BAB II KUIL HORYUJI DI KOTA KYOTO
2.1 Kota Kyoto Kuil Horyuji berada di kota kyoto, Kyoto adalah kota yang terletak di Pulau Honshu Jepang. Kota ini merupakan bagian dari daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Kyoto memiliki banyak situs bersejarah dan merupakan ibu kota Prefektur Kyoto. Di dalam kota mengalir beberapa sungai seperti Kamogawa (alirannya bersatu dengan Takanogawa di tengah) di timur, Katsuragawa di barat, dan Ujigawa di selatan. Posisinya berada di Lembah Kyoto (disebut juga Lembah Yamashiro). Lembah Yamashiro sendiri di kelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Higashiyama, Kitayama, dan Nishiyama, dengan ketinggian sekitar 1000 m di atas permukaan laut. Karena letaknya yang dikelilingi pegunungan ini, iklimnya bersifat iklim darat, menyebabkan perbedaan suhu antara siang dan malam, antara musim dingin dan musim panas sangat besar. Bagian pusat kota didesain terkotakkotak seperti papan catur, dengan bentuk jalan yang sebagian besar lurus. Setiap jalan memiliki nama-nama tersendiri, dan sebagian besar persimpangan diberi nama sesuai dengan nama jalan yang bertemu. Saat ini pusat bisnis berada di bagian selatan dari Kyoto Gosho.Dengan bagian utara yang lebih tidak berpenduduk memiliki suasana lebih hijau. Hingga 2008, kota Kyoto mempunyai jumlah penduduk sebesar 1.464.990 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 2.402,68 orang per km². Total luas wilayahnya adalah 827,90 km². Aspek paling penting pada perekonomian Kyoto adalah pariwisata. Peninggalan kebudayaan yang terletak di kota ini merupakan tujuan wisata favorit bagi rombongan pelajar dari seluruh Jepang dan banyak juga turis dari luar Jepang.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2007, pemerintah kota mengumumkan jumlah pelancong yang mengunjungi Kyoto, yang selalu mencetak rekor baru untuk 6 tahun berturut turut. Selain itu, kota ini juga terpilih sebagai kota terindah kedua di Jepang menurut survey lokal. Perindustrian di kota ini sebagian besar ditopang oleh industri kecil, yang kebanyakan merupakan pengrajin benda-benda tradisional. Kimono adalah salah satu produksi yang paling terkenal. Kyoto saat ini merupakan produsen utama kimono. Bisnis benda-benda tradisional seperti ini terus menurun pada beberapa tahun terakhir, seiring dengan menurunnya minat akan benda-benda tradisional. Industri besar yang ada di Kyoto hanyalah elektronik. Kota ini merupakan pusat dari beberapa produsen elektronik raksasa seperti Nintendo, Omron, Kyocera, dan Murata Machinery. Perusahaan apparel ternama Wacoal juga beroperasi di Kyoto. Namun demikian, pertumbuhan industri besar tidak seiring dengan penurunan dari industri kecil, sehingga hasil perindustrian Kyoto mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kota lainnya di Jepang. Kyoto dikenal sebagai kota pelajar di Jepang. Di Kyoto terdapat lebih dari 37 universitas dan akademi. Tiga universitas terbesar dan paling terkenal yang ada di Kyoto adalah Universitas Kyoto, Universitas Dōshisha dan Universitas Ritsumeikan. Universitas Kyoto dianggap sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang paling prestisius di Jepang dan telah menghasilkan beberapa penerima hadiah Nobel. Stasiun kereta api Kyoto merupakan pusat dari transportasi untuk seluruh kota. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar kedua di Jepang, dengan dilengkapi pusat perbelanjaan (yang paling besar adalah ISETAN) , hotel, bioskop, dan beberapa bagian dari kantor pemerintahan lokal, semuanya terletak
Universitas Sumatera Utara
di satu atap dalam bangunan setinggi 15 lantai. Stasiun ini dihubungkan dengan Shinkansen dan beberapa jalur lokal serta kereta bawah tanah. Kyoto dapat dicapai dengan kereta Shinkansen, dua jam lebih dari Tokyo dan sekitar 15 menit dari Osaka. Jaringan kereta JR, Keihan, Hankyu, dan Kintetsu menghubungan Kyoto dengan kota-kota lain di daerah Kansai. Kereta ekspress JR Haruka menghubungkan Bandar Udara Internasional Kansai dengan Stasiun JR Kyoto. Untuk transportasi dalam kota, bus lebih banyak digunakan karena jaringannya yang luas dan menjangkau hampir seluruh kota, meski ada juga beberapa jalur kereta api dan kereta bawah tanah. Terminal bus terletak di depan stasiun kereta api Kyoto, dan hampir semua bus dalam kota berangkat dari terminal ini. Sebagian besar bus menggunakan sistem satu tarif untuk seluruh tujuan, meski beberapa bus dengan jarak tempuh cukup jauh tidak menerapkannya. Di samping itu, ada juga tiket bebas satu hari untuk bus di dalam kota.
2.2 Sejarah Kuil Horyuji Nihon Shoki mencatat kedatangan seorang tukang kayu dan seorang pematung Buddhis bersama dengan para biarawan yang merupakan fakta yang mendasari mengimpor keahlian daratan melalui kerajaan Korea dan dengan siapa Jepang menikmati hubungan dekat, dalam rangka membangun kuil lokal. Ahli ini tercatat telah ditempatkan di Naniwa, atau sekarang di Osaka di mana Shitenno-ji dibangun.
Universitas Sumatera Utara
Tidak ada catatan siapa sebenarnya orang-orang yang telah terlibat dalam membangun Horyu-ji, meskipun Nihon Shoki mencatat keberadaan 46 candi. Pekerjaan braket dari Horyu- ji menyerupai sisa parsial dari sebuah pagoda perunggu keemasan Baekje miniatur. Karena tidak ada arsitektur yang bertahan dari periode di Korea, Struktur Horyu-ji yang masih ada hanyalah kayu . Kuil pertama diyakini telah diisi. Horyu-ji telah didedikasikan untuk Yakushi Nyorai, para Buddha penyembuhan dan untuk menghormati pangeran. Penggalian dilakukan pada tahun 1939 menegaskan bahwa Shotoku's istana Prince, menduduki bagian timur candi kompleks saat ini. Disana Juga ditemukan ada reruntuhan kompleks istana pangeran yang terletak di barat daya dan candi ini dikatakan oleh arkeolog Wakakusa- garan adalah hilang, mungkin terbakar habis setelah tersambar petir. Candi ini dibangun kembali tapi sedikit terjadi perubahan dalam posisi barat laut, yang diyakini telah diisi sekitar pada tahun 711. Candi ini diperbaiki dan dipasang kembali di awal abad kedua belas, pada tahun 1374 dan 1603. Pada tahun 1950 pengelola candi memisahkan diri dari sekte Hosso. Pemilik saat itu adalah markas besar sekte "Shōtoku". Kisah pendirian Horyuji bisa ditemukan dalam tulisan-tulisan sejarah terukir di bagian belakang patung Nyorai Yakusi Buddha yang terletak di sisi timur ruang dalam candi utama Hall dan dalam kepemilikan resmi properti Horyuji. Menurut catatan itu, kaisar Yomei berjanji untuk membangun sebuah kuil dan sebuah gambar seorang Buddha sebagai bentuk doa untuk pemulihan sendiri dari penyakit dan bersumpah dia tidak pernah ditakdirkan untuk memenuhinya karena ia meninggal segera sesudahnya .
Universitas Sumatera Utara
Pada malam
tanggal 30 April pada tahun 670, api besar menyapu
pekarangan kuil, meninggalkan "bukan bangunan tunggal" yang berdiri, seperti yang tercatat dalam Tawarikh kuno Jepang. Namun sejarawan di bagian akhir setelah abad 19 mulai meragukan ketepatan kehancuran Horyuji dan mempertanyakan apakah api itu benar-benar terjadi. Meskipun ada pertanyaan yang tetap tidak terjawab sampai hari ini, satu hal yang pasti adalah bahwa Horyuji merupakan kuil yang didirikan pangeran Shotoku dan termasyur di abad 14 dan sampai sekarang masih terus digunakan negara besar dan pendiri agama Buddha di Jepang.
Universitas Sumatera Utara