BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Sinyal Pengungkapan sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi tambahan mengenai kegiatan perusahaan sekaligus sebagai sarana untuk memberikan sinyal kepada para stakeholders tentang kepedulian perusahaan terhadap sosial dan lingkungannya. Pengungkapan sustainability report yang tepat dan sesuai harapan stakeholder sebagai sinyal yang diberikan oleh pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan dan memastikan terciptanya sustainability development (Laksmitaningrum, 2013). Sinyal ini diharapkan dapat diterima secara positif sehingga mampu mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam return on asset, return on equity, dan net profit margin. Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku informasi (Akis, 2012). Perubahan yang dimaksud seperti peningkatan profitabilitas atas informasi dari pengungkapan sustainability report perusahaan (Suryono dan Prastiwi, 2011). Teori sinyal menekankan bahwa perusahaan pelapor dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan melalui pelaporan pengungkapannya (Maulana dan Yuyetta, 2014).
9
Menurut Drever et al., (2007) dalam Indrawan (2011), Pengungkapan dari pelaporan dapat meningkatkan motivasi bagi perusahaan untuk menunjukkan sesuatu bahwa mereka lebih baik daripada perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan. Dengan demikian, teori sinyal menekankan bahwa perusahaan akan cenderung menyajikan informasi yang lebih lengkap untuk memperoleh reputasi yang lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan yang tidak mengungkapkan, yang pada akhirnya akan menarik investor.
2.1.2 Sustainability Reporting Berkembangnya sustainability reporting merupakan bagian dari konsep pembangunan
berkelanjutan
(sustainability
development).
Sustainability
development bermakna bahwa pembangunan saat ini dapat terpenuhi tanpa harus mengurangi kebutuhan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (Kates et al., 2005). Sustainability development perlu diterapkan karena kegiatan ekonomi saat ini cenderung merusak ekosistem global dan menghambat kebutuhan generasi berikutnya (Utama, 2010). Sustainability reporting digunakan sebagai salah satu media informasi perusahaan kepada para stakeholder untuk mendukung adanya pembangunan berkelanjutan. Menurut Elkington (1997), pengungkapan kinerja organisasi dalam sustainability reporting berfokus pada tiga aspek yang disebut Triple Bottom Line, yang terdiri atas ekonomi, sosial, dan lingkungan. Konsep triple bottom line dapat digunakan untuk mendorong perusahaan lebih memperhatikan dampak dari kegiatan bisnis perusahaan, bukan hanya kinerja keuangan (Fred, 2006).
10
Pengungkapan triple bottom line dalam sustainability reporting dapat meningkatkan transparansi mengenai dampak kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kegiatan perusahaan sehingga perusahaan dapat mengetahui besarnya resiko dan ancaman yang dihadapi bahkan perusahaan dapat menilai peluang dari adanya pengungkapan triple bottom line (Dewi, 2014). Sustainability reporting bagi perusahaan merupakan publikasi informasi yang mencerminkan kinerja organisasi dalam dimensi ekonomi, sosial, lingkungan (ACCA, 2013). Fokus sustainability membantu organisasi mengelola dampak sosial dan lingkungan, serta dapat meningkatkan efisiensi operasional dan sumber daya alam (Ernst dan Young, 2013). Sustainability report diungkapkan sebagai bentuk komitmen perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan di sekitar perusahaan berada. Sustainability report menjadi media informasi bagi para stakeholder internal maupun eksternal untuk menilai apakah manajemen suatu perusahaan sudah menjalankan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya (Sari, 2013). Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), laporan keberlanjutan (sustainability report) memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan meningkatkan prospek perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi. 2) Sustainability report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share dan loyalitas konsumen jangka panjang.
11
3) Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan mengelola resikonya. 4) Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi. 5) Sustainability
report
dapat
mengembangkan
dan
memfasilitasi
pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola dampak lingkungan, ekonomi dan sosial. 6) Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham dalam jangka panjang. 7) Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan bagaimana meningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan lingkungan.
2.1.3 Indonesia Sustainability Reporting Awards National Center for Sustainability Reporting (NCSR) setiap tahun menyelenggarakan ajang/penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA). Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Ajang tahunan ISRA diselenggarakan
atas
kerjasama
NCSR
12
bersama
Indonesia-Netherlands
Association (INA) serta American Chamber of Commerce (AMCHAM) dengan dukungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI). ISRA diharapkan dapat meningkatkan tanggungjawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan utama (key stakeholders) dan meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas publik. ISRA diberikan kepada perusahaan yang telah mempublikasikan Sustainability Report, baik yang diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan (NCSR, 2011). Evaluasi atas pelaporan kinerja keberlanjutan menggunakan kriteria penilaian yang disusun oleh dewan juri. Kriteria dimaksud merujuk pada Global Reporting Initiatives (GRI)-Sustainability Reporting Guidelines, kriteria penjurian dari Association of Certified Chartered Accountants (ACCA), dan kriteria Annual Report Award (ARA)-Departemen Keuangan. Terhadap perusahaan yang laporannya masuk dalam nominasi dilakukan interview. Penilaian dewan juri terhadap laporan terfokus pada empat elemen utama: 1) Kelengkapan laporan; 2) Kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan 3) Komunikasi dan presentasi laporan; 4) Hasil interview
13
Selain itu, dewan juri juga melakukan penilaian terhadap situs resmi perusahaan berkaitan dengan sustainability dan CSR perusahaan. Penilaian dewan juri terhadap situs perusahaan meliputi: 1) Kelengkapan 2) Kredibilitas 3) Komunikasi Tujuan ISRA adalah sebagai berikut: 1) Memberikan pengakuan terhadap organisasi-organisasi yang melaporkan dan mempublikasikan informasi mengenai lingkungan, sosial, dan informasi keberlanjutan terintegrasi. 2) Mendukung pelaporan di bidang lingkungan, sosial, dan keberlanjutan. 3) Meningkatkan akuntabilitas perusahaan dengan menekankan tanggung jawab terhadap pemangku kepentingan utama (key stakeholders). 4) Meningkatkan
kesadaran
perusahaan
terhadap
transparansi
dan
pengungkapan 2.1.4 Profitabilitas Profitabilitas adalah kelebihan penghasilan selama satu periode akuntansi (Harahap, 2001:226). menunjukkan
Menurut Rahmawati
keberhasilan
perusahaan
et
dalam
al.
(2007), profitabilitas
menghasilkan
keuntungan
perusahaan. Sedangkan menurut Gitman (2009), profitabilitas adalah hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan asset perusahaan, baik lancar maupun tetap, dalam aktivitas produksi.
14
Profitabilitas
merupakan
rasio
yang
bertujuan
untuk
mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan memberikan
gambaran
tentang
tingkat
efektifitas
manajemen
dalam
melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen dapat dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi.
Rasio profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304). Terdapat banyak cara untuk mengukur profitabilitas. Berbagai cara perusahaan dilihat baik dari sisi penjualan, asset, ataupun investasi pemilik. Tanpa profit, perusahaan tidak dapat menarik sumber modal eksternal untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu tahun dan dikalkulasi dengan return on equity (Gitman, 2009). Bila perusahaan ingin tetap hidup untuk dapat tumbuh dan berkembang, maka perusahaan harus memperoleh laba. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi menunjukkan bagaimana efisiensi manajemen dapat membuat keuntungan dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia (Dewi, 2014). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset, return on equity, dan net profit margin.
15
2.2
Rumusan Hipotesis Penelitian Semakin banyak perusahaan yang mengungkapkan sustainability report
dapat
dijadikan
strategi
bagi
perusahaan
untuk
meningkatkan
kinerja
keuangannya. Salah satu teori yang menjelaskan mengenai motivasi perusahaan dalam mengungkapkan sustainability reporting adalah teori sinyal. Penelitian Nuswandari (2009) menyatakan bahwa semakin banyak perusahaan yang mengungkapkan laporan mereka maka semakin besar harapan perusahaan mendapatkan sinyal positif dari stakeholders. Pengungkapan sustainability report bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai kegiatan perusahaan sekaligus sebagai sarana untuk memberikan sinyal kepada para stakeholders tentang kepedulian perusahaan terhadap sosial dan lingkungannya.
Pengungkapan
sustainability
report
diharapkan
dapat
memberikan sinyal positif dari stakeholders sehingga mampu memaksimalkan keuangan perusahaan dalam jangka panjang (Agustina, 2013). Pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya berorientasi keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial, dan lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder yang akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan investasi yang berdampak pada peningkatan laba perusahaan (Soelistyoningrum, 2011). Beberapa penelitian mengenai sustainability report sudah pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan Dewi (2014) menunjukkan hasil bahwa intensitas pengungkapan sustainability reporting berpengaruh positif pada
16
profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya kepercayaan publik mengenai tata kelola perusahaan pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Firmani (2013) menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara sebelum dan sesudah berpartisipasi dalam Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) selama periode 20072011. Hal ini dikarenakan perusahaan yang berpartisipasi dalam ISRA, akan memiliki citra positif sehingga menambah minat daya beli masyarakat kepada produk perusahaan. Hal ini menyebabkan volume penjualan perusahaan akan terus bertambah, dan laba pun juga akan meningkat. Perusahaan yang melaksanakan dan melaporkan tanggung jawab sosial dan lingkungan menurut Etty (2006) memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena perusahaan yang lebih banyak mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sedikit dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil studi dari Almilia et al. (2011) menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang menggunakan proksi ROA pada penerima penghargaan ISRA lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak menerima ISRA sedangkan kinerja keuangan yang menggunakan proksi ROE pada penerima penghargaan ISRA tidak terdapat perbedaan dibandingkan dengan yang tidak menerima ISRA. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 𝐻1 = Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan pemenang ISRA dan bukan pemenang ISRA.
17
9