4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Sejarah Perkembangan Ikan Bandeng Ikan bandeng mempunyai nama Latin Chanos chanos, yang merupakan sejenis ikan laut yang tersebar dari Pantai Afrika Timur sampai Kepulauan Timotu, sebelah Timur Tahiti, dan dari Selatan Jepang sampai Australia Utara. Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini mempunyai bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya. Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu komoditas primadona dari sub sektor perikanan, adanya perkembangan teknologi budidaya yang dilakukan tanpa dasar ilmiah yang kokoh, maka usaha budidaya Ikan bandeng banyak mengalami kegagalan. Selain itu, perkembangan teknologi budidaya Ikan bandeng sangat lambat, walaupun ikan bandeng (Chanos chanos) menjadi komoditas budidaya yang paling banyak diproduksi di Indonesia. Sebagai komoditas, ikan bandeng memperoleh julukan milk fish, mungkin karena dagingnya seperti susu dan rasany apulen. Perkembangan usaha pertambakan selama ratusan tahun ternyata banyak diikuti dengan tambak sulam inovasi dan efisien, dengan demikian pada akhirnya usaha ini mengarah pada budidaya tambak yang sebenarnya. Tambak tersebut selain digunakan untuk meningkatkan ikan danau juga digunakan untuk membesarkan ikan-ikan lain.
5
1.2 Budi Daya Ikan Bandeng(Chanoschanos) Ikan bandeng (Chansn chanos) sangat potensial dan cepat berkembang di pelihara dalam tambak. Salah satu sistem budidaya yang banyak dilakukan petani tambak Indonesia adalah dengan cara sistem tumpang sari bandeng (Chanos chanos). Kelebihan sistem ini adalah kelincahan ikan bandeng dalam tambak dapat berfungsi sebagai aerator alami dalam tambak, ikan bandeng potensial dikembangkan ditambak. Hal ini mengingat ikan bandeng dapat hidup di air dengan kadar keasinan rendah bahkan bisa dipelihara di air tawar. Kebutuhan ikan bagi masyarakat semakin penting, maka sangat wajar jika usaha perikanan harus di pacuuntuk di kembangkan. Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha perikanan budidaya adalah ketersediaan benih yang berkualitas tinggi akan memacu perkembangan budidaya ikan dengan cepat. Perkembangan usaha ikan akan berpengaruh terhadap kemungkinan kesempatan kerja yang dapat meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan memungkinkan perkembangan bidang lain yang saling berkaitan satu dan lainnya. Pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan tanah dengan maksud memperoleh hasil tanaman atau hasil hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk mendapatkan hasil selanjutnya (Adiwilanga, 1982). Berdasarkan pengertian tersebut, pertanian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: : 1. Pertanian dalam arti sempit atau pertanian dalam arti sehari-hari, yaitu bercocoktanam.
6
2. Pertanian dalam arti luas atau pertanian dalam arti ilmiah, yaitu semua kegiatanmanusia
yang
meliputi
bercocok
tanam,
peternakan,
perkebunan, kehutanan,perikanan, serta pengolahan hasil bumi. Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskanbahwa salah satu unsur daripertanian adalah perikanan, yang dimaksud dengan perikanan adalah kegiatan, pekerjaan, atau usaha menangkap ikan, baik dari perikanan umum yang masih bersifat alami (laut, sungai, danau, dan rawa)maupun perairan terbatas buatan manusia (kolam air tawar, tambak air payau, waduk pengairan). Kegiatan ini dilakukan oleh para nelayan dan petani tambak dengantujuan untuk memperoleh daging ikan sebagai sumber protein. Usaha perikanan pada hakikatnya merupakan manipulasi sumber daya alam melalui teknologi yang sesuai, oleh karena itu, pengetahuan tentang perikanan serta cara-cara eksploitasinya perlu dikuasai secara sempurna. Hal ini dimaksudkan supaya usaha perikanan dapat memberi manfaat yang maksimal bagi manusia. Perikanan
Darat
adalah
usaha
perikanan
yang
meliputi
segala
penangkapan dan pemeliharaan ikan yang dilakukan di dalam batas garis pantai. Salah satu kegiatan perikanan darat yang banyak terdapat di pesisir pantai adalah budidaya ikan bandeng di dalam tambak. Istilah tambak berasal dari bahasa Jawa yaitu “nambak”, yang artinya membendung air dengan pematang sehingga terkumpul pada suatu tempat. Tambak dapat dibangun apabila memenuhi syarat yang paling utama, yaitu telah dibuatnya bendungan sebaga tempat penampungan air yang berasal dari air laut serta memiliki sarana saluran air yang memudahkan penambahan air maupun pembuangan air pada waktu panen.
7
Menurut Afrianto1988, ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan para petani tambak antara lain: 1. Pemilihan tempat atau lokasi dan kondisi lingkungan berdasarkan pada tekstur tanah, topografi, temperatur air, dan kualitas, serta kuantitas air. 2. Perencanaan usaha budidaya ikan yang meliputi ukuran unit usaha, penyediaan air, dan sistem pengeringan. 3. Perencanaan pembuatan tambak yang didasarkan pada pertimbangan biologis dan ekonomis serta cara pengelolaannya. 2.3 Aspek-Aspek Geografis Dalam Budidaya Ikan Bandeng Aspek-aspek yang mendukung usaha budidaya Ikan bandeng ini meliputi faktor fisik Tambak yang diusahakan haruslah dapat memberikan keuntungan dan berlangsung secara terus menerus. Lokasi yan digunakan untuk tambak ikan bandeng harus berada di tempat yang masih termasuk daerah pantai. a. Iklim (Curah Hujan) Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu tertentu dan dalam suatu wilayah/daerah tertentu juga. Iklim merupakan salah satu fenomena alamiah yang sangat menentukan dalam keberhasilan budidaya perikanan (Aritanto Kundi 2005). Karena ikan bandeng termasuk hewan rheotaksis positip (menentangarus) maka faktor iklim, terutama curah hujan, perlu diperhitungkan dalam kaitannya dengan osilasi pasang. Air pasang pada saat curah hujan tinggi biasanya mengakibatkan banjir di kawasan pantai. Walaupun banjir tidak sampai merobohkan pematang pada tambak ikan bandeng, tetapi bila ada aliran airdi atas
8
pematang maka semua Ikan bandeng akan keluar dari tambak (berkaitan dengan sifat rheotaksis positip). Oleh karena itu, untuk mengurangi biaya produksi maka lokasi yang dipilih sebaiknya tidak termasuk daerah kawasan banjir. Pada musim kering, salinitas tinggi tidak terlampau mempengaruhi kelangsungan hidup ikan bandeng bila air sering diganti (Arianto Kundi, 2005). Namun demikian, pada salinitas tinggi (30 – 50 ppt) pertumbuhan ikan bandeng lebih lambat dan sangat peka terhadap penyakit yang diakibatkan oleh rendahnya oksigen terlarut serta gangguan fisik saat panen. Untuk itu, sebaiknya dipilih lokasi yang beriklim sedang yang tidak mengalami kemarau panjang supaya salinitas dalam petak tambak tidak melatumpaui 35 ppt. Walaupun ikan bandeng sangat toleran terhadap perubahan salinitas (kadar garam), tetapi pertumbuhan optimal terjadi pada rentang 10 – 30 ppt ( Ahmat T, 2004). b. Keadaan Tanah dan Elevasi Lokasi Tambak Kedalaman air 1 meter bagi budidaya Ikan bandeng Intensitasya dapat dipertahankan bila tanah dasar dan pematang dapat menahan air atau tidak porous. Tanah dengan plaisitas cukup tinggi dan tidak porous. Tanah dengan plastisitas tinggi biasanya tidak mudah putus bila di bentuk memanjang seperti pensil, tetapi mudah pecah bila dibentuk lempengan dan di pijat dengan jari. Tanah dengan plastisitas cukup tinggi juga tidak terlampau menciut kalau kering dan tidak terlampau lengket kalau basah. Tanah datar yang letaknya berada dekat pantai sangat cocok untuk lokasi tambak. Pada tanah yang bergelombang sebaiknya dibuat datar terlebih dahulu. Tanah yang paling baik adalah tanah paya-paya yang dekat laut dan muara sungai.
9
Daerah ini jarang mengalami kekeringan dan mempunyai unsur hara yang cukup tinggi (Hadi, 1988). Tanah yang digunakan untuk lokasi tambak dicari di daerah yang masih berada di daerah pasang surut. Ketinggian seluruh tempat itu tidak boleh melebihi tinggi permukaan air pasang tertinggi dan juga tidak boleh kurang (lebih rendah) dari permukaan air surut terendah. Untuk membuat tambak, ketinggiannya harus disesuaikan dengan perbedaan pasang surut. Pada umumnya pasang surut di Indonesia adalah 1 – 2 meter, kecuali di Jawa Timur yang mempunyai ketinggian pasang sampai 3 meter (Hadi, 1988). Tanah merupakan tempat untuk tumbuh tanaman dan tempat kehidupan hewan mikroorganisme yang mampu menghancurkan sampah-sampah yang buang ke tanah. Di dalam tanah ini mengandung bahan-bahan organik yang diperlukan tumbuhan. Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pembudidayaan ikan bandeng. Pada dasarnya tanah tersusun dari partikel-partikel pasir (sand), liat (clay), dan debu (silt) yang proporsinya masing-masing akan menentukan teksturnya. Jadi tekstur tanah ditentukan oleh perbandingan relatif dari ketiga jenis partikel tersebut. Tanah yang baik untuk dijadikan tambak adalah tanah yang liat dan berlumpur. Tanah demikian sangat keras dan mempunya kemampuan yang baik dalam menahan air. Untuk mengetahui hubungan tekstur. Tabel 1.Hubungan Antara Tekstur Tanah / Klas Dengan Kelayakannya SebagaiLahan Tambak Klas / Tekstur Tanah
Permeabilitas
Kepadatan
Kelayakan
10
Kedap air Clay Kedap air Sandy clay Semi kedap air Loan Semi kedap air Silt Kedap air Peaty Sumber : Afrianto, et. al,1991
Cukup Baik Sedang Jelek Sangat Jelek
Sangat baik Baik Sedang Jelek Buruk
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa tekstur tanah/ kelas tanah clay sangat baik untuk dijadikan sebagai lahan tambak karena permeabilitas tanah yang kedap air dan kepadatan tanah cukup. Sedangkan tekstur tanah/kelas tanah silt dan peaty dengan permiabilitas tanah semi kedap air serta kepadatan yang sangat jelek tidak layak untuk dijadikan lahan tambak. Selain tekstur, pH tanah juga merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi tambak. Tanah yang hendak dipilih untuk lokasi tambak harus netral atau basa dan tidak bereaksi asam. Tanah dengan pH antara 6,5 – 8,5 sangat baik untuk dijadikan tambak karena pH pada kisaran ini kaya akan nutrisi garam yang dapat merangsang pertumbuhan klekap. Sedangkan tanah yang pH-nya di bawah 4,5 atau tanah yang bersifat asam tidak cocok untuk dijadikan tambak (Mudjiman,1983). c. Kualitas Air Air merupakan tempat hidup ikan bandeng mulai dari nener sampai bandeng dewasa. Mutu air merupakan kunci kemampuan atau kapasitas daya produksi suatu tambak, sehingga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sumber air pada tambak perlu diperhatikan. Suplai air yang cukup belum menjamin keberhasilan panen, selama pembuangan limbah dari air tambak tidak dapat dilakukan secara tuntas sampai ke laut bebas (Ahmad T, 2004).
11
Salah satu indikator untuk mengetahui kualitas air adalah suhu. Suhu air sangat berkaitan erat dengan konsentrasi jenuh oksigen terlarut dalam air dan laju konsumsi oksigen hewan air. Suhu air optimal bagi Ikan bandeng terletak antara 26º C – 33º C. Pada suhu 18º C – 25º C, ikan bandeng masih dapat bertahan hidup, tetapi nafsu makannya mulai menurun. Suhu air 12º C – 18º C, mulai berbahaya bagi ikan, sedangkan pada suhu air dibawah 12º C, ikan bandeng mati kedinginan. Ikan bandeng mampu menyesuaikan diri terhadap salinitas air, sehingga dapat hidup di air tawar (salinitas antara 0 – 5 ppt) maupun air asin (salinitas > 30 ppt). Namun karena ikan bandeng dibudidayakan untuk tujuan komersial maka rentang salinitas optimal perlu dipertahankan. Pada rentang salinitas optimal (20 – 25 ppt), ganggang-ganggang dasar (klekap) yang menjadi makanan alami bagi Ikan bandeng dapat tumbuh dengan baik, sehingga dapat mengurangi biaya pembelian pakan (Ahmad T, 2004). Mutu air tambak juga harus alkalis (pH berkisar antara 7,5 – 8,7). pH merupakan indikator baik buruknya lingkungan air, sehingga angka pH ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang daya produksi potensial air itu akan mineral, yang menjadi pokok pangkal segala macam hasil perairanitu. Air yang agak basa misalnya, dapat lebih cepat mendorong proses pembongkaran bahan organik menjadi garam mineral, yang akan diserap sebagai bahan makanan oleh tumbuh-tumbuhan renik di dalam air, yang merupakan makanan alami bagi Ikan bandeng. Sebaliknya bila air itu asam (pH air rendah), maka daya produksi potensialnya tidak begitu baik.
12
Persyaratan kualitas air bagi budidaya Ikan bandeng secara intensif ini dapat diketahui pada tabel berikut : Tabel 2. Kualitas air bagi budidaya Ikan bandeng Peubah
Ambang Bawah
Oksigen Terlarut (mg/l) Amoniak (mg/l) Asam Belerang (mg/l) Bahan organik total (mg/l) pH Temperatur (0 C) Salinitas (ppt) Trasparansi Sumber : Ahmad T, et. al, 2004
Kisaran Atas
Optimum
2,0
-
Sekitar jenuh
0,0 0.000 10,0 7,5 26,0 0.0 30,0
1,0 0,001 50,0 9,0 32,0 60,0 50,0
0 0 20,0-25,0 8,0-8,5 29-30 15-25 35,0-40,0
c. Kadar Oksigen Terlarut (DO) Ikan bandeng membutuhkan oksigen yang cukup untuk kebutuhan pernafasannya. Oksigen tersebut harus dalam keadaan terlarut dalam air, karena bandeng tidak dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan bandeng dan organisme perairan lainnya mengambil oksigen ini tanpa melibatkan proses kimia. Oksigen terlarut di dalam air (Dissolved Oxygen = DO). Dapat diukur dengan titrasi di laboratorium serta dengan metode elektrometri menggunakan Dissolved Oxygen Meter (DO meter). Syarat DO untuk ikan bandeng ialah > 5 ppm(file:///G:/do/kadar oksigen terlarut DO tambak bandeng
[email protected]). Tersedianya oksigen terlarut dalam air sangat menentukan kehidupan ikan bandeng. Rendahnya kadar oksigen dapat berpengaruh terhadap fungsi biologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Fungsi
13
oksigen di tambak selain untuk pernapasan organisme juga untuk mengoksidasi bahan organik yang ada di dasar tambak. 2.4 Kajian Penelitian yang Relevan Kajian yang relevan sebelumnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Ariyanto,K (2005) dalam skripsinya “Faktor Geografis Yang Mendorong Budidaya Ikan bandeng di Desa Bakaran Kulon Kecamatan Juwana Kabupaten Pati ”Populasi dalam penelitian ini adalah: (1) Seluruh petani tambak di Desa Bakaran Kulon yang mempunyai lahan tambak sendiri, (2) Seluruh petak tambak yang ada di Desa Bakaran Kulon Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Variabel penelitian ini meliputi: (1) Faktor kondisi fisik, yaitu iklim, kondisi tanah, dan kondisi air; (2) Faktor kondisi sosial ekonomi, yaitu tenaga kerja, prasarana jalan, ketersediaan benih, pemasaran, permodalan, hasil produksi, penghasilan, dan gangguan penyakit. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data skunder, sedangkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan datanyaitu metode dokumentasi, metode observasi, metode wawancara, dan metode angket. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif persentase”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pembudidayaan ikan bandeng di Desa Bakaran Kulon Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, ini didukung oleh kondisi fisik (kondisi tanah dan kondisi air), yang sesuai untuk dijadikan lahan tambak, khususnya tambak ikan bandeng. Tanah tambak bertekstur lempung(clay) dan memiliki pH antara 8,0 – 8,5. Air tambak di Desa Bakaran Kulon memilik suhu antara 30,4ºC – 33,7ºC dan pH antara 7,5 – 8,2. Sedangkan kadargaram atau
14
salinitas air berkisar antara 50,60 – 76,43 ppt. Selain kondisi fisik, kondisi sosial ekonomi di Desa Bakaran Kulon juga mendukung pelaksanaan usaha budidaya ikan bandeng, antara lain kemudahan mendapatkan tenaga kerjayang sudah berpengalaman mengelola tambak, tersedianya tempat pemasaran, kemudahan mendapatkan benih, dan hasil produksi serta pendapatan yang cukup tinggi tiap tahunnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaanya adalah menganalisis kesesuaian lahan tambak untuk budidaya ikan bandeng di Desa Taima, Kecamatan Bualemo, Kabupaten Banggai. Perbedaannya penelitian sebelumnya adalah teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis membandingkan (matching) data fisik lapangan disesuaikan dengan teori-teori yang mendukung, kemudian dideskripsikan kedalam bentuk kalimat dan di interpretasikan dalam bentuk peta kesesuaian Lahan budidaya ikan bandeng.
15
Lahan tambak
Kondisi Fisik 1. Keadan Tanah pH Tanah Tekstur tanah 2. Keadaan Air Salinitas pH Air Suhu Air 3. DO (Disolved Oxigen)
Persyaratan Budi Daya Bandeng a. Salinitas >35 ppt b. Tekstur tanah berlumpur c. pH Tanah antara6,5 – 8,5 d. pH Air 7,5 – 8,7 e. DO 7-5 ppm f. Suhu 26-33
Peta kesesuaian Lahan budidaya ikan bandeng
Diagram Alur Kerangka Berpikir