BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori Teori dalam suatu penelitian sangat diperlukan, untuk mencapai penelitian yang relevan dan suatu legitimasi konseptual. Teori yang dipakai harus berkaitan dengan topik penelitian, agar dapat memecahkan masalah yang ada. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Seni Musik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 676) diterangkan bahwa musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama yang mengandung alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu. Musik adalah suatu hasil karya seni berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu (Jamalus, 1988: 1). Jamalus (1988: 7) mengatakan bahwa, unsur-unsur musik itu terdiri atas beberapa kelompok yang secara bersama-sama merupakan kesatuan membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Semua unsur musik itu berkaitan erat dan sama-sama
mempunyai
peranan
penting
dalam
sebuah
lagu.
Urutan
pengelompokan unsur-unsur musik ini dapat berbeda-beda sesuai dengan pandangan orang-orang yang menyusunnya.
6
Dari uraian di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa musik adalah tata bunyi-bunyian yang merupakan kesatuan antara tiga komponen dasar yang diperdengarkannya yaitu irama, melodi dan harmoni yang dalam sejarahnya telah muncul beratus-ratus tahun sebagai bagian dari perjalanan kehidupan umat manusia. 2. Analisis Struktur Di dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1988:19) menyatakan bahwa analisis adalah memeriksa suatu masalah untuk menemukan semua unsur unsur yang bersangkutan. Pengertian analisis pada penelitian ini dapat di artikan memeriksa dan menyelidiki musik ilustrasi pada Teater Makyong. Struktur menurut Komaruddin (1993), adalah rangka yang isinya memperlihatkan susunan dan hubungan setiap hal yang akan menjadi bahasan yang meliputi bentuk dan isi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 860), mengatakan bahwa struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun atau digabung. Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa struktur adalah susunan yang memiliki hubungan berarti dan dapat dibahas meliputi bentuk dan isinya. Dengan kata lain, dalam sebuah struktur terlihat adanya tata susunan serta keterkaitan intern. Bagian-bagian mempunyai arti jika dipandang dari keseluruhan, dan keseluruhan baru dimengerti jika memperhatikan bagian-bagiannya. Berdasarkan ulasan tersebut, maka pengertian analisis struktur adalah mempelajari secermat mungkin dari seluruh aspek yang membentuk bangunan suatu karya dengan memperhatikan bagian-bagiannya sehingga menemukan makna
7
secara utuuh. Menuru ut Teuw (ddalam skrip psi Theresia Irma Kriistiani, 200 07: 8), analisis sttruktur adaalah suatu analisis yaang bertujuan untuk m membongkaar dan memaparkkan secermaat, seteliti, ssemendetail dan semen ndalam mun ungkin keterrkaitan semua unnsur dan asspek suatu karya yan ng bersama--sama mennghasilkan makna m menyeluruuh. Meenurut Prierr (1996: 5), struktur bentuk lagu dapat d dibedaakan menjad di tiga, yaitu : a. Benttuk lagu sattu bagian : ddengan satu u kalimat sajja b. Benttuk lagu dua bagian : ddengan dua kalimat yan ng berlainann c. Benttuk lagu tig ga bagian : ddengan tiga kalimat yan ng berlainann Beentuk lagu satu bagiann menurut Wicaksono W (1998), biaasanya mem miliki struktur seebagai berik kut : “A (a [annteseden], x [konsekw wen]), huruff “A” menu unjukkan bbentuk lagu u satu bagian, “aa/anteseden”” adalah kaalimat tanyaa (yang biaasanya diakkhiri oleh kaadens setengah),, sedangkan n “x/konsekkwen” adallah kalimatt jawab (yaang biasanya di akhiri olehh kadens sem mpurna). C Contoh frasee anteseden lagu satu baagian dalam m lagu “Bagimu Negeri” N :
Diakhiri akkor dominan
8
Coontoh frase konsekuen k : Diakhirri akor tonika
Bentuk laagu dua baagian biasaanya memiiliki struktu ur sebagai berikut : A (a [antesedenn], x [konseekwen]), B (b [antesed den], y [konsekwen]), huruf “A & B” menunjukkkan bentuk k lagu dua bbagian, dengan “a & b” b adalah kaalimat tanya dan “x & y” kaalimat jawaab. Sedangkann bentuk lag gu tiga bagiian biasany ya memiliki struktur sebbagai beriku ut : A (a , x) B (b ( , y) C (c , z). Namuun tidak selamanya lag gu satu, duaa dan tiga bagian b menggunaakan struktu ur seperti yaang telah dib bahas di ataas. Bentuk laagu dua bag gian tidak sselalu bagian satu disambung baagian dua, tetapi terkadang bagian satu u diulang kkembali seteelah itu dilaanjutkan baggian dua. Dalam D pat frase yyang berbeeda, yaitu frase antesseden dan frase setiap baggian terdap konsekuenn, walau beegitu tidak ssetiap dalam m satu bagiian terdapatt frase anteseden dan konseekwen, karen na ada laguu yang dalam m bagiannya hanya adaa frase anteseden yang diulaang dengan n sedikit peerubahan. Hal H tersebutt berlaku juuga pada bentuk lagu tiga bagian”. b Daalam peneliitian ini, peeneliti men nganalisa sttrukrur laguu iringan dalam d cerita Wakk Perambun n yaitu laguu Petani, Tim mang Welo, Timang B Bunga, Selen ndang Awang, Kelantan K daan Cik Millik. Adapun n beberapaa faktor yanng berhubu ungan dengan strruktur lagu dan perlu ddibahas dalaam penelitiaan ini yaitu : 1) Motif Biaasanya dim mulai denggan hitung gan ringan menuju hitungan berat. b Sebagaimaana yang diikemukakann oleh Kusu umawati, (2 2004: 12) : ”Sekeloompok nadaa yang merrupakan satu kesatuan tersebut diisebut motiff. Hal tersebuut dapat diliihat tidak saaja pada melodi m dan iramanya, nnamun juga pada harmonni, dinamikaa, warna suaara dan sem mua unsur musik m yang aada.
9
Sebuah motif biasanya mulai dengan hitungan ringan (irama gantung) menuju nada berikutnya pada hitungan berat. Sebuah motif paling sedikit terdiri dari dua nada dan paling banyak memenuhi dua ruang birama.” Motif dapat diidentifikasi dengan cara melihat beberapa cirinya, salah satunya adalah sebuah motif biasa diawali dengan hitungan ringan dan berakhir pada hitungan berat. Sebagaimana yang diutarakan Prier (1996: 15), bahwa motif dapat diidentifikasi antara lain dengan : ”1. Sebuah motif biasanya mulai dengan hitungan ringan(irama gantung) dan menuju pada nada dengan hitungan berat. Tetapi nada berat tidak harus menjadi nada akhir motif. 2. Sebuah motif terdiri dari setidak-tidaknya dua nada dan paling banyak memenuhi dua ruang birama. Bila ia memenuhi satu birama, ia dapat juga disebut motif birama; bila ia hanya memenuhi satu hitungan saja, ia disebut motif mini atau motif figurasi. 3. Nada-nada diantara nada akhir motif yang satu dan awal motif yang berikut disebut nada jembatan yang tidak begitu penting. 4. Bila beberapa motif berkaitan menjadi satu kesatuan, maka tumbuhlah motif panjang yang secara ekstrim dapata memenuhi seluruh pertanyaan atau seluruh jawaban.”
Satu motif belum dapat dikatakan melodi jika, belum bergabung menjadi satu unit atau satu kesatuan. Sebagaimana Kusumawati, (2004: 12) menyatakan bahwa : ”Pada mulanya motif yang berdiri sendiri belum merupakan sebuah melodi akan tetapi apabila motif-motif digabung menjadi satu unit maka terbentuklah melodi yang selanjutnya akan menjadi deretan figur-figur.”
10
Dibawah ini adalah a contooh motif : Figur F
Figur
motif
motif
Sellain berperran sebagai pembentuk k melodi, motif m juga berperan dalam d terciptanyya variasi meelodi, sebaggaimana dik kemukakan Kusumawaati (2004: 12 2) : “A Apabila mottif kecil taddi dikembangkan mak ka akan meembentuk variasi v meelodi atau dengan d kataa lain untuk k membuat variasi mellodi dalam karya muusik dilaku ukan dengaan cara meengembangk kan motif-m motif yang g ada sebbelumnya.” Adda beberap pa teknik yang digu unakan dallam peneliitian ini untuk u mengembaangkan sebu uah melodi,, di antarany ya : a.
P Pembesaran nilai nada ((Augmentassi) P Pembesaran nilai nadaa artinya seetiap nada mengalami m perubahan nilai y yaitu dengan n pengganddaan nilai naada sehingg ga tempo daan ritme berrubah n namun ketuk kan atau hituungan tetap p sama.
b.
P Pengecilan nilai n nada (D Diminusi) P Pengecilan nilai n nada artinya setiap nada mengalami m pperubahan nilai, k karena nilai setiap nadaa dibagi du ua, sehinggaa ritme dann tempo berrubah n namun ketuk kan atau hituungan samaa. Beberapa teknik di atas tidak wajib seemuanya diipakai, sehiingga komp poser lebih bebas b mem milih teknik mana y yang akan dipakai. Inntinya disin ni, komposer dianjurkkan tetap masih m m menggunaka an aturan yaang ada. 11
2) Frase Koodijat (1983: 28) meenyatakan bahwa, fraasering adaalah pemb bagian menurut struktur s kallimat. Menu nurut books.google.co.iid (diunduhh 16 Juni 2012) 2 menyatakaan bahwa, frase adalaah anak kallimat lagu, dalam tulissan musik lazim ditandai dengan d lengk kung pengikkat. Sehingg ga dapat dip pahami bahw hwa sebuah karya lagu pun memiliki m fraase atau kaliimat. Kaalimat bahasa memilikii kalimat “ttanya” dan “jawab”, beegitu pula dalam d musik, adda frase “tan nya” dan “j awab”. Lettak frase tid dak selalu bbergantian antara a frase tanyya dan jawaab, artinya tidak setiap p frase tany ya dilanjutkkan ataupun n ada frase jawaabannya. Diisamping adda pergantian antara “tanya dan jjawab”, adaa pula frase tanya yang dilan njutkan frasse tanya lag gi, kemudian baru frasee jawabnya. Ada pula kalim mat tanya majemuk, arttinya dua fraase pertanyaaan berturut ut-turut kemudian dilanjutkaan dengan du ua frase jaw wab berturutt-turut pula,, contoh :
Pertanyaaan 1
Pertanyaaan 1
Pertanyaann satu adalaah frase tanyya satu dan pertanyaan n dua adalahh frase tanyaa dua, tetapi duaa frase terrsebut biasaanya diang ggap satu kalimat. k Deengan dem mikian biasanya jawabanpun n dalam bbentuk panjjang, samaa seperti frrase pertan nyaan, contoh sebbagai beriku ut :
Jawaba n 1
Jawaban 1
12
Bahasa percakapan berbeda prinsip dengan frase lagu. Durasi frase jawaban sebuah lagu diharapkan sama dengan durasi frase pertanyaan, sebab dalam frase lagu membutuhkan keseimbangan antara frase tanya dan jawab (Kusumawati: 2004). 3) Irama adalah urutan yang menjadi rangkaian unsur dasar dalam musik. Irama tersebut terbentuk dari sekelompok bunyi dengan bermacam-macam lama waktu atau panjang pendeknya membentuk pola irama dan bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama (Jamalus, 1988 : 8). 4) Ritme adalah panjang pendeknya (durasi) not-not membentuk suatu irama, yang digambarkan dalam simbol-simbol not (Mujdilah, 1998: 7). 5) Dinamik adalah aspek musik yang terkait dengan tingkat kekerasan bunyi atau gradasi kekerasan dan kelembutan suara musik (Hidajat, 2006:51). Sedangkan menurut Banoe (2003:116), dinamik adalah keras lembutnya,dalam cara memainkan musik, dinyatakan dengan berbagai istilah seperti : P (piano), F (forte), Crescendo, dan Sfz (sforzando). Dalam penelitian dinamik diartikan tingkat kekerasan dan kelembutan suara musik yang dinyatakan dengan istilah seperti Piano, Forte dan Crescendo. 6) Tempo adalah kecepatan dimana kita mengatur atau menghitung panjang not (Mudjilah,1998:7). Adapun istilah tempo menurut Mudjilah sebagai berikut : Largo
: Sangat lambat (M.M : 46-50)
Adagio
: Lambat (M.M : 52-54)
Moderato
: Sedang (M.M : 96-104)
Allegro
: Cepat,hidup,gembira (M.M : 132-138)
13
Vivace
: Hidup,gembira (M.M : 160-176)
Presto
: Cepat (M.M : 184-200)
Prestissimo
: Sangat cepat (M.M : 208)
3. Teater Menurut Harymawan (1988:2) teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan diatas pentas, Disaksikan oleh orang banyak dengan media : percakapan, Gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis dengan atau tanpa musik, Nyanyian dan tarian. Menurut Bandem dan Murgiyanto (1996:9) teater diartikan sebagai drama yaitu lakon atau kisah hidup manusia yang dipertunjukan diatas pentas dan disaksikan banyak orang. Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton. Teater daerah Indonesia ada yang bersifat tradisional dan modern. Teater tradisional adalah teater daerah yang telah hidup dan berkembang dan diajarkan secara turun temurun dari generasi ke generasi biasanya secara lisan. Sedangkan teater modern adalah teater yang sekalipun memiliki ciri-ciri kedaerahan dan menggunakan bahasa daerah setempat tetapi relatif baru kehadirannya. Peran teater daerah adalah : a.
Sebagai sarana upacara Teater ini dipersembahkan untuk leluhur dan sepanjang ada minat, orang diperbolehkan menontonnya.
14
b.
Sebagai Hiburan Teater ini ditujukan kepada orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan tertentu ataupun mereka yang khusus menjadi penonton.
c.
Sebagai media komunikasi Teater memiliki kemampuan yang amat besar untuk menyampaikan informasi karena karakteristik teater daerah Indonesia yang bersifat peran serta
komunal.
Maksudnya,
jika
seorang
pelaku
dalam
teater
mengungkapkan kesedihan, penonton akan ikut menangis dan jika seorang badut membuat lelucon maka penonton akan ikut tertawa. Demikian seterusnya terjadi peran serta komunal dalam teater sehingga komunikasi untuk menyampaikan suatu informasi akan terus terjalin dalam setiap pementasan. d.
Sebagai pengucapan sejarah Teater ini berfungsi untuk mengungkapkan kembali sejarah yang dimuat dalam lontar dan naskah lainnya. Teater daerah merupakan wujud seni pertunjukan yang mengajak masyarakat untuk mengenal sejarah bangsa, leluhur dan pemimpin lainnya. Melalui teater masyarakat lebih mudah memahami isi naskah atau prasasti yang merupakan sumber sejarah. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa dalam
penelitian ini, teater yang diangkat untuk di teliti musik iringannya adalah teater daerah yang telah hidup, berkembang dan diajarkan secara turun temurun dan berfungsi sebagai hiburan yaitu Teater Makyong di Bintan, Kepulauan Riau.
15
4. Musik Ilustrasi Musik Ilustrasi adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik ilustrasi membentuk dan memperkuat mood, cerita serta tema utama (Hintzman 2008:6). Menurut Kennedy (2005:251) Ilustrasi musik digunakan untuk memperkuat dan mempertegas adegan yang sedang berlangsung, juga untuk memanggil penonton. Musik ilustrasi pertama kali digunakan dalam film tanpa suara dengan menggunakan piano atau orkestra kecil yang bermain selama adegan berlangsung. Fungsi utama musik ilustrasi menurut Brindle (2005:160) adalah untuk mempersiapkan penonton dalam perpindahan adegan atau suasana, sehingga penonton lebih cepat memahami adegan yang sedang berlangsung. Fungsi khusus dari ilustrasi menurut Hintzman (2008:6) adalah : a.
Mempertegang dan merelaksasikan alur dalam sebuah cerita
b.
Membuat suasana waktu dan tempat
c.
Menggambarkan gerak dan aksi
d.
Pembentuk suasana cerita
e.
Merefleksikan emosi
f.
Pengisi latar belakang yang netral
16
5. Musik Ilustrasi Makyong Didalam Ensiklopedi Musik (1997:231) Musik Ilustrasi merupakan istilah khas Indonesia yang di pakai dalam dunia perfilman. Istilah ini berasal dari zaman film bisu atau yang lebih kita kenal sebagai drama. Pengertian Musik Ilustrasi dalam penelitian ini adalah musik iringan pada Teater Makyong Di Bintan. Musik Ilustrasi ini berfungsi untuk menerangkan dan menghiasi setiap adegan adegan dalam cerita dari awal hingga akhir. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:387) iringan berarti menyertai atau mengikuti dengan maksud mengawal dan mengantarkan. Didalam penelitian ini Musik Ilustrasi yang dimaksud adalah musik yang menyertai atau mengikuti setiap adegan adegan yang ada di dalam Teater Makyong. Di dalam Ensiklopedi Musik Indonesia (1985:106) Makyong adalah musik iringan teater rakyat yang teaternya sendiri juga di sebut Makyong, menampilkan cerita berbentuk dialog tarian dan nyayian. Kesenian Makyong merupakan kesenian rakyat yang berasal dari Siam kemudian berkembang di Bintan, Kepulauan Riau di bawa oleh pedagang pedagang dari pulau Pinang (Malaysia). Teater Makyong tidak dapat dipentaskan tanpa musik Makyong yang tidak dapat diganti dengan jenis musik lain. Sejak dari awal hingga akhir pertunjukan, musik Makyong terus menerus mengiringi penampilan tanpa henti. Ragam lagu iringan yang di bawakan pada saat pementasan Teater Makyong dalam cerita Wak Perambun menurut Khalid Kasim selaku Pembina sanggar Teater Makyong di Bintan adalah :
17
a. Petani Lagu ini dimainkan sebagai lagu pembukaan yang diucapkan dalam bentuk mantra. Mantra disini adalah kata-kata pembuka yang diucapkan dengan dialek khas melayu Mantang diiringi musik dan tarian sebagai pesan pembuka pertunjukan teater kepada penonton. b. Timang Welo Dimainkan untuk menyatakan pertukaran setiap adegan. Lagu Timang Welo merupakan iringan musik yang dimainkan setelah lagu petani selesai dimainkan, dilanjutkan dengan masuknya seorang pemeran tokoh awang pengasuh yang berjalan cepat dan gembira diiringi musik sebagai penanda pertukaran adegan sekaligus merupakan iringan gerak langkah awang pengasuh. c. Selendang Awang Dimainkan sebagai lagu pengiring untuk melukiskan percakapan. Menurut bapak Khalid Kasim selaku pembina sanggar Teater Makyong di Bintan lagu ini tidak bisa dipastikan durasinya, karena disetiap pertunjukann adegan percakapan bisa bertambah dan bisa berkurang tergantung pembawaan sang pelakon, ataupun unsur lain seperti mistis, karena dalam setiap pertunjukannya tidak jarang ada pelakon yang dimasuki arwah leluruh sehingga bisa merubah jalannya percakapan. d. Timang Bunga Dimainkan saat adegan bersuka ria. Adegan bersuka ria dalam cerita Wak Perambun hanya sekali dimainkan yang diperankan oleh Inang Pengasuh yang mandi di sungai bersama tujuh putri cantik sambil bersuka ria.
18
e. Kelantan Lagu ini dimainkan sebagai iringan gerak langkah adegan pertempuran yang dilakukan oleh Inang Pengasuh, Awang Pengasuh dan Wak Perambun yang berakhir dengan kekalahan Wak Perambun. f. Cik Milik Lagu Cik Milik merupakan lagu penutup yang dimainkan setelah lagu Kelantan selesai dimainkan dan Wak Perambun ditangkap dan dihukum oleh cekwan. Lagu ini mengiringi tarian yang membawa pesan perpisahan kepada para penonton. Instrumen yang di gunakan dalam Teater Makyong adalah : a. Mong Instrumen yang terbuat dari tembaga ini berfungsi sebagai penyeimbang gendang. Terdiri dari dua buah alat yang besar dan kecil sehingga menimbulkan perbedaan bunyi yang nyata, dimainkan oleh satu orang pemain. b. Gedombak Instrumen yang terbuat dari kayu berbentuk seperti botol. Gedombak berjumlah dua buah, dimainkan oleh satu orang pemain. c. Gendang Instrumen yang terbuat dari kayu sepanjang 45cm. Biasanya disebut gendang panjang dan berfungsi sebagai pengatur tempo. Gendang panjang merupakan alat musik yang hampir tidak pernah berhenti dalam mengiringi pertunjukan Makyong.
19
d. Gong Merupakan Instrumen yang terbuat dari logam. Gong yang dipakai dalam musik Makyong Bintan berjumlah dua buah dan berfungsi sebagai pengatur tempo.
6. Wak Perambun Menurut Khalid Kasim selaku pembina sanggar Teater Makyong di Bintan, Wak Perambun adalah seorang tokoh dalam cerita yang sekaligus diangkat sebagai judul dari cerita ini. Cerita ini mengisahkan tentang seorang permaisuri raja yang sedang ngidam ingin makan daging rusa putih. Raja memerintahkan Awang Pengasuh untuk mencari Wak perambun yang terkenal sakti agar dapat membawakannya daging rusa putih dan raja pun berpesan agar Wak Perambun jangan pulang sebelum mendapatkan daging rusa putih yang dimaksud, karena apabila gagal maka ia akan dihukum pancung. Setelah mencari kemana mana, Wak perambun tidak juga menemukan daging rusa yang dimaksud dan ia pun pulang keistana tanpa membawa daging rusa putih, ia malah membawa seorang wanita kepada permaisuri raja dan ia akhirnya dihukum pancung oleh raja. Begitulah sepenggal kisah Wak Perambun yang gagal menemukan daging rusa putih karena daging rusa putih memang tidak ada didunia ini. Secara garis besar cerita ini mengangkat tema drama yang dikemas dalam balutan humor khas melayu mantang yang sangat kental dalam setiap adegannya.
20
B. Penelitian yang Relevan Analisis Struktur Le Nozze di Figarro karya W.A Mozart, studi mengenai : Tema, Harmoni dan Dinamik. (skripsi tahun 2007 Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta) oleh Maungguh Kasmawan. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa lagu Le Nozze di Figarro merupakan lagu pembuka dengan bentuk sonata klasik yang terdiri atas bagian eksposisi yang mempunyai tema awal dimana bisa berfungsi sebagai introduksi. Harmoni dalam lagu ini didominasi oleh akor I-IV, tanda dinamik sangat lengkap, diawali dengan pp pada tema I dan ditutup dengan crescendo, sehingga didapatkan ending lagu dalam posisi klimaks. Analisis Bentuk Penyajian Musik Pengiring Kesenian Embleg di Desa Andong Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo. (skripsi tahun 1999 Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta) oleh Ani Purwaningtyas. Pada penelitian itu disimpulkan bahwa jenis dan alat musik yang dipakai semuanya tradisional mengingat kesenian ini bertumpu pada kesenian khas kerakyatan sehingga penggunaan alat musik non tradisional sengaja ditiadakan. Alat yang digunakan adalah angklung satu, angklung dua, angklung tiga, kendhang, kempul, saron, kepyak, tamborin dan gong sedangkan bentuk penyajiannnya sebagai berikut : 1. Pambuka 2. Prapatan 3. Jupukan satu 4. Jupukan dua 5. Pencak 6. Puncak Pencak. Penelitian di atas digunakan peneliti sebagai acuan dalam penelitian yang berjudul ”Analisis Musik Ilustrasi Teater Makyong Dalam Cerita Wak Perambun di Bintan, Kepulauan Riau“ karena penelitian ini sejenis dengan peneliti yang 21
akan dilakukan peneliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian yang meliputi ragam musik iringan yang dimainkan serta alat alat musik yang digunakan. Acuan penelitian dapat difokuskan tentang bagaimana cara pengolahan data yang didapat untuk dianalisa dan juga pengkajian tentang musik ilustrasi yang digunakan untuk mengetahui unsur unsur musik yang ada di dalamnya.
22