BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).
2.1.1 Pronomina Kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain yang berfungsi untuk menggantikan nomina disebut pronomina (Widjono,2005:124). Pronomina berfungsi untuk menggantikan nomina. Nomina yang digantikan itu disebut anteseden. Ada tiga macam pronomina, yaitu: (1) Pronomina persona adalah pronomina yang mengacu pada orang. Persona pertama tunggal saya,aku,daku,-ku dan persona jamak kami; pesona kedua tunggal engkau, kamu, Anda, dikau, kau-, -mu dan persona jamak kalian, kamu sekalian, Anda sekalian; persona ketiga tunggal ia, dia, beliau, -nya dan jamak mereka. (2) Pronomina penunjuk: (a) pronomina penunjuk umum ialah, ini, itu dan anu; pronomina penunjuk tempat sini, situ, sana; (3) Pronomina penanya adalah pronomina yang digunakan sebagai pemarkah (penanda) pertanyaan. dari segi makna, ada dua jenis, yaitu: (a) orang siapa,
Universitas Sumatera Utara
(b) barang apa menghasilkan turunan di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, dan bilamana.
2.1.2 Fungsi Pronomina Pronomina adalah kata ganti dengan benda yang lain. Dalam penggunaan pronomina mempunyai beberapa syarat
atau dapat dikatakan mempunyai
penempatan sesuai dengan fungsi-fungsinya. Kata ganti adalah kata benda yang menyatakan orang seringkali diganti kedudukannya dalam pertuturan dengan sejenis (Chaer, 1993). Bahasa-bahasa berbeda dalam sisten sopan santun berbahasa, tetapi semuanya mempunyai kesopanan dan secara lazim diungkapkan dengan kata ganti orang, sistem sapaan, penggunaan gelar dan sebagainya (Ohoiwutun 1997 : 87-88). Setiap pronomina digunakan berdasarkan fungsinya masing-masing agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pembicara dengan lawan bicara. Selain itu perlu diketahui penempatan setiap pronomina yang diujarkan harus sesuai dengan tatakrama dan sopan santun yang berlaku dilingkungan seorang pembicara. Pronomina persona mengacu pada orang atau pronomina yang menggantikan orang, pertama, kedua dan ketiga. Pronomina penunjuk mengancu kepada acuan dekat dengan si pembicara, ke masa yang akan datang dan informasi yang disampaikan atau mengacu pada acuan yang agak jauh dari si pembicara, ke masa yang lampau atau informasi yang sudah disampaikan. Pronomina penanya adalah pronomina yang berfungsi sebagai pemarkah pertanyaan Alwi (2003 :249-274). Dalam beberapa bahasa, tingkatan sosial antara si pembicara dengan si pendengar
Universitas Sumatera Utara
diwujudkan dalam seleksi kata dan sistem morfologi tertentu misalnya kata kerja yang sesuai, kata ganti yang sesuai, dan kata benda yang sesuai untuk si pendengar. Hal tersebut menunjukkan perbedaan sikap atau kedudukan sosial antara si pembicara, si pendengar dan yang dibicarakan atas yang bersangkutan. Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Indonesia biasanya dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin status sosial, dan keakraban, karena budaya kita memperhatikan sekali hubungan sosial antarmanusia.
2.2 Landasan Teori Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada pronomina lain (Alwi, 2003 :249-274). Dalam menelitian ini penulis menguraikan beberapa pendapat para pakar diantaranya : Widjono Hs (2005: 124) membagi pronomina menjadi tiga macam yaitu : 1. Pronomina persona yaitu pronomina yang mengacu kepada orang, 2. Pronomina penunjuk, dan 3. Pronomina penanya yaitu pronomina yang digunakan sebagai pemarkah (penanda) pertanyaan Chaer (1994:115-126) membagi pronomina menjadi : 1. Kata ganti orang pertama, contoh saya, aku, kami, dan kita ; 2. Kata ganti orang kedua, contoh kamu, engkau, dan kalian ; dan 3. Kata ganti orang ketiga, contoh ia, dia,dan mereka
Universitas Sumatera Utara
Badudu (1982:126) membagi pronomina persona menjadi dua bagian besar yaitu 1. Pronomina sebenarnya yang terdiri dari : a. Pronomina persona pertama, contohnya : saya, aku b. Pronomina persona kedua, contoh : kamu c. Pronomina persona ketiga, contoh :dia, mereka 2. Pronomina persona tak sebenarnya, contoh : beliau, ibu,dan bapak. Alwi (2003 :249-274) membagi pronomina menjadi tiga jenis seperti berikut : 1. Pronomina persona (kata ganti orang) orang yang meliputi pronomina persona pertama yaitu saya dan aku ;pronomina persona kedua yaitu kau dan kamu ;pronomina persona ketiga yaitu dia dan mereka. 2. Pronomina penunjuk ( kata ganti penunjuk) meliputi pronomina penunjuk ikhwal yaitu begini dan begitu ; pronomina penunjuk umum yaitu ini, itu dan anu; pronomina penunjuk tempat yaitu di sana, di sini, ke sana, ke sini, dari sini, dan dari sana. 3. Pronomina penanya (kata ganti penanya) yaitu : siapa, apa, mana, mengapa, kenapa,kapan,bilamana, di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa, keberapa. Sugono, 2003 :104) membagi pronomina menjadi : 1. Pronomina persona antara lain saya, kamu, mereka 2. Pronomina penunjuk antara lain ini, itu, sana, sini, dan 3. Pronomina penanya antara lain apa, siapa, dan mengapa.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut maka landasan teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah uraian pronomina menurut Alwi dan Badudu. Alasan peuilis menjadikan pendapat Alwi tersebut menjadi landasan teori karena semua jenis pronomina yang diuraikan para ahli lain sudah tercakup di dalamnya, lebih lengkap lagi jika dipadukan dengan jenis pronomina yang dibagi oleh J.S.Badudu (1981 : 126). Badudu membagi pronomina persona menjadi dua bagian besar yaitu pronomina persona sebenarnya dan pronomina tidak sebenarnya.
2.3 Tinjauan Pustaka Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini, ada pun sumber- sumber tersebut adalah sebagai berikut : Yenny Kristin Aritonang (1996) dalam skripsinya yang berjudul Pronomina Bahasa Pesisir di Kecamatan Sorkam Sibolga. Penelitian ini memaparkan atau menguraikan tentang pronomina persona, penunjuk, dan penanya yang digunakan pada bahasa Pesisir Kecamatan Sorkam Sibolga dengan teori Moeliono dan Badudu. Rahmat Kartolo S. (2001) yaitu Pronomina Bahasa Batak Toba : Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang jenis-Jenis pronomina dalam bahasa Batak Toba serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat dengan tinjauan sosiolinguistik. Penelitian tentang pronomina juga sudah pernah diteliti oleh Tugiman (1998) dengan judul Pronomina Persona yang Dipakai di Stasiun Pinang Baris, penelitian
Universitas Sumatera Utara
tersebut menguraikan pronomina Persona dalam bahasa Indonesia yang digunakan di Stasiun Pinang Baris tanpa menjelaskan fungsi pronomina tersebut. Meliala (1999) dengan judul Pronomina Bahasa Batak Karo : Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang Jenis-jenis Pronomina dalam bahasa Batak Karo serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat Batak Karo dengan tinjauan sosiolinguistik. Arie Yuanita (2006) dengan judul Pronomina dalam Bahasa Pesisir Sibolga. Penelitian ini memaparkan atau menguraikan tentang jenis-jenis dan fungsi pronomina yang ada di Pesisir Sibolga dengan teori Moeliono. Bahasa simalungun sudah pernah diteliti oleh Rini Apriani (2009) yang berjudul Bilingualisme pada Masyarakat Simalungun di Kecamatan Pematang Raya membicarakan tentang penyebab bilingualis pada masyarakat
Simalungun di
Kecamatan Pematang Raya Desa Sondi Raya Lasmaina Simarmata (2009) berjudul Kesantunan Imperatif dalam Bahasa Simalungun. Penelitian ini membahas tentang bagaimana kesantunan nilai komunikatif imperatif dalam bahasa Simalungun dan bagaimana Kesantunan wujud imperatif dalam bahasa Simalungun. Dari hasil penelitian di atas penelitian terhadap pronomina bahasa Simalungun belum pernah diteliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan diteliti tentang bagaimanakah pronomina dalam bahasa Simalungun dan bagaimana fungsifungsi pronomina dalam bahasa Simalungun. Hal tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti pronomina dalam bahasa Simalungun.
Universitas Sumatera Utara