Komputer 1 Jumlah 54 Sumber: Dokumen Pembangunan Laboratorium Tahun 1990 di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, Sampai Sekarang. Pada tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa profil fasilitas laboratorium di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu dapat dikatakan cukup lengkap. Hal ini mengidentifikasikan bahwa fasilitas laboratorium cukup berpengaruh dalam melayani kebutuhan peserta didik di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu. Namun secara umum, fasilitas yang disediakan belum dapat dikatakan memadai. Berkenaan dengan penjelasan di atas, maka hal ini perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dan pihak sekolah yang bersangkutan, dikarenakan penggunaan fasilitas laboratorium di sekolah tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran, terutama dalam proses pengadaan atau peningkatan jumlah (kuantitas) fasilitas komputer yang diketahui bahwa masih minim jumlahnya. Selain laboratorium, SMP Negeri 1 Sangia
46
Wambulu juga memiliki perpustakaan yang cukup baik dalam menangani kebutuhan bahan pustaka bagi seluruh peserta didik di SMP Negeri 1Sangia Wambulu dan untuk membantuh mencari bahan-bahan pelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Menurut Undang-Undang No. 43 tahun 2007 Tentang Kebutuhan Umum menebutkan bahwa: “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku, guru memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”. Perpustakaan di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu memiliki kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dapat bermanfaat bagi peserta didik sebagai bahan referensi dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Berkenaan dengan hal tersebut, adapun profil perpustakaan dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5 Profil Kelengkapan Fasilitas Perpustakaan di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu 2016 Jenis Fasilitas dan Peralatan Jumlah Satuan Keterangan Meja Baca Segi 4 8 Buah Baik Kursi 20 Buah Baik Rak Buku 8 Buah Baik Lemari 1 Buah Baik Keranjang Sampah 2 Buah Baik Meja Kepala Perpus 1 Buah Baik Kursi Putar 1 Buah Baik Jam Dinding 1 Buah Baik Sumber: Peninjauan Langsung di Perpustakaan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu Pada tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa fasilitas dan pelayanan perpustakkan di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu berada dalam kategori masih
47
minim. Berkenaan dengan hal tersebut, diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Ruslena Mainu, S.Pd. sebagai berikut. “ Kami sangat bangga memiliki anak didik yang tidak ada hentinya dalam menggapai sebuah ilmu pengetahuan diperpustakaan sekolah ini, sebab hampir setiap waktunya anak-anak kami selalu meluangkan waktu ketika jam israhat untuk datang/berkunjug ke perpus demi mendapatkan pelajaran tambahan dari sekolah ini” (Wawancara, 28 September 2016). b.
SMP Negeri 2 Sangia Wambulu Sejak berdirinya pada tahun 1984 kondisi sarana dan prasarana sangat
memperhatinkan, asal dapat ditempui saja dimana ruang belajar sudah ada 4 unit dan ruangan kantor 1 unit, beda dengan sekarang yang bisa dibilang jauh lebih baik dengan sarana dan prasarana sekolah yang lebih lengkap dengan penambahan gedung-gedung sekolah seperti perpustakaan dan laboratorium, serta sarana dan prasarana ekstrakurikuler seperti lapangan olahraga (Bapak Yudin, S.Pd. Wawancara 30 September 2016) selaku Kepala Sekolah. Seiring dengan proses perkembangannya, pada tahun 1984-1988 setelah pergantian kepala sekolah, jumlah peserta didik di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu mengalami peningkatan, sehingga hal ini berdampak pada jumlah dan kapasitas gedung atau ruangan kelas. Berdasarkan hak tersebut, maka pada tahun 1988-1993, bangunan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu bertambah menjadi 2 bangunan ruangan kelas. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1993-2005 dibangun 2 ruang lagi, yaitu ruang perpustakaan, dan ruangan laboratorium. Sedangkan pada tahun 2007-2016, kegiatan pembangunan di SMP Negeri 2
48
Sangia Wambulu hanya perbaikan gedung yang tua saja dan sampai saat ini belum ada rencana terkait penambahan gedung atau bangunan-bangunan sekolah. Adapun profil fasilitas bangunan dan ruangan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2 Fasilitas Bangunan dan Ruangan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu (1984-2016) No. Ruangan Jumlah 1 Ruangan belajar 6 2 Kantor kepala sekolah 1 3 Dewan guru 1 4 Perpustakaan 1 5 Laboratorium 1 Jumlah 10 Sumber: Ruang Dewan Guru SMP Negeri 2 Sangia Wamulu, tahun 2016 Pada tabel 2 di atas, terlihat jelas bahwa sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dari tahun 1984-2016 mengalami peningkatan pembangunan fasilitas atau gedung sekolah, dimana hal tersebut dikarenakan pandangan dan pola pikir kepimpinan yang sangat baik,sehingga dapat menghasilkan sekolah yang berstandar kompentensi, sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Yudin, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sangia Wambulu sebagai berikut. “Dalam proses pembangunan SMP Negeri 2 Saangia Wambulu dapat diketahui bahwa kondisi sekarang sangat jauh berbedah dengan kondisi pada saat pertama kali dibangun, yakni terlihat dari sarana dan prasarana yang semakin lengkap yang dulunya sangat memprihatinkan ”(Wawancara, 27 Semtember 2016). Pada umumnya, pada umumnya, gedung atau ruangan yang memiliki oleh SMP Negeri 2 Sangai Wambulu cukup baik untuk memenuhi berbagai kebutuhan
49
akademik dan layanan administrasi bagi seluruh unit, serta dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran yang cukup relatif baik. Proses penggunaan ruangan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Alokasi Penggunaan Ruangan Belajar SMPN 2 Sangia Wambulu Ruang Kelas Jumlah Siswa/Siswi Kapasitas Jumlah Kursi 7A 24 30 28 7A 25 30 28 8A 24 30 26 8A 24 30 26 9A 20 30 24 9A 21 30 24 Jumlah 98 180 156 Sumber: Ruang Administrasi Sekolah SMP Negeri 2 Sangia Wambulu Tahun2016 Pada tabel 3 di atas, diketahui bahwa alokasi penggunaan ruang kelas di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu cukup signitif, dimana penggunaan ruang kelas mencapai 10 ruangan. Dengan demikian, adanya peningkatan jumlah siswa dari tahun ke tahun, maka sarana dan prasarana SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dapat digunakan secara maksimal. Kapasitas ruangan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu cukup memadai dalam proses belajar mengajar bagi siswa dan guru. Meskipun demikian, meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke tahun belum memaksimalkan jumlah ruangan yang telah disediakan, dalam hal ini penggunaan fasilitas lebih banyak dibanyak dibandingkan dengan siswa yang ada. Dengan demikian, upaya konstribusi yang dilakukan pihak sekolah sampai saat ini masih sangat mengutamakan penambahan jumlah peserta didik. Selain ruangan proses pembelajara, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar adalah laboratorium. Dengan adanya laboratorium peserta didik perlu adanya pengembangan terhadap beberapa
50
program, diantaranya pengembangan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, dengan adanya laboratorium, maka akan memudahkan peserta didik dalam mengolah serta melaksanakan kegiatan ektrakurikuler di lingkungan sekolah. Berikut kutipan wawancara dengan salah satu guru yamg merupakan guru IPS di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu (Amir, S.Pd.) “Dengan adanya laboratorium peserta didik sangat mendukung aktivitas mereka dalam melaksanakan praktek kerja belajar, menjadikan sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses kerja ilmiah secara terkendali untuk kegiatan pembelajaran yang efektif, adanya interaksi dan terpadu dengan dukungan pengukuran pengetahuan mereka (Wawancara, 29 September 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa laboratorium merupakan sarana untuk mendukung program kegiatan kurikulum, untuk meningkatkan mutu, reverensi dan daya saing bagi para peserta didikagar tidak kalah denagan sekolah yang sudah berkembang lebih dulu yang telah berbasis kompentensi. Menurut PP No. 25 tahun 1980 pasal 27 menyebutkan bahwa laboratorium adalah sarana penunjang dalam sutu atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan. Sedangkan Sukarso (2005) mengatakan bahwa “Secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan, yaitu sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan dan pengkajian gejala-gejala alam”. Dari tahun didirikannya, laboratorium SMP Negeri 2 Sangia Wambulu pada tahun 1993-2005 mengalami peningkatan kualitas daya saing. Untuk lebih
51
jelasnya, profil fasilitas yang ada pada laboratorium di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4 Profil Faasilitas Laboratorium SMP Negeri 2 Sangia Wambulu No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama Barang Jumlah (Buah) Meje Laboratorium 18 Kursi Laboratorium 18 Gelas Ukur 8 Lemari Tempat Alat Laboratoium 2 Komputer 1 Papan Tulis 1 Rak Alat Praktek 2 Jumlah 50 Sumber: Dokumen Pembangunan Laboratorium Tahun 1993 di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu, Tahun, 2016 Pada tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa profil fasilitas laboratorium di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dapat dikatakan cukup lengkap. Hal ini mengidentifikasikan bahwa fasilitas laboratorium cukup berpengaruh dalam melayani kebutuhan peserta didik di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu. Namun secara umum, fasilitas yang disediakan belum dapat dikatakan memadai. Berkenaan dengan penjelasan di atas, maka hal ini perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dan pihak sekolah yang bersangkutan, dikarenakan penggunaan fasilitas laboratorium di sekolah tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran, terutama dalam proses pengandaan atau peningkatan jumlah fasilitas komputer yang diketahui bahwa masih minim jumlahnya. Selain laboratorium, SMP Negeri 2 Sangia Wambulu juga memiliki perpustakaan yang cukup baik dalam menangani kebutuhan bahan pustaka bagi seluruh peserta didik di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu.
52
Perpustakaan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu memiliki kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dapat bermanfaat bagi peserta didik sebagai bahan referensi dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Berkenaan dengan hal tersebut, adapun profil perpustakaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini. Tabel 5 Profil Fasilitas Perpustakaan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu 2016 Jenis Fasilitas dan Jumlah Satuan Keterangan Peralatan Meja Baca Segi 4 6 Buah Baik Kursi 8 Buah Baik Lemari 1 Buah Baik Keranjang Sampah 2 Buah Baik Meja Kepala Perpus 1 Buah Baik Kursi Putar 1 Buah Baik Jam Dinding 1 Buah Baik Sumber: Peninjauan Langsung di Perpustakaan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu Pada tabel di atas, dapat diketahuibahwa fasilitas dan pelayanan perpustakaan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu berada dalam kategori cukup baik. Berkenaan dengan hal tersebut, diperkuat dengan wawancara yang dilakukan dengan Ibu Novi Suliana , S.Pd. sebagai beriktu. “Dengan adanya perpustakaan di sekolah peserta didik mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Khususnya melalui penambahan pengetahuan bagi guru dan siswa yang ada di sekolah tersebut. Beberapa manfaat dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah merangsang minat membaca baik pada guru dan siswa. Karena membaca adalah sumber pengetahuan yang paling besar. Dari membaca, seseorang bisa mendapatkan informasi yang barangkali belum pernah dilihat atau didengarnya secara lengkap dan akurat.
53
2.
Perkembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (1975-2016) Setiap membicarakan pendidikan maka guru merupakan salah satu unsur
atau komponen yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan tersebut. Bahkan dapat dikatakan bahwa tanpa keberadaan seorang guru tenaga pendidik, maka proses belajar yang terapkan di suatu lembaga pendidikan, akan sulit berjalan dengan lancar dan maksimal. Oleh karena itu, keberadaan guru sangat penting dalam proses belajar mengajar. Definisi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa “Guru merupakan pendidik yang professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah”. Berdasarkan pernyataan di atas, maka gurudi tuntut memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan skil dalam melaksanakan prose belajar mengajar dan menyelesaikan segala bentuk permasalahan dalam proses pembelajaran tersebut. Untuk mendukung aktivitas tersebut, maka perlu adanya hubungan kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik. a. SMP Negeri 1 Sangia Wambulu Adapun data guru di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu adalah berjumlah 14 tenaga pendidik dan kepalah sekolah SMP Negeri 1 Sangia Wambulu selaku pimimpin lembaga. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut.
54
Tabel 6 Jumlah Guru Tenaga Pengajar di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu. No. Nama Guru Gelar Jabatan Jurusan 1 La Nou S.Pd Kepalah Sekolah 2 Hamid S.Pd Wakasek/IPA 3 La Ode Chalid S.Pd Matematika 4 Sulaiman Taradla S.Pd Ekonomi 5 La Reka S.Pd PKn 6 Siti Umi Labunga S.Pd IPS 7 Ruslena Mainu S.Pd Bahasa Inggris 8 Wa Ode Nursia S.Pd Bahasa Indonesia 9 Wa ode Mosuat S.Pd Bahasa Inggris 10 Wa Ode Irma S.Pd Matematka 11 M. Hardin Tjoe S.Pd Pendidikan Agama 12 Wa Aruwia S.Ag Pendidikan Agama 13 Yusma S.Pd IPA 14 Abdulla S.Kom TIK Sumber: Ruang Staf Administrasi SMP Negeri 1 Sangia Wambulu, Tahun 2016 Pada tabel di atas, dapat diidentifikasi bahwa tenaga pendidik yang ada SMP Negeri 1 Sangia Wambulu 2016
masih kurang baik dalam rangka
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, dimana rata-rata dari jumlah 14 orang tenaga pendidikan, 12 tenega guru pengajar terdiri dari lulusan SI pendidikan. Adapun tenaga pendidik lainnya yang berada di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu adalah lulusan SI Komputer dan Agama. Dan tenaga kependidikan yang ada di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu berjumlah 2 orang. Dengan berjalannya waktu, pada tahun 1975-2016, pendidik dan tenaga kependidikan bertambah sebanyak 12 orang. Dengan penjelasan di atas, diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak La Reka, S.Pd sebagai berikut. “Sekolah yang berkualitas yang memiliki standar kompotensi harus memiliki guru yang berpendidikan baik, sehingga nilai sebuah pendidikan dalam
55
menempuh kualitas yang lebih baik, maka guru bimbingan pulah dapat memiliki pendidikan yang lebih baik pula (Wawancara, 3 Oktober 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa suatu lembaga pendidikan yang memiliki standar kompotensi yang baik tentu membutuhkan pendidik yang berkualitas. Hal tersebut dapat dipahami karena demi meningkatkan kualitas lembaga tersebut, maka dibutuhkan sosok guru atau pendidik yang terampil, berkemampun, disiplin, dan berpengetahuan demi peningkatan produktivitas sekolah dan gurunya. b. SMP Negeri 2 Sangia Wambulu Adapun data guru di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu adalah berjumlah 14 tenaga pendidik dan kepala sekolah SMP Negeri 2 Sangia Wambulu selaku pimpinan lembaga. Untuk lebih jelasnya dapat lihat pada tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6 Jumlah Guru Tenaga Pengajar di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu. No. Nama Guru Gelar Jabatan/Jurusan 1 Yudin S.Pd Kepala Sekolah 2 Zaheru S.Pd Wakasek/Agama 3 Amir S.Pd IPS 4 Jimrin Fasra S.Pd IPA 5 Azhar S.Pd Bahasa Inggris 6 Samrin S.Pd PKn 7 Nurhaeda S.Pd Bahasa Indonesia 8 Masliha S.Pd Ekonomi 9 Novi Suliana S.Pd Sejarah 10 Novi L. A.Md Bahasa Inggris 11 M. Rais Al Kasmin S.Pd Matematika 12 Fitri Salbina S.Ag Pendidikan Agama 13 Safrin S.Pd PKn 14 Fatir Alvin S.Kom TIK Sumber: Ruang Tata Usaha SMP Negeri 2 Sangia Wambulu, Tahun 2016 Pada tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa tenaga pendidik yang ada di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu 2016 masih kurang baik untuk meningkatkan
56
kualitas proses belajar mengajar, yang mana mengenai perkembangan guru jumlah 14 orang tenaga pendidikan, 11 tenaga guru pengajar terdiri dari lulusan S1 Pendidikan. Adapun tenaga pendidikan lainnya yang berada di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu adalah lulusan S1 Komputer dan Agama. Dan tenaga kependidikan yang ada di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu berjumlah 3 orang. Dengan berjalannya waktu, pada tahun 1984-2016, pendidik dan tenaga kependidikan bertambah sebanyak 12 orang (Pengamatan, 4 Oktober 2016). Berdasarkan pengamatan penuilis, profesionalitas mengajar para guru SMP Negeri 2 Sangia Wambulu, sudah cukup baik. Indikatornya adalah dengan memberikan bimbingan yang baik berdasarkan potensi peserta didik. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran mereka juga selalu memberikan motivasi kepada siswa SMP Negeri 2 Sangia Wambulu untuk selalu giat belajar agar menjadi siswa yang berprestasi. 3. Perkembangan Peseta Didik SMP Negeri Sangia Wambulu Modal besar dari eksitensi sebuah sekolah adalah peserta didik yang memiliki keinginan untuk perkembang. Dengan dasar suatu keinginan yang kuat, maka suatu sekolah dapat berkembang dengan baik. Sebuah sekolah yang walaupun awalnya berasal dari sebuah sekolah swasta, dan memiliki modal dana yang cukup besar, namun ketika tidak memiliki peserta didik yang punya keinginan untuk bersekolah, maka hal itu hanyalah sebuah kesia-sian, dan sekolah tersebut tidak akan mungkin dapat dilakukan aktivitas apapun tanpa adanya peserta didik.
57
Pengertian peserta didik menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Sedangkan menurut PP No. 17 tahun 2010 pasal 71 ayat 2 menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan dasar setingkat SMP, wajib menerima semua warga Negara yang berusia 13-15 tahun sebagai peserta didik sampai dengan batas daya tampungnya. Daya tampung untuk setingkat SMP adalah paling banyak sekitar 40 orang per rombongan belajar/kelas. a. SMP Negeri 1 Sangia Wambulu Untuk mengetahui perkembangan peserta didik dari berdirinya sekolah SMP Negeri 1 Sangia Wambulu sampai saat ini, dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.
58
Tabel 7 Profil Perkembangan Siswa/Siswi di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu (1975-2016) No.
Tahun Masuk
Kelas
Jumlah Siswa/Siswi Terdaftar
I II III 1 1995-1996 24 22 21 66 2 1996-1997 26 23 22 71 3 1997-1998 29 28 25 82 4 1998-1999 33 30 27 90 5 1999-2000 30 32 30 92 6 2000-2001 32 33 32 97 7 2001-2002 43 35 35 113 8 2002-2003 47 40 35 122 9 2003-2004 48 43 37 128 10 2004-2005 47 45 36 128 11 2005-2006 50 48 37 135 12 2007-2008 54 52 38 144 13 2008-2009 59 54 40 153 14 2009-2010 58 58 39 154 15 2010-2011 54 60 40 154 16 2011-2012 56 63 41 160 17 2012-2013 59 66 43 168 18 2013-2014 61 69 46 176 19 2014-2015 63 71 46 180 20 2015-2016 65 73 45 183 Sumber: Dokumen Kesiswaan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pada tahun ajaran 1995/19962015-2016 mengalami peningkatan yang signifikan yakni dari 67 siswa menjadi 183 siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak La Reka, S.Pd sebagai berikut. “Sejak saya pertama kali mengajar di sekolah ini sampai saat ini, perkembangan jumlah peserta didik sangatlah meningkat. Ini semua dikarenakan banyaknya masyarakat di wilayah kami ini betul-betul mendukung perkembangan suatu pendidikan (Wawancara, 4 Oktober 2016). Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa perkembangan sekolah SMP Negeri 1 Sangia Wambulu tidak hanya dipengaruhi oleh kerja keras
59
dan upaya dari kepala sekolah dan guru tersebut, melainkan juga atas dasar dukungan masyarakat dalam perkembangan dan kemajuan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu. Mengenai perkembangan kurikulum yang digunakan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu sejak berdirinya tahun 1975 hingga tahun 2016 yaitu kurikulum 1975, kurikulum 1984 (CBSA), kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), kurikulum 2013 dan sekarang ini kembali kurikulum 2006 (KTSP). Adapun media pembelajarannya yang dipakai dalam kegiatan sehari-hari adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan buku pake (Bapak La Reka, S.Pd, Wawancara 4 Oktober 2016). b.
SMP Negeri 2 Sangia Wambulu Perkembangan peserta didik SMP Negeri 2 Sangia Wambulu mengalami
peningkatan dari tahun ketahun yang disebabkan rasa sadar masyarakat akan pentingnya pendidikan dan semakin bertambahnya jumlah penduduk setempat karena angka kelahiran yang tinggi. Adapun perkembangan peserta didik di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dari tahun 1997-2016 dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
60
Tabel 7 Profil Perkembangan Siswa/Siswi di SMP Negeri 2 Sangia (1997-2016) No.
Tahun Masuk
Kelas
Wambulu
Jumlah Siswa/Siswi Terdaftar
I II III 1 1997-1998 20 19 19 58 2 1998-1999 18 23 20 61 3 1999-2000 29 24 21 74 4 2000-2001 31 22 24 77 5 2001-2002 34 26 27 87 6 2002-2003 37 29 30 96 7 2003-2004 38 33 32 103 8 2004-2005 36 32 31 99 9 2005-2006 39 36 37 112 10 2006-2007 41 37 40 118 11 2007-2008 42 38 43 120 12 2008-2009 44 40 41 123 13 2009-2010 43 42 40 125 14 2010-2011 41 43 44 128 15 2011-2012 43 45 43 131 16 2012-2013 46 43 45 134 17 2013-2014 47 45 46 138 18 2014-2015 45 44 46 135 19 2015-2016 45 45 47 139 Sumber: Dokumen Kesiswaan SMP N egeri 2 Sangia Wambulu Tahun 2016
Tabel di atas menunjukan bahwa perkembangan peserta didik SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dari tahun pelajaran 1997-2016 mengalami peningkatan dari 76 siswa menjadi 139 siswa. Hal ini dikarenakan rasa sadar para orang tua akan pentingnya sekolah menengah pertama. Berdasarkan wawancara penulis terhadap Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sangia Wambulu, beliau mengatakan bahwa “Terjadinya siklus peningkatan yang begitu baik disebabkan oleh minat masyarakat yang mulai tinggi untuk menyekolahkan anak mereka dan paling penting akses jalan yang sudah membaik, tidak lagi masuk hutan” (Yudin, S.Pd, wawancara 6 Oktober 2016).
61
Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa terjadinya siklus peningkatan peserta didik yang baik dikarenakan minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya mulai tinggi dan yang paling penting adalah akses jalan yang tidak lagi melewati hutan. Terkait dengan kurikulum yang digunakan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu dari tahun pelajaran 1984 hingga 2016 yaitu kurikulum 1984 (CBSA), kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), kurikulum 2013 dan sekarang ini kembali di kurikulum 2006 (KTSP). Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sekolah di dalan kelas adalah diskusi, tanya jawab dan buku pake (Nurhaeda, wawancara 8 Oktober 2016). C. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah Perkembanagan pendidikan di Indonesia pada umumnya dan Kecamatan Sangia Wambulu khususnya tentu di dalam perkembangannya ada faktor yang mendukung pendidikan tersebut sehingga akan mengalami proses perkembangan yang begitu cepat. Akan tetapi disisi lain ada faktor yang menghambat perkembangan pendidikan tersebut sehingga menyebabkan perkembangan pendidikan mengalami sedikit hambatan. Berikut adalah beberapa faktor pendukung dan penghambat perkembangan pendidikan yang ada di Kecamatan Sangia Wambulu.
62
1.
Faktor Pendukung Perkembangan Pendidikan (SMP) Sangia Wambulu Faktor pendukung Perkembangan pendidikan yang ada di Kecamatan
Sangia Wambulu tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu: a)
Adanya pengetahuan dan kesadaran kepala keluarga dalam hal ini orang tua akan pentingnya sebuah pendidikan, sehingga dengan paradigma tersebut orang tua terus memberikan dukungan dan motivasi kepada anak untuk terus mengenyam dunia pendidikan kepada jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan data yang diungkapkan oleh Amir (Wawancara 12 Oktober 2016).
b) Adanya bimbingan, pengajaran, dan pendidikan orang tua yang baik kepada anaknya. Dengan adanya bimbingan, pengajaran dan pendidikan yang baik tentunya akan berdampak kepada anak itu sendiri. Salah satu dampaknya adalah anak tersebut akan memiliki etika dan norma yang baik di dalam pergaulannya baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. c)
Adanya kinerja yang baik oleh lingkungan pendidikan formal dan nonformal di dalam melakukan proses pendidikan kepada peserta didik, dan diantara kinerja tersebut adalah menyediakan berbagai fasilitas guna memperlancar proses pembelajaran. Karena
tujuan dari
lembaga
tersebut
adalah
menciptakan peserta didik yang memiliki kualitas sumber daya manusia sehingga nantinya dengan kualitas tersebu peserta didik dapat berguna di kehidupan masyarakat. Oleh Bapak Samrin (Wawancara, 7 Oktober 2016). d) Adanya pengelolaan pembelajaraan yang baik oleh guru kepala sekolah peserta didik. Dimana seorang guru dituntut untuk memiliki keahlian dan
63
keterampilan di dalam mengelola pembelajaran agar peserta didik tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran yang dibawakan oleh seorang guru. e)
Adanya sarana dan prasarana yang memadai pada lembag pendidikan formal dan nonformal. Dengan sarana dan prasarana yang memadai tentunya akan mempercepat perkembangan pendidikan ke arah yang lebih baik.
f)
Adanya partisipasi masyarakat setempat di dalam membantu sarana dan prasarana pada lembaga pendidikan formal dan nonformal. bahwa salah satu partisipasi masyarakat di dalam mempercepat proses perkembangan pendidikan ada beberapa Desa mewakafkan tanah untuk lokasi perkembangan gedung Sekolah Dasar, Taman Kanak-Kanak, dan Masjid. Berdasarkan data yang diungkapkan oleh Bapak La talo (Wawancara 11 Oktober 2016).
i.
Faktor Penghambat Perkembangan Pendidikan (SMP) Sangia Wambulu Perkembangan pendidikan di Kecamatan Sangia Wambulu sepenuhnya belum berjalan secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa faktor penghambat sehingga berdampak pada proses percepatan pembangunan khususnya dalam bidang pendidikan. Beberapa faktor penghambat tersebut adalah sebagai berikut: a)
Jauhnya jarak tempuh antara peserta didik dengan lingkungan pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Dimana antara desa dengan sekolah (SMPN 1 Sangia Wambulu) berjarak 500 m. Sedangkan antara desa dengan SMPN 2 Sangia Wambulu berjarak 1,2 km . Kondisi ini menyebabkan bagi peseta didik yang tidak memiliki kendaraan bermotor sering terlambat dan bahkan malas di dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu tujuan dari
64
lingkungan pendidikan formal adalah memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik guna menjadikan diri peserta didik yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Akan tetapi dengan kondisi seringnya peserta didik terlambat mengikuti pembelajaran tentunya hal ini akan mengurangi pengetahuan peserta didik terhadap ilmu yang disampaikan oleh guru. Sehingga dengan kurangnya wawasan ilmu pengetahuan peserta didik tentunya hal ini akan sedikit mengurangi kualitas SDM yang dimiliki oleh peserta didik. Tentunya dengan kualitas SDM yang rendah akan berdampak pula pada lambatnya proses pembangunan khususnya dalam bidang pendidikan. Bapak Yudin selaku kepala sekola
(Wawancara 8 Oktober
2016). b) Kurangnya pendapatan ekonomi masyarakat. Dengan kondisi tersebut tentunya hal ini akan memiliki dampak memperlambat fasilitas anak di dalam menempuh dunia pendidikan. Disisi lain kurangnya pendapatan ekonomi masyarakat akan berdampak pula pada jenjang pendidikan anak. c)
Rusaknya jalan umum. Untuk beberapa Desa jalanan belum begitu bagus. Sehingga peserta didik harus berjalan kaki. Kondisi ini berdampak negatif bagi sebagian peserta didik sebab sering terlambat dan juga malas pergi kesekolah sehingga proses belajar mengajar terhambat. Bapak La Nou (wawancara 10 Oktober 2016).
65
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian seperti telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Latar belakang terbentunya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah yakni munculnya rasa sadar masyarakat setempat yang bekerja dengan pemerintah setempat dan pemerintah pusat untuk mengenyam pendidikan formal di Kecamatan Sangia Wambulu.
2.
Perkembangan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. Hal ini dapat di ketahui berdasarkan perkembangan pendidikan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu (1975) hanya memiliki 4 ruangan, yaitu 3 ruangan kelas sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar, dan 1 ruangan sebagai kantor kepala sekolah. Pada tahun 1977- 1982 setelah pergantian kepala sekolah, jumlah ruang belajar SMP Negeri 1 Sangia Wambulu bertambah 2 menjadi 6 ruang belajar. Pada tahun 1987-19990, dibangun 3 ruang lagi, yaitu 2 ruang belajar, 1 ruang perpustakaan. Tahun 1990-2000 dibangun 1 ruangan lagi, yaitu laboratorium. pada tahun 2000-2006, bangunan sekolah ditambah lagi menjadi 2 ruangan, yaitu ruang guru dan ruang belajar, dan tahun 2006-2016, hanya renovasi bangunan. Sedangkan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu (1984-2016) dari perkembangan sama halnya dengan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu hanya 4 ruangan dan bertambah 2 ruanga menjadi 6 ruangan. Seiring berjalannya
65
66
waktu, pada tahun 1988-1993 di bangun 2 ruangan lagi, yaitu ruang belajar dan ruang guru. Tahun 1993-2005, bangunan sekolah bertambah lagi, yaitu ruang perpustakaan dan ruang laboratorium. Dan sekarang Tahun 2005-2016, kegiatan pembangunan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu hanya perbaikan gedung yang tua saja dan sampai saat ini belum ada terkait penambahan gedung sekolah. Sementara perkembangan pendidik dan tenaga kependidikan, serta peserta didik (SMP) Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah (19752016) terus meningkat. Saat itu di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu (19951996) hanya 4 orang pendidik dan itupun tenaga honorer dengan jumlah siswa 66 orang, dan saat ini (2015-2016) pendidik dan tenaga didik bertambah menjadi 14 orang dengan jumlah siswa bertambah 183 orang. Sedangkan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu pada tahun 1984 hanya 3 orang. Adapun perkembangan pendidik sama halnya dengan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu. Dan peserta didiknya meningkat dari tahun 1997-1998 berjumlah 56 siswa dan tahun 2015-2016 berjumlah sebanyak 139 siswa. 3.
Perkembangan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sangia Wambulu dipengaruhi dua faktor yaitu: a) faktor pendukung; adanya pengetahuan dan kesadaran kepala keluarga akan pentingnya pendidikan formal, adanya bimbinga dan pengajaran yang baik dari orang tua dan guru, adanya sarana dan prasarana yang memadai., b) faktor penghambat; jauhnya jarak tempuh antara rumah dan sekolah, kurangnya transportasi/kendaraan, kurangnya pendapatan ekonomi, dan rusaknya jalanan umum.
67
B. Saran Sehubungan dengan penulisan hasil ini maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1.
Diharapkan kepada pemerintah kiranya harus memperhatikan daerah-daerah yang ingin membentuk suatu pembangunan pendidikan formal dengan memberikan bantuan, perhatian melalui instansi diknas pendidikan agar pembangunan yang dilaksanakan berlajalan dengan baik bagi generasi saat ini.
2.
Tetap memelihara persatuan dan kesatuan, khususnya dengan masyarakat setempat yang bersifat bertorongen untuk saling menghargai dan saling menghormati, sehingga dengan hal itu dapat meningkatkan mutu pendidikan dimasa depan.
3.
Bagi para pelajar khususnya para siswa di sekolah-sekolah baik yang ada di Kecamata Sangia Wambulu maupun yang ada di daerah lain, agar selalu proaktif didalam belajar dan senantiasa mematuhi janji siawa, hormat pada guru dan orang tua. Serta selalu berupaya untuk terus memperoleh prestasi guna kemajuan diri sekolahnya maupun negaranya.
4.
Bagi para pelajar khususnya di Departeman Pendidikan Nasional agar senantiasa memperjuangkan kesejahteraan para guru juga senantiasa memgoptimalisasikan anggaran untuk pendidikan, supaya kekurangan saran prasarana di sekolah-sekolah tidak lagi ada.
68
C. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Sejarah di Sekolah Dalam jenjang pendidikan formal, sejarah merupakan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) ysng diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Ini membuktikan bahwa mata pelajaran sejarah sangat penting untuk dipelajari. Karena substansi ilmu sejarah yaitu tentang peristiwa masa lampua manusia dan dengan mempelajari sejarah kita akan memiliki wawasan historis yang luas dan sekaligus bisa mengambil banyak pengalaman dari berbagai peristiwa sejarah tersebut, sehingga dalam menjalani kehidupan sekarang dan ke depan akan mampu bertindak arif dan bijaksana. Adapun implikasi hasil penelitian ini terhadap pembelajaran di sekolah adalah pada tingkat SMP Kelas XI semester II pada standar kompotensi: perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan penduduk Jepang. Untuk membahs materi pembelajaran tersebut 2 x 45 menit (2 jam pelajaran). Adapun metode pembelajaran yang baik digunakan adalah diskusi, kelompok dan cerama bervariasi. Melalui hasil penelitian ini, pembelajaran sejarah di sekolah pada standar kompotensi: menganalisis perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan penduduk Jepang, diharapkan dapat lebih baik dan menyenangkan karena wawasan histori siswa tentang perkembangan pendidikan formal akan tumbuh dan dengan itu siswa akan memiliki kesadaran untuk sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, sehingga mereka bisa memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri, sekolah, bangsa dan negeranya.
69
DAFTAR PUSTAKA Agus Irianto, 2011. Pendidikan Sebagai Investasi Dalam Pembangunan Suatu Bangsa. Jakarta: Kencana. Anwar Hafid, dkk. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan (Dilengkapi Dengan Udang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 4 Tahun 1950, No. 12 Tahun 1954, No. 2 Tahun 1989, dan No. 20 Tahun 2003). Bandung: Alfabeta Arif Rohman, 2013. Memahami Ilmu Pendidikan. Yogjakarta: CV Aswaja Presindo. Asrul. 2003. Perkembangan Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Wawotobi Tahun 1969-2002. Skripsi. Kendari: FKIP Universitas Halu Oleo. Burhanuddin Salam, 2002. Pengatar Pedogogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik). Jakarta: PT Rneka Cipta. Dendy Sugiono, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Depdikbud. 1989. UU RI no. 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta Penjelasannya. Jakarta: balai pustaka.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Remaja Sodakarya. Emma Zain dan Djaka Sati, 1997. Rangkuman Ilmu Mendidik (Metode Pendididikan). Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Hugiono. 1984. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bumi Aksara. Idris. 1982. http/Konsep-Konsep Pendidikan Independent Awareness. Html.Diakses Tanggal 14 Desember 2015. Irawati. 2004. Perkembangan Pendidikan Sekola di Wawotobi 19061998. Skripsi. Kendari: FKIP Universitas Halu Oleo. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogjakarta: Tiara Wicana. Kusnandar. 2007. Menjadi guru Profesional. Jakarta: Gramedia. Munandar Soelaeman, 2009. Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial). Bandung: PT Refika Aditama. MT. Arifin. 1987. Gagasan Pembaharuan Muhamadiyah Dalam Pendidikan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Nana Syaodih Sukmadinata, 2005. metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Nurani Soyomukti, 2013. Teori-Teori Pendidikan Tradisional, Neo Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern. Jakarta: Ar-Ruzzmedia. Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sunny. http:/ilmu-psikologi.blogspot.com. 2013/03/teori pendidikan dan teknologi.html.Diakses Tanggal 14 Desember 2015.
69
70
Suprijanto. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Syaiful Bahri Djamarah, 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 4 Tahun 1950, No.12 Tahun 1954, No. 2 Tahun 1989, dan No. 20 Tahun 2003). Bandung: Alfabeta. Usman. 2014. Perkembangan Pendidikan si Desa Lalonggombu Kecamatan Andolo Tahun 1977-2013. Skripsi. Kendari: FKIP Universitas Halu Oleo. Yusuf. 2008. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: Remaja Sodakarya.
71
DAFTAR INFORMA
1. Nama
: La Nou, S.Pd
Umur
: 52 Tahun
Pekerjaan
: Kepala SMPN 1 Sangia Wambulu
Alamat
: Kelurahan Tolandona
2. Nama
: La Reka, S.Pd
Umur
: 56 Tahun
Pekerjaan
: Guru SMPN 1 Sangia Wambulu
Alamat
: Desa Tolandona Matanaeo
3. Nama
: Ruslena Mainu, S.Pd
Umur
: 36 Tahun
Pekerjaan
: Guru SMPN 1 Sangia Wambulu
Alamat
: Kelurahan Tolandona
4. Nama
: Hamid, S.Pd
Umur
: 40 Tahun
Pekerjaan
: Guru SMPN 1 Sangia Wambulu
Alamat
: Kelurahan Tolandona
5. Nama
: Yudin, S.Pd
Umur
: 46 Tahun
Pekerjaan
: Kepala SMPN 2 Sangia Wambulu
Alamat
: Talandona Matanaeo
71
72
6. Nama
: Zaheru, S.Pd
Umur
: 60 Tahun
Pekerjaan
: Guru SMPN 2 Sangia Wambulu
Alamat
: Desa Baruta Doda Bahari
7. Nama
: Amir, S.Pd
Umur
: 54 Tahun
Pekerjaan
: Guru SMPN 2 Sangia Wambulu
Alamat
: Desa Baruta Lestari
8. Nama
: Novi Suliana
Umur
: 38 Tahun
Pekerjaan
: Guru SMPN 2 Sangia Wambulu
Alamat
: Desa Baruta A
9. Nama
: La Gambo
Umur
: 64 Tahun
Pekerjaan
: Tokoh Masyarakat
Alamat
: Desa Baruta Analalaki
10. Nama
: La Ada
Umur
: 65 Tahun
Pekerjaan
: Tokoh Masyarakat
Alamat
: Kelurahan Tolandona
73
LAMPIRAN
74
Lampiran I DOKUMENTASI WAWANCARA
Ket: Bapak Kepala Sekolah La Nou, S.Pd Wawancara Tanggal 11 Oktober 2016 di SMP Negeri 1 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis,2016
Ket: Guru SMP Negeri 1 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
75
Ket: Wawancara Beberapa Ibu Guru SMP Negeri 1 Sangia Wambulu di Ruang Guru
Sumber: Koleksi penulis, 2016
FOTO PEMBANGUNAN
Ket: Ruang Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
76
Sumber: Koleksi Penulis, 2016 Ket: Halaman Depan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
Ket: Gedung Perpustakaan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
77
Ket: Ruang Guru SMP Negeri 1 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
Ket: Tempat Parkiran Kendaraan SMP Negeri 1 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
78
Lampiran II
DOKUMENTASI WAWANCARA
Ket: Bapak Kepala Sekolah Yudin, S.Pd Wawancara Tanggal 8 Oktober 2016, di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016 Ket: Ibu Novi Suliana, S.Pd selaku Pengelolah Perpustakaan Wawancara Tanggal 2 Oktober 2016, di Ruang Perpustakaan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
79
Ket: Wawancar Beberapa Ibu Guru SMP Negeri 2 Sangia Wambulu di ruang Guru
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
Ket: Bapak Latalo, Selaku Tokoh Masyarakat di Sekitar Lingkungan Sekolah SMP Negeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
80
FOTO PEMBANGUNAN
Ket: Halaman Depan SMP Negeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis 2016
Ket: Ruang Perpustakaan di SMPNegeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
81
Ket: Ruang guru SMP Negeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
Ket: Ruang Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
82
Ket: Gedung Laboratorium di Smp Negeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
Ket: Tempat Parkiran Kendaraan di SMP Negeri 2 Sangia Wambulu
Sumber: Koleksi Penulis, 2016
83
84