BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengeluaran dana saat ini dimana pengembaliannya terjadi di waktu yang akan datang. Investasi juga dapat diistilahkan sebagai proyek yaitu merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber – sumber seperti uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat di masa yang akan datang (Wiagustini, 2010 : 165). Investasi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada aset – aset finansial (financial aset) dan investasi pada aset – aset riil (real aset). Investasi pada aset – aset finansial dapat berupa sertifikat deposito, commercial paper dan surat berharga pasar uang, sedangkan investasi pada aset – aset riil dapat berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik dan pembukaan pertambangan (Halim, 2005 : 4). Sumber dana untuk melakukan investasi bisa berasal dari aset – aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain ataupun dari tabungan ( Tandelilin, 2010:8). Orang – orang yang melakukan kegiatan investasi disebut dengan investor. Investor dikelompokan menjadi dua yaitu investor individual (individual investor) dan investor institusional (institusional investor). Investor individual terdiri dari individu – individu yang melakukan kegiatan investasi, sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan – perusahaan asuransi, lembaga
penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam) maupun perusahaan investasi. Tujuan investor melakukan investasi yaitu mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang atas dana yang diinvestasikan sekarang. Untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan investor menghadapi risiko yang berbeda – beda pada setiap investasi yang dilakukan. Teori portofolio Markowitz menyatakan bahwa untuk menerima risiko yang lebih besar, investor harus dikompensasikan dengan kesempatan untuk mendapatkan return yang besar pula (Zubir, 2011 : 2). Untuk meminimalisir risiko yang dihadapi, investor perlu melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harga efek tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan , yaitu (Halim, 2005:5) : 1) Pendekatan Fundamental Pendekatan ini didasarkan pada informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Kinerja emiten dipengaruhi oleh kondisi sektor industri dimana perusahaan tersebut berada dan perekonomian secara makro, maka untuk memperkirakan prospek harga saham di masa mendatang harus dikaitkan dengan faktor – faktor fundamental yang mempengaruhi. 2) Pendekatan Teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa mendatang. Para ahli memperkirakan pergesaran penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek, serta mereka berusaha cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer penawaran dan permintaan. Analisis teknikal diaangap lebih mudah dan cepat dari analisis fundamental, karena dapat secara simultan diterapkan pada beberapa saham. 2.1.2 Teori Efisiensi Pasar Pasar modal efisien merupakan pasar yang dimana harga semua sekuritas telah mencerminkan informasi yan tersedia. Informasi yang dimaksud adalah baik informasi masa lalu (laba perusahaan tahun lalu), informasi saat ini (rencana kenaikan dividen tahun ini) dan informasi yang berkembang di pasar bersifat seperti pendapat atau opini rasional yang bisa mempengaruhi perubahan harga (jika banyak investor di pasar yang berpendapat harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada harga saham cenderung naik juga). Pada pasar efisien terdapat reaksi spontan pada tanggal pengumuman untuk mengantisipasi komponen informasi sehingga kemuadian tidak terdapat penyimpangan pada rata – rata abnormal return yang diharapkan (Asamoah & Kwame, 2010). Pada konsep pasar efisien terjadi suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju pada titik keseimbangan sebagai respon dari informasi yang baru masuk ke pasar, oleh sebab itu pasar bisa under adjusted atau over adjusted ketika bereaksi terhadap informasi yang baru masuk. Keadaan tersebut menyebabkan
harga baru yang terbentuk bisa bukan harga yang mencerminkan nilai intrinsiknya, sehingga yang paling penting dari mekanisme pasar efisien ini adalah harga yang terbentuk di pasaran tidak bias atau melenceng jauh dari estimasi harga keseimbangan (Tandelilin, 2010:219). Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pasar dapat dikatakan efisien antara lain : 1)
Ada banyak investor rasional yang berusaha memaksimumkan profit. Hal ini berarti para investor secara aktif ikut berpartisipasi dalam pasar untuk melakukan analisis, menilai dan melakukan jual beli saham.
2)
Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang cukup murah dan mudah.
3)
Informasi di pasar bersifat random, yaitu informasi yang ada sekarang belum tentu sama dengan informasi yang akan datang.
4)
Reaksi investor terhadap informasi baru yang ada sangat cepat sehingga harga sekuritas juga ikut berubah sesuai dengan perubahan nilai sebagai akibat dari informasi tersebut.
Untuk memudahkan penelitian, pada tahun 1970 Fama mengelompokan bentuk pasar yang efisien ke dalam 3 Efficient Market Hypothesis, sebagai berikut (Tandelilin, 2010:223) : 1)
Efisien dalam bentuk lemah (weak form) Pada pasar efisien bentuk lemah, semua harga sekuritas
mencerminkan informasi masa lalu (volume perdagangan, peristiwa masa
lalu). Informasi masa lalu sudah mencerminkan harga sekuritas saat ini, maka informasi ini tidak dapat digunakan untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. 2)
Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong) Pada pasar setengah kuat, harga sekuritas mencerminkan informasi
dari masa lalu dan informasi yang dipublikasikan saat ini seperti dividen, stock split, penerbitan saham baru hingga peristiwa lainnya yang terpublikasi sehingga berdampak pada aliran kas di masa yang akan datang. Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, abnormal return hanya terjadi disekitar tanggal pengumuman suatu peristiwa, yang dimana hal ini sebagai hasil dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut. Pasar dapat dikatakan dalam bentuk setengah kuat ketika pasar secara cepat dapat merespon dan menyerap informasi secara cepat. Apabila terdapat abnormal return yang berkepanjangan, hal ini berarti respon pasar untuk menyerap informasi terlambat dan pasar dianggap tidak efisien. 3)
Efisien dalam bentuk kuat (strong form) Pasar pasar efisien bentuk kuat, informasi masa lalu, informasi
yang dipublikasikan saat ini dan informasi yang tidak terpublikasikan mencerminkan harga sekuritas saat ini. Pada pasar efisien bentuk kuat ini, tidak akan ada seorang investor pun dapat memperoleh abnormal return di dalamnya. Pada tahun 1991 Fama melakukan penyempurnaan pada pengelompokan bentuk efisiensi pasar ini. Efisiensi bentuk lemah menjadi kelompok pasar untuk
menguji prediktabilitas return. Efisiensi bentuk setengah kuat digunakan untuk menguji kandungan informasi dalam suatu peristiwa (event studies) dan efisiensi bentuk kuat dikatakan sebagai pengujian informasi privat (Tandelilin, 2010 : 224). 2.1.3 Event Study Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2014). Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas disebut dengan event study (Tandelin, 2010:239). Event study memfokuskan pada dampak dari berbagai jenis pengumuman seperti bonus issue, right issue, stock split, earning, dividen, merger dan akuisisi, pembelian kembali saham, dll (Mehndiratta & Shuci,2010). Penelitian event study ini berkaitan dengan seberapa cepat informasi masuk ke pasar dan bagamaina respon pasar terhadap informasi tersebut sehingga tercermin pada harga saham. Bentuk peristiwa yang diinformasikan beragam, baik dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan yang kemungkinan akan mempengaruhi prospek pertumbuhan perusahaan seperti dividen, laba, merger dan akuisisi, pembelanjaan modal serta beberapa peristiwa lainnya. Selain itu, eveny study menganalisis mengenai suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan. Peristiwa yang terjadi bisa berupa peristiwa ekonomi atau peristiwa non ekonomi. Event study juga dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi pada suatu peristiwa. Jika terdapat informasi, diharapkan pasar dapat bereaksi dan menerima kandungan informasi dari pengumuman tersebut (Asmita, 2005). Event Study atau studi peristiwa merupakan salah satu bagian konsep hipotesis yang diungkapkan oleh Fama pada tahun 1991. Studi peristiwa ini merupakan suatu bentuk pengujian pada pasar efisien bentuk setengah kuat. Secara lebih spesifik studi peristiwa menyelidiki tentang respon pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Kandungan informasi dapat berupa berita baik (good news) atau berita buruk (bad news). Hipotesis pasar efisien menyatakan bahwa terdapat respon positif dari pasar apabila publikasi memuat berita baik, dan akan menimbulkan respon negatif apabila suatu publikasi mengandung berita buruk. Respon pasar akan tercermin dari abnormal return positif (berita baik) dan abnormal return negatif (berita buruk). Secara singkat event study bertujuan mendeteksi respon pasar terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan. Reaksi pasar tergantung pada kandungan informasi yang melekat pada suatu peristiwa yang dapat berdampak pada aliran kas di masa yang akan datang. Secara lebih spesifik tujuan event study dibagi menjadi 3 : 1) Pengujian Teoritis Pada dasarnya event study digunakan untuk pengujian hipotesis efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat. Selain teori hipotesis pasar efisien, pengujian teoritis seringkali menguji peristiwa tertentu yang
berkaitan dengan landasan teori relevan lainnya, seperti event study tentang pengumuman dividen sering dikaitkan dengan teori signaling atau event study yang terkait dengan peristiwa stock split seringkali dikaitkan dengan teori signaling dan teori likuiditas. 2) Pengujian Respon Pasar Pengujian respons pasar terkait dengan hipotesis efisiensi informasi (kecepatan respons pasar) dan
efisiensi keputusan (ketepatan respons
pasar). Efisiensi informasi (kecepatan respons pasar) relevan dengan pengujian teori atau hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat, sedangkan efisiensi keputusan (ketepatan respons pasar) relevan dengan pengujian teori yang terkait dengan studi peristiwa seperti telah disinggung pada tujuan pengujian teoretis. Ketepatan respons pasar terkait dengan apakah pasar bereaksi dengan benar. 3) Return Tidak Normal Secara empiris bentuk pengujian yang umum digunakan dalam studi peristiwa adalah bertujuan untuk menguji ada atau tidak return tak normal (abnormal return) di seputar pengumuman peristiwa. Return Tidak Normal (RTNi) adalah selisih (positif atau negatif) dari return aktual di seputar pengumuman (Ri) dengan return harapan E(Ri) (Jogiyanto, 2013 : 610) : RTNi = Ri – E(Ri) ………………………………. (1) Bila tidak terdapat peristiwa, return aktual cenderung tidak berbeda dengan return harapan.
2.1.4 Dividen Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) (Darmadji dan Hendy, 2001:127). Dividen juga dapat didefinisikan sebagai pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis. Perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat akan menerbitkan laporan keuangan. Pada laporan keuangan, tertulis beberapa keuntungan perusahaan pada tahun bersangkutan, kemudian dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) akan diputuskan besarnya dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham. Kebijakan dividen adalah keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan ketika selesai beroperasi dan memperoleh laba. Kebijakan dividen berpengaruh terhadap aliran dana, struktur finansial, likuiditas perusahaan dana prilaku investor. (Wiagustini, 2010 : 255). Kebijakan dividen ini perlu dipertimbangkan dengan matang oleh manajemen perusahaan karena ini berkaitan dengan dividen yang akan diperoleh oleh investor dan laba ditahan yang akan diperoleh perusahaan. Banyak hal yang dilihat ketika mengambil keputusan tentang kebijakan dividen mana yang akan digunakan karena jika salah menentukan kebijakan dividen dapat merugikan pihak perusahaan atau investor. Berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, terdapat dua bentuk dividen yaitu :
1) Dividen Tunai (cash dividend) Dividen tunai adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tunai. Nilai suatu dividen sesuai dengan nilai tunai yang diberikan. Tujuan emiten untuk memberikan dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham. 2) Dividen Saham (stock dividend) Dividen saham merupakan pembayaran dividen dengan saham. Dividen saham merupakan pemindahan bukuan saja dari dari rekening laba ditahan ke dalam rekening modal saham. Akibatnya, jumlah lembar saham akan bertambah sejumlah lembar saham yang akan dibagikan sebagai dividen. Dividen saham tidak meningkatkan jumlah kekayaan pemegang saham, karena meningkatnya jumlah lembar saham diikuti penurunan harga saham dalam proporsi yang sama. Dividen yang diberikan dalam bentuk saham, disamping tujuan yang sama dengan dividen tunai juga bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di bursa efek. Pembagian dividen dalam bentuk saham diberikan karena memperhatikan kondisi likuiditas keuangan perusahaan. Likuiditas keuangan perusahaan dinilai tidak memungkinkan untuk adanya pembagian saham dalam bentuk tunai sehingga dividen dibagikan dalam bentuk saham baru. Terdapat beberapa jenis tanggal pada waktu pengumuman dividen , antara lain :
1) Tanggal pengumuman (announcement date) Tanggal pengumuman adalah tanggal resmi pengumuman oleh emiten tentang
besar
dan
bentuk
pembayaran
dividen
serta
tanggal
pembayarannya. 2) Tanggal cum-dividend (cum dividend date) Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham. 3) Tanggal Pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham (Date of Record) Tanggal dimana seorang investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham. 4) Tanggal ex. Dividen (Ex. Dividend Date) Tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, jangka waktunya adalah 4 hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. 5) Tanggal Pembayaran (Payment Date) Tanggal dimana pemegang saham dapat mengambil dividen sesuai dengan dividen yang diumumkan oleh emiten. Selain itu terdapat juga empat jenis – jenis pembayaran dividen, yaitu : 1) Pembayaran dividen stabil Perusahaan yang menganut kebijakan ini adalah agar harga pasar saham lebih tinggi karena dividen yang berfluktuasi lebih berisiko daripada dividen
stabil. Pemegang saham yang mengharapkan return dari dividen lebih menyukain dividen yang stabil. 2) Keputusan nilai sisa dividen (residual decision of dividends) Dividen jenis ini ditentukan berdasarkan ada tidaknya kesempatan investasi
yang
menguntungkan.
Jika
terdapat
investasi
yang
menguntungkan, maka laba yang diperoleh akan digunakan untuk berinvestasi, dan jika memang terdapat sisa barulah akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. 3) Dividen dengan pay out ratio yang konstan Bila laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi, maka dividen yang dibayarkan pun akan berfluktuasi. Dividen akan dibayarkan sesuai dengan persentase pay out ratio , sehingga dividen yang dibayarkan tidak tetap jumlahnya jika kondisi dividen berfluktuasi. Kebijakan ini cenderung tidak akan memaksimumkan nilai saham. 4) Pembayaran dividen regular yang rendah disertai pembayaran ekstra Kebijakan ini merupakan kebijakan moderat yang dimana merupakan kompromi atas dua kebijakan yaitu kebijaka pembayaran dividen secara stabil dan pembayaran dividen dengan pay out ratio. 2.1.5 Signaling Theory Informasi dalam suatu pengumuman sangat penting bagi investor dan pihak – pihak yang memiliki kepentingan. Kandungan informasi dalam pengumuman dividen biasanya menyatakan apakah dividen yang dibagikan akan naik, turun atau tetap. Hal ini menjadi penting, karena lewat informasi ini para
investor di pasar dapat mengestimasi bagaimana ke depannya keadaan suatu perusahaan. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu penguman akan menjadi sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi (Jogiyanto, 2014). Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk mempublikasikan informasi kepada pihak luar. Dorongan ini terjadi karena adanya asimetri informasi (asymmetric information) antara perusahaan dengan pihak eksternal. Perusahaan mempunyai banyak informasi mengenai perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang (Sulistyo, 2010). Asimetri informasi dapat terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan informasi yang yang dimiliki perusahaan tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, oleh sebab itu umumnya pasar merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal yang tercermin pada perubahan harga saham. Dampaknya ialah pengumuman yang dilakukan perusahaan akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan informasi baru yang dikeluarkan dari pihak manajemen perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham. Akibat dari asimetri informasi ini, harga saham yang belum mencapai pada tiitk keseimbangan pasar dimanfaatkan oleh investor yang mengetahui tentang informasi bahwa harga saham akan mencapai titik kesimbangan pada suatu titik tertentu akan membeli saham dan selanjutnya akan dijual pada saat harga mencapai titik kesimbangan sehingga dapat menikmati abnormal return yang dalam hal ini disebut sebagai capital gain.
2.1.6 Kandungan Informasi Pada kenyataannya manajer memiliki informasi yang lebih baik tentang prospek perusahaan daripada investor dan pemegang saham. Akibatnya investor menganggap capital gain lebih berisiko daripada cash dividen. Kenyataan tersebut mengakibatkan pembayaran kenaikan dividen sering diikuti oleh kenaikan harga saham dan penurunan pembayaran dividen diikuti oleh penurunan harga saham. Hal ini dilihat oleh investor sebagai sinyal bahwa kenaikan dividen menunjukan prospek perusahaan di masa yang akan datang lebih baik, begitu pula sebaliknya penurunan dividen akan dilihat bahwa di masa yang akan datang prospek perusahaan menurun. Modigliani-Miller menyimpulkan, bahwa reaksi investor terhadap perubahan dividen bukan berarti investor lebih menyukai dividen daripada laba ditahan. Harga saham mengikuti perubahan dividen dikarenakan terdapat kandungan informasi (information content) dalam pengumuman dividen. Suatu peristiwa yang mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada investor. Sebaliknya, peristiwa yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada investor (Jogiyanto,2014). 2.1.7 Dividen sebagai Sinyal Ada beberapa teori yang digunakan perusahaan bahwa dividen yang dibayarkan akan menerangkan prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang. Pada penelitian ini digunakan Dividend Signaling Theory sebagai kerangka teorinya, sebab penelitian ini ingin membuktikan bahwa pengumuman
pembayaran dividen mengandung informasi sehingga muncul respon dari pasar yang meyebabkan perubahan harga saham. Dividend signaling theory berdasarkan pada asumsi bahwa dividen diperlukan untuk memberikan informasi positif dari manajer yang mempunyai informasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya kepada investor yang miskin akan informasi tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya asymetric information antara manajer dengan investor. Pengumuman dividen mengandung informasi dividen turun, dividen naik atau dividen tetap dari pengumuman sebelumnya. Pengumuman dividen yang perusahaannya membayar dividen lebih rendah dari tahun sebelumnya diduga memberikan sinyal negatif. Hal ini disebabkan oleh investor menduga bahwa emiten mengalami penurunan pendapatan di masa yang akan datang. Sebaliknya, pengumuman dividen yang menyatakan pembagian lebih tinggi dari tahun sebelumnya disinyalir oleh pasar akan memberikan sinyal positif bagi emiten. Hal ini dikarenakan pengumuman yang dilakukan dapat meningkatkan ekspektasi investor terhadap pendapatan dan masa depan perusahaan (Zainafree, 2005). Perubahan harga saham biasanya diukur dengan abnormal return. Apabila abnormal return digunakan sebagai pengukur reaksi pada harga saham, maka jika suatu pengumuman mengandung informasi abnormal return akan memiliki pengaruh yang siginifikan.
2.1.8 Return Secara singkat dapat didefinisikan return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2014:263). Dalam manajemen investasi, yang dimaksud dengan return ialah tingkat keuntungan dari suatu investasi (Tandelilin, 2010:9). Jadi return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Menurut Ang (2007) dalam Aninditha (2010), komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu: 1) Current Income Adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Disebut sebagai pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat. 2) Capital Gain Adalah keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga beli suatu investasi. Capital gain ini sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi yang besangkutan, yang berarti instrumen investasi tersebut harus diperdagangkan maka akan timbul perubahan nilai instrument investasi. Pada dasarnya tujuan investasi adalah memaksimalkan return. Return dapat berupa return realisasi atau return ekspektasi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta
sebagai dasar dalam penentuan return ekspetasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Return ekspetasi memiliki sifat yang berbeda dengan return realisasi, yaitu bersifat belum terjadi. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah laba yang akan diterima oleh pemodal atas investasinya pada perusahaan emiten dalam waktu yang akan datang dan tingkat keuntungan ini sangat dipengaruhi oleh prospek perusahaan di masa yang akan datang. Seorang investor akan mengharapkan return tertentu di masa yang akan datang tetapi jika investasi yang dilakukannya telah selesai maka investor akan memperoleh return realisasi (Husnan, 2005). 2.1.9 Abnormal Return Apabila suatu pasar berada dalam kondisi tidak efisien, sekuritas – sekuritas akan mengasilkan return yang lebih besar dibanding normalnya sehingga hal ini disebut sebagai return tidak normal atau abnormal return (Tandelilin, 2010:224). Secara singkat abnormal return dapat dikatakan sebagai selisih antara return realisasi dengan return ekspektasi. Abnormal return dapat dirumuskan sebagai berikut : ARi,t = Ri,t − E (Ri,t) ………………………………. (2) dimana : ARi,t = abnormal return saham i pada periode t Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i periode t E(Ri,t) = return ekspektasi yang terjadi untuk saham i periode t
Meskipun return harapan dapat ditentukan menggunakan berbagai teknik, tiga model berikut umumnya digunakan untuk menentuka return harapan dalam rangka menguji efisiensi pasar. Ketiga model ini ditunjukan oleh Brown dan Warner pada tahun 1980, antara lain : 1)
Mean-Adjusted Return Apabila pasar dalam kondisi yang efisien dan return saham bervariasi
secara random di sekitar nilai sebenarnya, maka rata – rata return sekuritas yang dihitung pada periode sebelumnya dapat digunakan sebagai return harapan. Jika return harian digunakan, maka kurangkan rata – rata return harian dengan return harian actual untuk memperoleh abnormal return (Tandelilin, 2010 : 225).
ARi,t = Ri,t – Ri ARi,t Ri,t Ri 2)
………………………………. (3)
= abnormal return saham i pada hari t = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i hari t = rata – rata return saham selama sekian hari sebelum hari t
Market-Adjusted Return Pergerakan saham individual seringkali dihubungkan dengan pergerakan
bersama dalam passer. Sehingga terdapat satu teknik menghitung abnormal return-nya yaitu dengan menghilangkan pengaruh pasar terhadap return harian sekuritas. Formulanya sebagai berikut (Tandelilin, 2010 : 225) : ARi,t = Ri,t – RM,t ………………………………. (4) ARi,t Ri,t RM,t
= abnormal return saham i pada hari t = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i pada hari t = return pasar yang terjadi pada hari t
3)
Market Model Returns Teknik ini merupakan cara yang lebih canggih dengan menggambarkan
hubungan antara sekuritas dengan pasar dalam sebuah persamaan regresi linier sederhana antara return sekuritas dengan return pasar. Regresi inilah yang digambarkan dalam market model sebagai berikut (Tandelilin, 2010 : 226) : Ri = α1 + βiRm + ∈ i ………………………………. (5) α1 = intersep dalam regresi untuk sekuritas i. Merupakan komponen return yang tidak tergantung dengan return pasar. Β i= koefisien regresi yang menyatakan slope garis regresi. Ini mengukur perubahan yang diharapkan dalam return sekuritas sehubungan dalam perubahan return pasar. ∈ I = kekeliruan regresi. Ini mengukur deviasi return yang diobservasi dengan return yang diprediksi oleh regresi dan mempunyai nilai harapan sama dengan nol 2.2 Hipotesis Penelitian Pengumuman dividen tunai (cash dividend) dapat memberikan informasi perkiraan prospek keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Pasar akan bereaksi ketika suatu pengumuman mengandung informasi. Reaksi pasar dapat dilihat dengan ada atau tidak perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman cash dividend. Terdapatnya abnormal return di sekitar tanggal pengumuman tersebut dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Abnormal return yang terjadi sesudah peristiwa menunjukkan bahwa pengumuman pembayaran dividen dianggap oleh investor dan calon investor sebagai sinyal yang positif, sehingga akan menaikkan harga saham dan berarti akan mendapatkan abnormal return yang positif juga pada saat atau sesudah pengumuman dividen (Hidayat, 2009).
Hidayat (2009) menemukan bahwa pengumuman dividen memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap abnormal return yang ditunjukan pada perbedaan antara sebelum dan sesudah pengumuman pembayaran deviden yang tercermin dalam abnormal return saham pada perusahaan yang melakukan pembayaran deviden. Penelitian lainnya yang berpendapat sama ialah penelitian yang dilakukan oleh Patel dan Kalpesh (2014) di Bombay Stock Exchange, menemukan bahwa pengumuman dividen memilik pengaruh yang signifikan. Hal ini terlihat dari hasil uji-t berpasangan menunjukan perbedaan yang siginifikan pada rata – rata jumlah transaksi sebelum dan sesudah pengumuman. Penelitian dari Kurnianingsih (2011) menemukan bahwa terdapat reaksi pasar yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman. Penelitian yang mendukung ketiga hasil penelitian di atas bahwa terdapat perubahan signifikan terhadap pengumuman cash dividend dikarenakan
adanya
abnormal
return
yang
terdapat
disekitar
tanggal
pengumuman ditunjukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Adorini (2006). Hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga saham masih ditunjukkan dengan adanya perbedaan abnormal return pada sekitar tanggal ex-dividend date. Sama seperti hasil penelitian di atas, penelitian yang dilakukan oleh Dharmarathne (2013) di Colombo Stock Exchange menyatakan bahwa pasar menunjukan respon positif terhadap pengumuman dividen di pasar modal dengan terdapat abnormal return
pada hari pengumuman. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman cash dividend