BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris Cooperation, yang berasal dari kata Co
yang berarti bersama-sama dan Operation artinya adalah bekerjasama. Pengertian koperasi secara yuridis dapat dilihat pada undang-undang koperasi No. 25 tahun 1992 pasal 1 yaitu koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya dan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Menurut Hendrajogi (2000:46) koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aprisiasi ekonomi sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis.
2.1.2
Asas Koperasi Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian pasal 2, Koperasi berdasarkan atas Asas Kekeluargaan. Bagi Koperasi asas gotongroyong berarti terdapatnya keinsyafan dan kesadaran semangat bekerja sama dan tanggung jawab bersama terhadap akibat dari kerja tanpa memikirkan kepentingan sendiri, akan tetapi selalu untuk kesejahteraan bersama. Masalah solidaritas adalah merupakan unsur penting, karena koperasi tidak dapat berkembang 10
secara sendiri. Satu sama lain harus saling membantu dan mengenal terhadap kemajuan yang diperoleh. Asas gotongroyong dan asas kekeluargaan dalam koperasi hendaknya merupakan pikiran dinamis yang dapat menggambarkan suatu kerja sama dalam pelaksanaan keadilan dan cinta kasih.
2.1.3
Fungsi dan Tujuan Koperasi Adapun fungsi koperasi menurut Undang-undang Perkoperasian No. 25
Tahun 1992 adalah sebagai berikut : 1)
membangun dan mengembangkan potesi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
2)
berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat ;
3)
memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perkonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya ;
4)
berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perkonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
11
2.1.4
Prinsip-prinsip Koperasi Menurut Undang-undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 pasal 5 :
1)
Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut: (1)
keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka;
(2)
pengelolaan dilaksanakan secara demokratis;
(3)
pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
2)
(4)
pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
(5)
kemandirian.
Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut:
2.1.5
(1)
pendidikan perkoperasian;
(2)
kerja sama antar Koperasi.
Jenis-jenis Koperasi Menurut Hendar dan Kusnadi (2002:191) jenis-jenis koperasi adalah sebagai
berikut: 1)
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bahwa koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Keanggotaan koperasi simpan pinjam pada prinsipnya bebas bagi semua orang yang memenuhi untuk menjadi anggota koperasi dan orang-
12
orang dimaksud mempunyai kegiatan usaha atau mempunyai kepentingan ekonomi yang sama. 2)
Koperasi Konsumsi Yaitu kegiatan koperasi yang menyalurkan barang-barang konsumsi kepada para anggotanya dengan harga layak, berusaha membuat sendiri barang-barang konsumsi untuk keperluan anggota dan juga melayani umum.
3)
Koperasi Produsen Yaitu kegiatan koperasi yang mengasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh anggota dan masyarakat disekitar.
4)
Koperasi Pemasaran Koperasi yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai kegiatan dibidang pemasaran barang-barang dagangan.
5)
Koperasi Jasa Yaitu kegiatan koperasi yang memberikan pelayanan jasa kepada anggotanya.
2.1.6
Struktur Organisasi Koperasi Setiap organisasi dapat menjalankan fungsinya dengan lancar sebagaimana
mestinya, oleh karena itu harus mempunyai struktur organisasi yang baik dan jelas, dengan mengetahui tugas dan kewajiban setiap organisasi masing-masing, maka tidak akan terjadi kesimpangsiuran atau kesalahpahaman dalam melakukan tugas pekerjaan. Adapun struktur organisasi koperasi yang umum dapat dilihat pada Gambar 2.1.
13
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Koperasi RAT Badan Pemeriksa Pengurus
Manajer/ Pengelola
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Sumber : Atmanadi, I Ketut Lilir dan Ida Bagus Sudiksa. 2005. Buku Ajar Koperasi. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 21, Perangkat Organisasi Koperasi terdiri dari : Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas. 1)
Rapat Anggota. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian Pasal 22, bahwa Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi. Rapat Anggota diadakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun.
14
2)
Pengurus. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian Pasal 29 dan Pasal 30, Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota. Pengurus bertugas : (1)
Mengelola Koperasi dan usahanya.
(2)
Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan anggaran pendapatan dan belanja Koperasi.
(3)
Menyelenggarakan Rapat Anggota.
(4)
Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
(5)
Memelihara daftar buku anggota dan Pengurus.
3)
Pengawas. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian Pasal 38 dan Pasal 39, Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota. Pengawas bertanggungjawab kepada Rapat Anggota. Pengawas bertugas sebagai berikut : (1)
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi.
(2)
Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
15
2.1.7
Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2002:2) laporan keuangan adalah hasil proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. M. Said (2002:1) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan interpretasi kinerja keuangan suatu perusahaan selama periode tertentu, sehingga fungsi laporan keuangan sangat memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan baik ditingkat manajemen, maupun ditingkat investor yang tidak terlibat secara langsung dalam operasional perusahaan. Menurut Harahap (2004:105), Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Menurut standar akuntansi keuangan dinyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
16
2.1.8
Tujuan Laporan Keuangan Dalam Standar Akuntansi Keuangan dikemukakan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah sebagai berikut : tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Harahap (2002:132) secara garis besar, tujuan laporan keuangan adalah: 1)
Untuk membentuk informasi yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2)
Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka mengelola laba.
3)
Untuk memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan para pemakai laporan keuangan didalam memperkirakan potensi perusahaan dalam menaksir laba.
4)
Untuk memberikan informasi yang penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan.
5)
Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.
2.1.9
Jenis Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Rifka (2002:16), Dua jenis laporan keuangan (utama)
yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi. 17
1)
Neraca Menurut James dan John (2005:193), neraca adalah ringkasan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva sama dengan total kewajiban ditambah dengan ekuitas pemilik. Menurut Husnan dan Enny (2006:59), neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu. Kekayaan disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban dan modal sendiri pada sisi pasiva. Pada neraca, kekayaan sama dengan jumlah kewajiban dan modal sendiri. Menurut Tandelilin (2001:233), Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi financial perusahaan, yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Menurut Prastowo dan Juliaty (2002:17), neraca mempunyai tiga unsur laporan keuangan, yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur ini
dapat
disubklasifikasi sebagai berikut: (1)
Aktiva merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan yang dapat disubklasifikasi menjadi aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain.
(2)
Kewajiban merupakan utang perusahaan yang dapat disubklasifikasi menjadi kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, kewajiban lain-lain.
(3)
Modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. Unsur ekuitas ini dapat
18
disubklasifikasi menjadi ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik dan ekuitas yang berasal dari hasil operasi. 2)
Laporan Laba Rugi Menurut Syamsudin (2001:59), laporan laba rugi adalah suatu pendekatan yang
bisa dilakukan untuk menilai keuntungan dalam hubungannya dengan volume penjualan. Sedangkan menurut Husnan, dkk (2002:37) laporan laba rugi menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya dan laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan menurut Eduardus Tandelilin (2001 : 233), Laporan laba rugi (Income Statement) adalah ringkasan profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun. Laporan laba rugi ini menunjukkan penghasilan (revenues) yang dikeluarkan dalam satu periode, biaya (expenses) yang dikeluarkan dalam satu periode, dan elemen-elemen lain pembentuk laba.
2.1.10 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Sucipto (2003:1), kinerja keuangan adalah penentuan ukuranukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan.
19
Menurut Sukarno (2000:111), Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Kinerja keuangan merupakan kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan antara lain, rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:570), Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kinerja merupakan kemampuan kerja.
2.1.11 Analisis Laporan Keuangan Menurut Bambang Riyanto
(2001:327), analisis laporan keuangan
memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun. Menurut Martono (2002:62), analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu bank yang melibatkan neraca dan laba rugi. Menurut Prastowo dan Rifka (2002:55) secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu : 1)
Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut
20
metode horizontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang berbeda. Disebut metode dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode). 2)
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu yaitu dengan membandingkan pos yang satu dan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang sama Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terkandung dalam laporan
keuangan suatu instansi, maka perlu dilakukan analisis. Dengan melakukan analisis akan diketahui kontribusi dan sumbangan masing-masing komposisi perkiraan terhadap kualitas laporan keuangan. Menurut Wild, dkk (2007), beberapa teknik analisis yang digunakan yaitu: comparative financial statement analysis, commonsize financial statement analysis, ratios analysis, cash flow analysis. 1)
Comparative financial statement analysis Teknik analisis ini dilakukan dengan cara mereview neraca, laporan laba rugi
dan laporan arus kas dari periode satu ke periode berikutnya. Dengan membandingkan antar periode akan diketahui perubahan pada setiap rekening dan akan diketahui trend/kecendrungan yang terjadi apakah terjadi kecendrungan menurun atau meningkat. 2)
Common-size financial statement analysis. Melalui analisis ini akan diketahui kontribusi setiap rekening terhadap laporan
secara menyeluruh. Seperti contohnya dalam melakukan analisis atas neraca, maka 21
total asset adalah 100% atau total utang dan modal adalah 100%. Selanjutnya rekening-rekening yang satu kelompok dicari prosentase kontribusinya terhadap total aset atau pasiva. Berdasarkan analisis tersebut akan diketahui rekening mana yang memberikan kontribusi maksimum dan rekening mana yang memberikan kontribusi minimum. Dengan komposisi seperti ini diperlukan perencanaan dan pengendalian yang berbeda sesuai dengan kontribusinya terhadap total aset atau pasiva. 3)
Ratios analysis. Analisis rasio merupakan teknik dan cara yang paling populer dan paling
banyak digunakan dalam melakukan analisis atas laporan keuangan. Analisis rasio ini lebih banyak mengungkapan hasil berupa matematika, sedangkan interpretasinya lebih kompleks dan mempunyai banyak makna. Agar lebih bermakna maka rasiorasio tersebut harus mengacu kepada pentingnya hubungan secara ekonomi. 4)
Cash Flow analysis. Analisis aliran kas terutama digunakan untuk menilai sumber dan penggunaan
dana yang terjadi pada institusi selama periode tertentu. Analisis aliran kas memberikan suatu pandangan tentang bagaimana institusi memperoleh pendanaannya dan cara menggunakannya dalam bentuk sumberdaya.
2.1.12 Analisis Rasio Keuangan Menurut
Djarwanto
(2001:123),
Rasio
adalah
suatu
angka
yang
menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam Laporan Keuangan. Munawir (2001) menyatakan rasio menggambarkan suatu hubungan atau
22
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu koperasi. Analisis rasio keuangan terdiri dari beberapa rasio yakni : 1)
Rasio Likuiditas. Menurut Munawir (2002:31) likuiditas merupakan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Menurut James dan John (2005:205), rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemanpuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Adapun menurut Departemen Koperasi, likuiditas adalah keadaan keuangan pada suatu saat untuk dapat membayar atau memenuhi utang jangka pendek. Koperasi yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti koperasi tersebut dalam keadaan “Likuid”, dan sebaliknya apabila koperasi tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti Koperasi tersebut dalam keadaan “Illikuid”. Adapun rasio likuiditas antara lain current ratio, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Adapun formulanya adalah sebagai berikut:
23
2)
Rasio Leverage (Solvabilitas) Menurut Jopie Jusuf (2008), rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan
sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang (dana pihak luar). Menurut Husnan dan Enny (2006:70), rasio leverage mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang. Beberapa analis menggunakan istilah solvabilitas, yang berarti mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Beberapa rasio yang dipergunakan diantaranya adalah: (1)
Debt to Total Assets Ratio, membandingkan total pinjaman dengan total aktiva untuk mengetahui seberapa jauh aktiva dibiayai oleh modal luar.
(2)
Debt to Total Equity Ratio, membandingkan total pinjaman dengan modal untuk mengetahui seberapa modal sendiri dibiayai oleh utang.
3)
Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) Menurut Bambang Riyanto (2001:35) rentabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut atau rentabilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas menurut Munawir (2001:13) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode tertentu. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan semakin besar kemampuan
24
perusahaan menggunakan sumber dananya yang berasal dari internal perusahaan berupa keuntungan dari operasi perusahaan. Menurut James dan John (2005:222), rasio profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Ada beberapa cara mengukur profitabilitas antara lain dengan (1)
Net profit margin, mengukur laba bersih yang dicapai dibandingkan dengan penjualan.
(2)
Return on Assets, mengukur kemampuan menghasilkan laba dari total aktiva yang digunakan.
(3)
Return on Equity, mengukur return atas modal sendiri.
4)
Rasio Aktivitas Usaha Menurut Raharjaputra (2009:94), rasio aktivitas usaha adalah rasio yang
mengukur seberapa besar hasil guna yang dicapai perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan yang dimiliki. Rasio aktivitas usaha, yaitu rasio untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
25
Adapun rasio aktivitas usaha antara lain Total Assets Turnover, yaitu mengukur efisiensi penggunaan dana pada total aktiva dalam rangka mencapai penjualan.
SHU setelah pajak merupakan SHU setelah dikurangi pajak penghasilan. Pajak penghasilan termasuk dalam jenis pajak langsung. Pajak
menurut Ilyas
(2008:5) adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh Penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi brang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Menurut Manurung dan Rahardja (2006:397), Ada beberapa pengklasifikasian pajak yang umumnya digunakan, yaitu pajak objektif dan pajak subjektif serta pajak langsung dan pajak tidak langsung. 1)
Pajak Objektif adalah pajak yang dikenakan berdasarkan aktivitas ekonomi para wajib pajak. Misalnya, pajak pertambahan nilai dikenakan kepada mereka yang membeli barang dan jasa kena pajak.
2)
Pajak Subjektif adalah pajak yang dipungut dengan melihat kemampuan wajib pajak. Biasanya bila kemampuan wajib pajak makin besar, beban pajaknya makin besar. Salah satu indikator yang digunakan adalah pendapatan. Bila pendapatan seseorang masih di bawah pendapatan tidak kena pajak (PTKP), orang tersebut tidak perlu membayar pajak pendapatan atau pajak penghasilan.
26
3)
Pajak Langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Jadi pembayar pajak langsung adalah pembayar terakhir. Contoh pajak langsung adalah pajak penghasilan serta pajak bumi dan bangunan.
4)
Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser kepada wajib pajak yang lain. Contoh dari pajak tidak langsung adalah pajak penjualan, yang dikenal dengan PPn. Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:20), pendapatan adalah penghasilan
yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan berbeda, seperti pendapatan barang dagang, pendapatan jasa, pendapatan bunga, dan pendapatan sewa. Menurut Dayat, dkk (2003:5) Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut.
2.1.13 Analisis Indeks Menurut James dan John (2005:229), analisis indeks adalah teknik analisis yang menyatakan semua angka neraca dan laporan laba rugi yang menjadi tahun dasar sama dengan 100,0 (persen), dan laporan keuangan berikutnya dinyatakan
27
dalam persentase dari nilainya untuk tahun yang dianalisis. Menurut Prastowo dan Rifka (2002:62) analisis indeks adalah teknik analisis yang menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ke tahun). Pada teknik analisis ini, data laporan keuangan untuk beberapa periode dinyatakan dalam satuan persentase atas dasar tahun dasar. Menurut Husnan dan Enny (2006:67), analisis indeks adalah teknik analisis yang merubah semua angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Penilaian tahun dasar bisa tahun yang paling awal atau tahun yang dianggap normal. Tujuan analisis ini dilakukan adalah untuk mengetahui kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan naik, turun maupun tetap.
2.2
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
1)
Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianingtyas (2006) yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Pada KPRI Bina Karya Kudus Tahun 2000 – 2004”. Dalam penelitian oleh Oktavianingtyas alat analisisnya adalah rasio likuiditas (Current Ratio), rasio solvabilitas (Assets to Debt Ratio), dan rasio rentabilitas yakni rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri. Lokasi penelitiannya adalah KPRI Bina Karya Kudus. Periode penelitiannya adalah tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Persamaan penelitian ini dengan penelitian oleh Oktavianingtyas yaitu penggunaan analisis rasio keuangan dan tujuan penelitian yakni untuk menganalisis kinerja keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh Oktavianingtyas yaitu penelitian ini selain menggunakan 28
analisis rasio juga menggunakan analisis indeks. Lokasi penelitian ini adalah Koperasi Karyawan Karya Makmur di Kantor PLN wilayah xi sektor pesanggaran kabupaten Badung. Periode penelitian ini adalah tahun 2005-2009. 2)
Penelitian yang dilakukan oleh Sukria Dewi (2007) yang berjudul ”Analisis Kondisi Keuangan Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Denpasar”. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Lokasi penelitiannya adalah koperasi simpan pinjam di Denpasar. Persamaan penelitian oleh Sukria Dewi adalah pada tujuan penelitian yaitu menganalisis kinerja keuangan dan penggunaan alat analisis yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh Sukria Dewi adalah penelitian ini selain menggunakan analisis rasio juga menggunakan analisis indeks. Lokasi penelitian ini adalah Koperasi Karyawan Karya Makmur di Kantor PLN wilayah xi sektor pesanggaran kabupaten Badung. Periode penelitian ini adalah tahun 2005-2009.
3)
Penelitian yang dilakukan oleh Puspita Dewi (2008) yang berjudul ”Analisis Kinerja Keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kecamatan Tegalalang Gianyar Periode 2004-2006”. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Puspita Dewi alat analisis yang digunakan adalah capital adequecy ratio (CAR) untuk untuk penilaian permodalan, return on assets (ROA) dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) untuk penilaian rentabilitas, serta liquid assets to current liabilities ratio (LACLR) dan loan to deposite ratio 29
(LDR) untuk penilaian likuiditasnya. Lokasi penelitiannya adalah lembaga perkreditan desa (LPD). Periode penelitiannya adalah tahun 2004-2006. Persamaan penelitian ini dengan penelitian oleh Puspita Dewi adalah pada tujuan penelitian yakni untuk menganalisis kinerja keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh Puspita Dewi adalah alat analisis yang digunakan yaitu analisis rasio keuangan dan analisis indeks. Lokasi penelitian ini adalah Koperasi Karyawan Karya Makmur di Kantor PLN wilayah xi sektor pesanggaran kabupaten Badung. Periode penelitian ini adalah tahun 2005-2009. 4)
Penelitian yang dilakukan oleh Kusumadiyanto (2006) yang berjudul ”Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Kelompok Industri Rokok”. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat; rasio solvabilitas yakni debt to total assets; rasio profitabilitas yang terdiri dari net profit margin, return on investment dan return on equity; rasio pasar yang terdiri dari price earning ratio dan market to book value; dan rasio pertumbuhan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian oleh Kusumadiyanto yaitu penggunaan analisis rasio keuangan dan tujuan penelitian yakni untuk menganalisis kinerja keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh Kusumadiyanto yaitu penelitian ini selain menggunakan analisis rasio juga menggunakan analisis indeks. Lokasi penelitian ini adalah Koperasi Karyawan Karya Makmur di Kantor PLN wilayah xi sektor pesanggaran kabupaten Badung. Periode penelitian ini adalah tahun 2005-2009. 30
5)
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2005) yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kudus”. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio dan acid test ratio; rasio rentabilitas yang terdiri dari rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri; rasio total assets turnover dan working capital turnover. Lokasi penelitiannya adalah Perusahaan Air Minum Kabupaten Kudus. Periode penelitiannya adalah dari tahun 2001 dan 2004. Persamaan penelitian ini dengan penelitian oleh Dwi yaitu penggunaan analisis rasio keuangan dan tujuan penelitian yakni untuk menganalisis kinerja keuangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh Dwi yaitu penelitian ini selain menggunakan analisis rasio juga menggunakan analisis indeks. Lokasi penelitian ini adalah Koperasi Karyawan Karya Makmur di Kantor PLN wilayah xi sektor pesanggaran kabupaten Badung. Periode penelitian ini adalah tahun 2005-2009.
6)
Jurnal oleh Budiartha dengan judul ” Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun Anggaran 2007.” Dalam penelitian oleh Budiartha alat analisis yang digunakan adalah common-size financial statement analysis, ratios analysis, cash flow analysis, dan valuation. Lokasi penelitiannya adalah pemerintah pusat. Periode penelitiannya adalah tahun 2007. Persamaan penelitian ini dengan penelitian oleh Budiartha yaitu penggunaan analisis rasio keuangan dan tujuan penelitian yakni untuk menganalisis kinerja keuangan. Perbedaannya, penelitian menggunakan analisis dan analisis indeks sedangkan 31
pada penelitian Budiartha menggunakan common-size financial statement analysis, ratios analysis, cash flow analysis, dan valuation. Lokasi penelitian ini adalah Koperasi Karyawan Karya Makmur di Kantor PLN wilayah xi sektor pesanggaran kabupaten Badung. Periode penelitian ini adalah tahun 2005-2009.
32