14
BAB II PASAR MODAL INDONESIA
2.1
Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal
menyediakan
berbagai alternatif bagi
para investor selain
alternatif
investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para
investor dengan
perusahaan
ataupun institusi pemerintah
melalui
perdagangan instrumen keuangan, termasuk untuk melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976) adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.
2.2.
Peran, Manfaat, dan Sifat Pasar Modal Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan
perusahaan ataupun institusi pemerintahan melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal memiliki empat peran yaitu sebagai berikut:
15
1. Pasar modal berperan mempertemukan berbagai pihak penjual efek (pihak yang butuh dana untuk modal usaha), yaitu emiten dengan pihak pembeli efek (pihak yang menawarkan dana) yaitu masyarakat investor; 2. Pasar modal berperan sebagai lembaga penghubung dalam pengalokasian dana masyarakat secara efisien, transparan, dan akuntabel; 3. Pasar modal berperan menyediakan berbagai macam instrumen investasi yang dapat memungkinkan adanya diversifikasi portofolio investasi; 4. Pasar modal berperan mengajak masyarakat investor (selain pendiri perusahaan) untuk ikut serta memiliki perusahaan publik dan berprospek baik. Keberadaan pasar modal memiliki enam manfaat,yaitu : 1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan terciptanya alokasi sumber dana secara optimal; 2. Memberikan wahana investasi bagi investor, sekaligus memungkinkan adanya upaya diversifikasi portofolio investasi ; 3. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai ke lapisan masyarakat menengah; 4. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan prospektif; 5. Menciptakan iklim usaha yang sehat, terbuka, dan profesional; 6. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik. Industri pasar modal memiliki sifat yang unik karena alasan-alasan berikut: 1. Merupakan cermin kegiatan ekonomi suatu negara yang digambarkan melalui fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG);
16
2. Bersifat dinamis dan terus menerus memerlukan inovasi baru dan adaptasi berkelanjutan; 3. Membutuhkan keterbukaan informasi (disclosure) sebagai dasar pengambilan keputusan investasi; 4. Memungkinkan arus pergerakan modal tidak lagi dibatasi wilayah geografis; 5. Industri ini tergolong padat teknologi informasi, khususnya dalam bidang transaksi perdagangan efek tanpa warkat (scriples dan remote trading); Industri ini tergolong industri yang sangat banyak diatur oleh kebijakan pemerintah (highly regulated) sebab industri ini berkaitan dengan dana-dana milik masyarakat.
2.3.
Struktur Pasar Modal Indonesia:
1. Otoritas Jasa Keuangan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan Pasar Modal di Indonesia. 2. Perusahaan memperoleh dana dari Pasar Modal dengan melaksanakan penawaran umum atau investasi langsung dan dikenal sebagai emiten. 3. Self Regulatory Organizations (SRO), adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan aktivitas usahanya.
17
4. Bursa Efek adalah Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu pihak yang menyelenggarakan
dan
menyediakan
sarana
untuk
mempertemukan
penawaran jual dan beli dengan tujuan memperdagangkan efek antar mereka. 5. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) yaitu PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan transaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. 6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yaitu PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain. 7. Perusahaan Efek, perusahaan yang mempunyai aktifitas sebagai Perantara Perdagangan Efek, Penjamin Emisi Efek, Manajer Investasi, atau gabungan dari ketiga kegiatan tersebut. 8. Penasehat Investasi, pihak yang memberi nasehat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek. 9. Lembaga Penunjang Pasar Modal : a.
Biro Administasi Efek (BAE), yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek.
b.
Kustodian, yaitu pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
18
c.
Wali Amanat yaitu, pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat uang.
10. Profesi Penunjang Pasar Modal : a. Akuntan Publik b. Notaris c. Konsultan Hukum d. Perusahaan Penilai
Gambar 2.1 Struktur Pasar Modal Indonesia
Sumber : Annual Report IDX 2013
2.4.
Pelaku Pasar Modal Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang
yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama adalah emiten dan investor. 2.4.1. Emiten Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten
19
memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), antara lain: 1. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar, atau kapasitas produksi. 2. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing. 3. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru.
2.4.2. Investor Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya. Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain : 1.
Memperoleh dividen, ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk dividen.
2.
Kepemilikan perusahaan, semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar penguasaan (menguasai) perusahaan.
3.
Berdagang, saham dijual kembali pada saat harga tinggi, harapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.
20
2.5
Sejarah Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
1912
: Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
1914 – 1918
: Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 – 1942
: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal thn 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
1942 – 1952
: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
21
1956
: Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
1956 – 1977
10 Agst. 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
: Perdagangan di Bursa Efek vakum
dijalankan dibawah Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
1977 – 1987
: Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
1987
: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan
kemudahan
bagi
perusahaan
untuk
melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
1988 – 1990
: Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
2 Juni 1988
: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
Desember 1988 :
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
22
Gambar 2.2. Perkembangan Pasar Modal Indonesia
Sumber : IDX Annual Report 2013
2.6.
Pencapaian Kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada tahun 1992 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah 321,544
dalam kurun waktu lima tahun berikutnya pada tahun 1997 indeks mencapai level 781,189 namun tidak bertahan lama disebabkan krisis moneter dan turun drastis menjadi ke level 297,031. Pergerakan indeks dari tahun 1997 sampai dengan 2003 tidak mengalami perubahan yang berarti, dan sejak tahun 2004 sampai awal tahun 2008 berkembang cukup menggembirakan tetapi pada akhir tahun 2008 sampai dengan kwartal pertama 2009 terjadi krisis ekonomi Amerika yang berimbas melanda dunia, namun pada tahun tersebut kinerja perdagangan bursa Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN. Pada tahun 2010 indeks BEI merupakan indeks dengan kinerja terbaik di kawasan Asia Pasifik dengan peningkatan sebesar 44 persen, tahun berikutnya indeks BEI merupakan indeks
23
saham dengan kinerja terbaik kedua pada 2011 setelah bursa efek Filipina bila dibandingkan dengan indeks-indeks saham lain di kawasan Asia Pasifik yang justru negatif. Tahun 2012, indeks BEI berhasil mencatat pertumbuhan yang menggembirakan sebesar 12,94% sekaligus menempatkan BEI sebagai bursa dengan pertumbuhan terbaik ke-8 di AsiaPasifik, dan pada tahun 2013 indeks ditutup pada posisi 4.274,18 atau turun 0,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 4.316,687. Sejumlah faktor internal dan eksternal turut melemahkan
kinerja
IHSG,
indeks
mengalami
pasang-surut
sepanjang
perdagangan periode 2013. Indeks sempat mencetak rekor tertinggi, tapi juga terkoreksi cukup dalam. Rekor tertinggi IHSG tahun ini terjadi pada penutupan perdagangan 20 Mei 2013 di level 5.214,976 setelah naik 69,293 (1,35 persen). Gambar 2.3 Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2009 - 2013
Sumber : OJK Statistics 2013
Tabel 2.1. Ringkasan Staitistik Pasar Modal Indonesia
24
Tahun 2009 - 2013 Keterangan Indeks Harga Saham Perusahaan Tercatat Emiten Baru Kapitalisasi Pasar (Rp Trilyun) Volume Transaksi (Milyar Saham) Frekuensi Transaksi (Ribu kali) Jumlah Hari Bursa
2009 2.534,36 398 12 2.019,38 1.467,66 20.977 241
2010 3.708,51 420 24 3,247,10 1.330,87 25.919 245
2011 1.821,99 440 25 3.537,29 1.203,55 28.023 247
2012 4.316,69 462 24 4.126,99 1.053,76 29.941 246
2013 4.274,18 483 30 4.129,02 1.342,66 37.499,46 244
Rata-rata Perdagangan Harian Volume (juta saham) Nilai (Rp Milyar) Frekuensi
6.089,87 4.046,20 87.040
5,432,10 4,800,97 105.790
4.872,67 4,983,20 113.454
4.283,59 4,537,05 121.712
5.502,69 6.238,21 153.686
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, Statistics 2013
Tabel 2.2 Perkembangan Indeks Harga Saham Bursa ASEAN Tahun 2009 - 2013 Periode 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia (IHSG) 2.534,36 3.703,51 3.821,99 4.316,69 4.274,18
Singapore (STI) 2.897,62 3.190,04 2.646,35 3.191,80 3.167,43
Malaysia (KLSE) 1.272,78 1.518,91 1.530,73 1.681,33 1.866,96
Thailand (SETI) 734,54 1.032,76 1.025,32 1.391,93 1.298,71
Philippina (PSE) 3.052,68 4.201,14 4.371,96 5.812,73 5.889,83
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, Statistics 2013
2.7.
Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI sampai dengan tahun 2013
sebanyak 483 perusahaan, dan saat ini BEI memiliki 10 sektoral dan 11 jenis indeks harga saham. Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. 2.7.1 Indeks Sektoral
25
Semua perusahaan tercatat di BEI dikelompokkan berdasarkan sektor perusahaan dan saat ini terbagi dalam 10 sektor yaitu : 1. Agriculture; 2. Mining; 3. Basic Industry & Chemicals; 4. Miscellaneous Industry; 5. Consumer Goods Industry; 6. Property, Real Estate and Building; 7. Infrastructure, Utilities and Transportation; 8. Finance; 9. Trade, Services and Investment; dan 10. Manufacturing
2.7.2. Indeks Harga Saham Sebagai indikator atau cerminan pergerakan harga saham, saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham terdiri dari : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. 2. Indeks Sektoral
26
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masingmasing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur. 3. Indeks LQ45 Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan. 4. Jakarta Islmic Index (JII) Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas. 5. Indeks Kompas100 Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
6. Indeks BISNIS-27 Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks
27
yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan. 7. Indeks PEFINDO25 Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah yang dimiliki publik. 8. Indeks SRI-KEHATI Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float. 9. Indeks Papan Utama
28
Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Utama. 10. Indeks Papan Pengembangan Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan Pengembangan. 11. Indeks Individual Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.
2.7.3. Perusahaan Tercatat Yang Melakukan Pembelian Kembali Saham (Buy Back) Tahun 2009 - 2013 Sepanjang tahun 2009 – 2013 terdapat 39 emiten yang mengeluarkan pengumuman pembelian kembali saham (buy back), sebanyak 6 sektor dari 10 sektor perusahaan dan emiten yang paling banyak mengeluarkan pengumuman yaitu sektor Property, Real Estate and Building sebanyak 10 emiten; Basic Industry & Chemicals dan Trade, Services and Investment masing-masing 6 emiten; Finance , Infrastructure, Utilities and Transportation dan Mining masingmasing 3 emiten; dan Miscellaneous Industry terdapat 1 emiten sebagaimana dalam tabel 2.3.
29
Tabel 2.3 Daftar Perusahaan Yang Melakukan Pembelian Kembali Saham (Buy Back) Periode 2009 s.d. 2013 Perusahaan
Kode Saham
Sektor
Pengumuman
Tahun
No.
2009
1 2
PT Jaya Real Property Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk
JRPT Property, Real Estate and Building IGAR Basic Industry and Chemicals
15/10/2009 27/01/2009
2010
1 2 3
PT Arha Karya Prima Industry Tbk PT Global Mediacom Tbk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
AKPI Basic Industry and Chemicals BMTR Trade, Services and Investment CPIN Basic Industry and Chemicals
19/02/2010 08/04/2010 19/10/2010
2011
1 2 3 4 5 6
PT Global Land Development Tbk PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk PT Bumi Resources Tbk PT Lippo Karawaci Tbk PT Ciputra Property Tbk PT Bukit Asam Tbk
KPIG TLKM BUMI LPKR CTRP PTBA
2012
1 2
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT Resources Alam Indonesia Tbk
CPIN Basic Industry and Chemicals KKGI Mining
2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
PT Media Nusantara Citra Tbk PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk PT MNC Investama Tbk PT MNC Kapital Indonesia Tbk PT Global Mediacom Tbk PT Ace Hardware Indonesia Tbk PT Jaya Real Property Tbk PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT Gajah Tunggal Tbk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Budi Strach & Sweetener Tbk PT Bank Panin Tbk PT Dyandra Media Internasional Tbk PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk PT Surya Semesta Internusa Tbk PT Bukti Asam Tbk PT Electronic City Indonesia Tbk PT Intiland Development Tbk PT Semen Baturaja Tbk PT Panin Insurance Tbk PT Perdana Gapura Prima Tbk P T Pelayaran Nasional Bina Buana Raya PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT PP London Sumatera Indonesia Tbk PT Salim Ivomas Pratama Tbk PT MNC Sky Vision Tbk
MNCN MPMX BHIT BCAP BMTR ACES JRPT RALS GJTL WIKA BUDI PNBN DYAN RBMS SSIA PTBA ECII DILD SMBR PNIN GPRA BBRM WINS LSIP SIMP MSKY
Property, Real Estate and Building Infrastructure, Utilities & Transportation Mining Property, Real Estate and Building Property, Real Estate and Building Mining
Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Finance Trade, Services and Investment Trade, Services and Investment Property, Real Estate and Building Trade, Services and Investment Miscelanous Industry Property, Real Estate and Building Basic Industry and Chemicals Finance Trade, Services and Investment Property, Real Estate and Building Property, Real Estate and Building Mining Trade, Services and Investment Property, Real Estate and Building Basic Industry and Chemicals Finance Property, Real Estate and Building Infrastructure, Utilities & Transportation Infrastructure, Utilities & Transportation Agriculture Agriculture Trade, Services and Investment
28/01/2011 19/05/2011 15/08/2011 15/11/2011 23/11/2011 22/12/2011 02/01/2012 18/09/2012 28/08/2013 28/08/2013 29/08/2013 29/08/2013 29/08/2013 30/08/2013 03/09/2013 04/09/2013 04/09/2013 03/09/2013 04/09/2013 04/09/2013 10/09/2013 10/09/2013 11/09/2013 13/09/2013 16/09/2013 17/09/2013 17/09/2013 18/09/2013 02/10/2013 16/12/2013 21/05/2013 23/04/2013 23/04/2013 28/08/2013
Sumber : Bursa Efek Indonesia, diolah