BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepuasan dalam Hubungan Romantis 1. Definisi Kepuasan dalam Hubungan Romantis Hubungan romantis merupakan aktivitas bersama yang dilakukan oleh dua individu dalam usaha untuk saling mengenal (DeGenova, 2008), dimana hubungan ini merupakan bentuk ikatan kuat diluar hubungan keluarga dan pertemanan karena berpotensi untuk berkembang menjadi hubungan keluarga dan bersifat seksual (Döring, 2002). Lebih lanjutnya, Erikson (dalam Feist dan Feist, 2009) menyatakan bahwa hubungan romantis baru dapat dibangun pada masa dewasa awal karena untuk membangun hubungan yang intim diperlukan kemampuan individu dalam menggabungkan identitas dirinya dengan identitas orang lain tanpa rasa takut kehilangan identitasnya. Sedangkan Rose (dalam Reis dan Sprecher, 2009) mendefinisikan hubungan romantis sebagai interaksi informal antara 2 pihak yang bertujuan untuk mengukur potensi satu sama lain sebagai pasangan romantis tanpa adanya tujuan atau komitmen tertentu. Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan romantis adalah aktivitas yang dilakukan oleh 2 individu dewasa awal dalam usaha untuk saling mengukur potensi satu sama lain sebagai pasangan yang akan membangun keluarga dengan individu.
24
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu, Reis dan Sprecher (2009) mendefinisikan kepuasan dalam hubungan romantis sebagai derajat rasa senang mengenai hubungan yang sedang dijalani dan kepercayaan bahwa hubungan tersebut memiliki banyak kualitas yang baik. Oleh Hill (2009), kepuasan dalam hubungan romantis didefinisikan sebagai konsep abstrak psikologis yang merepresentasikan derajat kebahagiaan yang dimiliki seorang individu dalam menjalani hubungan romantisnya. Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan dalam hubungan romantis adalah derajat rasa senang dan bahagia yang dirasakan oleh individu terhadap hubungannya dengan pasangan romantis.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan dalam Hubungan Romantis Menurut Hendrick dan Hendrick (1992), kepuasan dalam hubungan romantis dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini: a. Kebahagiaan dan penyesuaian dalam hubungan, b. Persetujuan dalam nilai-nilai, prioritas, dan peraturan dalam hubungan, c. Frekuensi hubungan seksual, d. Frekuensi dan derajat keparahan konflik, e. Ada tidaknya rasa menyesal akibat menjalani hubungan, f. Pengaruh orangtua,
25
Universitas Sumatera Utara
g. Lama hubungan, dan h. Pendidikan.
B. Teori Cinta Sternberg 1. Komponen Cinta Berdasarkan pada teori Sternberg (1988), rasa cinta dapat dipahami sebagai sebuah segitiga yang terdiri atas 3 komponen: Intimacy, Passion, dan Commitment. Figur 1. Segitiga cinta Sternberg Intimacy
Passion
Commitment
a. Intimacy Intimacy merupakan perasaan dalam hubungan romantis yang mendorong timbulnya kedekatan, keterikatan, dan rasa keterhubungan dengan pasangan romantis. Komponen Intimacy terdiri atas 10 elemen: 1) Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai.
26
Universitas Sumatera Utara
Individu berusaha untuk menjaga dan meningkatkan kesejahteraan pasangannya. Individu mungkin meningkatkan kesejahteraan pasangannya dengan mengorbankan dirinya sendiri, akan tetapi pengorbanan tersebut dilakukan dengan ekspektasi bahwa pasangan akan melakukan hal yang sama di masa depan. 2) Merasa bahagia ketika bersama dengan orang yang dicintai. Individu merasa senang menghabiskan waktu dengan pasangannya. 3) Menilai tinggi orang yang dicintai. Individu menghargai dan menghormati pasangannya. Meskipun individu mengetahui bahwa pasangannya memiliki kelemahan, pengetahuan ini tidak mengurangi penghargaan yang dirasakan terhadap pasangan. 4) Mampu mengandalkan orang yang dicintai ketika memerlukan bantuan. Individu merasa bahwa pasangannya akan ada untuknya ketika diperlukan. Ketika individu sedang menghadapi kesulitan,
individu
percaya
bahwa
pasangannya
akan
membantunya. 5) Merasa saling memahami dengan orang yang dicintai. Kedua pihak saling memahami satu sama lain. Mereka mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing dan
27
Universitas Sumatera Utara
mengetahui bagaimana merespon satu sama lain dalam cara yang menunjukkan empati yang tulus terhadap kondisi emosional orang yang dicintai. Mereka saling mengetahui alasan mengapa pasangannya melakukan atau merasakan sesuatu. 6) Bersedia berbagi dengan orang yang dicintai. Individu bersedia untuk berbagi barang-barang materi dengan orang yang dicintai. 7) Menerima dukungan emosional dari orang yang dicintai. Individu merasa didukung dan dikuatkan oleh orang yang dicintai ketika ia sedang menghadapi rintangan hidup. 8) Memberikan dukungan emosional kepada orang yang dicintai. Individu mendukung pasangan dengan berempati dan memberikan dukungan emosional kepadanya ketika sedang diperlukan. 9) Berkomunikasi secara mendalam dengan orang yang dicintai. Individu dapat berkomunikasi secara mendalam dan jujur dengan orang yang dicintai. 10) Menghargai orang yang dicintai. Individu merasa bahwa pasangannya berperan penting dalam hidupnya.
28
Universitas Sumatera Utara
Kesepuluh elemen diatas tidaklah harus dialami semuanya agar seorang individu dapat dikatakan merasakan Intimacy dalam hubungan romantisnya.
b. Passion Passion adalah komponen yang memotivasi pembentukan hubungan romantis, yang secara dominan termanifestasi dalam bentuk ketertarikan fisik dan kebutuhan seksual dengan pasangan romantis. Passion termanifestasi dalam bentuk rangsang psikologis dan fisiologis yang umumnya saling terkait dan terjadi bersamaan. Manifestasi Passion bervariasi pada berbagai individu, situasi, dan hubungan dekat. Komponen Passion dalam hubungan romantis cenderung berinteraksi secara kuat dengan komponen Intimacy, dan keduanya sering meningkatkan intensitas satu sama lain. Contohnya, Intimacy dalam hubungan romantis dapat diakibatkan oleh seberapa mampu sebuah hubungan romantis memenuhi kebutuhan Passion seorang individu, dan sebaliknya. Dalam hubungan romatis, komponen Passion umumnya timbul sebelum komponen Intimacy. Passion dapat menjadi faktor awal yang menarik seorang individu untuk memulai sebuah hubungan, akan tetapi, Intimacy-lah yang membantu individu mempertahankan kedekatan dalam hubungan. Dalam hubungan dekat
29
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk lain, komponen Passion umumnya timbul setelah komponen Intimacy. Terkadang komponen Passion dan Intimacy tidak berada pada pihak yang sama. Contohnya, seorang individu mungkin merasa bahwa keterlibatan dalam bentuk Passion dalam hubungannya mengakibatkan penurunan pada Intimacy. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa meski interaksi antara komponen Passion dengan komponen Intimacy bervariasi dari individu ke individu dan dari situasi ke situasi, kedua komponen rasa cinta tersebut hampir selalu memiliki hubungan yang dekat.
c. Commitment Komponen Commitment dalam rasa cinta terdiri atas dua aspek: jangka pendek dan jangka panjang. Commitment jangka pendek merupakan komitmen dalam bentuk keputusan untuk mencintai orang lain. Commitment jangka panjang merupakan komitmen dalam bentuk kesediaan untuk mempertahankan rasa cinta tersebut. Kedua aspek Commitment tersebut tidak harus berlangsung bersamaan dalam sebuah hubungan romantis. Keputusan individu untuk mencintai seseorang tidak berarti bahwa individu akan berkomitmen terhadap rasa cinta tersebut, begitu pula sebaliknya. Pada umumnya, keputusan untuk mencintai (jangka pendek) terjadi sebelum keputusan untuk memiliki Commitment terhadap hubungan romantis (jangka panjang).
30
Universitas Sumatera Utara
Meski komponen Commitment dalam hubungan romantis tidak memiliki intensitas seperti komponen Intimacy dan Passion, komponen Commitment merupakan faktor yang mempertahankan kelangsungan hubungan romantis ketika hubungan sedang mengalami rintangan. Komponen Commitment berinteraksi dengan komponen Intimacy dan Passion. Pada sebagian besar orang, komponen Commitment dihasilkan oleh kombinasi antara hubungan yang intim (Intimacy) dan rangsang gairah (Passion). Akan tetapi, hubungan yang intim atau rangsang gairah juga dapat diakibatkan oleh Commitment, misalnya pada pasangan yang dijodohkan. Dalam hubungan dimana Commitment
lebih
dahulu
muncul,
individu
pada
umumnya
menemukan bahwa Intimacy atau Passion yang dirasakan timbul akibat Commitment kognitif terhadap hubungan romantis yang sedang dijalani. Oleh karena itu, rasa cinta dapat berawal dari sebuah Commitment.
C. Hubungan Romantis pada Konteks Dunia Maya dan Dunia Nyata 1. Definisi Hubungan Romantis pada Konteks Dunia Maya dan Dunia Nyata Menurut Döring (2002), hubungan romantis berkembang antara 2 pihak yang secara berkelanjutan terus melakukan kontak dengan satu sama lain. Kontak yang dilakukan dapat berbentuk komunikasi asynchronous
31
Universitas Sumatera Utara
(seperti:
surat-menyurat)
atau
komunikasi
synchronous
(seperti:
percakapan lewat telepon atau aktivitas bersama). Dengan berkomunikasi, kedua pihak saling mengenal satu sama lain dan membentuk batasanbatasan yang mendefinisikan hubungan romantis mereka (sperti: ekspektasi dan komitmen terhadap hubungan romantis). Jika proses komunikasi atau media yang digunakan untuk melakukan kontak dengan pasangan secara eksklusif atau dominan adalah tanpa bertatap muka secara langsung, maka hubungan romantis yang dijalani oleh individu dapat didefinisikan sebagai hubungan romantis melalui dunia maya. Sedangkan jika hubungan romantis secara eksklusif atau dominan dijalani lewat bertatap muka secara langsung (face-to-face), maka hubungan romantis yang dijalani oleh individu dapat didefinisikan sebagai hubungan romantis melalui dunia nyata.
2. Hubungan Romantis pada Konteks Dunia Maya dan Dunia Nyata Menurut Ben-Ze’ev (2004), hubungan romantis yang tulus melibatkan 2 pola evaluatif dasar: 1. Attractiveness yaitu daya tarik eksternal. 2. Praiseworthiness yaitu daya tarik internal. Derajat pentingnya kedua pola evaluatif diatas bagi individu yang menjalani hubungan romantis dipengaruhi oleh faktor individual dan sosial. Meskipun demikian, keduanya saling terkait: penilaian terhadap
32
Universitas Sumatera Utara
penampilan fisik pasangan mempengaruhi penilaian karakteristik internal pasangan, dan begitu pula sebaliknya. Hubungan romantis melalui dunia maya dan melalui dunia nyata memiliki perbedaan pada derajat pentingnya pola evaluatif yang terlibat dalam hubungan romantis, yaitu: 1. Hubungan romantis melalui dunia nyata lebih mementingkan daya tarik fisik. 2. Hubungan romantis melalui dunia maya lebih mementingkan karakteristik internal yang dinilai positif. Hal ini bukan berarti hubungan romantis melalui dunia nyata mengabaikan pentingnya karakteristik internal ataupun hubungan romantis melalui dunia maya mengabaikan pentingnya daya tarik fisik. Yang terjadi adalah karakteristik internal dianggap kurang penting daripada daya tarik fisik pada hubungan romantis melalui dunia nyata dan daya tarik fisik dianggap kurang penting daripada karakteristik internal pada hubungan romantis melalui dunia maya. Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, daya tarik fisik merupakan standar pertama yang digunakan oleh individu untuk mengevaluasi calon pasangan. Hal ini dikarenakan indra penglihatan lebih mampu dalam menyediakan informasi dibandingkan dengan indra lainnya. Selain itu, manusia telah terbiasa melakukan atribusi secara spontan berdasarkan pada evaluasi stereotype tertentu. Setiap individu memiliki bayangan mengenai pasangan ideal yang ia inginkan. Ketika
33
Universitas Sumatera Utara
sebagian aspek dari pasangan ideal tersebut tercermin dalam penampilan fisik calon pasangan, individu akan menggunakan imajinasinya untuk mengisi kekosongan informasi yang ia rasakan mengenai karakteristik internal calon pasangan. Fenomena inilah yang dikenal sebagai attractiveness halo (individu yang menarik secara fisik diasumsikan memiliki karakteristik internal yang baik). Pada hubungan romantis melalui dunia maya, hubungan romantis dimulai dari kedekatan akibat kecocokan antara karakteristik internal kedua belah pihak. Akan tetapi, menjalani hubungan romantis tanpa memikirkan penampilan fisik pasangan tidaklah mudah dilakukan. Pada dunia maya yang memiliki keterbatasan dalam menyediakan informasi yang jelas dan mendetail mengenai penampilan fisik pasangan, individu umumnya menggunakan imajinasi yang ia miliki untuk mengisi kekosongan informasi yang ia rasakan. Penggunaan imajinasi ini akan mengarah pada idealisasi penampilan fisik pasangan atau personality halo (individu yang memiliki karakteristik internal yang baik diasumsikan memiliki penampilan fisik yang menarik). Akibatnya, individu yang menjalani hubungan romantis yang serius melalui dunia maya dapat mengubah standar penampilan fisik yang ia anggap menarik menjadi berdasarkan karakteristik fisik pasangannya saat ini. Selain kedua pola evaluatif diatas, hubungan romantis melalui dunia maya dan melalui dunia nyata memiliki perbedaan pada availability (ketersediaan calon pasangan) dan effort (derajat keterlibatan
34
Universitas Sumatera Utara
individu dalam hubungan romantis). Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, jumlah calon pasangan yang available kepada individu terbatas pada calon-calon pasangan yang dapat dijangkau dalam lingkungan fisik dan sosial individu, sedangkan pada hubungan romantis melalui dunia maya tidak terdapat batasan yang mengecilkan jumlah calon pasangan yang available kepada individu. Ben-Ze’ev berasumsi bahwa semakin tinggi availability dalam sebuah hubungan romantis maka effort yang dilakukan individu akan semakin rendah. Dibandingkan dengan hubungan romantis melalui dunia nyata, sumber daya yang diperlukan untuk menyeleksi pasangan dan menjaga hubungan romantis melalui dunia maya lebih sedikit. Rendahnya effort dalam hubungan romantis melalui dunia maya merupakan alasan mengapa commitment pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih rendah daripada commitment pada hubungan romantis melalui dunia nyata. Di samping perbedaan-perbedaan di atas, hubungan romantis melalui dunia maya dan melalui dunia nyata memiliki persamaan dalam 5 aspek yang mendasari ketertarikan dalam hubungan romantis (Levine dalam Ben-Ze’ev, 2004): 1. Proximity Proximity berperan terhadap ketertarikan dalam hubungan romantis dimana semakin tinggi frekuensi kontak (exposure) antara kedua belah pihak yang menjalani hubungan romantis,
35
Universitas Sumatera Utara
semakin besar pula ketertarikan yang dirasakan terhadap pasangan. Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, proximity berarti jarak fisik antara pasangan. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, proximity berarti jarak ikatan mental antara pasangan. Jarak fisik yang dekat akan meningkatkan ketertarikan pada hubungan romantis melalui dunia nyata, sementara komunikasi yang sering, berdurasi lama, dan mendalam akan meningkatkan ketertarikan pada hubungan romantis melalui dunia maya. Dibandingkan dengan hubungan romantis melalui dunia nyata, proximity pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih mudah dikecilkan karena komunikasi pada dunia maya sangat mudah dilakukan dan tidak menghabiskan banyak sumber daya fisik. 2. Self-presentation Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, selfpresentation (presentasi diri) awalnya diekspresikan dalam bentuk daya tarik fisik, sehingga ketertarikan awal pada calon pasangan didasarkan pada daya tarik fisik. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, selfpresentation merupakan cara yang digunakan individu untuk
36
Universitas Sumatera Utara
mengekspresikan dan mendeskripsikan dirinya, sehingga daya tarik individu tergantung pada karakteristik internalnya. Dibandingkan dengan hubungan romantis melalui dunia nyata, self-presentation pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih dapat dikontrol secara sadar. Selain itu, selfpresentation pada hubungan romantis melalui dunia nyata lebih mudah divalidasi karena terdapat banyak sumber informasi yang tersedia kepada individu, sedangkan sumber informasi yang tersedia pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih terbatas. 3. Similarity Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, similarity yang dimaksud berbentuk kemiripan dalam aspek-aspek diri tertentu, seperti: usia, latar belakang keluarga, agama, pendidikan, dan pandangan sosial serta politik. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, similarity yang dimaksud berbentuk kecocokan ketika berkomunikasi dan kemiripan pada karakteristik non-fisik seperti kepercayaan dan nilai-nilai yang dipegang oleh individu. Dibandingkan dengan hubungan romantis melalui dunia nyata, similarity pada hubungan romantis melalui dunia maya lebih mudah dideteksi karena individu pada dunia maya secara
37
Universitas Sumatera Utara
sengaja mengindikasikan ciri-ciri tertentu yang berperan dalam penilaian similarity. 4. Reciprocity Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, reciprocity berarti bahwa individu cenderung tertarik pada orang yang mengungkapkan ketertarikan pada dirinya. Individu bersedia mencintai pasangannya dan mengharapkan pasangannya juga mencintainya. Kurangnya reciprocity dalam hubungan romantis akan mengakibatkan penurunan intensitas rasa cinta atau merasa dipermalukan. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, reciprocity sangat jelas terlihat karena pasangan menggunakan percakapan untuk menjalani hubungan romantis dan saling melakukan selfdisclosure. 5. Expectations Pada hubungan romantis melalui dunia nyata, individu cenderung memiliki expectation dan idealisasi terhadap pasangan yang akan mengarah pada self-fulfilling prophecy. Expectation dan idealisasi merupakan bias positif yang membuat pasangan tampak lebih menarik dan memperbesar nilai-nilai positif yang terdapat dalam hubungan romantis. Pada hubungan romantis melalui dunia maya, expectation dan idealisasi memiliki peran yang lebih besar karena infomasi
38
Universitas Sumatera Utara
mengenai pasangan terbatas dan bukti-bukti yang membantah idealisasi pasangan sangat sedikit. Idealisasi cenderung lebih mudah dilakukan terhadap pasangan dunia maya karena individu bebas berimajinasi tanpa batasan, pasangan cenderung melakukan self-presentation yang positif, dan menginterpretasikan informasi yang ambigu serta yang tidak diketahui secara positif lebih mudah dilakukan.
D. Hubungan Derajat Komponen Cinta dengan Kepuasan Hubungan Romantis Berkaitan dengan Jenis Hubungan Romantis Hubungan yang signifikan antara komponen cinta Sternberg dengan kepuasan hubungan romantis telah secara konsisten dibuktikan oleh hasil berbagai penelitian meskipun komponen cinta yang dinyatakan berhubungan dengan kepuasan hubungan romantis ditemukan berbeda baik pada hubungan romantis pada dunia nyata maupun dunia maya (Ben-Ze’ev, 2004; Acker dan Rusbult dan Buunk dalam Anderson dan Emmers-Sommer, 2006; Anderson dan Emmers-Sommer, 2006; Davis dalam Tung, 2007; Madey dan Rodgers, 2009; dan Ng, 2010). Ditinjau dari konteks hubungan romantis, Ben-Ze’ev (2004) menyatakan
bahwa hubungan
romantis
melalui
dunia nyata
lebih
mementingkan ketarikan fisik terhadap pasangan (Passion tinggi), kurang mementingkan karakteristik internal (Intimacy rendah) dan memiliki tingkat availability yang rendah dan effort yang tinggi (Commitment tinggi).
39
Universitas Sumatera Utara
Sementara hubungan romantis melalui dunia maya lebih mementingkan karakteristik internal positif yang menimbulkan kedekatan antara kedua pihak (Intimacy tinggi), kurang mementingkan ketarikan fisik terhadap pasangan (Passion rendah), dan memiliki tingkat availability yang tinggi dan effort yang rendah (Commitment rendah). Perbedaan antara kedua konteks hubungan romantis diatas memiliki pengaruh terhadap tingkat komponen cinta yang dialami oleh individu yang menjalani hubungan romantis, yang kemudian dapat mengarah pada perbedaan kuatnya hubungan tiap komponen cinta dengan kepuasan hubungan romantis.
E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa: 1. “Derajat
Intimacy
berhubungan
dengan
Kepuasan
Hubungan
Romantis pada pasangan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia maya”, 2. “Derajat Passion berhubungan dengan Kepuasan Hubungan Romantis pada pasangan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia maya”, 3. “Derajat Commitment berhubungan dengan Kepuasan Hubungan Romantis pada pasangan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia maya”,
40
Universitas Sumatera Utara
4. “Derajat
Intimacy
berhubungan
dengan
Kepuasan
Hubungan
Romantis pada pasangan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia nyata”, 5. “Derajat Passion berhubungan dengan Kepuasan Hubungan Romantis pada pasangan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia nyata”, dan 6. “Derajat Commitment berhubungan dengan Kepuasan Hubungan Romantis pada pasangan yang menjalani hubungan romantis melalui dunia nyata”.
41
Universitas Sumatera Utara
F. Kerangka Berpikir
-
-
Hubungan romantis
Hubungan romantis
di dunia nyata
di dunia maya
Mementingkan daya tarik penampilan fisik Availability rendah dan effort tinggi
Intimacy
-
Mementingkan daya tarik kepribadian Availability tinggi dan effort rendah
-
Passion
Commitment
Kepuasan Hubungan Romantis
42
Universitas Sumatera Utara