BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar Pepatah mengatakan belajar dari kandungan sampai ajal menjemput pepatah tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak sampai kakek dan nenek sekalipun. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan jadi arti dari belajar adalah seseorang telah dikatakan belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya (Sumiati dan Asra:2009). Jadi suatu proses belajar harus bersifat praktis dan langsung artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus melakukannya, tanpa melalui perentara orang lain. Meskipun demikian karena individu itu tidak pernah lepas hubungannya dengan lingkungan, faktor lingkungan seperti tempat belajar, teman belajar, dan suasana sekitar dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. lingkungan seperti tempat belajar, teman belajar, dan suasana sekitar dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. 2.
Pendidikan Jasmani Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya,
kebutuhan hidup yang semakin hari semakin bertambah banyak membuat manusia berusaha keras untuk memenuhinya. Maka dengan semakin kerasnya manusia menghadapi tantangan hidup dalam memenuhi kebutuhannya diperlukan jasmani yang bugar. 6
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan (Abdulkadir Ateng,1992:4) Aktivitas olahraga yang kita lakukan tidak dapat kita pungkiri akan memperoleh sesuatu manfaat yang tidak ternilai harganya yaitu kesegaran jasmani sebagai salah satu aspek yang penting dalam kesehatan. Timbulnya kesadaran akan pentingnya aktivitas olahraga dalam kehidupan sehari – hari merupakan hal yang sangat menggembirakan. Hal ini erat kaitannya dengan pelaksanaan tujuan dari kegiatan itu sendiri yaitu untuk pendidikan jasmani, untuk meningkatkan kebugaran. Kesegaran jasmani merupakan modal utama bagi semua lapangan kehidupan manusia. Olahragawan membutuhkan tingkat kesegaran jasmani yang tinggi untuk dapat mencapai prestasi setinggi-tingginya, karyawan membutuhkan kesegaran jasmani yang cukup untuk bekerja dengan baik sehingga dapat meningkatkan daya kerja dan produktifitas yang tinggi. Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang (Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP SD, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:1993) 3. Tujuan Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar Dalam kurikulum Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar, tujuan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar ialah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif dan ketrampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani, agar dapat : 1) Memacu pertumbuahan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis. 2) Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, ketrampilan gerak dan cabang olahraga. 3) Mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani, dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental. 7
4) Mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga. 5) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam keitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. 6) Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang dengan bermain.(Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP SD, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:1993) 4. Sejarah Senam Senam merupakan cabang olahraga yang banyak dikenal oleh semua kalangan masyarakat, senam pertama kali masuk ke Indonesia pada jaman penjajahan Belanda. Senam yang diperkenalkan pertama kali adalah senam sistem Jerman yaitu senam yang menekankan kemungkinan-kemungkinan gerak yang kaya sabagai alat pendidikan (Agus Mahendra, 2000:1). Namun demikian cikal bakal penyebaran senam ini dianggap dari Bandung karena beralasan sekolah pertama yang berhubungan dengan senam didirikan di Bandung, ketika pada tahun 1922 dibuka MGSS (Militaire Gymnastiek en Sportschool). Para lulusan dari sekolah tersebut selanjutnya menjadi instruktur senam Swedia di sekolah-sekolah.(Agus Mahendra, 2000:1-2). Peristiwa penting setelah jaman penjajahan Belanda dan Jepang berakhir yaitu pada tahun 60-an didirikannya induk organisasi senam Indonesia pada 14 Juli 1963. Induk organisasi ini dinamakan PERSANI yang merupakan singkatan dari Persatuan Senam Indonesia dan menjadikan senam sebagai satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada
GANEFO (Games of the New Emerging Forces). Yaitu
perserikatan negara-negara yang baru muncul atau lebihmudahnya adalah negara yang baru berdiri yang diprakarsai oleh Presiden pertama Indonesia yaitu Ir.Soekarno. 5. Hakikat Senam Senam merupakan bahasa terjemahan dari bahasa Inggris yaitu Gymnastics, sedangkan Gymnastics merupakan kata serapan dari bahasa Yunani yaitu gymnos
8
yang berarti telanjang (Agus Mahendra, 2000:7-8). Kata gymnos atau gymnastics mengandung arti yang sangat luas tidak terbatas pada arti kata tersebut. Zaman berubah begitu dengan cepatnya sehingga kata tersebut mengalami penyempitan makna dan disesuaikan dengan kebutuhan kata gymnastics menurut (Imam Hidayat,1995 dikutip oleh Agus Mahendra, 2000:9) mencoba mendefinisikan senam : ...suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun serta sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Mengingat begitu luasnya cakupan arti senam (Imam Hidayat dikutip oleh Agus Mahendra, 2000 : 9) memberikan pedoman untuk memperjelas pengertian senam : 1) Calesthenic berasal dari kata Yunani (Greka), yaitu Kalos yang berarti indah dan Stenos yang berarti kekuatan. Dengan begitu dapat diartikan memperindah tubuh melalui latihan kekuatan. 2) Tumbling berasal dari kata tombolon (bahasa Italia), tommelen (bahasa Belanda), tomber (bahasa Perancis) yang artinya melompat disertai melenting dan berjungkir balik secara berirama 3) Akrobatik diartikan sebagai ketrampilan yang pada umumnya menonjolkan fleksibilitas gerak dan balansing (keseimbangan) dengan gerakan yang agak lambat. Referensi di atas memberikan gambaran bahwa begitu luasnya arti senam dalam beberapa bahasa yang digunakan sehingga menjadikan senam memiliki beragam kata, tetapi dalam pengertian senam mengandung arti latihan yang membutuhkan kelentukan badan untuk melakukannya.
9
6. Jenis Senam Senam adalah suatu olahraga yang memiliki beragam jenis dan variasi yang sangat banyak, sehingga senam perlu adanya pengelompokan dan pengelompokan senam menurut FIG (Federation Internationale de Gymnastics) atau Federasi Senam Internasional dibagi menjadi beberapa kelompok: a. Senam artistik (artistic gymnastics) Adalah jenis senam yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik. b. Senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastics) Senam ritmik sportif adalah senam dengan menggunakan irama sehingga dapat dipertandingkan. Komposisi gerak yang diantarakan melalui tuntunan irama musik dalam menghasilkan gerak dan alat yang artistik. c. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics) Senam akrobatik adalah senam yang mengandalkan akrobatik dan tumbling, sehingga latihannya banyak mengandung salto dan putaran. d. Senam aerobik sport (sport aerobics) Senam aerobik merupakan senam yang berupa tarian digabung dengan gerakangerakan akrobatik. e. Senam trampolin (trampolinning Senam trampolin adalah senam yang dilakukan diatas trampolin. Trampolin adalah sejenis alat pantul berukuran besar yang terbuat dari rajutan kain yang dipasang pada kerangka besi berbentuk segi empat, sehingga memiliki daya pantul yang besar untuk memantulkan pesenam. f. Senam umum (general gymnastics)
10
Senam umum adalah jenis senam seperti SKJ, senam pagi dan lain-lain (Agus Mahendra, 2000:11). 7.
Tujuan Senam -
Meningkatkan daya jantung dan paru-paru
-
Memperbaiki penampilan karena setiap gerakan dibuat untuk membantu mengncangkan dan membentuk otot beberapa bagian tubuh tertentu antara lain pinggul, paha, pinggang, perut, dada, lengan dan tungkai (Edi Mitranto dan Slamet, 2010:43).
8.
Guling Depan Senam artistik adalah sebagai senam yang menggabungkan aspek tumbling dan
akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Diantara bermacam-macam jenis senam tidak semua senam diberikan di sekolah, salah satunya adalah senam lantai, yang termasuk bagian dari senam artistik. Senam lantai merupakan cabang yang sangat menarik. Selain dilihat dari bentuk gerakan, cabang olahraga ini juga terlihat indah dan atraktif. Untuk itu Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di sekolah Dasar perlu adanya pembelajaran dasar-dasar senam lantai. Senam guling depan yang dipilih untuk penelitian oleh peneliti sikap permulaan guling depan adalah - Berdiri di atas matras - Letakkan kedua telapak tangan di atas matras - Siku ditekuk - Pinggul diangkat - Letakkan tengkuk di atas matras
11
- Pindahkan berat badan ke depan - Peluk lutut saat berguling - Kembali berjongkok kemudian berdiri (Rohendra,dkk.2010:70).
Gambar 1. Guling depan (Rohendra,dkk.2010:70) 9. Definisi Bermain Menurut Anggani Sudono (2000) Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak. Sehingga dengan bermain anak akan bisa lebih berkembang dalam segala hal. Sedangkan menurut Supartini (2004) Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan. 10. Fungsi Bermain Bermain merupakan kebutuhan semua anak dan bermain mempunyai fungsi yang sangat penting dalam perkembangan anak. Fungsi utama bermainadalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kreatifitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
12
a. Perkembangan sensoris-motorik Aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak pada saat bermain dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan otot dan fungsi otot. b. Perkembangan intelektual Bermain merupakan cara anak untuk mengeksplorasikan terhadap segala sesuatu yang ada pada lingkungannya dan bermain juga merupakan sarana anak untuk belajar memecahkan segala sesuatu yang dihadapinya c. Perkembangan sosial Perkembangan sosial anak akan ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. d. Perkembangan kreatifitas Dengan bermain anak akan mencoba mererelisasikan ide yang ada pada pikirannya, sehingga anak kreatifitas anak akan berkembang. e. Perkembangan kesadaran diri Melalui bermain anak akan belajar mengenal kemampuan dirinya dan membandingkan dengan kemampuan orang lain. f. Perkembangan moral Melalui kegiatan bermain anak akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.
13
g. Bermain sebagai terapi Dengan bermain sebagai terapi bagi anakyang kurang bisa menyesuaikan dengan lingkungan dan orang sekitarnya (Uchy C,2011) 11. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah (6 - 9 Tahun) Karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik adalah sebagai berikut. a. Senang bermain Karakteristik ini menuntut guru untuk melakukan pembelajaran yang bermuatan permainan dan model pengajaran yang serius tetapi santai sehingga anak tidak bosan dengan materi yang monoton. b. Senang bergerak Anak SD sangatlah senang bergerak dan sangat berbeda dengan orang dewasa yang lebih banyak diam daripada bergerak. Senang bekerja dalam kelompok. c. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung (Abdul Alim,2010:62). B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Nurkamid (2010) yang berjudul “ Peningkatan Pembelajaran Lompat Jauh Melalui Pendekatan bermain Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tamanagung 1 Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 3 siklus. Analisis data
14
yang digunakan dalam menentukan tingkat keberhasilan siswa, dengan bentuk penentuan batas nilai poin yang di dapat oleh siswa pada setiap siklusnya dan prosentase penguasaan kegiatan secara individu dan klasikal. Hasil penelitian pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri Tamanagung 1 Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.Penelitian yang dilakukan oleh Nurkamid. Penelitian yang dilakukan oleh Giyono (2009) yang berjudul “Peningkatan Pembelajaran Guling keDepan Melalui Pendekatan PAKEM Pada Siswa Keelas IV SD Negeri 2 Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo yang dilakukan menggunakan 2 siklus dan menggunakan alat pengumpulan data observasi, hasil tes unjuk kerja siswa dan angket. Hasil yang diperoleh yaitu dengan pendekatan bermain dapat menigkatkan pembelajaran guling depan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo. C. Kerangka Berfikir Pembelajaran jasmani dan kesehatan oleh sekolah sejauh ini masih didominasi oleh pembelajaran ceramah dan siswa menirukan gerakan yang telah diajarkan oleh guru. Siswa diposisikan sebagai obyek, siswa dianggap suatu hal yang tidak tahu tentang apapun, sementara guru memposisikan diri sebagai seseorang yang mempunyai pengetahuan yang lebih. Sehingga guru harus dituntut untuk kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran agar menumbuhkan minat, motivasi dan mendapatkan hasil yang maksimal dari pembelajaran yang diberikan.
15
Guling depan adalah gerakan mengguling dengan posisi badan mengarah ke depan kemudian mengguling dengan tumpuan kedua tangan yang kuat dan diakhiri dengan sikap berdiri ataupun jongkok. Oleh karena itu, dalam pembelajaran materi pokok senam terutama guling kedepan diperlukan komunikasi yang tepat dari guru terhadap siswa agar meminimalisir terjadinya cedera dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan teknik guling depan. Upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran guling depan dibutuhkan pendekatan yang tepat, yaitu melalui pendekatan bermain. Pendekatan Bermain adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan permainan pada saat melakukan pembelajaran, berdasarkan metode baru tersebut penulis merancang pelaksanaan pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam mengetahui tingkat keberhasilan dari metode baru yang diterapkan. Dan diharapkan dengan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat membantu mengatasai kesulitan siswa kelas III dalam melakukan guling depan. G U L I N G D E P A N
Kesulitan menggulingkan >< Memudahkan badan Minat rendah Metode monoton
>< Pembelajaran menarrik pembelajaran >< Pembelajaran baru
16
pendekatan
B E R M A I N
D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut “melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam melakukan guling depan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 2 Sokaraja Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara”.
17