BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN PEMIKIRAN
2.1
Penganggaran Modal Penganggaran Modal (Capital budgeting) adalah investasi jangka panjang
untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang, atau pengeluaran modal saat ini untuk memperoleh keuntungan masa mendatang dalam jangka panjang (Purwanti dan Prawironegoro, 2013). Konsep mendasar dari capital budgeting adalah nilai waktu dari uang (time value of money). Sebelum proses pengganggaran modal dimulai, manajemen harus terlebih dahulu menentukan strategi perusahaan, melakukan pemilihan dan seleksi terhadap investasi tersebut, menentukan estimasi terhadap perkiraan pendapatan dan biaya, sumber dana investasi untuk membiayai proyek serta keunggulan perusahaan dan pesaingpesaing yang ada di industri tersebut. Dalam penyusunan anggaran modal sebelum mengambil keputusan apakah rencana investasi barang modal dapat disetujui atau ditolak, perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu. Menurut Nafarin (2004: 144), hal ini disebabkan karena: a. Investasi barang modal biasanya meliputi jumlah uang yang relatif besar. b. Hasil dari investasi baru diperoleh pada masa akan datang. c. Uang yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka waktu panjang.
10
d. Direncanakan pada masa sekarang dalam kondisi yang belum pasti dimasa akan datang, sehingga ketepatan dalam penyusunan anggaran sangat diperlukan dalam penilaian rencana investasi. e. Kesalahan dalam pengambilan keputusan menimbulkan kerugian yang tidak dapat dihindari pada masa akan datang. Proses dari capital budgeting dimulai dari penentuan tujuan perusahaan melalui rencana strategis dalam bentuk kebijakan dan arah susunan prioritas, kerangka yang struktural, strategi serta taktik pada pengembangan bisnis dan pedoman dalam proses perencanaan. Rencana strategis adalah sebuah rancangan utama perusahaan dan mengidentifikasi secara jelas bisnis perusahaan dalam memposisikan diri di masa yang akan datang. Pengidentifikasian kesempatan (opportunities) dalam investasi dan proposal proyek investasi adalah proses yang penting dalam capital budgeting. Menurut Law (2010) proposal proyek tidak dapat menghasilkan sesuatu pada keadaan yang terisolasi, harus sesuai dengan tujuan, visi serta misi dan rencana strategi jangka panjang perusahaan. Begitu banyaknya potensi yang dapat dihasilkan dari suatu proposal investasi, tetapi tidak semua dapat dianalisa secara tepat dalam analisa proyek. Oleh karenanya harus melalui proses seleksi proyek utama oleh manajemen.
2.2 Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisa layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada
11
saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2003). Penyimpangan dari arus kas diperkirakan perlu dipantau secara teratur, dengan maksud untuk mengambil tindakan perbaikan bila diperlukan. Audit pasca pelaksanaan tidak berhubungan dengan proses keputusan dari proyek tersebut, berhubungan dengan impelentasi proyek. Evaluasi kinerja atas keputusan masa lalu, memberikan masukan bagi peningkatan pengambilan keputusan investasi. Menurut Ibrahim (2003), yang menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan. Aspek finansial dalam studi kelayakan merupakan aspek kunci, karena sekalipun aspek lain tergolong layak, jika studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan ditolak karena tidak memberikan manfaat ekonomi (Haming dan Basalamah, 2013). Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan melalui apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar, 2013).
12
2.3 Arus Kas Aliran kas disusun untuk menunjukan perrubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan darimana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya (Umar, 2003).
Menurut Purwanti dan Prawironegoro (2013), setiap usul
pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas (cash flow), yaitu 1. Aliran kas keluar neto (cash out flow of cash), yaitu yang diperlukan untuk investasi baru dan 2. Aliran kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash) yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut yang disebut proceed. Initial Invesment untuk suatu proyek dihitung berdasarkan cash outflow sesudah pajak, dan peningkatan cash inflow (Syamsuddin, 2004). Cash inflow atau relevant cash inflow didefinisikan sebagai kelebihan cash inflow sesudah pajak yang dihasilkan suatu proyek atau investasi di atas cash inflow yang dihasilkan proyek lainnya.
2.4 Penilaian Investasi Menurut Sjahrial (2007), terdapat 8 (delapan) metode yang biasa digunakan untuk mengevaluasi investasi, yaitu : metode periode pengembalian (payback period method), Metode periode pengembalian dengan diskonto (discounted payback period method), metode rata-rata tingkat pengembalian (average rate of return method), metode nilai sekarang bersih (net present value
13
method), metode tingkat pengembalian internal (internal rate of return method), metode tingkat pengembalian internal yang sudah dimodifikasi (modified internal rate of return method), metode kemampuan menghasilkan laba atau metode rasio biaya dan manfaat (the profitability index method or benefit cost ratio method), dan metode nilai sekarang bersih yang disesuaikan (adjusted net present valuee method). 2.4.1 Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method) Internal rate of return adalah tingkat diskonto atau discount rate yang menyamakan nilai sekarang (present value) aliran kas masuk bersih dengan nilai sekarang investasi atau nilai sekarang bersih (net present value) sama dengan 0 (nol) (Sjahrial, 2007). PV Investasi = PV Aliran Kas Bersih PV Investasi - PV Aliran Kas Bersih = NPV = 0 Rumusan yang digunakan: IRR = P1 - C1 x P2 - P1 C2 - C1
Dimana ; P1 = tingkat bunga 1 P2 = tingkat bunga 2 C1 = NPV 1 C2 = NPV 2 Dimana nilai dari IRR tersebut dicari dengan cara (Trial and error)
14
2.4.2 Metode Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value Method) Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value) adalah selisih antara nilai sekarang (present value) aliran kas masuk bersih (proceed) dengan nilai sekarang (present value) investasi (outlay) (Sjahrial, 2007). Metode ini merupakan salah satu metode pendiskontoan aliran kas. Untuk menerapkan metode ini diperlukan terlebih dahulu menentukan tingkat diskonto (discount rate) yang akan digunakan. Pada prinsipnya tingkat diskonto yang relevan adalah menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang dengan catatan tingkat risiko proyek sama dengan tingkat risiko bisnis perusahaan secara keseluruhan. Jika dengan membiayai proyek risiko perusahaan meningkat, maka tingkat diskonto harus disesuaikan dan sebaliknya jika risiko perusahaan secara total menurun maka tingkat diskonto harus disesuaikan menjadi lebih rendah. Memang tidak tertutup kemungkinan risiko perusahaan meningkat karena proyek tersebut sangat menyimpang dari bisnis inti perusahaan. Tetapi dapat pula menurun jika dengan diversifikasi melalui proyek tersebut diperoleh keuntungan yang lebih besar dan risiko yang lebih kecil. Rumusan yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai NPV tersebut adalah sebagai berikut: NPV = present cash inflow – present value investasi Dimana usulan-usulan proyek dapat diterima apabila NPV > 0.
2.4.3 Metode Periode Pengembalian (Payback Period Method) Metode periode pengembalian merupakan metode penilaian investasi yang menunjukan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas
15
bersihnya (Sjahrial, 2007). Jadi menunjukan jangka waktu yang diperlukan untuk memperoleh kembali investasi yang telah dikeluarkan. Untuk mencari lamanya periode pengembalian digunakan rumus : Periode pengembalian (payback period) = Nilai Investasi x 1 tahun Aliran Kas Bersih Metode ini sangat sederhana dan tidak perlu perhitungan yang rumit. Namun demikian memiliki banyak kelemahan diantaranya: a. Tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang, karena rupiah yang diterima tahun pertama dinilai sama dengan rupiah yang dditerima pada tahun berikutnya. b. Tidak memperhatikan aliran kas bersih setelah periode pengembalian. 2.4.4 Analisa Manfaat dan Biaya
Menurut Sugiyono (2001), dalam melaksanakan analisis terutama pada proyek yang mempunyai umur ekonomis yang relatif panjang dan memberikan manfaat serta menimbulkan biaya pada saat yang berbeda-beda maka harus memperhitungkan konsep nilai uang. Analisis harus dilakukan dengan menghitung seluruh manfaat dan biaya dari suatu proyek selama umur proyek yang bersangkutan dan dihitung dalam nilai sekarang. Dengan kriteria ini maka proyek yang dilaksanakan adalah proyek yang mempunyai angka perbandingan lebih besar dari satu.
16
Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan apabila BCR > 1. Metode BCR akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode NPB, apabila BCR > 1 berarti pula NPB > 0. Metode BCR mempunyai kelemahan dalam hal membandingkan dua buah proyek karena tidak ada pedoman yang jelas mengenai hal yang masuk sebagai perhitungan biaya atau manfaat. Manfaat selalu dapat dianggap sebagai biaya yang negatif dan sebaliknya. Oleh karena itu BCR dapat selalu dibuat lebih tinggi dengan memasukkan biaya sebagai manfaat negatif.
Oleh karena
itu
BCR
dapat
dimanipulasi
oleh orang
yang
mengevaluasiagar nilai BCR lebih tinggi dari yang sebenarnya (Prastya, 2012).
2.5
Analisis Trend Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut Suharyadi & Purwanto (2004). Secara teoristis, dalam analisis trend yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Metode yang dapat digunakan untuk analisis time series ini menurut Suharyadi & Purwanto (2004) adalah sebagai berikut:
17
1.
Metode Semi Rata-rata: Membagi data menjadi dua bagian dengan menghitung rata-rata kelompok yaitu Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2). Rumus yang digunakan untuk menghitung perubahan trend adalah :
Dengan persamaan trend:
2.
Metode Kuadrat Terkecil: Trend dengan kuadrat terkecil diperoleh dengan menentukan garis trend yang mempunyai jumlah terkecil dari kuadrat terkecil dari kuadrat selisih data asli dengan data pada garis trend. Rumus garis trend dengan metode kuadrat terkecil adalah :
dan 3.
Metode Trend Kuadratis: Untuk jangka waktu pendek, kemungkinan trend
tidak bersifat
linear. Metode kuadratis adalah contoh metode nonlinear. Persamaan trend kuadratis adalah:
Koefisien a, b, dan c diperoleh dengan rumus:
18
4.
Metode Trend Eksponensial: Trend Eksponensial adalah suatu trend yang mempunyai pangkat atau eksponen dari waktunya. Persamaan eksponensial dinyatakan dalam bentuk variabel waktu (x) yang dinyatakan sebagai pangkat. Bentuk persamaan ekponensial adalah:
, sehingga dan
2.6 Penyusutan Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang disetimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan secara langsung maupun tidak langsung (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007:17.1). Sedangkan pengertian menurut akuntansi, penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan aktiva tetap ke dalam harga pokok produksi, atau biaya operasional yang disebabkan penggunaan aktiva tetap tersebut. Depresiasi adalah semua aktiva tetap kecuali tanah akan menyusut. Ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mencatat pengalokasian beban penyusutan yang merupakan pemindahan dari akun aktiva ke akun beban (Sumarsono, 2005). Dalam suatu periode tertentu apabila sudah digunakan atau dimanfaatkan maka nilai aktiva tetap akan mengalami penurunan. Aktiva tetap yang nilainya tidak
19
akan berkurang, bahkan nilainya cenderung bertambah atau semakin tinggi adalah tanah. Seiring dengan bertambahnya waktu, nilai dari sebidang tanah akan mengalami penambahan atau semakin tinggi. Tujuan dari penyusutan aktiva tetap dalam suatu periode akuntansi juga dikemukakan oleh Hongren, Horrison, Robinson, dan Secokusumo (2001: 509) yaitu : “Tujuan utama dari akuntansi penyusutan adalah untuk menentukan berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan, sedangkan kegunaan lainnya adalah untuk memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaiannya” Istilah dalam metode penyusutan aktiva tetap: 1. Harga perolehan (harga barang + biaya-biaya yang menyertainya) 2. Harga buku aktiva tetap (harga perolehan – akumulasi penyusutan aktiva tetap) 3. Nilai residu disebut juga dengan nilai sisa yaitu perkiraan nilai aktiva tetap setelah dipakai sesuai umur ekonomisnya. 4. Umur ekonomis adalah batas waktu penggunaan barang atau perkiraan usia barang. Beberapa istilah di atas akan mempermudah dalam memahami metode penyusunan aktiva tetap. Berikut penjelasan dan pembahasan beberapa jenis metode penyusutan aktiva tetap menurut PSAK 17 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009) :
20
2.6.1 Metode Penyusutan Aktiva Tetap Garis Lurus Istilah lain dari metode garis lurus adalah straigt line method, di dalam metode ini beban penyusutan aktiva tetap pertahunnya akan sama sampai akhir umur ekonomis aktiva tetap tersebut. Rumusnya:
Dapat juga dicari dengan cara lain: 2.6.2 Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurun Ganda Istilah lain dari metode ini adalah Double Declining Balance Metode. Di dalam metode ini, penyusutan aktiva tetap dapat ditentukan melalui persentase tertentu yang dicari dari harga buku pada tahun bersangkutan. Untuk menghitung persentase penyusutan dapat diperoleh dengan mengalikan persentase penyusutan yang diperoleh dengan metode garis lurus dikalikan angka 2. Jadi besarnya persentase penyusutan 2 kali dari persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus. Rumus:
2.6.3 Metode Penyusutan Aktiva Tetap Jumlah Angka Tahun Istilah dari metode ini adalah sum of the years digit method, besarnya penyusutan aktiva tetap berdasarkan metode jumlah angka tahun mengalami penurunan jumlah tiap tahunnya.
21
Rumus:
Keterangannya: - Sisa umur penggunaan diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka untuk tahun pertama sisa umur penggunaan berjumlah 5 (lima), sedangkan tahun kedua berjumlah 4 (empat), dan begitu seterusnya. - Jumlah angka tahun diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka perhitungan jumlah angka tahunnya 1+2+3+4+5=15. - Harga buku aktiva = harga perolehan dikurangi nilai residu. 2.6.4 Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Jam Kerja Istilah lainnya adalah Service Hours Method, penetapan beban penyusutan aktiva tetap dalam metode ini di dasarkan pada jam kerja yang bisa dicapai dalam periode yang bersangkutan. Rumus:
22
2.6.5 Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Hasil Produksi Istilah lainnya adalah Productive Output Method. Di dalam metode ini penetapan beban penyusutan aktiva tetap didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Rumus:
2.7
Metode Perhitungan Bunga Menurut Bank Indonesia, metode perhitungan bunga dikenal 2 cara, flat dan
efektif. Dengan metode flat, bunga dihitung dari plafond pinjaman. Sedangkan pada metode efektif bunga dihitung dari sisa kredit. Pada metode flat, bunga dihitung dari prosentasi bunga dikali pokok pinjaman/plafond. Atau ditulis sebagai: (P * i * t) : jb , dimana P adalah plafon, i adalah suku bunga per tahun, t adalah jumlah tahun jangka waktu kredit dan jb adalah jumlah bulan jangka waktu kredit. Dengan metode efektif, bunga dihitung prosentase bunga dikali saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya. Dapat ditulis sebagai: SP * i * (30/360) , dimana SP adalah saldo pokok bulan sebelumnya, i adalah suku bunga per tahun, 30 adalah jumlah hari dalam sebulan, 360 adalah jumlah hari dalam setahun. Karena saldo pokok terus berkurang tiap bulan, bunga yang dibebankan juga semakin kecil sehingga angsuran juga semakin kecil.
23
Ada juga metode anuitas yang merupakan modifikasi dari metode efektif. Perbedaannya dengan metode efektif adalah angsuran/cicilannya akan tetap sepanjang jangka waktu kredit. Dengan metode anuitas, bank akan menghitung angsuran pokok dan bunga sehingga didapatkan nilai angsuran yang harus dibayar tiap bulan. Angsuran pokok akan semakin besar dan bunga semakin kecil sehingga angsuran akan bernilai tetap.
2.8
Penelitian terdahulu Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Mince Law (2010) Judul Penelitian “Studi Kelayakan Investasi PT MTI Pada Dermaga Inggom”. Hasil penelitian menunjukan bahwa investasi yang dilakukan ini menunjukan nilai positifyang berarti feasible. Masing-masing Adjusted Present Value (APV) untuk ketiga skenario yaitu normal, delay dan
expand
adalah
81.595.319.673,
27.567.817.191,
dan
114.514.967.075. Sedangkan Internal Rate of Return (IRR) adalah 20,83%, 19,98% dan 22,00%. Break-even point analysis dengan konsep accounting profit akan terjadi break-even setiap tahun pada 1.525.544 ton pada tahun pertama atau Rp 11,830,866,800,- sedangkan konsep present value break-even point adalah 3.447.886 ton pada tahun pertama atau sebesar Rp. 33.602.238.078,-. perhitungan APV dan IRR dengan sensitivity analysis dengan 1 (satu) variabel yang berubah menunjukan bahwa pertumbuhan bongkar muat paling mempengaruhi hasil perhitungan APV dan IRR. Perubahan asumsi sebesar 50% pada variabel
24
pertumbuhan bongkar muat pada masing-masing forecast expectation mengakibatkan perubahan APV pada keadaan pessimistic sebesar 39,24% - 73,81% sedangkan pada keadaan optimistic mengalami perubahan sebesar 15,07% - 97,03%. 2. Ngk. Gd. A. Khrisna W (2013) Judul Penelitian “Analisis Capital Recovery Investasi pada Proyek Condotel the Jimbaran View”. Hasil Penelitian menunjukan pengolahan data sekunder menggunakan Metode Time Series/Trend, dengan proyeksi 15 tahun ke depan. Dengan analisis Discounted Pay back Period (PBP) dapat diketahui kapan pengembalian modal investasi. Untuk mengetahui kelayakan investasi digunakan kriteria penilaian investasi yaitu dengan menganalisis NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), dan IRR (Internal Rate of Return). Hasil analisis finansial selama masa pembangunan dengan tingkat suku bunga 14.10% pertahun diperoleh nilai NPV>0 sebesar Rp.15,560,043,685, nilai BCR>1 yaitu 1,23 dan nilai IRR>14.10%. Jadi, analisis menunjukkan Proyek Condotel The Jimbaran View layak direalisasikan. Sedangkan hasil analisis untuk pembeli kamar diperoleh Capital Recovery kamar standard sebesar Rp. 95,000,000/ tahun dan kamar suite sebesar Rp. 190.000.000/ tahun selama tujuh tahun. Dengan tingkat suku bunga 13.60% pertahun diperoleh nilai NPV>0 untuk kamar standard sebesar Rp 99,885,654 dan kamar suite sebesar Rp 199,771,308, nilai BCR>1 untuk kamar standard dan suite 1,17, nilai IRR kamar standard dan suite
25
diperoleh sebesar 18,08%. PBP kamar standard dan suite pada tahun ke11 bulan ke-9 saat pendapatan sebesar Rp. 592,417,211 dan Rp. 1,184,834,423, untuk PBP yang ditambahkan dengan free stay untuk kamar standard dan suite terjadi pada tahun ke-10 bulan ke-2 dan tahun ke-10 bulan ke-6 saat pendapatan sebesar Rp. 592,417,211 dan Rp. 1,184,834,423. 3. Gatot Prabantoro (2008) Judul penelitian “Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode ‘Cost & Benefit Analysis’ dan Aplikasinya dengan MS Excel 2000”. Hasil penelitian menunjukan ‘Cost & Benefits Analysis’ dengan menggunakan alat-alat analisis financial seperti Payback Period, NPV, ROI dan IRR memang dapat dimanfaatkan
dalam
membantu
mengambil
keputusan
dalam
menetapkan kelayakan secara ekonomis sebuah Proyek Pengembangan Sistem Informasi Manajemen. Namun demikian, mengingat sebuah proyek pengembangan sistem informasi manajemen merupakan proyek yang memiliki apa yang disebut ‘intangible benefits’ maka kesuksesan analisis ini banyak tergantung pada keakuratan analisis berdasarkan data & informasi yang digunakan dalam analisis, terutama yang berkaitan dengan ‘intangible benefits yang dihasilkan oleh proyek sistem informasi manajemen tersebut. Dan dengan ‘Cost & Benefits Analysis’ dapat memastikan secara ekonomis untuk melanjutkan atau tidak sebuah proyek sistem informasi manajemen yang akan dibangun.
26
2.9 Kerangka Pemikiran Analisis kelayakan merupakan suatu konsep yang dikembangkan
dari
konsep manajemen keuangan. Pertimbangan yang menunjukan pentingnya analisis kelayakan ini terlihat dari cakupan yang salah satunya adalah studi finansial.
Analisis
tersebut perlu didasarkan atas pemahaman manajemen
keuangan dan akuntansi yang baik, sehingga tercapai keputusan investasi yang sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari perhitungan penilaian kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit). Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total manfaat yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis usaha. Apabila hasil perhitungan telah menunjukan layak, risiko kegagalan dalam pelaksanaan biasanya kecil, kecuali disebabkan kejadian yang uncontrollable seperti bencana alam, kerusuhan, perubahan kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.
27
RENCANA INVESTASI
KRITERIA KELAYAKAN INVESTASI
NPV
IRR
NPV > O
IRR > WACC
PAYBACK PERIOD
BCR BCR > 1
PP < WAKTU MAKSIMUM
INVESTASI DITERIMA
PELAKSANAAN INVESTASI
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
28