BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI
Pada bab II berisi tentang konsep kajian pustaka dan landasan teori. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal – jurnal, skripsi dan tesis mengenai penjelasan lebih dalam tentang kata bantu struktural. Konsep yang diajukan pada bab II berkenaan dengen pengertian analisis kesalahan, kata, kata bantu struktural. Teori yang digunakan pada landasan teori dalam penelitian ini adalah tata bahasa dan analisis kesalahan.
2.1
Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi,
dalam konsep peneliti akan memaparkan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan kata bantu aspek dan jenis- jenis kata bantu aspek. Dalam hal ini pertama-tama penulis akan memaparkan tentang pengertian kata, jenisjenis kata, pengertian kata bantu struktural, kemudian penulis juga akan memaparkan jenis-jenis kata bantu struktural dalam bahasa Mandarin. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588), konsep memiliki makna “Gambaran mental dari suatu objek, proses, ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain”. Dalam penelitian ini, konsep yang akan diuraikan penulis adalah:
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Analisis Kesalahan Menurut Hastuti dalam bukunya yang berjudul Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (2003:77), “Analisis kesalahan adalah sebuah proses yang didasarkan pada analisis kesalahan orang yang sedang belajar dengan objek yang jelas. Jelas, dimaksudkan sesuatu yang telah ditargetkan. Sedangkan objek yang dipelajari adalah bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa kebangsaannya ataupun bahasa asing.” Menurut Ellis dalam buku Henry Guntur Tarigan yang berjudul Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (1988:68), “Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi mengumpulan sampel, mengidentifikasikan kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelasankan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta mengevaluasi atau menelitian taraf keriusan kesalahan itu.” Dalam setiap kegiatan pasti ada tujuannya. Demikian juga analisis kesalahan. Analisis kesalahan yang dibuat oleh para pembelajar tentu saja dapat memberi manfaat, yaitu merupakan dan mejadi umpan balik yang sangat berharga bagi penilaian dan perancangan penyusunan materi dan strategi pengajaran Menurut Sridhar dalam buku Henry Guntur Tarigan yang berjudul Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (1998:69), tujuan analisis kesalahan antara lain untuk : 1. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalkan urutannya dari yang mudah ke yang sukar. 2. Menentukan urutan jenjang relative penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan. 3. Merencanakan latihan dan pengajaran remedial 4. Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.
Universitas Sumatera Utara
Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa
(1998:68) mengemukakan analisis kesalahan mempunyai langkah-langkah yang
meliputi: “1. Mengumpulkan sampel; 2. Mengidentifikasi kesalahan; 3. Menjelasan kesalahan; 4. Mengklasifikasi kesalahan; 5. Mengevaluasi kesalahan.” Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (1998:71) juga mengajukan langkah-langkah prosedur kerja dalam analisis kesalahan yang merupakan modifikasi langkah-langkah analisis kesalahan yang diajukan oleh Ellis dan Sridhar. Langkah-langkah tersebut adalah: 1. Mengumpulkan data: berupa kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa, misalkan hasil ulangan, karangan, atau percakapan. 2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan: mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan kategori berbahasa, misalnya kesalahan-kesalahan pelafalan, pembentukan kata, penggabungan kata, penyusunan kalimat. 3. Memperingkatkan kesalahan: mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuensi atau keseringannya. 4. Memprakirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan; meramalkan tataran bahasa yang dipelajari yang potensial mendatangkan kesalahan 5. Mengkoreksi kesalahan: memperbaiki dan bila dapat mengilangkan kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi.
2.1.2 Kata Bantu Secara gramatikal kata bantu adalah kata yang digunakan untuk menerangkan perbuatan atau kata kerja. Menurut Suparto (2003:182) kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada bagian belakang kata, gabungan kata, atau kalimat yang berfungsi sebagai tambahan untuk menambah arti. Ciri - ciri kata bantu adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Tidak mempunyai arti yang konkret. b. Tidak dapat berdiri sendiri dalam menjawab pertanyaan. c. Dibaca dengan nada ringan. d. Tidak dapat berdiri sendiri menjadi bagian kalimat. Fungsi kata bantu yaitu diletakkan pada bagian belakang kata, gabungan kata, untuk membentuk bagian kalimat, atau ditambahkan pada akhir kalimat. 2.1.2.1
Jenis-Jenis Kata Bantu
Dalam bahasa Mandarin terdapat 3 jenis kata bantu yaitu: 1. Kata bantu struktural adalah kata yang menyatakan struktural dalam kalimat. Kata bantu struktural terdiri dari 的 de, 地de, 得 de. 2. Kata bantu aspek diletakkan di belakang kata atau gabungan kata untuk menyatakan fungsi (makna) tata bahasa. Kata bantu aspek yang utama adalah “了” (le), 着 (zhe) dan “过” (guo). 3. Kata bantu modus digunakan di akhir kalimat atau di bagian tanda baca koma untuk menyatakan berbagai macam modus (nada pembicaraan). Jenis-jenis kata bantu modus yaitu: 吧 (ba), 呢(ne), 了(le), 啊(a) dan 吗(ma). 2.2
Landasan Teori Penggunaan kata bantu struktural的de, 得de,地de sangat berperan penting dalam
menentukan kebenaran suatu kalimat. Oleh karena itu, di dalam menganalisis kesalahan ketiga kata bantu struktural tersebut di dalam kalimat, penulis menggunakan pendekatan tata bahasa
Universitas Sumatera Utara
Mandarin yang menjadi bagian dari sintaksis. Sintaksis adalah cabang ilmu tata bahasa yang mempelajari tentang hubungan antara kata dengan kata atau dengan satuan yang lebih besar (frase, klausa, kalimat) dalam bahasa (Moeliono, 2000:26). Di dalam sintaksis dipelajari ilmu tata kalimat. Di dalam suatu kalimat Mandarin yang benar hendaknya terdapat subjek, predikat dan objek. Meskipun terkadang dengan menggunakan tata-tata bahasa yang salah, seseorang juga dapat mengerti arti tujuan si pembicara. Namun, penggunaan tata-tata bahasa yang salah, akan membuat lawan bicara menjadi sulit untuk mengerti dan memahami arti yang sebenarnya dari yang ingin diungkapkan oleh si pembicara. Dengan tata-tata bahasa yang benar, komunikasi akan terasa lebih mudah dan si penerima berita akan lebih mudah pula untuk memahami arti si pembicara. Dengan demikian, kesalahpahaman dapat dihindari. Teori dipergunakan sebagai landasan untuk memahami, menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai pembimbing yang menuntun dan memberi arah di dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori tata Bahasa Mandarin. Tata Bahasa adalah satu kata yang mempunyai dua makna yaitu, pertama menunjuk pada tata bahasa itu sendiri, yaitu peraturan orang-orang berbicara, Mendapat kumpulan kata membentuk peraturan, dia adalah perjanjian masyarakat menjadi kebiasaan, yang bersifat objektif. Juga adalah setiap orang yang menggunakan tata bahasa harus mematuhinya;kedua menunjuk pada tatabahasawan atau orang yang mempelajari tata bahasa tersebut, itulah ilmu bahasa. Oleh karena itu, peneliti tata bahasa semuanya memiliki latar belakang teori, tujuan, sudut pandang dan cara tidak sepenuhnya sama.
Universitas Sumatera Utara
Teori tata Bahasa mandarin adalah kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan di dalam menyusun kata, gabungan kata dan kalimat (Suparto 2003:3). Teori ini dipergunakan untuk menganalisa letak kata bantu struktural dan penggunaanya dalam kalimat bahasa Mandarin.
2.3
Kajian Pustaka Berikut adalah beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik penelitian ini: Ayu Khairunissa Nasution (2011) dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis Kesalahan
Kalimat Perbandingan Dalam Bahasa Mandarin”. Menjelaskan tentang jenis kesalahan yang sering terjadi dalam pembuatan kalimat perbandingan dalam bahasa Mandarin pada koran Xun Bao Youth. Dalam penelitian tersebut beliau menggunakan pendekatan tata bahasa untuk menemukan penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat perbandingan dalam bahasa Mandarin ditemukan bahasa penluis karangan dalam koran Xun Bao Youth tidak mengetahui kata perbandingan secara benar. Karangan dibuat hanyalah karangan yang mereka tulis sehari-hari yang menunjukkan ketidakpahaman mereka tentang struktur bahasa. Mirahayani (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Kata keterangan derajat hěn ( 很 ) dan tǐng(挺) dalam bahasa Mandarin” yang menjelaskan tentang penggunaan dan perbedaan penggunaan kata keterangan derajat hěn ( 很 ) dan tǐng(挺) dalam kalimat Bahasa Mandarin. Erizal (2005) dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Kesalahan Gramatikal Dalam Karangan Bahasa Jepang Mahasiswa STBA Harapan Medan” dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa kesalahan gramatikal yang dibuat oleh mahasiswa dalam karangannya lebih
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh unsur–unsur sintaksis bahasa Jepang dari pada unsur–unsur sintaksis Bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara