BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1
Landasan Teori dan Konsep
2.1.1
Teori Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan Operation yang mengandung arti
bekerja sama untuk mencapai tujuan. Pengertian koperasi menurut UndangUndang No.17 tahun 2012 tentang perkoperasian menyatakan bahwa, “badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”. Menurut Scarinci et al (2003) koperasi adalah bisnis yang dikendalikan secara demokratis, yang dimiliki oleh orang-orang yang menggunakan layanan atau memperoleh manfaat dari koperasi. Menurut Rudianto (2001:3) koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan
ekonomi
terbatas,
yang
bertujuan
untuk
memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Koperasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. a) Adanya sekelompok orang dengan kepentingan ekonomis yang sama. b) Memiliki dan membangun satu usaha bersama. c) Memiliki motivasi kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama dari kelompok.
d) Kepentingan bersama yang merupakan cerminan dari kepentingan individu atau anggota adalah tujuan utama usaha bersama mereka. Dalam Undang-undang No 25 Tahun 1992 pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi koperasi adalah : a) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosial. b) Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko guru. d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Perangkat organisasi koperasi terdiri dari : a) Rapat Anggota Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Dalam Undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 23 rapat anggota koperasi menetapkan: 1) Anggaran Dasar. 2) Kebijakan umum di bidang organisasi. 3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.
4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan. 5) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya. 6) Pembagian sisa hasil usaha. 7) Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi. b) Pengurus Berdasarkan Undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 30, tugas pengurus koperasi : 1) Mengelola koperasi dan usahanya. 2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi. 3) Menyelenggarakan rapat anggota. 4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. 5) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. c) Pengawas Berdasarkan Undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 39 ayat 1, tugas pengawas koperasi adalah sebagai berikut. 1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi. 2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.
2.1.2
Jenis Koperasi
1. Koperasi berdasrkan jenisnya ada 4 yaitu : a) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) KSP adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman.
Anggota
yang
menabung (menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.” b) Koperasi Serba Usaha (KSU) KSU adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-macam. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga masyarakat, unit produksi, unit wartel. c) Koperasi Konsumsi Koperasi
konsumsi
menyediakan
adalah
kebutuhan
koperasi
sehari-hari
yang
anggota.
bidang
usahanya
Kebutuhan
yang
dimaksud misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga. d) Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang (memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota
koperasi ini pada umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran. 2. Berdasarkan Keanggotaanya : a) Koperasi Unit Desa (KUD) Koperasi Unit Desa adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian. b) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi. c) Koperasi Sekolah Koperasi Sekolah meiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-mata sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran. 3. Berdasarkan Tingkatnya :
a) Koperasi Sekunder Koperasi sekunder merupakan koperasi yang beranggotakan beberapa koperasi. Koperasi sekunder meliputi : 1) Pusat Koperasi, merupakan koperasi yang anggotanya paling sedikit lima buah koperasi primer dan berada di satu Kabupaten/Kota. Daerah kerja koperasi pusat adalah daerah tingkat II (tingkat kabupaten). Contohnya, Pusat Koperasi Unit Desa (Puskud), Pusat Koperasi Kepolisian (Puskoppol), Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopad). 2) Gabungan Koperasi, merupakan koperasi yang anggotanya paling sedikit 3 buah pusat koperasi. Wilayahnya meliputi satu provinsi atau lebih. Gabungan koperasi ini daerah kerjanya adalah daerah tingkat I (tingkat propinsi). Contohnya, Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), Gabungan Koperasi Kepolisian (Gabkoppol). 3) Induk Koperasi, merupakan koperasi yang anggotanya paling sedikit 3 buah gabungan koperasi. Induk koperasi ini daerah kerjanya adalah Ibukota Negara RI (tingkat nasional). Fungsi koperasi induk adalah sebagai penyambung lidah koperasikoperasi yang menjadi anggotanya, dalam berhubungan dengan lembaga-lembaga nasional yang terkait dengan tingkat nasional dan internasional. Contohnya, Induk Koperasi Pegawai (IKP), Induk Koperasi Karyawan (Inkopkar).
b) Koperasi Primer Koperasi primer merupakan koperasi yang beranggotakan orang-orang dan biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah terkecil. Untuk mendirikan koperasi ini minimal beranggotakan 20 orang yang telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan yang ditentukan dalam undangundang. 4. Berdasarkan fungsinya : a) Koperasi Konsumsi Koperasi ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya. Contoh : kebutuhan pokok yang disediakan adalah beras, gula, kopi, tepung, minyak goreng, dan sebagainya. Barangbarang yang disediakan harganya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko lain. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya. b) Koperasi Jasa Koperasi jasa dalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota, misalnya : simpan pinjam, asuransi, angkutan dan sebagainya. Di sisni anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. c) Koperasi Produksi Bidang usahanya
adalah membantu penyediaan bahan baku,
penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang
tertentu serta membantu menjual dan memasarkan hasil produksi tersebut. 2.1.3
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang disingkat KPRI anggotanya
kebanyakan adalah pegawai negeri. Pegawai negeri merupakan pegawai pemerintah yang memiliki berbagai kendala dalam meningkatkan taraf hidupnya, banyak kebutuhan yang sulit dipenuhi karena pendapatannya masih belum mencukupi, meskipun saat ini pemerintah sedang berusaha memperbaiki kesejahteraan para pegawai negeri, akan tetapi harga kebutuhan saat ini juga terus naik. Berdasarkan pengalaman tersebut kemudian banyak anggota bekerjasama membentuk koperasi pegawai negeri yang pada umumnya jenis usaha yang dikelola sama yaitu bergerak dalam bidang simpan pinjam kemudian berkembang membuka usaha lain sesuai dengan kebutuhan para anggota. Anggota dalam koperasi cenderung homogen, seperti pendapatan yang relatif tetap, dan berdasarkan jenjang kepangkatan, kebutuhan hidup yang cenderung sama, serta anggotanya merupakan rumah tangga keluarga, ditambah dengan pengurus yang dipilih sendiri oleh anggota melalui RAT. KPRI merupakan koperasi dengan anggota yang memiliki karakteristik sama dan bidang usahanya kebanyakan adalah simpan pinjam. KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan suatu wadah di bidang konsumsi yang anggotanya di lingkungan tertentu (pegawai negeri) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya Chaniago (1984). Menurut Sri Edi Swasono (1985), koperasi Pegawai Negeri (KPN) adalah koperasi golongan konsumen yang didirikan untuk memelihara kepentingan dan
memenuhi para anggota (keluarga pegawai sebagai konsumen). Adapun usaha yang dijalankan antara lain kegiatan usaha di bidang niaga atau bidang produksi. Dilihat dari lapangan usahanya Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah koperasi golongan konsumen yang berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya dalam meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Dilihat dari jenisnya, KPRI termasuk jenis atau golongan koperasi fungsional dimana anggotanya mempunyai kesamaan profesi dan kepentingan yaitu sebagai pegawai negeri. 2.1.4
Sisa Hasil Usaha (SHU) Menurut Pachta (2005:128), SHU adalah merupakan laba atau keuntungan
yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi. SHU adalah selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan (Rudianto, 2001:7). Menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Pasal 1 menyatakan bahwa : selisih hasil usaha adalah surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha yang diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha. Menurut Sitio (2001:89), acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsipprinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Menurut Pachta (2005:56), faktor-faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu :
1. Faktor dari Dalam a) Partisipasi anggota, para anggota koperasi harus berpartisipasi dalamkegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidakakan berjalan lancar. b) Jumlah modal sendiri, SHU anggota yang di peroleh sebagian dari modalsendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah. c) Kinerja pengurus, kinerja pengurus sangat di perlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baikdan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU Perkoperasian maka hasil yang dicapaipun juga akan baik. d) Jumlah unit usaha yang dimiliki, setiap koperasi pasti memiliki unit usahahal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang di jalankan dalam kegiatan usaha tersebut. e) Kinerja manajer, kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatanyang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern. f) Kinerja karyawan, merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi. 2. Faktor dari Luar a) Modal pinjaman dari luar. b) Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. c) Pemerintah.
2.1.5
Kualitas Pelayanan Kualitas menjadi perhatian pertama konsumen sebelum melakukan
pembelian, baik kualitas suatu produk atau kualitas pelayanannya. Kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan (Lupiyoadi, 2006:175). Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat Kotler dan Keller (2009:143). Sementara itu menurut Laksana (2008:88) kualitas adalah ”Conformance to the requirements” artinya bahwa kualitas merupakan totalitas dari suatu karakteristik pelayanan yang sesuai dengan persyaratan atau standar. Definisi kualitas berpusat pada upaya untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaian guna mengimbangi harapan konsumen. Jadi dapat disimpulkan kualitas adalah suatu ukuran penilaian atas suatu barang atau jasa yang diterima atau dirasakan oleh konsumen. Pelayanan menurut Laksana (2008) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan pengertian pelayanan menurut Andreani (2007) bahwa pelayanan termasuk segala aktivitas ekonomi yang output nya bukan merupakan produk fisik, umumnya dikonsumsi dan diproduksi pada saat yang sama dan memberikan nilai tambah dalam berbagai bentuk, seperti kenyamanan, kesukaan, kegembiraan, atau kesenangan yang biasanya berkaitan dengan hal-hal yang tidak tampak abstrak bagi pembeli layanan.
Kualitas pelayanan yang diterima konsumen dinyatakan sebagai tingkat persepsi mereka. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian pelanggan (Laksana, 2008). Kualitas pelayanan sangat terkait erat dengan service perfomance yaitu kemampuan seseorang dalam memberikan layanan (Andreani, 2007). Sehingga kualitas pelayanan koperasi merupakan suatu penilaian konsumen terhadap hasil kinerja pelayanan dari suatu koperasi. Kualitas pelayanan dalam penelitian ini menggunakan lima dimensi sebagai indikator untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu: 1) Bukti Fisik (Tangibles) Bukti fisik yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada konsumen dan masyarakat luas. Bukti nyata dari pelayanannya meliputi sarana dan prasarana fisik perusahaan dapat dilihat dari gedung, gudang, teknologi dari perlengkapan dan peralatan yang digunakan serta penampilan pegawainya. 2) Keandalan (Reliability) Keandalan berarti kemampuan kinerja yang diberikan perusahaan sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan kepada konsumen. Kinerja perusahaan harus sesuai dengan harapan konsumen. Kinerja berkaitan dengan ketepatan waktu, pelayanan yang sama tanpa membedakan masing-masing konsumen dan memberikan pelayanan tanpa kesalahan kepada konsumen.
3) Ketanggapan (Responsiviness) Ketanggapan dapat diwujudkan dari pelayanan cepat karyawan, karyawan yang selalu bersedia memberikan informasi yang jelas kepada konsumen, dan kesediaan karyawan membantu konsumen. 4) Jaminan (Assurance) Jaminan dapat dilihat dari keamanan, kesopanan, dan pengetahuan karyawan. Hal tersebut yang dapat menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada perusahaan. 5) Empati (Empathy) Empati memiliki arti kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian tulus kepada konsumen. Perhatian dapat dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dari konsumen. 2.1.6
Partisipasi Anggota Partsisipasi merupakan cara yang efektif membangun kemampuan
masyarakat untuk pengelolaan program pembangunan guna memenuhi kebutuhan khas daerah (Moeljarto, 1995 ). Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business entity dan sosial entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Partisipasi anggota sering disebut sebagai alat pengembangan maupun sebagai tujuan akhir itu sendiri. Beberapa penulis menyakini bahwa partisipasi adalah kebutuhan dan hak asasi manusia yang mendasar (Ropke, 2003:39). Sedangkan partisipasi menurut Suarbawa (2011) adalah kesediaan untuk
membentuk keberhasilan setiap program sesuai kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan sendiri. Menurut Widiyanti (1991), partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya secara bertanggung jawab. Jika sebagian besar anggota sudah menunaikan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggungjawab, maka partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik, akan tetapi jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi yang dimaksud dikatakan buruk atau rendah Anoraga dan Nanik (2003). Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah kesediaan anggota untuk meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk menjalankan dan mengembangkan lembaga koperasi. Menurut Kartasapoetra (1991), ada beberapa pendapat tentang bentukbentuk partisipasiaktif anggota dalam koperasi yaitu : 1) Membayar iuran wajib secara tertib dan teratur. 2) Menabung sukarela sehingga dapat menambah modal koperasi. 3) Memanfaatkan jasa koperasi. 4) Mamanfaatkan dana pinjaman koperasi dengan taat mengangsur. 5) Menghadiri RAT dan pertemuan secara aktif. Ropke
(2003), menjelaskan bahwa
partisipasi
dibutuhkan untuk
mengurangi kinerja yang buruk, mencegah penyimpangan dan membuat pemimpin koperasi bertangungjawab. Partisipasi anggota sering disebut sebagai alat pengembangan maupun sebagai tujuan akhir itu sendiri. Beberapa penulis
menyakini bahwa partisipasi adalah kebutuhan dan hak asasi manusia yang mendasar. Menurut Widiyanti (1991), berbagai indikasi yang muncul sebagai ciri-ciri anggota yang berpartisipasi baik dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur. 2. Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok dan wajib sesuai dengan kemampuan masing-masing. 3. Menjadi pelangan koperasi yang setia. 4. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secaraaktif. 5. Menggunakan hak untuk mengawasi jalanya usaha koperasi, menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan-keputusan bersama lainnya. Partisipasi dalam organisasi ditandai oleh hubungan identitas, dapat diwujudkan jika pelayaan yang diberikan oleh koperasi ”sesuai” dengan kepentingan dan kebutuhan dari para anggotanya. Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi (user own oriented firm). Dalam kaitan sebagai pengguna jasa koperasi, partisipasi anggota dalam kegiatan usaha yang dijalankan koperasi amat penting. Partisipasi anggota mempunyai hubungan sebab akibat dengan manfaat ekonomi yang diterima anggota.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur partisipasi anggota yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Kehadiran mengikuti RAT 2. Keaktifan memberi saran dalam RAT 3. Memanfaatkan jasa koperasi 4. Lamanya menjadi anggota 5. Melakukan transaksi seperti simpan pinjam 2.1.7
Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Sisah Hasil Usaha
Judul / Penulis Persamaan 1. Pengaruh Kualitas 1. Variabel bebas yaitu Pelayanan terhadap Kualitas Pelayanan Pencapaian Sisa 2. Variabel terikat yaitu Hasil Usaha (Studi Sisa Hasil Usaha Kasus pada Koperasi 3. Adanya pengaruh Unit Desa Batu). signifikan antara (Rusdiyanto, 2009) kualitas pelayanan terhadap sisa hasil usaha 2. Pengaruh Modal 1. Variabel bebas yaitu Sendiri, Jumlah Kualitas Pelayanan Anggota, 2. Variabel terikat yaitu Pendapatan dan Sisa Hasil Usaha Kualitas Pelayanan 3. Adanya pengaruh terhadap Sisa Hasil signifikan antara Usaha dan Implikasi kualitas pelayanan terhadap terhadap sisa hasil Kesejahteraan usaha Anggota pada 4. Menggunakan analisi Koperasi Primer deskriptif LPMP DKI Jakarta (Ramadhan, 2013) 3. Pengaruh Kualitas 1. Variabel bebas yaitu Pelayanan terhadap Kualitas Pelayanan perolehan Sisa Hasil 2. Menggunakan analisis Usaha (KSU) deskriptif Kecamatan 3. Adanya pengaruh
Perbedaan 1. Teknik pengambilan sampel menggunakan sample random sampling 2. Menggunakan teknik analisis regresi sederhana
1. Menggunakan analisis regresi linier berganda dan korelasi
1. Metode pengumpulan sampel menggunakan Area Proportional Random Sampling 2. Menggunakan analisis
Gringsing Kabupaten Batang (Savitri dkk, 2012)
2.1.8
signifikan antara kualitas pelayanan terhadap sisa hasil usaha
regresi sederhana
Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Partisipasi Anggota
Judul / Penulis 1. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepemimpinan Pengurus terhadap Partisipasi Anggota pada Koperasi Simpan Pinjam Rabi Jonggor Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pesaman Barat (Susanti, 2012)
1.
2. 3.
4.
2. Pengaruh Pendidikan Perkoprasian dan Kualitas Pelayanan terhadap Partisipasi Anggota KUD Karya Mina Kota Tegal tahun 2014 (Melasih dkk, 2015)
1.
2. 3.
4.
3. Pengaruh Kualitas Pelayanan Koperasi dan Kemampuan Manajerial Pengurus terhadap Partisipasi
1.
2.
Persamaan Variabel bebas (X1) yaitu Kualitas Pelayanan Variabel terikat yaitu Partisipasi Anggota Adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas pelayanan terhadap partisipasi anggota pada Koperasi Simpan Pinjam Rabi Jonggor Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner/angket Variabel bebas (X2) yaitu Kualitas Pelayanan Variabel terikat yaitu Partisipasi Anggota Adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas pelayanan terhadap partisipasi anggota KUD Karya Mina Kota Tegal tahun 2014 Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner/angket Variabel bebas (X1) yaitu Kualitas Pelayanan Variabel terikat yaitu Partisipasi Anggota
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
Perbedaan Teknik pengambilan sampel menggunakan Aksidental Sampling. Menggunakan analisis regresi linier berganda Variabel bebas (X2) yaitu Kepemimpinan Pengurus
Teknik pengambilan sampel menggunakan Are Probability Random Sampling. Menggunakan analisis regresi linier berganda Variabel bebas (X1) yaitu Pendidikan perkoprasian
Menggunakan analisis regresi berganda Variabel bebas (X2) yaitu kemampuan
Anggota Koperasi Simpan Pinjam (Survey pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) seKabupaten Cianjur) (Rini, 2014)
3. Adanya pengaruh positif dan signifikan antara kualitas pelayanan terhadap partisipasi anggota Koperasi Simpan Pinjam (Survey pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) se-Kabupaten Cianjur) 4. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner/angket 4. Pelayanan dan 1. Variabel bebas (X1) Manfaat Koperasi yaitu Pelayanan serta Pengaruhnya 2. Variabel terikat yaitu terhadap Partisipasi partisipasi anggota Anggota (Suatu 3. Adanya pengaruh Kasus pada Koperasi positif antara Produsen Tahu pelayanan dan Tempe Kabupaten manfaat koperasi Tasikmalaya) terhadap partisipasi (Mahri, 2006) anggota (Suatu Kasus pada Koperasi Produsen Tahu Tempe Kabupaten Tasikmalaya) 4. Metode pengumpulan data menggunakan angket/kuisioner 5. Pengaruh 1. Variabel bebas (X2) Pendidikan yaitu Pelayanan Perkoperasian dan Koperasi Pelayanan Koperasi 2. Variabel terikat yaitu terhadap Partisipasi partisipasi anggota Anggota KOPARI 3. Metode pengumpulan Catra Gemilang data menggunakan Kecamatan kuisioner Borobudur 4. Adanya pengaruh Kabupaten positif dan signifikan Magelang (Nugroho, antara pendidikan 2012) perkoperasian dan pelayanan koperasi terhadap Partisipasi Anggota KOPARI
manajerial pengurus
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi berganda Metode pengumpulan sampel menggunakan Statified Proporsional Sampel Random Sampling Variabel bebas (X2) yaitu Manfaat Koperasi
Variabel bebas (X1) yaitu pendidikan perkoperasian Menggunakan metode analisis regresi linier berganda Teknik pengambilan sampel menggunakan insidental sampling
Catra Gemilang Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang
2.1.9
Hubungan Partisipasi Anggota dengan Sisa Hasil Usaha
Judul / Penulis 1. Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Bagian Selisih Hasil Usaha Anggota KPRI Tegap Pituruh (Iswahyudi, 2014)
1. 2. 3.
4.
2. Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Perkembangan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Credit Union Sumber Rejeki Cabang Buntok Tahun Buku 2006/2010 (Mardalena, 2011)
1.
3. Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Samudera Sejahtera Samarinda tahun Buku 1999-2003 (Hasnawati, 2014)
1.
4. Pengaruh Partisipasi Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha di
1.
2. 3.
4.
2. 3.
2.
Persamaan Perbedaan Variabel bebas yaitu 1. Menggunakan analisis Partisipasi Anggota regresi linier Variabel terikat yaitu sederhana SHU 2. Lokasi penelitian Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner/angket Adanya pengaruh positif dan signifikan partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha Variabel bebas yaitu 1. Menggunakan alat Partisipasi Anggota analisis statistik Variabel bebas yaitu regresi dan koefisien Partisipasi Anggota korelasi Product Metode pengumpulan Moment data menggunakan kuisioner/angket Adanya pengaruh signifikan antara partisipasi anggota terhadap perkembangan sisa hasil usaha Variabel bebas yaitu 1. Metode pengumpulan Partisipasi Anggota data menggunakan Variabel bebas yaitu teknik dokumentasi Partisipasi Anggota 2. Menggunakan alat Adanya pengaruh analisi statistik regresi signifikan antara dan koefisien korelasi partisipasi anggota Product Moment terhadap sisa hasil usaha Variabel bebas yaitu 1. Pengambilan sampel Partisipasi Anggota menggunakan simple Variabel bebas yaitu random sampling
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “TUMBAL” Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis ( Ismail, 2007)
Partisipasi Anggota 2. Mengunakan analisis 3. Adanya pengaruh regresi sederhana positif antara partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha 4. Pengumpulan data menggunakan angket 5. Analisi Faktor1. Variabel bebas yaitu 1. Metode pengujian faktor yang Partisipasi Anggota statistik anatar lain uji mempengaruhi Sisa 2. Variabel bebas yaitu f, uji t dan R2 Hasil Usaha (SHU) Partisipasi Anggota 2. Metode penentuan pada KPRI di 3. Metode pengujian sampel menggunakan Kabupaten Wonogiri statistik menggunakan sampel random tahun 2009 (Widarti, uji multikolinearitas sampling 2010) dan heteroskedastisitas 4. Adanya pengaruh positif dan signifikan antara partisipasi anggota terhadap sisa hasil usaha
2.2
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan yang
akan diuji
kebenarannya.Berdasarkan pada
rumusan permasalahan,tujuan
penelitian, teori-teori yang mendukung serta hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diduga Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Badung. 2. Diduga Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Partisipasi Anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Badung.
3. Diduga Partisipasi Anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Badung. 4. Diduga Kualitas Pelayanan berpengaruh tidak langsung terhadap Sisa Hasil Usaha melalui Partisipasi Anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Badung.