BAB II KEMAMPUAN MENGHAFAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
A. Kajian Tentang kemampuan Menghafal 1. Pengertian Kemampuan Menghafal Otak
manusia
memang
sungguh
ajaib.Allah
SWT
telah
menciptakan mahluknya yang bernama manusia menjadi fii ahsani taqwiim,
bukan
Cuma
wujud
fisiknya
melainkan
juga
karena
keistimewaan isi kepalanya. Otak manusia mengandung satu triliun sel, termasuk 100 miliar sel saraf aktif (neuron) dan 900 miliar sel lain yang merekatkan, memelihara dan menyelubungi neuron. Setiap satu dari 100 miliar neuron tersebut dapat tumbuh bercabang hingga sebanyak 20.000 cabang (dendrit).Cabang yang seperti sebuah pohon ini berfungsi menyimpan informasi. Kehebatan lain sel otak aktif mampu membentuk koneksi (sinapsis) dengan kecepatan yang luar biasa 3 miliar per detik. Koneksi tersebut adalah kunci kekuatan otak. Kemampuan memori otak manusia yaitu 10800 (angka 1 diikuti angka 0 sebanyak 800).Hardisk computer yang sekarang beredar baru sebesar 200 TB (terabyte), belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan memori otak manusia.Karenanya ini menjadi modal yang patut disyukuri dengan memanfaatkannya semaksimal mungkin.Fungsi otak selain untuk berfikir, menganalisa, berimajinasi juga untuk menyimpan
20
21
informasi. Proses memasukkan informasi kedalam otak disebut menghafal dan mengeluarkan informasi kembali disebut mengingat.1 Kemampuan adalah kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu, kekayaan yang dimiliki.2Sedangkan menghafal adalah sebuah usaha yang aktif agar dapat memasukkan informasi kedalam otak sedangkan mengingat adalah sebuah upaya aktif untuk mengeluarkan informasi dari dalam otak.Perbedaan menghafal dan mengingat adalah pada objek yang ada dalam otak. Jika menghafal, objek tersebut dimasukkan dalam memori sedangkan mengingat, objek akan dipanggil untuk dikeluarkan.3 Selain itu kemampuan menghafal juga diaartikan sebagai kemampuan untuk memindahkan bahan bahan bacaan kedalam ingatan (encoding), menyimpan didalam memori (storage),dan pengungkapan kembali pokok bahasan yang ada dalam memori (Retrieval).4 2. Faktor Untuk Memperkuat Kemampuan Menghafal Otak manusia terdiri atas 3 bagian, yaitu otak kanan, tengah dan otak kiri.Sementara itu, kemampuan untuk mengingat dan menghafal dikerjakan oleh otak kiri.5 Adapun cara untuk memperkuat hafalan menurut Al-Ghazali adalah:
1
http://www.tukangeblog.com/2011/06/meningkatkan-kempuan-menghafal.html, diakses tanggal 28 september 2014 : 10.00 2 EM Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Aneka Ilmu, 2008), Cet. III, h.546. 3 Chatrine Syarif, Menjadi Pintar dengan Otak Tengah, (Yogyakarta: Starbooks, 2010), h. 111-112. 4 Sa’dullah, Cara Cepat menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), h.49. 5 Chatrine Syarif, Opcit, h.111-112
22
a. b. c. d. e. f. g.
Menjauhi maksiat. Tidak bersikap sombong. Istiqomah. Melaksanakan shalat hajat. Mengulang hafalan secara rutin. Tidak berlebihan memandang dunia. Tidak terlalu berambisi.6 Sedangkan cara untuk meningkatkan daya ingat menurut hasil penelitian para ahli tentang otak, bahwa otak sangat menyukai hal yang bersifat:
a. Tidak masuk akal/ekstrem berlebihan. b. Seksi. c. Penuh warna. d. Multi sensori (melibatkan lebih dari satu panca indera). e. Lucu. f. Melibatkan emosi. g. Melibatkan irama atau music. h. Tindakan aktif. i. Gambar tiga dimensi dan hidup/aktif. j. Menggunakan asosiasi. k. Imajinasi. l. Symbol. m. Nomor dan urutan.7
Jadi ketika menghafal suatu ayat/hadits, bantulah dengan imajinasi, libatkan emosi yang bisa membuat memori bertahan lama.hadits yang dihafal kemudian ditulis, hal tersebut memudahkan menghafal hadits karena memerlukan tindakan aktif daripeserta didik dan multi sensor.
6
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara cepat Bisa menghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta:Diva Press, 2012), Cet.I, h. 127-138 7 http://www.tukangeblog.com/2011/06/meningkatkan -kemampuan-menghafal.html, diakses tanggal 28 September 2014.
23
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menghafal seseorang adalah faktor kesehatan, aspek psikologis,kecerdasan, motivasi, usia dan keluarga.8 3. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Menghafal Dalam
menghafal
mata
pelajaran
hendaknya
harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Umur Umur murid menentukan kecakapan untuk menerima pelajaran. b. Keadaan Sekitar Keadaan sekitar memegang peranan dalam keberhasilan dalam menghafal pelajaran, dalam artian keadaan sekitar mempengaruhi psikis siswa. c. Sifat bahan pelajaran Tiap-tiap bahan pelajaran mempunyai sifat yang berlainan, seperti ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu agama.9 4. Prinsip-Prinsip Menghafal Untuk mempelajari bahan hafalan diperlukan jenis belajar menghafal (memori type of learning).Belajar dengan menghafal sering menimbulkan penyakit verbalisme yaitu anak tahu menyebutkan katakata, definisi, rumus dan sebagainya tetapi tidak dipahami. Penyakit lain yang sering dijumpai akibat belajar menghafal ialah intelektualitas penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya dari buku pelajaran tanpa menghubungkannya dengan realitas kehidupan sehari-hari. Untuk menghindarkan anak dari penyakit tersebut, perlu diperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut :
8 9
Sa’dullah, Opcit, h. 67-68. Ibid, hal 10
24
1) Bahan yang akan dihafalkan hendaknya diusahakan agar dipahami benar-benar oleh anak. 2) Bahan hafalan hendaknya merupakan suatu kebulatan (keseluruhan dan bukan fakta yang lepas). 3) Bahan yang telah dihafal hendaknya digunakan secara fungsional dalam situasi tertentu. 4) ActiveRecall hendaknya senantiasa dilakukan. 5) Metode keseluruhan atau metode bagian yang digunakan tergantung pada sifat bahan.10
B. Kajian Tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Rangkaian kegiatan yang disebut belajar itu tentu menempuh berbagai cara dan langkah. Diantara cara dan langkah itu tentu ada yang kurang baik dan ada pula yang lebih baik, yakni yang memberikan perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya. Itulah yang disebut prestasi.11 Usman Effendi mengemukakan prestasi belajar adalah segala sesuatu telah dapat diciptakan melalui keuletan kerja dan akan memberikan perasaan senang.12 Oemar Hamalik mengemukakan prestasi belajar adalah hasil interaksi antara beberapa faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam maupun dari luar individu yang bersangkutan.13
10
Zakiyah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),Cet II. h. 264. 11 EM Zul Fajri, Opcit. H. 199 12 Usman Effendi, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito, 1985), h 103 13 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito, 2003), Cet III. h. 412
25
Habeyb, mengatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja14 Berdasarkan pengertian diatas, dapatlah dikatakan bahwa prestasi adalah hasil dari apa yang telah dicapai dan didapat melalui keuletan seseorang bekerja. 2. PengertianBelajar Belajar adalah merupakan aktivitas manusia yang sangat vital (segala yang bertalian dengan kehidupan) dan sangat penting bagi kita sebagai pendidik anak-anak. Manusia adalah mahluk sosial yang tak mungkin dapat berdiri sendiri dia memerlukan bantuan orang lain untuk itulah manusia harus belajar dan sepertinya hal ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : Di dalam dunia ini tidak ada mahluk hidup yang sewaktu dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi manusia. Sebaiknya tidak ada mahluk lain didunia ini yang setelah dewasa mampu menciptakan manusia dewasa.15 Muhibbin Syah menyimpulkan belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.16 Abu Ahmadi mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku 14
EM Zul Fajri Opcit, h. 276 Ngalim Purwanto, Psikolgi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 85 16 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet. II, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 2001), h. 64 15
26
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.17 Sedangkan
M.
Ngalim
Purwanto
mengemukakan
adanya
beberapaelemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:18 1.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan tersebut dapat mengarrah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
2.
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
3.
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative menetap, harus merupakan akhir dari suatu periode yang cukup panjang.Ini berarti harus mengesampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.
4.
Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti:
17
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Cet. II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h.121 18 M. Ngalim Purwanto, Op. Cit., h. 85-86.
27
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. 3. Pengertian Prestasi Belajar WS Winkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan pernyataan hasil belajar yang diwujudkan dalam bentuk nilai, yang menyatakan taraf prestasi belajar yang telah dicapai siswa.19 Anas Sudjono mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian siswa terhadap materi yang telah mereka terima dalam proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu.20 Surtinah Tirtanegara mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.21 Jadi yang dimaksud prestasi belajar Al-Qur’an hadits adalah hasil belajar Al-Qur’an Hadits dalam bentuk angka-angka dalam sebuah proses evaluasi secara berkala. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu.Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali 19
WS Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Cet., III (Jakarta: Depdikbud, 2002), h. 197 20 Anas Sudjono, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: UD Rama, 2002), h. 30. 21 Susratinah Tirtanegara, Anak Supernormal dan Pendidikannya, (Jakarta: Bina Aksara, 2002), h. 43.
28
dalam mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya. Dalam hal ini penulis akan menyajikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya:22 a. Faktor dari dalam diri siswa (internal) 1.
Faktor Jasmaniah (fisiologi) a) Faktor Kesehatan Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya. b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta,tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain.
2. Faktor Psikologi a) Intelegensia Intelegensia atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam 22
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta. 2003), h. 54-71.
29
situasi
yang
baru
dan
cepat
efektif
mengetahui
atau
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. b) Perhatian Perhatian menurut al-Ghazali bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan sematamata kepada suatu benda atau hal atau sekumpulan objek. Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap
bahan
yang
dipelajarinya.jika
bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosana, sehingga ia tidak lagi sukar belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya. c) Minat Minat adalah menyangkut akttivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, wawasan akan bertambah luas sehingga akan sangat mempengaruhi peningkatan atau pencapaian prestasi belajar siswa yang seoptimal mungkin karena siswa yang memiliki
30
minatterhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata sesudah belajar atau terlatih. e) Motivasi Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. f)
Kematangan Bahwa kematangan adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sedah siap melaksanakan kecakapan baru. Berdasarkan pendapat diatas, maka kematangan adalah suatu oragan atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri mahluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masingmasing kematangan itu datang atau tiba waktunya dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap untuk menggikuti proses belajar mengajar.
31
g) Kesiapan Kematangan adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi. Jadi, dari pendapat diatas dapat diasumsikan bahwa kesiapan siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik. b. Faktor dari luar diri siswa (Eksternal) 1. Faktor Keluarga a) Cara orang tua mendidik Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting.anak yang mengalamai kesukaran-kesukaran dapat ditolong dengan bimbingan belajar yang baik. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan tersebut. b) Relasi antar anggota keluarga Suasana
dan
keadaan
keluarga
bermacam-
macam.Hubungan yang baik, penuh perhatian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan belajar anak untuk anak sendiri.
32
c) Suasana rumah Agar anak belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram, selain anak kerasan atau betah tinggal dirumah, anak juga belajar dengan baik. d) Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar. e) Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar.Anak-anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 2. Faktor sekolah Metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran, dan tugas rumah. 3. Faktor Masyarakat Keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
33
5. Macam-macam Prestasi Belajar Macam-macam prestasi belajar disini dapat diartikan sebagai tingkatan keberhasilan siswa dalam belajar yang ditunjukkan dengan taraf pencapaian prestasi. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar mengemukakan: “Pada prinsipnya, pengembangan hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Dengan demikian prestasi belajar dibagi ke dalam tiga macam prestasi diantaranya:23 a. Prestasi yang bersifat kognitif (ranah cipta) Prestasi yang bersifat kognitif yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman aplikasi, atau penerapan, analisis (pemeriksaan dan penilaian secara teliti), sintesis(membuat paduan baru dan utuh). b.
Prestasi yang bersifat afektif (ranah rasa) Prestasi yang bersifat afektif yaitu meliputi: penerimaan, sambutan,
apresiasi (sikap menghargai), internalisasi (pendalama), karakterisasi (penghayatan). c. Prestasi yang bersifat psikomotorik (ranah karsa) Prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu: keterampilan bergerak dan bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non verbal..
23
Muhibbin Syah, Op. Cit., h.154-157
34
6. Cara Mengukur Prestasi Belajar Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang diadakan oleh guru yang dimaksud dengan tes hasil belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswanya dalam jangka waktu tertentu.24 Untuk melaksanakan evaluasi hasil belajar dan mengajar itu dapat digunakan dua macam tes yakni tes lisan dan tes tulisan.Namun pada umumnya seorang guru lebih cenderung menggunakan tes tertulis untuk menguji siswanya. Tes tertulis ini terbagi atas dua yakni tes essay dan tes obyektif. Yang dimaksud dengan tes essay atau dalam bahasa latin dinamakan tes subyektif merupakan sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan pembahasan atau uraian kata-kata. Soal bentuk essay ini menuntut
kemampuan
menginterpretasikan,
siswa
untuk
menghubungkan
dapat
mengorganisir,
pengertian-pengertian
yang
dimiliki. Dengan kata lain, tes essay menuntut siswa untuk mengingat kembali dan terutama harus punya daya kreatifitas yang tinggi.25 Sedangkan yang dimaksud dengan tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Tes tersebut dapat dinilai oleh siapapun dan akan menghasilkan skor yang sama.
24
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 33. 25 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h.64.
35
Bentuk tes obyektif bermacam-macam : a. Tes benar salah (true-fals), yang soalnya berupa pernyataan-pernyataan , jawaban yang diberikan tinggal menandai pada huruf B atau S. b. Tes pilihan ganda (multiple choice), suatu tes yang terdiri atas keterangan yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang disediakan. c. Mengadakan (matching test), yaitu tes yang terdiri atas satu pertanyaan dan dan satu seri jawaban masing-masing pertannyaan memiliki jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. d. Tes lisan (competition test), tes ini terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang hilang.bagian tersebut harus diisi siswa.26 Dari berbagai macam bentuk tes tersebut guru dapat menentukan mana yang paling tepat sesuai dengan keadaan siswa.Namun untuk meningkatkan sekolah
dasar, guru rata-rata menggunakan tes
berbentukpilihan ganda dan essay, sebab guru memandangbahwa tes yang berbentuk seperti itulah yang paling tepat. Dasar pembuatan prestasi belajar yang dituangkan dalam nilai raport biasanya didapatkan dari hasil nilai tes sumatif dan formatif. Tes formatif adalah tes yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar siswa dalam penguasaan bahan dan materi pelajaran yang telah diberikan sesuai 26
Ngalim Purwanto, Op. Cit., h. 167.
36
dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan dalam satuan pelajaran.Sedangkan tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program.Tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang dilaksanakan pada tiap semester. Adapun prosedur penilaian secara keseluruhan dalam semester yang dimasukkan dalam raport merupakan gabungan dari berbagai penilaian yang sudah dilakukan guru yaitu dari hasil tes semester, tes formatif maupun subformatif yang diadakan. Hasil tes-tes tersebut akan menentukan hasil prestasisiswa dalam satu semester.