8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
6
Metode
demonstrasi
adalah
cara
penyajian
pelajaran
dengan
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Kata lain dari metode demonstrasi adalah memberikan variasi dalam caracara guru mengajar dengan menunjukkan bahan yang diajarkan secara nyata baik dalam bentuk benda asli maupun tiruan sehingga siswa – siswi dapat mengamati dengan jelas dan pelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang dinginkan ( Sudirman,1991:133). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. (Syaiful Bahri Djamarah 2000). Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana 6
Google http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode‐demonstrasi‐dalam‐belajar.html.
9
berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Muhibbin Syah ( 2000) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang di sajikan. Sedangkan menurut Roehstyah NK ( 2001:81) mendefinisikan metode demostrasi adalah cara mengajar instruktur atau guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa. Metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi mengatasi kekurangan-kekurangan guru, metode demonstrasi mampu menyampaikan meteri secara jelas dan mudah di pahami siswa. Dengan demikian penggunan metode demonstrasi dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan. Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa akan meningkat.
10
Dari definisi- definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara – cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami materi.
1. Keunggulan Metode Demonstrasi Keunggulan atau kelebihan metode demonstrasi menurut Roehstiyah NK ( 1990) adalah sebagai berikut: a. Perhatian siswa lebih dapat dipusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan. b. Kesalahan – kesalahan yang terjadi apabila pelajaran diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya. c. Konsep yang diterima siswa lebih mendalam sehingga lebih lama dalam jiwanya. d. Memberikan motivasi yang kuat pada siswa agar lebih giat belajar karena siswa dilibatkan dengan pelajaran.
11
e. Siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta dapat memperoleh kecakapan Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung. 2. Kekurangan Metode Demonstrasi a.
Memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien. c.
Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya.
d. e.
Memerlukan tenaga yang tidak sedikit. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstransi menjadi tidak efektif.
3. Manfaat Metode Demonstrasi 7
Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah : 1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan . 2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
4. Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi 7
Google http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode‐demonstrasi‐dalam‐belajar.html
12
Pupuh Fathur Rochman ( 2007: 98) mengemukakan bahwa tujuan penerapan metode
demonstrasi
adalah
untuk
memperjelas
pengertian
konsep
dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu seperti: a. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur keterampilan – keterampilan fisik dan motorik. b. Mengembangkan
kemampuan
pengamatan
pendengaran
dan
penglihatan para siswa secara bersama – sama. c. Mengkonkritkan informasi yang disajikan kepada siswa. Dengan kata lain, metode demonstrasi dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar dan pemahaman pelajaran yang diajarkan oleh guru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar metode berjalan efektif di antaranya: a. Guru harus menyusun tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar. b. Mempertimbangkan dengan seksama apakah dengan teknik yang akan dipakai sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang telah dirumuskan. c. Mempertimbangkan
pula
jumlah
siswa
dalam
kelas,
apakah
memberikan kesempatan untuk berdemostrasi. d. Mengecek alat – alat demonstrasi tentang kondisi dan jumlahnya.
13
5. Langkah-Langkah Penerapan Metode Demonstrasi Langkah – langkah penerapan strategi pembelajaran dengan metode demontrasi dalam membaca teknis teks percakapan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia
dikelas V Sekolah Dasar adalah: 1.
Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperoleh untuk demonstrasi.
2.
Memberikan pengantar demontrasi untuk mempersiapkan siswa mengikuti demonstrasi yang berisikan pelajaran tentang prosedur dan instruksi keamanan
3.
Memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang disertai penjelasan tentang prosedur, ilustrasi ,dan pertanyaan.
4.
Untuk
menghindari
ketegangan,
ciptakanlah
suasana-suasana
harmonis.
B. Ruang Lingkup Membaca di MI
1. Hakikat Membaca 8
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7). Membaca pada 8 Google http://na2ng‐ismail.blogspot.com/2010/11/hakikat‐tujuan‐dan‐jenis‐membaca.html
14
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim 2007:2). Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi 2007:4). Secara linguistik, membaca merupakan proses pembacaan sandi (decoding process). Artinya dalam kegiatan membaca ada upaya untuk menghubungkan katakata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning). Dengan kata lain Anderson dalam Tarigan (1979:7) mengatakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan mengubah tulisan/ cetakan menjadi bunyi-bunyi yang bermakna. Senada dengan pernyataan di atas, beberapa penulis beranggapan bahwa ‘membaca’ adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik menjadi membaca lisan (oral reading) (Tarigan 1979:8). Dalam kegiatan membaca ternyata tidak cukup hanya dengan memahami apa yang tertuang dalam tulisan saja, sehingga membaca dapat juga dianggap sebagai suatu proses memahami sesuatu yang tersirat dalam yang tersurat (tulisan). Artinya memahami pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Hubungan antara makna yang ingin disampaikan penulis dan interpretasi pembaca sangat menentukan ketepatan pembaca. Makna akan berubah berdasarkan pengalaman yang dipakai untuk menginterpretasikan kata-kata atau kalimat yang dibaca (Anderson dalam Tarigan 1979:8).
15
Jadi, membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau informasi yang tertulis. Membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap makna katakata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas.
2.Tujuan Membaca Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari sumber tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan. Secara lebih khusus membaca sebagai suatu keterampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk dengan makna atau meaning (Broughton et al dalam Sue 2004:15). Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada tahap pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau keintensifan dalam membaca (Tarigan 1979:9). Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam membaca di bawah ini, Anderson dalam Tarigan (1979:9-10) mengemukakan beberapa tujuan membaca antara lain: 1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau
16
mengetahui penemuan-penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. 2. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca untuk mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan dengan membaca halaman demi halaman. 3. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequenceor
organization).
Membaca
tersebut
bertujuan
untuk
mengetahui bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita. 4. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference). Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan penulis. 5. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang tidak wajar mengenai sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10). 6. Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis membaca tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan membandingkan dan mengujinya kembali. 7. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk menemukan bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.
17
Dengan rumusan yang berbeda, Blanton, dkk. serta Irwin yang dikutip oleh Burns dkk. (1996) dalam Rahim (2007:11) menyebutkan tujuan membaca mencakup (1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan (9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
3. Jenis - jenis Membaca 9
Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu:
membaca bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknis, membaca emosional, dan membaca bebas. 1. Membaca bahasa Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Membaca bahasa mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca bahasa adalah kesesuian pikir dengan bahasa, perbendaharaan bahasa yang meliputi kosakata, struktur kalimat, dan ejaan. 2. Membaca cerdas atau membaca dalam hati 9
Google http://na2ng‐ismail.blogspot.com/2010/11/hakikat‐tujuan‐dan‐jenis‐membaca.html
18
Membaca cerdas adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran, perasaan, dan kehendak penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bial maksudnya untuk memahami dan memiliki isi bacaan, maka disebut membaca belajar. 3. Membaca teknik Membaca teknik adalah membaca dengan mengarahkan bacaan secara wajar. Wajar maksudnya sesuai ucapan, tekanan, dan intonasinya. Pikiran, perasaan, dan kemauan yang tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan baik. 4. Membaca emosional Membaca emosional adalah membaca sebagai sarana untuk memasuki perasaan, yaitu keindahan isi, dan keindahan bahasanya. 5. Membaca bebas Membaca bebas adalah membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya unsur paksaan dari luar. Unsur dari luar misalnya guru, orang tua, teman, atau pihak-pihak lain. Sesuai dengan pengertian jenis-jenis membaca yang telah diuraikan di atas, maka membaca puisi termasuk ke dalam membaca teknis karena membaca puisi harus
memperhatikan
ucapan,
tekanan,
dan
mengaktualisasikan pembacaan puisi dengan baik.
intonasinya,
sehingga
dapat
19
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Membaca Teknik
Dalam membaca teknik yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal maupun konsonan, nada/ lagu ucapan,penguasaan tanda- tanda baca, pengelompokan kata/ frase ke dalam satuan – satuan ide, kecepatan mata, dan ekspresi.
Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan membaca teknik adalah sebagai berikut :
a. Siswa diberi waktu + 5 menit untuk membaca bacaan yang disajikan dengan caranya sendiri. Tujuan kegiatan ini agar siswa mempunyai gambaran umum tentang bacaan yang akan dibaca, siswa juga dapat mempersiapkan cara mengucapkan kata – kata tertentu atau menentukan pemenggalan kalimat. b. Siswa diberi kesempatan menanyakan kata- kata yang dianggap baru atau sulit, yang belum diketahui maknanya supaya siswa terbantu dalam menghayati maksud bacaan. Ada dua kemungkinan jika siswa tidak mengerti arti/makna kata: 1.
Belum mengenal kata – kata yang dimaksud.
2.
Tidak mengenal konsep/ makna sebuah kata.
Jika siswa tidak mengenal/ tidak mengerti kata- kata yang dimaksud, guru menjelaskan dengan mengganti kata lain yang sama artinya. Tetapi jika disebabkan oleh kemungkinan yang kedua, guru diharapkan menunjukkan benda, gambar, atau memperagakan dengan perbuatan.
20
c. Melakukan tanya jawab dan guru menjelaskan struktur kalimat yang dianggap baru atau sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkan kalimat. d. Guru memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan lafal kata,pemenggalan, lagu kalimat dan ekspresi. Contoh ini dapat pula dilaksanakan dengan jalan menunjukan dua tiga orang siswa yang dianggap cakap dalam membaca. Guru hendaknya memberikan penjelasan tentang: 1. Perkataan mana yang penting dan harus dibaca dengan tekanan. 2. Berhenti dan bernapas pada tempatnya. 3. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. e. Mengadakan tanya jawab ringan tentang isi wacana, berurutan dari paragraf pertama sampai terakhir. Cara ini bermanfaat untuk menolong siswa dalam menghayati maksud wacana yang disajikan sebelum siswa mendapat giliran membaca. f. Setelah itu guru memberikan giliran membaca kepada siswa, sambil memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa. Untuk menghindari kebosanan setelah memberikan giliran kepada sekitar 5 atau 6 orang siswa, dilanjutkan dengan keterampilan bahasa yang lain, misalnya keterampilan berbicara atau keterampilan menulis dengan menuliskan kesimpulan bacaan tersebut. 5. Penilaian Membaca Teknik Dalam membaca teknik yang dinilai adalah: a. Ketepatan ucapan atau lafal.
21
b. Ketepatan nada, irama, lagu, dan intonasi kalimat. c. Kewajaran nada,irama, lagu, dan intonasi kalimat sebagai pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari – sehari. d. Kelancaran siswa dalam membaca.
C. Teks Percakapan 1. Pengertian Percakapan
Dialog atau percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara . Dalam setiap dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahasa yang dilaksanakan secara berbicara dan menyimak. Pertukaran pembicara menjadi penyimak atau dari penyimak menjadi pembicara berlangsung secara wajar, sistematis, dan otomatis. Dialog atau percakapan yang pesertanya dua orang dapat berwujud dalam berbagai nama, misalnya, bertelepon, bercakap-cakap, tanya-jawab, dan wawancara. Sedang percakapan yang pesertanya lebih dari dua orang dapat berwujud diskusi kelompok kecil. Diskusi panel, kolokium, simposium, dandebat. Dialog atau percakapan ini akan berjalan baik, lancar, dan mengasyikkan manakala partisipan saling memperhatikan. Sikap take and give, serta saling pengertian perlu di kembangkan. Pokok pembicaraan berkisar pada persoalan yang relevan dengan kepentingan bersama. Ucapan yang menyinggung perasaan serta
22
perilaku menonjolkan diri harus dihindari. Santun dialog perlu dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap dipelihara, dengan menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap merendahkan diri yang berlebih-lebihan, dan sikap merasa lebih dari yang lain. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dalam percakapan adalah : (1) Bagaimana seseorang menarik perhatian, (2) Bagaimana cara mulai dan memprakarsai suatu percakapan, (3)Bagaimana
cara
menginterupsi,
menyela,
memotong
pembicaraan,
mengoreksi, memperbaiki kesalahan, dan mencari kejelasan, serta (4) Bagaimana mengakhiri suatu percakapan. Analisis terhadap praktik dialog yang sesungguhnya akan meningkatkan kesadaran secara sungguhsungguh. Bahasa dalam dialog biasanya pendek-pendek, dan kurang terstruktur. Meskipun demikian, pembicaraan dapat dipahami sebab disertai mimic dan pantomimik yang mendukung. Ekspresi wajah, gerakan tangan, anggukan kepala, dan sejenisnya yang termasuk para linguistic amat penting dalam percakapan. Dalam pengajaran bahasa di sekolah, terutama di sekolah dasar dialog perlu diberikan agar mereka dapat bergaul di tengah masyarakat. Dalam buku pelajaran dikemukakan beberapa contoh percakapan agar dapat dipraktikkan secara berpasangan seperti
23
(1) Melakukan percakapan sederhana tentang pengalaman atau kegiatan seharihari; (2) Melakukan percakapan tentang peristiwa yang terjadi di lingkungannnya; (3) Membaca teks percakapan (dialog) tentang suatu kegiatan dan memerankan di depan kelas; (4)Melakukan percakapan berdasarkan gambar/benda-benda di sekitar, bacaan, atau cerita guru.
2. Membaca percakapan Membaca teks percakapan adalah membaca wacana dialog antara dua orang atau lebih. Membangun komunikasi melalui bahasa lisan (melalui telepon, misalnya) dan tulisan (di chat room). Percakapan ini bersifat interaktif yaitu komunikasi secara spontan antara dua atau lebih orang.
3. Prosedur Pembelajaran Membaca Teks Percakapan A. Kegiatan Awal 1. Guru mengkondisikan siswa, dan mengabsensi kehadiran siswa. 2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan cara bertanya jawab tentang teks percakapan. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
24
B. Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca teknis teks percakapan(lafal,intonasi,dan kelancaran). 2. Para siswa diberi waktu 10 menit untuk membaca teknik teks percakapan yang disajikan dengan caranya sendiri. Maksudnya agar siswa memiliki gambaran umum tentang bacaan yang akan dibaca. Dengan demikian siswa dapat
mempersiapkan
cara
mengucapkan
kata-kata
tertentu
atau
menentukan pemenggalan kalimat. 3. Siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atau sulit, yang belum diketahui maknanya. Hal ini akan membantu siswa menghayati maksud wacana/bacaan. 4. Guru mendemonstrasikan cara membaca teknis teks percakapan yang benar dengan cara membacanya per kalimat lalu diikuti siswa. Guru memberi tekanan pada kata atau kosakata yang dianggap baru bagi siswa, dan memberikan kesempatan bertanya bagi siswa. Guru langsung merespon pertanyaan siswa disaat demonstrasi berlangsung. 5. Guru sekali lagi membaca teknis teks percakapan, semua siswa mendengar dan menyimak. Guru memperhatikan siswanya, jika ada siswanya yang tidak memperhatikan langsung ditegur, dan melanjutkan membaca sampai selesai. 6. Guru meminta beberapa kelompok untuk memperagakan membaca teknis teks percakapan di depan kelas. Guru menganalisa kesalahan siswa yang
25
sering terjadi dan membetulkannya secara langsung sehingga kesalahan yang sama tidak akan terjadi pada kelompok-kelompok yang lain.
C. Kegiatan Akhir 1. Guru memberi evaluasi membaca teknis teks percakapan kepada semua siswa. 2. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa. 3. Guru memberi pemantapan materi kepada siswa.