BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Percaya diri a. Pengertian percaya diri Rasa percaya diri merupakan salah satu dari 18 karakter bangsa yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Definsi para ahli Menurut Desmita (2009:206) Percaya diri (self-confidence) ialah kemampuan induvidu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif, menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Ubaedy (2007:9), rasa percaya diri pada dasarnya dibagi menjadi dua macam: Pertama, percaya diri yang sifatnya sudah permanen atau sudah menjadi gaya hidup, budaya atau bagian tak terpisahkan dengan diri kita (permanen). Ini biasanya dimiliki oleh orang-orang berprestasi tinggi yang telah mengalahkan berbagai tantangan dan hambatan yang disebut percaya diri faktual. Kedua, percaya diri yang sifatnya masih kondisional, terencana, by design. Percaya diri semacam ini biasanya tidak permanen atau tergantung keadaan yang disebut percaya diri mental.
6
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
7
Menurut Aunillah (2011:60) percaya diri merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk membangun karakter percaya diri pada peserta didik: 1) Memberi pujian atas setiap pencapaiannya Jika peserta didik mendapatkan kasih sayang yang cukup dari guru dan orang tuanya, hal itu akan mengembangkan rasa percaya dirinya dan ia pun akan menerima lebih banyak kesuksesan dalam kehidupannya. 2) Mengajari peserta didik untuk bertanggung jawab Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan cara menugaskan peserta didik untuk menjadi pembawa acara, pemimpin rapat dikelas, dan lain sebagainya. Kebiasaan ini akan memberikan rasa tanggung jawab pada diri siswa dan untuk bersedia menyelasaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya. 3) Mengajari peserta didik agar bersikap ramah dan senang membantu orang lain. 4) Mengubah kesalahan menjadi “bahan baku” demi kemajuaan. Saat peseta didik melakukan kesalahan, guru harus tetap fokus pada kemajuan yang telah dicapainya, bukan pada kesalahan ataupun kegagalan yang dialaminya. 5) Jangan menegur didepan banyak teman Guru harus lebih berhati-hati atas setiap hal yang diungkapkan tentang
peserta
didik.
Sebab
apabila
keliru
dalam
memperlakukannya, maka rasa percaya dirinya justru akan menurun.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
8
6) Mendukung sesuatu yang menjadi minat peserta didik Dukungan tidak hanya akan membangun rasa percaya dirinya, tetapi juga akan meningkatkan kadar kreativitasnya. 7) Tidak memanjakann peserta didik Guru tidak boleh bersikap overprotect terhadap peserta didik. Sikap seperti itu hanya akan menjadikan lemah dan selalu bergantug pada orang lain. Berdasakan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sosok yang percaya diri cenderung bisa melawan tantangan hidup yang ada dengan berbuat sesuatu yang bijak dan profesional dengan mengendalikan berbagai perasaan dan emosi seseorang dalam mengantisipasi suatu tindakan dan emosi untuk mencapai tujuan tertentu. b. Ciri-ciri Percaya diri Ciri-ciri percaya diri menurut Ubaedy (2007-8-9) antara lain: 1) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya keputusan hidup yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya power personal yang kuat, kharismatik, disegani, dan semisalnya. 3) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya relatif lebih terbatas dari berbagai rasa terancam atau rasa tertekan baik itu oleh keadaan atau oleh lingkungan
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
9
4) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya jatidiri yang jauh lebih kuat dan jauh lebih jelas. 5) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya komitmen yang kuat untuk maju atau punya kesadaraan tanggung jawab yang lebih tinggi Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang percaya diri jika mengambil keputusan lebih mantap tanpa tekanan baik dari keadaan atau lingkungan. Orang yang mempunyai percaya diri punya jatidiri lebih kuat dan mempunyai komitmen yang kuat. c. Ciri-ciri Tidak Percaya Diri Ciri-ciri tidak percaya diri menurut Ubaedy (2007:88) diantaraya: 1) Tidak
memiliki
sesuatu
(keinginan,
tujuan,
target)
yang
diperjuangkan secara sungguh-sungguh. 2) Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang) 3) Mudah frustasi atau give, ketika menghadapi masalah atau kesulitan. 4) Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengahsetengah. 5) Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal) 6) Canggung dalam menghadapi orang.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
10
7) Tidak
bisa
mendemostrasikan
kemampuan
berbicara
dan
kemampuan mendengarkan yang meyakini 8) Sering memiliki harapan yang tidak realistis 9) Terlalu perfeksionis 10) Terlalu sensitif (perasa) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang tidak percaya diri tidak mempunyai tujuan yang aan diperjuangkan, mudah frustasi dalam menghadapi masalah karena kurangnya motivasi dalam dirinya. Canggung dalam menghadapi orang untuk mendemostrasikan kemampuannya sendiri. d. Kiat-kiat Memperbaiki Percaya Diri Peter
Lauster
(2007:11-12)
sepuluh
petunjuk
untuk
memperbaiki kepribadian pada diri sendiri 1) Carilah sebab-sebab anda merasa rendah diri. Sekali anda mengetahui sebab-sebab itu maka anda sudah mendapatkan prasayarat yang sangat oenting untuk suatu perbaikan kepercaya diri sendiri yang direncanakan. 2) Harus memiliki kemauan yang kuat karena dengan begitu akan memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang sebenernya. 3) Memperkembangkan bakat dan kemampuan lebih jauh dengan begini mengadakan kompensasi bagi kelemahan diri sendiri, sehingga kelemahan itu tidak lagi penting bagi anda.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
11
4) Berbahagialah dengan keberhasilan dalam suatu bidang tertentu dan janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya. 5) Bebaskan diri
dari pendapat orang lain. Janganlah berbuat
berlawanan dengan keyakinan sendiri. 6) Jika puas dengan pekerjaan sendiri tapi idak melihat sesuatu kemungkinannya untuk memperbaiki diri maka mengembangkan bakat-bakat melalui hobby. 7) Jika untuk melakukan pekerjaan yang sukar, coba melakukan pekerjaan dengan rasa optimis. 8) Jangan terlalu bercita-cita karena cita-cita yang terlewat batas tidak baik 9) Jangan terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain. 10) Janganlah mengambil sebagian motto ungkapan yang berbunyi “ apa pun juga yang dilakukan dengan baik oleh orang lain saya harus dapat melakukannya dengan baiknya. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa ada sepuluh petunjuk dalam memperbaiki kepribadian diri sendiri dimulai dari mencari sebab-sebab, memiliki kemampuan, mengembangkan bakat dan kemampuan bisa melalui hobby, bersyukur atas keberhasilan dan jangan terlalu membandingkan diri dengan orang lain. e. Indikator Percaya Diri Indikator dirumuskan dalam bentuk prilaku peserta didik di kelas dan sekolah yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
12
peserta didik melakukan tindakan, tanya jawab, memberikan jawaban dari tugas dan pertanyaan guru, serta dari hasil laporan dan pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik. Rasa percaya diri memiliki indikator kelas dan sekolah menurut Daryanto (2013:136) indikator kelas yaitu: “menciptakan suasana kompetisi yang sehat, menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar, menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja, memiliki pandangan tentang slogan atau motto giat bekerja dan belajar. Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
(2013:26)
menyatakan bahwa indikator rasa percaya diri sesuai jenjang kelas IVVI sebagai berikut: 1. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu. 2. Mampu membuat keputusan dengan cepat 3. Tidak mudah putus asa 4. Tidak canggung dalam bertindak 5. Berani presentasi di depan kelas 6. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan Indikator rasa percaya diri yang di paparkan diatas dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri siswa dapat dilihat apabila siswa melakukan tindakan sebagai berikut: Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu, mampu membuat keputusan dengan cepat, tidak mudah putus asa, tidak canggung dalam bertindak, berani presentasi di depan kelas, berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
13
2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Arifin (2013:12) berpendapat bahwa kata “prestasi belajar” berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan,
sedangkan
hasil
belajar
meliputi
aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Hamdani (2011:138-139) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingakat keberhasilan suatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar, prestasi belajar siswa dapat diketehui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar rendah
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
14
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik dari kegiatan belajar, kemudian kegiatan belajar tersebut dinilai dengan tes yang hasilnya berbentuk angka atau huruf , prestasi belajar dalam pembelajaran untuk menilai aspek kognitif. b. Fungsi Prestasi Belajar Arifin (2013:12-13) berpendapat bahwa prestasi belajar (achievement) semakin terasa
penting untuk dibahas, karena
mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: (1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantias pengetahuan yang telah dikuasi peserta didik; (2) prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasra ingin tahu, (3) prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. (4) prestasi belajar sebagai indikator intern dan dan ekstren dari suatu institusi pendidikan, (5) prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran. Fungsi
prestasi
belajar tidak hanya
sebagai
indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Disamping itu, prestasi belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis, penempatan atau bimbingan terhadap peserta didik.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
15
Berdararkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar memiliki fungsi mendorong siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Apabila siswa memiliki dalam meningkatkan prestasinya agar tidak tersaing oleh temannya, begitu pula sebaliknya siswa yang memiliki prestasi belajar rendah akan lebih berusaha agar bisa mengajar prestasi temannya. Oleh karena itu, prestasi dapat meningkatkan kualitas pendidikan suatu sekolah atau institusi pendidikan. Prestasi belajar menjadi tolak ukur dan umpan balik bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ahmadi (2008:138) prestasi belajar yang dicapai seorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) induvidu. Yang tergolong faktor internal adalah: 1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. 2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a) faktor intelektif, yang meliputu faktor potensial, yaitu kecerdasaan dan bakat, faktor kecakapaan nyata yaitu prestasi yang dimiliki, b) faktor non-intelektif, yaitu unsurunsur kepribadian tertentu, seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
16
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong eksternal, ialah: a) faktor sosial yang terdiri atas
lingkungan,keluarga,
lingkungan
sekolah,
lingkungan
masyarakat, dan lingkungan kelompok. b) faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, kesenian. c) faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim 4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar tergolong ada dua yaitu faktor internal diantaranya: jasmaniah, psikologis, kemantangan fisik atau psikis, spiritual atau keagaman. Sedangan faktor eksternal, diantaranya: lingkungan, budaya, dan lingkungan fisik. 3. Medel Pembelajaran Van Hiele a.
Pengertian Model Pembelajaran Van Hiele Trianto (2010: 52) “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang
menggambarkan
prosedur
sistematis
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran
dan
para
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
17
Menurut Purwoko (Aisyah, dkk. 2008) model pembelajaran Van Hiele adalah model yang teori belajarnya mengkhususkan dalam pembelajaran geometri dan dikemukakan hanya berkaitan dengan pembelajaran geometri dan dikemukakan hanya yang berikaitan dengan pembelajaran geometri. Pemaparan mengenai model pembelajaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah perencanaan sistematis dan konseptual yang digunakan dalam pembelajaran di kelas atau pembelajaran
tutorial
dalam
membuat
dan
melaksanakan
pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajarannya. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teori van hiele dapat disetarakan dengan model pembelajaran karena memenuhi ciri-ciri model
pembelajaran. Teori
Van Hiele memiliki
tahap-tahap
pembelajaran yang sudah sesuai dengan langkah-langkah yang dibutuhkan dalam sebuah model. b.
Tahap Pemahaman Geometri Menurut Van Hiele Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri, menurut Van Hiele (Suwangsih dan Turlina, 2006:95-96) adalah sebagai berikut: 1) Tahap Pengenalan (Visualisasi) Pada tahap ini anak mulai belajar mengenal suatu bentuk geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
18
adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai contoh, jika pada anak diperlihatkan sebuah kubus, maka ia belum mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus tersebut. Ia belum tahu bahwa kubus mempunyai sisi-sisi yang merupakan bujursangkar, anak pun belum mengetahui bahwa bujursangkar ( persegi ) keempat sisinya sama dan ke empat sudutnya siku-siku. 2) Tahap analisis Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun Geometri yang diamatinya. Ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada bangun Geometri itu. Misalnya pada saat ia mengamati persegi panjang, ia telah mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang berhadapan, dan kedua pasang sisi tersebut saling sejajar. Tapi tahap ini anak belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri lainnya. Misalnya anak belum mengetahui bahwa persegi adalah persegipanjang atau ,persegi itu adalah belah ketupat dan sebagainya. 3) Tahap Pengurutan (Deduksi Informal) Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan yang kita kenal dengan sebutan berpikir deduktif. Namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Satu hal yang perlu diketahui adalah, anak pada tahap ini sudah
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
19
mulai mampu mengurutkan. Misalnya ia sudah mengenali bahwa persegi adalah jajaran genjang, bahwa belah ketupat adalah layanglayang. Demikian pula dalam pengenalan benda-benda ruang, anak-anak memahami bahwa kubus adalah balok juga, dengan keistimewaannya, yaitu bahwa semua sisinya berbentuk persegi. Pola pikir anak pada tahap ini masih belum mampu menerangkan mengapa diagonal suatu persegi panjang itu sama panjangnya. Anak mungkin belum memahami bahwa belah ketupat dapat dibentuk dari dua segitiga yang kongruen. 4) Tahap Deduksi Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian pula ia telah mengerti betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
di
samping
unsur-unsur
yang
didefinisikan.
Misalnya anak sudah mulai memahami dalil. Selain itu, pada tahap ini anak sudah mulai mampu menggunakan aksioma atau postulat yang digunakan dalam pembuktian. Tetapi anak belum mengerti mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil 5) Tahap Akurasi Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Misalnya, ia mengetahui pentingnya aksioma-
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
20
aksioma atau postulatpostulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi merupakan tahap berfikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Oleh karena itu tidak mengherankan jika tidak semua anak, meskipun sudah duduk di bangku sekolah lanjutan atas, masih belum sampai pada tahap berfikir ini. Model Van Hiele ini pada pembelajaran geometri di tingkat sekolah dasar hanya sampai tahap ketiga yaitu tahap pengurutan. Tahap berikutnya diperoleh siswa di tingkat sekolah yang lebih tinggi. Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan beberapa teori berkaitan dengan pembelajaran geometri. Teori yang dikemukakan Van Hiele antara lain adalah sebagai berikut: Tiga unsur yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya. Bila dua orang yang mempunyai tahap berpikir berlainan satu sama lain, kemudian saling bertukar pikiran maka kedua orang tersebut tidak akan mengerti. Menurut Van Hiele seorang anak yang berada pada tingkat yang lebih rendah tidak mungkin dapat mengerti atau memahami materi yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dari anak tersebut. Kalaupun anak itu dipaksakan untuk memahaminya, anak itu baru bisa memahami melalui hafalan saja bukan melalui pengertian.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
21
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu anak memahami geometri dengan pengertian, kegiatan belajar anak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak atau disesuaikan dengan taraf berpikirnya. Dengan demikian anak dapat memperkaya pengalaman dan berpikirnya, selain itu sebagai persiapan untuk meningkatkan tahap berpikirnya kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya. (Aisyah, 2008: 2-5) Dari hasil penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Van Hiele memiliki lima fase dan lima tahap pembelajaran. Pembelajaran geometrik materi bangun ruang dalam proses pembelajaran dari pengenalan bangun ruang sampai tahap keakuratan bangun ruang sampai tahap keakuratan mengenal jaringjaring yang digunakan. c. Fase-fase Pembelajarann Menurut Van Hiele Van Hiele dalam (Aisyah,2008:4.9-4.10) menyatakan bahwa ada 5 fase pembelajaran yang menujukan tujuan belajar siswa dan peran guru dalam pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : 1) Fase 1: Informasi Pada awal fase ini, dua arah interaksi guru-siswa sangat penting dalam pemahaman bentuk geometris tertentu seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, dan memahami kosa kata untuk geometri. Berdasarkan penjelasan tersebut maka tujuan kegiatan ini adalah :
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
22
a) Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai siswa mengenai topik yang di bahas. b) Guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil. 2) Fase 2 : Orientasi langsung (directed orientation) Siswa mengeksplorasi topik tentang geometri seperti yang diatur oleh guru. Kegiatan yang terlibat harus memungkinkan siswa untuk
mengidentifikasi bentuk geometris yang harus
dipelajari. Oleh karena itu, bagi siswa untuk menguasai fase ini, mereka harus diberi tugas sederhana. Jadi, alat ataupun bahan dirancang menjadi tugas pendek sehingga dapat mendatangkan repon khusus dari siswa. 3) Fase 3 : Penjelasan (explication) Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa diminta untuk mengekspresikan pendapat mereka dan membahas tentang bentuk geometris yang telah diamati. Pada tahap ini, guru bertindak hanya sebagai fasilitator. Jadi untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi bantuan seminimal mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir ini mulai tampak nyata. 4) Fase 4 : Orientasi bebas (free orientation) Pada fase ini siswa mampu memecahkan masalah yang lebih rumit seperti masalah terbuka. Mereka mendapatkan pengalaman
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
23
dengan mencari solusi mereka sendiri atau dengan menyelesaikan tugas. Sebagian besar hubungan antara objek diklarifikasi melalui interaksi antara siswa ketika membuat investigasi. Jadi siswa memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi banyak hubungan antara obyek-obyek yang dipelajari menjadi jelas. 5) Fase 5 : Integrasi (Integration) Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara global terhadap apa-apa yang telah dipelajari siswa. Hal ini penting, namun kesimpulan ini tidak menunjukkan sesuatu yang baru. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dengan model Van Hiele siswa harus melalui lima fase pembelajaran yang berbeda dan memiliki tingkatan berpikir yang berbeda pula, sehingga siswa mengalami perkembangan disetiap fase yang ada, mulai dari fase yang sifatnya sederhana sampai fase yang sifatnya rumit.
4. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Sanjaya (2012:61) “ Media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
24
untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya”. Media juga dijadikan sebagai perantara dari informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Menurut Arsyad (2007: 2-3) “media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan wadah yang digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi melalui proses belajar mengajar guru dan siswa yang mempunyai tujuan tertentu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan siswa. b. Fungsi Media Pembelajaran Sanjaya (2012 : 73) media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi yaitu : 1) Fungsi Komunikatif Media
pembelajaran
digunakan
untuk
memudahkan
komunikasi antara penyampaian pesan dan penerima pesan. Kadang–kadang penyampaian pesan mengalami kesulitan manakala harus menyampaikan pesan dengan hanya mengandalkan bahasa verbal saja. Demikian juga penerima pesan, sering mengalami kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan, khususnya materi-materi yang bersifat abstrak.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
25
2) Fungsi Motivasi Dapat kita bayangkan pembelajaran yang hanya mengandalkan suara melalui ceramah tanpa melibatkan siswa secara optimal seperti yang digambarkan pada pola terpisah, bukan hanya dapat menimbulkan kebosanan pada diri siswa sebagai penerima pesan, akan tetapi juga dapat mengganggu suasana belajar. Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akanlebih termotivasi dalam belajarn dengan demikian pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja akan tetapi juga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar. 3) Fungsi Kebermaknaan Melalui
penggunaan
media,
pembelajaran
dapat
lebih
bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan penambahan
informasi
berupa
data
dan
fakta
sebagai
pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan lebih dari itu dapat meningkatkan aspek sikap dan keterampilan. 4) Fungsi Penyamaan Persepsi Walaupun pembelajaran diatur secara klasikal, namun pada kenyataannya proses belajar terjadi secara individual. Kalau kita memiliki 40 peserta didik yang belajar, mungkin ada 40 macam
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
26
pemikiran atau ada 40 jenis persepsi yang datang dari masing – masing pemikiran siswa. artinya, bisa terjadi setiap siswa akan menginterpretasi
materi
pelajaran
secara
berbeda.
Melalui
pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap peserta didik, sehingga setiap peserta didik memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan. 5) Fungsi Individualitas Siswa dari latar belakang yang berbeda baik dilihat dari status sosial ekonomi maupun dari latar belakang pengalamannya, sehingga memungkinkan gaya dan kemampuan belajarnya pun tidak sama. Demikian juga halnya mengenai bakat dan minat siswa tidak mungkin sama, walaupun secara fisik sama. Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan sikap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda. Menurut
Fathurrohman
dan
Sutikno (2010: 67)
fungsi
penggunaan media dalam proses pembelajaran, antara lain: a) Menarik perhatian siswa. b) Membantu
untuk
mempercepat
pemahaman
dalam
proses
pembelajaran. c) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan). d) Mengatasi keterbatasan ruang.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
27
e) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. f) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan. g) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. h) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/ menimbulkan gairah belajar. i) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta; j) Meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. c. Ciri-ciri Media Pembelajaran Arsyad (2007:12-13) media pembelajaran memiliki tiga ciri yaitu sebagai berikut: 1) Ciri Fiksatif (Fixative property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek tanpa mengenal waktu. 2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Media harus memiliki kemampuan dalam memanipulasi objek atau kejadian. Misalnya kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media. 3) Ciri Distributif (Distributive Property) Media memungkinkan untuk suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
28
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu dan dapat disebarluaskan. Berdasarkan penjelasan tentang ciri-ciri media tersebut dapat dijadikan acuan dalam menentukan media yang baik dan bermanfaat dalam pembelajaran. Bahwasannya media itu untuk membantu guru sehingga apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya d. Klasifikasi Media Pembelajaran Sanjaya
(2012:
118-121)
media
pembelajaran
dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. 1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam media auditif, media visual, dan media audio visual a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara. b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Beberapa hal yang termasuk kedalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
29
c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. 2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam: a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya. 3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam: a) Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe, transparansi, komputer dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film proyektor untuk memproyeksikan film slide proyektor untuk memproyeksikan film slide, Overhead Projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi, LCD untuk memproyeksikan komputer. b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya dan berbagai bentuk media grafis lainnya.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
30
4) Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya: Kelompok satu: media grafis, bahan cetak dan gambar diam. a) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol, yang termasuk media grafis adalah: grafik, diagram. b) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan, printing atau offset. Beberapa hal yang termasuk media bahan cetak adalah: buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram. c) Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi yang termasuk dalam media ini adalah foto. Kelompok kedua: kelompok media proyeksi diam yakni media
visual
yang
diproyeksikan
atau
media
yang
memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya: a) OHP/ OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector) dan OHT biasanya terbuat dari plastik transparan. b) Opaque Projector, adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan benda-benda tidak tembus pandang, seperti buku dan foto.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
31
c) Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang dinamakan projector slide. d) Media film stripe, atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide. Kelompok ketiga: media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya melalui pendengaran. Jenis pesan yang disampaikan berupa kata-kata, sound effect. Kelompok keempat: media
audio
visual
diam, adalah
media
yang
penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan namun gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau memiliki sedikit gerakan. Kelompok kelima: film (motion picture), yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Kelompok keenam: media televisi adalah media yang menyampaikan pesan audiovisual dan gerak. Kelompok ketujuh adalah multimedia, merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan bahan audiovisual.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
32
5. Media ICT a.
Pengertian Information and Communication Technologies (ICT) Darmawan (2013: 1-2) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
berasal
dari
bahasa
Inggris
yaitu
Information
and
Communication Technologies (ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Menurut kamus Oxford(1995) dalam (Munir, 2010:8) teknologi informasi adalah studi atau penggunaan
peralatan
elektronika,
terutama
komputer
untuk
menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Menurut Lucas (Munir 2010:9) ICT (Information and Communication Technologies) adalah sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi. Dan dalam konteks pembelajaran, ICT
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
33
meliputi segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbantu media ICT merupakan pembelajaran dengan media komputer yang menyajikan dan menggabungkan beberapa elemen yang dirancang
secara
sistematis
yang
berfungsi
sebagai
sumber
pengalaman belajar bagi siswa. Media berbasis ICT salah satunya yaitu microsoft power point dengan Hyperlink. Menurut Wahana (2002: 197) microsoft power point adalah aplikasi untuk menyusun naskah presentasi yang andal, sedangkan Hyperlink adalah hubungan antara teks atau objek dengan slide tertentu secara tepat. Hyperlink berfungsi untuk menghubungkan antara satu slide ke slide yang lain, antar file presentasi atau file dari program lain. Link juga dapat digunakan untuk melakukan navigasi baik antar slide, antar file presentasi ataupun antar file program lain. Ciri-ciri teks atau objek yang memiliki link yaitu tampilnya simbol tangan menunjuk ketika objek atau teks tersebut disorot dengan pointer mouse, jika link berupa teks, maka teks link akan berubah warna dan bergaris bawah. b.
Manfaat Media Information and Communication Technologies (TIK) dalam Pembelajaran Menurut
Munir
(2010:176)
memanfaatkan
TIK
dalam
pembelajaran, antara lain dengan: 1) Pengajar dan peserta didik mampu mengakses kepada teknologi informasi dan komunikasi.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
34
2) Pengajar
memiliki
pengetahuan
dan
ketrampilan
dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, karena pengajar berperan sebagai peserta didik yang harus belajar terus menerus sepanjang hayat. Tujuannya untuk mengingatkan kualitas profesional dan kompetensinya. 3) Tersedia materi pembelajaran yang berkualitas dan bermakna (meaningful) Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat media ICT dalam pembelajaran pengajar dan peserta didik mampu mengakses semua informasi agar dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan untuk mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kualitas profesional dan kompetensinya. c.
Peranan Media Information and Communication Technologies (TIK) dalam Pendidikan Menurut Munir (2010: 185) peranan penting TIK dalam pendidikan, antara lain: 1) TIK Sebagai Ketrampilan (skill) dan Kompetensi a)
Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompetensi dan keahlian menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan.
b) Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pembelajaran c)
Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
35
2) TIK Sebagai Infrastruktur Pembelajaran a) Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia. b) Para peserta didik- instruktur dan peserta didik- secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. c) Proses belajar seharusnya daapat dilakukan dimana dan kapan saja 3) TIK Sebagai Sumber Bahan Belajar a) Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya b) Buku-buku, bahan ajar, dan refrensi diperbaharui secara kontinu. c) Tanpa teknologi, proses pembelajaran yang “up to date” membutuhkan waktu yang lama. 4) TIK Sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pembelajaran a) Pelajar
diharapkan
melakukan
eksplorasi
terhadap
pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri. b) Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antara peserta didik dan pengajar c) Rasio antara pengajar dan peserta didik proses pemberian fasilitas 5) TIK Sebagai Pendukung Manajemen Pembelajaran a) Setiap induvidu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti setiap harinya
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
36
b) Transaksi dan interaksi interaktif antar- stakeholder memerlukan pengelolahan back-office yang kuat c) Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter-organisasi 6) TIK Sebagai Sistem Pendukung Keputusan a) Pengajar
seharusnya
meningkatkan
kompetensi
dan
ketrampilan pada berbagai bidang ilmu b) Sumber daya terbatas, pengelolahan yang efektif seharusnya dilakukan c) Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan TIK sangat penting dalam pendidikan, khusunya dalam penggunaan untuk media pembelajaran. Penggunaan media ICT (TIK) dalam proses belajaran dapat mengasah ketrampilan (skill) dalam mengunakan teknologi, selain itu penggunaan media ICT (TIK) sebagai sumber belajar yang sangat “up to date”. d.
Dampak positif penggunaan media ICT dalam pendidikan : 1) Pelajar jadi lebih mudah dalam belajar, karena kebanyakan pelajaran lebih suka praktek dibandingkan teori 2) Pengajar
jadi
lebih
mudah
mengajar
jadi
lebih
mudah
menyampaikan materi dengan membuat presentasi – presentasi 3) Bagi pelajar maupun pengajar, pemberian dan penerimaan materi atau tugas tidak harus bertatap muka, jadi jika pengajar
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
37
berhalangan hadir tetap dapat memberi tugas atau materi melalui email 4) Dalam membuat laporan baik bagi pelajar, maupun pengajar jadi lebih mudah karena jika memakai komputer, akan mudah dikoreksi jika ada kesalahan 5) Dalam belajar, baik pelajar maupun pengajar akan lebih mudah mencari sumber karena adanya internet 6) Pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK bisa dibuat menjadi lebih menarik, misalnya dengan memunculkan gambar atau suara, sehingga pelajar menjadi lebih antusias untuk belajar. Segala sesuatu pasti ada positif dan negatifnya, berikut adalah dampak negatif penggunaan ICT dalam pendidikan : 1) Pembelajaran
yang
menggunakan
ICT/TIK
hanya
bisa
dilaksanakan oleh sekolah yang mampu, bagi sekolah – sekolah yang kurang mampu akan ketinggalan, dan siswanya akan kesulitan jika mereka masuk ke sekolah lanjutan di kota besar yang sudah sering menggunakan ICT/TIK 2) Setiap pelajar harus mendapat fasilitas yang sama, jadi dalam pembelajaran yang menggunakan komputer, setiap pelajarnya harus memakai 1 komputer yang memadai, jika komputer yang dalam kondisi baik hanya sebagian, aka nada siswa yang hanya menonton,
sehingga
mereka
tidak
menguasai
penggunaan
komputer
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
38
3) Dalam pembelajaran, siswa – siswa yang tidak antuasias dalam penerimaan materi sering kali lebih suka main game selama pembelajaran, sehingga mereka tidak konsentrasi dan tidak menerima materi yang diajarkan. 4) Dalam pembelajaran yang menggunakan internet yang tidak dibatasi, sering kali pelajar menggunakan internet bukan untuk keperluan belajar, misalnya membuka situs youtube untuk menonton video dalam proses belajar 5) Bagi pengajar yang malas masuk kelas cenderung memberi tugas – tugas yang memanfaatkan internet sehingga tatap muka dengan pelajar jarang terjadi, akibatnya pengajar tidak mengenali pelajarnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelejaran melalui media ICT terdapat adanya dampak positif dan negatif yang dapat mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran.
6. Matematika SD a. Pengertian Matematika Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematika yang pada umumnya diambil dari perkataan Yunani mathematika yang berarti
mempelajari.
Perkataan
itu
mempunyai
asal
katanya
berhubungan dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar ( berfikir ). Jadi berdasarkan asal
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
39
katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir (bernalar). Menurut James dan James ( Suwangsih dan Turlina, 2006:2) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, suasana, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Menurut
Kline sendiri matematika itu bukan
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri. Tetapi adanya matematika itu terutama akan membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam (Suwangsih dan Turlina, 2006:2). Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu tentang logika yang dapat membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan manusia. b. Pembelajaran Matematika SD Matematika menurut Ruseffendi (Heruman, 2007:1) adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioman atau postulat dan akhirnya ke dalil. Pada dasarnya siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (Heruman, 2007:1) mereka berada pada fase operasional konkret. Kemanapun yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidahkaidah lgika, meskipun masih terkait dengan objek yang konkret.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
40
Dari usia perkembangan kognitif, siswa Sekolah Dasar masih terkait dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan di dalam menangkap suatu materi pelajaran. Sehingga siswa dapat lebih memahami dan mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Heruman (2007:2-3) konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: 1) Penanaman Konsep Dasar Penanaman konsep dasar yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah memperlajari konsep tersebut. 2) Pemahaman Konsep Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep matematika. 3) Pembinaan Keterampilan Pembinaan
ketrampilan
yaitu
pembelajaran
lanjutan
dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Jadi di dalam konsep-konsep matematika langkah awal adalah penanaman konsep dasar dimana siswa baru mulai pengenalan tentang teori matematika, kemudian setelah penanaman kosnep maka pemahaman konsep, yakni merupakan kelanjutan dari penanaman
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
41
konsep dalam pemahaman konsep dimasudkan agar siswa dapat memahami konsep matematika. Setelah diberi pemahaman kemudian pembinaan konsep ketrampilan. Pembinaan konsep ketrampilan bermaksud agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Jadi pembinaan ketrampilan ini merupakan tindak lanjut dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. c. Materi Matematika Kelas V materi Sifat-sifat berbagai Bangun Ruang. Pada penelitian ini, peneliti mengambil materi sifat-sifat berbagai Bangun Ruang pada kelas V semester 2. Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dijadikan bahan peneliti seperti yang tertulis pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun Sumber : Pedoman KTSP
Kompetensi Dasar 6.2 Sifat-sifat Bangun Ruang 6.3 Menentukan Jaring-jaring Bangun Ruang Sederhana
Dari tabel 2.1 dapat diketahui mengenai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran. Standar Kompetensi butir 6 yaitu memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa materinya yaitu materi geometri dan pengukuran dengan sub materi sifat-sfiat bangun ruang.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
42
B. Hasil Penenelitian yang Relevan Beberapa penelitian tentang penggunaan teori Van Hiele dalam pembelajaran telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya Nur’aeni (2014) tentang “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometrik Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele” menujukan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan Teori Van Hiele dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pengajaran Geometri di Sekolah Dasar dengan memperhatikan tingkat berpikir geometri siswa lebih mempermudah siswa dalam kemampuan komunikasi Geometris siswa, sehingga dapat membantu pemahaman konsep dasar geometri. Penelitian oleh Sasmita, Wirya, Margunayasa (2015) tentang “Pengaruh Teori Van Hiele dalam Proses Pembelajaran Geometri Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Di Desa Sinabun” menujukan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam pembelajaran geometri antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori Van Hiele dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dari rata-rata hasil belajar diketahui ratarata hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori Van Hiele yaitu 42,48 lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 32,77. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui model pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan kemampuan siswa lebih dalam belajar matematika.
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
43
Penelitian di atas menjadi relevan dengan penelitian ini karena meneliti variabel yang sama yaitu penggunaan model Van Hiele dalam pembelajaran. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah bahwa penelitian di atas menggunakan metode penelitian R & D dan eksperimen, penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK.
C. Kerangka Pikir Hasil identifikasi masalah menyimpulkan pembelajaran matematika dikelas V SD Negeri Ajibarang Kulon Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas masih kurang optimal ditunjukan dengan prestasi belajar siswa yang masih kurang baik. Siswa masih belum munguasai materi matematika misal dalam membuat jaring-jaring limas segitiga dan limas segiempat, siswa masih belum memahami. Model pembelajaran Van Hiele berbantu Media ICT menjadi salah satu model belajar yang diharapkan mampu membantu meningkatkan kegiatan pembelajaran matematika terutama pada materi geometri, sehingga membuat kemampuan siswa menjadi lebih baik dan dapat sekaligus meningkatkan rasa percaya diri siswa, karena tahapan pembelajaran dalam model Van Hiele dianggap lebih sesuai bagi tahapan belajar siswa. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
44
Gambar Alur Pikir
KONDISI AWAL 1. Kemampuan dalam geometri ruang siswa rendah 2. Kurang percaya diri
Hasil Siklus I
Siswa lebih aktif dalam menyampaika n pendapat dan mengalami peningkatan dalam pemahaman geometri ruang tetapi hasil belajar
Observasi/ Evaluasi kemampaun pemahaman geometri ruang Siklus I
Pelaksanaan Siklus II
Dilakukan upaya perbaikan PTK dengan menggunakan meodel van hiele berbantu media ICT
Pelaksanaan Siklus I dilakukan model Van hiele berbantu media ICT
Observasi/ Evaluasi kemampaun pemahaman geometri ruang Siklus I
Hasil Siklus II Siswa lebih aktif Hasil Akhir dalam menyampaikan 1. Adanya pendapat dan peningkatan rasa mengalami percaya diri peningkatan siswa dalam 2. Adanya pemahaman peningkatan geometri ruang prestasi belajar hasil belajar bangun ruang optimal Gambar 2.1 Kerangka pikir Penelitian Tindakan Kelas
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017
45
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pikir diatas, dinyatakan bahwa hipotesis tindakannya, melalui model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT sebagai berikut : 1.
Penerapan model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa.
2.
Penerapan model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017