BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu:
Memahami pengertian modal asing
Mengetahui penggolongan modal asing
Memahami pengertian modal sendiri
B. Tugas Latihan Mahasiswa menyelesaikan soal-soal yang terdapat di akhir bab.
7
BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN
A. Pengertian Modal Asing Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya hanya sementara ada di perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Besarnya laba ditahan tergantung kepada jumlah perolehan laba, dividend policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh perusahaan;
B. Penggolongan Modal Asing Beberapa penulis menggolongkan modal asing, menjadi 3 golongan, yang terdiri dari: a. Modal asing/hutang jangka pendek (short term debt), yaitu modal asing dengan jangka waktu kurang dari satu tahun; b. Modal asing/hutang jangka menengah (intermediate term debt), yaitu modal asing dengan jangka waktu lebih dari satu tahun namun kurang dari sepuluh tahun; c. Modal asing/hutang jangka panjang (long term debt), yaitu modal asing dengan jangka waktu lebih dari sepuluh tahun MODAL ASING/HUTANG JANGKA PENDEK (short term debt) 1) Kredit rekening koran adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan batas plafond tertentu dan pengambilan kredit tersebut oleh perusahaan tidaklah sekaligus, melainkan sebagian demi sebagian, dan bunga yang dibayar hanyalah yang telah diambil saja. Apabila uang tersebut sudah tidak diperlukan lagi,
maka disetor kembali kepada bank untuk kemudian diambil lagi jika
perusahaan mebutuhkan lagi. Dengan demikian bentuk kredit ini adalah elastis sekali. Bank dalam memberikan kredit ini dapat mengikat perusahaan dengan berbagai syarat atau klausul, antara lain: a) Klausul pembatalan; b) Klausul pemeriksaan; c) Klausul penerimaan dan pembayaran melalui bank; d) Klausul jaminan. 8
2) Kredit dari penjual; merupakan kredit perniagaan (trade-credit) dan kredit ini terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit. 3) Kredit dari pembeli; adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya atau barang-barang lainnya. 4) Kredit wesel. Surat promes (notes payable), dikeluarkan oleh perusahaan, yang menyatakan kesanggupan untuk membayar kembali pada saat jatuh tempo.Wesel tagih (notes receivable), adalah pihak yang memegang promes (atau pihak lain di luar selaku pemberi kredit) MODAL ASING/HUTANG JANGKA MENENGAH (intermediate term debt) a. Tearm Loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Pada umumnya tearm loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu (amortization payment).
Contoh:
Suatu
perusahaan akan membeli
sebuah mesin
dengan harga
Rp.1.000.000,- dengan syarat pembayaran 10 tahun dengan bunga 5% per tahun dihitung dari sisa pinjaman, dan bahwa angsuran pinjaman plus bunga dibayar dalam 10 kali pembayaran tahunan yang sama besar jumlahnya.
R = An/IF, R = Rp.1.000.000/7,722 = Rp.129.500,untuk mempermudah perhitungan dibulatkan ke atas menjadi Rp.130.000,-.
Apabila setiap tahun perusahaan membayar Rp.130.000,- sebanyak 10 kali angsuran, maka pinjaman sebesar Rp.1.000.000,- akan dapat dilunasi dan sudah memberikan bunga atau pendapatan kepada penjual mesin tersebut sebesar 5%. Pembayaran tahunan tersebut perlu dipecah dalam unsur bunga dan unsur angsuran pinjaman. Perincian tersebut perlu dilakukan untuk kepentingan pembayaran pajak, karena pembayaran bunga adalah pengeluaran yang sifatnya tax deductible atau mengurangi taxable income, sedangkan angsuran pinjaman adalah diambilkan dari pendapatan sesudah pajak (EAT)
9
Tahun
Jmlh pembayaran
Bunga
Angsuran
Saldo pinjaman
1
Rp.130.000
Rp.50.000
Rp.80.000
Rp.920.000
2
130.000
46.000
84.000
836.000
3
130.000
42.000
88.000
748.000
4
130.000
38.000
92.000
656.000
5
130.000
34.000
96.000
560.000
6
130.000
28.000
102.000
458.000
7
130.000
23.000
107.000
351.000
8
130.000
18.000
112.000
239.000
9
130.000
13.000
117.000
122.000
10
130.000
8.000
122.000
Rp.1.300.000
Rp.300.000
0
Rp.1.000.000
b. Leasing. Apabila kita tidak ingin memiliki aktiva, tetapi hanya menginginkan service dari aktiva tersebut, kita dapat memperoleh hak penggunaan aktiva tersebut tanpa disertai dengan hak milik, dengan cara mengadakan kontrak leasing untuk aktiva tersebut. Ada 3 (tiga) bentuk utama leasing, sebagai berikut: 1) Sale and leaseback. Sebuah perusahaan menjual aktiva kepada leasing corporation atau bank dan bersamaan dengan itu dibuat kontrak leasing untuk menggunakan aktiva tersebut selama suatu periode tertentu dengan syarat-syarat tertentu.
Dalam hal ini pembeli aktiva akan menjadi
lessor, sedangkan penjual aktiva akan menjadi lessee. Dengan demikian perusahaan tersebut telah mengubah aktiva tetap menjadi bentuk kas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. 2) Service leases. Service leases atau operating leases memberikan service baik mengenai bidang finansiilnya maupun mengenai pemeliharaanya (maintenance). Dalam bentuk leasing ini sering terdapat klausul yang memberikan hak kepada leassee untuk membatalkan kontrak dan mengembalikan peralatan tersebut kepada lessor sebelum habis masa berlakunya. Hal ini 10
biasanya disebabkan karena adanya perkembangan tehnologi yang menyebabkan peralatan menjadi usang. 3) Financial leases. Financial leases adalah bentuk leasing yang tidak memberikan maintenance service, tidak dapat dibatalkan dan harus penuh diangsur. Ini berarti lessor menerima pembayaran sewa dari lease yang meliputi harga penuh dari aktiva tersebut ditambah bunga. Lessor jenis ini biasanya terdiri dari asuransi dan bank dagang.
Misalkan lessor setuju untuk membeli perlengkapan dengan harga Rp.10 Juta dan meng”lease”kan aktiva tersebut untuk waktu 5 tahun, dan mempunyai nilai residu Rp.1 Juta. Harga beli = PV sewa tahunan + PV nilai residu 10.000.000 = 3, 791 X + (0,621 x 1.000.000) , Tahun
Cash flow
1
Rp.2.474.018
2
2.474.018
3
2.474.018
4
2.474.018
5
2.474.018
X = 2.474.018
IF
1.000.000
3,791
Rp. 9.379.000
0,621
Rp.
Rp.13.370.090
621.000
Rp.10.000.000
MODAL ASING/HUTANG JANGKA PANJANG (long term debt) Hutang jangka panjang pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar a. Pinjaman obligasi. Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, pihak yang memerlukan uang mengeluarkan surat pengakuan hutang, yang mempunyai nominal tertentu, dan persentase tingkat bunga. Jangka waktu pinjaman obligasi hendaknya didasarkan pada pertimbanganpertimbangan sebagai berikut: 1. Jangka waktu penggunaan kredit hendaknya disesuaikan dengan jangka waktu penggunaannya di dalam perusahaan; 11
2. Jumlah angsuran harus disesuaikan penyusutan dari aktiva tetap yang akan dibelanjai dengan obligasi tersebut. Pembayaran kembali obligasi dapat dilakukan secara sekaligus pada hari jatuhnya dan ini disebut dengan “sinking funds system”, atau secara berangsur-angsur , cara ini disebut dengan “amortization system”. Sering juga para pemegang obligasi meminta jaminan tambahan berupa barangbarang tidak bergerak, obligasi semacam ini disebut dengan “obligasi hipothecair”.
Jenis-jenis obligasi adalah sebagai berikut: 1. Obligasi biasa (bonds).
Obligasi jenis ini bunganya tetap dibayar oleh
debitur, dengan tidak memandang, apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak. Biasanya coupon (bunga obligasi), dibayar dua kali setiap tahunnya; 2. Obligasi pendapatan (income bonds). Pembayaran bunga obligasi jenis ini, hanyalah dilakukan pada saat debitur yang mengeluarkan obligasi memperoleh keuntungan. Namun demikian kreditur mempunyai “hak kumulatif” atas bunga. Dengan demikian bunga yang belum dibayar pada saat debitur tidak memperoleh keuntungan, akan tetap dapat ditagih oleh kreditur, manakala debitur telah memperoleh keuntungan, atau debitur telah mempunyai kemampuan finansiil; 3. Obligasi yang dapat ditukarkan (convertible bonds).
Obligasi jenis ini
memberikan kesempatan kepada kreditur (pemegang obligasi), untuk menukarkan obligasi tersebut dengan saham perusahaan. Dengan demikian obligasi jenis ini memberikan kesempatan kepada pemegang obligasi untuk mengubah statusnya dari kreditur menjadi pemilik perusahaan.
b. Pinjaman Hipotik (mortgage).
Pinjaman hipotik adalah pinjaman uang untuk
jangka waktu yang panjang, kreditur diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut dapat dijual untuk menutup tagihan atas obligasi tersebut.
12
C. Pengertian Modal Sendiri Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Modal sendiri selain berasal dari “luar perusahaan”, dapat juga berasal dari “dalam perusahaan”, yaitu modal yang dibentuk di dalam perusahaan itu sendiri, dalam bentuknya adalah keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Modal yang dari pemilik perusahaan adalah berbagai macam bentuknya: a. Perseroan Terbatas adalah modal saham; b. CV adalah modal yang berasal dari anggota aktif dan anggota tidak aktif; c. Perusahaan Perseorangan adalah modal yang berasal dari pemiliknya; d. Koperasi adalah simpanan pokok dan simpanan wajib.
Modal sendiri pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, terdiri-dari: a. Modal saham; b. Cadangan; c. Keuntungan. s MODAL SAHAM Saham adalah tanda bukti
pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan
terbatas. a) Saham biasa (common stock) Pemegang saham biasa akan mendapatkan dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan mendapatkan keuntungan. Adapun fungsi dari saham biasa adalah: 1) Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan, dan ini adalah modal permanen; 2) Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba; 3) Sebagai alat untuk menguasai perusahaan; b) Saham Preferen (prefered stock) Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi” tertentu dibanding saham biasa, terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
13
1) Dividen saham preferen diberikan lebih dahulu, kemudian barulah dividen saham biasa diberikan; 2) Pembagian kekayaan diberikan lebih dahulu dalam hal likuidasi, kemudian apabila masih terdapat sisa diberikan kepada pemegang saham biasa; Pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara pada RUPS. Dividen saham preferen diberikan, hanya apabila perusahaan memperoleh keuntungan.
c) Saham Preferen kumulatif (cummulative prefered stock) Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaanya terletak pada adanya hak kumulatif. Dengan demikian Pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mencukupi atau karena adanya kerugian, pemegang saham ini dikemudian hari, apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan pada waktu-waktu yang lampau. Besarnya dividen dari saham preferen kumulatifpun dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya. Nilai saham pada neraca selalu tercantum nilai nominalnya. Apabila pada waktu emisi terdapat selisih diatas pari, maka terdapat agio saham, sehingga akan menambah nilai saham, selanjutnya memperbesar modal sendiri. Demikian pula sebaliknya apabila pada waktu emisi kursnya di bawah pari, maka terdapat disagio, sehingga akan mengurangi nilai saham, selanjutnya akan mengurangi modal sendiri. CADANGAN Cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau (reserve that are surplus). Cadangan yang termasuk modal sendiri: a) Cadangan ekspansi; b) Cadangan modal kerja; c) Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian yang tidak terduga (cadangan umum). Cadangan yang tidak termasuk modal sendiri: a) Cadangan depresiasi (akumulasi depresiasi); 14
b) Cadangan piutang tak tertagih; c) Cadangan yang bersifat utang (cadangan untuk pensiun pegawai, cadangan untuk membayar pajak); d) Cadangan rahasia (membuat penilaian yang lebih rendah atas pos-pos aktiva, mengadakan penilaian yang lebih tinggi atas pos-pos hutang dan biaya. LABA DITAHAN Keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila maksud laba ditahan telah mempunyai tujuan tertentu, maka hal tersebut disebut dengan Cadangan. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut adalah laba ditahan (retained earning). Pada neraca sering cadangan dan laba ditahan dijadikan satu dalam pos “retained earning”. Adanya keuntungan akan memperbesar “retained earning”, dan ini berarti akan memperbesar modal sendiri. Sebaliknya adanya kerugian yang diderita akan memperkecil “retained earning” dan ini akan memperkecil modal sendiri. Dengan demikian jelaslah bahwa “saldo laba” dan “saldo rugi” merupakan elemen dari modal sendiri.
SOAL-SOAL LATIHAN: 1. Dari sudut pandang peminjam, mana yang lebih besar risikonya antara pinjaman jangka panjang dengan pinjaman jangka pendek? Mengapa. Jelaskan!!
2. Pemulihan ekonomi ternyata benar-benar terjadi, bahkan melebihi dari prediksi. Untuk itu dibutuhkan peralatan pabrik tambahan yang saat ini harganya Rp. 10.000.000. Sebuah lembaga keuangan menyanggupi pengadaan peralatan pabrik tersebut, dengan angsuran per tahun secara anuitas, selama 7 kali angsuran, tingkat bunga 10% per tahun, dihitung dari sisa pinjaman.
Berapa
angsuran per tahun peralatan pabrik tersebut? Buatlah tabel perhitungan, sehingga proporsi angsuran pokok dan proporsi bunga per tahun terlihat dengan jelas. 15
16