5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Hakekat Matematika 2.1.1.1.Pengertian Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran Matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pemebelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. 2.1.1.2.Fungsi dan tujuan Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penerapan konsep-konsep, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Tujuan Pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. 2.1.1.3.Ruang Lingkup Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir periode pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, .pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus. 2.1.1.4.Standart Kompetensi Lintas Kurikulum Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. 2.1.1.5.Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika.
6
1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan
dengan symbol, table, grafik,
atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah 2) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Menunjukkan kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan mata pelajaranl matematika dalam pemecahan masalah. 4) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut: 1) Bilangan kubik (a) Membagi bilangan kubik dengan bilangan prima ( membuat pohon faktor). (b) Menggunakan penerapan konsep mencoba mencoba. 2) Pengukuran dan geometri (a) Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga pada volume kubus. (b) Melakukan operasi hitung yang melibatkan volume, dan satuan pengukuran bilangan kubik. (c) Menaksir ukuran ( misal volume ) dari benda atau bangun geometri. (d) Mengaplikasikan konsep mencari akar pangkat tiga dari empat sampai enam digit lebih mudah dengan menggunakan jurus konsep mencoba. 3) Peluang dan Statistika (a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data (b) Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian dan ketidak pastian. 2.1.1.6.Standart Komptensi mata pelajaran matematika Sekolah Dasar Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk Mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan.Tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara rinci Standar Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: 1).Bilangan (a) Menggunakan bilangan kubik dalam pemecahan masalah
7
(b) Menggunakan penerapan konsep jurus mencoba dalam pemecahan masalah (c) Menggunakan konsep bilangan kubik dalam pemecahan masalah (d) Melakukan operasi hitung bilangan kubik serta menggunakannya dalam pemecahan masalah 2). Pengukuran dan geometri (a) Melakukan pengukuran bangun kubus yang berkaitan dengan bilangan kubik (b) Melakukan pengukuran volume bangun kubus dan menggunakannya dalam pemecahan masalah (c) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah 3). Pengelolaan data Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data. 2.1.1.7.Rambu-rambu 1) Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di sekolah untuk menyusun silabus atau perencanaan pembelajaran. 2) Kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang perlu dimiliki siswa yang pembelajarannya tidak dibelajarkan tersendiri tetapi diintegrasikan dalam materi matematika. Kemahiran matematika disajikan secara ekplisit, dalam kurikulum ini agar menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. 3) Kompetensi dasar yang tertuang dalam standar kompetensi ini merupakan kompetensi minimal yang dapat dikembangkan oleh sekolah. 4) Standar ini dirancang untuk melayani semua kelompok siswa, dalam hal ini, guru perlu mengenal dan mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut. 5) Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran adalah: (a) Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus , konsep, atau prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu.
8
(b) Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup, mempunyai solusi tunggal, terbukti atau masalah dengan berbagai cara penyelesaian. (c) Beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah adalah (1) Memahami soal, memahami dan mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, diminta, untuk dicari, atau dibuktikan (2) Memilih pendekatan atau trategi pemecahan: misalkan menggambarkan masalah dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat matematika. (3) Menyelesaikan model: melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah. (4) Menafsirkan solusi: menerjemahkan hasil opersi hitung dari model atau kalimat metematika untuk menentukan jawaban dari masalah semula. (d) Dalam setiap pemebelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasan materi prasyarat yang diperlukan (e) Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai dengan pngenalan masalah yang sesuai dengan situasi(contextual problem), dengan mengajukan masalah-masalah yang kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing untuk menguasai konsep-konsep matematika. 6) Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu pemebelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: (a) Penilaian yang bersifat nasional mengacu pada standar kompetensi ini. (b) Beberapa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah: (1)
Pemahaman konsep, siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi
dan memberi contoh atau bukan contoh konsep. (2) Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar (3) Komunikasi, siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan. (4) Penalaran,siswa mampu memeberikan alasan induktif dan deduktif sederhana.
9
(5) Pemecahan masalah, siswa mampu memahami masalah, memilih strategi, penyelesaiaan, dan menyelesaikan masalah. 2.1.2 .Hakekat Belajar Menurut teori belajar Behavioristik, belajar merupakan perubahan perilaku. Khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar. Sedangkan menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Secara populer maupun khusus yang terdapat dalam buku belajar dan pembelajaran, belajar dapat diartikan sebagai berikut: a. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (WS Winkel,1989:36) b. Belajar merupakan proses perubahan yang relative menetap sebagai hasil pengalaman-pengalaman atau praktik (David R Skaffer,1995) c. Belajar menurut aliran Behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, yang terjadi karena adanya hubungan antara stimulus dengan respon menurut prinsipprinsip yang mekanistik(Sifert,1983) Terjadinya proses belajar mengajar membutuhkan situasi yang khusus bagi masing-masing individu. Belajar mempunyai ciri-ciri antara lain: a. Belajar itu membawa perubahan tingkah laku, aktual maupun potensial b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha ( Sumadi Suryobroto,1955;249) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar: a. Faktor individual Yaitu faktor fisiologis dan psikologis b.Faktor sosial Yaitu factor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, seperti guru, kurikulum, bahan pelajaran, strategi, saran dan prasarana
10
2.1.3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh hasil sebenarnya didapat, maksudnya hasil atau kemampuan yang telah dicapai seseorang setelah orang tersebut melakukan tindakan perbuatan atau kegiatan tersebut. (Muhtar Bukori,1984;94) Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah hasil maksimal yang dicapai oleh siswa SDN 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor intern yaitu factor dari dalam diri siswa yang meliputi faktor kematangan, keadaan fisik/jasmani, kemauan, umur dan faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa yang meliputi faktor sosial, pengaturan proses pembelajaran di sekolah faktor situasional. 2.1.4. Hasil Belajar Matematika Pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik Yaitu hasil maksimal yang dicapai oleh siswa Kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari, pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik. 2.1.5.Hakekat pembelajaran Pemebelajaran merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Kegiatan pemebelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk mnguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu: a. Berpusat pada peserta didik b. Mengembangkan kreativitas peserta didik c. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang d. Bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestika (gerak) e. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
11
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan,meningkatkan kompetensi, krteatifitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa. Pada saat sekarang ini kegiatan pembelajaran yang sedang dikembangkan adalah pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi yang berpedoman pada Kurikulum berbasis kompetensi. Adapun prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah: a. Berpusat pada siswa Siswa memiliki beda minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Ada siswa yang lebih mudah dengar-baca, yang lain lebih mudah melihat, ada dengan kinestestika (gerak). Sehingga pemebelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam.sesuai karakteristik. Kegiatan belajar mengajar menempatkan siswa sebagai subyek belajar, memperhatikan bakat, minat, kemampuan, strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa. Belajar dengan melakukan kegiatan belajar mengajar atau proses pemebelajaran adalah merupakan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang terkait dengan konsep, kaidah dan prinsip disiplin sains b. Mengembangkan kemampuan sosial Siswa memahami melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya (teman dan guru). Diskusi saling bertanya, dan saling menjelaskan memungkinkan terjadinya perbaikan pemahaman siswa. Penyampaian ide siswa mempertajam, memantapkan dan menyempurnakan gagasan c. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan Siswa dilahirkan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Fitrah ber Tuhan untuk taqwa kepada Tuhan. d. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
12
Untuk keberhasilan dalam kehidupan siswa, kegiatan pembelajaran dipilih dan dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah, menggunakan kemampuan kognitif, meta kognitif, dan merangsang siswa aktif mencari jawaban menggunakan prosedur ilmiah. b.Mengembangkan kreatifitas siswa Siswa memiliki potensi berbeda, polapikir, daya imajinasi, fantasi, ( pengandaian), dan hasil karya. Pembelajran dilaksanakan agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi, untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitasnya. e. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi Siswa mengenal penggunaan IPTEK sejak dini. Kegiatan Belajar Mengajar memberi peluang memperoleh informasi dari multi media dalam menyajikan materi dan media pembelajaran. f.
Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik Siswa memeperoleh kesadaran dan wawasan sebagai warga yang produktif, dan
bertanggung jawab memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial. g. Belajar sepanjang hayat Siswa perlu belajar sepanjang hidup untuk memperoleh ketahanan fisik dan mentalnya. Kegiatan belajar mengajar mendorong siswa untuk melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya, kelebihan dan kekurangannya, mensyukuri anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Membekali ketrampilan belajar, percaya diri, keingintahuan, memahami oranglain, berkomunikasi dan bekerja sama, belajar formal di sekolah dan informal di masyarakat. h. Perpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas Siswa berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritas. Memberikan kesempatan berkompetisi sehat, memperoleh insentif, bekerjasama dan solidaritas. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus
13
menghasilkan belajar,tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat. Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah, sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi juga di lingkungan masyarakat, misalnya, pada saat kegiatan ko-kurikuler (kegiatan di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra kurikuler(kegiatan di luar mata pelajaran, di luar kelas) dan ekstramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau kegiatan di luar kurikulum yang diselenggarakan di luar kampus sekolah, seperti kegiatan perkemahan sekolah) Dengan demikian maka proses belajar bisa terjadi di kelas, dalam lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam bentuk interaksi sosial kultural melalui media massa dan jaringan. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa, dan jaringan internet. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkngan pendidikan nonformal seperti pusat kursus. Yang lebih luas adalah belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan terbuka dan jarak jauh, yang karakteristik peserta didiknya dan paradikma pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa terjadi di mana saja, kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu. Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar mengajar” dan“pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is asset of events that lesrners in such a way that learning is facilitated (Gagne,Brigg,dan Wager,1992 :3) Kita lebih memilih istilah pembelajaran karena istilah pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau kita menggunakan kata “pengajaran”, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap muka guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak, program radio, program televisi, atau media lainnya. Tentu guru tetap memainkan peranan
14
penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajran. Dengan demikian, pengajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran. Kini, kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran seperti halnya dirumuskan dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Dalam kamus Ilmiah Populer (Tim Prima Pena 2006:209) kata interaksi mengandung arti pengaruh timbale balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta didik, menurut Pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun 3003 tentang sisdiknas adalah, anggota anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara itu dalam Pasal 1 butir 6 UU Nomor 2003 tentang sisdiknas, Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar atau learning resources, secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan sumber belajar dapat berupa sumber belajar tertulis/cetakan, terekam tersiar, jaringan, dan lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual) lingkungan belajar atau learning environment adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas, perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga, masyarakat, dan alam semesta. Dari pengertian di atas ciri utama pemebelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Ini menunjukkan adanya kesengajaan dari pihak luar individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau secara kolektif dalam suatu system, merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran. Perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar terjadi dengan sengaja. Di samping itu ciri lain dari pembelajaran adalah adanya interaksi yang sengaja diprogramkan. Interaksi tersebut terjadi antara peserta didik yang belajar derngan lingkungan belajarnya, baik dengan pendidik, siswa lainnya, media, dan atau sumber belajar lainnya. Ciri lain dari pembelajaran adalah
komponen-komponen yang saling berkaiatan satu sama lain.
15
Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, kegiatan, dan evaluasi pemebelajaran. Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti sustu pembelajaran tertentu. Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan tehnik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajran dalam arti yang luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa. 2.2. Hakekat Kontekstual Kontektual adalah keadaan atau masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan siswa, dimiliki oleh siswa dan merupakan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan yang didapat oleh siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 2.3. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual Modul PLPG tahun 2011 pembelajaran dengan pendekatan CTL ( Contextual Teaching and learning ) merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pembelajaran dapat diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Dalam hal ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Siswa perlu mengerti apa yang dimaksud belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya, mereka harus menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dalam kelas kontekstual, tugas guru lebih banyak memberikan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru ( pengetahuan dan ketrampilan ) datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
16
CTL hanyalah sebuah pendekatan yang mendasari strategi pembelajaran, seperti halnya strategi pembelajaran yang lain. CTL dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan CTL dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Di bawah ini dikemukakan ciri-ciri pendekatan CTL yang membedakannya dengan pendekatan tradisional . NO 1 2
PENDEKATAN CTL
PENDEKATAN TRADISIONAL
Siswa secara aktif terlibat dalam
Siswa adalah penerima informasi
proses pembelajaran
secara pasif
Siswa belajar dari teman melalui kerja Siswa belajar secara individual kelompok, diskusi, saling mengoreksi
3
Pembelajaran dikaitkan dengan
Pembelajaran sangat abstrak dan
kehidupan nyata dan atau masalah
sangat teoritis
yang disimulasikan 4 5 6 7
Perilaku dibangun atas dasar
Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri
kebiasaan
Ketrampilan dikembangkan atas
Ketrampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman
dasar latihan
Hadiah untuk perilaku baik adalah
Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan diri
pujian atau nilai (angka) raport
Seseorang tidak melakukan yang
Seseorang tidak melakukan hal yang
jelek karena dia sadar karena hal itu
jelek karena takut hukuman
keliru dan merugikan 8
9
Bahasa diajarkan dengan pendekatan Bahasa diajarklan dengan komunikatif, yakni siswa diajak
pendekatan struktural: rumus
menggunakan bahasa dalam konteks
diterangkan sampai paham,
nyata
kemudian dilatihkan (drill)
Pemahaman rumus dikembangkan
Rumus itu ada diluar diri siswa yang
atas dasar skemata yang sudah ada
harus diterangkan, diterima,
dalam diri siswa
dihafalkan, dan dilatihkan
17
10
11
Pemahaman rumus itu relatif berbeda
Rumus adalah kebenaran absolut
antara siswa yang satu dengan siswa
(sama untuk semua orang ). Hanya
yang lainnya, sesuai dengan skemata
ada dua kemungkinan, yaitu
siswa (ongoing process of
pemahaman rumus yang salah atau
development )
pemahamn rumus yang benar
Siswa menggunakan
Siswa secra pasif menerima rumus
kemampuanberfikir kritis, terlibat
atau kaidah (membaca, mendengar-
penuh dalam mengupayakan
kan, mencatat, menghafal ) tanpa
terjadinya proses pembelajaran yang
memberikan kontribusi ide dalam
efektif, dan membawa skemata
proses pembelajaran.
masing-masing ke dalam proses pembelajran 12 Pengetahuan yang dimiliki
Penetahuan adalah penangkapan
manusia dikembangkan oleh
terhadap serangkaian fakta, konsep,
manusia itu sendiri. Manusia
atau hukum yang berada di luar diri
menciptakan atau membangun
manusia
poengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamnnya 13
Kebenaran selalu berkembang sesuai
Kebenaran bersifat absolute dan
dengan fenomena yang ada,
bersifat final
pengetahuan itu tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative and incomplete ) 14 15
Siswa bertanggung jawab memonitor
Guru penentu jalannya proses
dan mengembangkan pembelajran
pembelajaran.
Penghargaan terhadap pengalaman Pembelajaran tidak memperhatikan siswa sangat diutamakan
16
pengalaman siswa
Hasil belajar diukur dengan berbagai Hasil belajar diukur hanya dengan tes cara, proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, tes, dll
18
17
Pembelajaran terjadi di berbagai Pembelajaran hanya terjadi dalam tempat, konteks, dan setting
18
kelas
Penyesalan adalah hukuman dari Sanksi adalah hukuman dari perilaku perilaku jelek
19
Perilaku
baik
jelek berdasar
motivasi Perilaku
intrinsik 20
baik
berdasar
motivasi
ekstrinsik
Seseorang berperilaku baik karena Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan dia bermanfaat
terbiasa
kebiasaan
ini
melakukan
begitu,
dibangun
dengan
hadiah yang menyenangkan 2.3.1.Komponen Pendekatan CTL Ada tujuh komponen yang mencerminkan pelakanaan pendekatan CTL dalam pemebelajaran Matematika. Ke tujuh koponen tersebut bukan merupakan keharusan yang harus kesemuanya tercermin dalam setiap tatap muka pemebelajaran, akan tetapi akan sangat bergantung pada kompetensi yang akan dilatihkan. Untuk mencapai salah satu kompetensi kadang-kadang diperlukan ketujuh komponen pendekatan kontekstual. Akan tetapi untuk kompetensi yang lain biasa juga cukup dengan penerapan tiga atau empat komponen penedekatan kompetensi. Ke tujuh komponen tersebut adalah: 1).Konstruktivisme (Contructivism) Kontrukstivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap utuk diambil dan diingat. Manusia
harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan dasar itu, pemebelajaran harus dikemas menjadi proses konstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pemebelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar-mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.
19
Dalam pandangan konstruktivis, strategi lebih diutamakan ketimbang mengingat pengetahuan, maka tugas guru adalah: a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa. b) memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri c) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. 2).Menemukan (Inquiry ) Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingatfakta, tetapi hasil darimenemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang menemukan .apapun materi yang diberikan. a) Siklus inquiry 1)) Observasi (observasion) 2)) Bertanya (question) 3)) Mengajukan dugaan (hypothesis) 4)) Pengumpulan data (data gathering) 5)) Penyimpulan (conclusison) b) Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiri ) 1)) Merumuskan masalah 2)) Mengamati atau melakukan obserasi 3)) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lain. 4)) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain. 3).Bertanya (questioning) Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa kegiatan beranya mrupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajran yang berbasis inquiri yaitu menggsali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada asfek yang belum diketahui. 4).Masyarakat belajar (Learning Community) 5).Pemodelan (Modelling) 6).Refleksi ( reflection)
20
7).Penbilaian yang sebenarnya ( authentic assessment) 2.3.1.Karakteristik pendekatan CTL Ada beberapa kegiatan dan situasi pendekatan yang mencerminkan pembelajaran berbasis kompetensi yaitu: 1) Kerja sama 2) Saling menunjang 3) Menyenangkan, tidak membosankan 4) Belajar dengan bergairah 5) Pembelajaran terintegrasi 6) Menggunakan berbagai sumber 7) Siswa aktif 8) Sharing dengan teman 9) Siswa kritis guru kreatif 10).Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain. 11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikem, karangan siswa, dan lain-lain. 2.2.Kerangka Berfikir Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
21
Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai berikut: Guru.
KONDISI AWAL
Belum menggunakan pendekatan kontekstual
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Dalam Pembelajaran guru menggunakan pendekatan konetkstual Diduga melalui pembelajaran dgn.pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik.
Siswa : Hasil belajar matematika pada panarikan akar pangkat tiga bil.kubik masih rendah SIKLUS ,I Dalam pembelajaran matematika guru menggunakan pendekatan kontekstual
SIKLUS .II DalamPemb.mat ematika guru menggunakan pendekatan kontekstual
Gambar.2.2.Skema Gambaran Kerangka Berfikir
22
3.Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2011/2012.