BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN A.
Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar a.
Pengertian Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu aktifitas seseorang atau siswa mencoba memperoleh pengetahuan, baik dilakukan sendiri ataupun dengan melibatkan orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi belajar mempunyai arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mecapai kepandaian atau ilmu. Menurut Slameto (2003 : 23) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya oleh (Winkel,2004 :53) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant. Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1983:15) mengartikan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku yang baru
9
berkat pengalaman latihan. Dari berbagai penjelasan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana
seseorang
yang sedang
melakukan
kegiatan belajar,
merupakan seseorang yang sedang mencari konsep, berpikir, dan memberi
makna
tentang
hal-hal
yang
dipelajari
serta
mengaplikasikannya dalam kehidupannya. Jadi belajar tidak hanya sebuah usaha yang dilakukan untuk diri sendiri dan hanya berhenti pada diri sendiri. Belajar berlangsung sepanjang seseorang masih hidup di dunia ini, untuk melanjutkan kehidupannya. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai
pemahamannya,
bentuk sikap
seperti
berubah
pengetahuannya,
dan tingkah lakunya,
keterampilannya,
kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Oleh sebab itu belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah sebuah proses yang diarahkan pada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar, maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang (Nana Sudjana, 2008 :28)
10
b.
Hasil Belajar Menurut Oemar Hamalik (2001) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Sedangkan berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi melalui tiga kategori antara lain kognitif, afektif dan psikomotor. a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual anak, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu: Menerima, menjawab/reaksi, menilai, organisasi, dan karakteristik dengan suatu nilai/komplek nilai c. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi bendabenda dan koordinasi
(http//indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertiandandefinisi html) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertianpengertian,
sikap-sikap,
apresiasi
dan
keterampilan.
Merujuk
pemikiran Gagne (Agus Suprijono, 2011:5), hasil belajar berupa:
11
1) Informasi
verbal
yaitu
kapabilitas
mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2) Keterampilan
intelektual
yaitu
kemampuan
mempresentasikan konsep dan lambang. intelektual kemampuan
terdiri
dari
kemampuan
analitis-sintetis
Keterampilan
mengategorisasi,
fakta
konsep
dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif yang khas. 3) Strategi
kognitif
yaitu
kecakapan
menyalurkan
dan
mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 4) Keterampilan
motorik,
yaitu
kemampuan
melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
12
Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. 2. Metode Mengajar Sutomo (1993:155) mendefinisikan metode mengajar sebagai berikut : metode mengajar adalah alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasilah pencapaian tujuannya, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasilah tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Nana Sudjana (2008:76) metode mengajar ialah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Buchary (2010 : 46) membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam perilaku keterampilan mengajar. Yang dimaksud variasi
13
dalam hal ini adalah menggunakan berbagai metode atau gaya mengajar, misalnya variasi dalam menggunakan sumber bahan pelajaran, media pengajaran, variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan murid. Metode mengajar yang dapat digunakan oleh praktikan atau guru antara lain : a. Metode Ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif Kelemahan : 1) Membuat siswa pasif. 2) Mengandung unsur paksaan terhadap siswa. 3) Membendung daya kritis siswa. Kelebihan : 1) Guru mudah menguasai kelas. 2) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. 3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar. b. Metode Diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah. Bentuk diskusi kelas antara lain Whole Group dan diskusi kelompok. Kekurangan :
14
1) Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab 2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas 3) Dapat dikuasai orang-orang yang suka berbicara Kelebihan : 1) Suasana kelas akan hidup 2) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dalam berbagai jalan 3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain meskipun berbeda dengan pendapatnya c. Metode Tugas Belajar dan Resitasi Metode belajar dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok. Kelebihan : 1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif 2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam metode ini anak-anak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan
15
3) Membiasakan anak giat belajar dapat mengembangkan krektifitas siswa. Kelemahan : 1) Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga anak tidak tahu-menahu pekerjaan tersebut sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak-anak dalam kemampuan dan minat belajar. 2) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat akan mengganggu keseimbangan mental anak. 3) Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin hasil pekerjaan temannya. d. Metode Proyek Metode proyek adaalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya dan bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar. Kelebihan : 1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. 2) Anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu,
16
yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kekurangan : 1) Kurikulum yang berlaku di negara kita ini, baik vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini. 2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus guru, sedangkan para guru belum dipersiapkan untuk ini. e. Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen,
melakukan
eksperimen,
menemukan
fakta,
mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata. Kelebihan : 1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku 2) Anak
didik
dapat
mengembangkan
sikap
untuk
mengadakan studi eksplorasi atau menjelajahi tentang
17
ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan Kekurangan : 1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen. 2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. 3. Pengertian Sejarah Kata sejarah berasal dari bahasa Arab "syajara" artinya terjadi. Sedangkan kata Syajaratun artinya pohon kayu yang terus menerus tumbuh dari bumi ke udara yang mempunyai cabang, dahan dan daun, bunga serta buah. Menurut Muhammad Yamin di dalam kata sejarah tersirat makna pertumbuhan atau kejadian. Secara etimologis makna kata sejarah adalah tumbuh, hidup, berkembang dan bergerak terus-menerus dan akan berjalan terus sepanjang masa. Secara etimologis, perkataan sejarah setara dengan istilah yang terkandung dalam kata history (bahasa Inggris), Geschiecte (Jerman) dan Geschiedenis (Belanda). Menurut Norman E. Cantor dalam bukunya yang berjudul “Study History” (dalam Tri Widiarto 2000:5-7) diungkapkan 3 definisi sejarah yang cukup berpengaruh di kalangan sejarawan Amerika : a. Sejarah adalah studi tentang apa yang telah diperbuat, dikatakan dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau.
18
b. Sejarah adalah biografi yakni suatu karya imajinatif kreatif pengarang
yang
berusaha
untuk
menciptakan
atau
menghidupkan kehidupan dan pikiran orang-orang penting yang benar-benar pernah hidup pada waktu tertentu c. Sejarah adalah studi tentang manusia dalam aspek sosialnya baik dalam waktu lampau ataupun waktu sekarang Sejarah dapat disebut sebagai salah satu cabang ilmu sosial (ada juga yang menggolongkan sejarah ke dalam ilmu humanistis). Sejarah berkaitan dengan peristiwa masa lalu. Namun tidak semua hal tentang masa lalu dapat disebut sebagai sejarah. Cerita atau dongeng yang bersifat fiktif tentang masa lalu atau diragukan fakta pembuktiannya tidak tepat untuk dapat disebut sejarah sebagai pengajaran. Sejarah yang baik menceritakan tentang orang dan kejadian dalam semangat pengkajian sehingga mendorong pendengar atau pembacanya berfikir kritis tentang apa yang benar-benar terjadi, mengapa, dan apa artinya. Jadi sejarah sebagai ilmu sosial harus membangkitkan kajian kritis terhadap peristiwa masa lalu (Faqih, 2001 : 19). Sejarah merekam sejumlah aspek kejadian, baik aspek sosial, budaya, geografi, ekonomi maupun politik. Oleh karena itu sejarah sering dipandang sebagai fondasi atau komponen dari semua ilmu sosial. Sebagai akibatnya, maka konsep utama dalam sejarah adalah waktu dan kejadian (Skeel, 1995 : 32).
19
4. Model Pembelajaran Aktif Quiz Team a. Pengertian Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif adalah belajar yang meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitasaktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran (Silberman, Melvin. 2007: 1). Pembelajaran aktif (active learning) merupakan salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang mereka lakukan (Suyatno, 2009: 107). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, disini siswa dituntut untuk mengunakan otak dalam berfikir sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Active learning mulai digunakan dalam dunia pendidikan diawali oleh seorang filosofi Cina yang bernama Confucius yang menyatakan: “ Apa yang saya dengar, saya lupa” “Apa yang saya lihat, saya ingat”
20
“Apa yang saya lakukan saya paham” (Silbermen, Melvin 2007: 1) Pernyataan di atas menyatakan dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau teman, berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga mereka menguasai materi pembelajaran. Di dalam pembelajaran aktif siswa mendapatkan tantangantantangan yang mengharuskan kerja keras karena harus lebih aktif dan mandiri untuk mengungkapkan, menjelaskan, dan bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan. Pembelajaran aktif
yang dimaksud adalah langkah-
langkah atau rencana yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif
dalam
setiap
pembelajaran
dengan
menggunakan
otak/pikiran, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. b. Model Pembelajaran Aktif Quiz Team Dalvi (2006:53) menyatakan bahwa “Model Quiz Team dapat menghidupkan suasana dan mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab”.
21
Model Quiz Team ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Adapun Alternatif prosedur pembelajaran ”belajar aktif” untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas dapat dikembangkan ke dalam 8 tahap, sebagai berikut : 1. Orientasi: Guru mendeskripsikan ruang lingkup materi, mengemukakan
tujuan,
menyampaikan
prosedur
pembelajaran, dan menyampaikan alternatif bahan sumber belajar. 2. Pembentukan
kelompok:
Guru
mengidentifikasi
karakteristik siswa, menetapkan jumlah kelompok dan jumlah
anggotanya,
serta
menetapkan
menginformasikan keanggotaan kelompok.
22
dan
3. Penugasan: Guru menyampaikan kisi-kisi materi dan memberikan tugas (pertanyaan) sesuai dengan topik dan indikator
kompetensi
yang
harus
dikuasai
siswa;
menugaskan setiap kelompok siswa untuk mendiskusikan, mencari sumber guna menyelesaikan tugas (pertanyaan) yang diberikan sesuai dengan topik yang dibahas masingmasing kelompok dan menyusunnya dalam bentuk bahan presentasi. 4. Eksplorasi: Siswa bersama kelompoknya mencari bahan sumber, mendiskusikan dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, mendukung dan membantu teman yang mengalami kesulitan. 5. Presentasi materi dalam kelas: Guru mengundi kelompok yang
harus
dipresentasikan,
persentasi mengundi
atau satu
topik
yang
harus
orang
yang
harus
mewakili kelompok untuk presentasi, presentasi materi kelompok, menanyakan kepada seluruh siswa tentang kejelasan inti materi yang telah dipresentasikan, memberi kesempatan pada anggota lain dari kelompok penyaji untuk memperjelas penyajian materi. 6. Pengecekan Pemahaman dan Pendalaman Materi: Guru menunjuk 2-4 orang secara acak di luar kelompok penyaji untuk
mempresentasikan
23
ulang
materi
sesuai
pemahamannya dengan bergantian. Memonitor tingkat pemahaman siswa terhadap materi, memberi kesempatan setiap siswa untuk berpendapat atau bertanya kepada kelompok penyaji. 7. Refleksi dan Umpan Balik: Guru menjelaskan kembali beberapa pertanyaan yang belum terjawab dengan benar dan jelas oleh kelompok penyaji, memberikan rangkuman materi untuk mempertegas pemahaman siswa, memberi kesempatan setiap siswa untuk bertanya, menjawab dan menanggapi pertanyaan siswa. 8. Evaluasi Formatif: Guru memberikan beberapa pertanyaan singkat untuk dikerjakan setiap siswa dengan cepat secara tertulis. c. Sintaks dan Penerapan Model Pembelajaran Aktif Quiz Team Silberman
dalam
Dalvi
(2006:70)
mengungkapkan
prosedur pembelajaran dengan menggunakan model Quiz Team adalah sebagai berikut : 1. Guru memilih topik yang biasa disajikan dalam tiga segmen. 2. Siswa dibagi ke dalam tiga kelompok besar. 3. Guru menjelaskan skenario pembelajaran. 4. Guru menyajikan materi pelajaran.
24
5. Guru meminta tim A untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, sementara tim B, tim C, tim D dan tim E menggunakan waktu untuk memeriksa catatan mereka. 6. Tim A memberikan kuis kepada tim B. jika tim B tidak dapat menjawab pertanyaan, tim C segera menjawabnya. 7. Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C, dan mengulang proses tersebut. 8. Ketika kuisnya selesai, lanjutkan segmen kedua dari pelajaran dan mintalah tim B sebagai pemandu kuis. 9. Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengan segmen ketiga dari pelajaran dan tunjuklah tim C sebagai pemandu kuis. Akan tetapi, dari kelompok dilakukan sedikit modifikasi sebagai berikut : 1. Guru membuka pembelajaran. 2. Guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa. 3. Guru menyampaikan materi. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Materi yang
25
diberikan juga bertujuan memberikan umpan kepada siswa untuk menggali informasi yang lebih mendalam 4. Guru membagi siswa kedalam 3-5 kelompok. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar
melakukan
transisi
secara
efisien.
Kelompok yang terbentuk adalah Kelompok A, B, C, D, dan E. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja yang sesuai dengan materi
yang
didapat
kelompok
tersebut.
Mereka
mendiskusikan materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut 5. Pertandingan Akademis Guru meminta salah satu kelompok untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok lain memperhatikan. a. Meminta kelompok A untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok B. jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.
26
b. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C. Jika kelompok C tidak bisa menjawab, pertanyaan dilempar ke kelompok B. c. Walaupun jawaban yang diberikan kelompok lain benar ataupun salah, kelompok A tetap mengulas jawaban yang benar d. Menunjuk kelompok B untuk memberi pertanyaan. Prosedur sama seperti pada poin b, c dan d. e. Menunjuk kelompok C untuk memberi pertanyaan. Prosedur sama seperti pada poin b, c dan d 6. Akhiri pembelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru. 7. Memberikan Penghargaan. Setiap jawaban yang benar nantinya akan diberikan bingkisan, kemudian selanjutnya akan diakumulasi untuk mendapatkan kelompok yang memiliki nilai tertinggi. 8. Guru menutup pembelajaran.
27
d. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Aktif Quiz Team Dari pembahasan mengenai pembelajaarn aktif di atas dapat ditemukan banyak kelebihan dari konsep pembelajaran aktif itu sendiri, diantaranya sebagai berikut : 1. Berpusat pada peserta didik. 2. Penekanan
pada
menemukan
pengetahuan
bukan
menerima pengetahuan. 3. Sangat menyenangkan 4. Memberdayakan semua potensi dan indera peserta didik 5. Menggunakan metode yang bervariasi 6. Menggunakan banyak media 7. Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada Namun tidak sedikit pula ditemukan beberapa kelemahan dari pembelajaran aktif diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Peserta didik sulit mengorientasikan pemikirannya, ketika tidak didampingi oleh pendidik. 2. Pembahasan terkesan ke segala arah atau tidak terfokus. http://www.psb-psma.org/content/blog/3479-penerapan-metode-belajar-aktif-tipequiz-team-kepada-siswa.
28
B.
Penelitian Yang Relevan Dalam skripsi online Eva Nurhayati dengan judul "Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Jepara Tahun 2006 / 2007. Dari Hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang relatif sama dari kedua kelompok tidak ada perbedaan. Untuk minat belajar kedua kelompok mempunyai varian yang sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83,18) hasil belajarnya lebih dari 70 % telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan untuk kelompok kontrol belajar (79,66) telah mencapai ketuntasan belajar. Minat belajar siswa setelah pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Minat belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
C.
Kerangka Berpikir Pemilihan strategi pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran Quiz Team adalah : 1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga pada materi latar belakang masuknya Kerajaan Islam di Indonesia dan perkembangan Kerajaan Islam di berbagai pulau Jawa.
29
3. Dalam proses pembelajaran ini siswa secara efektif dan efisien memperoleh pengetahuan secara mendalam melalui keterlibatannya secara aktif dalam diskusi kelompok / tim
Kondisi awal
Guru pembelajaran secara
Aktivitas siswa dan
konvensional
prestasi belajar siswa rendah
Tindakan
Guru menerapkan model
Penggunaan model
Quiz Team
Quiz Team dengan presentasi dan tanya jawab
Dengan menggunakan metode Quiz Team Kondisi Akhir
hasil belajar sejarah bagi siswa SMA kelas XI IPS 1 tahun ajaran 2012-2013 meningkat
D.
Hipotesa Tindakan Berdasarkan rumusan masalah, kajian teori, dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : "penggunaan model Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Kristen Satya Wacana Salatiga tahun 2012-2013 dalam pembelajaran sejarah"
30