perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN LITERATUR A.
PENGERTIAN JUDUL 1.
Nama Proyek “DesainInterior Stasiun Kereta Api Solo Balapan di Surakarta”
2.
Definisi Proyek Pengertian judul proyek ditelaah berdasarkan tiap kata yang menyusunnya, adalah sebagai berikut : a. Desain 1. Desain
adalah
seni
terapan,
arsitektur,
dan
berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses
untuk
membuat
dan menciptakan obyek baru".
Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata. (Sumber : www.wikipedia.org, 09 Maret 2014) 2. Desain menurut AlexanderDesain merupakan temuan unsur fisik yang paling objektif (Sumber : https://www.facebook.com/ songoDesign/posts/219947344873397 , 09 Maret 2014). 3. Desain menurut Asimow adalah pengembalian keputusan, dalam menghadapi ketidaktentuan, dengan ganjaran yang berat bagi
kesalahan(Sumber
:
https://www.facebook.com/
songoDesign/posts/219947344873397 , 09 Maret 2014). b. Interior 1.
Interior adalah bagian dari gedung atau bangunan.(Sumber: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia ed.2, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, p.741) commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Interior adalah tatanan perabot didalam ruang dalam dari sebuah gedung. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, cetakan 3, 1990, halaman 331)
3.
Interior adalah bagian dalam dari bangunan apapun dan bagaimanapun bentuk bangunan itu dibatasi oleh lantai,dinding dan plafon (Suptandar 1999:9).
c. Stasiun : “Station” : Building, etc, where a service organized, stopping place for train, put something at a certain place (Oxford Learners
Pocket
Dictionary).
Dalam
bahasa
Indonesia
diterjemahkan sebagai stasiun yang berarti bangunan yang berfungsi sebagai tempat kereta api berhenti untuk sementara (Kamus Inggris-Indonesia – Gramedia Jakarta). : Tempat berkumpulnya penumpang dan barang yang menggunakann moda angkutan kereta api. Di stasiun, orang beristirahat dan menunggu baik penumpang maupun bukan penumpang
(penjemput,
pengantar,
dll).
(Warpani,
Suwardjoko, Merencanakan Sistem perangkutan, Penerbit ITB, Bandung). d. Kereta Api : Adalah suatu sarana angkutan darat yang terdiri dari dua bagian pokok, yaitu tenaga penggerak yang disebut lokomotif dan alat pengangkut yang disebut gerbong (Warpani.S.,1990) : Menurut Undang Undang Perkeretaapian (UU 13 tahun 1992) Kendaraan dengan tenaga gerak , baik berjalan sendiri mapun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan atau sedang
berjalan
dan
bergerak
diatas
rel
(Sumber:https://carapedia.com/perkeretaapian_thn_1992_info 1351.html,14Maret2014). commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Stasiun Kereta Api merupakan elemen yang sangat vital bagi perkembangan sebuah kota. Melalui keberadaan sebuah stasiun, yang menghubungkan satu kota dengan kota lain, sehingga sebuah kota dapat mengoptimalkan potensi yang di milikinya. Tidak jarang sebuah stasiun menjadi magnet pertumbuhan ekonomi sebuah kota. Dalam hal ini stasiun kereta api adalah wadah atau bangunan yang berfungsi mewadahi suatu kegiatan yang berhubungan dengan perkeretapian yang kegiatannya adalah tempat menurunkan dan menaikkan penumpang maupun barang, tempat menunggu kereta api dan tempat kereta api berhenti untuk istirahat maupun tersalip oleh kereta api lainnya.
B.
TINJAUAN KOTA SURAKARTA 1. Sejarah Kota Surakarta Solo tidak lebih dari sebuah desa terpencil yang tenang, 10 km di sebelah timur Kartasura, ibukota kerajaan Mataram. Pakubuwana II yang menjadi Raja Mataram mendukung Cina melawan Belanda, kemudian Pakubuwono II mencari tempat yang lebih menguntungkan untuk membangun kembali kerajaannya, dan di tahun 1745 Kerajaan dibongkar dan diarak menuju Kota Surakarta yang terletak di tepi Kali (Sungai) Bengawan Solo. 18 Februari 1745 dianggap sebagai hari kelahiran kota resmi. Dikatakan bahwa tempat itu ia memilih untuk menjadi istana baru itu terletak di sebuah danau kecil. sejarawan itu "babad" atau catatan commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengadilan resmi masih menyebutkan bahwa danau itu dikeringkan oleh mendukung mitos ratu laut selatan, Nyi Roro Kidul(Sumber : http://www.surakarta.go.id/konten/sejarah-kota , 2 Maret 2015) Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri,
sekaligus
menghapus
kekuasaan
Kerajaan
Kasunanan dan Mangkunegaran. Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16 /SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor histories sebelumya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta(http://www.surakarta.go.id/konten/sejarahpemerintahan , 2 Maret 2015) 2. Geografis Kota Surakarta Secara geografis Kota Surakarta berada antara 110045'15'' 110045'35'' Bujur Timur dan antara 7036'00''- 7056'00' 'Lintang Selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06 Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan di antara dua gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi dan di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo.
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.1 Peta Surakarta (Sumber : Sumber : http://www.surakarta.go.id/konten/selayang-pandang , 18 Maret 2015) Dilihat dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi Kota Surakarta tersebut berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul
yang
menghubungkan
Semarang
dengan
Yogyakarta
(JOGLOSEMAR), dan jalur Surabaya dengan Yogyakarta. Dengan posisi yang strategis ini maka tidak heran kota Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi daerah kabupaten di sekitarnya. Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3 kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar. Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5 (lima) wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669 Rukun Tetangga (RT). (Sumber : http://www.surakarta.go.id/konten/selayangpandang , 18 Maret 2015)
C.
TINJAUAN UMUMKERETA API INDONESIA 1.
PengertianKereta Api Kereta api dalah suatu sarana angkutan darat yang terdiri dari dua bagian pokok, yaitu tenaga penggerak yang disebut lokomotif dan alat pengangkut yang disebut gerbong (Warpani.S.,1990). Kendaraan dengan tenaga gerak baik berjalan sendiri mapun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan atau sedang berjalan dan bergerak diatas rel. (Kompas,1996, hal 6) Stasiun kereta api adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta api. Untuk daerah/kota yang baru dibangun mungkin stasiun portabel dapat dipergunakan sebagai halte kereta. Fasilitas stasiun kereta api umumnya terdiri atas: Pelataran parkir di muka stasiun Tempat penjualan tiket, dan loket informasi Peron atau ruang tunggu commit to user Ruang kepala stasiun, dan 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf, dan lain sebagainya. 2. Sejarah Stasiun Indonesia Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17
Juni1864,
oleh Gubernur
Jenderal Hindia
Belanda,
Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze
Venootschap
Nederlandsch
Indische
Spoorweg
Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.Kereta
listrik
pertama
beroperasi
1925,
menghubungkan Weltevredendengan Tandjoengpriok(http://id.wikipedi a.org/wiki/Stasiun_kereta api , 19 November 2013) . Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung,
yang
kemudian
pada
tanggal 10
Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minatinvestor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km. Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan
KA
sepanjang
pengoperasiannya
47
Km
dilakukan
antara
tanggal
Makasar-Takalar, 1
Juli
1923,
yang sisanya
Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA(http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_kereta api , 19 November 2013). Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana. Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dantram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI). Masa Pembangunan Stasiun Berikut daftar stasiun besar:
1.
Stasiun Karanganyar - 1875
2.
Stasiun Jakarta Kota - diresmikan 1929 commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.
Stasiun Tanjung Priok - 1914
4.
Stasiun Gambir (dulu Weltevreden) - 1914
5.
Stasiun Jatinegara (dulu Meester Cornelis)
6.
Stasiun Manggarai - 1969
7.
Stasiun Pasar Senen - 1916
8.
Stasiun Cikampek - 1894
9.
Stasiun Bogor - 1880
10. Stasiun Bandung - 1887 11. Stasiun Yogyakarta - 1887 12. Stasiun Solo Balapan - 1876 13. Stasiun Semarang Tawang - 1873 14. Stasiun Cirebon - 1920 15. Stasiun Madiun - 1897 16. Stasiun Purwokerto - 1922 17. Stasiun Malang - 1941 18. Stasiun Surabaya Kota - 1878 dan renovasi 1911 19. Stasiun Surabaya Gubeng - 1913 20. Stasiun Pasar Turi - 1938
( Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_kereta api , 19 November 2013)
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Fungsi dan peranan stasiun Kereta api sudah menjadi salah satu sarana transportasi yang vital bagi masyarakat baik untuk penghubung antar kota maupun dalam kota. Dalam hal ini, Stasiun Kereta Api memiliki peran yang tak kalah penting dari fungsi kereta api itu sendiri. Fungsi Stasiun Kereta Api tidak hanya sebagai halte pemberhentian belaka melainkan sebagai fasilitas 'transit' atau tempat kegiatan datang dan pergi para penumpang, sehingga bangunan stasiun menjadi sarana penting pada setiap kota yang dilalui perjalanan kereta api.
Banyaknya kota-kota di Indonesia yang dilalui jalur kereta api diikuti pula dengan pembangunan stasiun-stasiun dengan rancangan arsitektur yang menunjukkan berbagai era sejak jaman pemerintah Hindia Belanda hingga saat ini. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, bangunan stasiun kereta api menjadi salah satu fasilitas publik dan aset bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Peranan dan fungsi stasiun sangatlah penting bagi kehidupan masyarakat kini. Dimana transportasi murah dan cepat menjadi andalan dan konsumsi masyarakat sehari-hari , salah satunya kereta-api. Dalam hal ini stasiun Kereta Api memiliki peran yang tak kalah penting dari fungsi Kereta Api sendiri. Fungsi stasiun Kereta Api tidak hanya sebagai halte pemberhentian belaka melainkan sebagai fasilitas “transit” atau tempat kegiatan datang commit to user dan pergi penumpang, sehingga
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bangunan stasiun menjadi sarana penting pada setiap kota yang dilalui perjalanan Kereta Api. Selain sebagai tempat pemberhentian Kereta Api, stasiun juga berfungsi apabila terjadi persimpangan antar Kereta Api sementara jalur lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Perkembangan fungsi stasiun didorong oleh Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1998 tentang prasarana dan sarana Kereta Api yang membolehkan stasiun melakukan kegiatan penunjang berupa usaha pertokoan, rumah makan, perkantoran atau akomodasi. Maka tidak heran jika hampir semua stasiun Kereta Api di Jabodetabek memiliki area komersial untuk usaha pertokoan, rumah makan dan jasa publik lainnya. Stasiun Kereta Api juga memiliki daya tarik bagi pertumbuhan bisnis lainnya, seperti bisnis properti, perdagangan, angkutan umum dan jasa parkir. Maka tidak heran apabila pemerintah menjadikan stasiun Kereta Api sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, sebab stasiun memiliki potensi besar untuk menjadi cikal bakal kawasan ekonomi terpadu. Hal ini didukung oleh banyaknya pengguna Kereta Api yang keluar masuk stasiun dari pagi hingga malam hari, mengingat angkutan Kereta Api biayanya lebih murah, keamanan lebih terjamin dan mengurangi kepadatan lalu lintas jalan raya serta sekaligus mengurangi kerusakan jalan.
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Ketentuan Stasiun Kereta Api a. Ketentuan Stasiun Stasiun kereta api sendiri merupakan sebuah kesatuan sistem yang kompleks. Pada dasarnya, sebuah bangunan stasiun terdiri dari dua buah komponen , yaitu komponen utama dan komponen pendukung. Komponen utama stasiun kereta api terdiri dari :
Jaringan rel, pusat control perjalanan kereta api, ruang administrasi dan persinyalan
Peron / naik turunnya penumpang
Area sirkulasi , toilet , telepon umum dan tempat tunggu penumpang.
Tempat penjualan tiket dan area sewa (retail space)
Tempat bongkar muat barang.
Area parkir. Sedangkan komponen pendukung terdiri dari :
Tempat ibadah
Tempat istirahat bagi masinis dan pegawai
Restorasi
Tempat penitipan barang.
b. Ketentuan Khusus 1. Tipe-tipe Stasiun Stasiun
sebagai
prasarana
transportasi
memiliki
tingkat
kompleksitas yang sangat tinggi. stasiun dapat dibagi sesuai dengan tipe dan karakteristik stasiun sebagai berikut : a) Berdasarkan fungsi pelayanannya, stasiun dapat digolongkan menjadi :
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Stasiun Bandar Udara (Airport Statio) Transportasi udara telah berkembang menjadi sebuah sektor yang
sangat tinggi pertumbuhannya dibidang ekonomi, dan menghubungkan bandar udara ke pusat kota memakai jalur kereta api menjadi investasi yang menguntungkan. Lokasi Bandar Udara yang jauh dipinggir kota dapat
langsung
terhubung
dengan
pusat
kota
hanya
dengan
menggunakan jalur kereta api. Pada umumnya stasiun ini terletak di Negara yang telah memiliki sistem transportasi yang maju dan sistematis.
Stasiun Internasional (International Station) Kereta api yang digunakan pada jalur ini merupakan kereta api
cepat. Bahkan laut, gunung, sungai besar dan jurang tidak menjadi halangan bagi jalur transportasi darat antarnegara.
Stasiun Kota (Town Station) Stasiun dengan tipe seperti ini memiliki ukuran sedang dan
berfungsi di antara stasiun utama dan stasiun pinggiran kota (rural station)
Stasiun Bawah Tanah (Underground Station) Stasiun kereta api ini terletak dibawah tanah dan memiliki pintu
masuk menuju stasiun biasanya terletak dijalur pejalan kaki dan di desain secara khusus agar mudah terlihat. Pada umumnya stasiun ini melayani rute dalam kota.
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Berdasarkan kedudukannya, stasiun dapat digolongkan menjadi :
Stasiun Akhiran / Awalan Merupakan stasiun yang terletak pada awal maupun akhir tujuan
perjalanan kereta api. Jaringan rel berakhir di stasiun ini
Stasiun lanjutan / Antara Stasiun ini terletak di tengah-tengah tujuan perjalanan kereta api
Stasiun Persilangan Stasiun ini berfungsi membagi atau mengumpulkan 2 lintasan
kereta api dan terletak pada persimpangan jalur kereta api. c) Berdasarkan ruang lingkupnya, stasiun dapat digolongkan menjadi
Stasiun Besar Memiliki lingkup pelayanan , jumlah penumpang , rute yang
banyak. Terletak di kota besar, peron barang dan penumpang terpisah dan dilalui semua jenis kereta api. Fasilitas yang ada di stasiun sangat lengkap.
Stasiun Sedang Terletak di kota menengah, jumlah penumpang dilayani tidak
terlalu banyak dan dilalui beberapa kereta api. Luas stasiun ini lebih besar dari stasiun kecil namun lebih kecil dari stasiun besar.
Stasiun Kecil Melayani rute tertentu dan pendek serta fasilitas yang ada
sederhan. commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Berdasarkan letak dan bentuknya, stasiun dapat digolangkan menjadi :
Stasiun kepala Merupakan stasiun kereta api yang terletak pada akhir jalur kereta
rel dan posisi stasiun kereta api tegak lurus dengan jalan rel kereta. Sering disebut sebagai stasiun akhir atau stasiun buntu.
Gambar II.2 Stasiun Kepala (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) Stasiun Terusan Merupakan stasiun kereta api yang terletak pada tepi sebuah jalur kereta api dan posisi stasiun kereta api sejajar dengan jalan kereta rel.
Gambar II.3 Stasiun Terusan (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Stasiun Pulau Merupakan stasiun kereta api yang terletak diantara dua jalur rel
dan posisi stasiun kereta api sejajar dengan jalan kereta rel
Gambar II.4 Stasiun Pulau (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) 2. Sistem Persinyalan (Signalling System) Sistem persinyalan merupakan salah satu elemen penting. Di Indonesia
sistem
persinyalan
bersama
sistem
telekomunikasi
dimasukkan ke dalam satu divisi tersendiri. Sistem persinyalan digunakan sebagai penunjuk bagi seorang masinis untuk menjalankan rangkaian keretaq agar aman, nayaman dan selamat sampai tujuan akhir. 3. Sistem Telekomunikasi Selain sinyal, telekomunikasi juga merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat terpisahkan. Sistem telekomunikasi yang digunakan di Indonesia saat ini terdiri dari 2 jalur, yaitu jalur telekomunikasi melalui Telkom dan jalur intern PT.Kereta Api Indonesia ( TOKA – Telepon Otomat Kereta Api) yang terhubung ke semua stasiun. commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Program Ruang Stasiun
a)
Ruang Publik Merupakan
ruang
atau
area
yang
diperuntukkan
atau
dipergunakan untuk umum. Jenis ruang publik yang terdapat pada bangunan stasiun meliputi :
Entrance Merupakan
suatu
area
dalam
memasuki
bangunan
stasiun.Entrance memiliki akses pencapaian yang jelas dan mempunyai akses pedestrian ke daerah parker dan memiliki tingkat aksesbilitas tinggi bagi semua orang termasuk difabel.
Hall Merupakan ruang depan yang berfungsi sebagai ruang penerima
baik pengelola, pengantar, penjemput, dan penumpang kereta api.
Lobby Merupakan daerah yang sering digunakan oleh pengelola,
penjemput, maupun penumpang kereta api. Ruang lobby memerlukan kedekatan dengan ruang tunggu, restoran, peron, informasi, agen perjalanan dan pemesanan taksi.
Informasi Merupukan pelayanan stasiun yang fungsinya memberikan
informasi kepada calon penumpang, penumpang atau pengantar yang berkaitan dengan operasional atau pejalanan kereta api dan fasilitas yang ada di stasiun. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta commit to user Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ruang tunggu Merupakan ruang yang berfungsi sebagai tempat tunggu
tambahan dari lobby. Ruang tunggu sangat diperlukan untuk menunggu kedatangan kereta api. Pelayanan ini dibagi menjadi 3 macam yaitu : -
Pelayanan Ruang Tunggu Umum Pelayanan ini diperuntukkan bagi semua kelas penumpang kereta
api. -
Pelayanan Ruang Tunggu Eksekutif Pelayanan ini diperuntukan untuk penumpang kereta api kelas
eksekutif -
Pelayanan Ruang Tunggu VIP Pelayanan ini diperuntukkan untuk pejabat kereta api, dinas dari
lembaga pemerintah dan tamu khusus. Pelayanan ruang tunggu VIP, eksekutif dan umum hanya tersedia di stasiun besar, sedangkan untuk stasiun kelas sedang dilengkapi pelayanan ruang tunggu eksekutif dan umum serta stasiun kecil hanya mempunyai pelayanan ruang tunggu umum. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.5 Fasilitas Ruang Tunggu (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Restaurant , Pertokoan , ATM , Money Changer , TITAM , Counter Hotel & Travel
-
Pelayanan Restoran Merupakan pelayanan yang ada di stasiun yang melayani
penjualan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh penumpang dan menyediakan tempat untuk makan dan minum. Dimana jam operasionalnya dapat disesuakian dengan jam operasional kereta api. -
Pertokoan Adalah pelayanan yang menyediakan makanan dan minuman atau
kebutuhan yang lain. dengan jam operasional menyesuaikan jam operasional kereta api. -
Pelayanan ATM Pelayanan untuk dapat berstransaksi tunai atau non tunai yang ada
di stasiun selama 24 jam. Untuk stasiun besar dan sedang minimal harus ada 1 ATM center dimana harus ada 3 merchant bank, dengan commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jenis banknya disesuaikan dengan kebuthan di stasiun. Untuk stasiun kecil pelayanan ATM disesuakian dengan accupancy penumpang. -
Money Changer Pelayanan penukaran mata uang asing dimana layanan ini harus
disesuaikan dengan kebutuhan stasiun sehingga pelayanan terhadap penumpang bisa optimal. -
TITAM Layanan tiket terpadu antar moda dimana penumpang dapat
menikmati layanan tiket tunggal yang dapat dipakai dua hingga tiga jenis transportasi sekaligus sehingga penumpang kereta api yang akan melanjutkan perjalanan dengan bus atau kapal tidak perlu membeli tiket berkali-kali. -
Counter Hotel & Travel Layanan di stasiun dimana penumpang dapat memilih layanan
penginapan dan sarana transportasi yang diinginkan. Ketersediaan Titam , Counter Hotel & Travel di stasiun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing stasiun. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Peron Merupakan ruang atau area yang dipergunakan oleh penumpang
kereta api untuk naik dan turun kereta api.Hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan kelengkapan di area peron adalah commit to user sebagai berikut: 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Area peron harus dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai, papan nama peron, papan nama jalur KA, papan petunjuk arah, petunjuk waktu, tanda batas aman peron dan papan peringatan/larangan. b. Untuk memenuhi aspek kenyamanan, peron di stasiun besar, stasiun sedang dan stasiun komuter harus dilengkapi dengan overkaping. c. Untuk akses pergerakan vertikal, peron tinggi dan peron sedang harus dilengkapi dengan ramp sehingga aksesibel bagi penyandang cacat dan memudahkan bagi orang yang membawa barang dengan alat bantu angkut beroda.
Pelayanan Penitipan dan Pengantar Barang Merupakan pelayanan
tambahan yang harus ada di stasiun
sedang dan stasiun besar, dimana fungsinya adalah untuk tempat menitipkan
barang
sementara
yang
dapat
dimanfaatkan
oleh
penumpang kereta api, dengan membayar tariff sesuai dengan ketentuan yang berlaku di stasiun. Pengantar barang merupakan jasa angkut barang dari luar kereta kedalam kereta api atau sebaliknya dengan tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengantar barang di stasiun wajib diatur dan dikoordinasi oleh petugas stasiun agar keberadaannya dapat membantu penumpang dan memperlancar arus penumpang dari luar ke dalam commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
stasiun atau sebaliknya. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Pelayanan Untuk Penyandang Cacat dan Lansia Pelayanan untuk penyandang cacat atau lansia yaitu layanan yang
dapat dimanfaatkan bagi penyandang cacat (difable) dan orang usia lanjut untuk kemudahan atau aksesbilitasnya di dalam stasiun yang tentunya sampai orang penyandang cacat dan lansia tersebut mendapatkan pelayanan yang diperlukan di dalam stasiun atau sampai masuk ke dalam kereta api. Pelayanan ini dapat berupa kursi roda, dan prioritas untuk menggunakan lift pada stasiun. Ramp harus tersedia di semua kelas stasiun yang di desain sesuai dengan kebutuhan untuk membantu memudahkan penyandang cacat dan lansia naik peron sehingga bisa dengan mudah masuk ke dalam kereta api. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Pelayanan untuk Ibu Menyusui Pelayanan yang disediakan di stasiun untuk ibu menyusui adalah
ruangan khusus yang bisa disatukan dengan ruangan eksekutif dengan ukuran minimal untuk 5 orang dengan dinding pembatas sehingga ibu yang menyusui merasa aman. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pelayanan Smoking Area Pelayanan smoking area adalah pelayanan tempat atau ruangan
khusus di stasiun yang disediakan bagi penumpang yang merokok, sehingga tidak mengganggu penumpang lain yang tidak merokok. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Lavatorydan Mushola Merupakan toilet yang diperuntukkan bagi pengelola, pengantar,
penjemput maupun penumpang kereta api untuk buang air besar , buang air kecil dan sebagainya. Lavatory pada bangunan stasiun terdapat lebih dari satu dan penggunaan antara pria dan wanita dipisahakan. Pelayanan toilet merupakan pelayanan umum yang harus ada di stasiun tanpa dipungut biaya atau jasa atas penggunaan pelayanan tersebut yang dapat dipakai untuk buang air kecil dan air besar.
Gambar II.6 Jumlah Toilet dan Petugas Kebersihan Berdasarkan Kelas Stasiun (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pelayanan mushola yaitu pelayanan tempat untuk beribadah bagi yang beragama islam dengan ketentuan minimal harus tersedia tempat wudhu untuk pria dan wanita. Mushola minimal harus dilengkapi pengeras suara, kipas angin atau pendingin udara dan perangkat sholat. Mushola harus dapat digunakan oleh minimal 4 orang pria dan 4 orang wanita untuk stasiun besar, 4 orang pria atau wanita untuk stasiun sedang dan kecil. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) b)
Ruang Privat Jenis ruang privat yang terdapat pada bangunan stasiun terdiri dari:
Ruang pengelola Merupakan ruang yang dipergunakan oleh pengelola dalam
mengawasi dan mengelola kegiatan yang ada dalam stasiun. Ruang pengelola dapat dibedakan menjadi dua , yaitu : -
Ruang pengelola non teknis
-
Ruang pengelola teknis
Ruang administrasi Merupakan ruang yang dipergunakan untuk mewadahi kegiatan
administrasi dalam stasiun.
Ruang Pertemuan Merupakan ruang yang dipergunakan untuk mengadakan rapat,
acara pertemuan , atau acara-acara yang lain. c)
Ruang Kontrol / Pengendali Merupakan
ruang
untuk
mengendalikan
kelancaran
dan
commit to user keselamatan perjalanan kereta api. Dari ruang ini petugas stasiun
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengirimkan sinyal yang diteruskan kepada masinis kereta api, dengan demikian masinis dapat mengatur kecepatan laju kereta api agar tepat dan selamat sampai tujuan. d)
Ruang kereta api Jenis area kereta api yang terdapat dalam bangunan stasiun meliputi :
Ruang perbaikan dan perawatan kereta api
Ruang pembaharuan kereta api
Ruang peristirahatan kereta api
6. Pengelolaan Bangunan Heritage Indonesia merupakan negara yang pernah dijajah oleh Belanda. Dalam penjajahannya Belanda banyak memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang dibawa oleh Belanda salah satunya adalah berkembangnya pembangunan di Indonesia. Penjajahan tersebut telah terjadi puluhan tahun silam. Perkembangan pembangunan yang dilakukan oleh Belanda menghasilkan karya karya arsitektur yang sangat menarik di jaman sekarang. Banyak contoh bangunan yang dihasilakn seperti Stasiun, Kantor , Benteng, dan lain-lain. Karya arsitektur yang masih ada di jaman sekarang haruslah dilestarikan dan dipertahankan keberadaannya, karena merupakan salah satu bukti sejarah Negara Indonesia. Stasiun merupakan salah satu bangunan yang mendapat sentuhan Belanda pada masa penjajahannya. Sehingga hampir semua stasiun di Indonesia merupakan bangunan bersejarah yang harus dilestarikan dan commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipertahankan keberadaannya. Tiap tiap bangunan perkereta-apian memiliki keunikan dan keistimewaan sendiri, baik sejarah , karakeristik bangunan, lokasi maupun kondisi pada saat ini. Bangunan bersejarah tersebut memiliki pedoman teknis dalam cara pelestariannya, berikut cara atau teknis melestarikan bangunan bersejarah menurut PT.Kereta Api Indonesia
Pemeliharaan / Perawatan Adalah upaya perawatan bangunan dan lingkungan agar tetap
lestari.
Preservasi Adalah upaya menjaga dan merawat bangunan keutuhan
bangunan dan lingkungan pada kondisinya yang ada serta memastikan tidak terjadi kerusakan yang berlanjut
Pelestarian/Konservasi Adalah proses mempertahankan bangunan dan lingkungannya
agar cultural significance-nya (nilai budaya) tetap dapat dipertahankan. Di dalamnya termasuk pemugaran, pemeliharaan, perawatan, yang sesuai situasi dan kondisi yang ada
Restorasi Adalah upaya mengembalikan kondisi bangunan seperti keadaan
masa lampau, upaya ini perlu pendokumentasian yang baik dengan menyusun ulang komponen-komponen yang ada tanpa bahan baru
Rekontruksi commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah upaya mengembalikan bangunan dan lingkungannya sedapat mungkin mendekati kondisi di masa lampau dengan mengunakan bahan-bahan lama yang sesuai dari hasil rekomendasi yang dikeluarkan oleh pemangku kebijakan cagar budaya.
Adaptasi / Renovasi / Rehabilitasi Adalah upaya memodifikasi bangunan dan lingkungannya agar
memenuhi kebutuhan saat ini sesuai fungsi baru yang tepat (compatible uses) namun tetap menjaga kualitas dan keaslian bangunan semaksimal mungkin .
Pemanfaatan Adalah pendayagunaan bangunan beserta lingkungannya untuk
kepentingan masyarakat dengan tetap mempertahankan kelestariannya. (Sumber : heritage.kereta-api.co.id)
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
D.
digilib.uns.ac.id
TINJAUAN KHUSUS INTERIOR STASIUN KERETA API 1. Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan di Stasiun Kereta Api adalah : a)
Pengelola Orang yang mengatur organisasi dan kegiatan dalam stasiun, baik
perawatan stasiun maupun urusan pengaturan perjalanan kereta api, yang terdiri dari Kepala Stasiun Besar , Wakil Kepala Stasiun Besar , Staff, dan lain-lain.
Gambar II.7 Struktur Organisasian Stasiun (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) b)
Konsumen / Pengunnjung Konsumen atau pengunjung dalam stasiun kereta api terbagi
menjadi dua, yaitu :
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Segmen Khusus Masyarakat yang menggunakan jasa perkeretaapian yang daya
aktivitasnya cukup tinggi (masyarakat yang sering menggunakan jasa kereta api saat berpergian)
Segmen Umum Masyarakat luas yaitu pengguna jasa perkeretaapian dan para
pengantar maupun masyarakat biasa
Pengusaha Pengusaha yang bergerak di bidang penjualan makanan ataupun
cindramata dan lain-lain yang ada dalam stasiun.
2. Aktivitas / Kegiatan Penghuni a. Kegiatan Utama
1) Kegiatan Informasi
Fungsi Suatu kegiatan yang berfungsi memberikan segala informasi
kepada masyarakat mengenai perjalanan kereta api pada khususnya.
Karakteristik Kegiatan Informasi Dibutuhkan suasana terbuka, informatif, aman dan nyaman.
Pola Aktifitas Informasi commit to user Informasi pada Stasiun Kereta Api ada dua macam , yaitu : 39
perpustakaan.uns.ac.id
-
digilib.uns.ac.id
Informasi Aktif Informasi yang didapat langsung dari manusia atau informan atau dengan wawancara atau konsultasi.
-
Informasi Pasif Informasi yang didapat dari media lain (media massa , internet dan lain-lain)
2) Kegiatan Pemasaran
Fungsi Pemasaran merupakan suatu kegiatan untuk menjual atau
mengiklankan produk ataupun jasa yang berhubungan dengan perkeretaapian pada khususnya kepada masyarakat.
Karakteristik Kegiatan Pemasaran Kegiatan pemasaran ini merupakan proses kegiatan komunikasi
visual antara penjual dan pembeli secara langsung, maka diperlukan suasana yang komunikatif, informatif, rekreatif , santai , aman dan nyaman
3) Kegiatan Promosi
Fungsi Adalah
suatu
kegiatan
yang
menginformasikan
atau
user kepada masyarakat memperkenalkan suatu commit jasa atautoproduk
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakteristik Kegiatan Promosi Dikarenakan kegiatan promosi ini merupakan proses kegiatan
konsultasi, pengamatan dan komunikasi visual antara pengamatan dengan objek secara langsung, maka diperlukan suasana yang komunikatif,
informatif,
rekreatif,
santai,
aman
dan
nyaman
b. Kegiatan Pengunjung
1) Kegiatan Pengolahan
Fungsi Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengkoordinasikan seluruh
kegiatan yang berlangsung dalam wadah stasiun kereta api dengan harapan agar aktivitas yang ada tetap dapat berlangsung dengan lancer dan saling mendukung.
Karakteristik Kegiatan Pengelola Karena Kegiatan ini adalah kegiatan pengawasan dan kordinasi
maka dibutuhkan suatu karakteristik ruang yang aman , nyaman , komunikatif serta mendukung proses kerja.
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Kegiatan menunggu
Fungsi Suatu kegiatan menanti kereta api yang datang ataupun akan
pergi.
Karakteristik kegiatan menunggu Menunggu merupakan kegiatan yang menimbulkan kebosanan
dan kejenuhan, Dibutuhkan karakteristik ruang yang rekreatif, komunikatif, aman dan nyaman.
3) Kegiatan Refreshing
Fungsi Kegiatan
menyegarkan
badan
ataupun
pikiran
untuk
menghilangkan kejenuhan ataupun kebosanan.
Karakteristik kegiatan Refreshing Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus membuat senang
maka dibutuhkan karakteristik ruang yang menyenangkan, komunikatif, aman dan nyaman
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Fasilitas Ruang dan Besaran Ruang
a. Ukuran dasar Ruang Ukuran dasar ruang meliputi panjang , lebar , dan tinggi , digunakan sebagai pedoman untuk mendesain bangunan sehubungan dengan pemenuhan asas aksesibilitas pada bangunan. Ukuran dasar ruang di Stasiun mengacu kepada dua ukuran dasar sebagai berikut : - Ukuran Dasar Umum, Meliputi ukuran tubuh manusia dewasa, peralatan yang digunakan,
ruang
yang
dibutuhkan
untuk
mewadahi
pergerakannya
Gambar II.8 Ukuran umum orang dewasa (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.9Ruang Gerak Bagi Tuna Netra (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.10 Ukuran Kursi Roda (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.11 Ukuran Putar Kursi Roda (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.12 Belokan dan Papasan Kursi Roda (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) - Ukuran Dasar Khusus, Disesuaikan
dengan
ukuran
sarana
dan
prasarana
perkeretaapian, peralatan, perlengkapan dan ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi pergerakan sarana sehubungan dengan kegiatan operasional kereta api di stasiun.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.13 Ruang Bebas pada Jalan Rel Lurus untuk Elektrifikasi dan non Elektrifikasi (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.14Ruang Bebas pada Jalan Rel Lengkung (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.15 Ruang Bebas pada Jalan Rel Lurus untuk Jalur Ganda (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.16 Ruang Bebas pada Jalan Rel Jalur Lengkung untuk Jalur Ganda (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
b. Pembagian Fungsi Ruang di Stasiun Ruang-ruang di stasiun adalah tempat untuk berbagai aktifitas dan fasilitas pelayanan jasa angkutan kereta api yang berada di stasiun. Ruang-ruang ini merupakan bagian dari bangunan stasiun yang berupa commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ruangan kerja, ruangan pelayanan, hall, teras, area terbuka, jalur kereta api, peron, jalur pejalan kaki, pelataran parkir dan lain-lain. Setiap ruang di stasiun mempunyai fungsi tertentu sesuai dengan aktifitas dan fasilitas pelayanan yang ditempatkan di ruang tersebut. Secara umum, pembagian ruang di stasiun berdasarkan fungsinya meliputi:
Ruang Untuk Kegiatan Pokok
a. Ruang Petugas Operasional, yang meliputi: 1) Ruang Kepala Stasiun (KS), yaitu ruang yang diperuntukan bagi Kepala Stasiun
untuk
menjalankan tugasnya dalam
mengaturkegiatan pelayanan yang ada di stasiun. 2) Ruang Wakil Kepala Stasiun (WKS), yaitu ruang dinas Wakil Kepala Stasiun yang bertugas membantu tugas Kepala Stasiun. 3)
Ruang
Pemimpin
Perjalanan Kereta API (PPKA), yaitu
ruangan khusus PPKA yang lokasinya harus memungkinkan bagi petugas untuk melihat kedatangan kereta api dan terlihat oleh masinis, serta bisa melihat area emplasemen di stasiun. Ruang ini harus memadai untuk penempatan peralatan operasional
yang
diperlukan oleh PPKA. 4) Ruang Pengawas Peron (PAP), yaitu ruang pengawas petugas stasiun yang berada pada posisi bisa melihat arah datangnya kereta dan seluruh emplasemen yang fungsinya sebagai tempat untuk memberika layanan informasi melalui pengeras suara kepada calon commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penumpang kereta api. 5) Ruang Keuangan, yaitu ruang yang mempunyai fungsi utama sebagai ruang administrasi dan perbendaharaan stasiun. 6)
Ruang Serbaguna, yaitu ruang yang disediakan untuk
menunjang operasional stasiun atau bisa dijadikan tempat untuk keperluan petugas. 7)
Ruang Peralatan, yaitu ruang
yang disediakan untuk
menyimpan alat-alat yang digunakan untuk keperluan stasiun missal alatkebersihan, dan sebagainya. 8) Ruang UPT Kru KA, yaitu ruang yang disediakan bagi Kru KA yang berdinas untuk menggunakan fasilitas tersebut sesuai dengankebutuhannya. 9) Ruang Istirahat Kru KA, yaitu ruang khusus istirahat yang dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur untuk kru KA yang akan atau selesai berdinas sehingga kondisinya selalu dalam keadaan siap tugas. 10)
Ruang Petugas Keamanan, yaitu ruang petugas keamanan
stasiun yang disediakan untuk tempat koordinasi dan administrasi petugas keamanan termasuk tempat untuk
istirahat petugas
keamanan stasiun. 11)
Ruang Petugas Kebersihan, yaitu ruang yang disediakan
bagipetugas
kebersihan
stasiun
untuk
menyiapkan
dan
melakukantugasnya di stasiun.(Sumber : “Pedoman Standarisasi commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
b. Ruang Pelayanan dan Publik,meliputi: 1) Ruang Hall 2) Ruang Loket 3) Ruang Pelayanan Informasi 4) Ruang Tunggu VIP 5) Ruang Tunggu Eksekutif 6) Ruang Tunggu Umum 7) Ruang Peron 8) Ruang Pelayanan Kesehatan 9) Ruang Toilet Umum 10) Ruang Mushola 11) Ruang untuk Ibu Menyusui
Ruang Untuk Kegiatan Penunjang dan Jasa Pelayanan Khusus Ruang ini adalah ruang yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan
komersial yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang kegiatan penyelenggaraan jasa angkutan kereta api di stasiun. Ruang ini meliputi: a. Ruang Pertokoan, b. Ruang Restoran, c. Ruang Parkir Kendaraan, commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Ruang Gudang, e. Ruang Penitipan Barang, f. Ruang Bongkar Muat Barang, g. Ruang ATM, h. Ruang Reservasi Hotel dan Travel.
Luas dan Kapasitas Ruang di Stasiun Setiap ruang di stasiun memiliki ukuran tertentu sesuai dengan
aktifitas dan fasilitas pelayanan yang berada di dalamnya. Penentuan ukuran ruang harus mempertimbangkan berbagai hal sehubungan dengan kapasitas, utilitas, aksesibilitas, keselamatan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna ruangan. Sehubungan dengan kapasitas ruang, luas ruang pelayanan dan publik dapatdihitung dengan formulasi sebagai berikut: L = 0,64 m2/orang x V x LF L = luas ruang pelayanan dan publik (m2) V = jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam 1 tahun (orang) LF = load factor (100%) = 1 Penentuan luas ruang yang diperuntukan bagi kegiatan penunjang dan jasa pelayanan khusus di stasiun disesuaikan dengan kebutuhannya menyangkut jenis pelayanan, kapasitas dan utilitasnya serta tetap memenuhi aspek-aspek aksesibilitas, keselamatan, keamanan dan commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kenyamanan.(Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.17 Standar Luas Minimum Ruang untuk Kegiatan Pokok di Stasiun (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.18 Tipikal Ruang Kepala Stasiun (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.19 Ruang Wakil Kepala Stasiun (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.20 Tipikal Ruang PPKA (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.21 Tipikal Ruang PAP (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.22 Tipikal Ruang Keuangan (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.23 Tipikal Ruang Serbaguna (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.24 Tipikal Ruang Peralatan (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.25 Tipikal Ruang UPT kru KA (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.26 Ruang Istirahat Kru KA (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.27 Tipikal Ruang Petugas Keamanan (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.28 Tipikal Ruang Petugas Kebersihan (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.29Tipikal Ruang Hall (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.30 Tipikal Ruang Loket (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.31 Tipikal Ruang Informasi (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.32 Tipikial Ruang Tunggu VIP (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.33 Tipikal Ruang Tunggu Eksekutif (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.34 Tipikal Ruang Tunggu Umum (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.35 Tipikal Ruang Kesehatan (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.36 Tipikal Toilet (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.37Tipikal Mushola (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.38 Tipikal Ruang Ibu Menyusui / Laktasi (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Peron Peron berfungsi sebagai tempat untuk aktifitas naik turun
penumpang kereta api yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu peron tinggi, peron sedang dan peron rendah. Peron ditempatkan di tepi jalur kereta api (side platform) dan di antara dua jalur (island platform).
Gambar II.39 Ukuran Teknis Peron (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) Dengan mempertimbangkan kapasitas penumpang, lebar peron dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b = 0,64 m2/orang x V x LF l Keterangan : b = lebar peron (meter) V = jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam 1 tahun (orang) LF = load factor (80%) l = panjang peron sesui dengan rangkaian terpanjang KA penumpang yang beroperasi (meter)
Pembangunan peron baru harus menggunakan jenis peron tinggi atau peron rendah. Peron sedang dipertimbangkan tidak memenuhi aspek
efisiensi
menggunakan
utilitas tangga
karena
operasionalnya
khusus(bancik)
untuk
masih
harus
naik
turun
penumpang.(Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.40 Potongan Melintang Peron Tinggi (Sumber : “Pedoman Standarisasi commit toStasiun user Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.41 Melintang Peron Rendah (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
4. Sirkulasi Ruang
Sistem sirkulasi ruang terdapat lima macam, yaitu:
a. Sirkulasi Linier Merupakan alur sirkulasi yang lurus, namun dapat melengkung atau terdiri dari segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang atau membentuk kisaran (loop). Dicirikan dengan garis-garis gerakan yang sinambung pada satu arah atau lebih. b. Sirkulasi Grid Mempunyai
karakteristik
yang
dapat
memungkinkan gerakan bebas dalam banyak arah yang berbeda-beda. Terdiri atas dua set jalur sejajar yang berpotongan. c.
Sirkulasi Radial
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik pusat yang fungsional dan memudahkan pencapaian sepanjang titik-titik tersebut yang merupakan tujuan bagi pengunjung.
d.
Sirkulasi Organik Sirkulasi paling peka terhadap kondisi tapak, kadang-kadang dengan mengorbankan fungsi atau logic dari sistem tersebut dan penafsiran yang mudah terhadapnya oleh pengguna.
e.
Sirkulasi Network Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik tertentu dalam ruangan.
Pengaturan Zona Pelayanan Stasiun Pembagian zona pelayanan stasiun ini dimaksudkan agar
pengaturan orang di stasiun lebih mudah dan lebih teratur karena akan berdampak langsung terhadap kenyamanan penumpang. Zona pelayanan stasiun dibagi menjadi 3 yaitu : c. Zona penumpang bertiket atau Zona I Merupakan temmpat steril yang khusus disediakan bagi penumpang bertiket yang telah siap memasuki kereta api. Tempat ini adalah area peron dan jenis peron tinggi merupakan rekomendasi untuk standarisasi stasiun. d. Zona Calon Penumpang Bertiket atau Zona II Merupakan tempat yang disediakan bagi calon penumpang bertiket yang menunggu datangnya kereta yaiut ; - Ruang tunggu ( umum, eksekutif dan VIP) commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Semua ruang dalam yang ada di stasiun setelah calon penumpang melewati tempat pemeriksaan tiket / portir. e. Zona Umum atau Zona III Merupakan tempat dimana calon penumpang, pengantar dan orang umum mendapatkan pelayanan sebelum masuk kedalam zona II. Zona III dimaksud adalah zona calon penumpang dan umum sebelum diperiksa tiketnya atau sebelum masuk peron, yang termasuk zona I adalah ; - Hall - Tempat parkir - Halaman Stasiun ; dan semua ruang yang dibatasi oleh tempat pemeriksaan tiket / portir. Dari pembagian zona diatas dapat di gambarkan alur sirkulasi pada stasiun kereta api adalah
Gambar II.41 Alur Sirkulasi dan Pembagian Zona Stasiun (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011) commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengaturan sirkulasi penumpang di stasiun harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Tidak terjadi perpotongan antara akses masuk dan akses keluar penumpang , baik yang akannaik KA maupun turun dari KA.
Pintu masuk dipisahkan dengan pintu keluar stasiun.
Kapasitas / Ukuran pintu masuk dan keluar penumpang sesuai dengan volume penumpang yang ada. (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
Gambar II.42 Contoh penerapan alur sirkulasi pada Stasiun Bandung (Sumber : “Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api Indonesia” , PT. Kereta Api Indonesia (Persero)2011)
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Organisasi Ruang Menurut Francis D.K Ching ada lima macam perorganisasian ruang, yaitu: a.
Organisasi terpusat Merupakan
komposisi
terpusat
yang
dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan. Organisasi terpusat bersifat stabil. Kelebihannya adalah: 1. Memiliki pusat kegiatan atau orientasi dengan efisiensi dan efektivitas yang tinggi. 2. Menciptakan kofigurasi keseluruhan ruang yang secara geometris teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih. Kelemahannya adalah: Karena bentuknya teratur harus cukup ruang untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekitarnya. b. Organisasi linier Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang yang berhubungan langsung satu sama lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsinya. Kelebihannya adalah dapat bertukar fungsi sebagai penunjuk arah sekaligus menggambarkan gerak pemekaran dan pertumbuhan karena karakternya yang memanjang. Kelemahannya adalah bentuk ruangnya kurang variatif tapi dapat memaksimalkan pencapaian ukuran luas.
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Organisasi radial Organisasi jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan, dimana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya. Organisasi radial adalah sebuah bentuk ekstrovert yang mengembang ke luar ruang lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan lainnya.Kelebihannya adalah mudah menyesuaikan
kondisi
lingkungan.Kelemahannya
adalah
membutuhkan banyak ruang. d. Organisasi cluster Organisasi penempatan
cluster
menggunakan
peletakan
sebagai
pertimbangan dasar
untuk
menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Sering kali penghubungnya terdiri dari sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Suatu organisasi cluster dapat juga menerima ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk, dan fungsinya tetapi berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau menurut sumbu. Kelebihannya adalah: 1. Organisasi cluster dapat menerima ruang yang berlainan ukuran bentuk dan fungsinya tetapi berhubungan satu sama lainnya berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti semetri atau menurut sumbunya. 2. Bentuknya luwes dapat menyesuaikan perubahan dan pertumbuhan langsung tanpa mempengaruhi karakternya, karena polanya tidak commit to user berasal dari konsep geometri yang kaku. 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelemahannya adalah: Tidak adanya tempat utama yang terkandung di dalam pola organisasi cluster signifikasi sebuah ruang harus ditegaskan pada ukuran, bentuk atau orientasi di dalam polanya. e. Organisasi grid Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posi-posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola grid tiga dimensi atau dengan bidang. Suatu grid dibentuk dengan menetapkan sebuah pola teratur dari titiktitik yang menentukan pamer-pamer dari dua pasang garis sejajar. Suatu organisasi grid dapat memiliki hubungan bersama, walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk atau fungsi. Kelebihannya adalah: 1.
Organisasi grid ini dapat memiliki hubungan bersama walau berbeda dalam hal ukuran, bentuk, fungsi.
2.
Suatu grid dapat juga mengalami perubahan bentuk yang lain dengan cara pengurangan, penambahan kepadatan atau dibuat berlapis dan identitasnya sebagai sebuah grid tetap dipertahankan oleh kemampuan mengorganisir ruang. Kelemahannya adalah : Dalam aspek bentuk, posisi, hubungan antar ruang semua diatur oleh pola grid tiga dimensi atau bidang sehingga sifatnya tidak fleksibel.Musik center ini memakai pola sirkulasi ruang terpusat, karena letaknya yang terpisah-pisah antara ruang yang satu dengan yang lain dan efektivitas kegiatan yang tinggi sehingga dipilih pola sirkulasi ini agar musik center ini juga tetap memiliki pola yang terarah dan aktivitas yang ada di dalamnya dapat berjalan dengan baik tanpa mengganggu aktivitas lainnya. commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Komponen Pembentuk Ruang Dalam
setiap pembahasan desain
interior tidak
lepas dari
pengertian tentang ruang. Adapun yang dimaksud ruang adalah. ”Suatu wadah dari objek-objek yang adanya dirasakan secara subjektf dapat dibatasi oleh elemen-elemen buatan sepeti garis, bidang, dan lainlain maupun elemen alam” (Pamudji Suptandar, 1982, hal. 34) Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah: b.
Lantai Batasan pengertian lantai, adalah : 1.
Lantai merupakan bagian bangunan yang berada di bawah dan diinjak.
2.
Lantai permukaan bangunan di dalamn ruang dimana orang berjalan.
3.
Lantai merupakan bidang datar dan dijadikan sebagai alas dan ruang dimana aktivitas manusia dilakukan diatasnya dan mempunyai sifat/fungsi ruang.
4.
Sebagai pembagi ruang anatar tingkat satu dengan tingkat berikutnya. (Sumber : P. Suptandar, 1982; 2-3)
Persyaratan lantai adalah : 1.
Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
2.
Mudah dibersihkan dan tahan terhadap kelembaban,
3.
Kedap suara dan memberikan rasa hangat pada kaki
(Sumber : P. Suptandar, 1982; 5-6) c.
Dinding Dinding mempunyai pengertian dan fungsi yaitu : 1. Dinding berfungsi sebagai pemikul beban diatas. 2. Fungsi penutup atau pembatas ruangan, baik visual maupun akustik. 3. Mengahadapi alam luar dan ruangan dalam : a. b.
Radiasi sinar cahaya dan sinar kalor matahari commit to userkalor dari dalam Radiasi sumber –sumber
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Isolasi atau pengahalang kalor yang dating dari luar
d.
Pemeliharaan suhu yang diminta dalam ruangan
e.
Pelindung terhadap hempasan hujan dan kelembapan
f.
Pengatur terhadapa arus angin luar
g.
Pengaturan ventilasi di dalam ruangan (Sumber : Y.B Mangun Wijaya, 2000:339)
d.
Ceiling Ceiling bersal dari kata “ceil” yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan ceiling adalah sebuah bidang/permukaan yang terletak diatas
garis
pandang
normal
manusia,
berfungsi
sebagai
pelindung/penutup lanatai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada dibawahnya. (P. Suptandar, 1982:56). Dalam interior, ceiling didefinisikan sebagai bidang penutup atau pembatas bagian atas sebuah dalam yang terbentuk dari bidang alas dan dinding-dinding yang terletak pada keempat sisi. Fungsi ceiling sendiri antara lain: a. Sebagai pelindung kegiatan manusia b. Sebagai pembentuk ruang bersama-sama dengan dindning dan lantai membentuk suatu ruang dalam c. Sebagai skylight yaitu meneruskan cahaya alamiah kedalam bangunan d. Sebagai penunjang unsur dekoratif ruang dalam e. Sebagai perdam suara/akustik(Sumber : P. Suptandar, 1982; 75-58) 7.
Elemen Pengisi Ruang Pengunaan perabot selalu menunjuk pada kegiatan pemakainya dan
kegiatan disini merupakan titik awal perencanaan interior,
hal ini menunjukkan bahwa pengisi ruang yang utama adalah perabot/
furniture, sedang pelengkap lainnya hanya sebagai
tambahan pengisi ruang. commit to user a. Pengertian perabot
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kata perabot berasal dari bahasa jawa yang berarti alat atau perkakas, bila dihibungkan dengan rumah maka perabot adalah meja, kursi, almari, dan lain sebagainya. ( W.J.S Poerwodarminto, 1976 , hal.34 ). Semua
perabot
harus
fungsional,
nyaman
dipakai
memiliki ketahanan yang baik, memiliki sifat dan skala yang tetap sesuai dengan keadaan tertentu, tetapi situasisituasi tertentu mempunyai perbedaan yang lain, sehingga pemilihan objek yang terbaik untuk situasi tertentu menjadi hal yang harus dicari jalan keluarnya.Pelengkap pada elemen pengisi
ruang
interior
merupakan
faktorpelengkap
atau
factor yang tidak terlalu vital pada perancanganinterior, seperti
aksesoris
interior
ataupun
penghias.
Pelengkap
jugabisa berupa alat pembantu untuk pemakai ruangan, seperti jam dinding, layar informasi, juga yang bersifat menghias seperti
lukisan,karya seni patung, dan karya seni
lainnya. 8.
Sistem Interior Untuk menciptakan ruang yang diinginkan, maka diperlukan unsur-unsur sistem. Sebuah teori mengatakan bahwa interior sistem adalah “tata cahaya, tata hawa, dan tata suara yang masing-masing bertujauan untuk mencapai kenikmatan bagi para pemakai ruang (Arnold Freidman, Forest Wilson dan Jhon F pile, 1977, hal. 230) a. Pencahayaan Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital karena menjadi syarat dalam penglihatan manusia. Meski demikian, cahaya sehingga
berlebihan untuk
akan memberi
mencapai
kesesuaian
dampak
kesilauan,
harus berdasarkan
kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan efektivitas dan commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
efisien tinggi.
Sebagai
tujuan
adanya
sumber
cahaya
didalam ruang, dijelaskan sebagai berikut. 1.
Cahaya
memungkinkan
penghuni
bergerak
dan
berjalan secara mudah dan aman. 2.
Cahaya menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan visual secara mudah dan tepat .
3.
Cahaya menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh baik terhadap prestasi.(Kusudiarjo Hadinoto , 1978, hal. 37)
Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Untuk pencahayaan alami, diperoleh langsung dari sinar matahari dengan memberi lubang cahaya atau dengan cara dipantulkan pada bidang sekitarnya. Untuk pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan dengan memanfaatkan energi listrik melalui media lampu sebagai sumber penerangan (Prasasto Satwiko, 2004, hal.93). Berdasarkan sumbernya, adapun jenis pencahayaan yaitu: a. Pencahayaan Alam (Natural lighting) Yang dimaksud penerangan alami disini adalah pencahayaan yang berasal dari alam seperti, sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber lain dari alam (fosfor, dan sebagainya). Namun pada umumnya sumber cahaya alami yang biasa digunakan dalam pencahayaan ruang adalah sinar matahari. Cahaya alam dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Pencahayaan langsung Pencahayaan langsung yaitu pencahayaan yang berasal dari
sinar matahari secara langsung melalui atap, jendela,
genting kaca dan lain-lain. 2. Pencahayaan tidak langsung Pencahayaan tidak langsung adalah cahaya yang to user secara tidak langsung, sistem diperoleh dari commit sinar matahari
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pencahayaan tersebut di biaskan melalui skylight, permainan bidang kaca dan lain-lain. 3. Pencahayaan buatan (Artificial lighting) Pencahayaan buatan ialah penerangan yang berasal dari
cahaya
buatan
manusia,
seperti
cahaya
lampu
(J.Pamudji Suptandar , 1999, hal. 225). Pada umumnya sumber cahaya buatan yang kita gunakan dalam perencanaan interior adalah pencahayaan lampu listrik. Seperti dijelaskan dalam Human Faktor Design Hand book bahwa, “Cahaya buatan dipakai apabila tidak cukup cahaya alami untuk dapat digunakan melihat pekerjaan yang diinginkan dan atau apabila untuk mengendalikan warna cahaya pada suatu ruangan tertentu”. (Wesly E woodson, 1981, hal. 149). Pencahayaan
lampu
tersebut
dapat
digunakan
sebagai
sumber cahaya bagi kegiatan sehari-hari dan menciptakan unsur keindahan dalam desain suatu ruangan. Kita banyak menggunakan cahaya buatan pada perancangan interior suatu bangunan untuk menciptakan kebutuhan
suatu kondisi-kondisi dan
fungci
tertentu
sesuai
dengan
ruangan tersebut, agar menimbulkan
kenyamanan bagi penghuninya. Contoh sumber cahaya buatan antara lain adalah: a. Lampu Pijar (incandescent) Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya (fluks cahaya)
yang dihasilkan
menyala
tergantung
oleh
lampu
pada suhu
pijar
yang
filamennya.
sedang Dengan
memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek an lebih banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu commit to user dengan maksud mendifusikan cahaya.
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.43lampu Pijar (incandescent) (Sumber : iniunic.blogspot.com . Senin 17 Juni 2013. Jam 02.18 WIB) b. Lampu Fluorescent Bentuk lampu ini dapat berupa tabung (tube lamp) maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu
fluorescent generasi terbaru penggunaan
listriknya
semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.
Gambar II.44 Lampu Fluorescent ( Sumber : elektronika-dasar.web.id . Senin 17 Juni 2013. Jam 02.19 WIB) c. Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps) Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan
tinggi. Efikasinya
antara
40
–
60
lm/watt.
Dibutuhkan waktu antara 3 – 8 menit (untuk menguapkan merkuri) sebelumcommit menghasilkan to user cahaya maksimal. Karena itu
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disebut lampu metal-halida. maksimal
dalam
Untuk
memperoleh
hasil
yang
pencahayaan, dipakai beberapa type lampu
antara lain yaitu: 1.
Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan sebesar 100o – 180o
2.
Sot Light, lampu dengan hasil cahaya yang menyebar, sehinggatidak banyak menimbulkan bayangan.
3.
Special Flood Light, lampu dengan sudut kasus kurang dari 100o
4.
Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang sederhana dan mudah
menyesuaikan
dengan
sudut
pencahayaan
danpengoperasian. 5.
Sealed Beam Lamp, lampu dengan reflektor bervariasi
6.
Lens Spotlight, terdiri dari lensa sederhana dengan atau tanpa reflector.
7.
Profile
Spotlight,
lampu
yang
menghasilkan
sudut
pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan silhuette yang dikehendaki 8.
Effects Spotlight, untuk menghasilkan proyeksi yang sama dengan Obyeknya.
9.
Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi dengan dua saklar atau lebih, sehingga dapat digunakan sebagai lampu dengan sudut pencahayaan yang kuat dan lemah serta kombinasinya.
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar II.45 Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps) (sumber : www.tokopedia.com . senin 17 Juni 2013 . Jam 02.21 WIB) Berdasarkan penerangan
pendistribusian
(iluminasi)
cahaya
terdapat
5
sistem
yang masing-masing berbeda
sifat,
karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut meliputi : a. Sistem pencahayaan langsung ( direct lighting ) Sistem iluminasi ini
90%
hingga 100% cahaya
mengarah langsung ke obyek yang diterangi. Oleh karena itu sistem ini mengakibatkan ; penyinaran efektif, menimbulkan kontras dan bayangan, terjadi silau, baik langsung dari sumber cahaya maupun akibat cahaya pantulan.
b. Sistem pencahayaan setengah langsung ( semi direct lighting ) Pada
sistem
iluminasi
mengarah padaobyek menerangi langit-langit
yang
ini,
60%
diterangi
dan dinding
sampai
dan
90%
cahaya
yang juga
cahaya
selebihnya
memantulkan
cahaya karena obyek tersebut. c. Sistem iluminasi difus ( general diffuse lighting ) Sistem
iluminasi
difus
jika
40%
sampai
60%
cahaya
diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut. d. Sistem pencahyaan setengah tak langsung Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari sistem commit to user setengah langsung. Sistem setengah tak langsung 60% hingga 79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90% cahaya diarahkan pada langit-langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek. Karena sebagian besar cahaya mengenai bidang kerja, berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka dapat dikatakan cahaya yang datang berasal dari segala arah, sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil. e. Sistem iluminasi tidak langsung ( indirect lighting ) Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan cahaya pantulan segala arah dari langit-langit dan dinding, maka mengakibatkan: penyinaran tidak efektif, tidak ada kontras dan relatif tidak menimbulkan.Ditinjau
dari
sistem
perletakannya,
perletakan
sumber cahaya dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain: 1. Corniceadalah
suatu
sistem
pencahayaan
umum,
yang
pemasangannya pada dinding bagian atas atau pertemuan antara ceiling dan dinding. Sumber cahaya dihasilkan dari flourescent tube (sebagai sumber cahaya pantul). 2. Recessed in ceilingadalah suatu sumber pencahayaan yang difungsikan sebagai penerangan pada panel, built in dan sebagainya, yang pemasangannya pada ceiling. Sumber cahaya dihasilkan dari incandescen lamp. 3.
Attached to ceiling adalah penempatan lampu pada permukaan ceiling sebagai penerangan umum.
4.
Hanging lighting adalah penempatan lampu dengan cara digantung berfungsi sbagai penerangan umum.
5.
Luminous ceiling adalah penempatan lampu yang ditutup dengan screeb jernih dan sumber cahaya dari flourescent lamp. commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Soffit
adalah
suatu
pencahayaan
yang
dipakai
sebagai
penerangan pada lekukan dinding yang penerangannya dari flourescent lamp. 7.
Cove lighting merupakan suatu pencahayaan yang dipakai sebagai efek, sumber cahaya dipasang pada dinding yang diarahkan ke permukaan ceiling.
8.
Valance
lighting
adalah
suatu
pencahayaan
yang
pemasangannya pada dinding yang penyinarannya diarahkan ke permukaan
ceiling secara
langsung.
Sumber
cahaya
jenis
flourescent lamp yang disembunyikan dibalik frame. 9.
Wall bracket lighting adalah suatu pencahayaan yang dipasang pada dinding dengan memakai lampu cahaya atau dekorasi.
b. Penghawaan Penghawaan mempunyai peranan penting pada kebutuhan udara yang optimal dalam ruangan termasuk kelembaban udara dalam ruang. Seperti dijelaskan bahwa “Penanganan sistem ventilasi harus memperhatikan faktor-faktor
kelambapan
agar
memenuhi
unsur
kenyamanan dalam ruang “. (Pamudji Suptandar , 1982, hal. 62 ). a. Penghawaan alami dengan ventilasi Yang dimaksud dengan
ventilasi adalah suatu usaha
pembaharuan udara dalam suatu bangunan atau ruang dengan jalan memasukkan sejumlah udara segar/ bersih dari luar untuk menggantikan menggantikan
udara
yang kotor di dalam ruangan dengan
faktor-faktor kelembapan agar
dapat
memenuhi
unsur kenyamanan bagi si pemakai. (Pamudji Suptandar,1982, hal. 62). Sedang pengaruh ventilasi terhadap interior antara lain: 1. Peletakan
ventilasi
akan
mempengaruhi
bentuk
interior,
misalnya letak jendela. 2. Letak ventilasi yang mempengaruhi udara langsung pada commit to userlebar, dan, posisi. susunan interior yaitu ketinggian,
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Ventilasi mempengaruhi suasana, pencahayaan dan akustik di dalam termasuk hubungan ruang dengan alam sekitarnya. 4. Sistim ventilasi harus mempehatikan fungsi ruang. 5. Jenis ventilasi mempengaruhi akan ketinggian tiap ruangan. ( P amudji Suptandar,1982, hal. 63 )
Gambar II.46 : mungkinan yang terjadi pada sistem ventilasi silang) (Sumber : Ir. Setyo Soetiadji S, Anatomi Utilitas, Djambatan,1986 : 41) b. Penghawaan buatan atau ventilasi buatan Pengertian dari ventilasi buatan yaitu “penghawaan yang diperoleh
secara buatan atau mengalami proses mekanisme”
(Pamudji Suptandar, 1982, hal. 83) Ventilasi buatan ini terdiri dari dua macam, sepeti dijelaskan Pamudji Suptandar di bawah ini . 1. Exhoust yaitu mekanisme dari kipas angin dengan sisitim menggerakkan udara denagan tidak mengurangi kelembapan udara alam. 2.
A.C. yaitu sisitim mekanisme memasukkan udara segar dengan termperatur dipakai
maupun
kelembapan
tertentu.
A.C.
apabila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan;
polusi udara, polus suara, dan apabila ingin mendapatkan kelembapan udara yang konstan. commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Selanjutnya dijelaskan pengertian jenis A.C tersebut oleh Pamudji Suptandar dalam bukunya interior desain yang menyebutkan .
4.
Window unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan pada ruang-ruang kecil dimana sistim mekaniknya terdapat pada satu unit yang kompak. pemasangan jendela bagian atas
unit
tersebut
bisa
pada
maupun bawah pada dinding sebagai
ornamen hiasan. 5.
Split unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan untuk satu atau beberapa ruang, sedangkan perlengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap ruang. Unit ini berdiri sendiri pada lantai dengan bentuknya yang indah sepadan denga furniture lain yang merupakan ornamen.
6.
Package Unit yaitu Jenis AC yang dipergunakan dalam satu ruang yang cukup luas seperti restoran, super market dan sebagainya. Perlengkapan evaporator dan condensor terpisah dan tersendiri. Unit ini bisa berdiri sendiri atau built-in, sehingga dapat menambah keserasian dalam ruangan.
7.
Central Unit yaitu, jenis yang dipergunakan untuk ruang yang luas sekali seperti restoran pekantoran, gedung teater, shopping center. Perlengkapan keseluruhan terletak di luar ruangan
kemudian didistribusikan ke masing-masing ruang
melalui ducting dan berahkir dengan diffuser.
(Pamudji
Suptandar, 1982, hal. 83) 9.
Akustik Sistem akustik ruang yang baik adalah ruang yang mampu menjawab kebutuhan dari salah satu faktornya yaitu mengenai gangguan seperti bising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan yang terjadi dalam ruang menjadikan perlunya kualitas commit to user akustik yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi masalah 83
perpustakaan.uns.ac.id
teknis
digilib.uns.ac.id
yang
berhubungan langsung
dengan
tata
suara
pada
bangunan interior, antara lain tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu. (John F. Pile, 1980, hal. 421) Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyI yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruangruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik. Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu bunyi langsung, bunyi pantul dan bunyi serap. 1.
Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran.
2.
Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang
dalam pencapaian
sebelum
ke
pendengaran,
lebih
dahulu mengenai bidang pantul. 3.
Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi.(Prasasto Satwiko, 2004, hal.129)
10. Warna Intensitas cahaya yang terpantul akan melengkapi dasar penglihatan serta
mempengaruhi
kesan
tentang
gelap
terang,
sehingga kita dapat membedakan objek penglihatan dan merasakan pengaruh warna. Penggunaan
warna
dalam
interior
dapat
membedakan bagian objek, memperkuat perhatian atau mengurangi kelelahan mata. Sehingga dapat dikatakan bahwa paduan dan pemilihan warna tergantung pada fungsi ruang, misalnya untuk commit to user rumah sakit, restoran, hotel dan lain sebagainya. 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Warna
sebenarnya
merupakan
seberkas
cahaya
yang
dipantulkan sebuah benda ke mata kita, warna apabila digabungkan dengan penerangan akan merupakan persekutuan yang kuat dalam pendekorasian.
a. Pengertian Warna Warna biasanya dikaitkan dengan kenikmatan mata, pada kenyataannya kebutuhan manusia akan manfaat warna sangatlah besar. Ini
dikarenakan
masing-masing
warna
mempunyai
karakter tersendiri yang sanggup mempengaruhi rasa atau selera, kesan, ingatan, dan keinginan-keinginan. Dalam desain elementer disebutkan bahwa warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata manusia.
b. Fungsi Warna Fungsi
warna
mengandung
sesuatu
yang
sifatnya
mengarahkan, memberikan perintah, peringatan dengan tanda-tanda warna tertentu. Fungsi warna disebutkan dalam “Desain Warna Susunan Dan Fungsi” adalah, warna dengan fungsi praktis yaitu instruksi terarah dan pelayanan pada umumnya. Warna sebagai fungsi artistik yaitu ungkapan
pribadi seniman. Warna sebagai
fungsi simbolik yaitu alam magis, adat, agama, dan metafisis.
c. Sifat Khusus Warna Dari masing-masing warna, masing-masing mempunyai sifat seperti yang dijelaskan oleh William Brushwell
dalam
Painting and Decorations adalah sebagai berikut: 1. warna panas; yaitu kuning, kuning orange, orange merah, merah violet. 2. warna dingin; yaitu violet, violet biru, biru, hijau, hijau kuning. commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. warna ringan; yaitu putih, merah, merah orange, orange kuning, kuning hijau. 4. warna ringan ; yaitu hitam, merah violet, violet,violet biru, hijau. 5. warna jauh ; yaitu violet, violet biru, hijau, putih.
d. Pengaruh psikologis warna Secara psikologis warna memiliki pengaruh terhadap perasaan manusia. Seperti dijelaskan dalam The Use Colour In Interior adalah: 1. Warna biru Pada umumnya mereka terlihat seakan
dinamakan warna menjauh sebab menjauh
dari
pengamat,
dapat
mengurangi sifat, dapat dirangsang. Dan oleh sebab itu membantu seseorang berkonsentrasi. Warna biru bersifat baik, dingin dan tenang, akan tetapi tidak dapat dipandang secara pandang lalu, karena terlalu banyak warna biru akan mengakibatkan sifat melankolis. 2. Warna hijau Memberikan
pengaruh
mengurangi ketegangan
hidup.
menyejukkan Apabila
serta
dapat
dikombinasikan
dengan warna dingin menimbulkan kesegaran, dan apabila dikombinasikan dengan warna panas akan lebih menarik. 3. Warna kuning Adalah warna yang merangsang dan menarik perhatian, kunig adalah warna yang paling bercahaya. Hari-hari akan membosankan apabila tanpa kehadiran warna kuning dari sinar matahari. 4. Warna merah
ini
Menyenangkan dan merangsang otak. Warna merah commit to warna user sering dinamakan mendekat, karena mereka
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sepetinya mendekati Si pengamat. Selain itu warna merah menimbulkan sifat agresif dan memberikan kesan kemewahan dan keebahagiaan. 5. Warna abu-abu Dapat memberikan efek dingin seperti warna coklat. Apabila digunakan
sendiri
akan
menimbulkan
depresi.
Dalam penggunaan sebaiknya dikombinasikan dengan warna hidup. 6. Warna orange Memiliki efek merangsang dan bisanya digunakan dalam jumlah yang sedikit. Dapat menimbulkan rasa sakit dan kejenuhan. 7. Warna coklat Warna ini akan memberikan pengaruh segar, tenang dan
hangat. Tetapi dalam pemakaian harus dikombinasikan
dengan warna orange, kuning atau warna emas. 8. Warna putih Warna ini dapat mematikan semangat jika tidak dikombinasikan dengan warna-warna emas. 9. Warna hitam Cenderung memberi pengaruh seperti menekan. Apabila digunakan dengan warna lain akan berfungsi menunjang intensitas warna tersebut. 11. Sistem Keamanan Keamanan yang dimaksud adalah keamanan fisik manusia, fisik bangunan, serta lingkungan, untuk sistem ini diperlukan : a. Satuan pengamanan atau biasa disebut Satpam b. Keamanan terhadap bahaya kebakaran c. Tanda petunjuk arah (exis signs) commit to user d. Alat pengunci (hardware locking) 87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Tanda bahaya (alarm) Adapun bentuk-bentuk penganmanan antara lain : 1. Pengamanan umum Pengamanan ini dilakukan melalui tata kerja dan tata ruang. Untuk menjamin seluruh keamanan di dalam ruang khususnya dampak kejahatan, maka perlu adanya pembagian tugas dan kewajiban yang tegas diantara para petugas. Adapun tugas tersebut yaitu : a.
pemerikasaan ruang-ruang secara rutin dan berkala.
b.
membuat peraturan yang diperlukan.
c.
menyelenggarakan
pengamanan
umum
bagi
seluruh
fasilitas ruang yang ada. 2. Pengamanan terhadap tangan-tangan jahil, yaitu dengan : a.
Sistem perlindungan sekitar (perimeter protection system) Bertujuan untuk melindungi bangunan terhadap bahaya dari luar. Penekanan pengamanan terutama ditujukan pada jendela, pintu, atap, lubang ventilasi, dan dinding yang mudah tembus.
b.
Sistem perlindungan dalam (interior protection system) Sistem ini sangat bermanfaat dalm pengaman gedung, apabila perimeter
gagal
berfungsi,
misalnya
pencuri
berhasil menyelinap masuk dan bersembunyi di dalam gedung
sebelum
saatnya
pintu-pintu ditutup.
Kedua
system di atas ada yang bekerja secara mekanis ataupun elektris,yaitu: - saklar magnetic (magnetic control switch) - pita kertas logam (metal foil tape) - sensor pemberitahuan atau pencegah bila kaca pecah (glass breaking sensor)- kamera pemantau (photoelectronic eyes) - pendeteksi getaran (vibration detector) commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- pemberitahuan/perimgatan getaran (internal vibration sensor) - alat pemasuk data (acces control by remote door control) - pengubahan sinar infra merah (passive infra - red) 3. Pengaman terhadap kebakaran Beberapa syarat untuk mencegah bahaya kebakaran pada bangunan, yaitu : a. mempunyai bahan stuktur utama dan finishing yang tahan api. b. mempunyai
jarak
bebas
dengan
bangunan-bangunan
di
sebelahnya atau terhadap lingkungan. c. melakukan penempatan tangga kebakaran sesuai dengan persyaratan-persyaratannya d. mempunyai pencegahan terhadap sistem elektrikal e. mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir f. mempunyai
alat
kontrol
untuk
ducting
pada
sistem
pengkondisian udara g. mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem alarm, sistem automatic smoke dan head ventilating h. mempunyai alat kontrol terhadap lif untuk mendeteksi dan mengatasi adanya kebakaran diperlukan alat seperti : 1. Fire damper Alat ini untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut 2. Smoke dan head ventilating Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir ke luar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-asap tersebut. commit to user
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Vent dan Exhaust Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi mengisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Atau dapat juga dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga. 4. Hidran kebakaran Hidran
kebakaran
adalah
alat
untuk
memadamkan
kebakaran yang sudah terjadi dengan memakai alat bantu air. 5. Sprinkler Penempatan titik-titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m2 dengan ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa cara pemasangan kepala sprinkler, seperti dipasang di bawah plafon/langitlangit, di atas plafon atau ditempel di tembok. 6. Halon halon
Pada
daerah
yang
penanggulangan
pemadam
kebakarannya tidak diperbolehkan menggunakan air, seperti pada ruang yang penuh peralatan-peralatan elektronik atau ruang arsip, ruang tersebut harus dilengkapi dengan sistem pemadam kebakaran halon.
commit to user
90