5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Para ahli mengemukakan beberapa pengertian hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999), menjelaskan hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Oemar Hamalik (2006) hasil belajar adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”. http://indramunawar.blogspot.com Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut para ahli penulis menyimpulkan hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. 2.1.1.1. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar 1. Faktor internal a.
Faktor biologis (jasmaniah) Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau
tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh.Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.
5
6
b. Faktor Psikologi Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantab dan stabil. Faktor psikologis inoi meliputi: 1) Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. 2) Kemauan, kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. 3) Bakat, bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan dalam suatu bidang. 2. Faktor Eksternal a. Faktor lingkungan keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. b. Faktor lingkungan sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentuka keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten c. Faktor lingkungan masyarakat Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan
masyarakat yang dapat
menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaanya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga – lembaga pendidikan nonformal seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain 2.1.2. Membaca Menurut Sabarti Akhadiah dkk. (1993: 22) membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud
7
bacaan. Dalam Sabarti Akhadiah (1993: 22) memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Menurut Mulyono Abdurahman (2003: 200) membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbul-simbul bahasa dengan tepat dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan. Henry Guntur Tarigan: Membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060355-pengertian-membacamenurut-para-ahli/. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan membaca adalah suatu aktivitas komplek baik fisik maupun mental yang bertujuan memahami isi bacaan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif. 2.1.3. Menulis Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) writing is one of the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. http://duniabaca.com/pengertian-menulis-menurut-para-ahli.html.
8
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli penulis menyimpulkan menulis adalah kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. 2.1.4. Kartu Huruf. Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks). Potongan-potongan huruf tersebut dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, katamaupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca permulaan. Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata-kata sesuai dengan keinginannya. Cara menggunakan kartu huruf dalam pengajaran membaca permulaan Hainstock (1999: 205) menjelaskan bahwa kartu-kartu huruf yang telah dibuat dengan cara sebagai berikut. 1. Biarkan siswa mengenalkan dirinya sendiri dengan huruf-huruf dengan cara menemukan huruf-huruf sebagaimana yang diterima. 2. Pilihlah kata yang terdiri dari tiga huruf, ucapkan kata-kata itu kepada siswa dan biarkan dia mencari haruf-huruf yang ia dengar. 3. Teruskan membuat kata-kata dengan cara ini hingga siswa mampu bekerja sendiri, dengan kata-kata pilihannya sendiri. 4. Kata-kata itu bisa dibaca dan ditulis setelah mereka susun 2.1.5. Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik ) Metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik ) Adalah suatu metode yang memulai pengajaran dengan menampilkan struktur kalimat secara utuh dahulu, lalu kalimat itu dianalisis dan dikembalikan pada bentuk semula. Beberapa kebaikan dari metode SAS ini adalah : a. Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa terkecil yang bermakna dalam komunikasi adalah kalimat. b. Metode ini memperhitungkan pengalaman berbahasa anak. c. Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri), yaitu anak mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri.
9
Langkah-langkah pengajaran dari metode SAS adalah : a. Guru bercerita atau bertanya jawab dengan siswa (disertai gambar) b. Membaca beberapa gambar c. Membaca beberapa kalimat d. Membaca beberapa kalimat dengan gambar e. Menganalisis sebuah kalimat menjadi kata f. Menguraikan kata menjadi suku kata g. Menguraikan suku kata menjadi huruf h. Menggabungkan huruf menjadi suku kata i. Menggabungkan suku kata menjadi kata j. Menggabungkan suku kata menjadi kalimat Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Metode SAS menurut (Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti (Subana). Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut: Berdasarkan pengertian para ahli diatas penulis menyimpulkan metode SAS adalah suatu metode pengajaran yang menampilkan struktur, bentuk atau susunan dari kalimat, frase atau kata terlebih dahulu kemudian dianalisis menjadi suku kata, huruf kemudian disintesis kembali menjadi struktur seperti semula. 2.2. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang kartu huruf dalam metode SAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa agar mencapai ketuntasan telah diteliti dan dilakukan oleh berbagai pihak, satu diantaranya yaitu : Dengan judul Meningkatkan Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan dengan Model Kartu Huruf dalam metode SAS di Kelas I SD N Sruwi Kecamatan Winongan
10
Kabupaten Pasuruan " telah berhasil melakukan penelitian bahwa kartu huruf dalam metode SAS dapat meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa. Hal ini dapat peneliti ketahui dari pembahasan datanya yaitu sebagai berikut : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membaca menulis permulaan dengan model kartu huruf dapat mempermudah pemahaman siswa akan huruf-huruf sehingga mempermudah untuk merangkai suku kata, kata, dan kalimat" Penelitian dilakukan pada 32 siswa hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata pada siklus I sebesar 71,8 %. Pada siklus II menunjukkan peningkatan prosentase dari 87,5 % Sedangkan dari hasil observasi pada siklus I dan siklus II dari segi keaktivan, semua siswa sudah terlibat dalam kegiatan tanya jawab dan dapat menyelesaikan tugas dengan benar dan tepat waktu. Dengan kata lain keaktivan dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/peningkatan kemampuan-menulis-permulaan-melalui-metode-struktural-analitik-sintetik-sas-padasiswa-kelas-i-sdn-sruwi-kecamatan-winongan-kabupaten-pasuruan-nurul-hasanah45509.html
11
2.3.
Kerangka berpikir
Kondisi Awal
Guru: Guru menggunakan metode ceramah
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
sehingga
kemampuan membaca dan menulis rendah.
Tindakan
Menggunakan
Siklus I
Metode SAS
Siklus II
Hasil Akhir: Kemampuan Kondisi Akhir
membaca dan menulis siswa meningkat.
2.4. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah diduga dengan menggunakan media kartu huruf dalam
metode SAS dapat meningkatkan hasil belajar membaca dan menulis pada siswa kelas I SD Negeri 1 Kedungrejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan?.