ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II KARAKTERISTIK DAN PERAN ASURANSI MIKRO DI INDONESIA 2.1 Karakteristik Asuransi Mikro Asuransi mikro adalah perkembangan dari asuransi, perbedaannya dengan asuransi umum lainnya salah satunya adalah dari segi karakteristik asuransi mikro tersebut. Perkembangan asuransi mikro yang salah satunya tujuannya sebagai mekanisme perlindungan atas risiko keuangan yang dihadapi oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan kepemilikan asuransi, maka dari itu asuransi mikro mempunyai karakteristik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu:7 1. Sederhana, bahwa produk asuransi
mikro memberikan manfaat
perlindungan dasar atas risiko yang umum dihadapi oleh masyarakat berpenghasilan rendah, serta polis, fitur, dan proses adminitrasinya harus sederhana dan mudah dipahami oleh semua masyarakat; 2. Mudah, bahwa masyarakat dapat memiliki produk asuransi mikro di berbagai macam tempat yang lebih terjangkau yang sudah ditentukan seperti di kantor pos, outlet pegadaian, minimarket, supermarket dan lainnya; 3. Ekonomis, bahwa dalam asuransi mikro besar nilai preminya harus terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan manfaat asuransi seoptimal mungkin; dan
7
“Karakteristik dan Definisi Asuransi Mikro Indonesia”, www.asuransimikroindonesia.org, diakses pada 12 Mei 2015
Skripsi
12
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
4. Segera, bahwa dalam asuransi mikro pembayaran klaim harus segera dilakukan setelah terjadinya risiko maksimal 10 (sepuluh) hari setelah dokumen klaim yang dipersyaratkan diterima oleh perusahaan asuransi secara lengkap. Sebelum membahas tentang asuransi mikro maka penulis akan menjelaskan mengenai asuransi terlebih dahulu, hal ini dikarenakan asuransi mikro merupakan salah satu hasil dari perkembangan produk asuransi. “Life is a game of uncertainty” dimana hidup kita penuh dengan ketidakpastian atau sering kita sebut sebagai risiko, yaitu sesuatu yang belum pasti terjadi dan belum pasti akibat yang timbul. Misalnya seperti kebakaran, sakit, banjir, kecelakaan, dan meninggal. Tidak ada seorang pun yang tahu secara pasti kapan risiko akan terjadi. Risiko bisa saja menimbulkan keuntungan dan kerugian. Ketika timbul kerugian dari peristiwa tidak pasti inilah asuransi bekerja untuk mengcover risiko kerugian yang dihindari oleh kebanyakan orang. Asuransi memberi jaminan atas peristiwa tidak pasti di masa yang akan datang dengan pembayaran premi yang sudah diatur dan disepakati oleh kedua belah pihak. Ketika seseorang ikut asuransi berarti di dalamnya telah terjadi risk transfer antara pihak tertanggung dan pihak penanggung (pihak asuransi).8 Asuransi menurut Pasal 246 KUHD adalah : Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri terhadap tertanggung, dengan memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya penggantian karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu peristiwa yang tidak tertentu. 8
Skripsi
Kun Wahyu Wardana, Op Cit, h. 16
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
Pada Undang-Undang No 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618), dalam Pasal 1 angka 1, asuransi adalah : Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk : a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Perjanjian asuransi adalah salah satu perjanjian yang pada dasarnya diatur dalam Burgerlijk Wetboek (BW), dalam Pasal 1320 BW ada 4 (empat) syarat sah suatu perjanjian yaitu: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu hal tertentu; dan 4. Suatu sebab yang diperbolehkan. Asuransi sebagai salah satu cara untuk mengalihkan risiko selalu berkembang sesuai kebutuhan, di Indonesia ada beragam jenis asuransi salah satunya yang sedang dikembangkan adalah asuransi mikro yaitu asuransi yang produknya diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Produk asuransi mikro itu sendiri sesuai dengan karakteristik yang sudah penulis sebutkan di atas adalah fitur dan administrasinya sederhana, mudah didapat, harganya
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
ekonomis, dan penyelesaian pemberian santunannya segera. 9 Pada dasarnya seluruh jenis produk asuransi konvensional dan asuransi syariah dapat menjadi produk asuransi mikro maupun asuransi mikro syariah asal sesuai dengan karakteristik asuransi mikro.10 Asuransi juga pada dasarnya terbagi atas beberapa jenis yaitu: a. Asuransi kerugian, menyangkut tentang perlindungan terhadap harta kekayaan; b. Asuransi sejumlah uang. Contohnya asuransi jiwa, menyangkut tentang perlindungan terhadap jiwa seseorang; dan c. Asuransi sosial atau wajib, asuransi yang diselenggarakan pemerintah berdasarkan undang-undang. Asuransi mikro yang dibahas dalam penulisan skripsi ini dapat ditawarkan dalam berbagai bentuk sesuai kebutuhan masyarakat. 11 Contohnya, pertama sebagai asuransi jiwa dengan manfaat berupa santunan biaya pemakaman dan pembayaran sisa pinjaman kepada lembaga keuangan penyedia pinjaman. Kedua sebagai asuransi kerugian dengan manfaat santunan untuk pembangunan rumah atau tempat usaha pasca kebakaran atau penggantian kerugian akibat gagal panen yang disebabkan oleh bencana alam. Ketiga sebagai asuransi kesehatan maka asuransi mikro memberikan manfaat pembayaran biaya rumah sakit dan juga santunan tunai sebagai pengganti penghasilan akibat peserta sakit atau untuk merawat anggota keluarga yang sakit. Asurani mikro bukan salah satu produk asuransi
9
Nidia Zuraya,“Apa itu Asuransi Mikro?”, www.republika.co.id, diakses pada 15 Mei 2015 www.asuransimikroindonesia.org, “Fitur Produk Asuransi Mikro”, diakses pada 15 Mei 2015 11 Buku Saku Asuransi Mikro, h.34-37 10
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
sosial atau wajib, sedangkan contoh produk asuransi sosial atau wajib adalah BPJS. Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme pengalihan atau transfer risiko (Risk Transfer Mechanism) maka dalam asuransi pada umumnya maupun dalam asuransi mikro tidak semua risiko bisa dialihkan, risiko tersebut dapat dialihkan kepada pihak asuransi jika memenuhi karakteristik dari Insurable Risks12 yaitu: 1. Fortuitous (Secara kebetulan) Risiko tersebut tidak dapat diketahui secara pasti kapan terjadinya, jika risiko tersebut diketahui secara pasti maka tidak dapat diasuransikan; 2. Financial Value Bahwa asuransi sebagai salah satu cara pengalihan risiko dan memberi kompensasi keuangan atas kerugian tertanggung; 3. Insurable Interest (Kepentingan yang dapat diasuransikan) Bahwa tertanggung mempunyai kepentingan atau hubungan dengan obyek yang diasuransikan secara saha atau diakui secara hukum; 4. Exposures Homogen Risiko yang diasuransikan harus bersifat homogen yang mempunyai kesamaan sifat atau karakter;
12
Afrianto Budi, “Pengertian Umum Asuransi”, www.akademiasuransi.org, diakses pada 25 Mei 2015
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
5. Pure Risks (Risiko murni) Risiko yang ditanggung atau dijamin adalah risiko yang menyebabkan kerugian bagi tertanggung (risiko murni) bukan untuk diharapkan sebuah keuntungan; 6. Particular Risk Risiko yang bersumber dari peristiwa individual dan berdampak terbatas; dan 7. Public Policy (Kebijakan publik) Bahwa kontrak asuransi tidak boleh bertentangan dengan kebijakan publik atau melawan hukum karena jika dilanggar maka kontrak asuransi tersebut menjadi tidak sah. Perusahaan atau lembaga penyelenggara usaha perasuransian harus memenuhi prinsip-prinsip dasar dalam asuransi, yang berfungsi agar pelaksanaan asuransi sesuai ketentuan yang berlau dan mencegah agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dengan adanya asuransi tersebut. Prinsip-prinsip dasar asuransi tersebut adalah: 1. Insurable interest (kepentingan yang diasuransikan) Diatur dalam Pasal 250, 268 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Merupakan salah satu faktor penting bagi penanggung ketika akan membayar ganti rugi kepada tertanggung pada saat terjadi peristiwa tidak pasti. Bahwa tertanggung harus memiliki kepentingan (interest) dengan harta benda yang dapat diasuransikan (insurable) tersebut secara legal dan equitable (tidak melawan hukum), jika prinsip ini dilanggar maka akan
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
berdampak pada klaim tidak dapat dibayarkan jika terjadi peristiwa tidak pasti yang menimbulkan kerugian; 2. Utmost Good Faith (Itikad baik) Diatur dalam pasal 251 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Dimana dalam melakukan perjanjian asuransi maka kedua belah pihak harus dilandasi oleh itikad baik. Antar penanggung dan tertanggung harus saling mengungkapkan fakta secara jujur dan terbuka atau disebut juga duty of disclosure. 3. Idemnity (Idemnitas) Diatur dalam pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Prinsip ini pada dasarnya berprinsip bahwa penanggung mengembalikan posisi tertanggung sama seperti sebelum terjadi kerugian yang dijamin polis. Prinsip ini menjadi pengendali agar tertanggung tidak memperoleh ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang sebenarnya sehingga menimbulkan keuntungan pada tertanggung. 4. Subrogation (Subrogasi) Diatur dalam pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Penanggung yang telah membayar ganti kerugian atas benda yang diasuransikan menggantikan tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian tersebut, dan tertanggung bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak penanggung terhadap pihak ketiga.
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
Prinsip-prinsip dasar asuransi diatas juga berlaku dalam asuransi mikro, dalam asuransi mikro diharuskan adanya prinsip Insurable Interest seperti ketika kita membeli asuransi mikro kebakaran maka kita harus punya kaitan yang sah atau diakui secara hukum terhadap objek yang diasuransikan tersebut agar ketika terjadi kerugian akibat kebakaran kita berhak atas santunan yang diberikan. Prinsip asuransi yang kedua adalah Utmost Good Faith dimana dalam asuransi mikro tertanggung dan penanggung harus saling terbuka dan jujur dalam melakukan perjanjian asuransi agar tidak ada pihak yang merasa kerugian maupun mendapat keuntungan di masa yang akan datang, dibuktikan dalam asuransi mikro terdapat informasi di awal secara jelas mengenai jangka waktu asuransi, premi yang harus dibayar, masa berlaku asuransi, dan waktu yang diperlukan ketika mencairkan klaim. Pihak tertanggung juga berkewajiban memberikan infomasi sejelas-jelasnya kepada penanggung agar ketika akan mencairkan klaim tidak ditolak dengan alasan tidak jujur dalam memberikan informasi awal. Berkaitan dengan prinsip asuransi Idemnity dalam asuransi mikro tidak berbeda dengan asuransi umum dimana prinsip tersebut mencegah tertanggung mendapat santutan melebihi kerugian yang diderita. Dalam asuransi mikro setiap orang berhak membeli asuransi dan memiliki lebih dari 1(satu) polis sesuai kebutuhan, tetapi dalam beberapa jenis produk asuransi mikro juga ada pembatasan pemilikan. Sehingga kesimpulannya bahwa prinsip-prinsip asuransi dan asuransi mikro tidak jauh berbeda. Sebuah kejadian yang dapat dipertanggungkan berpotensi menyebabkan kerugian, penting dalam asuransi bahwa tertanggung yang mendapat manfaat
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
ganti rugi harus memiliki kepentingan (Insurable interest) dengan kejadian yang dipertanggungkan jika tidak maka dapat menciptakan moral hazard yang nyata. Jumlah manfaat yang diterima tertanggung harus sesuai dengan kepentingan yang dipertanggungkan, hal ini disebabkan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau mengambil keuntungan.13 Secara umum manfaat asuransi bagi pihak tertanggung adalah: 1. Rasa aman dan perlindungan Pihak tertanggung akan merasa aman atas risiko kerugian yang mungkin timbul akibat dari peristiwa tidak pasti karena memiliki polis asuransi yang di dalamnya pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis yang sudah disepakati atau diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung; 2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil Pihak asuransi akan secara cermat dan matang dalam perhitungan penentuan nilai pertanggungan beserta premi yang dibebankan pada tertanggung dan secara teliti mempelajari faktor-faktor yang saling berkaitan
dengan
obyek
asuransi.
Dalam
merumuskan
nilai
pertanggungan pihak penanggung harus tidak merugikan kedua belah pihak sehingga memenuhi prinsip keadilan. Dimana semakin besar premi yang
dibayar
tertanggung
maka
semakin
besar
pula
nilai
pertanggungannya;
13
Skripsi
“Desain manfaat: Berapa dan untuk siapa?”, www.labordoc.ilo.org, diakses pada 30 Mei 2015
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
3. Alat penyebaran risiko; Bahwa asuransi merupakan salah satu cara menyebarkan risiko yang dilakukan oleh tertanggung sehingga penanggung juga ikut terbebani atas risiko tersebut dengan kompensasi pembayaran sejumlah premi tertentu atas besaran nilai pertanggungan oleh si tertanggung. Manfaat asuransi mikro tidak jauh berbeda dengan manfaat yang disebutkan di atas karena dalam asuransi mikro pihak tertanggung juga mendapat rasa aman dan perlindungan, asuransi mikro juga bermanfaat sebagai alat penyebaran risiko oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam asuransi biasa jumlah premi dan nilai pertanggungan setiap orang atau setiap objek yang diasuransikan berbeda-beda sesuai kesepakatan penanggung dan tertanggung, dimana pada umumnya premi yang harus dibayarkan cukup tinggi sedangkan dalam asuransi mikro ditetapkan bahwa preminya tidak boleh lebih dari Rp 50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah) agar tidak memberatkan masyarakat khsusunya masyarakat dengan penghasilan rendah yang merupakan target pemasaran asuransi mikro itu sendiri. Dengan nilai premi tidak lebih dari Rp 50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah) maka nilai pertanggungan juga ditetapkan tidak lebih dari Rp 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah).14 Berdasarkan uraian di atas pentingnya asuransi ternyata tidak sejalan dengan banyaknya masyarakat yang memproteksi dirinya dengan asuransi. Padahal manfaat yang didapat dari asuransi cukup lumayan besar tetapi pada kenyataannya selama ini asuransi nyaris tak tersentuh masyarakat berpenghasilan 14
Farodlilah Muqoddam, “Inilah definisi asuransi mikro”, www.finansial.bisnis.com, diakses pada 31 Mei 2015
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
rendah. Ada beberapa penyebab dasar mengenai hal tersebut. Pertama, masih banyak masyarakat yang tidak tahu manfaat asuransi. Kedua, masih belum banyak perusahaan asuransi yang dikhususkan untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah atau produk asuransi yang sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat dengan golongan tersebut. Ketiga, dukungan pemerintah atau regulator mengenai asuransi untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah sangat minim. 15 Alasan mengenai rendahnya tingkat penggunaan produk asuransi pada masyarakat berpenghasilan rendah di atas di respon oleh Otoritas Jasa Keuangan, sehingga sejak tahun 2013 Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) berkomitmen dalam program pengembangan asuransi mikro dalam upaya peningkatan akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap produk asuransi.16 Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas telah diberikan pengertian asuransi mikro secara garis besar, dapat dikatakan bahwa asuransi mikro adalah produk asuransi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sederhana fitur dan administrasinya, mudah didapat, ekonomis harganya dan segera dalam penyelesaian pemberian santunannya. 17 Di Indonesia perkembangan asuransi mikro tersebut saat ini menjadi fokus Otoritas Jasa Keuangan beserta
15
Munawarkasan, “Mengasuransikan Masyarakat Bawah”, www.munawarkasan.com, diakses pada 5 Juni 2015 16 “OJK Fokus Kembangkan Asuransi Mikro”, www.beritasore.com, diakses pada 5 Juni 2015 17 “Definisi Asuransi Mikro”, www.asuransmikroindonesia.org, diakses pada 5 Juni 2015
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
pelaku usaha perasuransian. Hal-hal yang menjadi fokus dalam upaya perkembangan asuransi mikro adalah:18 1. Mendorong ketersediaan produk asuransi mikro yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat yang berpenghasilan rendah; dan 2. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk asuransi. Upaya mendorong ketersediaan produk asuransi mikro bagi masyarakat berpenghasilan rendah direspon dengan peluncuran produk-produk standart asuransi mikro oleh pelaku usaha perasuransian dengan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan, contohnya seperti: 1. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengeluarkan produk standar asuransi mikro berupa “Warisanku”, “Rumahku”, “Stop Usaha Erupsi”, “Stop Usaha Gempa Bumi”, dan “Asuransiku”; 2. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia mengeluarkan produk standar asuransi mikro berupa asuransi mikro penuh cinta atau “Si Peci”; dan 3. Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia mengeluarkan produk standar asuransi mikro syariah “Si Bijak”. Untuk menghindari biaya mahal dan agar dapat dijangkau oleh masyarakat kecil, menurut pendapat Firdaus Djaelani maka produk asuransi mikro disarankan untuk dijual secara massal.19 Sedangkan dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk asuransi maka saat ini Otoritas Jasa Keuangan dan pelaku usaha perasuransian sedang menggalakkan dan menyebarkan informasi
18
“Siaran Pers: OJK Selenggarakan Pasar Asuransi Mikro”, www.ojk.go.id, diakses pada 5 Juni 2015 19 Afrianto Budi, “Dianggap Mahal, Asuransi Mikro Masih Minim”, www.akademiasuransi.org, diakses pada 5 Juni 2015
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
mengenai asuransi mikro hingga ke daerah pelosok Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar kesadaran berasuransi masyarakat meningkat. Berdasarkan uraian yang telah penulis jelaskan di awal Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan Grand Design tentang asuransi mikro Indonesia selain mengenai karakteristik asuransi mikro tersebut yaitu sederhana, mudah, ekonomis, dan segera juga dalam Grand Design asuransi mikro Indonesia tersebut dijelaskan apa yang dimaksud dengan masyarakat berpenghasilan rendah sebagai target dari asuransi mikro yaitu adalah masyarakat dengan penghasilan tiap bulannya tidak lebih dari Rp 2.5000.000,00 (Dua juta lima ratus ribu rupiah). 20 Objek yang dapat diasuransikan dalam asuransi mikro adalah harta, jiwa, dan kepentingan peserta, sedangkan risiko yang dapat diasuransikan dalam asuransi mikro adalah kerugian keuangan akibat rusak atau hilangnya harta, sakit, cacat, dan meninggal dunia.21 Di dalam asuransi mikro nilai pertanggungan sifatnya adalah santunan. Santunan yang dimaksud dalam hal ini adalah besar nilai klaim yang sudah ditetapkan sejak awal secara pasti. Berdasarkan kebutuhan asuransi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, maka dalam Grand Design asuransi mikro oleh Otoritas Jasa Keuangan maka ditetapkan bahwa nilai pertanggungan atau santunan dalam asuransi mikro sebesar tidak lebih dari Rp 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah).22 Dengan penetapan nilai pertanggungan atau santunan sebesar yang telah disebutkan di atas maka berapa nilai premi dari asuransi mikro itu sendiri? Maka untuk hal tersebut Otoritas Jasa Keuangan dalam Grand Design 20
Ibid “Fitur Produk Asuransi Mikro”, www.asuransimikroindonesia.org, diakses pada 15 Juni 2015 22 Ibid 21
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
asuransi mikro yang dikeluarkannya menetapkan nilai premi asuransi mikro maksimal adalah sebesar Rp 50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah). 23 Penetapan maksimal nilai premi asuransi mikro didasarkan dengan memperhatikan kondisi masyarakat berpenghasilan rendah, sebagai target dari asuransi mikro itu sendiri. Asuransi mikro Indonesia dirancang untuk meningkatkan kesadaran berasuransi bagi masyarakat berpenghasilan rendah sehingga salah satu tujuan asuransi mikro adalah memberikan kemudahan dalam berasuransi baik dari segi harga premi yang harus dibayarkan maupun dari segi waktu pembayaran. Dalam asuransi mikro untuk meningkatkan minat dan kesadaran berasuransi masyarakat berpenghasilan rendah maka pembayaran preminya harus fleksibel dan sekaligus (ex: bulanan, tiga bulanan, semesteran, atau tahunan), tujuannya adalah agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari perkotaan atau perusahaan asuransi.24 Dalam berasuransi maka kita tidak bisa lepas dari polis asuransi, dimana polis tersebut menjadi satusatunya alat bukti tertulis bahwa telah terjadi asuransi. Polis dalam asuransi mikro harus ringkas dan ditulis dalam bahasa Indonesia yang jelas agar dapat dipahami oleh masyarakat awam khususnya masyarakat berpenghasilan rendah yang asing terhadap asuransi. Dalam polis asuransi mikro ada beberapa istilah dalam asuransi yang disederhanakan agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat, yaitu:25 1. Mengganti istilah “polis” dengan “bukti kepesertaan”; 2. Mengganti istilah “tertanggung” dengan “peserta asuransi”; 3. Mengganti istilah “penanggung” dengan nama perusahaan asuransi; 23
Ibid Ibid 25 Ibid 24
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
4. Mengganti
istilah
“uang
pertanggungan”
dengan
“santunan/nilai
penggantian”; dan 5. Mengganti istilah “pengecualian” dengan “hal-hal yang tidak dijamin”. Dalam asuransi mikro pembayaran klaim atau santunan dapat dibayarkan maksimal 10 hari setelah dokumen klaim yang dipersyaratkan diterima perusahaan asuransi secara lengkap dan benar. Dokumen yang dipersyaratkan adalah sebagai pembuktian secara administratif bahwa peserta mempunyai polis asuransi dan telah terjadi risiko yang dipertanggungkan. 26 Asuransi mikro di Indonesia belum terlalu berkembang salah satu sebabnya adalah mengenai jalur distribusi produk asuransi mikro hingga menyentuh sampai daerah-daerah pelosok di Indonesia. Selama ini asuransi terkesan hanya milik warga perkotaan saja, padahal lebih banyak masyarakat di daerah hingga pelosok Indonesia yang membutuhkan asuransi khususnya dalam hal ini adalah asuransi mikro. Negara Indonesia adalah salah satu negara kepualauan dimana jalur distribusi produk asuransi mikro ini sendiri terhambat oleh besarnya biaya produksi padahal di sisi lain produk asuransi mikro harus murah sesuai dengan karakteristiknya yang sederhana, mudah, ekonomis, dan segera. PS Sriniyas, Ekonom Keuangan Bank Dunia, mengatakan bahwa jalur distribusi asuransi mikro yang mungkin adalah memanfaatkan teknologi telepon seluler sehingga bisa menekan biaya produksi dan menjangkau hingga pelosok daerah. 27 Pengalaman internasional mengenai jalur distribusi produk asuransi mikro juga menyebutkan paling efektif dengan melibatkan komunitas masyarakat. Didukung 26
Ibid “Bapepam-LK Siap Longgarkan Aturan Asuransi Mikro”, www.ipotnew.com, diakses pada 30 Juni 2015 27
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
oleh Indonesia yang terdiri dari kepulauan-kepulauan maka jalur distribusi produk asuransi mikro dengan memanfaatkan komunitas tertentu menjadi pilihan yang tepat dan efektif, contohnya adalah menggunakan kerja sama dengan Bank Perkreditan Rakyat atau lembaga keuangan mikro (LKM) seperti koperasi. Dengan tetap memperhatikan karakteristik asuransi mikro dalam hal ini adalah “ekonomis” maka produk asurani mikro dapat dipasarkan ke masyarakat oleh: 28 1. Pialang asuransi; 2. Agen asuransi (perusahaan asuransi atau agen asuransi individu); dan 3. Lembaga selain perusahaan perasuransian seperti lembaga keuangan mikro, koperasi, perbankan, retailer, organisasi berbasis komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat. Lembaga keuangan mikro memiliki peran yang penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia yang secara khusus berorientasi terkait dengan pengembangan usaha mikro. Lembaga keuanga mikro juga mendukung Otoritas Jasa Keuangan dalam pengembangan asuransi mikro di Indonesia karena dalam konsep asuransi mikro tersebut tujuannya adalah memperbaiki struktur perekonomian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.29 Lembaga keuangan mikro adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat,
28
“Penyalur Produk Asuransi Mikro”, www.asuransimikroindonesia.org, diakses pada 30 Juni 2015 29 Santi Riziyanti dan Siti Anisatul Khoiriyah, “Bunga Rampai Asuransi Indonesia”, www.kompasiana.com, diakses pada 5 Juli 2015
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
pengelolaan simpanan maupun pemberian jasa kosultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.30 Lembaga keuangan mikro memiliki cakupan wilayah dalam satu wilayah desa atau kelurahan, kecamatan, dan kabupaten atau kota sehingga keberadaan lembaga keuangan mikro dekat dengan masyarakat sehingga sangat efektif sebagai salah satu distributor asuransi mikro di Indonesia sehingga perusahaan asuransi yang memiliki produk asuransi mikro tidak perlu mempunyai cabang hingga tingkat daerah. Hubungan diantara lembaga keuangan mikro, nasabah, dan juga perusahaan perasuransian menjadi salah satu upaya mendorong keberhasilan jalur pendistribusian produk asuransi mikro hingga sampai ke masyarakat di pedalaman yang belum tersentuh. Jalur distribusi yang masih belum merata menjadi tantangan bagi perkembangan asuransi mikro Indonesia. Dimana hubungan jalur distribusi seperti diatas juga menghasilkan win-win-win yaitu:31 1. Bagi lembaga keuangan mikro mendapat fee dari pendistribusian produk asuransi mikro ke masyarakat; 2. Bagi nasabah maka mendapat produk asuransi mikro yang didesain oleh ahli asuransi sehinggan memberikan nilai lebih besar dengan biaya rendah; dan 3. Bagi perusahaan asuransi maka terbuka peluang untuk pasar baru yang berpotensi meningkatkan penjualan produk asuransi mikro.
30
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394 31 Craig F.C, Dominic L, Michael J.M, James R, “Mengembangkan Asuransi Bagi Lembaga Keuangan Mikro”, www.labordoc.ilo.org, diakses pada 1 Juli 2015
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
Dalam upaya pendistribusian produk asuransi melalui lembaga keuangan mikro maka dalam hal ini lembaga keuangan mikro dapat dikatakan bertindak sebagai agen asuransi yang menjual asuransi kepada klien atau nasabah atas nama perusahaan asuransi dan mendapatkan komisi sebagai imbalannya. Bagi perusahaan asuransi kerjasama dengan lembaga keuangan mikro dapat meningkatkan perkembangan layanan dan produk yang sesuai karena lembaga keuangan mikro lebih mengetahui pasar.
Asuransi
mikro juga
dapat
didistribusikan kepada masyarakat melalui Laku Pandai (Layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif). Laku Pandai hadir untuk melindungi masyarakat ekonomi lemah di daerah terpencil dan perdesaan yang belum mengenal dunia perbankan. Kehadiran laku pandai diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan asuransi mikro. 2.1.1 Perbedaan Asuransi Mikro dan Asuransi pada umumnya Asuransi mikro pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan asuransi pada umumnya, tetapi salah satu perbedaannya adalah karakteristik diantara keduanya. Selama ini masyarakat Indonesia angka kesadaran berasuransinya belum terlalu tinggi dibanding dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Hal tersebut dikarenakan pandangan masyarakat dalam praktek mengenai asuransi pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Rumit, karena asuransi dijual dengan kontrak yang tebal dan berisi berbagai persyaratan dan ketentuan yang wajib dipenuhi untuk proses klaim;
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
2. Susah, karena jika masyarakat ingin mengikuti program asuransi harus datang ke cabang perusahaan asuransi yang jumlahnya terbatas; 3. Mahal, karena premi asuransi ditentukan melalui proses penilaian terhadap objek yang akan diasuransikan dan berdasarkan kesepakatan bersama, yang umumnya besaran premi mencapai angka ratusan ribu bahkan bisa hingga jutaan rupiah; dan 4. Lama, karena dalam asuransi bukan mikro (asuransi umum) proses pembayaran klaim memakan waktu 30 hari setelah semua dokumen diserahkan secara lengkap. Sedangkan karakteristik dari asuransi mikro telah penulis jelaskan pada awal bab di atas. Perbedaan asuransi mikro dengan asuransi pada umumnya juga dapat dilihat secara tabel seperti dibawah ini:32 PRODUK ASURANSI BUKAN PRODUK ASURANSI MIKRO MIKRO Polisnya berupa voucher atau Polisnya berlembar-lembar sertifikat (maksimal 2 lembar) Bentuk dan jenis santunan sederhana
Polis memuat syarat dan ketentuan yang
dan tidak rumit
luas
Sedikit pengecualian
Banyak pengecualian
Premi dan santunan sudah
Premi dan nilai pertanggungan tergantung
ditetapkan dan jumlahnya sama bagi
dari kemampuan dan permintaan
setiap tertanggung
tertanggung
32
Skripsi
Buku Saku Asuransi Mikro, h.36-37
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
Jangka waktu umumnya tidak lebih Jangka waktu 1 taahun atau lebih dari 1 tahun
Tanpa perlu melakukan cek
Perlunya cek kesehatan untuk asuransi
kesehatan
kesehatan
Distribusi produknya dapat dibeli Distribusi produk asuransinya dapat secara langsung melalui swalayan, diperoleh di kantor cabang asuransi kios-kios, kantor kepala desa atau melalui agen atau broker tempat lain yang ditentukan Santunan diterima tidak lebih dari 10 Ganti rugi diterima dalam 30 hari setelah hari kerja setelah dokumen diterima dokumen lengkap dan benar di serahkan secara lengkap dan benar oleh langsung di kantor cabang asuransi perusahaan asuransi
2.2 Peran Asuransi Mikro di Indonesia Pertumbuhan ekonomi yang positif di Indonesia tidak berjalan lurus dengan kesadaran berasuransi oleh masyarakat, khususnya masyarakat dengan ekonomi lemah. Fakta di lapangan menyebutkan penetrasi pasar asuransi di Indonesia masih rendah dibanding dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.33 Asuransi merupakan kebutuhan masyarakat dari semua golongan.
33
Skripsi
“Ketika Asuransi Mikro Jadi Penopang Ekonomi”, www.neraca.co.id, diakses pada 2 Juli 2015
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
Asuransi mikro berperan penting dalam menyelamatkan perekonomian masyarakat berpenghasilan rendah dimana asuransi mikro Indonesia mempunyai peran untuk menopang masyarakat dengan ekonomi lemah sebagai katup penyelamat dari kemiskinan dan keputusasaan saat musibah yang tiba-tiba datang. Asuransi mikro di Indonesia memberikan sebuah pilihan alternatif pengalihan risiko untuk keluarga dengan penghasilan rendah yang ditawarkan dalam berbagai bentuk seperti untuk membiayai pendidikan anak bila tulang punggung pencari nafkah keluarga meninggal, untuk membiayai rumah sakit ketika ada anggota keluarga yang sakit, atau untuk melindungi petani kecil terhadap ancaman gagal panen karena iklim. Asuransi mikro adalah bagian dari Financial Inclusion yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia karena banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari asuransi mikro. Contohnya di bidang pertanian ada asuransi mikro yang berupa Crop Insurance yaitu petani dapat mengasuransikan tanamannya sehingga jika terjadi gagal panen maka dia dapat dana dari asuransi. Otoritas Jasa Keuangan juga sedang mengkaji tentang asuransi bencana dengan pertimbangan bahwa negara Indonesia adalah negara yang berada di sabuk gempa pasifik yang ketika terjadi bencana banyak merugikan masyarakat terutama masyarakat dengan ekonomi lemah. Asuransi mikro selain memberikan manfaat bagi masyarakat dengan penghasilan rendah juga memberikan manfaat bagi perusahaan perasuransian, yaitu bagi perusahaan yang sudah memiliki produk asuransi mikro maka ketika lebih dulu dikenal oleh masyarakat dengan ekonomi lemah maka akan menjadi pilihan asuransi bagi masyarakat tersebut dan berpotensi kemudian untuk
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
diwariskan dengan memberitahu informasi mengenai asuransi mikro tersebut kepada orang di sekitarnya sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang membeli asuransi mikro dan berdampak positif pada industri asuransi dan ada kemungkinan meningkatnya pengguna asuransi mikro yang akan menjadi generasi penerus yang akan naik ke Middle Class.34 Tetapi kenyataannya masih banyak perusahaan asuransi yang tidak melirik pasar asuransi mikro Indonesia dikarenakan besar premi yang jauh lebih kecil dari premi asuransi pada umumnya dan dianggap tidak memberikan keuntungan yang signifikan. Tetapi dengan digalakannya asuransi mikro oleh Otoritas Jasa Keuangan dan didukung banyak pihak, kini sudah mulai banyak dan mulai beragam jenis produk asuransi mikro yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Berawal dari pengenalan terhadap asuransi mikro kepada masyarakat ekonomi lemah maka masyarakat tersebut mempunyai pilihan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, maka kesadara berasuransi masyarakat Indonesia meningkat dan berdampak pada tingginya jumlah pengguna asuransi di Indonesia. Asuransi mikro berdampak sosial dengan berperan sebagai penyelamat ekonomi bagi masyarakat dengan penghasilan rendah dari jurang kemiskinan juga pada jangka panjang akan meningkatkan ketahanan ekonomi, meninggikan pertumbuhan ekonomi, dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi industri keuangan Indonesia. Dapat dikatakan bahwa perkembangan asuransi mikro berperan memberikan efek domino bagi industri perasuransian, ekonomi, dan keuangan di Indonesia. Kekurangan asuransi mikro di Indonesia 34
Istihanah, “Pentingnya Asuransi Mikro di Industri Asuransi Jiwa”, www.swa.co.id, diakses pada 5 Juli 2015
Skripsi
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
sejauh ini adalah mengenai belum adanya regulasi untuk landasan hukum terkait asuransi mikro untuk mendukung pertumbuhan implementasi Grand Design asuransi mikro di Indonesia. Salah satu contoh nyata peran asuransi mikro bagi masyarakat, Vicolanti membeli asuransi kesehatan demam berdarah untuk seluruh anggota keluarganya dari salah satu perusahaan asuransi dengan premi Rp 50.000 di sebuah minimarket. Alasan Vicolanti membeli asuransi kesehatan mikro tersebut karena di lingkungan sekitar tempat tinggalnya banyak yang terkena penyakit demam berdarah (DBD). Vicolanti merasa jikalau asuransi tersebut tidak terpakai ia tidak merasa rugi karena preminya relatif ekonomis. Satu bulan setelah membeli asuransi kesehatan tersebut, ternyata anak bungsu Vicolanti terkena demam berdarah (DBD). Vicolanti pun melakukan klaim dengan mengirimkan SMS sesuai prosedur yang terdapat dalam voucher asuransi tersebut. Esoknya, pihak asuransi
menghubungi
dan
meminta
kelengkapan
dokumen
dan
hasil
laboratorium. Seminggu setelah Vicolanti memberikan dokumennya, klaim asuransi langsung masuk ke rekeningnya sebesar Rp 2.000.000,00 dan tanpa potongan. Dari contoh tersebut perbandingan nilai premi dan manfaat yang diberikan dapat dikatakan bahwa premi asuransi bersifat mikro dengan manfaat yang makro.35
35
Skripsi
“Asuransi Mikro”, Majalah Fortune Volume 35, 29 April 2012
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
2.3 Asuransi Mikro Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Asuransi mikro Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak hanya terancam tetapi juga memiliki peluang. Pertumbuhan asuransi mikro Indonesia meningkat akhir-akhir ini dan juga masih terbuka lebarnya potensi yang tersedia akibat belum maksimalnya distribusi asuransi mikro hingga pelosok Indonesia menjadikan Indonesia sebagai target market dari perusahaanperusahaan asing. Meskipun perkembangan asuransi mikro Indonesia kalah dengan negara-negara tetangga tetapi tidak berarti pelaku industri asuransi tidak dapat memasuki pasar bebas ASEAN. Pelaku industri perasuransia Indonesia dapat mengembangkan produk dan bersaing secara bebas dan sehat dengan pelaku industri asuransi negara-negara ASEAN. Pelaku industri perasuransian tidak perlu takut dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN karena jika suatu perusahaan ingin melakukan ekspansi untuk memperluas pasar ke negara lainnya maka dibutuhkan waktu untuk mempelajari dan menyusun produk yang sesuai, maka dari itulah tingginya pertumbuhan asuransi mikro Indonesia harusnya bisa digarap sendiri dengan maksimal oleh pelaku industri perasuransian Indonesia. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pasar asuransi mikro akan berhadapan dengan Filipina dan Thailand dikarenakan kedua negara tersebut mempunyai pengalaman yang lebih matang mengenai pasar asuransi mikro dibanding Indonesia.36 Mengenai belum berpengalamannya pelaku industri asuransi Indonesia dalam menggarap potensi asuransi mikro yang sangat besar di
36
Skripsi
“Asuransi Mikro Bakal Tergerus Asing”, www.neraca.co.id, diakses pada 10 Juli 2015
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Indonesia membuat Otoritas Jasa Keuangan juga tidak memungkiri adanya ekspansi Joint Venture pada perusahaan yang menyediakan produk asuransi mikro di Indonesia. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga berdampak positif bagi pasar asuransi mikro Indonesia yaitu karena para pelaku industri perasuransian di Indonesia sudah mengenal pasarnya maka akan terpacu kreatifitasnya agar dapat menghasilkan produk sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat pada akhirnya akan mendapati beragam jenis produk asuransi mikro yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dalam menghadapi masayarakat ekonomi ASEAN Indonesia bisa memanfaatkan perusahaan asuransi asing yang masuk ke Indonesia dengan mewajibkan perusahaan asuransi asing tersebut untuk memiliki program asuransi mikro sebagi bentuk kontribusi kepedulian terhadap masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia. Jadi mereka tidak hanya mengeruk keuntungan dengan potensi besarnya premi perasuransian di Indonesia 37, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia juga mendapatkan manfaat dari adanya perusahaan asuransi asing yang masuk tersebut. Dengan diwajibkannya perusahaan asuransi asing yang masuk ke Indonesia untuk memiliki produk asuransi mikro maka masyarakat akan mempunyai banyak pilihan asuransi sehingga persaingan asuransi mikro di dalam negeri bisa kompetitif dan semakin bervariasi produk yang tersedia.
37
Skripsi
Munawarkasan, “Mengasuransikan Masyarakat Bawah”, Infobank edisi November 2013
ASURANSI MIKRO DALAM PERKEMBANGAN INDUSTRIAISYAH NIKITA PERMATA PUTRI PERASURANSIAN DI INDONESIA