BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1
Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Pendidikan Profesi Akuntansi Dunia keprofesian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan masyarakat. Masyarakat pada umumnya mengenal suatu profesi tergantung dari usaha yang dilakukan dan jasa apa yang diberikan oleh profesional pada masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al., 1991). Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Seseorang yang mempunyai suatu profesi tertentu disebut profesional. Profesi (Bell, 1973) adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal maupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok/badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani
masyarakat,
menggunakan
etika
layanan
profesi
dengan
mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan keterampilan teknis dan moral. Menurut Hall (1968) profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Pelayanannya bersifat untuk kepentingan publik (service to public). 2) Pengaturan kinerjanya ditentukan dan diawasi sendiri oleh profesi (self regulation). 3) Menguasai suatu keahlian pada bidang tertentu (dedicated to one’s field). 4) Mandiri dalam pembiayaan pengembangan kinerja profesi (autonomy).
12
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak semua jenis pekerjaan dapat dikatakan sebagai sebuah profesi. Suatu pekerjaan dapat dikatakan sebagai sebuah profesi jika telah memenuhi ciri-ciri profesi yang telah diutarakan diatas dan kepercayaan. Kepercayaan merupakan pengakuan masyarakat terhadap kualitas jasa yang diberikan akuntan. Tanpa kepercayaan, profesi akuntan tidak akan bertahan lama. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah seseorang menyelesaikan program sarjana Ilmu Ekonomi dalam program studi akuntansi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 179/U/2001 tanggal 21 November 2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi. PPAk bertujuan untuk menghasilkan akuntan profesional dengan standarisasi kualitas akuntan di Indonesia. Kurikulum dan silabus PPAk sudah didesain untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi akuntan profesional yang ditentukan oleh International Financial Accounting Committee (IFAC). Adanya PPAk diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya akuntansi. Pendidikan akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika akhirnya masuk ke dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah terhadap gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya tersebut. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Profesi Akuntansi sebagai suatu tahapan pembelajaran sesudah strata
13
satu untuk mendapatkan gelar akuntan. Pendidikan Profesi Akuntansi bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang dapat menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi akuntansi.
2.1.2
Motivasi Motivasi berasal dari kata motif (motive) yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:930) motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha–usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Wlodkowski (1981) menjelaskan motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intesitas, bersifat terus menerus, dan adanya tujuan. Motivasi adalah kekuatan pendorong dari seseorang hati untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan, atau dapat dianggap sebagai rencana atau keinginan untuk sukses dan menghindari kegagalan hidup (Lestari dkk, 2013). Seseorang yang memiliki motivasi berarti dia sudah memiliki kekuatan untuk meraih sukses dalam hidup.
14
Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan untuk menciptakan kegairahan dan mempengaruhi serta menggerakkan manusia untuk tingkah laku dalam perbuatannya agar mencapai suatu tujuan tertentu. Ada tiga faktor yang mempengaruhi motivasi antara lain:
kebutuhan
pribadi, Tujuan-tujuan dan persepsi-persepsi orang yang bersangkutan, dan cara dengan apa kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan direalisasi. Hasibuan (2008:150) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis motivasi yang digunakan antara lain: 1) Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
memberikan
penambahan
tingkat
kepuasan
tertentu,
misalnya
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi diatas prestasi standar, memberikan insentif yang diberikan kepada mereka diatas standar dapat berupa uang, fasilitas, barang, dan lain-lain. 2) Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa. Pemberian motivasi negatif hendaknya harus wajar dan tepat, sebab jika diberikan secara berlebihan akan menimbulkan kebencian dan dendam dan hal ini akan dapat merusak moral dalam diri seseorang.
15
2.1.3
Teori Kebutuhan McClelland Teori ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang berhubungan
dengan teori kebutuhan dan kepuasan, yang awalnya dikembangkan oleh McClelland pada awal tahun 1990-an (Robbins, 2008:87). McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai
cadangan energi potensial,
bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society” sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan berprestasi adalah dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Ciri-ciri individu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain: bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah. 2) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan. 3) Kebutuhan akan Afiliasi atau bersahabat adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk
16
mempunyai hubungan yang erat, komperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
Teori kebutuhan McClelland relevan dengan penelitian ini karena teori ini akan memberikan penjelasan tentang motivasi dalam tingkat yang berbeda dari kebutuhan yang akan menunjukkan apa motivasi yang mendasari seseorang untuk bertindak. Teori yang diusulkan oleh McClelland ini mengembangkan penjelasan dalam kompleksitas pemahaman manusia, salah satunya adalah menganalisis kebutuhan manusia. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa teori kebutuhan McClelland dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui faktor yang memotivasi mahasiswa dalam memilih PPAk sebagai sarana pendidikan mereka.
2.1.4 Motivasi Kualitas Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kualitas didefinisikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu. Menurut Besterfield (2003) kualitas merupakan tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu. Selain definisi tersebut, Goetsch dan Staanley (2002) berpendapat bahwa kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
17
Menurut Tjiptono (2004:1), kualitas mempunyai definisi yang berbedabeda antara pendapat satu ahli dengan ahli lainnya. Beberapa contoh definisi kualitas yang sering dijumpai antara lain: kesesuaian dengan persyaratan atau tuntunan,
kecocokan
untuk
pemakaian,
perbaikan
atau
penyempurnaan
berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat (dalam hal ini kualitas produk), pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat (dalam hal ini kualitas jasa), sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan (dalam hal ini kualitas jasa). Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kualitas merupakan
dorongan
suatu
usaha
untuk
menciptakan
kegairahan
dan
mempengaruhi serta menggerakkan seseorang untuk meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat menghasilkan kinerja yang unggul pada suatu jabatan atau bidang pekerjaan, dalam hal ini adalah pekerjaan sebagai akuntan. Cara agar dapat meningkatkan kualitas profesi akuntan diperlukan pendidikan profesional yaitu Pendidikan Profesi Akuntansi.
2.1.5 Motivasi Karir Menurut Walker (1980) bagi pegawai, karir bahkan dianggap lebih penting dari pada pekerjaan itu sendiri. Seorang pegawai bisa meninggalkan pekerjaannya jika merasa prospek karirnya buruk sebaliknya, pegawai mungkin akan tetap rela bekerja di pekerjaan yang tidak disukainya jika merasa mempunyai prospek cerah dalam karirnya. Selain definisi tersebut, Soeprihanto (2000) menyatakan bahwa karir adalah perkembangan para karyawan secara individu dalam jenjang
18
jabatan/kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat disimpukan bahwa karir adalah semua pekerjaan yang dimiliki seseorang sepanjang kehidupan kerjanya. Menurut Kunartinah (2003) dalam kusumaningtyas (2007), karir dapat dilihat dari berbagai cara antara lain: posisi yang dipegang individu dalam suatu jabatan di suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu, dalam kaitannya dengan mobilitas dalam suatu organisasi, tingkat kemapanan kehidupan seseorang setelah mencapai tingkatan umur tertentu yang ditandai dengan penanmpilan dan gaya hidup seseorang. Pilihan karir merupakan ungkapan diri seseorang, karena pilihan karir menunjukkan motivasi seseorang, ilmu, kepribadian, dan seluruh kemampuan yang dimiliki. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir para akuntan, pengacara, insinyur dan ahli fisika pernah dilakukan Paolillo dan Estes pada tahun 1982. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa 25 persen akuntan memilih karir profesi mereka sebelum memasuki perguruan tinggi dan 40,3 persen memutuskan memilih profesi tersebut setelah mereka masuk pada tahun pertama dan kedua, sedangkan 74,4 persen insinyur teknik dan 64,2 persen ahli fisika memilih karir mereka sebelum memasuki perguruan tinggi (paolillo dan Estes, 1982). Wambsganss dan Kennet (1995) dalam Ikbal (2011) menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa jurusan akuntansi adalah pragmatis dalam memilih jurusan akuntansi karena adanya kesempatan karir yang luas di bidang akuntansi.
19
Menurut Collarelli dan Bioshop (1990) dalam Cheng et al. (2001) berpendapat bahwa keinginan untuk berkarir lebih baik, dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kualitas atau keahliannnya sehingga mendorong minat seseorang untuk menempuh pendidikan lebih tinggi yang menunjang karirnya. Institusi pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan karir seorang akuntan. Sebagai sebuah pendidikan profesi, PPAk dapat memberikan kontribusi positif untuk mahasiswa yang ingin mengembangkan kemampuan di bidang akuntansi secara teknis dan profesional. Carl dan Lawrence (2008) mengemukakan bahwa keefektifan suatu karir tidak hanya ditentukan oleh individu saja tetapi juga oleh organisasi itu sendiri yang terlihat dalam empat tahapan karir yaitu : 1) Entry merupakan tahap awal pada saat seseorang memasuki suatu lapangan pekerjaan/organisasi; 2) Tahap pengembangan keahlian dan teknis; 3) Midcareer years yaitu suatu tahap dimana seseorang mengalami kesuksesan dan peningkatan kinerja; 4) Late career merupakan suatu tahap dimana kinerja seseorang sudah stabil. Unsur-unsur
penting di dalam pengembangan karir meliputi sebagai
berikut: 1) Peluang untuk menggunakan keterampilan jabatan sepenuhnya; 2) Peluang mengembangkan keterampilan yang baru; dan 3)
Penyuluhan karir untuk memudahkan keputusan-keputusan yang menyangkut karir.
20
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi karir merupakan
dorongan
untuk
mencapai
keunggulan
karir,
meningkatkan
keterampilan di dalam berkarir, dan berusaha keras untuk inovatif. Orang-orang yang bermotivasi untuk berkarir juga mengharapkan adanya hasil yang berkualitas tinggi dari jenjang karir mereka.
2.1.6 Motivasi Ekonomi Ekonomi merupakan sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos yaitu peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Jadi, motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang diinginkan. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan tidak langsung. Penghargaan langsung dapat berupa pembayaran dari upah dasar atau gaji pokok, overtime atau gaji dari lembur, pembayaran untuk hari libur, pembagian dari laba (profit sharing), opsi saham, dan berbagai bentuk bonus berdasarkan kinerja lainnya. Penghargaan tidak langsung meliputi asuransi, pembayaran liburan, tunjangan biaya sakit, program pensiun, dan berbagai manfaat lainnya (Siegel dan Marconi, 1989).
21
Carpenter dan Strawser (1970) melakukan penelitian untuk mengetahui kriteria mahasiswa jurusan akuntansi pada tingkat akhir di Pennsylvania State University dalam memilih karir. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sifat pekerjaan, kesempatan promosi, dan gaji awal merupakan tiga karakter terpenting dalam pemilihan karir diantara 11 faktor pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa kesempatan kerja dan jumlah pendapatan merupakan faktor penting dalam mempengaruhi keputusan untuk memilih akuntan sebagai karir mereka (Gul et al, 1989; Adam et al, 1994; Mauldin et al, 2000). Hal ini didukung pula oleh penelitian Albrecht dan Sack (2000) menyatakan bahwa salah satu penyebab menurunnya jumlah mahasiswa akuntansi selama kurun waktu 1995 hingga 1999 yang mencapai 23% adalah akibat lebih rendahnya gaji awal pada profesi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
2.1.7 Biaya Pendidikan Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Menurut Wijaya (2010:84) biaya pendidikan didefinisikan sebagai semua jenis pengeluaran yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan pendidikan. Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, dapat dikatakan bahwa proses pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa dukungan biaya.
22
Menurut Lupioyadi dan Hamdani (2006), perguruan tinggi menggunakan penentuan biaya perkuliahan yang berbeda untuk tiap mahasiswa dan program sebagai berikut : 1) Berdasarkan program studi, contoh : ekonomi, teknik, bahasa, hukum. 2) Berdasarkan tingkatan mahasiswa, contoh : mahasiswa S1 berbeda dengan pascasarjana. 3) Berdasarkan beban kredit mahasiswa 4) Berdasarkan jenis program mahasiswa, contoh : program dengan gelar (S1) atau nongelar/sarjana muda/diploma 5) Berdasarkan waktu dan tempat perkuliahan, contoh : kelas malam hari berbeda biayanya dengan kelas reguler di siang hari. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa biaya pendidikan merupakan keseluruhan pengorbanan finansial yang dikeluarkan oleh mahasiswa tersebut untuk keperluan selama menempuh pendidikan dari awal sampai berakhirnya pendidikan.
2.1.8 Minat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1027) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Ketika seseorang melihat bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka ia akan menjadi berminat sehingga hal tersebut akan
mendatangkan dorongan untuk mencapai kepuasan tersebut. Berbeda
halnya, ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun, sehingga minat tidak bersifat permanen yang bisa berubah-ubah.
23
Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Pengertian minat menurut Widyastuti,dkk. (2004) adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu semangat yang bisa berasal dari dalam atau dari luar diri seseorang yang dapat ditunjukkan dalam seberapa keras upaya yang dilakukan seseorang dalam melakukan sesuatu atau aktivitas yang disenanginya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan minat, yaitu : 1) Minat
dianggap
sebagai
perantara
faktor-faktor
motivasional
yang
mempunyai dampak pada suatu perilaku. 2) Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu. 3) Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
2.2
Rumusan Hipotesis Penelitian
2.2.1 Pengaruh Motivasi Kualitas Pada Minat Mahasiswa Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi Elemen kualitas dianggap suatu hal yang sangat diperhatikan di dalam profesi akuntansi. Pendidikan Profesi Akuntansi merupakan pendidikan profesional yang dapat meningkatkan kualitas profesi akuntan. Teori David McClelland (Robbins, 2008:87) menunjukkan bahwa setiap individu dapat
24
termotivasi oleh kebutuhan untuk berprestasi. Hubungan antara tingkat pendidikan dan kualitas kinerja telah diteliti oleh Thomas, Davis, dan Seaman (1998). Studi ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara tingkat Continuing
Professional
Education
(CPE)
dan
kualitas.
Tella
(2007)
mengungkapkan bahwa salah satu alasan seseorang bisa termotivasi dalam pengambilan keputusan adalah dalam rangka meningkatkan kualitas seseorang dan prestasi. Minan (2011) menyatakan peningkatan kemampuan dan kualitas harus didasarkan dengan minat yang kuat dari seseorang tersebut. Apabila seseorang mempunyai motivasi kualitas yang tinggi maka akan timbul minat untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga sumber daya manusia akan meningkat sesuai dengan kualitas yang diinginkan (Mahmud, 2008). Penelitian yang dilakukan Rialdi et al. (2015) menyatakan bahwa motivasi kualitas berpengaruh pada minat auditor mengikuti PPAk. Selain itu, penelitian Ikbal (2011) dan Kusumastuti (2013) menunjukkan bahwa motivasi kualitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis: H1 : Motivasi kualitas berpengaruh positif pada minat mahasiswa mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi.
25
2.2.2 Pengaruh Motivasi Karir Pada Minat Mahasiswa Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi Karir adalah pilihan seseorang yang berasal dari dalam dirinya, sehingga dapat menunjukkan kepribadian, motivasi, dan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Profesi akuntan publik merupakan salah satu pilihan karir yang banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Zyl dan Villiers (2011) yang menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik mengharapkan keamanan kerja, kepuasaan kerja, keahlian akuntansi dan penghasilan di masa mendatang yang potensial. Teori kebutuhan McClelland menyatakan bahwa salah satu dari tingkat kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk kekuasaan (Robbins, 2008:87). Siegel et.al (1991)
mengungkapkan bahwa auditor yang memiliki dasar
pendidikan akuntan profesional perlu waktu yang lebih pendek untuk dipromosikan sebagai auditor senior atau manajer. PPAk bisa menjadi salah satu faktor yang memotivasi peningkatan karir. Tengker dan
Marosa (2007)
menyatakan bahwa seseorang akan termotivasi untuk meningkatkan karirnya karena berasumsi bahwa karir yang lebih tinggi akan dapat meningkatkan sosial status ekonomi dan mencapai kepuasan diri. Penelitian yang dilakukan Rialdi et al. (2015) menyatakan bahwa motivasi karir berpengaruh pada minat auditor mengikuti PPAk. Selain itu, Hasil penelitian Kusumastuti (2013) dan Ikbal (2011) menyatakan bahwa motivasi karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis:
26
H2 : Motivasi karir berpengaruh positif pada minat mahasiswa mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
2.2.3 Pengaruh Motivasi Ekonomi Pada Minat Mahasiswa Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi Salah satu bentuk sistem pengendalian manajemen adalah penghargaan finansial. Pihak manajemen memberikan reward atau balas jasa untuk memastikan bahwa segenap elemen karyawan bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Stole (1976) menyatakan bahwa berkarir di Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu karir yang memberikan penghargaan finansial dan pengalaman kerja yang bervariasi. Berkarir di Kantor Akuntan Publik dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi atau besar daripada pendapatan yang didapat dari karir lainnya. Teori McClelland menunjukkan bahwa setiap individu memiliki keinginan untuk mengendalikan lingkungannya atau kebutuhan kekuasaan, termasuk kekuasaan keuangan (Moorhead dan Griffin, 2010). Paisey (2006) yang meneliti dampak dari implementasi kebijakan yang terkait dengan pendidikan profesi akuntansi menunjukkan bahwa pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi. Carpenter dan Strawser (1970) melakukan penelitian untuk mengetahui kriteria mahasiswa jurusan akuntansi pada tingkat akhir di Pennsylvania State University dalam memilih karir. Penelitian menunjukkan bahwa gaji awal adalah salah satu dari tiga karakter yang paling penting dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian Meitiyah (2014) dan Ikbal (2011) menyatakan bahwa motivasi ekonomi berpengaruh
27
positif
terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis: H3 :
Motivasi ekonomi berpengaruh positif pada minat mahasiswa mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
2.2.4 Pengaruh Biaya Pendidikan Pada Minat Mahasiswa Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi Biaya pendidikan merupakan keseluruhan pengorbanan finansial yang dikeluarkan oleh mahasiswa tersebut untuk keperluan selama menempuh pendidikan dari awal sampai berakhirnya pendidikan. Berdasarkan hukum ekonomi, dikatakan bahwa manusia ingin mendapatkan keuntungan yang setinggi-tingginya dengan biaya yang serendah-rendahnya. Biaya pendidikan tidak hanya dinilai dari sisi mahal tidaknya, tetapi dapat pula dilihat dari sisi bagaimana kemampuan mempersiapkan serta merasakan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan kelayakan, kemudahan, dan kepatutan dalam mengakses perguruan tinggi tertentu. Dapat dikatakan bahwa biaya pendidikan dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan datang. Hal inilah yang menyebabkan dalam mengeluarkan biaya diperlukan analisis biaya manfaat (Hansen dan Mowen, 2009:47). Menurut Ghozali (2000) analisis biaya manfaat adalah salah satu bentuk penafsiran investasi yang membandingkan antara biaya manfaat dan manfaat ekonomi dari suatu proyek sehingga manfaat yang didapat harus lebih dari biaya yang dikeluarkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2010) menunjukkan bahwa biaya pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan mahasiswa dalam
28
menempuh pendidikan di jurusan akuntansi. Selain itu, Apriani (2012) menunjukkan bahwa biaya pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis: H4 :
Biaya pendidikan berpengaruh positif pada minat mahasiswa mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi.
29