BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembahasan Tentang Minat 1.
Pengertian Minat Dalam kehidupan ini kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain, benda, situasi dan aktivitas-aktivitas yang terdapat di sekitar kita. Dalam berhubungan tersebut kita mungkin bersikap menerima, membiarkan atau menolaknya. Apabila kita menaruh minat, itu berarti kita menyambut atau bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau lingkungan tersebut. Dengan demikian, maka akan cenderung untuk memberi perhatian dan melakukan tindakan lebih lanjut. Apakah sebenarnya minat itu? Secara
sederhana
minat
dapat
diartikan
sebagai
suatu
kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa didalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk mendekati/ mengetahui/ memiliki/ menguasai/ berhubungan) dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari obyek.12
12
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, Ibid, h.
263.
17
18
Menurut Reber (1998), minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya. Seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Namun, terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatian yang lebih. Menurut Slameto minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.13 Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya
13
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), cet. Ke-3, h. 180.
19
serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.14 Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermootivasi) untuk mempelajarinya. Ada beberapa indikator minat yang dapat dilihat atau dikenal, diantaranya: a.
Keinginan Keinginan merupakan indikator minat yang datang dari dorongan nafsu dirinya. Apabila yang dituju itu sesuatu yang nyata/ kongrit. Sehingga, dari dorongan tersebut timbul keinginan dan minat untuk mengerjakan
14
Ibid., h. 180.
20
sesuatu. Seorang siswa yang memiliki keinginan terhadap suatu kegiatan, tentunya ia akan melakukannya atas keinginan dirinya sendiri. b.
Pengetahuan selain daripada perasaan senang dan perhatian. untuk mengetahui berminat tidaknya seorang siswa terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan seharihari.15
c.
Berani Berani adalah tidak takut kepada semua rintangan atau hambatan yang akan dihadapi, karena sudah memiliki ilmu untuk mengatasi masalah tanpa menimbulkan masalah dan tidak menghindari. Siswa yang berani walaupun diberikan tugas banyak dengan tidak merasa takut atau menyerah tetapi dia selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah itu.
d.
Yakin/ percaya Maksudnya adalah siswa merasa yakin/ percaya terhadap sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa terpengaruh kepada interpretasi lain. Siswa yang berminat akan merasa yakin/ percaya dalam mengerjakan sebuah tugas ataupun dalam menjalankan usaha.
15
Harun Supriatna, Penak-pernik Pendidikan; Minat http://asbabulismu.blogspot.com/2009/04, di akses tgl 29 maret 2010, pukul 15.30.
Belajar,
21
e.
Perhatian Adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain daripada itu. jasi, siswa akan perhatian dalam hal belajar. jiwa dan pikirannya akan terfokus dengan apa yang dipelajarinya.
f.
Kebutuhan Dalam teori Abraham Maslow, kebutuhan seseorang dapat meliputi: kebutuhan-kebutuhan
fisiologis,
kebutuhan
akan
keselamatan,
kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri serta kebutuhan akan perwujudan diri.16 Jadi,
minat
dapat
diekspresikan
melalui
pernyataan
yang
menujukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. 2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Cukup banyak faktor-faktor dapat mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu, di mana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:17
16
Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian-1, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), h. 43-56. 17 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, Ibid, h. 263.
22
a.
Yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan. Misalnya: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian.
b.
Yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Faktor lingkungan justru
mempunyai pengaruh lebih besar terhadap timbul dan berkembangnya minat seseorang. Manakah dari ketiga macam lingkungan itu yang lebih berpengaruh, ini sangat sulit untuk menentukannya. Karena ada minat seseorang timbul dan berkembangnya lebih dipengaruhi oleh faktor keluarga, tetapi ada juga yang oleh lingkungan sekolah atau masyarakat atau sebaliknya. Disamping itu juga karena objek dari minat itu sendiri sangat banyak sekali macamnya. Crow and Crow berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, antara lain:18 a.
Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan untuk makan, ingin tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan
penelitian
dan
lain-lain.
Dorongan
seks
akan
membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, minat terhadap pakaian, kosmetika dan lain-lain. 18
Ibid., h. 264.
23
b.
Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Misalnya, minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan
timbul
karena
ingin
mendapat
penghargaan
dari
masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat. c.
Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila
seseorang
mendapatkan
kesuksesan
pada
aktivitas
akan
menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap
aktivitas
tersebut,
sebaliknya
suatu
kegagalan
akan
menghilangkan minat terhadap hal tersebut. Sedangkan menurut Shaleh, minat seseorang pada dasarnya mengalami
perkembangan
perkembangan
minat
dan
berdiri
faktor-faktor
sendiri
tetapi
yang
mempengaruhi
berkaitan
dan
saling
mempengaruhi. Antara lain:19 a.
19
Faktor fisik
Abdul Rahman Shaleh dan Abdul Muhbib Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Ibid, h. 263.
24
Kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat. Orang yang memiliki fisik sehat tentu saja akan berbeda minatnya dibandingkan orang yang lemah dan badannya tidak kokoh. b.
Faktor psikis Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan. 1) Motif Motif adalah dorongan yang akan datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Motif diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme itu bertindak atau berbuat. Dorongan ini tertuju kepada suatu tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat timbul jika ada motif dan motif bersifat alam yang ada pada individu. Misalnya, siswa tertarik pada pelajaran praktik bongkar pasang mesin otomotif, karena ada dorongan dari dalam dirinnya agar berhasil bongkar pasangnya cepat dan benar maka ia akan bersungguh-sunggu dalam melaksanakan tugasnya.20 2) Perhatian Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu atau kelompok
20
h. 65.
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2004),
25
obyek. Sedangkan memurut Wasti Soemanto perhatian adalah “aktifitas jiwa”, tingkah laku manusia pada suatu obyek. 3) Perasaan senang Perasaan adalah aktifitas psikis yang di dalamnya subyek menghayati nilai-nilai suatu obyek. Hubungan perasaan dalam mencapai minat adalah sebagai berikut: perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang adatang pada subyek bersangkutan. Sebagai contoh, jika siswa mengikuti praktik mempunyai perasaan sennag, maka ia akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aktivitasnya dengan harapan akan memperoleh pengalaman dalam bidang tersebut yang kemudian akan menumbuhkan minat untuk melakukan usaha sendiri.21 c.
Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat: 1) Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga merupakan satu kesatuan antara ayah, ibu , anak dan keluarga lainnya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik
21
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Gunung Jati, 1995), h. 75.
26
bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku, karakter, intelegensi, bakat, minat dan potensi anak yang dimiliki untuk dapat berkembang secara optimal. 2) Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah merupakan kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses belajar. Sebagai pendidik, guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar mengajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar, sehingga merasa nyaman, tentram dan senang. Dengan demikian, anak akan termotivasi sehingga hasil belajar yang dicapai dapat maskimal. 3) Lingkungan masyarakat Adalah semua hubungan di luar keluarga dan sekolah. Lingkungan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan minat siswa antara lain: pergaulan teman sebaya, televisi, surat kabar dan lain-lain. Dalam pembentukan watak dan menumbuhkan minat, lingkungan masyarakat memiliki andil yang sangat besar.22 Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor tersebut,
22
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press), h. 21-31.
27
akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya suatu minat. 3.
Macam-macam Minat Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini sangat tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongan. Misalnya: berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu sendiri. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:23 a.
Minat primitif Adalah minat yang timb ul karena kebutuhan biologis atau jaringanjaringan tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan seks.
b.
Minat kultural Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh: keinginan untuk membeli mobil, kekayaan, pakaian mewah, dengan memiliki hal-hal tersebut secara tidak langsung akan menganggap kedudukan atau harga diri bagi orang yang agak istimewa pada orang-orang yang punya mobil, kaya, berpakaian mewah dan lain-lain. Contoh yang lain misalnya minat belajar, individu punya
23
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Ibid., h. 265.
28
pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini yang mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:24 a.
Minat intrinsik Adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sebagai contoh: seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan. Dalam bermain sepak bola, minat intruksinya adalah kesenangan dalam menyepak bola, bergerak bebas dalam alam terbuka dan sebagainya.
b.
Minat ektrinsik Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut. Apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Sebagai contoh: seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas atau lulus ujian saringan SEPENMARU, setelah menjadi juara kelas atau lulus ujian saringan
24
Ibid., h. 266.
29
SEPENMARU minat belajarnya menjadi turun. Dalam bermain sepak bola, minat instrinsiknya adalah bagaimana mencetak gol sebanyak mungkin, bagaimana mengalahkan lawan dan sebagainya. Jadi dalam minat ekstrinsik ada usaha untuk melanjutkan aktivitas sehingga tujuan akan menjaadi menurun atau hilang. Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu: Expressed interest, mainfest interest, Tested interest dan inventoried interest.25 a.
Expressed interest (minat yang diekspresikan) Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari jawabannya dapatlah diketahui minatnya.
b.
mainfest interest (minat yang diwujudkan) Adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.
c.
Tested interest (minat yang diinventariskan) Adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes obyektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu
25
Ibid., h. 267.
30
objek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut. d.
inventoried interest Adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandardisasikan, di mana biasanya berisi pertanyaanpertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu objek yang ditanyakan.
4.
Minat dalam Pandangan Islam Sebagaimana dengan bakat, minat juga merupakan sesuatu yang harus diteruskan pada hal-hal konkret. Karena sebenarnya minat masih merupakan hal yang abstrak. Upaya kita dalam membedakan minat inilah yang dituntut dalam Islam. Jika kita memiliki minat yang besar terhadap sesuatu namun tidak melakukan upaya untuk meraih, mendapatkan atau memilikinya maka minat itu tidak ada gunanya. Sesuatu hal yang naif jika seseorang memiliki minat pada sesuatu namun tidak meresponnya dengan tindakan nyata. Karena pada dasarnya jika kita menaruh minat pada sesuatu, maka berarti kita menyambut baik dan bersikap positif dalam berhubungan dengan obyek atau lingkungan tersebut. Misalnya, seseorang yang berminat menguasi bahasa Inggris, maka dia akan
31
melakukan upaya untuk dapat mengetahui, memahami bahkan untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris.26 Setidaknya, dalam Al-Qur’an pembicaraan tentang hal ini terdapat pada surat pertama turun. Pada ayat pertama dari surat pertama dari surat pertama turun perintahnya adalah agar kita membaca. Membaca yang dimaksud bukan hanya membaca buku atau dalam atian tekstual, akan tetapi juga semua aspek. Apakah itu tuntunan untuk membaca cakrawala jagad yang merupakan tanda kebesaran-Nya, serta membaca potensi diri, sehingga dengannya kita dapat memahami apa yang sebenanya hal yang menarik minat kita dalam kehidupan ini. Artinya: “Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. al-Alaq ayat 3-5)
Jadi,
betapapun
minat
merupakan
karunia
terbesar
yang
dianugerahkan Allah Swt. Kepada kita. Namun, bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan minat tersebut berkembang dengan sendirinya. Tetapi, upaya kita adalah mengembangkan sayap anugerah Allah itu kepada kemampuan maksimal kita sehingga karunia-Nya dapat berguna dengan baik pada diri kita dan kepada orang lain serta lingkungan di mana kita berada.
26
Ibid., h. 272-273.
32
5.
Meningkatkan Minat Siswa Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. misalnya siswa menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner & Tanner menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Rooijakers berpendapat hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensaional yang sudah diketauhi kebanyakan siswa. Misalnya, siswa akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa mendaratnya manusia pertama di bulan. Bila usaha-usaha diatas tidak berhasil , pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. diharapkan
33
pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul. Studi-studi eksperimental menunjukkan bahwa siswa-siswa yang secara terartur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung bekerja lebih baik daripada siswa-siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk karena tidak adanya kemajuan. Menghukum siswa karena hasil kerjanya yang buruk tidak terbukti efektif, bahkan hukuman yang terlalu kuat dan sering lebih menghambat belajar. Tetapi, hukuman yang ringan masih lebih baik daripada tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya pengajar bertindak bijaksana dalam menggunakan insentif. Insentif apapun yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri siswa masing-masing.27
B. Pembahasan Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler 1.
Pengertian Ekstrakurikuler Menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan program ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi program merupakan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari 27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Ibid, h. 180-182.
34
bagi yang masuk sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian dan berbagai macam keterampilan dan kepramukaan. Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam tatap muka, dilaksanakan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan baik sekolah maupun di luar sekolah bertujuan agar siswa dapat lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan sikap dan atau nilai-nilai dalam rangka penetapan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, baik program inti maupun program non inti.28 Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.29 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program 28
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta), cet.
Ke-1, h. 98. 29
Depdikbud, Kurikulum SMK, (Jakarta: 1984), h. 6.
35
dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. 2.
Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah: a.
Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif dan psikomotorik.
b.
Mengmbangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
c.
Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Lebih
lanjut
Direktorat
Pendidikan
Menengah
Kejuruan
menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program intrakurikuler dan ko-kurikuler. Kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi
36
dean minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program ko-korikuler.30 Menurut Moh. Uzer Usman tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah:31 a.
Meningkatkan pengeathuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif.
b.
Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya.
c.
Mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.
3.
Fungsi kegiatan Ekstrakurikuler Fungsi kegiatan ekstrakurikuler antara lain: a.
Fungsi pengembangan yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
b.
Fungsi sosial yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
30 31
Ibid, h. 22.
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Ibid, h. 272. Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
37
didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial. c.
Fungsi rekreatif yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
d.
Fungsi persiapan karir yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.
4.
Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Menurut Amir Daien kegiatan Ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus. Seperti: latihan bola voly, latihan sepak bola dan sebagainya. Sedangkan, kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga dan sebagainya. Banyak
macam
dan
jenis
kegiatan
ekstrakurikuler
yang
dilaksanakan di sekolah-sekolah dewasa ini. Mungkin tidak ada yang sama
38
dalam jenis maupun pengembangannya. Beberapa macam kegiatan ekstrakurikuler menurut Oteng Sutisna, antara lain:32 a.
Organisasi murid seluruh sekolah
b.
Organisasi kelas dan organisasi tingkat-timgkat kelas
c.
Kesenian: tari-tarian, band, karawitan, vokal group
d.
Klub-klub hoby: fotografi, jurnalistik
e.
Pidato dan drama
f.
Klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran (klub IPA, klub IPS dan seterusnya)
g.
Publikasi sekolah (koran sekolah, buku tahunan sekolah dan sebagainya)
h.
Atletik dan olahraga
i.
Organisasi-organisasi yang disponsori secara kerjasama (pramuka dan seterusnya) Lebih lanjut dikemukakan oleh Oteng Sutisna bahwa banyak klub
dan organisasi yang bersifat ekstrakurikuler tetapi langsung berkaitan dengan mata pelajaran di kelas. Beberapa di antaranya adalah seni musik/ karawitan, drama, olahraga, publikasi dan klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran. Klub-klub ini biasanya mempunyai seseorang guru yang bertanggung jawab tentang mata pelajaran serupa. Tetapi, ada klub-klub dan organisasi yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran seperti klub-klub piknik, pramuka dan lain-lain. Biasanya semua klub dan 32
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Ibid, h. 273.
39
organisasi itu mempunyai penasehat dan program kegiatan yang disetujui oleh kepala sekolah. Menurut Hadari Nawawi, jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler dibedakan menjadi:33 a.
Pramuka sekolah.
b.
Olahraga dan kesenian.
c.
Kebersihan dan keamanan sekolah.
d.
Tabungan Pelajar dan Pramuka (Tapelpram).
e.
Majalah sekolah.
f.
Warung/ kantin sekolah.
g.
Usaha kesehatan sekolah. Selanjutnya menurut Depdikbud (1987) kegiatan ekstrakurikuler
dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a.
Kegiatan yang bersifat sesaat, misalnya: karyawisata, bakti sosial dan lain-lain.
b.
Kegiatan yang bersifat kelanjutan, misalnya: pramuka, PMR dan sebagainya. Kemudian secara umum, jenis kegiatan ekstrakurikuler disebutkan
antara lain:34 a.
33 34
Lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja (LKIPR)
Ibid, h. 274. Ibid, h. 274-275.
40
b.
Pramuka.
c.
PMR/ UKS.
d.
Koperasi sekolah.
e.
Olahraga prestasi.
f.
Kesenian tradisional/ modern.
g.
Cinta alam dan lingkungan hidup.
h.
Peringatan hari-hari besar.
i.
Jurnalistik
j.
PKS. Jadi, berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a.
Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.
b.
Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja.
5.
Prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler Dengan
berpedoman
kepada
tujuan
dan
maksud
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Oteng Sutisna prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah:
41
a.
Semua murid, guru dan profesional administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.
b.
Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
c.
Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.
d.
Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.
e.
Kegaiatan hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.
f.
Kegiatan hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah
g.
Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
h.
Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
i.
Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekadar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Depdikbud menuliskan bahwa dalam usaha membina dan
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a.
Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa.
b.
Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani siswa.
c.
Memanfaatkan potensi alam lingkungan.
42
d.
Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha. Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman, dalam melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:35 a.
Kegiatan tersebut harus dapat meningkatkan pengayaan siswa baik ranah kognitif maupun afektif.
b.
Memberi kesempatan, penyaluran bakat serta minat siswa sehingga terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif.
c.
Adanya
perencanaan,
persiapan
serta
pembiayaan
yang
telah
diperhitungkan sehingga program ekstrakurikuler dapat mencapai tujuannya. d.
Faktor-faktor kemampuan para pelaksana untuk memonitor dan memberikan penilaian hendaknya diperhatikan. Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, prinsip pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler, antara lain: a.
Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan pengayaan siswa baik ranah kognitif maupun afektif.
b.
Adanya program pelaksanaan dan kemungkinan pembiayaannya. Maka dari itu perencanaan, persiapan dan pembiayaan harus diperhitungkan dengan masak sehingga program ini mencapai tujuannya.
35
Ibid, h. 22.
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
43
c.
Koordinasi antara kepala sekolah, guru, petugas BP serta pihak lain yang terkait.
d.
Memberi tempat serta mendorong penyaluran bakat dan minat siswa sehingga siswa akan terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif.
e.
36
Pelaksanaan diikuti oleh semua siswa atau oleh sebagian siswa.36
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Ibid, h. 99.