BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTSIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1
Hakikat Permainan Bola Voli
2.1.1.1 Pengertian Permainan Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknikteknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bola voli secara efektif. Teknik-teknik tersebut meliputi servis, passing, smash dan sebagainnya (Ahmadi, 2007: 19). Menurut Roji (2007: 10) bahwa permainan bola voli dilakukan pada sebuah lapangan empat persegi panjang. Ukuran standar lapangan bola voli adalah: (1) panjang garis samping: 18 meter; (2) lebar lapangan: 9 meter; (3) lebar garis serang: 3 meter dan pada tengah-tengah lapangan disapang net dengan ukuran: tinggi net putra 2,43 meter dan tinggi net untuk putri 2,24 meter, sedangkan point untuk setiap setnya adalah 25 point. Selanjutnya Roji (2007: 10) mengemukakan bahwa permainan bola voli dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing regu berjumlah enam orang. Lama pertandingan adalah tiga atau lima set atau kemenangan bisa ditentukan selisih dua set. Masing-masing set adalah 25 angka (poin) dengan menggunakan rally point, yakni setiap bola mati dihitung menjadi poin.
Sedangkan menurut Viera, dkk (2004: 2) mndefenisikan permainan bola voli merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim beranggotakan dua sampai enam orang dalam suatu 8 lapangan berukuran 30 kaki persegi (9 meter persegi) bagi setiap tim, dan kedua tim dipisahkan oleh sebuah net. Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain
dan
berlomba-lomba
mencapai
angka
25
terlebih
dahulu.
Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser (atau setter), spiker (smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima
serangan
dari
lawan.
Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik
sebelum
bola
jatuh
ke
lapangan
sepanjang
permainan
(http://arabgokil.blogspot.com/2009/12/pengertian-permainan-bola-voli.html). Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli adalah permainan yang dilakukan oleh 2 regu, masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain.
2.1.1.2 Fasilitas dan Perlengkapan Permainan Bola Voli 1) Ukuran Luas a) Lapangan permainan terbentuk persegi panjang 18 x 9 m, dikelilingi oleh daerah bebas minimal 3 m, dan dengan ruang bebas dari suatu penghalang sampai ketinggian minimal 7 m dari permukaan lapangan permainan. b) Untuk pertandingan-pertandingan international yang resmi daerah bebas tersebut minimal 5 m dari garis samping serta 8 m dari garis belakang. Ruang bebas itu berukuran tinggi 12,5 m dari permukaan lapangan (Ahmadi, 2007: 16). 2) Permukaan Lapangan Permainan a) Permukaan harus datar, horisontal dan seragam. b) Pada pertandingan international hanya diperbolehkan permukaannnya terbuat dari kayu atau sintetis, jenis yang lain harus mendapat pengesahan dari F.IV.B. c) Permukaan lapangan tidak boleh menimbulkan cidera atau bahaya bagi pemain. d) Pada lapangan tertutup, permukaannya harus satu warna yang terang. Pada pertandingan international warna garis-garis adalah putih, dan warna lain untuk lapangan permainan dan daerah bebas terserah yang dikehendaki.
e) Pada lapangan terbuka suatu kemiringan 5 mm per meter untuk pengurasan (drainase), dilarang membuat garis-garis lapangan dengan benda padat yang keras.
3) Daerah/Bagian dari Lapangan Permainan a) Daerah serang (depan) Dalam setiap lapangan daerah depan dibatasi oleh poros dari tengah dan garis serang selebar 3 m dari batas garis belakang. b) Daerah sevice. Daerah sevice adalah selebar 3 m daerahnya dibelakang garis akhir. Dibatasi oleh garis pendek pada kedua bagian tersebut, panjang tiap potongan garis adalah 15 cm dan 20 cm perpanjangan daerah service adalah sampai batas akhir dari daerah bebas. c) Garis tengah. Poros garis tengah membagi dua lapangan menjadi dua bidang yang berukuran 9 x 9 m (Viera, dkk, 2004: 5). 4) Net/Jaringan dan Tiang-Tiang Net a) Net/jaring lebar net adalah 1 m, dan panjangnya 9,50 m terletak vertikal di atas poros dari garis tengah. Lubang-lubang berbentuk persegi berwarna hitam berupa mata jala berukuran 10 cm tiap lubang.pada atas net tersebut terdapat pita putih yang horizontal, lebarnya 5 cm. pada bagian bawah net terdapat tali untuk meregangkan dan menarik net supaya kencang. b) Antena (Rod). Antena adalah tongkat yang lentur, panjang 1,80 m dan garis tengahnya 10 mm, tinggi setiap antena diatas net 80 cm dan terdapat warnawarna garis kontras sepanjang 10 cm, lebih baik berwarna merah dan putih.
c) Tinggi net. Tinggi net untuk putera 2,45 m dan puteri 2,24 m. tiang-tiang net adalah sebagai penunjang, bentuknya harus bulat dan licin, dengan ketinggian 2,55 m (Ahmadi, 2007: 17).
5) Bola a) Bola harus terbuat dari bahan lunak (lentur), bentuknya bulat dan dalamnya terbuat dari bahan karet/sejenisnya adapun ukuran dari bola adalah : Warna : satu warna dan modifikasi Keliling : 65-67 cm Berat : 260-280 gram Tekanan udara : 0,40-0,45 kg/cm b) Kesegaran dari bola. Semua bola yang digunakan dalam suatu pertandingan harus sesuai dengan ketentuan mengenai keliling, berat, tekanan udara, bentuk dan sebagainya yang diatur dan di syahkan dari FIVD. c) Cara menggunakan 3 bola. Untuk pertandingan internasional yang resmi, harus menggunakan sistem 3 bola. Dalam hal ini 6 orang penjaga bola harus mengambil tempat disetiap sudut [ada daerah bebas 1 orang, dan di belakang setiap wasit 1 orang (Ahmadi, 2007: 18). 6) Perlengkapan para pemain a) Perlengkapan para pemain terdiri dari baju kaos, celana pendek, dan sepatu olahraga. b) Baju kaos dan celana pendek harus seragam, bersih dan harus berwarna sama.
c) Baju kaos pemain harus bernomor 1-15 dan nomor harus ditempatkan pada bagian tengah depan dan belakang. 7) Ciri Khas Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain disetiap lapangan dengan dipisahkan oleh net, pantulan yang dimainkan tersebut dengan menggunakan tangan atau lengan dan pada masa sekarang setelah mengalami perubahan peraturan, pantulan dapat dilakukan dengan menggunakan semua anggota badan. Tujuan dari permainan ini adalah agar setip regu melewatkan bola secara teratur atau baik melalui net sampai bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai lapangan sendiri. Permainan dimulai dengan posisi bola berada pada pemain kanan garis belakang, yaitu dimulai dengan melakukan sevice, pukulan harus melewati net kedaerah lapangan lawan. Dalam permainan bola voli setiap regu berhak melakukan maksimal tiga (3) kali sentuhan dalam memainkan bola untuk mengembalikannya kedaerah lawan. Seorang pemain (kecuali pembendung) tidak diperbolehkan menyentuh dan memainkan bola dua kali berturut-turut. Apabila regu penerima memenangkan dalam permainan bola akan mendapatkan giliran sevice, dalam set penentuan juga akan mendapat angka dan setiap pemain melakukan penggeseran/rotasi satu posisi menurut arah jarum jam. Perputaran tersebut untuk menjamin bahwa pemain pada kedua pihak yang berada di depan net dan pada daerah belakang. Pada perkembangannya saat ini permainan bola voli menggunakan sistem raly point,
yakni regu yang bisa mematikan lawan akan mendapatkan nilai baik regu yang melakukan sevice maupun regu yang menerima sevice. Suatu set dimenangkan oleh regu yang pertama mendapatkan angka 25 dengan minimal selisih 2 angka. Dalam kedudukan angka 24-24, permainan dilanjutkan sampai terdapat selisih 2 angka. Bila kedudukan set 2-2, maka set penentuan dimainkan hanya sampai angka 15 dan bila terjadi deuce maka dengan selisih 2 angka dan regu yang mencapai angka 17, maka regu tersebut menjadi pemenangnya. Perselangan (istirahat) tiap-tiap set adalah 3 menit, selama waktu perselangan tersebut, pertukaran tempat/lapangan dan daftar posisi dari dua regu harus sudah diselesaikan dalam score-sheet. Sesudah berakhir tiap set regu berpindah lapangan kecuali pada set penentuan, para cadangan juga berganti tempat duduk. Dalam set penentuan salah satu regu mencapai angka 8 regu akan berpindah tempat tanpa memperlambat dan pemain menempati posisi seperti tadi. Jika pergantian lapangan tidak dilakukan secara semestinya dan tidak segera mungkin mengambil tempat, kesalahan tersebut diberikan peringatan. Dalam permainan bola voli setiap regu diperkenankan maksimal 2 kali time out dan 6 kali pergantian setiap setnya. Penghentian hanya boleh diajukan oleh coach (pelatih/official) atas playing kapten, apabila bola mati dan sebelum bunyi peluit untuk sevice, dengan wasit memberikan isyarat tangan sebagai penghubung. Satu regu tidak diperkenankan untuk mengajukan pergantian pemain berturut-turut dan harus dimulai dahulu dengan permainan. Tetapi dua
pemain atau lebih dapat mengadakan perggantian pada saat penghentian pergantian tersebut. Diantara permintaan yang lain, ada juga yang tidak sesuai mengajukan permintaan diantaranya: 1. Pada saat atau selama dalam satu permainan rely atau sesudah wasit meniup peluit untuk service. 2. Tidak diberikan hak untuk mengantikan pemain seregunya. 3. Mengajukan pergantian oleh regu yang sama sebelum permainan dilanjutkan dari pergantian terlebih dahulu. 4. Sesudah batas jumlah time-out dan jumlah pergantian pemainnya. 2.1.1.3 Teknik Dasar Permainan Bola Voli Adapun teknik yang harus dikuasai oleh pemain bolavoli menurut Soedarwo dkk.
(dalam
http://www.kawandnews.com/2011/08/pengertian-permainan-
bolavoli.html) adalah (1) Passing (teknik pass atas, teknik pass bawah, dan set up / umpan, (2) Smash (smash normal, semi smash, push smash, (3) Servis (servis tangan bawah, servis tangan atas), (4) Block / Bendungan (block tunggal, block berlawanan) 1) Teknik Dasar Service Mukholid (2007: 7) mengemukakan bahwa servis merupakan pukulan permulaan untuk memulai suatu permainan yang dilakukan dari daerah servis di belakang lapangan dibagian sebelah kanan yang mempunya lebar 3 cm. Pada umumnya service hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik service saat ini hanya
sebagai permukaan permainan, tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapatkan nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Karena kedudukannya begitu penting maka para pelatih selalu berusaha menciptakan bentuk teknik service yang dapat menyukarkan lawan dan mendapat nilai. Beberapa petunjuk taktik melakukan servis, antara lain: (1) arahkan servis kepada lawan yang pasingnnya lemah; (2) arahkan servis ke daerah kosong; (3) arahkan servis ke daerah pojok lapangan bagian belakang agar lawan sukar mengarahkan kepada pengumpan; (4) lakukan servis dengan teknik yang berganti-ganti dan kecepatan yang berganti-ganti pula; dan (5) arahkan servis kepada pemain yang baru saja membuat kesalahan. 2) Teknik Dasar Passing Menurut Ahmadi (2007: 22) passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkan kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Macam-macam passing : (1) Pass-bawah normal; (2) Variasi pass-bawah; (3) Pass-atas normal; (4) Variasi pass-atas; dan (5) Passing dalam berbagai macam ketinggian bola. 3) Teknik dasar Blocking (Bendungan) Block merupakan benteng pertahan yang utama untuk menangkis serangan lawan. Jika ditinjau dari teknik gerakan, block bukanlah merupakan teknik yang sulit. Namun persentase keberhasilan suatu block relatif kecil karena arah bola smash
yang akan dblock dikendalikan oleh lawan. Keberhasil block ditentukan oleh ketinggian loncatan dan jangkauan tangan pada bola yang sedang dipukul lawan. Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif (saat melakukan block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri) atau juga pasif (tangan pemain hnya dijulukan ke atas tanpa digerakkan) block dapat dilakukan oleh satu , dua atau tiga pemain. 4) Smash Pukulan keras atau smash disebut juga spike, merupakan bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatu tim. Smash adalah pukulan bola yang keras dari atas ke bawah, jalannya bola menukik. Menurut Ahmadi (2007: 21) mengemukakan macam-macam pukulan di dalam smash, antara lain: (1) pukulan serangan frontal; (2) pukulan berputar; (3) pukulan serangan melalui sisi badan; dan (4) pukulan dengan gerakan sendi pergelangan tangan yang dapat diarahkan ke segala arah. Sedangkan menurut Beutelstahl (2009: 25) mengemukakan empat jenis smash yaitu: (1) frontal smash atau smash depan, (2) frontal smash dengan twist atau smhas depan dengan memutars, (3) smash dari pergelangan tangan, dan (4) Dump atau smash tipuan. 2.1.1.4 Tinjauan Teknik Dasar Smash 1) Pentingnya Teknik Dasar Smash Pengusaan teknik dasar smash dalam permainan bola voli sangat penting, keberhasilan suatu regu dalam memenangkan pertandingan bola voli banyak
ditentukan oleh smash. Sebab smash merupakan cara termudah untuk memenangkan angka, seperti yang dikemukakan Beutelshal (2009: 24), kalau pemain hendak memenangkan pertandingan bola voli, mereka harus meguasai teknik smash yang sempurna. Dalam permainan bola voli smash berguna sebagai alat penyeranga yang paling mematikan seperti yang dikatakan oleh Roji (2007: 13), smash merupakan pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Oleh karena itu setiap pemain dalam satu team harus benar-benar mengusai smash dengan baik, karena smash merupakan serangan utama. Untuk dapat melakukan smash yang baik, harus memenuhi beberapa persayaratan yaitu: 1. Arahkan smash ke tempat yang lemah 2. Arahkan smash ke tempat yang kosong sesuai pola yang dipergukan oleh lawan. 3. Arahkan bola antarea dua pamain defender 4. Sasaran smash ke tempat pemain bertahan yang sedang maju ke samping 5. Buat sasaran yang tepat dimana defender akan mengambil bola harus bergerak terlebih dahulu. 6. Pukul bola diatas pengeblok yang lemah 7. Jalankan smash tipuan sesuai dengan kemampuan 2) Sikap Dasar Melakukan Smash
Dalam melakukan pukulan smash seoran Smasher harus melalui tiga gerakan yang terkoordinasi dengan baik dan merupaan suatu kesatuan gerakan yang harmonis yaitu dari sikap permukaan sikap, saat perkenaan sampai, sikap akhir. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan sebegai berikut: a. Sikap Permulaan Pengambilan awalah atau ancang-ancang yaitu mengambil sikap siap normal dengan jarak yang cukup dari jaring (3-4 m). pada saat akan melakukan langkah kedepan terlebih dahulu melaukakn langkah-langkah kecil di tempat. Langkah ini dimaksudkan agar pada saat badan telah dalam batas setinbang atau pada saatnya untuk bergerak ke depan. Sesudah itu dilanjutkan dengan langkah ke depan dan agar tetap dijaga disamping kontinyuitas juga letak bahu kiri yang relatif akan selalu berada lebih dekat net jaring dari pada bahu kanan. Tolakkan harus dilakukan dengan menumpu terlebih dahulu dengan kedua kaki dan langkah pada saat akan menumpu ini tidak boleh lebar atau dengan suatu loncatan. Setelah menumpu dengan kedua kaki kemudian harus segera diikuti dengan gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke bawah serta kedua lengan telah berada disamping belakang badan. Kemudian setelah itu diikuti dengan tolakkan kaki ke atas secara eksplosif dan di bantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas.
Perlu diperhatikan bahwa setelah kaki menolak keatas maka kedua kaku harus dalam keadaan rileks, tangan kanan berada di samping atas kepala agak ke belakang dan tangan sediit lurus, dengan telapak tangan menghadap ke depan sedang tangan kiri berada disamping dengan kepala kira-kira setinggi telinga. Tangan dan lengan kiri dalam keadan rileks saja dan ikut menjaga keseimbangan tubuh selama melayang di udara. Dari pendapat di atas penulis dapat simpulkan, bahwa sikap permulaan dalam pukulan smash adalah dimulai pada sikap normal dengan jarak yang 0
cukup dari jaring dengan jarak gerak awalan 45-60 terhadap jaring. Pada saat melakukan awalan kedua tangan berada di depan dan mengikuti irama langkah awalan. Setelah menumpu dengan kedua kaki lalu kedua lutut ditekuk dan lengan telah terayun ke belakang dan diteruskan dengan tolakan kaki ke atas secara eksplosif dan dibantu dengan ayunan kedua lengan dari arah belakang ke depan atas melewati paha. Setelah menolak kaki rileks tangan kiri berada di samping dengan kepala kira-kira setinggi telinga untuk menjaga keseimbangan dan tangan kanan berada di samping atas kepala agak ke belakang dengan telapak tangan terbuka siap memukul. b. Sikap Perkenaan Sikap saat melayang seperti tersebut di atas harus di usahakan sedemikian rupa sehingga bola berada di atas depan Smasher. Bila bola berada di atas depan jangkauan tangan maka segeralah tangan kanan
dipukulkan pada bola secepatnya. Hasil pukulan atau lebih sempurna lagi bila lecutan tangan dan lengan itu juga diikuti gerakan membungkuk dari togok. Sedangkan sikap perkenaan adalah pukulan smash dimulai dengan rentangan tubuh atas. Bahu lengan pemukul ditarik ke depan dan ke atas kaki disentakan ke depan hampir menyentuh tepi bawah jaringnya. Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap saat perkenaan adalah saat melayang dengan rentangan tubuh atas diusahakan berada di atas depan Smasher, setelah bola berada pada posisi jangkauan tangan, segera lengan pemukul dihentikan ke depan didahului siku dan diikuti telapak tangan langsung memukul pada sisi belakang bola. c. Sikap akhir Setelah bola berhasil dipukul maka Smasher akan segera mendarat kembali ke tanah. Pada saat mendarat Smasher harus mendarat dengan kedua kakinya dan dalam keadaan lentur. Tempat pendaratan harus diusahakan sedekat mungkin dengan tempat melakukan tolakan. Setelah Smasher berhasil mendarat kembali di lapangan segeralah disusul dengan pengambilan sikap siap normal. Sikap akhir adalah saat mendarat kedua kaki serempak menyentuh lantai dan elastis. Pada pukulan smash ke depan muka dan dada sedapat mungkin menghadap jaring. Dari sikap di atas dapat penulis simpulkan bahwa pada dasarnya sikap akhir adalah sikap mendarat dengan kedua kaki secara serempak dalam keadaan elastis.
Untuk lebih jelasnya, maka rangkaian gerakan dalam melakukan smash dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Melakukan Smash (Sumber: Roji, 2006: 14) 2.1.2
Latihan Kekuatan Otot Tungkai
2.1.2.1 Pengartian Latihan Latihan sebagai peran serta yang sistematis bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fisik dan daya tahan latihan. Sukardiyanto (2002: 9) mengemukakan bahwa dalam bidang olahraga tujuan latihan adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk mencapai tujuan utama latihan yaitu memperbaiki tingkat terampil maupun petunjuk kerja dari atlit diarahkan pelatihnya untuk mencapai tujuan umu latihan. Sehubungan dengan uaian di atas, maka Bompa (dalam Liputo, Fathan: 2009) memberikan batasan bahwa latihan adalah aktivitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan.
Sukadiyanto (2002: 6) mendefinisikan latihan terdiri dari beberapa pengertian, yakni: (1) pengertian latihan yang berasal dari kata practice, adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya; (2) pengertian latihan yang berasal dari exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan kerakannya; dan (3) pengertian latihan berasal dari kata training adalah suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi, teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur sehingga tujuan latihan dapat tercapai pada waktunya. 2.1.2.2 Pengertian Kekuatan Setiap cabang olahraga memerlukan status kondisi fisik yang bervariasi perbedaannya satu dengan yang lain.Untuk menentukan status kondisi pemain perlu latihan kondisi fisik dasar dan bersifat umum yang harus diberikan jauh sebelum program khusus. Muhajir (2007: 14) mengemukakan bahwa daya ledak otot (explosive streght, muscvilar power) adalah kemampuan untuk melakukakn aktifitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengarahkan seluruh kemampuan dalam waktu yang singkat. Latihan dasar yang sangat pokok meliputi latihan peningkatan kekuatan daya ledak. Kelenturan dan daya tahan khusus serta umum (Sayoto, 1989: 23). yang dimaksud kekuatan menurut Harsono (1982: 49) strength atau kekuatan adalah energi
untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan (tension)
terhadap
suatu
tahanan
(resistence).
Wahyuni,
dkk
(2004:
5)
mengemukakan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan atau kemapuan otot untuk menerima beban sewaktu keberja. Menurut Depdikbud dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 604-605) kekuatan adalah perihal kuat tentang tenaga, gaya sedang kuat adalah banyak tenaganya, mampu mengangkat atau mengangkut dan sebagainya Sedangkan menurut Satoyo (1989: 16) bahwa kekuatan (strength). adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Soebroto (1977: 25) mengatakan kekuatan otot kwalitas yang memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi yang maksimal. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompoknya dalam usahanya menahan beban atau pekerjaan dalam waktu yang relatif pendek. Jadi kekuatan suatu otot di dasar atas : 1) dipengaruhi oleh unsur-unsur struktural otot khususnya volume (isi); 2) semakin jelas bahwa kekuatan otot ditentukan oleh kualitas faktor tidak sengaja kepada otot atau kelompok otot yang bersangkutan (Soebroto, 1977: 25). Hasil kemampuan melakukan pukulan smash semata-semata tidak hanya didasarkan adanya kekuatan namun masih ada komponen fisik yang mendukung yaitu power, oleh karena di dalam power kecuali ada kekuatan terdapat pula kecepatan. Power adalah hasil dari Forcexvelocity, di mana force adalah sama (equivalent) dengan strength dan velocity. (Suharno, 1982: 49).
Menurut Sajoto (1990: 16) kekuatan atau strength adalah
komponen kondisi fisik seseorang tentang kamampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan
atau
Strength
adalah
komponen
kondisi
fisik
yang
menyangkutmasalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan ototototnya menerima beban dalam waktu tertentu dan otot merupakansuatu jaringan yang
mempunyai
kemampuan
khusus
untuk
berkontraksi
(http://ml.scribd.com/doc/37570537/84ml.scribd.com/doc/36537899/100-1) Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan: 1. Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. 2. memegang peran penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera. 3. Dengan kekuatan, atlet akan dapat lari cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih kuat, dan membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi 2.1.2.3 Kekuatan Otot Tungkai Dalam permainan bola voli, tungkai sangat besar pengaruhnya terhadap pukulan smash. Fungsi tungkai adalah sebagai penopang tubuh, selain sebagai penopang tubuh tungkai berfungsi juga sebagai tenaga pendorong awal dan pada saat menggangkat tubuh lawan.
Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri dari pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Otot-otot tungkai atas meliputi: muscle abduktor maldanus, muscle abduktor brevis, muscle abduktor longus. Ketiga otot ini menjadi
satu
yang
disebut
muscle
abduktor
femuralis
dan
berfungsi
menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur, muscle rektus femuralis, muscle vastus lateralia eksternal, muscle vastus medialis intenal, muscle inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah, muscle semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, muscle semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, muscle sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar. Otot-otot tungkai bawah meliputi: Otot tulang kering, depan muscle tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, muscle ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tangah, jari manis dan jari kelingking, Otot ektensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokan tungkai bawah lutut (muscle poptliteus), muscle falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, muscle tibialis anterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah ke dalam. Tungkai adalah kaki (seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah); yang panjang. Jadi kekuatan otot yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kekuatan otot
tungkai yaitu kemampuan otot tungkai untuk menahan suatu beban sewaktu melakukansuatu aktivitas. Kekuatan otot tungkai disini yaitu kemampuan seseorang dalammenggunakan sekelompok otot untuk melakukan gerakan tendangan jarak jauhdengan kaki bagian dalam (http://ml.scribd.com/doc/37570537/84) Menururt Syaifuddin ( 1977 : 44-45 ) Otot-otot tungkai terdiri atas : 1. Otot-otot tungkai atas terdiri atas : a) Otot Abduktor terdiri atas : muskulus abduktor maldanus sebelah dalam, muskulus abduktor brevis sebelah tengah dan musksulus abduktor longus sebelah luar, ketiga otot ini menjadi satu dan disebut abduktor femoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari fremur. b) Muskulus ekstensor atau otot berkepala empat terdiri atas : muskulus rektus femoris, muskulus vustus lateralis eksternal, muskulus vustus medialis internal, muskulus vustus intermedial. Kesemuanya ini merupakan otot terbesar. Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang paha terdiri atas biseps femoris atau otot berkepala dua, fungsinya membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah, muskulus semi membranous, otot seperti selaput, fungsinya membengkokkan tungkai bawah, muskulus semi tendinosus otot seperti urat, fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam, muskulus misartorius atau otot penjahit, bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagian paha. Fungsinya weksorotasi femur, memutar keluar pada waktu lutut mengetul serta membantu gerakan fleksi femur dan memebengkokkan keluar.
2. Otot-otot tungkai bawah terdiri atas : a) Otot tulang kering depan muskulus tabialis anterior, fungsinya mengangat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki. b) Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari – jari kaki c) Otot kedang jempol fungsinya meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas. d) Urat akiles, fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut. Urat ini berpangkal pada kondilus tulang kering, melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha. Fungsinya memutar tibia ke dalam 5) Otot ketul empu jari panjang, berpangkal pada betis, uratnya melewati tulang jari dan melekat pada ruas empu jari. Fungsinya membengkokkan empu jari. e) Otot tulang betis belakang berpangkal pada selaput antara antara tulang dan melekat pada pangal tulang kaki, Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah dalam. f) Otot kedang jari bersama, letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan jari kaki (Syaifuddin, 1997 : 44-45)
Gambar 2. Otot-Otot Tungkai Manusia (Sumber: Thomson, 1981: 71 Keterangan Gambar : 1. Tensor Fasia Lata 2. Vastus Lateralis 3. Tibialis Anterior 4. Peroanus Longus 5. Ekstensor Digitorum Longus 6. Ekatensor Atas 7. Retikula Bawah 8. Tendon Ekstensor Jari kaki 9. Maleoulus Medialis 10. Soleus 11. T. Tibia 12. Gastroknemius 13. Tendon Sartorius
14. Patela 15. Vastus medialis 16. Bektus Femoris 17. Sartorius 18. Anduktor Paha 19. Gluteus Maximus 20. Abduktor 21. Paha Medial 22. Paha Lateral 23. Ruang popliteum 24. Kepala Otot Gastrokmenius 25. Tendon Akhilles 26. Kalkaneus
Untuk menggerakkan tungkai dan extensor pergelangan kaki adalah otot quadricepc exstensor, gastrocnemius dan gluteus maximus. Quadriceps extensor terdiri atas empat macam otot yaitu otot rectus femoris, vastus lateralis, vastus intermedialis dan vastus medialis. Otot ini mempunyai peran untuk mendorong ke depan (Soejoko, 1992: 15). 2.1.2.4 Lompat Rintangan
Pelaksanaan Jumps in place adalah dimulai dengan berdiri pada satu posisi, dengan dua kaki atau satu kaki kemudian melakukan lompatan yang kembalinya keposisi semula. Teknik yang sering digunakan adalah: two-foot ankle hop, single foot side-to-side ankle hop, side-to-side ankle hop, hip-twist ankle hop, tuck jump with knees up, tuck jump with heel kick, split squat jump, 5-5-5 squat jump, split squat with cycle, split pike jump, straight pike jump. Lompat ditempat yang digunakan adalah two-foot ankle hop. Yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu dan posisi badan tegak, digunakan hanya untuk momentum, lompatan hop pada satu tempat. Memanjang pergelangan kaki secara maksimal pada satu lompatan hop ke atas.
Gambar 3. Jump-in-place dengan two-foot ankle hop (Sumber: Lubis, 2005: 6) Tahap selanjutnya adalah standing jumps, yaitu lompat ke depan dengan variasi teknik yang disarankan adalah standing long jump, standing jump-and reach, standing jump over barrier, lateral jump with two feet, stradle jump to camel landing, standing long jump with lateral sprint, standing triple jump, standing triple jump with barrier jump.
Lompat ke depan yang digunakan dalam penelitian ini adalah standing jump over barrier, yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan melewati penghalang dengan kaki di tekuk dan mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus.
Gambar 4. Tanding Jump dengan variasi standing over barrier (Sumber: Lubis, 2005: 7)
Teknik selanjutnya yang digunakan pada multiple hop and jumps di sarankan oleh Chu dengan variasi hexagon drill, front cone hops, diagonal cone hops, rim jumps, cone hops with change of direction sprint, cone hops with 180-degree turn, double leg hops, lateral cone hops, single barrier hop, standing long jumps with hurdle hops, stadium hops. Teknik ini mulai dilakukan dengan berbagai lompatan seperti lompat ke depan, ke samping, ke belakang. Dapat dilakukan dengan tumpuan satu kaki atau dua kaki. Pada penelitian ini digunakan tumpuan dua kaki yaitu barrier hop ke samping dan kedepan.
Gambar 5. Multi hop and jumps dengan barrier hop (Sumber: Lubis, 2005: 8) Latihan selanjutnya ditingkatkan pada box drills, box drills dapat dilakukan dengan variasi alternating push-off, single leg push-off, lateral step-up, side-to-side box shuffle, front box jump, lateral box jump, multiple box-to-box jumps, pyramiding box hops, multiple box-to-box squat jumps, multiple box-to-box jumps with single leg landing. Lompat ke depan yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple box-tobox jumps, yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan mendarat di atas box, kemudian lompat ke bawah lagi dan lompat ke box dan seterusnya, dapat juga dilakukan dengan variasi lainnya akan tetapi mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus.
Gambar 6. Box drills dengan multiple box-to-box jumps (Sumber: Lubis, 2005: 8) Bentuk latihan ditingkatkan dengan latihan depth jumps, yaitu melakukan lompatan dari ketinggian tertentu dengan variasi teknik seperti; jump from box, jump to box, step-close jump-and-reach, depth jump, depth jump to prescribed height, incline push-up depth jump, squat depth jump, single leg depth jump, depth jump with lateral movement, depth jump with stuff, depth jump with blocking bag, depth jump to single leg barrier hops. Pelaksanaan depth jump to single leg barrier hops, yaitu lompat dari box kemudian melakukan lompat hop melalui rintangan dengan tolakan satu kaki.
Gambar 6. Box drills dengan front box jumps (Sumber: Lubis, 2005: 9) Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lompat rintangan dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai.
2.2 Kerangka Berpikir Setiap cabang olahraga memerlukan status kondisi fisik yang bervariasi perbedaannya satu dengan yang lain. Untuk menentukan status kondisi pemain perlu latihan kondisi fisik dasar dan bersifat umum yang harus diberikan jauh sebelum program khusus. Sukardiyanto (2002: 9) mengemukakan bahwa dalam bidang olahraga tujuan latihan adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk mencapai tujuan utama latihan yaitu memperbaiki tingkat terampil maupun petunjuk kerja dari atlit diarahkan pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan terutama dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai. Muhajir (2007: 14) mengemukakan bahwa daya ledak otot (explosive streght, muscvilar power) adalah kemampuan untuk melakukakn aktifitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengarahkan seluruh kemampuan dalam waktu yang singkat. Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri dari pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Dengan adanya latihan kekuatan otot tungkai yang memadai, maka akan meningkatkan prestasi seorang olahragawan khsusnya pada permainan bola voli dalam melakukan pukulan smash. Roji (2007: 13) mengemukakan bahwa smash merupakan pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan. Oleh karena itu setiap pemain dalam satu team harus benar-benar mengusai smash dengan baik, karena smash merupakan serangan utama. Jadi
kekuatan otot tungkai akan membantu untuk memberikan pengaruh terhadap vertical jump pukulan smash yang maksimal. 2.3 Pengajuan Hipotesis Menurut Arikunto (2002: 64) hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites atau diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dikemukakan “Terdapat pengaruh pelatihan kekuatan otot tungkai terhadap pukulan smash dalam permainan bola voli pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten Boalemo”.