BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Tinjauan Tentang Informasi 1.a. Pengertian Informasi secara umum Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di kalangan para investor. Kepercayaan ini akan merubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga.1 Pada dasarnya ada tiga jenis informasi utama yang perlu diketahui. Pertama bersifat fundamental yang berkaitan dengan keadaan perusahaan, kedua adalah informasi yang berhubungan dengan faktor teknis yang penting untuk diketahui oleh para perantara perdagangan efek dan para pemodal dan informasi, yang ketiga berkaitan dengan peristiwa atau faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, politik, dan keamanan Negara.2 Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, 1
Fenny Trisnawati, November 2011, Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan Harga Saham, Vol. 3, No. 3, hlm. 529 2 Nunung Nurhaeni, “Dampak Pemilihan Umum Legislatif Indonesia Tahun 2009 Terhadap Abnormal Return Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham Di BEI”, Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro 2009. hlm. 38
14
15
catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.3 Dari pengertian diatas menyimpulkan bahwa informasi
yang
relevan
dengan
kondisi
pasar
modal
dapat
mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor membutuhkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi dimasa yang akan datang. Dengan demikian, informasi
yang
terkandung
dalam
peristiwa
Pilpres
2014
dimungkinkan dapat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dan volume perdagangan saham.
2. Signalling Theory
3
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE-Yogyakarta, 2013, hlm. 570
16
Teori sinyal atau signalling theory menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan yang memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar saham perusahaannya meningkat.4 Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.5 Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Sinyal tersebut dapat dinilai oleh investor sebagai sinyal positif atau negatif. Sinyal positif yang berkualitas baik akan dianggap sebagai good news, sedangkan sinyal negatif yang berkualitas buruk akan dianggap sebagai bad news. Sebagai contoh, perusahaan memberikan sinyal kepada investor dalam bentuk pengumuman pembayaran dividen atau yang lebih dikenal dengan istilah devidend signalling theory. Pengumuman pembayaran dividen ini mengandung informasi yang dapat dijadikan pertimbangan oleh investor dalam 4
Ross, S.A., 1977, The Determination of Financial Structure: The Incentive-Signalling Approach, The Bell Journal of Economicss, Vol.8 No.1-1977, Hal.23-40. 5 Brigham E., J.F. Houston, Manajemen Keuangan II, Salemba Empat, Jakarta, 2001, hlm. 132
17
mengambil keputusan investasi. Selain itu, pengumuman pembayaran dividen juga dapat digunakan untuk memprediksi prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan dengan adanya pengumuman pembayaran dividen tersebut, maka secara otomatis harga saham akan mengalami perubahan. Peristiwa Pilpres 2014 merupakan peristiwa yang dimungkinkan dapat mempengaruhi aktivitas pasar modal. Hal ini dikarenakan informasi yang terkandung dalam pengumuman tersebut dapat memberikan sinyal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Informasi yang terkandung dalam pengumuman tersebut dapat dinilai sebagai sinyal positif yang berkualitas baik (good news) atau sinyal negatif yang berkualitas buruk (bad news). Reaksi pasar modal atas pengumuman tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dan volume perdagangan saham. 3. Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal 3.a. Pasar Modal 3.a.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Pasar modal merupakan pasar, baik dalam pengertian yang abstrak maupun dalam pengertian yang konkrit. Dalam pengertian abstrak, pasar modal adalah
perdagangan
surat
berharga.
Di
Indonesia
sebagian
18
masyarakat pemodal kurang tertarik dengan pasar modal, karena mereka belum memahami apa dan peranan pasar modal tersebut.6 Secara umum pasar modal dapat diartikan sebagai tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun.7 Selain itu pasar modal juga didefinisikan sebagai tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan.8 Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan, bahwa pasar modal adalah suatu tempat yang mempertemukan penjual dan pembeli di dalam kegiatan jual beli dana panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) berupa surat utang (obligasi), equity (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya, dan berfungsi sebagai pembiayaan dunia usaha dan alternatif investasi bagi masyarakat.
3.a.2. Peranan Pasar Modal
6
Budi Untung, Hukum Bisnis Pasar Modal, CV. Andi, Yokyakarta, 2011, hlm. 8 & 10 Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta, 2006, hlm. 43 8 Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal: Panduan Bagi Para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam memahami Pasar Modal Indonesia, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 55 7
19
Pasar modal Indonesia memiliki peranan besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (Capital Market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya sehingga dapat meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas.9 Peranan pasar modal di Indonesia antara lain10: 1) Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. 2) Pasar modal sebagai alternatif investasi. 3) Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan sehat dan berospek baik. 4) Pelaksanaan manajemen perusahan secara professional dan transparan. 5) Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.
9
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Kanisius, yogyakarta, 2010,
hlm. 61 10
1
Rusdin, Pasar Modal, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik, Alfabeta, Bandung, 2006, hlm.
20
Jadi dapat dipahami bahwa peranan pasar modal di Indonesia adalah sebagai penyambung dan wadah antara investor dengan emiten agar dapat saling bertukar pinjam dana guna mendapat feedback yang maksimal.
3.a.3. Efisiensi Pasar Modal Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa harga sekuritas akan segera mencerminkan informasi yang relevan. Dengan kata lain, keputusan investasi yang dilakukan oleh para investor merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima. Semakin cepat suatu informasi tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Harga sekuritas akan cepat menyesuaikan ketika ada informasi baru yang muncul dan diserap oleh investor. Setelah terjadi penyesuaian harga, para investor tidak akan mampu untuk mendapatkan
abnormal
return
dengan
melakukan
transaksi
perdagangan di pasar modal. Efisiensi pasar modal yang berkaitan dengan reaksi pasar terhadap informasi yang tersedia merupakan efisiensi pasar secara informasi. Efisiensi pasar modal dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan relevannya informasi yang dapat
21
dipertimbangkan yaitu sifat dari kandungan informasi yang tersedia11: 1. Efisiensi bentuk lemah Pasar yang efisiensi dalam bentuk lemah menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan abnormal return. Pengujian efisiensi pasar bentuk lemah dapat dilakukan dengan pengujian secara statistik dan pengujian secara aturan perdagangan teknis (technical trading rules). Pengujian secara statistik dilakukan dengan pengujian menggunakan korelasi serial atau regresi linier dan pengujian run (run test). Pengujian secara aturan perdagangan teknis dilakukan dengan pengujian strategi aturan saringan (filter rule). 2. Efisiensi bentuk setengah kuat
11
Fama, E.F., Efficients Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work, Journal of Finance, Vol.25 No.2-1970, Hal.383-417.
22
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika hargaharga sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) semua informasi
yang
dipublikasikan
(all
publicy
available
information). Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan abnormal return dalam jangka waktu yang lama. Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat dapat dilakukan dengan event study. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal
atas
suatu
peristiwa
(event)
yang
informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Periode penelitian dalam event study umumnya terbagi dalam tiga periode, yaitu periode sebelum, saat, dan sesudah 3. Efisiensi bentuk kuat Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) semua informasi yang tersedia, termasuk informasi yang bersifat privat. Jika pasar efisien dalam bentuk kuat, maka tidak ada investor yang mampu mendapatkan abnormal return karena mempunyai informasi privat. Pengujian efisiensi pasar bentuk kuat dapat dilakukan dengan pengujian informasi privat. Oleh karena informasi privat yang akan diuji merupakan informasi yang tidak
23
dapat diobservasi secara langsung, maka pengujian ini harus dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan indikator. Indikator tersebut adalah return yang diperoleh corporate insider dan return yang diperoleh portofolio reksadana. Hal ini dikarenakan
corporate
insider
dan
reksadana
dianggap
mempunyai informasi privat dalam perdagangan sekuritas. Corporate insider adalah pejabat perusahaan, baik manajemen, direksi, atau pemegang saham yang mempunyai informasi privat.
3.a.4. Instrumen Pasar Modal Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, right, warrans, opsi atau setiap derivatif dari efek atau instrument yang ditetapkan oleh Bapepam - LK sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal (bursa efek) biasanya berjangka waktu panjang. Instrument yang paling umum diperjualbelikan melalui bursa efek antara lain saham, obligasi, right, obligasi konversi.12
12
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 133
24
3.a.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal, diantaranya:13 1) Supply sekuritas. Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang tersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. 2) Demand sekuritas. Faktor ini berarti bahwa harus ada anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk membeli sejumlah sekuritas yang ditawarkan.
3) Kondisi politik dan ekonomi. Faktor ini akan mempengaruhi Supply dan Demand sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan membantu
pertumbuhan
ekonomi
yang
pada
akhirnya
mempengaruhi Supply dan Demand sekuritas. 4) Masalah hukum dan Peraturan. Peraturan yang melindungi modal dari investasi yang tidak benar dan tidak mutlak diperlukan,
karena
pembeli
sekuritas
pada
dasarnya
mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan yang menerbitkan sekuritas.
13
Husnan Suad, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005, cet.IV, hlm. 3
25
5) Peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal. Lembagalembaga seperti BAPEPAM - LK, bursa efek, akuntan publik, underwriter, wali amanat, notaris, konsultan hukum, lembaga clearing, dan lain-lain perlu bekerja dengan proporsional dan bisa diandalkan sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa efek bisa berlangsung dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya. 3.b. Pasar Modal Syariah 3.b.1. Pengertian Pasar Modal Syariah Secara sederhana pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari kegiatan-kegiatan yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi, dan lain-ain.14 Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, di mana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah.15 Perbedaan mendasar antara bursa efek konvensional dengan bursa efek syariah adalah indeks dari konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa 14
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 114 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Moda Syariah, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 67-68 15
26
dengan mengabaikan aspek halal-haram, yang penting saham emiten yang terdaftar (listing) sudah sesuai aturan yang berlaku. Pasar modal berbasis syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Pola Hubungan kerja antara Bapepam-LK dengan DSN-MUI adalah hubungan koordinasi, konsultasi, dan kerja sama untuk pengaturan yang efektif dan efisien dalam rangka akselerasi pertumbuhan produk syariah.16 3.b.2. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah 1) Al-Qur’an َّ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيهَ آَ َمىُىا اتَّقُىا ) فَئِنْ لَ ْم تَ ْف َعلُىا872( ََّللاَ َو َذ ُروا َما بَقِ َي ِمهَ ال ِّزبَا إِنْ ُك ْىتُ ْم ُمؤْ ِمىِيه ْ ُظلِ ُمىنَ َو ََل ت ْ َوس أَ ْم َىالِ ُك ْم ََل ت َّ َب ِمه )872( َظلَ ُمىن ُ سىلِ ِه َو ِإنْ تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُء ُ َّللاِ َو َر ٍ فَأْ َذوُىا ِب َح ْز Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orangorang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba). Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”(QS. Al-Baqarah [2] : 278-279). 16
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm. 4
27
2) As-Sunnah
)ال تبع ما ليس عندك (رواه الخمسة عن الحكيم بن حزام “janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. AlKhomsah dari Hukaim bin Hizam).
3) Fatwa-Fatwa DSN MUI Terdapat 14 fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berhubungan dengan pasar modal syariah Indonesia sejak tahun 2001, yang meliputi antara lain:17 a) Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah. b) Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah. c) Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudhharabah. d) Fatwa No. 40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
17
Fatwa Pasar Modal Syariah, http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdan layanan/pasarsyariah/fatwadanlandasanhukum.aspx, diakses tanggal 30 Januari 2016 jam 13.42 wib
28
e) Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah. f) Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi. g) Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah. h) Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Warant Syariah. i) Fatwa No. 69/DSN-MUI/XI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). j) Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN. k) Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back. l) Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back. m) Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased. n) Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. 3.b.3. Instrumen Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasar
29
Modal (UUPM) yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Sesuai keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (BAPPEPAM-LK) Nomor Kep 208/BL/2010 tentang Daftar Efek Syariah, instrumen-instrumen pasar modal berbasis syariah antara lain:
a) Saham Syariah Saham Syariah adalah suatu bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak termasuk saham yang memiliki hak istimewa.18 b) Obligasi Syariah Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan padapemegang obligasi syariah berupa
18
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 BAB IV Pasal IV Jenis Efek Syariah, diakses tanggal 29 februari 2016, jam 21.50 wib
30
bagi hasil perusahaan serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.19 c) Reksadana Syariah Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil shahib almal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib almal dengan pengguna investasi.20
4. Manfaat Pasar Modal Pasar modal memberikan banyak manfaat, diantaranya:21 1) Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2) Memberikan
wahana
investasi
bagi
investor
sekaligus
memungkinkan upaya diversifikasi.
19
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 BAB IV Pasal IV Jenis Efek Syariah, diakses tanggal 29 februari 2016, jam 21.50 wib 20 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 BAB IV Pasal IV Jenis Efek Syariah, diakses tanggal 29 februari 2016, jam 21.50 wib 21
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2008, cet.I, hlm. 3
31
3) Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara. 4) Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai apisan masyarakat menengah 5) Memungkinkan penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme secara penciptaan iklim berusaha yang sehat. 6) Menciptakan lapangan kerja baru/profesi yang menarik. 7) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik. 8) Menjadi
alternatif
investasi
yang
memberikan
potensi
keuntungan dengan resiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. 9) Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan control akses sosial. 10) Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan pemanfaatan manajemen professional. 5.
Aktivitas Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala ekonomi yang semakin kuat dan
32
nyata. Trading Volume Activity (TVA) adalah jumlah lembar saham yang diperdagangan pada suatu periode tertentu. TVA merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal atas suatu informasi melalui parameter pergerakan volume perdagangan saham di pasar modal. Hasil perhitungan TVA mencerminkan
perbandingan
antara
jumlah
saham
yang
diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar pada suatu periode tertentu. Volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif diperdagangkan di pasar atau tidak. Ditinjau dari fungsinya Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu variasi dari event study. Hasil perhitungan TVA mencerminkan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar dalam suatu periode tertentu. Trading Volume Activity TVA diukur dengan formulasi sebagai berikut: TVA=
Pendekatan TVA ini juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisiensi bentuk lemah (weak-form efficiency). Hal ini
33
dikarenakan pada pasar yang belum efisien atau efisien dalam bentuk lemah, perubahan harga belum dengan segera mencerminkan informasi yang ada sehingga investor hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan pasar modal yang diteliti. Kecepatan reaksi antara kejadian dan pengaruhnya terhadap harga saham di bursa tergantung pada kekuatan pasar. Semakin efisien suatu pasar maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksikan dalam harga yang sama. 6.
Return Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi, atau return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa
mendatang. Untuk mendapatkan return atau keuntungan tertentu seorang
investor
harus
memperhatikan
risiko
yang
akan
ditanggungnya. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaan, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. 1. Expected Return Expected Return merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Expected Return penting jika dibandingkan dengan return historis karena Expected
34
Return merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Dengan kata lain, Expected Return adalah return yang diharapkan investor yang akan diperoleh di masa yang akan datang dimana sifatnya belum terjadi. Menurut Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto, terdapat tiga model dalam mengestimasi Expected Return, yaitu sebagai berikut: a. Model Disesuaikan Rata-Rata (Mean Adjusted Model) Model ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan
yang
sama
dengan
rata-rata
return
realisasi
sebelumnya selama periode estimasi. Model ini dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : E[Ri,t] = Expected return sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t Ri,j
= Return realisasi sekuritas ke-I pada periode estimasi ke-j
35
T
= Lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
b. Model Pasar (Market Model) Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspektasi menggunakan data realisasi selama periode estimasi, (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (ordinary least square) dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan: Ri,j
= Return realisasi saham i pada periode estimasi j
Αi
= Intercept untuk saham i
βi
= Koefisien slope yang merupakan beta dari saham i
RMj = Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j εi,j
= Kesalahan residu sekuritas ke-I pada periode estimasi ke-j
c. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model) Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu saham adalah return indeks pasar
36
pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return saham yang diestimasi sama dengan return indeks pasar. Model ini dirumuskan sebagai berikut : E [Ri,t] = RM,i,t .. Keterangan : E [Ri,t] = Return ekspektasi saham i periode peristiwa t RM,i,t = Return pasar dari saham i periode peristiwa t 7.
Abnormal Return Abnormal Return atau excess return Merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal atau dengan kata lain selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.22 Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Studi peristiwa menganalisis return tidak normal dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
22
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE-Yogyakarta, 2013, hlm. 579-580
37
abnormal return terjadi karena dipicu oleh adanya kejadian atau peristiwa tertentu, misalnya hari libur nasional, suasana politik, kejadian-kejadian luar biasa, stock split, penawaran perdana, suspend dan
lain-lain.
Abnormal
return
adalah
selisih
antara
return
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Formulasinya adalah sebagai berikut: ARi,t = Ri,t – E [Ri,t] Keterangan: ARi,t : abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. Ri,t : return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. E [Ri,t] : return ekspektasi (Expected return) sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t. 8.
Jakarta Islamic Index (JII) Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta untuk lebih mengembangkan pasar modal syariah. Jakarta Islamic Index terdiri dari saham-saham yang sesuai dengan syariah islam. Pada awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan
38
Pengawas Syariah PT Danareksa Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam - LK, bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Bapepam – LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.23 JII terdiri dari 30 saham emiten yang dibuat dengan prosedur sebagai berikut:24 a) Saham dipilih harus sudah tercatat paling tidak 3 bulan terakhir, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. b) Mempunyai rasio utang terhadap aktiva tidak lebih dari 90% di laporan keuangan tahunan atau tengah tahun. c) 60 saham dari susunan saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. d) 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular selama (satu) tahun terakhir.
9.
23
Study Peristiwa (Event Study)
Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010 http://www.idx.co.id/Portals/0/Information/ForInvestor/StockMarketIndicies/FileDownload/Buku%20 Panduan%20Indeks%202010.pdf, diakses 10 Februari 2016 jam: 09.00 wib 24 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE-Yogyakarta, 2013, hlm.. 83
39
Study Peristiwa (Event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi
pasar
terhadap
suatu
peristiwa
yang
informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan
untuk
menguji
kandungan
informasi
dari
suatu
pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu peristiwa. Jika peristiwa mengandung kandungan informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat informasi tentang peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return.25 Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. 25
Istilah abnormal return dapat diterjemahkan sebagai return tak normal atau return tak wajar. Disebut return tak normal karena merupakan return di luar yang normal. Return yang normal adalah return yang diperoleh dari investasi untuk kondisi yang normal. Return tak normal terjadi karena ada informasi baru atau peristiwa baru yang mengubah nilai perusahaan dan direaksi oleh investor dalam bentuk kenaikan atau penurunan harga saham
40
Ada Kandungan Informasi
Ada abnormal return Pengumuman Peristiwa Tidak Ada abnormal return
Tidak Ada Kandungan Informasi
Gambar 1. Kandungan Informasi Suatu Pengumuman Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan demikian jika investor bereaksi dengan cepat untuk
menyerap
abnormal
return
untuk
menuju
ke
harga
keseimbangan yang baru. Jika investor menyerap abnormal return
41
dengan lambat, maka pasar dikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat secara informasi.26 10. Tinjauan Umum Tentang Saham 10.a. Saham Secara Umum 10.a.1. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang memberikan hakatas deviden dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.27 Para pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan dan mereka menerima sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham yang dicatat dalam daftar saham perusahaan.Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilikpemilik yang disahkan secara hukum dan berhak untuk 26
Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE-Yogyakarta, 2013, hlm. 555-557 Eduardus Tandelian, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta, 2010, hlm. 31 27
42
mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh oleh perusahaan dalam bentuk deviden.28 Selembar
saham
adalah
selembar
kertas
yang
bisa
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas saham tersebut, sesuai porsi kepemilikan yang tertera pada saham.29 Saham (stock) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.30 Berdasarkan pengertian di atas, saham dapat dikatakan sebagai surat bukti pemilikan atas perusahaan yang mempunyai kekuatan hukum. Saham dapat pula dikatakan sebagai tanda penyertaan modal.Imbalan atas modal yang disertakan pada perusahaan tersebut, investor berhak atas deviden atau yang lainnya yang 28
Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi Di Pasar Modal Syariah Indonesia, Kencana, Jakarta, 2009, hlm. 93 29 Indah Yuliana, Investasi Produk Keiangan Syariah, UMP, Malang, 2010, cet.ke-1, hlm. 59 30 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta, 2008, cet.I, hlm. 5
43
porsinya sesuai dengan modal yang disetor pada perusahaan tersebut. 10.a.2. Jenis Saham Terdapat beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis saham, yaitu:31 1) Ditinjau dari segi kemampuan dalam bentuk tagih atau klaim, maka saham terbagi atas: a) Saham
biasa
(common
stock),
yaitu
saham
yang
menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap claim. b) Saham preferen (preferred stock), merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Artinya, selain memiliki karakteristik seperti obligasi, juga memiliki karakteristik sebagai saham biasa. 2) Ditinjau dari cara peralihannya, saham dibedakan atas: a) Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya. Saham jenis ini sangat
mudah
dipindah
tangankan
(dialihkan)
kepemilikannya (seperti uang) sehingga memiliki likuiditas lebih tinggi.
31
Nor Hadi, Pasar Modal:Acuan Teoritis dan Praktis Investasi dan Instrumen Keuangan Pasar Modal, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013, hlm. 68
44
b) Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya dan cara peralihannya melalui prosedur tertentu. 10.b. Saham Syariah 10.b.1. Pengertian Saham Syariah Saham menjadi halal (sesuai syariah) jika saham tersebut dikeluarkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang yang halal atau dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan spekulasi (judi). Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, mendefinisikan saham syariah merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.32 Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index seperti yang diuraikan sebelumnya, yang merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan. Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang 32
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, diakses tanggal 29 februari 2016, jam 21.58 wib
45
memiliki karakter khusus berupa control yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.33
10.b.2. Kriteria Saham Syariah Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bapepam – LK Nomor IX.A.13 (Kep-18/BL/2009) tentang penerbitan Efek Syariah, saham-saham yang masuk dalam indeks saham syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:34 1) Usaha perjudian dan permainan yng tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2) Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, yakni jual beli resiko yang mengandung gharar dan maysir. 3) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan a) Barang atau jasa yang haram karena zatnya (haram lidzatihi) b) Barang atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li ghairihi) yang telah ditetapkan DSN-MUI c) Barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. 33
Indah Yuliana, Investasi Produk Keiangan Syariah, UMP, Malang, 2010, cet.ke-1, hlm. 71 Iswi Hariyani dan Serfianto Dibyo Purnomo, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Visi Media, Jakarta, 2012, hlm. 351 34
46
4) Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI. Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah: 1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana
yang
diuraikan di atas. 2) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu. 3) Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut: - Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45%:55%). - Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%.
47
B. TELAAH PUSTAKA Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya yang berkaitan dengan tema yang hendak diteliti Tabel 1. Hasil Penelitian terdahulu No 1
Peneliti
Peristiwa
Variabel dan Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Nunung
Dampak Pemilihan
Nurhaeni,
Umum Legislatif
bereaksi
(2009)
Indonesia Tahun
legislatif 2009 yang terlihat dari adanya
2009 Terhadap
perbedaan rata-rata abnormal return dan
Abnormal Return
rata-rata aktivitas volume perdagangan
Dan Aktivitas
(Trading Volume Activity) sebelum dan
Volume
setelah peristiwa
Perdagangan Saham Di BEI
Event Study, Abnormal Return
Pasar modal Indonesia (dalam hal ini BEI) terhadap
peristiwa
pemilu
48
2
M. Sudrajat, Pengaruh (2009)
Pemilu Abnormal Return, Trading Volume terdapat abnormal return yang signifikan
Legislatif 9 April Activity
bagi investor pada hari kedua sebelum
Dan
peristiwa
Presiden 2009
Pemilu 8
Juli
dan
satu
hari
menjelang
peristiwa. Abnormal return pada hari
Terhadap
kedua
Harga Saham Dan
dan
satu
sebelum
peristiwa
merupakan abnormal return yang negatif.
Volume Perdagangan Saham
Pada
Kelompok Perusahaan Daftar
Di Efek
Syariah 3
Krisdumar
Pengaruh
Abnormal Return
terdapat rata-rata abnormal return disekitar
49
kabela
dan Peristiwa Pemiihan
taufik
Umum
hidayat,
Dan
(2009)
Presiden
peristiwa Pemilu Presiden 8 Juli 2009.
Presiden
Dengan menggunakan paired sample t-test
Wakil
dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
Juli
terdapat perbedaan rata-rata Abnormal
8
2009 Di Indonesia
return
Terhadap
presiden 8 juli 2009.
Abnormal Di
Bursa
sebelum
dan
setelah
pemilu
Return Efek
Indonesia 4
Fenny
Pengaruh
Event Study, Abnormal Return, Tidak terdapat perbedaan Abnormal return
Trisnawati,
Peristiwa
(2011)
Terhadap
pilpres 2004. Sedangkan di tahun 2009
Perubahan Harga
terdapat perbedaan Abnormal return antara
Saham
sebelum dan sesudah peristiwa pilpres
Politik Trading Volume Activity
antara sebelum dan sesudah peristiwa
50
2009. 5
Firga
Yanti Pengujian
(2012)
Abnormal Return
Abnormal
Return
Saham
Sebelum
Dan
Sesudah
Adanya abnormal return saham pada periode pengamatan 15 hari sebelum peluncuran ISSI.
Peluncuran Indeks Saham
Syariah
Indonesia (ISSI) 6
Maria
Pengaruh
Qifthiyah
pemilihan presiden Volume Perdagangan Saham
Alkaff (2010) RI
tahun
terhadap
Event Study, Abnormal Return dan terdapat signifikansi reaksi pasar atau
2009 Harga
saham dan volume perdagangan
abnormal return saham pada 4 periode sebelum (t-4, t-3, t-2, t-1) dan 2 periode setalah (t+6, t+7) pemilihan presiden RI tanggal 8 Juli 2009. Kemudian dalam
51
abnormal return dan volume perdagangan
saham perusahaan Di
bursa
antara periode 7 hari sebelum dengan 7
efek
Indonesia
hari sesudah peristiwa pemilihan presiden
(event
RI tanggal 8 Juli 2009 tidak terdapat
study pada saham
perbedaan yang signifikan
anggota jii) 7
Rif’at Syauqi Pengaruh
Abnormal Return dan Event Study
tidak
terdapat
perbedaan
rata-rata
Baiquni
Pengumuman Hasil
abnormal return yang signifikan sebelum
(2014)
Pemilihan
Umum
dan sesudah pengumuman hasil Pilpres
2014
2014, namun terdapat perbedaan rata-rata
Presiden Terhadap Abnormal Dan
aktivitas volume perdagangan saham yang Return Aktivitas
Volume Perdagangan
signifikan
sebelum
dan
pengumuman hasil Pilpres 2014.
sesudah
52
Saham 8
Muhammad Isra (2011)
Pengaruh
Armin penghargaan Indonesia sustainability repor
Abnormal
Return,
Perdagangan Saham
Volume Pengumuman ISRA berpengaruh terhadap abnormal return dan volume perdagngan saham dilihat dari adanya perbedaan abnormal return dan volume perdagangan saham
Ting Award (isra) terhadap abnormal return dan volume Perdagangan saham
sebelum
pengumuman.
dan
setelah
tanggal
53
M. Sudrajat pada skripsi yang berjudul Pengaruh Pemilu Legislatif 9 April Dan Pemilu Presiden 8 Juli 2009 Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada Kelompok Perusahaan Di Daftar Efek Syariah.35 Dengan variabel Abnormal Return, Trading Volume Activity yang menyimpulkan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan bagi investor pada hari kedua sebelum peristiwa dan satu hari menjelang peristiwa. Abnormal return pada hari kedua dan satu sebelum peristiwa merupakan abnormal return yang negatif. Jurnal yang ditulis oleh Krisdumar Kabela dan Taufik Hidayat berjudul Pengaruh Peristiwa Pemiihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden 8 Juli 2009 Di Indonesia Terhadap Abnormal Return Di Bursa Efek Indonesia.36 Dengan memakai Abnormal Return sebagai variabel penelitian. Penelitian ini berkesimpulan bahwa terdapat rata-rata abnormal return disekitar peristiwa Pemilu Presiden 8 Juli 2009. Selanjutnya dengan menggunakan paired sample t-test dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata Abnormal return sebelum dan setelah pemilu presiden 8 juli 2009. Selain itu banyaknya pooling dari berbagai
35
M.Sudrajat, “Pengaruh Pemilu Legislatif 9 April Dan Pemilu Presiden 8 Juli 2009 Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada Kelompok Perusahaan Di Daftar Efek Syariah”, skripsi fakultas syariah UIN Sunan Kalijaga Yokyakarta 2010 36 Krisdumar, taufik “Pengaruh Peristiwa Pemiihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden 8 Juli 2009 Di Indonesia Terhadap Abnormal Return Di Bursa Efek Indonesia” jurnal penelitian Vol.5 no.2, Desember 2009
54
Lembaga Survei di Indonesia diduga juga turut memperkuat prediksi para pelaku pasar modal. Jurnal dengan judul Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan Harga Saham yang ditulis oleh Fenny Trisnawati.37 Variabel yang dipakai adalah Event Study, Abnormal Return, Trading Volume Activity. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak bereaksinya investor pada peristiwa pemilihan presiden 2004 dimungkinkan karena investor bersikap menunggu dan melihat dengan teliti atas peristiwa yang sedang berlangsung. Sedangkan pada pemilu presiden 2009 investor bereaksi, ditandai dengan adanya perbedaan rata-rata return tidak normal yang negatif. Return tidak normal yang negatif artinya return aktual lebih kecil dari pada return aktual yang diharapkan. Tanggapan terlambat harga pasar terhadap informasi baru menyebabkan return tidak normal yang negatif. Hal ini tercermin pada pemilihan presiden 2009 di mana seluruh nilai return tidak normalnya adalah negatif. Perbedaan penelitian ini dan penelitian terdahulu terletak pada waktu penelitian. Di mana penelitian terdahulu dilakukan sebelum pilpres tahun 2014 sedangkan penelitian ini dilakukan sebelum dan setelah Pilpres tahun 2014. Selain itu perbedaan penelitian ini dan penelitian terdahulu terdapat pada tempat penelitian. Di mana
37
Fenny trisnawati “Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan Harga Saham” Jurnal Pekbis Vol.3, No.3, November 2011
55
penelitian terdahulu dilakukan di Daftar Efek Syariah (DES) sedangkan penelitian ini dilakukan di Jakarta Islamic Index (JII). C. Kerangka Pemikiran Peristiwa politik dalam negeri merupakan indikator yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham secara tidak langsung sehingga memicu terjadinya abnormal return dan abnormal trading volume activity. Jika peristiwa mengandung kandungan informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat informasi tentang peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal return dan abnormal trading volume activity kepada investor. Sebaliknya, peristiwa yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return dan abnormal trading volume activity kepada investor. Berikut ini penulis membuat kerangka pemikiran Peristiwa Pilpres 2014 terhadap harga saham dan volume perdagangan saham pada kelompok perusahaan di JII
56
Skema 1. Kerangka Pemikiran Peristiwa Pilpres 2014 Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Kelompok Perusahaan Yang Terdaftar Di JII Peristiwa Pilpres Tahun 2014
Ada informasi
Tidak ada informasi
Tidak ada informasi
Ada informasi
Trading volume activity sebelum dan sesudah Peristiwa Pilpres 2014
Abnormal return sebelum dan sesudah Peristiwa Pilpres 2014
Uji Statistik (T-test)
Kesimpulan/Hasil Penelitian
Dari perbandingan sebelum dan sesudah peristiwa politik dalam negeri ini dapat menimbulkan reaksi pasar yang terlihat dari abnormal return dan abnormal trading volume activity. Peristiwa politik merupakan
hal penting non ekonomi yang akan
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kestabilan ekonomi suatu negara yang cenderung mendapat respon dari pelaku pasar.
57
Dengan terjadinya peristiwa politik dalam negeri, maka sahamsaham yang akan diperdagangkan dalam pasar modal akan bereaksi. Apabila peristiwa tersebut mengandung informasi, maka akan mengakibatkan terjadinya abnormal return dan abnormal trading volume activity. Dalam hal ini informasi yang dimaksud adalah informasi yang berguna bagi investor atau pelaku pasar modal untuk mendapatkan keuntungan. Namun perubahan yang terjadi tersebut tidak sepenuhnya dapat diduga dan diharapkan. Jika informasi yang terkandung pada peristiwa pilpres 2014 dianggap informatif oleh investor maka hal tersebut menimbulkan reaksi yang tercermin dalam perubahan abnormal return dan abnormal trading volume activity.
D. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam dua hal sebagai Hipotesis nol (H0) serta sebagai Hipotesis alternatif (Ha atau H1).38 Adapun hipotesis dari penelitian ini seperti berikut: H1: Terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan antara sebelum dan sesudah Pilpres 2014 di JII
38
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Riset Keuangan: Pengujian-pengujian Empiris. Jakarta: Pt. Graha Pustaka Utama. 2005, hlm. 252.
58
H2: Terdapat perbedaan abnormal return saham dan aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan sesudah Pilpres 2014 di JII