BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun
yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk, 2003: 588). Konsep memiliki arti sebagai berikut; (1) rancangan, (2) ide yang diabstrakkan dari peristiwa konkret, (3) gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang dipergunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 2007: 588). Dengan kata lain, konsep merupakan unsur penelitian yang menentukan arah pemikiran. Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan, ataupun mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud adalah gambaran dari objek yang akan dianalisis berupa kumpulan cerpen LS karya Ratih Kumala dalam tulisan ilmiah yang berjudul Kepribadian Tokoh Utama dalam Kumpulan Cerpen Larutan Senja Karya Ratih Kumala: Analisis Psikologi Sastra. Berdasarkan pengertian tersebut maka penelitian ini akan melibatkan beberapa konsep yang akan menjadi dasar pembahasan untuk bab selanjutnya, yaitu sebagai berikut.
2.1.1
Kepribadian Sigmun Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri
dari tiga sistem, yaitu id, ego, dan super ego (dalam Koswara, 1991: 11). Dengan kata lain, kepribadian adalah suatu struktur yang dinamis dari sistem psikofisik
Universitas Sumatera Utara
individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu. Setiap individu atau pribadi manusia memiliki ciri khas sehingga individu satu dengan lainnya berbeda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh sifat dan kebutuhan dari masingmasing individu. Di sisi lain, individu dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat memiliki larangan-larangan atau peraturan untuk ketertiban interaksi sosial. Pertentangan yang terjadi antara sifat dan kebutuhan psikis seseorang dan peraturan sebagai pengendali tindakan manusia dalam masyarakat akan membentuk kepribadian seseorang sehingga memiliki ciri khas yang berbeda dengan individu lain. Oleh sebab itu, individu akan termotivasi untuk memiliki kepribadian sehingga dapat diterima di tengah-tengah masyarakat tanpa mengesampingkan kebutuhan yang diperlukan.
2.1.2
Tokoh Utama Tokoh utama sering juga disebut dengan tokoh protagonis. Pelaku yang
mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh (Aminuddin, 2000: 79). Tokoh utama merupakan pemeran dalam suatu cerita yang memegang peran penting atau utama. Tokoh utama tidak selalu harus gagah perkasa, tapi harus selalu menjadi tokoh yang sentral.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3
Kecemasan Kecemasan merupakan dampak dari konflik yang menjadi bagian dari
kehidupan yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian. Kecemasan dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga individu dapat menyiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan digunakan ego sebagai isyarat mengenai adanya bahaya yang mengancam. Freud mengklasifikasikan kecemasan ke dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut: 1. Kecemasan riel, yaitu kecemasan atau rasa takut pada bahaya-bahaya nyata dari luar. 2. Kecemasan neurotik, yaitu rasa takut jangan-jangan insting akan lepas kendali sehingga menyebabkan individu melakukan sesuatu yang mengakibatkan ia dihukum. Kecemasan bukanlah ketakutan pada instinginstng itu sendiri, melainkan ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika insting dipuaskan. 3. Kecemasan moral, yaitu rasa takut pada suara hati. Individu yang super egonya berkembang baik akan cenderung merasa bersalah jika melakukan sesuatu yang bertentangan dengan moral. Kecemasan moral juga mempunyai dasar realitas (http://liberty-aries.blogspot.com/2012/04/teoripsikologi-kepribadian-menurut.html).
Universitas Sumatera Utara
2.2
Landasan Teori Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori psikologi sastra.
Psikologi sastra adalah gabungan antara ilmu sastra dengan ilmu psikologi. Psikologi sastra merupakan kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra memiliki tiga pendekatan yaitu: (1) pendekatan ekspresif yang mengkaji psikologi pengarang, (2) pendekatan tekstual yang mengkaji psikologi tokoh cerita, (3) pendekatan reseptif yang mengkaji psikologi pembaca (Endaswara, 2008: 99). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan tekstual, yaitu menganalisis aspek psikologis tokoh dalam karya sastra. Beberapa konsep dasar dalam psikologi sastra yang dipaparkan oleh Siswantoro (2004: 18) adalah sebagai berikut: 1. Karya sastra sebagai produk dari suatu keadaan kejiwaan dan pemikiran pengarang yang dituangkan dalam bentuk penciptaan karya sastra. 2. Dalam menjiwai perwatakan tokoh kajian berdasarkan pada aspek makna, pemikiran, dan falsafah yang terlihat dalam karya sastra. 3. Karya sastra mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia yang ditampilkan melalui tokoh dalam cerita. 4. Karya sastra sebagai ungkapan pengonkretan sesuatu yang bergejolak di dalam diri pencipta. Psikologi sastra
merupakan perwujudan getaran jiwa dalam bentuk
tulisan. Tulisan tersebut mengisahkan tentang kepribadian seorang individu, menggambarkan psikis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran
Universitas Sumatera Utara
individu yang khas. Sastra digunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menembus batin pribadi individu yang diwakilkan pada para tokoh untuk diangkat ke permukaan sehingga dapat dipahami oleh pembaca mengenai kejiwaan dari para tokoh yang ditampilkan oleh pengarang. Analisis akan dilakukan dengan penerapan teori-teori psikologi khususnya psikoanalisis Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah wilayah kajian psikologi sastra. Model kajian ini pertama kali dimunculkan oleh Sigmund Freud, seorang dokter dari Wina. Ia mengemukakan gagasannya bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental, sedangkan sebagian besarnya adalah ketaksadaran atau tak sadar. Ketaksadaran ini dapat menyublim kedalam proses kreatif pengarang. Dalam kajiannya psikologi sastra berusaha mengungkap psikoanalisis kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu: id, ego, dan super ego. Id adalah sistem kepribadian yang asli, dan merupakan komponen kepribadian yang primitif yang dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan super ego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologis yang diturunkan seperti insting, impuls dan drives yang menggerakkan tingkah laku (Koswara, 1991: 32). Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya. Ego adalah bagian “eksekutif” dari kepribadian. Ia berfungsi secara logis/rasional berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle) dan proses sekunder yaitu suatu proses logis untuk melihat pada kenyataan (reality testing)
Universitas Sumatera Utara
dalam usahanya menemukan cara pemuasan dorongan id secara realistis (Koswara, 1991: 33). Fungsi ego ini adalah untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh id berdasarkan kenyataan. Super ego adalah sistem kepribadian yang merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang diajarkan oleh orang tua kepada anakanaknya berupa perintah dan larangan (Koswara, 1991:35). Dengan kata lain super ego adalah sistem kepribadian yang menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat. Pada bagian ini terdapat nilai-nilai moral, yang memberikan batasan baik dan buruk. Nilai-nilai yang terdapat dalam super ego mewakili nilai-nilai ideal. Oleh karena itu super ego selalu berorientasi pada kesempurnaan. Bersama-sama dengan ego, super ego mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia yang bermaksud memuaskan dorongandorongan dari id, yaitu melalui aturan-aturan dalam masyarakat, agama, atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Ketiga sistem kepribadian itu satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya. Pandangan Freud mengemukakan bahwa manusia digerakkan oleh energi diri tak sadar, yang berarti semua tokoh dapat dibahas melalui pendekatan psikoanalisis. Dengan cara memperhatikan detil dan perilaku dalam kaitannya dengan konteks naratif, maka dapat ditemukan hasrat yang terekspresi atau tersembunyi dari tokoh-tokoh tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kumpulan cerpen LS terdapat sejumlah peristiwa-peristiwa mengancam yang dialami manusia di lingkungannya. Lingkungan tempat orang hidup memang kadang kala bisa mengancam dan membahayakan. Dalam menghadapi ancaman biasanya orang merasa takut, karena kewalahan menghadapi stimulasi berlebihan yang tidak berhasil dikendalikan oleh ego, maka ego diliputi kecemasan. Freud membedakan kecemasan menjadi tiga, yaitu kecemasan realitas, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral atau perasaan bersalah (dalam Koswara, 1991:45). Fungsi kecemasan adalah memperingatkan individu tentang adanya bahaya. Ketika timbul kecemasan, maka ia akan memotivasi individu untuk melakukan sesuatu. Kecemasan adalah suatu konsep terpenting dalam psikoanalisis dan juga memainkan peranan yang penting dalam perkembangan kepribadian.
2.3
Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah,
karena pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya. Tinjauan pustaka dilakukan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang telah dimuat dalam bentuk skripsi. Tinjauan pustaka tersebut sebagai berikut. Penelitian tentang tokoh sudah pernah dilakukan oleh Juli Artaty Hutabarat (USU, 2009) dalam skripsinya yang berjudul Kepribadian Dan Trauma Tokoh Dalam Novel Simfoni Bulan Karya Feby Indirani Analisis Psikosastra.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi kepribadian tokohtokoh dan bagaimana dampak trauma terhadap kepribadian anak dalam novel Simfoni Bulan. Untuk mengetahui tujuan itu akan dikumpulkan data dari novel Simfoni Bulan dengan menggunakan metode pembacaan heuristik dan hermeneutik degan teknik catat pada kartu data. Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisis dengan menggunakan teori psikologi sastra yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam novel Simfoni Bulan terdapat kepribadian dan trauma pada tokoh-tokohnya (Fredo Hasugian -- http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25207.html). Ratu Verawati (USU, 2008) dengan judul Perilaku Menyimpang Tokoh Utama Dalam Novel Gerhana Kembar Karya Clara NG: Tinjauan Psikosastra. Skripsi ini bertujuan untuk mengungkapkan dan memaparkan perilaku menyimpang tokoh utama dan untuk menguraikan aspek-aspek kejiwaan tokoh utama dalam novel Gerhana Kembar. Data dikumpulkan dari novel Gerhana Kembar dengan menggunakan metode membaca heuristik dan hermeneutik. Dari analisis data disimpulkan hal-hal berikut ini: 1. Perilaku menyimpang yang dilakukan tokoh utama dalam novel Gerhana Kembar adalah perilaku seks menyimpang yaitu lesbian. 2. Faktor penyebab dua tokoh utama dalam novel Gerhana Kembar menjadi lesbian karena faktor psikologi dan faktor lingkungan. 3. Pengorbanan seorang lesbian kepada keluarganya lebih utama daripada kebahagiaan yang akan diperoleh dengan pasangan lesbiannya. Novel Gerhana Kembar karya Clara Ng diciptakan atas dasar pengamatannya dan dorongan
Universitas Sumatera Utara
moralnya kepada kaum lesbian di Indonesia (Indra Satria Luhur -http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17494.html). Lissa Ernawati (USU, 2007) dalam skripsi yang berjudul Novel Rojak Karya Vira Basuki: Analisis Psikosastra. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan memaparkan keadaan psikologis tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Rojak dan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel tersebut. Untuk mencapai tujuan itu telah dikumpulkan data dari novel Rojak dengan menggunakan metode membaca heuristik dan juga hermeneutik. Dari analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut: Dalam novel Rojak tergambar keadaan psikologis tokoh-tokohnya, ditinjau dari segi kesepian, frustasi, dan kepribadian. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa karakter manusia suatu saat dapat berubah apabila berada dalam keadaan emosi yang tidak stabil. Di mana perubahan karakter itu dapat membuat kita menjadi lebih baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menyikapinya (Indra Satria Luhur -http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17494.html). Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut di atas, dapat diketahui bahwa ada beberapa penelitian terdahulu yang sama dengan penelitian ini yaitu dalam analisis psikologi sastra. Adapun yang membedakan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah judul buku yang dijadikan sebagai objek penelitian. Dengan demikian, orisinilitas penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
Universitas Sumatera Utara