BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995:3), pengertian akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif. American Acounting Association (AAA), memberikan pengertian akuntasi sebagai proses mengindentifikasi (to identify), mengukur (to measure), dan melaporkan informasi (to report) ekonomi guna terjadinya penilaian dan keputusan yang jelas (clear decision) dan tegas bagi yang memanfaatkan informasi tersebut. Sehingga akuntasi harusnya dilakukan sebagai salah satu langkah persiapan dalam mengambil keputusan khususnya yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak serta menyangkut keuangan. Menurut Kieso (2002:2), akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: (1) pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang, (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini telah dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun.
5
2.1.2 Pengertian Aktiva Tetap Pengertian Aktiva Tetap Menurut Haryono Yusuf (2001:153) dalam bukunya “Dasar-dasar Akuntansi Keuangan”, bahwa “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”. Pengertian Aktiva Tetap Menurut Mulyadi (2001:591) dalam bukunya sistem akuntansi, bahwa : “Aktiva tetap adalah kekayaan yang di miliki perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat yang ekonomis lebih dari satu tahun, dan di peroleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk di jual kembali, karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap di sebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets)”. Menurut Zaki Baridwan (2004:271) dalam bukunya yang berjudul “Intemediate Accounting”, bahwa yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam rangka waktu yang relatif cukup lama. Untuk tujuan akuntansi. Jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan “lebih dari satu periode akuntansi”. Pengertian Aktiva Tetap Menurut PSAK 16 (2004 : 16.1) menyatakan bahwa ; “Aktiva tetap adalah aktiva tetap yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
6
2.1.3 Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aktiva lainnya. Kriteria aktiva tetap terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan penggelompokkan lebih lanjut atas aktiva-aktiva tersebut. Pengelompokkan itu tergantung pada kebijaksanaan akuntansi perusahaan masing-masing karena umumnya semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula kelompoknya. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, tergantung pada sifat dan bidang usaha yang diterjuni perusahaan tersebut. Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama dari aktiva perusahaan, karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Nilai yang relatif besar serta jenis dan bentuk yang beragam dari aktiva tetap menyebabkan peusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya. Penggolongan aktiva tetap menurut Zaki Baridwan (2004:272) pada bukunya yang berjudul “Intermediate Accounting” bahwa dari macam-macam aktiva tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan sebagai berikut : 1) Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan. 2) Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
7
3) Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.
2.1.4 Perolehan Aktiva Tetap Menurut Zaki Baridwan (2004:278) dalam buku yang berjudul “Intermediate Accounting” yang menyatakan bahwa aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara yang akan mempengaruhi harga perolehan,antara lain : 1) Pembelian Tunai Aktiva yang diperoleh dengan cara pembelian tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan, yaitu terdiri dari harga belinya termasuk bea import dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masukan, atau biaya pembangunan ditambah biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya angkut, biaya pemasangan, biaya balik nama, biaya simpan dan bongkar muat, juga biaya professional seperti arsitek. 2) Pembelian Secara Gabungan Jika dalam pembelian yang diperoleh lebih dari satu macam aktiva maka harga perolehan dialokasikan pada masing-masing aktiva, menurut PSAK No.16 : “Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan”.
8
3) Ditukar dengan aktiva tetap yang lain Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar - menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, di mana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru baik seluruhnya atau sebagian dan kekurangannya dibayar tunai. Dalam keadaan seperti ini, PSAK No. 16 menyatakan bahwa harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dinilai sebesar nilai wajar aktiva tetap yang dilepas atau yang diperoleh, mana yang lebih handal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva tetap yang dilepaskan setelah disesuaikan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer. 4) Aktiva yang dibuat sendiri Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang dapat dibebankan langsung seperti bahan, upah langsung dan Factory Overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok aktiva yang dibuat. Tetapi biaya Factory Overhead tidak langsung menimbulkan pertanyaan, berapa besar yang harus dialokasikan kepada aktiva yang dikerjakan itu. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk membebankan biaya Factory Overhad yaitu : (a). Kenaikan biaya Factory Overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat dan (b). biaya Factory Overhead dialokasikan dengan tarif kepada pembuatan aktiva dan produksi.
2.1.5 Penyusutan Aktiva Tetap Menurud Zaki Baridwan (2004:305) dalam bukunya yang berjudul “Intermediate Accounting” yang menyatakan bahwa depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi
9
jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang disusutkan adalah aktiva yang : a) Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari 1 periode akuntansi; b) Memiliki masa manfaat yang terbatas; c) Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi. Comittee on terminology dari AICPA (1953) memberikan definisi sebagai berikut : “Akuntansi depresiasi adalah suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau nilai dasar lain dari aktiva tetap berwujud, dikurangi nilai sisa (jika ada), selama umur kegunaan unit itu yang ditaksir (mungkin berupa suatu kumpulan aktiva–aktiva) dalam suatu cara yang sistematis dan rasional. Ini merupakan proses alokasi, bukan penilaian. Beban depresiasi untuk suatu tahun adalah sebagian dari jumlah total beban itu yang dengan sistem tersebut dialokasikan ke tahun yang bersangkutan. Meskipun di dalam alokasi itu diperhitungkan hal – hal yang terjadi selama tahun itu, tidaklah dimaksudkan sebagai suatu alat pengukur terhadap akibat dari kejadian – kejadian itu”. Metode Penyusutan Aktiva tetap meliputi 1) Metode garis lurus (straight line method) Metode garis lurus atau straight adalah metode penyusutan dimana besarnya penyusutan selalu sama dari tiap periode akuntansi selama umur ekonomis dari asset tetap yang bersangkutan.
10
Metode garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aset ditarik dari penggunaannya dalam operasional perusahaan. Untuk menghitung besarnya tarip penyusutan dengan metode garis lurus dihitung dengan rumus berikut : Depresiasi =
Harga Perolehan - Nilai Sisa .....................................(1) Umur Ekonomis
2) Metode jam jasa (service hours method) Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin – mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) dibanding dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Adapun rumus untuk metode ini ialah : Depresiasi per jam =
Harga Perolehan – Nilai Sisa.............................(2) Taksiran jam jasa
Karena Beban depresiasi dasarnya adalah jumlah jam yang digunakan, maka metode ini paling tepat jika digunakan untuk kendaraan. Dengan anggapan bahwa kendaraan itu lebih banyak aus karena dipakai dibandingkan dengan tua karean waktu.
3) Metode hasil produksi (productive output method) Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah untit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil 11
produksi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan. Adpaun rumus dari metode ini ialah : Harga Perolehan – Nilai Sisa.......................... (3) Takiran Hasil Produksi (unit)
Depresiasi/unit =
4) Metode beban berkurang (reducing charge methods) Dalam metode ini beban depresiasi tahun – tahun pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun – tahun berkutnya. Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua. Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun, yaitu : a) Metode jumlah angka tahun (sum of year`s digits method) Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut : Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan; Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah angka bobot (weight). B
Jumlah angka tahun = A x Nilai Sisa ........................................................... (4) Ketrangan :
B = Pembilang A = Penyebut
12
Jika aktiva itu umur ekonomisnya panjang, maka penyebut (jumlah angka tahun) bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut : Jumlah angka tahun =
(𝑛+1) 2
................................................ (5)
b) Metode saldo menurun (declining balance method) Dlam cara ini eban depresiasi periodic dihitung dengan cara mengalikan tarif yang tetap dengan nilai buku aktiva. Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Tarif = 1 –
Umur Ekonomis
Nilai Sisa
√Harga Perolehan ..........................................(6)
c) Metode declining balance method Dalam metode ini, beban depresiasi tiap tahunnya menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah persentase depresiasi dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan 2 dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun, maka beban depresiasi juga selalu menurun. d) Metode tarif menurun (declining rate on cost method) Di samping metode – metode yang telah diuraikan di muka, kadang – kadang dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang selalu menurun. Tarif (%) ini dikalikan dengan harga perolehan. Penurunan tarif (%) setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
13